Di part 1 kemarin berakhir saat Jae Kyung berhasil menangap Seo Hee yang ada di Bandara dan berniat untuk meninggalkan Korea. Seo Hee ditangkap atas kepemilikan Narkoba.
Part 2
Flashback
Malam saat Tae San ada di apartemen Jae Kyung, dia melihat white board Jae Kyung yang penuh dengan infomasi Ill Suk serta Seo Hee. Tae San memandang itu sambil terus mengingat-ingat tentang Seo Hee dan bergumam apa ini wanita yang itu..
Jae Kyung yang heran melihat seriusnya Tae San berfikir saat memandang foto Seo Hee bertanya apa maksud Tae San? Tae San menjawab kalau itu sudah beberapa tahun yang lalu sih. Diapun bercerita kalau dulu, Ill Suk pernah bilang ada wanita yang sangat mencintai uang dan menggunakan uang itu secara rahasia.
Jae Kyung semakin heran dan bertanya
“Rahasia?”
Tae San pun menjelaskan kalau Moon Ill Suk pernah beberapa kali menyebut nama seorang wanita untuk beberapa bisnis Ill Suk.
Jae Kyung pun berkata kalau menurutnya ga ada orang yang mencintai uang hanya menumpuknya saja, tanpa menggunakannya.
Tae San pun menimpali kalau seperti yang mereka tahu Moon Ill Suk menyokong beberapa bisnis. Dia pun kembali mengalihkan pandangannya ke foto Seo Hee, dan melanjutkan kalimatnya
“Aku hanya tidak menyangka,Ill Suk bekerja pada wanita itu sekian lama. ”
Jae Kyung pun menyuruh Tae San menceritakan semua yang Tae San tahu tentang Ill Suk dan bisnis Ill Suk.
Tae San pun mencoba mengingat-ingat kembali semua yang dia tahu tentang Ill Suk dan berkata Ill Suk sering melakukan penipuan saham, dan suap.
Jae Kyung pun bertanya apa Tae San pernah mendengar tentang penyelundupan barang seperti barang-barang seni atau mungkin penyelundupan benda bersejarah secara illegal?
Tae San menjawab kalau Moon Ill Suk sama sekali ga akan karya seni tapi Ill Suk sangat tertarik dengan penyelundupkan narkoba. Jae Kyung kemudian menggeleng dan berkata kalau Jo Seo Hee ga akan mau berurusan dengan narkoba.
Jae Kyung sedang rapat dengan tim nya di kantor jaksa. Min Soo berkata kalau dia sudah menyelidiki semua seniman yang mensponsori acara lelang itu. Tapi anehnya, dia ga bisa menghubungi seniman yang mensponsori item nomer 5, 26, dan 39.
Sang Hoon melanjutkan penjelasan Min Soo kalau semua seniman untuk ke tiga item itu sama-sama berasal dari Thailand.
Jae Kyung pun tercengang.
Beralih ke saat dimana, Tae San dan Jae Kyung ada di bangku taman malam itu. Disana Tae San mengatakan jika mereka bisa melihat reaksi Seo Hee saat foto dia berjabat tangan dengan Seo Hee muncul di public, mungkin Jae Kyung bisa mendapat celah atas kasus yang selama ini Jae Kyung selidiki.
Jae Kyung terkejut dan Tae San melanjutkan kalimatnya, seperti yang mereka tahu acara lelang ini sangat penting bagi Seo Hee karena Seo Hee bahkan rela melepas kekuasaannya.
Tae San kembali berkata “Dia seperti akan meninggalkan negara ini setelah acara lelang itu berakhir.”
Jae Kyung pun jadi berfikir dan tahu kalau kata-kata Tae San benar, kemudian Jae Kyung bertanya “berapa banyak uang yang mereka dapat dari acara lelang itu sehingga Seo Hee berniat meninggalkan negara ini?”
Tiba-tiba Jae Kyung tersadar akan ketertarikan Ill Suk dengan penyelundupan narkoba. Dia lalu mengaitkan tentang fakta bahwa Ill Suk akan ke Jepang setelah lelang selesai, dan juga fakta bahwa kapal yang membawa karya seni untuk acara itu datang jam 9 pagi padahal lelangnya mulai jam 2 siang.
Seharusnya benda-benda itu datang sehari sebelum acara karena akan ada pemeriksaan.
Jae Kyung dan Tae San semakin paham kalau acara lelang itu hanya kedok untuk Seo Hee dan Ill Suk dalam penyelundupan Narkoba dan akan meninggalkan Korea setelah mendapatkan uang dalam jumlah yang sangat besar setelah acara lelang usai.
Flashback End
Di ruang interogasi kejaksaan, Jo Seo Hee hanya terdiam dan memejamkan matanya. Mimpinya hancur seketika, seharusnya dia sudah berada di pesawat dan bisa segera bertemu dengan putra tersayangnya.
Kemudian masuklah Jae Kyung yang langsung duduk di depan Seo Hee. Dia sudah siap menginterogasi sang senator.
Awalnya, Jae Kyung menunjukkan paspor Seo Hee yang berbeda nama. Namun, Seo Hee sama sekali tidak merespon. Bahkan saat Jae Kyung bertanya tentang niat Seo Hee ke Cyprus bersama anak Seo Hee dan bersembunyi di negara itu dengan nama Jenny Kim, Seo Hee juga tetap diam dengan mata terpejam.
Jae Kyung pun kembali bertanya sejak kapan Seo Hee dan Ill Suk mulai berhubungan? Seo Hee tidak menjawab dan mengeluarkan sebuah pil dari balik kantongnya secara diam-diam
Jae Kyung seolah tahu tentang pil itu, dan berkata “Sebelum kau menelan pil itu, lihatlah ini dulu..kau mendapat pesan dari anakmu..”
Jae Kyung langsung menyodorkan laptop putih yang ternyata di dalamnya berisi video rekaman Sung Joon, putra kesayangan Seo Hee.
Seo Hee jelas langsung tertarik, dia membuka matanya saat mendengar suara Sung Joon yang menyapanya. “Hai Ibu..”
Dalam video itu terlihat Sung Joon memperlihatkan lukisan wajah Seo Hee yang dia buat sendiri. Sambil tersenyum Sung Joon berkata “aku ada hadiah saat ibu mengunjungiku. Aku merindukanmu..”
Jae Kyung menghentikan video itu lalu berdiri dan mendekati Seo Hee. Seo Hee terlihat hampir akan menangis, karena merindukan putranya. Dengan paksa, Jae Kyung pun mengambil pil yang Seo Hee pegang, setelah pil itu terlepas dari tangan Seo Hee, Seo Hee meneteskan air mata.
Dia menyesal sekali karena keadaan jadi seperti ini. Padahal dia hanya ingin bahagia dengan Sung Joon nya.
Jae Kyung yang melihat pil itu dengan tak percaya bertanya pada Seo Hee, apa yang akan Sung Joon lakukan jika Seo Hee meninggal? “Demi menjadi seorang malaikat bagi anakmu, kau membuat banyak orang meneteskan air mata. Kim Sung Joon akan tinggal di pusat kesejahteraan Ha Yeon”
Seo Hee dalam tangisnya hanya mampu mengangguk.
Di pengadilan, terdengar suara reporter Lee Dong Myung yang berkata “Jang Tae San terkena tuduhan palsu dan melarikan diri selama 16 hari.”
Dia akan meliput jalannya sidang pembersihan nama Tae San atas tuduhan palsu itu.Dong Myung juga menjelaskan kalau catatan criminal Tae San selama ini merupakan ancaman dari Moon Ill Suk.
Di dalam ruang sidang, Han Jung Woo sebagai pengacara menjelaskan secara rinci tentang catatan criminal yang dituduhkan pada Tae San.
“Pada tahun 2005, pelaku yang sebenarnya menyerang Park Ho Shik adalah Moon Ill Suk. Tahun 2008, yang menyerang Kim Shi Jin adalah Hwang Dae Jun”
Hwang Dae Jun yang ada disana, dan sebagai tersangka tidak membantah sedikitpun dan seperti siap menerima hukumannya.
Jung Woo melanjutkan pembelaannya pada Tae San dengan berkata “Oleh karena itu, sesuai dengan KUHP nomer 325 bagian B, menyatakan kalau Jang Tae San tidak bersalah.”
Tae San sendiri lega mendengar kalimat itu dan hampir menangis, saat dia menoleh ke samping, dia melihat Jae Kyung yang ikut tersenyum padanya, seolah mengucapkan selamat atas hal ini. Tae San pun dengan gerak kepalanya seolah mengucapkan terima kasih karena ini semua juga karena usaha Jae Kyung.
Im Seung Woo yang juga melihat jalannya sidang, ikut senang atas bersihnya nama Tae San ini.
Setelah sidang usai, Jae Kyung bertanya pada Tae San bagaimana perasaan Tae San setelah nama Tae San bersih dari semua catatan criminal yang dituduhkan pada Tae San selama ini?
Tae San menjawab kalau semua ini juga berkat usaha Jae Kyung.
Han Jung Woo yang mendengar pujian Tae San pada Jae Kyung ikut menimpali kalau yang dikatakan Tae San benar, Jae Kyung akhirnya bisa menjadi seorang jaksa yang baik setelah sekian lama.
Jae Kyung hanya tersenyum malu dan meminta agar Jung Woo berhenti memujinya.
Tae San juga tak lupa mengucapkan terima kasihnya pada Jung Woo, karena Jung Woo mau mengurus ulang kasus Mi Suk dan catatan kriminalnya selama ini.
Jung Woo dengan bercanda bilang kalau dia sebenarnya sedih karena kasus pertamanya ga mendapat bayaran, tapi rasanya semua sudah terbayar dengan kisah hidup Tae San yang begitu dramatis dan manusiawi.
Jung Woo kemudian melihat ke bawah yang ternyata dipenuhi oleh wartawan. Dia pun berkata pada Tae San dan Jae Kyung kalau dia akan mengurus para reporter agar Tae San dan Jae Kyung bisa keluar dengan aman.
Setelah hanya berdua, Jae Kyung berkata lega “Akhirnya ayahku bisa membuktikan dirinya tidak bersalah.”
Tae San menimpali kalau dia minta maaf untuk ayah Jae Kyung. Jae Kyung langsung menoleh menatap Tae San dan tersenyum lalu menjawab kalau seharusnya dia berterima kasih pada Tae San karena akhirnya dia bisa menangkap Ill Suk serta Seo Hee.
Jae Kyung pun mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Tae San sambil berkata “Selamat atas kebebasanmu ”
Tae San pun langsung membalas uluran tangan Jae Kyung, dan mereka tersenyum bahagia atas hari ini.
Tae San pulang ke rumah Han Chi Guk. Rumah itu masih kosong, karena Chi Guk belum pulang. Tapi sesaat kemudian, Han Chi Guk datang dan melihat kalau Tae San sudah pulang. Chi Guk berkata kalau dia tahu Tae San pulang lebih awal dia akan ikut merayakan kebebasan Tae San.
Mereka pun duduk bersama dan Tae San berkata kalau Chi Guk ga perlu melakukan itu untuknya, karena dia tahu Chi Guk sedih Glue ditangkap. Tae San pun bertanya bagaimana Glue?
Chi Guk menjawab kalau Glue bisa mengerti, dan lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Glue ternyata mendengarkan dengan baik apa yang dia katakan.
Chi Guk mengeluarkan amplop dari saku jasnya dan menyerahkan pada Tae San lalu berkata kalau itu kompensasi untuk Tae San. Tae San bingung, dan Chi Guk menjelaskan kalau anaknya sudah membunuh teman dekat Tae San yang sudah Tae San anggap sebagai keluarga. Apalagi anaknya selalu berkali-kali mencoba membunuh Tae San.
Tae San menjawab itu kan karena Ill Suk yang menyuruh anak Chi Guk. Glue bahkan ga ingat apa-apa saat Glue masih kecil dulu.
Tae San meminta agar Chi Guk ga melakukan ini padanya, karena Chi Guk sudah banyak membantunya.
Chi Guk menarik nafas dan menjawab kalau anaknya berhasil ditemukan juga karena Tae San. Tae San memuji Chi Guk yang luar biasa. Chi Guk bahkan sama sekali ga marah pada Ill Suk atas apa yang sudah terjadi.
Chi Guk hanya menjawab singkat marah itu hanya akan membuat umur kita semakin singkat.
Tae San menjawab tapi ini kan bukan hal yang biasa. Chi Guk mengangguk membenarkan lalu berkata “Aku..sekarang hanya benar-benar bersyukur. Jika aku tidak membantumu, aku tidak akan menemukan anakku. Lalu hidupnya (Glue) pasti sudah berantakan. Dia akan terus menyakiti orang”
Tae San berkata sepertinya Chi Guk memang benar, setelah semua ini, dia selalu setuju dengan semua yang Chi Guk katakan. Kemudian Tae San mengembalikan amplop itu pada Chi Guk dan berkata kalau dia baik-baik saja.
Chi Guk tiba-tiba berkata apa Tae San mau tinggal bersamanya? Tae San dengan bercanda menjawab kenapa dia harus tinggal bersama Ahjussi Han?
Chi Guk pura-pura kesal dan menjawab kalau yang dia maksud bukan tinggal satu rumah, tapi berada dalam satu lingkungan sehingga mereka bisa saling mengunjungi. Dia berencana hidup sebagai petani sampai Glue bebas.
Tae San bertanya sambil tersenyum apa Ahjussi Han mengkhawatirkannya? Chi Guk menatap Tae San kesal dan menjawab kenapa dia harus khawatir pada Tae San yang seorang pria tampan, kuat, dan masih muda? Tae San terkekeh mendengar jawaban Chi Guk, dia tahu Chi Guk menyayanginya seperti dia juga anak Chi Guk.
Tae San kemudian menceritakan kalau besok Soo Jin nya akan dipindahkan ke bangsal umum. Chi Guk berkata berarti besok, Tae San akan bertemu dengan putri Tae San?
Tae San menjawab ya dengan senang.
Keesokan harinya di RS.
Soo Jin sudah ga sabar bertemu dengan ayahnya, dia berulang kali menengok ke jendela sambil berjinjit dengan kaki kecilnya. In Hye tersenyum senang melihat tingkah lucu Soo Jin.
Kemudian In Hye mendekati Soo Jin dan berkata agar Soo Jin berhenti mengintip, nanti kaki Soo Jin bisa kram.
Soo Jin pun menoleh menatap ibunya dan mengeluh kalau kakinya memang sakit.
In Hye pun langsung mengangkat tubuh kecil Soo Jin dan mendudukkan Soo Jin di tempat tidur. Dia memijat kaki Soo Jin yang terasa kram. Soo Jin mengeluh kalau ibunya membuat penutup kepalanya jadi bergeser padahal sebentar lagi dia akan bertemu dan berjabat tangan dengan ayahnya. Dengan lucunya Soo Jin membenarkan penutup kepalanya.
Kemudian In Hye menoleh ke pintu dan menyadari kalau Tae San sudah datang.
Soo Jin yang juga sudah melihat ayahnya diambang pintu langsung tersenyum, Tae San pun membalas senyum Soo Jin sambil melambaikan tangan. Tae San langsung mendekati Soo Jin, dan berkata “Selamat karena sudah keluar dari ruang Aseptik Soo Jin-ah”
Tae San mengulurkan tangannya pada Soo Jin. Soo
Jin tersenyum dan langsung membalas uluran tangan sang ayah, sehingga mereka pun berjabat tangan sekarang. Mereka benar-benar tersenyum senang.
Masih saling menggenggam, Tae San kemudian menunjukkan boneka Ting-Ting milik Soo Jin yang dulu dititpkan padanya. In Hye terpana melihat itu, berarti selama ini, pria yang diceritakan Soo Jin adalah Tae San. Berarti selama ini, Soo Jin memang sudah bertemu Sang ayah.
Soo Jin yang senang langsung turun dari tempat tidur dan memeluk sang ayah. Tae San terpana melihat Soo Jin kecil memeluknya.
Tae San terharu sekali, dia pun membelai kepala Soo Jin penuh rasa sayang. Diapun berlutut agar posisinya dengan Soo Jin sama, dan memegang pipi Soo Jin lalu menatapnya dengan sayang. Soo Jin pun ikut membelai pipi ayahnya itu sambil tersenyum.
Soo Jin berkata kalau rasanya sangat aneh. Saat itu dia hanya bisa melihat ayahnya melalui kaca jendela, tapi sekarang dia bahkan bisa memegang wajah ayahnya dan melihat dari dekat.
Soo Jin beralih menatap In Hye dan berkata “Ibu, aku baru tahu hidung ayah sangat bagus.”
Tae San jadi tersenyum mendengar celotehan polos Soo Jin.
Tae San langsung memeluk Soo Jin, dia begitu mencintai putrinya ini. In Hye hanya tersenyum melihat kasih sayang kedua orang di depannya ini. Kedua orang yang dia sayangi.
Sementara itu di apartemennya, Jae Kyung mulai membersihkan White Boardnya. Semua alasannya untuk tetap hidup selama ini sudah berhasil dia capai.
Kemudian Jae Kyung menikmati sarapan paginya, saat sedang asik menikmati serealnya itu, tiba-tiba dia mendengar suara Mi Suk “Aku merasa ini benar-benar enak.”
Jae Kyung langsung mengangkat kepalanya dan melihat Mi Suk ada didepannya. Terlihat sangat cantik dan bahagia.
Jae Kyung terpana dengan imajinasinya ini. Di depannya Mi Suk berkata kalau sereal dicampur susu seperti ini bisa mengurangi mabuk. Jae Kyung ga mampu menahan air matanya. Dia berkata “Aku minta maaf. Terima kasih.”
Mi Suk tetap tersenyum dan menghapus air mata yang menetes di pipi Jae Kyung. Jae Kyung benar-benar merasa sentuhan tangan Mi Suk di pipinya nyata. Dia merasa seolah Mi Suk berkata bahwa dia tidak apa-apa dan berterima kasih karena semua sudah terungkap. Setelah itu mereka tersenyum bersama dengan saling menatap.
Kamera pelan-pelan beralih ke White board Jae Kyung yang sudah bersih, menandakan bahwa semua yang selama 8 tahun ini menjadi prioritasnya, terselesaikan dengan baik.
Sementara itu di penjara, Ill Suk dengan wajahnya yang menjadi buruk dan sebelah mata yang tidak bisa berfungsi karena ledakan itu sedang menikmati makanan penjara.
Ill Suk menyuap makanan itu dan ekspresi wajahnya menandakan kalau makanan ini ga enak dirasa di lidahnya. Ternyata Ill Suk ga sendiri, dia ditemani dengan beberapa teman barunya di dalam sel.
Mungkin karena fungsi sebelah mata Ill Suk tidak bisa normal seperti biasa membuat jagung yang ingin dimakannya terjatuh saat dia mencoba mengambil jagung itu. Jagung tersebut berguling ke sebelah teman sel Ill Suk, dan langsung diambil oleh sang teman.
Ill Suk yang tahu makanannya jatuh, meraba-raba ketempat jatuhnya dan mendapati kaki sang teman, yang membuat Ill Suk ga berani berkutik. Dia hanya menghela nafas dan tahu kalau jagungnya sudah diambil oleh teman di sebelahnya ini. Ill Suk yang sudah tak sekuat dulu, hanya diam tak berkutik menerima semua.
Dilain tempat, Seo Hee menenangkan dirinya dengan meditasi di dalam sel. Seo Hee ditempatkan sendiri diruangannya.
Sedangkan Kim, mendapat surat dari sang ayah yang mengingatkan agar Kim memakai celana panjang karena cuaca sekarang semakin dingin. Kim membaca surat itu sambil tersenyum. Dia tahu kehidupan yang sebenarnya akan dia mulai setelah dia keluar dari penjara ini bersama ayah yang sangat mencintainya.
(Cuma itu lo yaa..scene Kim..aku ga terima nii sebenernyaa..hiks..)
Im Seung Woo dan semua tim polisi sedang menikmati minum bersama di sebuah restoran. Mereka tertawa senang. Lalu datanglah Chul Kyu dengan pakaian ala koki yang membawa nampan makanan dan berkata kalau ini pizza dan sup yang kalian pesan.
Chul Kyu dengan ramah dan penuh senyum melayani teman-teman polisi nya itu. Taek Nam memuji Chul Kyu kalau Chul Kyu adalah pengusaha yang baik. Merekapun tertawa terbahak-bahak bersama.
Chul Kyu langsung duduk di samping Ill Do dan berkata kalau seharusnya dia jadi koki aja sebelum jadi detektif.
Seung Woo menimpali dengan berkata kalau Chul Kyu memang terlihat sangat bahagia saat menjadi koki daripada dulu saat menjadi detektif.
Ill Do berkata kalau Seung Woo juga terlihat lebih baik setelah menjalani liburan.
Sang Ho kemudian mengeluh kalau Seung Woo dan Chul Kyu yang sedang diskors terlihat lebih bahagia daripada dia yang ga diskors.
Taek Nam menawari Seung Woo untuk ikut patroli bersamanya besok. Seung Woo menolak dan meminta maaf karena besok Soo Jin nya akan keluar dari RS.
Esok harinya, Soo Jin sudah berkemas, dia menggoyang-goyangkan kakinya seperti yang biasa dia lakukan. Dia begitu senang hari ini. In Hye pun ada menemani Soo Jin.
Saat sedang asik berkemas itulah, Seung Woo datang dan membuka pintu kamar ruang Soo Jin.
Soo Jin yang mendengar suara pintu dibuka, langsung menoleh dan berteriak senang melihat Ahjussi Im datang. Seung Woo pun tersenyum lebar melihat keceriaan Soo Jin. Dia langsung mendekati Soo Jin, dan mengucapkan selamat karena hari ini Soo Jin bisa meninggalkan RS. Seung Woo juga memberikan cokelat, Es Krim dan juga ucapan selamat untuk Soo Jin. Soo Jin menerimanya dengan senang dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada Om Seung Woo nya ini.
In Hye sedikit canggung bertemu Seung Woo, dia bertanya bagaimana liburan Seung Woo? Seung Woo tersenyum dan menjawab kalau dia tidak liburan, dia diskors jadi dia pergi untuk refleksi saja. Kemudian Seung Woo membantu Soo Jin berkemas sambil berkata kalau sepertinya Soo Jin sudah tidak sabar untuk pergi.
Soo Jin berada di tengah antara In Hye dan Seung Woo, mereka bertiga keluar dari RS dengan wajah penuh senyum. Ternyata di depan RS, sudah ada Tae San yang menunggu putrinya. Tae San menundukkan kepalanya melihat Seung Woo sebagai ucapan salam untuk Seung Woo. Seung Woo pun membalas dengan gerakan yang sama. Seung Woo langsung berlutut di depan Soo Jin, dan dengan senyum berkata kalau ayah Soo Jin juga datang. Soo Jin tersenyum melihat ayahnya, dan Tae San langsung merentangkan kedua tangannya pertanda agar Soo Jin bisa berlari dalam pelukannya.
Soo Jin tentu tidak perlu berfikir dua kali, dia bahagia sekali ayahnya datang menjemput, sehingga Soo Jin langsung berlari memeluk Tae San. Tae San sendiri mendekap putrinya dengan penuh rasa sayang.
Tae San bertanya “Haruskah kita mulai liburannya sekarang?”
Soo Jin hanya tersenyum riang, dan Tae San langsung menaikkan Soo Jin ke atas bahunya lalu berkata kalau dia akan membiarkan Soo Jin naik pesawat. Soo Jin tertawa senang bisa berada di bahu ayahnya, seperti yang dia inginkan selama ini. Tae San bertanya apa Soo Jin senang, Soo Jin bahkan ga mampu menjawab, dia hanya terus tersenyum sambil menatap kearah In Hye.
In Hye yang sedari awal merasa canggung pada Seung Woo, hanya bisa menatap Seung Woo. Dia merasa ga enak pada Seung Woo.
Seung Woo pun menoleh dan mendapati In Hye sedang menatapnya, dia malah tersenyum pada In Hye, menandakan kalau dia tidak apa-apa, dan ikut bahagia dengan apapun yang akan dipilih In Hye nanti karena itu juga untuk kebahagiaan Soo Jin.
Scene beralih ke sebuah tanah lapang, dimana di tempat itu terlihat Soo Jin dengan asiknya bermain bola bersama sang ayah.
Soo Jin dengan semangat menggiring bola, menuju gawang yang mereka tandai dengan balon-balon. Tae San berusaha mengejar, tapi Soo Jin lebih cepat sehingga Soo Jin berahasil membuat gol. Diapun melompat-lompat saking senangnya.
In Hye yang menunggu, berkata kalau Soo Jin sangat keren.Dia merentangkan tangannya agar Soo Jin mendekat, dan Soo Jin sambil tersenyum riang mendekati ibunya dan memeluk In Hye. In Hye memuji Soo Jin yang hebat. Ibu dan anak itu hanya tertawa melihat Tae San yang kalah.
Selanjutnya, Soo Jin bermain bola bersama ayah dan ibunya. In Hye ikut menggiring bola, dia berusaha menahan Tae San agar Soo Jin bisa membuat gol lagi. Soo Jin pun semakin dekat ke gawang balon mereka, dan kembali berhasil mencetak gol. Dia tertawa senang, begitu pula dengan In Hye dan Tae San.
Hari ini, benar-benar hari milik keluarga kecil ini.
Hanya ada tawa diantara mereka.
Kegiatan selanjutnya adalah, In Hye yang duduk di depan Tae San dan Soo Jin. Dimana Tae San dan Soo Jin mencoba melukis wajah In Hye. In Hye sedikit canggung. Dia sedikit merasa tak nyaman. Tapi dia tersenyum saat melihat begitu seriusnya Soo Jin mencoba menggambar wajahnya.
Tae San melihat kearah In Hye, dia kembali merasa tersihir oleh kecantikan wajah In Hye. Ini membuatnya malu, dan akhirnya kembali memfokuskan diri pada lukisannya.
Tiba-tiba Soo Jin bertanya “Ayah, bagaimana ayah bisa menyukai ibu?”
“Ayah membuat beberapa kesalahan dengan ibumu pada awalnya. Tapi ibumu tidak salah paham pada ayah.”
Soo Jin dengan heran bertanya salah paham apa?
Tae San menjelaskan “Orang sering kali salah paham pada orang lain, karena penampilan mereka.”
Soo Jin tersenyum dan berkata dia setuju. “Aku sebenarnya, banyak makan, dan bisa makan semuanya. Tetapi orang-orang mengatakan aku sangat kurus, sehingga dikira aku orang yang pilih-pilih makanan. ”
Soo Jin pun bertanya lalu bagaimana selanjutnya tentang salah paham ayah dan ibu?
Tae San menjelaskan kalau ibu Soo Jin ga marah padanya, dan hanya menganggap itu hal biasa saja.
In Hye jadi terdiam dan teringat kembali kenangan itu. Kenangan saat dia dan Tae San pertama kali bertemu di Busan.
Setelah melukis selesai, mereka berlanjut ke kegiatan berikutnya. Kali ini, Tae San memasak untuk In Hye dan Soo Jin. Sepertinya mereka berencana berkemah hari ini, karena dibelakang mereka sudah ada tenda yang berdiri untuk mereka istirahat nanti.
Tae San sibuk menyiapkan masakannya, sementara itu In Hye dan Soo Jin hanya duduk menunggu. Sesekali Tae San menoleh menatap kedua perempuan yang disayanginya itu, dan mereka tersenyum saat saling bertatap.
Tiba-tiba Soo Jin mengingatkan Tae San akan kuah kimchi yang sudah mendidih.
Tae San pun panik dan langsung mendekati kompor. Tanpa pikir panjang, Tae San mengangkat tutup panci dan langsung melepasnya sedetik kemudian karena merasa kepanasan. In Hye dan Soo Jin tertawa melihat tingkah Tae San.
In Hye pun berdiri dan berkata biar dia membantu Tae San. Tae San langsung menolak, dan meminta In Hye duduk saja, karena hari ini dia ingin melayani In Hye dan Soo Jin. In Hye pun kembali duduk di kursinya. Sedang Tae San kembali sibuk dengan masakannya.
Tae San menaruh udang di meja mereka, kemudian Soo Jin bertanya apa ayahnya juga suka udang? Tae San bingung mau menjawab tapi kemudian In Hye yang menjelaskan kalau ayah Soo Jin ga suka makanan laut.
“Lalu apa yang ayah suka?”
In Hye bangkit dari duduknya dan mengambil sekotak makanan lalu berkata pada Soo Jin, kalau ayah Soo Jin sukanya daging.
Hari sudah malam saat Tae San menyiapkan makan untuk In Hye dan Soo Jin. Soo Jin benar-benar dimanja oleh orang tuanya hari ini. In Hye mengupaskan udang untuk bisa dimakan Soo Jin, sedang Tae San mempersiapkan nasi dan minum untuk Soo Jin.
Soo Jin mencicipi masakan buatan ayahnya dan berkata kalau ini sangat enak. Tapi sedetik kemudian Soo Jin bilang “Pedas..pedas..” smabil menjulurkan lidahnya.
Tae San bergegas mengambilkan air untuk Soo Jin, dan Soo Jin langsung meminumnya.
Kemudian Soo Jin mengambil daging dan menyuapkannya pada Tae San.
Tae San tersenyum senang dan mengucapkan terima kasih untuk Soo Jin.
Tiba-tiba Soo Jin bertanya dimana ayahnya tinggal? Tae San bingung dan Soo Jin berkata bukankah ayahnya berjanji akan memberitahu dimana ayahnya tinggal setelah dia keluar dari RS. In Hye mencoba menghentikan Soo Jin, karena melihat Tae San kebingungan dalam menjawab.
“Soo Jin-ah..ayah membuat begitu banyak kesalahan.”
Dengan polosnya Soo Jin bertanya jadi ada kesalahan lain yang ayahnya lakukan selain pda ibunya? Tae San hanya mampu mengangguk dan menjawab iya dengan singkat. Dia sebenarnya malu apa yang sudah dijalaninya selama ini.
“Tapi ayah belum memperbaiki semua kesalahan ayah..Ayah minta maaf Soo Jin, ayah akan mengatakannya setelah ayah memperbaiki semua kesalahan ayah. ”
“Sebenarnya ibu juga sudah menyuruhku untuk tidak bertanya tentang ini pada ayah. Aku minta maaf, Ayah..”
Tae San jadi terharu dan menjawab “Tidak..seharusnya, ayah yang minta maaf. Terima kasih karena Soo Jin telah mau menunggu Ayah.”
Soo Jin hanya membalasnya dengan senyum yang sangat manis.
Kali ini mereka bertiga sudah ada dalam tenda dengan posisi berbaring dan saling bergengaman tangan. Soo Jin tentu ada ditengan, diapit kedua orang yang disayanginya di dunia ini. Dia senyum-senyum sendiri, menyadari ayah dan ibunya ada di sampingnya. Inilah yang selama ini dia impikan.
In Hye bertanya apa Soo Jin ga mengantuk? Soo Jin menjawab dia belum ngantuk, mungkin dia harus mendengar nyanyian pengantar tidur dulu. Soo Jin kemudian melepas tangan In Hye di gengamannya, dan berbalik menatap Tae San sambil meminta agar ayahnya mau menyanyikan lagu pengantar tidur untuknya.
Tae San pun menuruti keinginan putri kecilnya ini, dia bangun dari tidurnya, dan mulai bingung lagu apa yang akan dia nyanyikan untuk Soo Jin.
Tae San yang bingung lalu berkata kalau dia ga tahu lagu pengantar tidur itu yang seperti apa. Soo Jin menjawab nyanyikan saja lagu yang ayahnya suka. Lagu yang ayahnya hafal semua liriknya. Tae San pun mulai bernyanyi, dan In Hye tiba-tiba menatap Tae San seolah lagu yang Tae San nyanyikan merupakan lagu yang memiliki makna untuknya.
“Langit yang berawan.
Untuk beberapa alasan itu terasa seperti negara dimana kau tinggal.
Aku bahkan tidak bisa menutup jendelanya.
Aku sedang menunggu disana sepanjang hari.”
In Hye terus menatap Tae San. Dia bahkan sudah hampir menangis mendengar setiap lirik yang Tae San nyanyikan.
“Aku tidak bisa melompatinya begitu saja, ambang kehidupanku yang begitu kecil.
Tapi apa itu yang kukatakan padamu.”
Flashback
In Hye bersenandung sambil menggenggam tangan Tae San.
“Aku berbalik, meninggalkanmu di tepi gunung yang jauh.
Waktu terus mengatakan aku harus membiarkanmu pergi.
Tapi bahkan jika aku mendengar suara yang menyerupaimu.
Kenapa aku tidak bisa mengajakmu pergi bersamaku.”
Tae San berkata kalau dia benar-benar ga suka lagu itu. In Hye bertanya kenapa ga suka? Tae San menjawab kalau lagu itu temanya tentang putus cinta. Kenapa bisa In Hye suka lagu itu?
In Hye membantah dan bilang kalau lagu yang dia nyanyikan tadi tentang cinta abadi.
Tae San masih terus membantah karena lirik tadi benar-benar berisi tentang perpisahan sepasang kekasih. In Hye tertawa dan bertanya apa Tae San marah hanya karena lagu itu? atau malah Tae San cemburu karena dia selalu menyanyikan lagu itu.
Tae San hanya tersenyum dan In Hye berjanji ga akan menyanyikan lagu itu lagi. Tapi sebagai gantinya, dia ingin Tae San berhenti bekerja di minuman keras Ill Suk itu.
“Bukan karena aku malu. Benar-benar bukan karena itu. Itu hanya tidak sesuai denganmu Oppa. Lingkungan disana begitu keras.”
Tae San langsung menggenggam erat tangan In Hye. “Aku tahu. Aku akan berhenti. ”
“Benarkah?”
Tae San mengangguk membenarkan.
Kemudian dia melanjutkan kalimatnya sambil terus menatap mata In Hye “Dalam hati aku terus bertanya, bagaimana orang sepertimu bisa dibutakan untuk ada di sisi bajingan seperti aku.”
In Hye terharu dan hanya bisa menyebut kata Oppa, lalu Tae San berkata lagi agar In Hye bersabar. Dia pasti akan berhenti dari tempat kerjanya itu. In Hye mengangguk sambil tersenyum senang.
Tae San pun menyentuh lembut kedua pipi In Hye dan mengusap-usapnya penuh sayang.
Mereka saling menatap, membuat Tae San kemudian memajukan wajahnya mendekati In Hye. Lalu ciuman itupun terjadi. Bibir mereka saling berpagut mesra penuh cinta.
Flashback End
Sepertinya Soo Jin sudah tidur, karena In Hye dan Tae San sudah ada di luar tenda. Mereka canggung dan hanya terdiam. Mungkinkah mereka sama-sama saling mengingat ciuman hangat itu?
Tae San memberanikan diri untuk memulai pembicaraan, dia berkata kalau dia begitu malu pada In Hye.
“Orang pertama yang mengulurkan tangannya padaku yang telah diabaikan orang tuanya adalah kau.”
In Hye menjawab “Saat itu, maafkan aku, aku tidak mempercayaimu. Harusnya aku sadar, kalau kau bukan orang yang seperti itu. Aku harusnya menyadari, bahwa tak mungkin kau melakukan itu.”
(saat itu maksudnya saat Tae San menyuruh In Hye aborsi yaa..^^)
Tae San tersenyum dan bilang kalau Soo Jin sama seperti In Hye (Iyalahh ibunya.)
“Dia sangat cantik, dia tumbuh dengan sangat cantik, sehingga jantungku berdebar sangat cepat.”
Di dalam tenda ternyata Soo Jin belum tertidur dan mendengar dengan leluasa percakapan ayah dan ibunya. Dia tersenyum mendengar pujian ayahnya.
“Setelah Soo Jin operasi, aku ingin menjenguknya setiap hari. Tapi aku tidak mampu untuk melakukannya. ”
Tae San menjelaskan kalau dia takut tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan Soo Jin. Soo Jin nantinya pasti akan bertanya apa yang dia lakukan selama? Bagaimana dia menjalani kehidupannya? Dan dia hanya takut membuat Soo Jin kecewa jika mengetahui siapa dia sebenarnya dulu.
In Hye menjawab Soo Jin masih anak-anak, jadi wajar jika anak-anak selalu ingin tahu.
Tae San mengangguk membenarkan dan bilang untuk Soo Jin nya semua pertanyaan akan terdengar masuk akal dan Soo Jin memang pantas menanyakan itu padanya. Ini adalah salahnya, dia menjalani hidup yang sangat sulit, sehingga diapun kesulitan untuk menceritakannya pada Soo Jin. “Tak peduli apapun alasannya, sebagai seorang ayah, aku tidak pantas menjadi contoh untuk putriku.”
Tae San bilang kalau dia baru bertemu anaknya diusia anaknya sudah 8 tahun. In Hye langsung memotong kalimat Tae San dengan berkata kalau ini juga salahnya. Dia tidak pernah bercerita apapun tentang Tae San pada Soo Jin, padahal dia tahu Soo Jin sangat ingin mengetahui sosok ayahnya.
In Hye juga bilang kalau mulai sekarang Tae San ga akan mungkin hidup seperti 8 tahun yang lalu.
“In Hye..ketika umur Soo Jin 9 tahun, atau ketika dia nanti berumur 13 tahun lalu menjadi 18 tahun, ketika Soo Jin di bangku kuliah, menikah dan memiliki anak, kapanpun Soo Jin merasa kesepian, dan memiliki waktu yang sulit, aku ingin menjadi ayah yang bisa dia temui untuk menenangkan pikirannya. ”
In Hye mengangguk dan menjawab Tae San bisa kok menjadi ayah yang seperti itu. Tae San menggelengkan kepalanya.
“Sebelum aku menjadi ayah yang seperti itu, aku perlu membuat diriku menjadi seseorang yang bisa melakukan itu.”
In Hye akhirnya paham kemana arah pembicaraan Tae San, dia mengangguk dan berkata “Jadi itulah mengapa sepanjang hari ini, kau melakukan apapun yang Soo Jin inginkan, karena kau akan meninggalkan Soo Jin”
Soo Jin sambil memeluk kedua kakinya mulai menangis, dia mendengarkan semua perbincangan ayah dan ibunya. Dia sedih karena ayah yang selama ini dirindukannya akan pergi meninggalkannya. Padahal dia tidak peduli akan masa lalu ayahnya, dia hanya perlu ayahnya selalu ada disampingnya, menggangntikan 8 tahun lalu yang terbuang.
Terdengar suara Tae San yang berkata “Hanya karena kau memaafkan aku, atau hanya karena Soo Jin menginginkan ayahnya, bukan berarti aku bisa bersama kalian berdua. 14 hari ini, banyak hal yang terjadi yang membuatmu akhirnya memaafkanku. Aku sangat berterima kasih untuk itu. Tapi bahkan 8 tahun lalu, kau berpisah dengan orang tuamu karena aku. Sekarang jangan lepaskan tunanganmu hanya karena kau merasa tidak enak padaku. Dia melindunginmu dan Soo Jin selama 4 tahun. Jadi, Jangan membuat kesalahan itu lagi. ”
In Hye terpana mendengar kata-kata Tae San.
Flashback
Seung Woo dan In Hye bertemu berdua, saat itu Seung Woo berkata kalau dia diskors. In Hye menjawab itu kan karena Seung Woo diancam, ayah dan ibu Seung Woo juga pasti kecewa. Seung Woo menjawab itulah mengapa dia ingin liburan dulu.
“Tahukah kau, apa yang membuat seseorang terperangkap oleh sesuatu di hati mereka dalam waktu yang lama? Itu adalah penyesalan dan kasih sayang yang tiada habisnya.”
Seung Woo melanjutkan kalimatnya dia mengira ayah Soo Jin sudah meninggal. Jika memang sudah meninggal, maka sejak tubuh orang itu dikuburkan, walaupun banyak kisah yang ditinggalkan, dia yakin ga akan ada banyak yang tersisa. Jikapun ada, toh itu adalah orang yang sudah meninggal, yang ga akan bisa hidup lagi. Kata-kata itulah yang selalu dia ucapkan pada dirinya, agar dia terus bisa membuat In Hye mencintainya.
In Hye meminta maaf karena tidak menceritakan semuanya dari awal. Selama ini Seung Woo mengalami masa yang sulit karenanya.
Seung Woo tersenyum dan menjawab “Aku seperti ini, bukan karena aku kurang mencintaimu. Kau, Jang Tae San, dan Soo Jin. Aku tidak nyaman hidup dalam kepura-puraan tidak tahu tentang perasaan kalian bertiga. Dan terutama, Soo Jin hanya menginginkan ayahnya. Jangan pernah membiarkan Tae San sendiri.”
In Hye menggeleng dan berkata “Apa yang Tae San butuhkan sekarang ini adalah waktu. Waktu untuk menjalani kehidupan bersama, dan kau juga membutuhkan waktu itu Seung Woo. Aku merasa bersalah padamu. Tapi untuk sekarang, ini akan menjadi seperti itu. ”
Flashback End
In Hye berkata pada Tae San kalau Seung Woo adalah orang yang sangat baik dan dia bersyukur karena bertemu dengan orang sebaik Seung Woo. Dia selalu tidak salah kan dalam menilai orang. Tae San tersenyum tipis mendengar kalimat In Hye. In Hye pun ikut tersenyum pada Tae San.
In Hye kemudian meminta agar Tae San tidak mengkhawtirkan dia dan Soo Jin, sehingga Tae San bisa melakukan apapun yang Tae San inginkan. Lagi-lagi Tae San tersenyum tipis pada In Hye. Dia hanya mampu mengucapkan terima kasih.
In Hye berkata kalau dia bertanya apa yang akan Tae San lakukan, Tae San pasti ga mau memberitahunya kan? Tae San menjawab “Sekarang, apapun yang aku lakukan, aku akan hidup sebaik-baiknya karena ada Soo Jin.”
Kemudian Tae San bertanya “Apakah aku boleh jika sesekali bertemu Soo Jin?”
In Hye menjawab “Kau adalah ayah yang tidak pernah dilihatnya selama 8 tahun, jadi selama hidupnya sekarang, dia harus melihatmu.Kapanpun Soo Jin merindukan ayahnya dan membutuhkanmu kau harus datang. Jangan lupa itu.”
“Aku tidak akan melupakannya. Bagaimana mungkin aku melupakan itu? Ada hal yang harus dilupakan tapi ada juga hal yang tidak akan pernah dilupakan.”
Mereka berdua sama-sama menahan tangis. Rasa haru akan malam ini, menyelimuti hati mereka.
Tae San dan In Hye kembali kedalam tenda, dimana terlihat Soo Jin terpejam matanya. Tae San menggenggam erat tangan Soo Jin, karena mungkin dia akan pergi meninggalkan Soo Jin dalam waktu lama. Jauh di dalam hati mereka bertiga sama-sama berkecamuk. Mata mereka hanya terpejam, tapi pikiran mereka melayang gelisah. Tidak ada yang benar-benar tertidur malam itu. Soo Jin pun bahkan membuka matanya. Lalu Soo Jin merubah posisi tidurnya sehingga dia bisa memeluk ayahnya begitu erat. Dia ga mau kehilangan ayahnya lagi. Tidak. 8 tahun lalu cukup untuknya hidup tanpa sosok ayah.
Tae San membuka matanya dan menatap Soo Jin yang begitu erat memeluknya. Dia pun menaruh satu tangannya dibawah kepala Soo Jin, dan ikut memeluk Soo Jin dengan nyaman. In Hye pun ikut melihat adegan itu dengan perasaan haru di hatinya.
Dia melihat Tae San yang begitu menyanyangi Soo Jin.
Tae San mencium lembut kening Soo Jin. Lalu terdengarlah suara Tae San “Semua orang tersenyum saat melihatku. Mereka tersenyum padaku. Akupun tersenyum juga.”
Tae San mulai menangis, air matanya menetes. Kembali terdengar suara Tae San “Ada tunas baru tumbuh dalam hatiku”
Hari sudah pagi, dan mentari terlihat masih malu-malu untuk menyinari bumi. Jang Tae San melangkahkan kakinya di tengah pepohonan di sekitarnya. Jalannya mantap untuk mengisi sisa hidupnya dengan hal-hal yang positif dan membuatnya bisa berdiri di depan Soo Jin sebagai ayah yang pantas untuk putri stau-satunya itu.
Lalu belum seberapa Tae San melangkah terdengar suara Soo Jin memanggilnya “Appa..”
Tae San menoleh ke belakang dan tersenyum. Dia tahu seberapa jauhpun dia pergi, Soo Jin akan tetap ada di hatinya, akan tetap selalu menemaninya. Sama seperti saat dia melewati 2 minggunya yang penuh dengan bahaya. Soo Jin selalu ada, memberinya semangat dan kekuatan.
The End
KOMENTAR :
Wau..akhirnya selesai juga sinop Two Weeks ini. Lega karena semua berakhir dengan baik, walau memang endingnya aku tidak suka.
Aku tidak berharap Tae San dan In Hye bersatu lagi,minimal walaupun mereka tidak bersatu, Tae San tetap ada menemani mereka.
Menurutku, seharusnya Tae San bisa mengganti 8 tahun nya yang membuang Soo Jin dengan 8 tahun, atau 80 tahun bersama Soo Jin.
Jika Tae San memilih pergi dengan alasan ingin melakukan hal-hal yang nantinya bisa membuatnya pantas menjadi ayah bagi Soo Jin, apakah itu tidak sama dengan 8 tahun lalu saat dia meninggalkan Soo Jin.
Meskipun In Hye berkata kalau Tae San bisa kapanpun mengunjungi Soo Jin, tetap saja diakhirnya Tae San pergi. Melakukan perjalanan mencari jati diri seorang ayah yang pantas untuk putrinya. Bukankah Soo Jin bahkan tidak peduli dengan masa lalu ayahnya, tidak peduli dulu ayahnya seperti apa, dia hanya ingin ayahnya. Cuma itu.
Seharusnya Tae San bisa menemani waktu-waktu Soo Jin tanpa ayahnya 8 tahun itu. Seharusnya Tae San bisa mengisi waktu-waktu Soo Jin selanjutnya bersama ayahnya. Seharusnya Tae San bisa menggantikan saat dimana Seung Woo datang di acara kelas Soo Jin, atau mungkin nanti di acara perpisahan kelas Soo Jin. Ada saat Soo Jin terima raport kenaikan kelas, ada saat Soo Jin mengikuti lomba sekolah. Menggandeng tangan Soo Jin saat berangkat sekolah dan mengantarkannya sampai gerbang sekolah.
Aku rasa, tidak perlu melakukan hal-hal besar untuk membuat kita pantas menjadi orang tua bagi anak kita. Hal-hal kecil seperti tadi saja sudah mewakili itu semua.
Soo Jin bahkan sudah menganggap Tae San adalah superman baginya, saat Tae San datang menyelamatkannya dari Ill Suk. Itu sudah cukup membuat Soo Jin merasa ayahnya memang pantas ada disampingnya dan melindunginya. Soo Jin sudah menganggap ayahnya pahlawan yang keren tanpa perlu meninggalkannya lagi.
Tapi apapun itu Two Weeks mengajarkan banyak hal, karena disini kita tahu bagaimana besarnya kasih sayang orang tua pada kita?
Seperti Seo Hee dan Tae San. Bagaimanapun buruknya Seo Hee, dia begitu menyayangi putranya. Dia sangat mencintai putranya itu dan berusaha memberi kehidupan yang layak bagi Sung Joon nya. Atau seperti Tae San yang rela berkorban nyawa, untuk keselamatan putrinya.
Bahkan Chi Guk pun, yang seorang gangster bisa luluh di depan putranya. Begitulah ortang tua, selalu punya rasa cinta yang besar pada anaknya.
Two Weeks juga membuat kita tahu Bagaimana cara memaafkan seberapun luka yang ada di hati kita? Seperti In Hye, yang tetap memaafkan Tae San walau memang ada unsur kesalah pahaman di dalamnya.
Drama ini juga membuat kita paham Bagaimana cara merelakan orang yang kita sayang untuk kebahagiannya? Seperti Seung Woo yang tahu bahwa Soo Jin memang hanya ingin Tae San sebagai ayahnya.
Two Weeks juga membuat kita mengerti bagaimana tetap berada pada kejujuran dan menjunjungnya sampai akhir.? Bagaimana seharusnya seorang aparat negara bertugas dengan rasa jujur dan menjunjung keadilan.
Suka dengan cerita dari gambar yang Soo Jin buat, tentang Matahari, Gunung, dan Bulan. Cukup mewakili secara ringkas kisah cinta Tae San, In Hye dan Seung Woo.
Cukup puas dengan drama ini.
Semoga kalian juga yaa..