[Episode Sebelumnya]
Malam ini, Kang Ju bermimpi buruk, dalam mimpinya dia melihat Doo Rim terbujur kaku, tak bernyawa. Kang Ju bangun dengan perasaan sangat takut. Dia tak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Doo Rim.
Pagi ini, Kang Ju langsung datang ke restoran Doo Rim. Doo Rim heran dan bertanya kenapa Kang Ju datang pagi-pagi begini? Memangnya Kang Ju ga kerja? Kang Ju menjawab, justru karena dia mau pergi kerja, makanya dia datang kesini. Dia ingin Doo Rim memasangkan dasinya. Doo Rim akhirnya mau, tapi dia malah menarik dasi di leher Kang Ju dengan kencang, seolah mencekik Kang Ju, tentu saja Doo Rim hanya bercanda. Dia tertawa senang.
Kang Ju meminta agar Doo Rim tak pergi kemana-mana hari ini, dia juga berkata agar Doo Rim tak naik mobil. Doo Rim heran tapi Kang Ju kemudian bilang kalau dia akan datang malam ini, jadi dia mau Doo Rim ga kemana-mana. Doo Rim menjawab baiklah, nanti dia ga akan kemana-mana, dan akan menunggu Kang Ju.
Yi Kyung datang ke kantor ibunya, dan Jae Ran memberi tiket untuk Yi Kyung. Jae Ran meminta Yi Kyung berangkat ke Sydney, dan tinggal bersama bibi Yi Kyung dulu. Perusahaan sedang mengalami krisis saat ini, jadi dia ga mau Yi Kyung ikut mengalami susah.
Tiba-tiba Yi Kyung bertanya, bagaimana caranya agar bisa membalas dendam yang paling brutal?
Jae Ran terkejut mendengar keinginan putrinya. Yi Kyung juga bilang kalau dia ingin sekali melenyapkan Na Doo Rim.
“Aku berharap ini hanya mimpi, tapi ketika aku membuka, tak ada yang berubah. Aku seolah seorang diri, dilempar ke dalam dunia yang kosong.”
Jae Ran sedih mendengar kalimat Yi Kyung, dia berkata kalau Yi Kyung kan masih punya dia. Dia tak akan semudah itu roboh. Bagaimanapun juga, dia janji akan bisa menyelamatkan perusahaan ini, jadi Yi Kyung tenang saja.
Yi Kyung menggenggam tangan ibunya, dia menahan tangis kemudian berkata kalau dia sama sekali ga pernah menyesal menjadi putri ibunya.
Jae Ran ikut sedih mendengar kalimat anaknya. Kemudian, merekapun berpelukan dalam tangis. Yi Kyung berucap
“Ibu, tak peduli dimanapun aku berada, aku akan selalu bersamamu.”
Malam ini, Jang Yi Kyung menelpon Kang Ju dan meminta Kang Ju untuk datang ke rumahnya, dia hanya ingin bertemu sebentar saja, sebelum dia meninggalkan Seoul, karena besok dia akan ke Sydney.
Kang Ju pun setuju.
Yi Kyung pun berdandan sebelum Kang Ju datang.
Doo Rim tertidur sambil duduk, karena menunggu Kang Ju datang. Lalu tiba-tiba sebuah sinar meneranginya. Doo Rim membuka mata dan melihat hantu wanita dengan pakaian hitam datang. Hantu wanita itu menyodorkan gelang keberuntungan pada Doo Rim.
Hantu wanita itu berkata
“Orang yang kau lindungi dengan taruhan nyawamu, kini dalam bahaya.”
Lalu si hantu wanita membuang gelang keberuntungan itu, yang kini butir-butirnya berceceran di lantai. Doo Rim jelas saja kaget.
Doo Rim terbangun,dia kaget sekali dengan mimpinya, kemudian dia melihat ke samping ternyata di sampingnya sudah tergeletak gelang keberuntungan itu. Doo Rim jadi cemas, dia bergumam kalau kejadian tadi bukanlah mimpi.
Doo Rim langsung menghubungi ponsel Kang Ju, namun Kang Ju tak menerimanya. Kekhawatiran Doo Rim semakin menjadi. Dia berharap lelakinya itu baik-baik saja.
Kini, Kang Ju sudah sampai di rumah Yi Kyung. Yi Kyung mendekati Kang Ju dan menyodorkan sebuah kancing manset Kang Ju, yang dulu hilang. Dia yang menemukannya, tapi dia tak memberikan pada Kang Ju, dan malah menyimpan kancing ini. Kang Ju terkejut menatap kancing itu. Sementara Yi Kyung menjelaskan kalau kejadian ini terjadi ketika pesta ulang tahun Ru Mi yang ke 22.
“sekarang ini ku kembalikan padamu, karena dari awal ini memang bukan milikku.”
Kang Ju akan pergi, karena dia merasa urusannya dengan Yi Kyung sudah selesai, tapi Yi Kyung menahan lengan Kang Ju, dan meminta Kang Ju untuk minum anggur sebagai tanda perpisahan dengannya.
Kang Ju tak menolak.
Jang Yi Kyung menuang anggur untuk dia dan Kang Ju di pantry rumahnya. Sementara Kang Ju duduk cuek di sofa dan sama sekali tak menatap kearah Yi Kyung.
Yi Kyung setelah menuang anggur di masing-masing gelas, kemudian mengambil sebutir obat yang mungkin sudah dia siapkan dari tadi. Dengan pelan, Yi Kyung menaruh bubuk obat itu kedalam salah satu gelas. Munkinkah dia ingin menyingkirkan Kang Ju, agar siapapun tak bisa memiliki Kang Ju?
Kini, mereka bersulang bersama. Kang Ju langsung menyesap anggurnya sementara Yi Kyung menatap Kang Ju penuh makna. Kang Ju tak menunggu lama, dia menghabiskan anggur itu karena dia ingin cepat ke tempat Doo Rim.
Mereka bercakap-cakap sebentar. Yi Kyung bertanya imej seperti apa yang dia tinggalkan untuk Kang Ju? Kang Ju menjawab, kalau dia berharap Yi Kyung bisa melupakan semua kenangan buruk, dan hidup lebih sehat.
Yi Kyung kemudian meminta, kalau dia berharap Kang Ju bisa membantu perusahaan ibunya, karena bagi ibunya dan Oppanya, perusahaan itu bagai nyawa. Ini permintaan terakhirnya pada Kang Ju.
“Aku meninggalkan harga diriku yang terakhir disini, untuk meminta bantuanmu.”
Kang Ju menjawab kalau dia akan mempertimbangkan hal itu. Kemudian, Kang Ju pun pamit pergi dengan alasan dia sudah ada janji. Yi Kyung tak melarang. Dia berpesan agar Kang Ju hati-hati di jalan. Kemudian Yi Kyung menatap kepergian Kang Ju dengan sedikit raut wajah sedih, lalu meminum habis anggur yang tersisa di gelasnya.
Jang Yi Kyung, setelah malam perpisahan dengan Kang Ju berakhir, dia berniat beranjak ke kamarnya. Namun baru selangkah kakinya berjalan, tiba-tiba tubuhnya limbung, dan dia tak sadarkan diri.
Ma Jae Ran yang di kantor tadi sudah memiliki firasat tak enak pada Yi Kyung bergegas pulang ke rumah, dan histeris begitu mendapati tubuh putrinya tergeletak di lantai rumah. Yi Hyun langsung menelpon 119 dan meminta bantuan segera datang ke rumahnya. Sementara Jae Ran memeluk anaknya, dan berkata agar Yi Kyung tak boleh meninggalkan dia.
Choi Kang Ju sudah sampai di depan restoran Doo Rim, tapi tiba-tiba ibu Yi Kyung menelponnya. Kang Ju pun menerima telepon itu. Ma Jae Ran bertanya pada Kang Ju, kenapa orang yang harus menghilang adalah Jang Yi Kyung, putrinya?
“Orang yang seharusnya lenyap bukan putrinya. Perhatikan baik-baik perkataanku, sekalipun harus ke ujung neraka aku akan tetap mengejarmu. Aku, sebagai ibu Jang Yi Kyung akan melakukan segalanya.”
Telepon itu usai, walau Kang Ju merasa aneh, namun dia tak mempedulikannya.
Tiba-tiba entah mengapa, Kang Ju tak bisa membuka pintu mobilnya. Dia heran dan panik sendiri. Lalu, sang hantu wanita berpakaian hitam muncul, dan Kang Ju menatap pada hantu wanitu, kemudian matanya terpejam. Kang Ju tertidur.
Na Doo Rim, sedang menunggu Kang Ju, tapi yang datang malah Ma Jae Ran. Doo Rim heran melihat Ny. Ma datang sehingga dia bertanya, ada apa Ny. Ma ke tempatnya? Jae Ran yang terlihat lunglai, berkata kalau gara-gara Doo Rim lah, Yi Kyung nya mengalami kejadian seperti ini. Jae Ran mengamuk membuat Doo Rim takut. Jae Ran terus menyalahkan Doo Rim, dan melempar semua barang yang ada di restoran Doo Rim. Membuat Doo Rim semakin takut, terlebih dia terjatuh.
Dia meminta agar Ny. Ma tak seperti ini padanya.
“Orang yang harusnya mati bukan Yi Kyung, tapi kau” ucap Jae Ran sambil terus mengejar Doo Rim yang berusaha menghindarinya.
Jae Ran kemudian mencekik leher Doo Rim dan mengeluarkan kalimat makiannya, kalau seharusnya Doo Rim tak lahir ke dunia ini. Doo Rim semakin sulit bernafas, tekanan tangan Jae Ran begitu kuat di lehernya. Apakah dia akan mati?
Bersamaan dengan itu, Villa di belakang rumah Kang Ju, pintunya bergetar, lalu terbuka lebar. Kemudian sesosok wanita berpakaian hitam seolah terbang menuju tempat Doo Rim.
Lalu, saat Jae Ran tengah dengan beringasnya mencekik leher Doo Rim, sebuah sinar meneranginya, dan wajah Doo Rim seketika berubah menjadi hantu wanita itu. Jelas saja Ma Jae Ran kaget saat melihatnya.
Diapun melepaskan cekikan itu.
Hantu wanita berkata
“Orang jahat, akhirnya kau menunjukkan juga belangmu sebenarnya. Sudah lama aku menunggu. Waktu 100 tahun sudah berlalu, dan aku yakin kau tak mengingatnya kenapa aku muncul di depanmu seperti saat ini? Dosa yang tercipta karena dirimu, akhirnya bisa diberantas.”
Jae Ran menggeleng-gelengkan kepalanya, dia kemudian mencekik lagi si hantu wanita. Dia berharap ini hanya halusinasinya.
Di masa lalu, masa yang sangat lampau. Tepatnya 100 tahun yang lalu.
Terlihat seorang wanita yang terbaring lemah, karena habis melahirkan dan memiliki wajah seperti hantu wanita yang kini sedang dicekik lehernya oleh seorang wanita yang mirip dengan Ma Jae Ran. Wanita lemah itu tak bisa berteriak, dia hanya menatap penuh rasa memohon pada wanita yang mencekiknya, agar sang wanita tak melakukan hal seperti ini padanya.
Wanita lemah itu bahkan hampir menangis, tapi wanita yang mencekiknya tak peduli, dan terus menambah kekuatan pada kedua tangannya, berharap agar wanita lemah ini segera mati.
Tepat ketika si wanita lemah kehabisan nafas dan mati, masuklah seorang gadis muda yang mirip dengan Na Doo Rim. Dia terkejut menatap apa yang dilihatnya saat ini.
Wanita pembunuh itu, tak kenal takut. Sekarang, dia beralih pada bayi tak berdosa yang baru saja lahir, dia pun berniat menghabisi nyawa si bayi dengan mencekik leher bayi tersebut. Tentu saja si gadis muda, syok melihatnya. Dia langsung menyelamatkan bayi malang itu di pelukannya, dan segera pergi.
KOMENTAR :
Masa lalu yang masih menyisakan misteri. Ternyata Jae Ran walau sudah bereinkarnasi tetap saja jahat. Walau, di masa lampau, dia juga seorang yang keji. Siapakah yang dia bunuh? Apakah seorang wanita bangsawan dengan status penting? Permaisuri atau? Entahlah.
Lalu, apa hubungan nenek Doo Rim, dengan sepatu merah?
Semoga dua episode terakhir bisa menjelaskan segalanya.
Jang Yi Kyung, aku yakin secuil hatinya milik Kang Ju. Buktinya, dia tak jadi memberi minuman beracun itu untuk Kang Ju, dan memilih meminumnya sendiri. Seperti itulah perkiraanku.
Aku hanya berharap, ending drama ini tak terkesan aneh dan dipaksakan.