[Episode Sebelumnya]
Ki Dong Chan kini ada di dalam mobilnya, dia sedang menatap foto yang dia temukan tadi. Di foto itu terdapat gambar Presiden Kim Nam Jun yang berjabat tangan dengan seorang pria. Pria bertato Nemesis tentu saja.
Background foto itu lah yang membuat Dong Chan tertarik. Dia pun menutup kedua wajah di foto itu dengan tangannya, agar dia bisa melihat lebih jelas seperti apa sebenarnya bentuk gambar di background foto ini.
Dong Chan pun ingat akan gambar yang di buat Soo Hyun ketika mereka masih ada di sekitar rumah Tae Oh. Menurut Soo Hyun, Saet Byul juga pernah menggambar bentuk ini di dinding gudang ketika Saet Byul disekap pada masa sebelum dia kembali ke masa 14 hari ini.
Akhirnya Dong Chan tahu kalau Presiden Kim dan si Pria bertato memang telah membuat suatu kesepakatan.
Soo Hyun sedang ada di acara makan malam yang diadakan Presiden Kim Nam Jun untuk para korban sebelum eksekusi mati dilaksanakan. Disana Dong Chan langsung menelpon Soo Hyun untuk mengabarkan penemuannya. Soo Hyun terkejut begitu mendengar kalimat Dong Chan yang mengatakan kalau Presiden Kim Nam Jun dan si pria bertato berada dalam perahu yang sama. Kedua orang itu berkomplot. Dong Chan juga bilang kalau penculikan Saet Byul bisa jadi salah satu permainan politik.
“Yang Saet Byul gambar di dinding, adalah sebuah Phoenix”
Soo Hyun terpana, dia pun menatap kearah Presiden Kim Nam Jun yang kini sedang berjalan mendekatinya. Dengan hangatnya sang presiden menyapa Soo Hyun bahkan menggenggam tangan Soo Hyun, tanda dia ikut prihatin dengan kejadian yang sedang menimpa Soo Hyun. Presiden berjanji, akan mencari siapa yang ada di dalam foto yang Soo Hyun berikan padanya di kantor polisi waktu itu. Jadi, Soo Hyun tenang saja.
Soo Hyun sama sekali tak tertarik dengan basa-bsi Presiden, dia malah tertarik dengan cincin yang dikenakan sang Presiden. Benar saja, cincin emas Presiden Kim Nam Jun berupa gambar seekor Phoenix. Mirip sekali dengan gambar di dinding gudang tempat Saet Byul di sekap pada masa sebenarnya.
Keluarga Presiden berjalan melewati Soo Hyun. Soo Hyun masih terpana akan fakta yang baru saja dia alami. Ketika itulah, pikiran aneh muncul di otak Soo Hyun. Tepat saat cucu perempuan Presiden Kim Nam Jun lewat, Soo Hyun memulai aksinya.
Dia menarik tangan si cucu perempuan Presiden, sambil menodongkan sesuatu yang dipegang ditangannya. Hal itu jelas membuat semua heboh. Staf keamanan Presiden mulai menodongkan senjata pada Soo Hyun, sementara Soo Hyun sama sekali tak takut. Anak perempuan itu mulai terlihat ketakutan.
Presiden meminta staf keamanannya untuk diam saja, dia pun berjalan pelan mendekati Soo Hyun sambil mengajak Soo Hyun bicara. Dia minta Soo Hyun tetap tenang. Soo Hyun ga peduli, dia hanya mau putrinya dikembalikan.
Tepat saat itulah, putra Presiden Kim menerjang Soo Hyun, membuat Soo Hyun terjatuh dan menabrak Vas bunga. Putra Presiden Kim terluka, bagian perutnya berdarah.
Listrik pun padam, dan semua staf kepresidenan yang mengamankan bagian luar gedung berhamburan ke dalam untuk menyelamatkan Presiden dan keluarga.
Ketika lampu sudah menyala, Soo Hyun tak ada di tempat. Staf keamanan Presiden langsung menyelamatkan Presiden dan memeriksa TKP. Ternyata bukan pisaulah yang ditodongkan Soo Hyun pada cucu Presiden tadi. Itu hanya pisang yang dibungkus oleh tisu. Sehingga orang-orang mengira bahwa yang dipegang Soo Hyun untuk mengancam cucu Presiden adalah sebuah pisau.
Hyun Woo Jin datang ke TKP, dimana para wartawan juga sudah datang untuk meliput. Tapi banyak dari tamu yang hadir tak mau memberikan pernyataan apapun akan kejadian di dalam tadi. Semua tamu undangan menutup mulut mereka. Tapi, terlihat seorang wanita dengan gerak-gerik mncurigakan. Wanita itu sedang memegang ponselnya dan tengah melakukan sesuatu. Woo Jin melihat itu, dan dia diam saja.
Ho Gook datang dan memanggil Woo Jin. Di dalam pikiran Woo Jin hanya ada tentang Soo Hyun. Dia pun bertanya pada Ho Gook bagaimana kondisi Soo Hyun? Ho Gook menjawab kalau tadi di dalam ruangan lampu sempat padam, dan ketika lampu menyala Soo Hyun sudah menghilang.
Sementara itu, Soo Hyun memang sudah aman di dalam mobil Dong Chan. Soo Hyun bertanya bagaimana bisa Dong Chan menemukannya, disana kan tadi gelap? Dong Chan menjawab sambil mengarahkan pandangannya ke sepatu Soo Hyun lalu berkata karena bintik-bintik di sepatu Soo Hyun, makanya dia bisa menemukan Soo Hyun. Soo Hyun pun menatap sepatunya, dan memang benar ada bintik-bintik di sepatunya yang jika gelap maka bintik-bintik itu akan menyala. Pasti Yoo Jin Woo yang melakukan ini padanya.
Flashback
Dong Chan yang sudah sampai di tempat acara, menuju ke bagian belakang, dan membuka tempat dimana pusat listrik untuk gedung itu. Setelah yakin listrik padam, Dong Chan mulai bergerak mencari Soo Hyun.
Flashback End
Dong Chan berkata kalau dia sedikit kecewa pada Soo Hyun. Soo Hyun heran, dan Dong Chan menjelaskan kalau sikap Soo Hyun tadi pada cucu Presiden yang masih kecil, sedikit keterlaluan. Seharusnya tak peduli bagaimanapun kondisi yang terjadi, Soo Hyun ga boleh melakukan hal seperti tadi.
“Kau juga pernah mengalaminya Ahjumma, jadi teganya kau menodongkan pisau kepada anak kecil. Itu seolah membuatmu sama saja dengan para Bajingan itu.”
Soo Hyun kesal, dia menjawab mana mungkin dia seperti itu. Dia juga seporang ibu. Soo Hyun pun menceritakan semuanya, kalau tadi yang dia pegang bukanlah pisau. Hanya sebuah pisang yang dibungkusnya dengan tisu.
Dong Chan kaget mendengarnya. Soo Hyun pun menjawab bahwa dia ga punya pilihan lain. Fakta bahwa Presiden juga bermain dalam penculikan ini, membuatnya seolah tak punya harapan. Dong Chan menenangkan Soo Hyun.
Soo Hyun bertanya sekarang pasti seluruh dunia sedang mencarinya dengan mata terbuka lebar kan? Dong Chan menjawab sepertinya tidak, dia yakin Presiden menyuruh semua stafnya untuk membungkam awak media akan kejadian di gedung tadi. Presiden tentu tak ingin mendapat kritik dari masyarakat, karena kejadian di gedung tadi bersamaan dengan penetapan hukuman mati yang diputuskan Presiden.
Soo Hyun tak percaya, dia memilih melihat itu di TV yang ada di ponselnya. Memang benar apa yang Dong Chan bilang, Presiden berhasil membungkam media, sehingga kejadian tadi sama sekali tak terendus.
Soo Hyun menatap Dong Chan, kemudian dia berkata kalau lawan mereka saat ini tidaklah enteng. Lawan mereka adalah Presiden.
Dong Chan dengan santai bertanya siapa sih Presiden itu? Dia ga peduli siapapun lawannya,karena dia yakin dia bisa selamatkan Saet Byul, dan juga kakaknya.
Presiden Kim Nam Jun, sedang bersama Ajudan setianya, Lee Myung Han. Presiden berkata pada Myung Han kalau ga baik jika public tahu masalah ini. Myung Han menenangkan Presiden dengan berkata kalau semua sudah dikontrol, sehingga Presiden ga usah khawatir. Presiden berkata lalau bagaimana dengan keluarga para korban yang datang ke acara tadi? Myung Han menjelaskan kalau dia juga sudah berbicara dengan semua tamu tadi, jika sampai kejadian ini bocor, maka bisa menyebabkan eksekusi mati dibatalkan. Dia yakin keluarga korban tak menginginkan itu.
Lalu datanglah seorang staf yang berkata pada Presiden kalau Presiden harus melihat tayangan di TV, karena tayangan ini sangat penting. Staf itupun menyalakan TV di ruangan Presiden dan ternyata acara itu berisi sebuah rekaman video tentang kejadian di gedung tadi. Presiden dan Myung Han tentu saja tercengan melihatnya. Bagaimana mungkin kejadian ini bisa bocor?
Di rumah Han Ji Hoon, polisi masih berjaga. Mereka masih menunggu kemungkinan si penculik menelpon, dan salah seorang polisi berkata pada Ji Hoon, agar Ji Hoon menayalakan TV. Mungkin Ji Hoon harus melihat tayangan yang sedang heboh saat ini. Ji Hoon yang heran tetap mematuhinya. Dia pun menayalakan TV dan terkejut mendengar nama Soo Hyun lah yang sedang disebut-sebut.
Host acara itu berkata apa maksud ibu Saet Byul dengan mengancam Presiden Kim Nam Jun dan meminta Saet Byul kembali jika mau cucu Presiden selamat.
“Itu bisa berarti dua hal, Ibu Saet Byul tak setuju dengan pengumuman eksekusi mati yang dilakukan Presiden karena penculik anaknya belum tertangkap, dan tentu itu semakin membuat anaknya dalam keadaan bahaya. Sementara yang kedua adalah, karena citra Presiden sedang turun drastis maka diharapkan dengan kasus penculikan Saet Byul, citra buruk itu berubah baik. Dan patut di duga ini adalah permainan politik Presiden Kim Nam Jun.”
Host juga menyampaikan kalau ayah Saet Byul adalah orang yang bersebarangan dengan Presiden Kim Nam Jun, dan sekarang ini surat penangkapan atas nama Kim Soo Hyun sudah dikeluarkan.
Ji Hoon syok mendengarnya dan memilih mematikan TV. Dia jelas saja khawatir pada Soo Hyun. Ji Hoon pun memilih masuk ke kamar. Di dalam kamar, Ji Hoon yang cemas mengambil ponselnya, dia kemudian menghapus sebuah pesan. Sepertinya itu pesan penting.
Sementara itu di sebuah mini market, Dong Chan sedang membeli beberapa makanan. Tiba-tiba Woo Jin menelpon, membuat Dong Chan malas menerimanya. Diapun memilih menolak panggilan Woo Jin itu. Kemudian Dong Chan melihat berita yang sedang heboh ditayangkan saat ini. Dia tahu situasi sedang tak menguntungkan untuk Soo Hyun, karena wajah Soo Hyun yang terpampang di layar kaca saat ini, dan menjadi berita nasional yang tentu menggemparkan.
Sebelum beranjak pergi, Dong Chan mendapat SMS yang mengabarkan kalau kondisi Jang Mi Sun – ibu Soo Hyun dalam keadaan kritis.
Dong Chan sudah masuk ke dalam mobil, dimana memang Soo Hyun menunggu. Didalamnya Dong Chan meminta ponsel Soo Hyun. Soo Hyun heran namun tetap memberikan ponselnya pada Dong Chan. Dong Chan kemudian mematikan ponsel Soo Hyun lalu menjalankan mobilnya.
Ternyata Dong Chan membawa Soo Hyun ke rumah sakit, dimana ibu Soo Hyun tengah terbaring kritis. Dia memasangkan jaket untuk Soo Hyun, membuat Soo Hyun heran. Soo Hyun bertanya kenapa mereka ke RS? Apa Saet Byul ada di RS?
Soo Hyun akhirnya berkata kalau ibu Soo Hyun terluka.Dia mau Soo Hyun menengok ibu Soo Hyun dulu, karena ibu Soo Hyun sedang kritis.
Soo Hyun marah, dia ga mau. Dia memilih masuk ke dalam mobil namun Dong Chan menghadang Soo Hyun, dan menutup kembali pintu mobil. Soo Hyun berkata kalau ibunyalah yang membuat dia dimasukkan ke RSJ. Ibunya yang menelpon Han Ji Hoon, sehingga dia terpaksa kehilangan Saet Byul.
“Aku tak pernah meminta bantuannya sekalipun, tapi ketika aku meminta bantaunnya, dia malah melakukan itu padaku. Dia bahkan tak bisa menjaga Saet Byul.”
Dong Chan kemudian berkata apa Soo Hyun ga tahu kenapa ibu Soo Hyun masuk RS? Ibu Soo Hyun masuk RS dan sekarang dalam kondisi kritis karena sebelumnya ibu Soo Hyun berusaha melindungi Saet Byul. Soo Hyun pun tercengang dibuatnya.
Setelah mendengar cerita dari Dong Chan tentang perjuangan ibunya melindungi Saet Byul akhirnya Soo Hyun mau menengok ibunya. Dia masuk RS bersama Dong Chan dengan menggunakan Jaket dan penutup kepala agar tak ada yang mengenalinya.
Tapi, tanpa mereka sadari suami Jang Mi Sun menelpon seseorang dan mengabarkan kalau dia tahu dimana Soo Hyun berada.
Di suatu tempat, Hyun Woo Jin menelpon seseorang yang selalu mengancamnya selama ini. Dia berkata pada orang itu agar segera mengembalikan Saet Byul. Jika Saet Byul tak segera dikembalikan padanya, maka dia akan mengungkapkan semua. Termasuk identitas si penelpon. Tapi sepertinya si penelpon tak merasa takut akan ancaman Woo Jin, sehingga membuat Woo Jin teramat kesal. Dia pun berteriak di dalam mobilnya sambil memukul kemudi. Semua adalah salahnya. Jika saja dia tak mau menuruti ini semua dari awal, jika saja kejujuran dia utamakan, maka dia tak akan diperlakukan seperti anjing oleh orang itu.
Di dalam ruang perawatan ibunya, Soo Hyun menatap sedih melihat sang ibu yang terbaring lemah. Dong Chan meminta maaf karena tak memberitahu Soo Hyun dari awal, itu karena dia tak mau Soo Hyun khawatir. Soo Hyun kemudian menatap keranjang pakaian yang digunakan ibunya ketika ada di dalam van frezer itu. Dia mengambil keranjang tersebut dan tak sengaja menemukan tulisan tangan Saet Byul. Soo Hyun pun langsung membacanya.
“Omma, aku kasihan pada nenek. Jadi janganlah membencinya. Dia bukannya tak suka padamu makanya meninggalkanmu. Nenek tetangga sebelah mengatakan kalau nenek tak sengaja meninggalkanmu. Kakek memukuli nenek setiap hari dan karena nenek takut kakek juga akan memukulmu, makanya nenek tak membiarkanmu hidup bersamanya. Nenek berusaha melindungimu, itulah sebabnya dia meninggalkanmu di panti asuhan. Sama seperti kau yang mencintaiku. Nenek melakukan itu karena sangat mencintaimu. Dia berusaha melindungimu dari orang yang memukulinya setiap hari. Itu sebabnya jangan membenci nenek, tapi cintailah dia.”
Soo Hyun jelas saja menangis, dia menatap ibunya yang terbaring dan dalam kondisi kritis. Dia pun teringat akan kenangan saat dia kecil dulu.
Flashback
Soo Hyun kecil datang menemui ibunya, diapun memanggil sang ibu yang tentu langsung mendekat padanya. Ibunya langsung mengusirnya saat itu, membuat Soo Hyun bersedih. Soo Hyun pun memohon agar bisa tinggal bersama ibunya. Dia janji akan patuh pada ibunya dan juga belajar dengan rajin.
“Aku juga janji tak akan makan banyak. Jadi tolong biarkan aku hidup bersamamu Bu.”
Mi Sun tak peduli, dia tetap menyuruh putrinya pergi. Diapun juga langsung menutup pintu pagar rumahnya. Membiarkan Soo Hyun kecil menangis seorang diri. Mi Sun berkali-kali menoleh ke belakang seolah memastikan suaminya tak tahu akan kedatangan Soo Hyun.
Flashback End
Soo Hyun langsung menyingkap lengan baju ibunya, dan terlihatlah lebam itu. Lebam akibat ibunya yang terus dipukuli oleh ayah tirinya. Soo Hyun pun semakin merasa menyesal karena sudah bersikap buruk pada ibunya. Dia bahkan seolah tak pernah mau mengakui ibunya. Soo Hyun menangis sambil memanggil-manggil ibunya.
“Ibu..aku salah.”
Flashback
Soo Hyun remaja menjadi wanita yang tidak lemah. Dia bahkan bernai melawan teman-temannya yang selalu mengejek hidupnya. Lalu datanglah ibu Soo Hyun. Ketika itu Soo Hyun juga melihat lebam ditangan ibunya. Tapi hatinya sudah diliputi rasa benci sehingga dia menyuruh ibunya segera pergi. Soo Hyun bahkan tak memanggil ibu pada Mi Sun, dia malah memanggil Mi Sun dengan sebutan wanita tua.
Flashback End
Soo Hyun terus menangis, penyesalan memang selalu datang telambat. Dong Chan kemudian mendekati Soo Hyun dan mengajak Soo Hyun segera pergi. Mereka sudah terlalu lama di tempat ini. Sebelum pergi, Soo Hyun meminta ibunya agar tak mati dulu.
“Maafkan aku Bu..Aku akan kembali lagi, jadi kau harus sadar ketika aku kembali. ”
Di lorong RS, ternyata sudah ada yang menghadang Soo Hyun dna Dong Chan. Depan dan belakang lorong itu sudah dipenuhi orang-orang yang ingin menangkap Soo Hyun dan Dong Chan. Bukan hanya polisi yang dikirim Hyun Woo Jin, tapi juga polisi suruhannya Lee Myung Han. Ho Gook tentu langsung mengamankan Soo Hyun dan Dong Chan, sementara staf lainnya menghadapi orang-orang itu.
Di luar RS, Ho Gook dan orang-orang itu masih bertengkar. Dong Chan dimasukkan ke dalam mobil. Soo Hyun tentu ikut juga dimasukkan dalam mobil tersebut. Ho Gook tak terima, dia pun kembali adu mulut dengan laki-laki itu. Tak selang berapa lama, tiba-tiba Hyun Woo Jin masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang kemudi. Laki-laki yang melihat Woo Jin akan melarikan Soo Hyun dan Dong Chan jelas geram, dan ingin menghentikan hal tersebut. Tapi Ho Gook dan tim Woo Jin mencegahnya. Sehingga Woo Jin bisa dengan tenang melajukan mobil tersebut.
Di dalam perjalanan, Dong Chan bertanya apa maksud Woo Jin melakukan ini? Woo Jin ga menjawab dan malam menanyai Soo Hyun, apa Soo Hyun ada yang terluka? Dong Chan semakin kesal. Dia kembali mengulangi pertanyaannya. Woo Jin hanya berkata kalau seperti yang Dong Chan dan Soo Hyun tahu, orang-orang yang menculik Saet Byul adalah orang-orang yang ga mudah dihadapi.
Soo Hyun bertanya heran, bagaimana Woo Jin bisa tahu jika yang menculik Saet Byul adalah orang-orang yang sulit dihadapi? Dong Chan menyindir Woo Jin dengan berkata kalau dia yakin Woo Jin memang tahu tentang itu karena Woo Jin juga bagian dari orang-orang tersebut. Woo Jin ga menjawab dia malah menepikan mobilnya. Dong Chan semakin kesal, dan bertanya memangnya apa sih imbalan yang Woo Jin dapat jika berhasil menangkap dan menyerahkannya pada orang-orang itu? Apa Woo Jin akan naik jabatan jadi kepala polisi?
Woo Jin lagi-lagi memilih diam, dia keluar dari mobil dan ikut menarik Soo Hyun keluar. Setelah di luar Woo Jin membuka borgol ditangan Soo Hyun. Soo Hyun heran, tapi Woo Jin hnaya berpesan agar Soo Hyun berhati-hati.
“Aku akan menyelamatkan Saet Byul apapun yan terjadi. Jadi jangan memikirkan hal lain, dan tetaplah di samping Ki Dong Chan. Mengerti?”
Woo Jin tak lupa melempar kunci borgol kearah Dong Chan, dan Dong Chan tak menunggu lama langsung membuka borgol ditangannya.
Setelah tangan Dong Chan terbebas, dia ikut keluar dan bertanya pada Woo Jin, apa maksud Woo Jin sebenarnya? Woo Jin tak menjawab, karena Ho Gook datang. Woo Jin hanya berkata kalau mulai sekarang Ho Gook yang akan mengawal Soo Hyun dan Dong Chan. Dia akan mengulur waktu, jadi dia harap Dong Chan dan Soo Hyun bisa kabur sejauh mungkin.
Dong Chan masih tak mengerti, dia mencengkeram keras jas Woo Jin sambil bertanya apa sih yang Woo Jin lakukan sekarang? Woo Jin hanya menjawab kalau memang cuma ini yang bisa dia lakukan. Tiba-tiba Woo Jin berkata
“Maafkan aku Ki Dong Chan. Dengan tulus aku benar-benar minta maaf. ”
Dong Chan tentu heran mendengar permintaan maaf Woo Jin. Tapi Woo Jin sama sekali ga menjelaskan lebih lanjut. Dia lebih memilih melepaskan tangan Dong Chan di jasnya dan berlalu pergi.
Soo Hyun yang ingin mengejar Woo Jin, dicegah oleh Ho Gook.
Hyun Woo Jin melajukan mobilnya, dia melihat di depan dan belakangnya ada mobil yang mencoba menghadangnya. Dia tentu tahu kalau itu adalah suruhannya Lee Myung Han. Woo Jin tak takut. Dia keluar dari mobilnya dan dengan berani menghadapi mereka semua. Melihat kalau ternyata orang suruhan Myung Han adalah salah satu tim di kepolisian membuat Woo Jin bertanya sinis, apa orang itu termasuk salam satu anteknya Myung Han?
Woo Jin pun dengan gagahnya melawan semua orang yang menghadangnya itu. Mereka membawa tongkat pemukul, dan tentu siap memukulkan itu ke tubuh Woo Jin. Awalnya Woo Jin masih bisa menghajar mereka semua, tapi tiba-tiba satu pukulan mengenainya. Lengahnya ia karena menahan sakit dari pukulan itu membuat orang-orang itu langsung menghajarnya. Satu laki-laki menahannya, sementara yang lain mulai memukulinya tanpa ampun.
Woo Jin awalnya pun masih bisa melawan, namun tiba-tiba satu anggota polisi itu yang sedari tadi memang berada di belakangnya langsung memukul tengkuk Woo Jin, dan memukul kedua kaki Woo Jin. Woo Jin pun jatuh dalam posisi berlutut.
Darah mengucur dari kepalanya, dan dia mulai lemah. Suasana saat itu memang terasa romantis. Bunga-bunga di pohon jatuh berguguran dan terlihat sangat cantik, tapi itu semua malah mengiringi penderitaan yang akan Woo Jin terima. Penderitaan yang belum berakhir, karena kesalahannya sendiri.
Saat itu tepat jam 12 malam, satu menit lagi hari berganti.
3 Hari sebelum kejadian
Woo Jin yang sudah lemah tak berdaya diseret oleh antek-antek Myung Han untuk kembali masuk ke dalam mobil. Disana salah satu tim polisi mendekati Woo Jin dan berkata
“Anjing sepertimu mencoba menggigit tuannya?”
Woo Jin tak takut, sama sekali tidak. Dengan tangannya yang lemah, dia mencoba menarik dasi laki-laki itu. Tapi apa daya dia tak punya kekuatan, sehingga dengan mudahnya si laki-laki melepaskan tangan Woo Jin di dasinya. Kemudian dia pergi meninggalkan Woo Jin.
Kondisi Woo Jin sangatlah lemah, dia menjatuhkan kepalanya ke atas kemudi mobil membuat suara klakson berbunyi nyaring. Bunga-bunga cantik nan berguguran itu masih mengiringi malam yang tragis ini.
Seolah-olah satu bunga yang gugur ke tanah menangisi kondisi Woo Jin yang terlihat sangat kritis.
Tak bisa dipastikan apakah setelah ini Woo Jin selamat atau tidak.
Bersambung ke Part 2
KOMENTAR :
Sumpah…apa pernah si drama ini ga bikin tegang atau panik yang nonton. Aku sedih liat Woo Jin. Mungkin bagi Woo Jin inilah satu-satunya hal benar yang dia lakukan. Setidaknya seperti itu.
Dan memang benar, di akhir episode 16 nanti..kita akan dikejutkan akan siapa sesungguhnya yang membunuh Saet Byul dimasa sebenarnya. Sebelum akhirnya Soo Hyun dan Dong Chan kembali ke 14 hari, seperti sekarang.
Drama ini di Korea sana sudah berakhir. The End.
Tentu aku ga boleh bercerita terlalu banyak kan tentang ending drama ini, karena bisa-bisa kalian hilang penasarannya. Hihihihi