[Episode Sebelumnya]
Ah Mi dan Eun Joong datang ke toko yang menjual mainan anak-anak. Ah Mi terlihat senang dan ga percaya karena ternyata mainan dan makanan masa kecilnya sampai sekarang masih beredar. Dia pun bertanya pada Eun Joong, apa benar dia boleh beli semuanya? Eun Joong menjawab iya. Dia pun mendekati Ah Mi yang sibuk memilih, dan tampak sangat senang.
Ah Mi melihat ada gelembung sabun, dia senang dan mengambilnya satu lalu meniup nya, sehingga gelembung sabun itu bertebangan di udara, dan mengenai Eun Joong. Ah Mi tertawa senang.
Sesampainya di depan rumah, Ah Mi dan Eun Joong saling terdiam. Kemudian Ah Mi bertanya pada Eun Joong, apa yang ingin Eun Joong katakan? Bukankah tadi Eun Joong bilang ingin mengatakan sesuatu padanya? Dia rasa sekarang waktu yang tepat.
Eun Joong tak menjawab dia menyerahkan sebuah raket pada Ah Mi, dan menyuruh Ah Mi datang ke taman depan, besok pagi, jam setengah 6. Ah Mi bertanya kenapa memangnya? Eun Joong menjawab, tentu saja untuk main bulu tangkis.
Jika Ah Mi datang, dia akan mengatakan hal yang ingin dikatakannya besok. Jadi, pastikan Ah Mi memang datang.
Setelah itu Eun Joong pergi, dan Ah Mi hanya menatap kepergian Eun Joong dengan tatapan sedih.
Tae Ha menemui Hwa Young yang ada di kamar Eun Joong. Dia geram melihat Hwa Young dan bertanya, apa yang harus dia lakukan pada Hwa Young? Hwa Young tanpa takut menjawab sebelum Tae Ha melakukan apapun padanya, dia duluan yang akan melakukan sesuatu untuk Tae Ha.
Tae Ha bertambah kesal, dia berkata kalau Hwa Young sekarang ini ga akan bisa melakukan apapun. Hwa Young membantah kalimat itu dengan tegas. Dia berkata kalau sekarang dia akan lakukan semuanya. Tae Ha tak takut, dia bertanya memangnya Hwa Young bisa apa sekarang, sementara Hwa Young sudah tak mempunyai apapun.
Bahkan Tae Ha berkata kalau secara hukum Hwa Young sudah dianggap orang yang tak kompeten. Jadi bagaimana bisa Hwa Young melakukan sesuatu padanya.
Hwa Young menjawab santai
“Lalu bagaimana ya….karena kondisi mentalku dipertanyakan, maka semua harta milikku, bukannya jatuh ke tangan suamiku, tapi aku meninggalkannya untuk putraku. Itu adalah peraturan hukum yang sudah aku perbuat. Apa kau tak tahu?”
Tae Ha terpana mendengarnya, kemudian Hwa Young mengancam Tae Ha agar Tae Ha melindungi harta milik Tae Ha yang sangat banyak itu, karena dia akan merebut semua milik Tae Ha.
Tae Ha.
“Lebih tepatnya, aku akan merebut kembali semua kepunyaan ayahku.”
Tae Ha kemudian tertawa mengejek, dan meremehkan apa yang Hwa Young katakan. Hwa Young berkata kalau dia sudah mengajukan gugatan cerai. Sekarang ini dia ga takut mati, karena jika sampai Tae Ha nekat membunuhnya, maka putranyalah yang akan melawan Tae Ha.
“Jika kau membunuhku, maka Eun Joong tak akan bisa memaafkanmu.”
Eun Joong ternyata datang ke sel Myung Geun, namun dia tak menemui Myung Geun, dia hanya melihat Myung Geun di balik tembok. Dan saat itu, Myung Geun tengah kesakitan karena kankernya. Eun Joong melihat semua itu, dan entah mengapa hatinya merasa sedih.
Ha Soo Young dan Hee Chan datang ke klub malam, mereka menari di lantai dansa, dan tiba-tiba Soo Young kembali menjadi sedih. Dia berjongkok ditengah semua orang yang berjoget di pub itu.
Dia merasa semua tak bisa dia lupakan, dia datang ke pub ini untuk meluapkan apa yang ada di hatinya, namun kenapa dia tak bisa.
Hee Chan ikut jongkok di samping Soo Young dan bertanya apa Soo Young kelelahan? Soo Young berkata kalau dia ingin mabuk saja sekarang, kenapa dia tetap ga bisa mabuk dan masih memikirkan hal itu lagi. Hee Chan menyuruh agar Soo Young meluapkan semua padanya. Soo Young bertanya apa dia boleh berteriak? Hee Chan menjawab teriak saja sekencang-kencang, dan tanpa disangka Soo Young berteriak sangat kencang di pub tersebut, membuat pengunjung kaget.
Hwa Young berdiri di depan rumah demi menunggu Eun Joong. Hari sudah sangat larut. Hwa Young melihat jam di ponselnya yang ternyata sudah jam setengah satu dini hari. Dia heran kenapa Eun Joong belum juga pulang. Ketika akhirnya Eun Joong sampai di depan rumah, Hwa Young merasa sangat senang.
Eun Joong terkejut melihat ibunya di depan larut malam seperti ini.
Hwa Young tersenyum kearah putranya. Dia bahkan menunjukkan kalau dia sehat agar Eun Joong tak khawatir padanya. Hwa Young pun mendekati Eun Joong, dan berniat menngambil tas punggung Eun Joong. Eun Joong melarang karena tasnya sangat berat.
Hwa Young memaksa, dia menjawab kalau selama ini dia ga pernah membawakan tas Eun Joong. Akhirnya Eun Joong pun mengalah, dan benar saja, tas itu sangat berat.
Hwa Young bertanya apa isi tas Eun Joong, kok berat banget? Jika Eun Joong membawa beban seberat ini, maka bahu Eun Joong akan terlepas dari engselnya. Dia akan mengeluarkan beberapa barang di tas Eun Joong, agar tak seberat ini lagi.
Eun Joong terpana dengan perhatian ibunya. Hwa Young tahu anaknya heran, diapun bertanya apa dia sedikit berlebihan, memperlakukan Eun Joong seperti bocah? Eun Joong tak menjawab, dia malah menyuruh ibunya agar menunggu kedatangannya di dalam rumah saja, karena suhu diluar terlalu dingin. Hwa Young pun tersenyum. Dia bahagia sekali, bisa menatap putranya. Hwa Young pun mengajak Eun Joong masuk, dan dia memegang lengan anaknya sambil berjalan bersama ke dalam rumah.
Sesampainya di dalam, Tae Ha meminta Eun Joong bicara dulu dengannya. Eun Joong pun menurut, dan mereka kini berada di ruang kerja Tae Ha. Tae Ha bertanya, Eun Joong itu putranya siapa? Putra dia, Hwa Young atau Myung Geun?
“
Aku ingin berfikir, aku adalah putra kalian bertiga. Tapi, sejujurnya aku juga ga begitu mengenal kalian bertiga. Jadi, aku masih belum bisa menerima ini dihatiku.”
Tae Ha menjawab kalau dia menghargai kejujuran Eun Joong. Lalu Tae Ha menjawab, apa benar Eun Joong yang membawa Hwa Young keluar dari Villa? Eun Joong sama sekali tak menyangkal. Dia membenarkan hal tersebut. Tae Ha kemudian bertanya, lalu kenapa Eun Joong ga memberitahunya? Eun Joong menjawab, dia hanya merasa kalau dia ceritakan pada ayah, maka ayah akan merasa ga nyaman, makanya dia pura-pura tak tahu apa-apa.
Tae Ha bertanya lagi, apa itu benar, apa bukan karena Eun Joong ingin menyalahkan dia? Eun Joong menjawab, dia mengerti kok kenapa ayahnya melakukan itu pada ibu. Dia memang ga setuju dengan yang ayahnya lakukan, tapi dia mengerti kenapa ayah melakukan hal itu.
“Meskipun belum dihatiku, tapi sejak dikepalaku memutuskan aku akan hidup sebagai putramu, maka seperti itulah aku akan hidup. ”
Tae Ha terharu, dia tak menyangka Eun Joong akan mengatakan hal yang menyentuh itu padanya. Tiba-tiba Eun Joong mengeluarkan USB dan pita rekaman tentang keberadaan Tae Ha di TKP malam itu. Eun Joong berkata pada sang ayah, agar ayahnya menghancurkan kedua benda ini. Tae Ha terpana tak percaya menatap kedua benda tersebut, dan telah salah menilai putranya. Dia terharu dan hampir menangis mengetahui ternyata Eun Joong masih mau membelanya.
Tae Ha kemudian meminta Eun Joong berdiri, lalu Tae Ha memeluk Eun Joong erat. Dia begitu menyayangi putranya ini.
Namun Eun Joong sama sekali tak membalas pelukan putranya. Dia hanya terdiam saja, pikiran dan hatinya melayang entah kemana.
Ah Mi galau, haruskan dia menemui Eun Joong pagi ini sesuai dengan ajakan Eun Joong semalam. Atau lebih baik tidak. Ah Mi pun menutup tubuhnya dengan selimut lalu mulai menghitung domba yang ada di pikirannya. Dia memutuskan tak ingin pergi, tapi di sisi hatinya yang lain dia ingin sekali pergi.
Sementara Eun Joong terus menunggu dengan sabar. Berkali-kali dia melihat jam tapi ternyata Ah Mi tak kunjung datang. Mentari pagi pun mulai muncul menyapa hari ini. Akhirnya sambil mengisi waktu Eun Joong olahraga sendiri.
Pagi ini Tae Ha mengajak Kang Ho bertemu di atap gedung. Disana Tae Ha berkata kalau dia pasti akan segera mengeluarkan Kang Ho dari penjara, dan persidangan yang baik akan mengurangi hukuman Kang Ho nantinya, jadi Kang Ho tenang saja. Kang Ho dengan patuh mengangguk tanda iya. Kang Ho bahkan meminta Tae Ha agar menjaga kesehatan selama dia di penjara. Sebelum pergi Kang Ho masih sempat bersujud di hadapan Tae Ha, tanda abdinya pada tuannya itu. Tanda betapa dia menghormati Tae Ha, apapun yang Tae Ha lakukan.
Setelah Kang Ho berlalu datanglah Eun Joong-Bok. Eun Joong-Bok bertanya pada Tae Ha, kenapa Tae Ha mencarinya? Tae Ha langsung menunjukkan kedua benda yang menjadi momok baginya selama ini. Dia menunjukkan itu di depan Eun Joong-Bok.
Eun Joong-Bok kaget, sementara Tae Ha berkata kalau Eun Joong nya menyuruh dia untuk menghancurkan kedua benda ini.
Eun Joong-Bok awalnya bingung, tapi kemudian Tae Ha menyuruh Eun Joong-Bok untuk menyingkirkan kedua benda itu. Eun Joong-Bok heran dan bertanya kenapa harus dia yang menghancurkan kedua benda ini?
“Kau mencurigai Eun Joong ku..”
Eun Joong-Bok mengelak, dia ga bermaksud mencurigai putra Tae Ha itu, dia hanya ingin melindungi Tae Ha. Itu saja.
“Aku tahu hatimu, itu sebabnya aku menyuruhmu menyingkirkan keduanya. Kau singkirkan kecurigaanmu pada putraku, dan aku juga akan menyingkirkan kepercayaanku padamu. Jika aku lebih mempercayaimu daripada putraku, sepertinya itu tak baik bagi kita bertiga. Itu akan membuat kita saling menggigit satu sama lain. Aku hanya akan mempercayai putraku. Jadi kau, jangan pernah curigai Eun Joong ku. Apa kau mengerti?”
Eun Joong-Bok walau hatinya terluka dia tetap mengikuti perkataan mantan ayahnya itu.
Shin Kang Ho datang ke kantor polisi untuk menyerahkan dirinya. Saat itu Eun Joong lah yang bertugas menangani dokumen Kang Ho. Sebelumnya Eun Joong bertanya apa ada yang ingin Kang Ho katakan? Kang Ho menjawab kalau ini adalah perintah Ketua Jang. Ketua Jang ingin Myung Geun dilepaskan karena menurut Myung Geun, kejadian yang lalu hanyalah salah paham. Eun Joong walau sebenarnya tak ingin, dia memilih menuruti saja perkataan Kang Ho, karena dia ga ingin Tae Ha mendengar kejadian ini lalu kembali mencurigainya.
Ha Myung Geun bebas, dia langsung menemui Eun Joong begitu dia mendengar dari Hee Chan kalau Kang Ho menyerahkan diri dan akhirnya ditangkap. Myung Geun bertanya pada Eun Joong apa benar hanya Kang Ho saja pelaku pembunuhan Gong Gi Chan? Eun Joong membenarkan.
Myung Geun berkata pada Eun Joong
“aku sama sekali tak takut pada Jang Tae Ha, yang aku takutkan adalah bagaimana jika kau menjadi seperti Jang Tae Ha? Agar kau bisa menunjukkan padaku..untuk menyakitiku.. kau memilih hidup seperti Jang Tae Ha. Sekalipun kau tak ingin menjadi Ha Eun Joong, setidaknya jangan telantarkan dirimu sendiri. Atau sekalipun kau memilih menjadi Jang Eun Joong, kau juga tak boleh menelantarkan dirimu. Hanya itu harapan terkahirmu. Apa yang harus kau lindungi bukanlah aku atau Jang Tae Ha, tapi dirimu sendiri.”
Eun Joong tak menjawab dia hanya menunjukkan surat pengunduran dirinya pada Myung Geun. Hari ini dia memutuskan berhenti jadi polisi. Bagaimana bisa dia menjadi polisi, jika dia ga bisa menangkap penculik dan pembunuh yang jelas-jelas ada di depannya? Polisi macam apa dia jika ternyata dia sama sekali tak layak.
Kang Joo Pil ada di ruangannya Tae Ha. Tae Ha bertanya tentang saham yang dimiliki putranya. Joo Pil menjawab kalau Eun Joong akan menjadi pemegang saham terbesar setelah Tae Ha. Apa Tae Ha butuh lebih banyak saham lagi? Tae Ha menjawab tidak. Karena bagaimanapun saham istrinya akan diberikan juga pada Eun Joong.
Jadi menurutnya semua sudah lebih dari cukup.
Joo Pil kemudian menyarankan agar Tae Ha juga membagi saham pada Joo Ha, dan jangan terlalu memberi banyak pada Eun Joong. Bis saja Eun Joong dan Hwa Young bergabung untuk menentang Tae Ha. Tae Ha tak takut dia menjawab kalau dia hanya akan bergantung pada putranya saja.
Gu Jae In alian Eun Joong-Bok duduk di meja dan sedang menatap secarik kertas di hadapannya. Dia berkata dalam hati jika dia bisa mengumpulkan dan membeli lebih banyak saham, atau bahkan jika saham ibu dan Joo Ha bisa dia miliki maka dia pasti akan bisa mengambil Tae Ha Grup.
Tiba-tiba ada yang bertamu ke officetel Eun Joong-Bok dan itu ternyata Hwa Young. Hwa Young membawa makanan kesukaan Eun Joong-Bok dan menaruhnya di dalam kulkas. Eun Joong-Bok berkata pada ibunya agar ibunya ga usah melakukan hal seperti ini, karena dia merasa ibunya tak tulus dan hanya merasa kasihan padanya.
Hwa Young menjawab kalau dia ga akan memaksa Eun Joong-Bok, tapi yang jelas dia akan tetap berada di jalur yang menurutnya benar ini. Sejujurnya dia juga benci Eun Joong-Bok. Dia juga ga ingin ketemu dengan Eun Joong-Bok lagi.
“Aku sudah memutuskan untuk membencimu, selama aku melakukan perjalanan untuk menemuimu.”
Hwa Young menyuruh Eun Joong-Bok datang ke pernikahan Joo Ha. Eun Joong-Bok harus melakukannya, dan ga boleh melarikan diri.
“Jika kau melarikan diri, maka kau akan benar-benar menjadi hantu.”
Jang Joo Ha, hari ini sedang mencoba gaun pengantinnya. Namun dia terlihat tidak begitu antusias. Dia malah asik dengan ponselnya, sementara Jin Woong terlihat sangat terpana melihat Joo Ha cantik dalam balutan gaun indah itu. Jin Woong kesal karena Joo Ha bukannya antusia tapi malah sibuk ngurusin pekerjaan.
Diapun mendekati Joo Ha dan menyuruh semua staf meninggalkan dia berdua saja dengan calon istrinya ini.
Jin Woong yang terluka dengan sikap Joo Ha berkata kalau setidaknya Joo Ha bisa mempertimbangkan perasaannya juga dan tidak egois seperti tadi.
“Setidaknya..ketika kau mencoba gaun pengantin ini kau bisa mencobanya dengan sungguh-sungguh sebagai seorang mempelai wanita. Aku bisa tahan kalau kau tidak menyukaiku..tapi, aku tidak tahan kalau kau memperlakukanku seperti orang yang bodoh. Jadi jaga sopan santun dan etikamu.”
Joo Ha pun meminta maaf. Dia berjanji akan menjaga sopan santunnya. Tapi meskipun dia memakai gaun pengantin tapi pikirannya sama sekali tidak ke pernikahan. Meskipun nanti dia mendapatkan perabotan baru dan rumah baru tapi dia bisa apa, toh semua bukan kepunyaannya?
“Aku tidak bisa bersandiwara. Aku tidak bisa berpura-pura”
Jin Woong pun menyuruh Joo Ha memejamkan mata. Joo Ha bertanya kenapa? Jin Woong kembali kesal dia membentak Joo Ha dengan berkata kenapa sih Joo Ha selalu saja ingin tahu apa alasan untuk yang dia lakukan?
Joo Ha pun akhirnya mau memejamkan mata. Ketika mata Joo Ha terpejam, Jin Woong langsung mengecup bibir Joo Ha tanpa ijin. Joo Ha jelas saja kaget dan langsung melepaskan dirinya dari ciuman Jin Woong. Dia bahkan mengusap bibirnya tanda dia tak sudi di cium Jin Woong. Dia kesal dan sangat marah.
“Melakukan ini tanpa persetujuan, ini jelas-jelas pelecehan seksuan namanya.”
Jin Woong hanya tersenyum dan kemudian memegang bibir Joo Ha. Joo Ha semakin kaget. Wajahnya terlihat sangat lucu. Jin Woong kemudian berkata kalau Joo Ha lebih baik tutup mulut saja ketika mereka sedang berciuman.
“Meskipun hatimu tidak tersentuh, aku ingin tahu apa tubuhmu juga tak akan tersetuh?”
Jin Woong pun kembali mengecup bibir Joo Ha. Joo Ha berusaha menghindar tapi tangan Jin Woong memegang pinggannya dan menahannya erat. Diapun tak bisa berkutik. Ciuman itu bahkan sangat lama, dan Joo Ha sama sekali tak bisa menikmatinya.
Ternyata tujuan Hwa Young menemui Eun Joong-Bok adalah meminta Eun Joong-Bok untuk menjadi pengacaranya dan membantunya melawan Tae Ha, karena dia akan mengadukan Tae Ha akan segala sesuatu yang sudah Tae Ha lakukan padanya.
Eun Joong-Bok bertanya jadi maksud Hwa Young adalah dia harus melawan ayahnya sendiri? Dia tak bisa, lebih tepatnya dia tak mau. Eun Joong-Bok bahkan meminta ibunya cari pengacara lain saja.
“Aku tidak menyukaimu Bu, aku bilang aku tidak akan berpihak padamu dan melawan Ayah. Seandainya putramu bukan detektif, seandainya dia pengacara pasti itu lebih baik.”
Hwa Young menjawab kalau itu tak masalah untuknya. Baginya mempunyai anak sebagai detektif adalah bagus, karena dia juga punya anak yang berprofesi sebagai pengacara.
“Karena aku punya dua putra, aku menjadi merasa sangat kuat.”
Hwa Young juga dengan mantap mengatakan kalau dia sekarang tidak lemah lagi. Dia sekarang akan berusaha merebut Tae Ha grup, atau lebih tepatnya Cheon Ha Grup yang dulu merupakan milik ayahnya.
“Biar bagaimanapun juga aku akan jatuhkan Jang Tae Ha dengan tanganku sendiri.”
Hwa Young keluar dari Officetel Eun Joong-Bok dengan keadaan sangat kecewa. Dia kembali mengingat jawaban Eun Joong-Bok atas ajakannya tadi.
“Saat kau merebut kembali Grup Tae Ha Bu, pada putra yang mana akan kau berikan perusahaan itu? Sekarang aku berhenti menjadi pendukungmu. ”
Perkataan itulah yang terus terngiang di telinga Hwa Young saat ini. Tapi sepertinya tekad yang dia miliki cukup kuat. Dia akan tetap pada niatnya untuk menjatuhkan Jang Tae Ha.
Di Officetelnya, Eun Joong-Bok di telepon Kang Joo Pil. Joo Pil bertanya apa Eun Joong-Bok sudah membuat keputusan, karena saat ini Tae Ha sedang menyiapkan jalan untuk kesuksesan Eun Joong?
“Geum Man Bok kau hanya akan menjadi lumpur nantinya.”
Eun Joong-Bok bertanya sebenarnya siapa orang yang sedang Joo Pil dukung saat ini? Joo Pil menjawab dia mendukung Jang Joo Ha. Joo Pil mencoba mempengaruhi Eun Joong-Bok kalau lebih baik mendukung Joo Ha yang sudah 20 tahun lebih Eun Joong-Bok kenal, daripada Ha Eun Joong, putra baru itu.
“Biarkan Noonamu yang menelan Grup Tae Ha.”
Tanpa disangka dan tanpa di duga, Hwa Young belum pergi dari halaman officetel Eun Joong-Bok. Eun Joong-Bok yang berniat menyusul ibunya langsung mendekati Hwa Young yang baru saja akan melangkah pergi. Eun Joong-Bok menghadang jalan Hwa Young sambil berkata kalau dia akan mengambil perkara hokum yang ibunya katakan tadi. Dia menerima tawaran yang diajukan ibunya.
“aku akan melawan ayah.”
“Apa itu tulus?” tanya Hwa Young
“Aku akan merebut Grup Tae Ha dari ayah untukmu”
Hwa Young tersenyum senang sementara Eun Joong-Bok tersenyum puas. Sepertinya ada rencana licik yang sedang disiapkannya.
Hari ini, di Tae Ha Grup. Sebuah mobil datang dan berhenti di sana. Terlihatlah sepasang kaki yang keluar dari mobil itu dan berniat melangkah masuk ke dalam. Dia adalah Jang Eun Joong asli. Pewaris utama Grup Tae Ha.
KOMENTAR :
Kurang 10 Epsidoe lagi..Semangat Ayu..!!!