Part 1 kemarin berakhir saat Eun Joong tak tahan melihat Ah Mi dihina oleh ibu mertuanya, dan diapun mengajak Ah Mi untuk keluar mencari udara segar.
Part 2
Ah Mi dan Eun Joong berjalan dalam diam. Saat berhenti di sebuah trotoar dengan tulisan yang berbunyi
“Jalan satu arah”
Ah Mi terdiam dan tertegun memandang tulisan itu. Dia mengingat kembali kenangannya dengan Gi Chan.
Flashback
Saat Gi Chan sedang mengendarai sepedanya,karena kesal pada Ah Mi yang menuduhnya nonton film porno, padahal dia sedang melihat USB yang Myung Geun berikan padanya. Ah Mi datang membuat Gi Chan berhenti. Ah Mi yang selalu menyairkan sesuatu, saat itu mengucapkan sebaris syair tentang jalur satu arah
“Jalur satu arah. Hatiku terhadapmu.
Ah, aku seorang mempelai wanita
dengan Lily putih.
Ya, dan kau..
Seorang pengantin pria dengan jas hitam.
Akan menikah.
Apakah itu sungguh sesuatu yang gila untuk dilakukan?”
Gi Chan tersenyum melihat ekspresi dan isi syair Ah Mi. Dia akhirnya berpura-pura mengaku sudah menonton video porno itu, dan meminta Ah Mi untuk memaafkannya. Ah Mi menjawab karena dia memaafkan Gi Chan, maka Gi Chan harus mau menulis nama Gi Chan menggunakan bokong Gi Chan.
Gi Chan menyuruh Ah Mi memperhatikan dengan baik. Ah Mi terkikih geli dan meminta Gi Chan menulisnya dengan lebih besar serta lebih jelas lagi. Gi Chan pun menurutinya dan Ah Mi tertawa terbahak-bahak karena senang.
Flashback End
Ah Mi meneteskan ait matanya lagi. Hari ini mungkin sudah berkali-kali dia menangis. Eun Joong menoleh dan menatap Ah Mi yang sedang menangis. Ah Mi tak kuasa menahan tangisnya. Diapun duduk jongkok seraya memegang dadanya yang terasa sesak karena semua beban yang dia lewati saat ini.
Eun Joong-Bok dan Tae Ha sepertinya habis berendam air hangat. Mereka duduk bersama dan Tae Ha menatap luka jahitan di kaki Eun Joong. Eun Joong bertanya apa yang ayahnya lihat? Tae Ha menjawab jujur kalau dia melihat bekas luka Eun Joong. Eun Joong menjawab kalau luka itu dia dapatkan saat tinggal bersama ibu.
Tae Ha mengangguk dan berkata kalau itu luka yang disyukuri. “Luka ajaib yang membantuku menemukan putraku. Kau mungkin tidak akan memperoleh luka lagi, tapi bekas luka apapun mulai sekarang aku akan mengetahuinya. Siapa, kapan, dimana, dan bagaimana. Aku akan ingat semua itu.”
Setelah selesai berendam itu, Eun Joong-Bok dan Tae Ha beralih ke ruang keluarga. Dimana Hwa Young menyiapkan minuman dan cemilan untuk mereka. Tae Ha mengajak Hya Young untuk ikut minum bersama. Hwa Young menolak karena dia masih harus melakukan beberapa pekerjaan.
Wajah Tae Ha pun langsung kesal dan berkata kalau Hwa Young pasti sengaja menyisakan pekerjaan di kantor lalu membawanya ke rumah untuk menolak ajakannya.
Eun Joong-Bok pun yang melihat ketegangan diantara keduanya, menyuruh ibunya untuk duduk karena dia akan mengambil minumannya sendiri.
Setelah hanya berdua, mereka terlihat canggung dan Hwa Young bertanya haruskah mereka bersulang? Tae Ha pun menyetujuinya.
Eun Joong-Bok menyiapkan minuman untuknya. Dia menuangkan minum itu sambil melihat keayah dan ibunya yang sedang bersama. Walaupun pandangan Eun Joong pada kedua orang tuanya, tapi pikiran Eun Joong teringat akan faks yang diterima ibunya dan dari Badan Kepolisian Nasional. Faks itu dikirim dari tim anak hilang di kantor kepolisian Jongro.
Karena terus berfikir, Eun Joong-Bok ga sadar minumannya sudah meluber keluar.
Kemudian Eun Joong-Bok tiba-tiba pergi dna Hwa Young menatap dengan heran. Ada apa dengan putranya itu?
Tae Ha kemudian berkata agar mereka segera menikahkan Joo Ha. Hwa Young terkejut dan bertanya kok mendadak? Memang siapa calonnya? Tae Ha menjawab kalau dia punya calon yang dia pikirkan dalam otaknya ini. Hwa Young bertanya orang seperti apa calon yang Tae ha pilih itu? Hwa Young mengingatkan gar Tae Ha memilihkan calon yang memiliki karakter berbeda dari Joo Ha.
Joo Ha terlihat kuat diluar tapi di dalam, Joo Ha penuh dengan bekas luka. Apakah Tae Ha yakin laki-laki itu tulus pada Joo Ha?
Tae Ha jujur menjawab kalau dia juga ga tahu, karena dia cuma mengenal ayah laki-laki itu saja.
**
Di kamarnya, Eun Joong-Bok menatap kartu nama yang dia terima dari laki-laki tamu ibunya di firma hukum waktu itu. Nama laki-laki itu Shin Jeong Man.
Ternyata Eun Joong menelpon nomer yang tertera di kartu tersebut. Eun Joong-Bok mengingatkan Jeong Man akan dirinya.
Jeong Man pun ingat dan bertanya ada apa? Eun Joong-Bok pun mengajak Jeong Man untuk bertemu sekarang. Dia akan memberi bayaran yang cukup pada Jeong Man atas apa yang dia tanyakan nanti.
Jeong Man awalnya menolak karena ini sudah malam. Tapi kemudian Eun Joong-Bok berkata klau dia akan membayar Jeong Man perjam dari pertemuan mereka nanti.
Hwa Young melihat Eun Joong yang bergegas pergi, dan langsung memanggil putranya itu. Hwa Young bertanya apa terjadi sesuatu sehingga Eun Joong pergi tanpa berkata apapun?
Eun Joong menjawab dia belum tahu apa ini akan jadi sesuatu yang buruk atau baik.
Tapi entah itu baik atau buruk,dia akan menyelesaikannya malam ini. Agar dia tidak frustasi.
Kemudin Eun Joong-Bok meminta agar dia mememluk ibunya, karena sudah lama dia tidak berpelukan dengan ibunya. Tanpa menunggu persetujuan Hwa Young, Eun Joong-Bok langsung memeluk ibunya erat. Pikirannya galau. Banyak yang yang membuatnya frustasi dan takut.
Hwa Young bertanya ada apa sebenarnya?
“Ibu tidak perlu tahu, yang ibu harus tahu..betapa aku sungguh-sungguh menyayangi ibu.”
“Aku tahu. Ibumu tahu.”
Eun Joong-Bok melepaskan pelukannya dan berkata “Walaupun ibu tahu aku menyayangi ibu, seberapa besar aku menyukai ibu..ibu bahkan tidak akan bisa menduga”
Setelah itu Eun Joong-Bok berlalu pergi meninggalkan banyak tanda tanya dalam benak Hwa Young.
Sementara itu, Myung Geun bertemu dengan rekan kerjanya dulu. Detektif Song yang tentu sekarang sudah naik jabatan.
Kepala Polisi Song berkata kalau Myung Geun terlihat lebih tua setiap mereka bertemu. Itu membuatnya sedih, apa Myung Geun sedang sakit?
Myung Geun menjawab mungkin saja, karena tidak ada tempat untuknya yang sudah menua ini.
Kepala Polisi Song menyebut Myung Geun orang bodoh gila. Myung Geun menjawab masak kepala polisi mengatakan hal itu padanya?
Kepala Polisi Song meminta Myung Geun langsung saja ke pokok pertemuan mereka. Apa yang mau Myung Geun katakan?
“Tolong hentikan Eun Joong. ”
Kepala Polisi kaget dan bertanya ada apa memangnya dengan Eun Joong?Myung Geun menjawab kalau Eun Joong mengejar ayah kandungnya. Eun Joong sedang menyelidiki Jang Tae Ha.
Kepala polisi Song pun terkaget.
Di lain tempat, Eun Joong-Bok bertemu dengan Shin Jeong Man. Eun Joong-Bok menjanjikan bayaran dua kali lipat dari bayaran ibunya, jadi Jeong Man bisa dapat keuntungan besar dari ini. Jeong Man jelas tertarik.
Eun Joong-Bok pun bertanya siapa sebenarnya yang dicari ibunya? Jeong Man tahu kan nama orang yang dicari ibunya itu?
“Jang Eun Joong”
Nama itu menyentakkan Eun Joong-Bok.
“Dia bilang untuk mencari Jang Eun Joong. Dia minta saya untuk menemukan putranya yang diculik. Lalu kau siapa?”
Eun Joong terpukul, tak mampu menjawab. Matanya memerah menahan tangis.
Kembali lagi ke Myung Geun dan Kepala Polisi Song. Myung Geun ga mau Eun Joong bertemu ayah kandungnya dengan cara seperti itu.
“Luka yang dia peroleh dariku, dia masih belum bisa mengatasinya. Anak itu, dia hanya mendapatkan luka dariku sepanjang hidupnya. Aku tidak bisa membiarkannya pergi menemui Jang Tae Ha, dan menerima luka lebih buruk lagi. Bahkan sebelum dia bertemu ayah kandungnya. Aku tak bisa membiarkan dia terluka oleh ayahnya. Dia putraku. Dia anakku.”
Kepala Polisi Song tersentuh dan hampir menangis lalu menjawab kalau dia akan berusaha membuat Eun Joong sibuk dengan tugas lain. Jika tidak bisa, maka dia akan membuat Eun Joong bekerja untuknya. Myung Geun tenang saja.
**
Eun Joong-Bok pulang dengan perasaan hampa. Hwa Young terlihat menunggu putranya, dan langsung memanggil Eun Joong begitu dia melihat Eun Joong pulang. Eun Joong menghentikan langkahnya. Dia menatap ibunya dengan perasaan terluka. Hwa Young kaget dengan tatapan Eun Joong itu. Dia bertanya ada masalah apa?
Eun Joong-Bok pun tak kuasa menahan tangisnya. Air matanya menetes. Hanya diam sambil menatap ibunya. Lalu siapa dia? Itu yang berkecamuk di dalam pikirannya. Benarkah dia bukan Jang Eun Joong? Dia hanya mampu menyuarakan kegelisahannya itu dalam hati.
Keesokan harinya, Jang Joo Ha sedang asik berenang. Di tepi kolam, Joo Ran sudha menunggu putrinya sambil bermain air dengan kakinya dan tersenyum senang saat putrinya sudah mendekat. Joo Ha hanya menatap tak suka pada ibunya ini.
“Omo, siapakah ini? Bukankah kau Jang Joo Ha putri Yoon Hwa Young?”
Joo Ha bertanya apa yang dilakukan ibunya di pagi seperti ini? Apa ibunya seorang penguntit? Joo Ran menjawab kalau dia bangun pagi seperti ini agar mendapatkan perhatian dari Joo Ha.
Joo Ha yang sudah selesai naik keatas, dan meninggalkan ibunya. Ibunya bertanya apa Joo Ha akan meninggalkannya seperti ini. Joo Ha dengan sanati menyuruh ibunya untuk berenang, karena ibunya juga sudah sampai disini.
Joo Ran kesal, dan berkata sendiri apa dia benar-benar seperti kotoran? Dia bahkan sudah memesan hotel agar bisa makan bersama putrinya itu.
Kini, Joo Ha sudah siap dengan pakaian kerjanya. Lalu dia menatap seorang pria yang baru masuk lobi hotel, dan dia tahu siapa pria itu. Ya, Ikan Teri Jo.
Joo Ha langsung menyapa Jin Woong dengan sebutan itu. Jin Woong kesal namun tetap berbalik menatap Joo Ha.
Mereka kini berhadapan. Joo Ha bertanya kenapa Jin Woong pura-pura ga mengenalnya? Apa Jin Woong ga ingat siapa dia?
Jin Woong menjawab “Untuk mengakui orang yang tidak aku sukai, aku tidak punya cukup keberanian untuk itu. Dan untuk ingat orang yang tidak aku sukai. Otakku jadi cukup malas.”
Jin Woong melangkah pergi, tapi Joo Ha langsung berkata “Selama tidak bertemu, ternyata badanmu lebih besar, dan pasti mulutmu juga jadi besar? Di masa lalu kau bahkan tak bisa melihatku atau bicara padaku.”
Jin Woong kembali menoleh menatap Joo Ha. “Kau pasti sangat tidak bahagia.”
Joo Ha heran tentu saja dengan kalimat itu.
“Orang yang tidak bahagia. Selalu bergantung pada masa lalu. Bergantung pada kenangan. Bukankah itu tandanya mereka tersesat, dan hanya berputar-putar? Aku harap kau bisa segera jadi bahagia.”
Go Joo Ran ternyata melihat itu dari tempatnya berdiri, dan memandang Jin Woong yang pergi meninggalkan Joo Ha. Mereka berpapasan. Tapi Jin Woong ga peduli.
Joo Ran dengan antusias bertanya siapa pria itu? Sangat lumayan penampilannya. Joo Ha yang kesal menjawab apa ibunya ga ingat, laki-laki itu guru les nya dulu.
Joo Ran bilang masak itu guru les Joo Ha? Si Ikan Teri itu? Tapi tadi menurutnya laki-laki itu bukan ikan teri melainkan hiu.
Joo Ha cuek menanggapi dengan berkata ceritakan padanya bagaimana bisa seekor teri menjadi hiu?
Joo Ran masih ingin tahu,dan bertanya berapa beda usia Joo Ha dengan laki-laki itu?
Joo Ha langsung tahu tujuan ibunya, dan langsung berkata kesal kalau ibunya ga boleh berfikiran aneh-aneh. Apa ibunya lupa kalau Jin Woong dulunya kayak orang depresi. Joo Ran tersenyum menjawab, iya sih dia tahu. Tapi itu kan dulu. Sekarang si ikan teri kayaknya sudah sukses. Lihat saja, ikan teri itu datang kesini untuk olahraga. Biaya keanggotaan disini kan mahal. Joo Ha malas menanggapi dan langsung pergi bekerja.
Hwa Young dan para staf sedang rapat membahas kasus mereka. Eun Joong-Bok menjelaskan kalau terdakwa yang terkait kasus di Iksan meminta pembelaan hukum. Hwa Young menanggapi, bukankah kasus itu sudah ditutup? Terdakwa bahkan sedang menjalani hukumannya sekarang.
Eun Joong-Bok tanpa memandang ibunya menjawab kalau terdakwa itu sudah bebas beberapa waktu lalu, dan terdakwa merasa tidak adil sehingga ingin persidangan ulang. Hwa Young menatap aneh putranya, lalu bertanya apa alasan terdakwa?
Eun Joong-Bok lagi-lagi tanpa memandang ibunya menjawab kalau terdakwa saat itu dipaksa polisi untuk membuat kesaksian palsu.
Hwa Young ga tahan dengan sikap putranya dan bertanya “Pengacara Jang, apa kau ada masalah?”
Eun Joong-Bok menjawab datar “Tidak”
Hwa Young pun tidak memaksa untuk terus bertanya dan hanya menyuruh Eun Joong bersama Soo Young meneruskan kasus terrsebut.
Eun Joong-Bok bertemu lagi dengan Jeong Man, dan memberi Jeong Man bayaran. Jeong Man tentu menerimanya dengan senang. Dia lalu memberi informasi yang Eun Joong inginkan, yaitu sketsa wajah Jang Eun Joong yang dicari Hwa Young. Setelah itu Jeong Man langsung pergi dan tinggallah Eun Joong-Bok sendiri.
Saat sendiri itulah, Eun Joong-Bok menatap amplop yang didalamnya berisi sketsa putra asli ibunya. Akhirnya dia memutuskan untuk melihat seperti apa sebenarnya Jang Eun Joong yang dicari ibunya. Saat Eun Joong-Bok melihat sketsa wajah itu, Eun Joong-Bok terpana dalam diam. Dia menatap lekat wajah itu.
Ha Eun Joong kembali ke lokasi konstruksi, dimana Gi Chan ditemukan tewas. Dia menatap tanda tempat Gi Chan terjatuh dan menatap keatas. Sepertinya Eun Joong akan memulai penyelidikannya dari tempat ini.
Eun Joong kemudian menelpon detektif Goo yang sudah ada diatas, tempat dimana Gi Chan diperkirakan melompat. Eun Joong berkata “Ayo mulai”
Dari atas detektif Goo memegang sebuah manekin yang diasumsikan adalah Gong Gi Chan, dengan berat dan tinggi yang sama seperti Gi Chan.
Detektif Goo berkata “Ini saat Gong Gi Chan melompat sendiri.”
Detektif Goo pun melepaskan manekin itu seolah manekin itu melompat sendiri dan jatuh di tempat yang sangat berbeda dari tempat dimana Gi Chan tewas.
Sementara itu dilain tempat, Ha Myung Geun sedang ada di RS. Saat kepalanya dipenuhi akan apa yang dikatakan Eun Joong-Bok kemarin saat di tempat pemakaman, datanglah Hwa Young menyap Myung Geun. Myung Geun terkejut. Hwa Young mengucapkan terima kasih untuk yang terakhir kali itu pada Myung Geun. Myung Geun sama sekali tak menjawab dan masih dengan rasa terkejutnya. Hwa Young pun berkata kalau dia akan duduk di sini sebentar.
Mereka terlihat canggung dan Hwa Young akhirnya bertanya apa Myung Geun datang ke RS ini secara berkala seperti dirinya? Jika iya itu berarti tidak bagus. Myung Geun hanya menatap Hwa Young.
Hwa Young kembali melanjutkan kalimatnya “Entah itu penyakit serius atau penyakit yang tidak bisa disembuhkan, Anda termasuk yang mana?”
Myung Geun tetap diam, pikirannya berkecamuk. Pertanyaan banyak tersembunyi di dalam kepalanya.
Kembali lagi ke lokasi konstruksi. Eun Joong tidak hanya melakukan reka adegan atas tewasnya Gi Chan sekali saja. Kali ini Eun Joong sudah ada diatas, dia melihat dengan jelas perbedaan tempat jatuhnya Gi Chan jika memang Gi Chan bunuh diri.
Detektif Goo datang lagi dengan Manekin yang telah disesuaikan dengan berat dna tinggi Gong Gi Chan. Dia berkata kalau dugaan Eun Joong benar. “Gong Gi Chan tidak mungkin bergerak atau berputar di udara saat melakukan bunuh diri?” (Iyalah emang mau nari balet atau salto..hihihi)
Eun Joong bilang jika ini pembunuhan, maka dia mau Detektif Goo mencoba mendorong Manekin ini dengan niat membunuh. Detektif Goo pun menuruti perintah seniornya itu. Terjatuhlah manekin Gi Chan, dan saat Eun Joong melihtanya, manekin itu jatuh di tempat dimana Gi Chan tewas.
Detektif Goo berkata “kalau bukan karenamu Sunbae-nim maka ini akan menjadi kematian yang tidak adil.”
Eun Joong menatap Detektif Goo dan menyuruh detektif Goo kembali membawa manekin itu, lalu mereka akan mengulangi reka adegan antara bunuh diri dan pembunuhan ini sebanyak 30 kali.
Detektif Goo terkejut dan bertanya jadi totalnya 60 kali? Dia merasa itu tidak perlu.
Eun Joong hanya menatap Detektif Goo, membuat detektif Goo ga berani membantah lagi.
Jang Joo Ha menunggu Ha Eun Joong yang sudah berjanji dengannya di kantor polisi. Dia kesal karena Eun Joong berani membuatnya menunggu. Dia kemudian berdiri, dan rekan kerja Eun Joong jadi sedikit takut karena seperti nya Joo Ha akan mengamuk. Joo Ha berkata kalau dia sudah menunggu selama 30 menit. Dia ingin agar rekan kerja Eun Joong menyampaikan pada Eun Joong kalau mulai sekarang dia ga mau bekerja sama lagi.
Saat sudah masuk ke dalam mobilnya, Joo Ha terkejut karena Eun Joong tiba-tiba ikut masuk dan duduk di sampingnya. Joo Ha bertanya apa yang Eun Joong lakukan? Eun Joong hanya menjawab, ayo pergi. Joo Ha bingung pergi kemana? Dengan santai Eun Joong menjawab “Kerumahmu.”
Joo Ha masih heran dan Eun Joong dengan cueknya memasang sabuk pengaman lalu bertanya apa Joo Ha ga mau pakai sabuk pengamannya? Eun Joong pun dengan cuek meminta agar Joo Ha membangunkannya kalau sudah sampai, karena dia mau tidur dulu sebentar. Mereka punya tujuan ynag sama, jadi kenapa ga berangkat bareng untuk menghemat bahan bakar.
Joo Ha bertanya tapi kenapa harus kerumahnya? Eun Joong menjawab karena dia ingin memeriksa sesuatu di rumah Joo Ha dengan tenang.
“Aku akan memeriksa dengan tenang, karena aku tahu, rumahmu lebih takut pada isu daripada pencuri.”
Saat Joo Ha akan kembali berkomentar dia sudah melihat Eun Joong tertidur pulas. Joo Ha pun memasang sabuk pengamannya, dan kepalanya dipenuhi berbagai macam rasa ingin tahu. Dia hanya memandang Eun Joong yang sudag terpejam. Apakah yang ingin Eun Joong periksa di rumahnya?
KOMENTAR :
Selalu suka sama gayanya Jang Joo Ha.
Eun Joong-Bok pasti rasanya menderita sekali karena paling tidak dia merasa tidak memiliki identitas. Jang Eun Joong itu bukanlah dia. Dia merasa terluka akan kenyataan ini. Ibu yang disayanginya ternyata memang bukan ibu kandungnya.
Jo Jin Woong kedepannya kan dinikahkan dengan Joo Ha, kayak couple yang lucu juga deh mereka. Mungkin Jin Woong diwaktu dulu, waktu masih jadi ikan teri memang sudah jatuh cinta pada Joo Ha. Makanya dia mau jadi Hiu agar bisa mendapatkan Joo Ha yang memang selalu terlihat superior. Hahaha
Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^