[Sebelumnya]
Malam ini hujan turun menemani kegalauan Seul Bi. Dia ingin sekali kembali ke kehidupannya yang bukan sebagai manusia seperti sekarang. Tapi Seul Bi bingung bagaimana caranya kembali. Sampai akhirnya ada mobil tengah melintas, dan Seul Bi pun mempunyai ide. Mungkin dengan cara menabrakkan diri di mobil itu maka dia bisa kembali ke kehidupannya sebagai malaikat.
Suara klakson mobil terdengar nyaring dan membuat Seul Bi merasa sedikit takut. Tapi kakinya pun terasa kaku, tak mampu digerakkan. Apakah benar ini satu-satunya jalan untuk kembali? Lee Seul Bi menutup matanya, ketika mobil semakin dekat kearahnya, tapi tiba-tiba sebuah tangan menariknya. Seul Bi pun selamat dan tengah berada di pelukan seseorang. Siapakah dia?
Seul Bi memberanikan diri membuka mata dan menatap wajah penyelamatnya. Ternyata pria baik yang menariknya menjauh adalah Shin Woo Hyun. Woo Hyun kesal dengan tingkah gila Seul Bi. Dia pun memarahi Seul Bi. Seul Bi yang walaupun tadi tampak takut, tapi sepertinya dia memang berniat untuk menabrakkan dirinya ke mobil tadi agar bisa kembali, sehingga saat Woo Hyun memarahinya Seul Bi gantian berteriak kesal pada Woo Hyun yang mengacaukan semua rencananya.
“Bukankah kau yang bilang padaku agar pergi dan tak mengikutimu lagi?Kau bilang kau tidak peduli lagi.” Seul Bi hampir menangis, tapi sepertinya dia tertolong dengan derasnya hujan malam ini. Ga akan ada yang bisa membedakan yang mana air matanya, dan yang mana air hujan.
Shin Woo Hyun ga peduli semua yang Seul Bi bilang, dia hanya berkata ayo pergi. Tapi Seul Bi tetap diam di tempatnya. Woo Hyun sadar Seul Bi tak mengikutinya sehingga dia berbalik dan bertanya kenapa Seul Bi hanya diam saja? Seul Bi menjawab polos kalau Woo Hyun sendiri yang bilang untuk jangan diikuti lagi, jadi dia ga mungkin berjalan di belakang Woo Hyun dan mengikuti kemana Woo Hyun pergi.
Woo Hyun tampak kesal dan frustasi sekali dengan tingkah Seul Bi, sehingga dia pun berdiri di belakang Seul Bi dan menyuruh Seul Bi berjalan, karena dia yang akan mengikuti Seul Bi. Seul Bi pun tersenyum senang mengetahui Woo Hyun yang sudah ga marah padanya lagi.
Seul Bi langsung mengambil payung dan bonekanya, lalu menyusul Woo Hyun yang sudah melangkah pergi. Seul Bi meminta Woo Hyun menunggunya dulu.
Takdir? Kebetulan yang misterius
An Ji Hye, ibu tiri Hwang Sung Yeol tampak tengah bercakap-cakap di telepon dengan temannya. Mereka membicarakan keluarga masing-masing. Ji Hye terdengar senang membicarakan putra dan suaminya. Kebetulan saat itu, Sung Yeol berniat mengambil minum di dapur dan tentu mendengar percakapan ibu tirinya. Tapi, apa dia tersentuh dengan pujian dan kalimat manis sang ibu dengan temannya? Tentu saja tidak. Sung Yeol ga pernah menyukai si ibu tiri. Diapun menatap tak suka kearah si ibu tiri yang menurutnya munafik.
Tiba-tiba dengan sangat sengaja, Sung Yeol menjatuhkan gelas berisi air minum yang tadi diambilnya. Dia sengaja melakukan itu agar Ji Hye melihatnya. Ji Hye pun jelas aja tahu kaena mendengar suara benda pecah, dan dia juga tahu itu ulah Sung Yeol. Ji Hye pun mengakhiri percakapannya dengan temannya itu lalu mendekati Sung Yeol.
An Ji Hye, meminta Sung Yeol membersihkan pecahan gelas yang berserakan di lantai karena itu adalah ulah Sung Yeol. Sung Yeol harus bisa bertanggung jawab atas apa yang Sung Yeol lakukan. Tapi, Sung Yeol ga mau, dia berniat pergi tapi lengannya ditahan oleh Ji Hye. Ji Hye meminta Sung Yeol membersihkan pecahan kaca itu karena nanti bisa menyebabkan orang lain terluka.
Sung Yeol menatap marah, dan bertanya bukankan seharusnya respon yang dia dapat adalah pertanyaan apakah dia baik-baik saja. Itulah hal normal yang akan ditanyakan seorang ibu pada putranya? Tapi kenapa Ji Hye ga? Ji Hye menjawab tanpa takut kalau dia memang bukan orang normal jadi wajar jika bukan kalimat itu yang dia lontarkan pertama kali saat mengetahui kelakuan Sung Yeol ini. Lagipula ini berbeda. Sung Yeol sengaja melakukannya.
Hwang Sung Yeol tak takut. Toh sedari awal dia dan ibu tirinya tak pernah akur. Sung Yeol pun menjawab kalau dari awal dia memang ga tahu bagaimana bersikap baik pada Ji Hye. Jadi dia akan mencoba melakukan yang terbaik menurutnya untuk Ji Hye. Sung Yeol menatap tangannya yang dicekal si ibu tiri dan tiba-tiba menarik tangannya itu, gerakan itu menyebabkan Ji Hye terdorong ke belakang dan terjatuh.
Ji Hye sudah tak kusa mengeluh. Ini sudah berkali-kali dialaminya. Diapun berniat berdiri, tapi tak sengaja tangannya mengenai pecahan gelas dan menyebabkan telapak tangannya berdarah.
Ji Hye pun meringis menahan sakit, dan hanya bisa menghembuskan nafanya mencoba untuk terus bersabar.
Lee Seul Bi sudah ada di rumah Woo Hyun dan sudah berganti pakaian. Tiba-tiba dia mendengar ponsel Woo Hyun yang berdering dan Jin Young lah penelponnya. Seul Bi berinisiatif memberikan langsung ponsel ini pada Woo Hyun karena dia tahu Woo Hyun ada di kamar.
Shin Woo Hyun sedang asik menimati guyuran shower di kamar mandinya. Menikmati air yang mengalir membasahi seluruh tubuhnya. Tiba-tiba pintu kamar mandinya terbuka dan ketika Woo Hyun menoleh dia terkejut melihat Seul Bi datang sambil tersenyum. Seul Bi yang memang ga tahu apa-apa memberikan senyum manisnya pada Woo Hyun sambil menyodorkan ponsel Woo Hyun.
Woo Hyun langsung menyembunyikan dirinya di balik tirai dan menyembulkan sedikit kepalanya lalu dengan kesal bertanya kenapa sih Seul Bi kesini? Keluar sana. Seul Bi yang ga tahu menahu kalau Woo Hyun malu dilihat saat telanjang terus saja tersenyum dan menyodorkan ponsel milik Woo Hyun. Woo Hyun sungguh frustasi dibuatnya oleh tingkah Seul Bi yang keterlaluan.
Selesai mandi, Woo Hyun ada bersama Seul Bi di ruang tamu dan Woo Hyun yang tampak pusing dengan sikap Seul Bi hanya bisa berputar-putar sebagai pertanda dia stress menghadapi tingkah Seul Bi yang aneh.
Seul Bi yang bingung kenapa Woo Hyun marah hanya berkata kalau dia ga melihat apa-apa tadi. Lagipula ga ada pemandangan bagus yang bisa dilihatnya. Woo Hyun juga ga pernah bilang padanya kalau dia ga boleh melakukan hal seperti tadi. Jadi dia ga salah dong. Ga adil jika Woo Hyun memarahinya.
Woo Hyun geram dan berkata kalau begitu dia juga akan melihat Seul Bi saat Seul bi mandi, biar adil. Woo Hyun pun menyebut Seul Bi gadis mesum.
Kemudian mata Seul Bi turun kebawah dan melihat perut Woo Hyun. Woo Hyun yang tahu arah pandang Seul Bi menutup tubuhnya dengan tangan dan bertanya apa yang Seul Bi lihat? Seul Bi dengan polos menjawab
“Kau juga punya itu, aku yakin aku pernah melihat itu.”
Woo Hyun bingung tapi masih tetap menutupi tubuhnya. Dengan girang Seul Bi berkata kalau dia mau lihat perut cokelat yang biaanya dia lihat di TV. Jadi biarkan dia melihatnya sekali lagi.
(Mau lihat sixpacknya kaliii…)
Woo Hyun kesal dan berniat melemparkan handuknya kearah Seul Bi, tapi malah mengenai neneknya yang kebetulan datang mendekat.
Woo Hyun melaporkan apa yang Seul Bi lakukan tadi ketika dia sedang mandi pada sang nenek. Dia jadi jengkel sekarang. Woo Hyun masih menutupi tubuhnya dengan tangan sebagai tanda dia malu karena tadi sempat dilihat Seul Bi. Woo Hyun bahkan meminta neneknya juga memasang CCTV di kamar mandi, agar ga ada lagi yang berniat mesum seperti Seul Bi.
Woo Hyun kemudian berkata kalau sepertinya dia mengambil keputusan yang salah dengan membawa Seul Bi kembali. Mending besok pagi mereka usir Seul Bi dari rumah ini. Seul Bi langsung menjawab kalau dia janji ga akan melakukan hal seperti tadi. Lagipula tadi kan hanya masalah sepele, jangan dibesar-besarkan dong.
Lalu terdengar suara yang datang dari perut Seul Bi. Suara keroncongan yang membuat Seul Bi heran. Dia memegang perutnya dan bergumam kok perutnya bisa membuat suara seperti ini ya? Nenek yang khawatir langsung bertanya kenapa Seul Bi ga makan apapun tadi? Nenek kemudian pergi untuk menyiapkan makanan, sementara Seul Bi memarahi perutnya yang selalu lapar. Dia juga menggerutu heran akan siapa yang membuat aturan kalau makan itu harus 3 kali sehari. Merepotkan.
(Hahahaha…selama jadi malaikat ga pernah laper yaaa..)
Kini Seul Bi dan Woo Hyun ada bersama di meja makan. Seul Bi masih belajar menggunakan sumpit untuk mengambil makanan. Seul Bi tampak serius mencoba dan tak peduli dengan wajah keheranan dari Woo Hyun yang duduk di depannya. Saat Seul Bi berhasil menggunakan sumpitnya untuk mencapit makanan itu, Seul Bi berteriak girang dan memamerkan keberhasilannya pada Woo Hyun.
Woo Hyun ga peduli dan mulai menyendokkan nasi ke mulutnya. Seul Bi pun melakukan hal yang sama. Saat rasa enak mulai memenuhi lidah Seul Bi, dia bergumam sendiri. Seul Bi berkata kalau dia berharap Sunbae juga bisa merasakan makanan enak seperti ini. Woo Hyun tentu mendengar gumaman itu karena Seul Bi mengucapkannya jelas. Diapun bertanya apa Seul Bi mulai ingat akan seseorang? Siapa Sunbae yang Seul Bi katakan tadi?
Seul Bi bingung menjelskannya dna ga mungkin menjelaskan pada Woo Hyun siapa sunbae yang dia maksud. Seul Bi hanya berkata kalau dia merasa ga enak memakan makanan senikmat ini sendirian. Hanya itu. Woo Hyun meminta Seul Bi segera memberitahunya saat Seul Bi sudah ingat seseorang yang Seul Bi kenal. Seul Bi menjawab kalau orang yang dia kenal bukan manusia, jadi Woo Hyun ga mungkin bisa tahu orang itu.
Woo Hyun malah menyangka Seul Bi bisa melihat hantu, sehingga dia menengok ke belakang dan bertanya apa di rumah ini ada hantunya? Saat Woo Hyun membalikkan badannya dan menatap Seul Bi, Woo Hyun terkejut, karena Seul Bi mengagetinya dnegan menaruh rambut panjang Seul Bi di depan muka. Persis seperti hantu. Seul Bi tak merasa berdosa dan malah bertanya dengan nada senang apa Woo Hyun takut?
Woo Hyun bertambah kesal dan berkata kalau dia nyesel ngajak Seul Bi bercakap-cakap.
Shin Woo Hyun menatap tak suka pada seragam sekolahnya. Dia kemudian mengambil seragam itu dan membuangnya ke tempat sampah. Dia sudah memutuskan untuk pindah sekolah. Tiba-tiba saat Woo Hyun akan berbalik pergi dia mendengar suara neneknya yang tampak asik dengan seseorang dan memuji tangan orang itu.
Woo Hyun yang penasaran mencoba mengintip sedang apa sebenarnya sang nenek. Beruntungnya Woo Hyun pintu kamar neneknya sedikit terbuka sehingga dia bisa melihat dengan jelas kalau neneknya tengah menikmati dipijit oleh Seul Bi. Nenek memuji pijatan Seul Bi yang enak dan tak sakit di pundaknya.
Seul Bi yang mungkin baru kali ini melakukan kegiatan seperti ini dengan santainya bertanya pada nenek Kong, apa nenek juga bisa memijitnya? Nenek tak marah walau itu terlihat tak sopan, dia memaklumi sikap Seul Bi. Nenek hanya pura-pura marah dan bertanya apa Seul Bi benar-benar meminta seorang wanita tua untuk memijat pundak Seul Bi? Seul Bi hanya tertawa, dan nenek tetap melakukan yang Seul Bi pinta.
Tapi ternyata pijatan nenek terlalu keras di pundak Seul Bi, sehingga Seul Bi mengaduh kesakitan saat tangan nenek ada di pundaknya. Woo Hyun yang masih mengintip di luar pintu akhirnya tersenyum melihat keakraban neneknya dengan Seul Bi. Dia merasa seolah neneknya mempunyai teman.
Keesokan paginya, Seul Bi menyapa semua yang ada di ruang makan dengan ceria. Woo Hyun tersentak kaget melihat baju yang dipakai Seul Bi, karena itu adalah baju seragam yang dia buang kemarin. Woo Hyun pun meminta Seul Bi melepaskan baju itu. Dia marah karena Seul Bi mengambil barang yang sudah dibuangnya.
Seul Bi menjawab kalau baju ini sudah dia temukan dna otomatis menjadi miliknya. Woo Hyun ga terima. Mereka pun bertengkar, dan Seul Bi langsung belindunng di dekat nenek, sementara nenek mencoba melerai kedua bocah ini.
Nenek yang mendengar kalau baju itu sudah dibuang Woo Hyun akhirnya bertanya apa Woo Hyun memutuskan untuk pindah sekolah? Woo Hyun membenarkan. Dia kemudian kembali fokus pada baju seragam miliknya yang dipakai Seul Bi. Woo Hyun berkata kalau Seul Bi bahkan ga bisa memasang dasi dengan benar.Dia kemudian meminta Seul Bi mendekat agar dia bisa memperbaiki dasi Seul Bi itu.
Seul Bi jelas saja mau. Dia bergegas mendekati Woo Hyun, dan kini Woo Hyun tengah membenarkan dasi Seul Bi yang tadi acak-acakan. Jarak mereka sangat dekat. Seul Bi hanya menatap Woo Hyun tanpa berkata apa-apa.
Aku ga tahu apa hati malaikat Seul Bi juga berdetak kencang karena berada sedekat itu dengan pria tampan? (Hahaha…mulai ngaco Ay…^^)
Tapi ternyata kedekatan itu tak berlangsung lama. Alasan dasi yang Woo Hyun ucapkan tadi hanya jebakan agar dia bisa menangkap Seul Bi. Kini dengan mengapit kepala Seul Bi di bawah ketiaknya, Woo Hyun meminta Seul Bi melepaskan baju seragam miliknya yang kini dipakai Seul Bi.
Nenek memberikan uang pada Woo Hyun agar membelikan Seul Bi pakaian. Seul Bi senang, tapi Woo Hyun mengancam ga akan membelikan Seul Bi pakaian kalau Seul Bi ga melepas seragam miliknya itu. Seul Bi bertanya heran kenapa Woo Hyun mau membuang seragam ini, nanti bisa jadi limbah? Jadi lebih baik dia pakai saja.
Woo Hyun akhirnya berkata kalau gitu Seul Bi pakai seragam itu saja terus, ga usah ganti-ganti. Sekarang para gadis juga sering memakai baju musim panas, itu membuat para gadis tampak seperti malaikat. Mendengar kata malaikat Seul Bi tentu saja tertarik. Dia tersenyum dan bertanya benarkah itu?
Di sebuah toko baju, Woo Hyun tampak sedang memilihkan baju untuk Seul Bi. Dia kemudian mengambil satu baju berwarna kuning dan bertanya bagaimana pendapat Seul Bi dengan baju ini? Seul Bi menggeleng dan berkata kalau baju itu mirip kayak nanas karena warnanya kuning. Dia ga suka.
Shin Woo Hyun mencoba memilih baju lainnya, kali ini sebuah hem dengan warna agak kehijauan dan Seul Bi lagi-lagi menggeleng dan beralasan kalau warnanya mirip seperti sebuah semangga. Dia juga ga suka.
Woo Hyun tentu saja kesal dengan alasan konyol Seul Bi. Dia kemudian mengambil dua baju dengan warna berbeda. Satu baju berwarna orange dan satu lagi berwarna ungu. Dengan emosi Woo Hyun berkata
“Apa yang ini seperti jeruk dan yang ini seperti terong?”
(Wkwkwkw….kalau item..seperti cincau dong..)
Lalu kegiatan mereka beralih ke toko yang menjual seragam sekolah. Woo Hyun mencoba satu seragam dan merasa pas dengan ukuran seragam itu, diapun mencoba bercermin untuk melihat
seberapa tampannya dia. Eh maksudku, seberapa cocoknya seragam ini di tubuhnya.
(Mulai lagii…hihihihi)
Seul Bi yang melihta Woo Hyun juga ikut memuji kalau Woo Hyun cocok sekali mengenakan seragam itu. Penjaga toko berkomentar kalau pacar Woo Hyun sangat lucu. Woo Hyun kesal dan menjawab kalau Seul Bi bukanlah pacaranya.
Seul Bi kemudian melihat seragam untuk wanita dan ingin Woo Hyun membelikannya seragam itu. Woo Hyun menolak, tapi Seul Bi merengek seperti anak kecil pada Woo Hyun. Dia bahkan mengancam akan terus memegang tangan Woo Hyun sampai Woo Hyun mau membelikan seragam itu padanya.
Woo Hyun merasa risih karena Seul Bi terus menempel padanya.
Tapi penjaga toko sangat berbaik hati, tentu saja. Dia kemudian mengambil satu baju seukuran Seul Bi, dan menyodorkannya pada Seul Bi agar Seul Bi mencobanya. Seul Bi jelasa saja kegirangan. Dia langsung masuk kamar ganti dan mencoba seragam itu.
(Penjual mah modus..biar dibeli…hahaha)
Shin Woo Hyun ingin menggagalkan niat Seul Bi, tapi Seul Bi sudah keburu masuk ke kamar ganti.
Setelah menunggu agak lama, akhirnya Seul Bi keluar dari kamar ganti dan membuat Woo Hyun terperangah karena terpesona dengan penampilan Seul Bi. Seul Bi tampak cantik mengenakan seragam sekolah itu.
Seul Bi mana tahu ekspresi terpesonanya Woo Hyun padanya, dia dengan santai mendekati Woo Hyun dan merengek manja meminta Woo Hyun membelikannya seragam ini. Woo Hyun menolak, dia beralasan kalau Seul Bi kan ga sekolah, ngapain beli seragam segala. Seul Bi menjawab apa harus ke sekolah dulu baru boleh memakai seragam?
Sementara itu, di sebuah restoran dekat sekolah tampak Sung Yeol dengan ayah dan ibu tirinya duduk bersama. Ayah Sung Yeol berkata kalau besok dia akan sibuk, jadi lebih baik sekarang saja merayakan ulang tahun Sung Yeol. Seung Yeol menjawab kalau besok dia juga ga punya waktu kok, karena besok dia sudah ada acara dengan ibunya. Sung Yeol sengaja menekankan kata ibu itu di depan Ji Hye.
Ji Hye tahu Sung Yeol sengaja melakukannya dan dia sudah biasa dengan hal itu. Dia hanya berkata kalau dia sebenarnya ingin memberi Sung Yeol hadiah, tapi dia putuskan ga jadi memberi karena takut nanti Sung Yeol ga suka. Ayah Sung Yeol menjawab kalau yang mereka butuhkan hanyalah pergi bersama. Jadi ga masalah kalau Jin Hye ga memberi hadiah. Sung Yeol muak sekali dengan apa yang dikatakan ibu tiri dan ayahnya ini.
Sung Yeol asik menatap keluar jendela, dan tepat ketika itu Seul Bi lewat bersama Woo Hyun. Seul Bi tertarik melihat pantulannya di kaca sehingga dia berhenti sementara Woo Hyun terus melangkah. Seul Bi ternyata sedang menata rambutnya, dan menatap dirinya di kaca ini. Tapi Sung Yeol yang melihat seragam Seul Bi adalah seragam sekolahnya tentu merasa kalau Seul Bi mengenalnya makanya melihat dia dari balik kaca restoran ini.
Seul Bi tersenyum menatap dirinya yang cantik mengenakan seragam sekolah ini. Tapi ternyata saat Ji Hye ikut melihat keluar dia sedikit syok dan mencoba memalingkan wajahnya. Menyembunyikan wajahnya agar tak dikenali siswi berseragam itu karena dia adalah guru di sekolah tersebut.
Hwang Woo Jin – Ayah Sung Yeol tahu istrinya tak nyaman melihat salah satu siswi di tempat kerja istirnya. Dia kemudian meminta maaf karena sudah memilih tempat yang membuat Ji Hye ga nyaman. Sung Yeol langsung menyela kalimat ayahnya dengan berkata kalau dialah yang paling merasa ga nyaman karena temannya bisa tahu dia tengah menikmati makan bersama seorang guru.
Sung Yeol kemudia pergi tanpa peduli panggilan ayahnya.
Ji Hye memutuskan mengikuti Sung Yeol. Ji Hye berkata kalau dia ga peduli kalau anak-anak melihat mereka bersama. Toh dia memang ibu Sung Yeol. Tiba-tiba seorang penjambret merampas paksa tas Ji Hye dan langsung kabur. Ji Hye berteriak histeris karena tasnya dibawa pergi.
Hwang Woo Jin yang sudah diluar melihat istrinya terjatuh dan langsung mendekat. Ji Hye berkata kalau tasnya diambil orang itu. Dia mau tasnya kembali. Woo Jin pun meminta Sung Yeol menunggu Ji Hye disini sementara dia akan mengejar pelaku.
Woo Jin berlari mengejar jambret itu, dia berteriak kalau laki-laki adalah jambret. Seul Bi melihat arah larinya si jambret dan mendengar teriakan Woo Jin. Diapun tanpa pikir panjang ikut berlari mengejar si jambret. Woo Hyun yang melihat Seul Bi pergi mengejar penjahat langsung ikut berlari karena khawatir. Dia meneriaki Seul Bi kalau itu sangat berbahaya.
Hwang Sung Yeol ternyata juga ikut mengejar jambret tersebut. Dia takut jika terjadi sesuatu pada ayahnya.
Akhirnya Woo Hyun berhasil mengejar si penjambret. Woo Hyun menghajar si penjambret tanpa takut. Tapi kemudian si penjabret mengambil balok kayu yang ada di tempat itu dan siap memukulkannya kearah Woo Hyun.
Seul Bi sudah sampai di lokasi dan ikut cemas saat melihat balok kayu itu.
Woo Hyun yang takut mencoba mengajak penjambret berbicara. Penjambret ga peduli, dan berkata kalau dia akan membunuh Woo Hyun. Seul Bi yang berdiri di belakang Woo Hyun dengan telunjuknya berusaha sekuat tenaga membuat balok kayu yang dipegang si penjambret terlempar ke belakang. Kekuatannya datang dan membuatnya berhasil melakukan penyelamatan pada Woo Hyun. Balok kayu itu terlempar ke belakang tepat saat si penjambret akan memukulkannya kearah Woo Hyun.
Mengetahui penjambret lengah, membuat Woo Hyun langsung meringkusnya. Sementara tanpa Woo Hyun sadari, tubuh Seul Bi melemah. Dia bahkan harus bersandar di tembok agar tetap tegak berdiri.
Woo Jin datang dan langsung memasagkan borgol di tangan si penjambret. Sung Yeol juga berhasil sampai di lokasi itu dan langsung terkejut melihat tubuh Seul Bi yang nyaris limbung. Untung saja dia segera memegang badan Seul Bi, sehingga Seul Bi ga terjatuh.
Seul Bi menatap kearah pria yang tengah menahan tubuhnya ini dan mengenali wajah pria ini. Dia tahu pria ini adalah pria yang pernah memebrikannya payung. Sebelum matanya terpejam Seul Bi sempat berucap
“Payung…”
Bersambung ke part 2
Celotehanku :
Aduh imutnya Seul Bi mirip aku banget lo..Berasa lagi di cermin kalau lihat Seul Bi..hahahaha
Lebih suka mana Woo Hyun atau Sung Yeol? Haiiooo…ga boleh dua-duanya…kan lagi bulan puasa..jadi harus berbagi..Hahaha..apa pula ini..
Suka sama jalan ceritanya. Fantasi yang ga terkesan aneh dan dipaksakan. Suka sama castnya yang unyu-unyu dan loveable banget. Manis dan menyegarkan.