[Episode Sebelumnya]
Ternyata pertemuan dengan Ibu Hoon itu hanya sebentar saja, Tae Seol tetap menunggu di luar apartemen Jae Hee dan siap ketika acara makan bersama itu usai. Tae Seol siap membawa Ibu Hoon kembali ke tempat yang sudah di tetapkan PM Seok Joo.
Ketika Ibu Hoon sudah mulai melangkah, tiba-tiba dia berhenti dan berbalik menatap Hoon. Ibu Hoon kemudian melangkah mendekati Hoon dan menyerahkan boneka beruang besarnya pada Hoon. Dia memberikan Hoon boneka yang selalu dia anggap putranya sendiri.
Ibu Hoon bahkan berkata sampai nanti pada Hoon. Setelah itu dia melangkah pergi.
Hoon menggenggam erat boneka itu, dan Jae Hee ikut menggenggam tangan Hoon.
Hoon menceritakan rencananya saat Presiden datang besok ke RS mereka. Saat itulah dia akan mengatakan smeua pada Presiden. Jae Hee sedikit cemas karena Presiden juga dikawal oleh anak buah Jang Seok Joo, apa Hoon yakin bisa? Hoon berkata kalau dia akan mencoba sebaik mungkin untuk melepaskan diri dari pengawasan pengawal Seok Joo, tapi dia juga butuh bantuan Jae Hee untuk meyakinkan Soo Hyun agar Soo Hyun bisa membuat dia dan Presiden saling bertemu.
Keesokan paginya, Presiden sudah sampai di RS Myung Woo dan kini berada di kamar PM Seok Joo. Presiden berkata kalau tujuannya kesini adalah untuk menemui Dokter Park Hoon. Seok Joo jelas saja kaget. Dia kemudian memberikan alasan kalau Hoon kan ga tahu jika jantung yang dioperasi adalah jantung Presiden jadi bahaya akan sangat berbahaya jika Presiden menemui Hoon secara pribadi. Seok Joo juga berkata kalau berita ini bisa menyebar ke publik, dan membuat suasana kacau.
Presiden pun tak menaruh curiga, dia setuju dengan apa yang dikatakan Seok Joo. Kemudian Presiden berkata kalau dia akan keliling RS sebentar sebelum dia kembali pulang.
Setelah hanya berdua saja dengan asisten pribadinya, Seok Joo bertanya apa Hoon dan Seung Hee sudah dijaga oleh anak buah mereka? Tae Seol membenarkan. Seok Joo pun menyuruh agar Tae Seol ikut berjaga.
Tae Seol pun tak membantah.
Soo Hyun menemani Presiden berkeliling RS sambil menjelaskan setiap ruangan yang mereka temui. Lalu sampai si sebuah tempat, Hoon dan Presiden saling berpapasan. Tapi mereka tak saling bicara. Tae Seol juga tengah mengawasai Hoon untuk memastikan agar Hoon tak bertemu Presiden.
Tapi tiba-tiba Tae Seol kehilangan Hoon. Seok Joo yang mendengar laporan itu langsung memarahi Tae Seol yang begitu bodoh sampai bisa kehilangan Hoon.
Soo Hyun yang masih bersama Presiden tiba-tiba teringat akan permintaan Jae Hee padanya.
Jae Hee meminta agar Soo Hyun membantu Hoon agar bisa bertemu Presiden hari ini.
Jae Hee sungguh memohon padanya dan berjanji kalau pembicaraan ini ga akan merugikan RS.
Saat Soo Hyun mengantarkan Presiden ke sebuah ruangan, Soo Hyun tak ikut masuk bersama Presiden, lalu tiba-tiba muncullah Hoon. Pengawal Presiden langsung menghadang Hoon dan melindungi Presiden. Hoon pun memperkenalkan dirinya. Dia juga langsung berterus terang kalau ada hal yang akan dia sampaikan pada Presiden. Presiden langsung tahu dna menyuruh pengawalnya keluar. Hanya tersisa satu pengawal dan itu merupakan orang kepercayaan Presiden.
Hoon yang tahu stau pengawal ini ga bisa disingkirkan akhirnya terpaksa menerima situasi ini dan mencoba memberitahu semua pada Presiden. Tapi belum sempat Hoon berkata apa-apa, masuklah Seok Joo menggagalkan semuanya. Seok Joo pun menatap tajam pada Hoon.Beruntung sekali dia datang tepat waktu.
Presiden mengajak Hoon bersalaman sambil meminta agar hoon melakukan yang terbaik untuk operasi nanti. Saat itulah Hoon menggunakan kesempatan untuk mendeteksi penyakit jantung seperti apa yang diderita Presiden. Hoon pun menempelkan tangan ajaibnya ke dada Presiden dan mencoba merasakan getaran itu melalui tangannya.
Kim Tae Seol ditampar berkali-kali oleh Seok Jo oats kelalaian Tae Seol sehingga membuat Hoon dan Presiden bertemu. Nyaris saja rahasianya terbongkar. Seok Joo bahkan menyebut kalau Tae Seol sengaja melakukan kelalaian tadi kan?
Dia selalu curiga pada Tae Seol. Seperti ada sesuatu antara Tae Seol dan Hoon. Pantas saja Tae Seol membiarkan Hoon kabur di Budapest padahal sudah jelas dia menyuruh Tae Seol menghabisi Hoon saat itu. Selain itu, dia juga menyuruh Tae Seol membunuh Ibu Hoon, tapi Tae Seol melah merawat Ibu Hoon selama 20 tahun.
Tae Seol mencoba membela diri, tapi Seok Joo tak peduli. Dia sangat geram akan semua yang terjadi. Tae Seol lalu mengingatkan Seok Joo kalau dia sudah melayani Seok Joo selama 20 tahun, masak Seok Joo meragukan kesetiaannya?
“Kau begini cuma karena kau mau jadi pengawal presiden kan? Karena nanti aku akan jadi Presiden makanya kau mau.”
Saking kesalnya dan terus berteriak Seok Joo ga sadar kalau air liurnya sampai keluar. Hahaha..
Tiba-tiba Presiden menelpon Seok Joo, dan Seok Joo langsung menerimanya. Presiden berkata kalau dia ingin memindahkan operasinya di RS Min Gook saja. Seok Joo kaget dan mengingatkan Presiden kalau operasi tinggal seminggu lagi. Kenapa tiba-tiba berubah pikiran? Presiden menjawab kalau saat ini dia mulai sedikit meragukan Myung Woo. Pokoknya dia mau operasinya di pindah di RS Min Gook.
Seok Joo pun menjadi ketakutan. Takut kalau-kalau rencananya gagal.
Di luar ruang rawat Seok Joo, Tae Seol tampak memikirkan semuanya. Dia memang menyesal sudah mengkhianati Seok Joo. Kini Tae Seol mulai gamang, akankah dia mempertahankan kesetiannya pada Seok Joo, atau dia membantu Hoon?
Dia bahkan mengeluarkan permen lollipop yang menjadi pengingatnya akan kebaikan Hoon waktu itu. Tae Seol seolah tahu keputusan apa yang akan dia ambil nanti.
Song Jae Hee ada bersama Hoon. Jae Hee tampak gelisah mengetahui kalau Hoon ketahuan Seok Joo saat berniat menemui presiden. Sementara Hoon santai saja menanggapi kecemasan Jae Hee. Jae Hee yang heran melihta sikap santai Hoon bertanya kenapa Hoon malah terkesan santai padahal presiden ingin dipindah ke RS Min Gook untuk operasi tersebut?
Hoon dengan mantap menjawab kalau hal itu ga akan terjadi. Percaya padanya. Dia pastikan Presiden akan tetap operasi di RS ini.
“Operasinya ga akan bisa dilakukan di tempat lain. Hanya aku yang bisa melakukannya.” Ucap Hoon mantap.
Jae Hee meminta agar Hoon menjelaskan maksud dari kalimat Hoon tadi. Tapi Hoon menjawab nanti saja, saat ini dia ingin Jae Hee melakukan sesuatu untuknya. Jae Hee bertanya sesuatu apa itu?
Ternyata Hoon meminta dipertemukan dengan Seok Joo. Dan kini saat ada di ruang rawat Seok Joo, Seok Joo langsung mengamuk dan mencengkeram jas dokter Hoon. Dia kesal dengan tingkah Hoon sata bertemu Presiden. Itu semua mengacaukan rencana yang bertahun-tahun sudah disusunnya.
Seok Joo bertanya dengan geram apa yang sudah Hoon katakan pada Presiden? Hoon dengan santai menjawab memangnya kenapa kalau dia memberitahu sesuatu pada Presiden? Seok Joo ga peduli dengan hal itu dan terus bertanya apa yang sudah Hoon katakan pada Presiden sampai Presiden memilih pindah RS lain? Hoon menjawab dengan tenang kalau Presiden akan tetap operasi di RS ini. Dia jamin itu.
Hoon menjelaskan kalau kondisi Jantung Presiden sangtalah beresiko melakukan transpantasi karena Presiden memiliki penyakit kronis. Jikapun bisa, maka Presiden harus terus minum obat imunosupresan. Hanya ada satu cara untuk bisa membuat itu menjadi mudah. Jantung Presiden bisa dioperasi tanpa harus meminum imunosupresan tersebut.
Sementara itu di kediaman Presiden, staf Presiden tampak sedang berbicara dengan Presiden dan mengatakan kalau sepertinya ga mungkin operasi Presiden di pindah ke RS Min Gook, karena waktu yang tinggal seminggu lagi. Presiden menjelaskan kalau dia ga ma uterus menerus meminum obat itu walau jantungnya berhasil di transplantasi. Karena dia yakin, jika dia terus-terusan minum imunosupresan maka dia akan mati. Staf kepresidenan menyebutkan bahwa ada satu cara yang bisa membuat operasi Presiden berhasil. Tapi cara itu sudah lama ga dipakai. Cara itu adalah
OPERASI SAVER.
Staf kepresidenan juga menjelaskan kalau dia sudah memeriksa semua daftar riwayat dokter dan dalam 10 tahun terakhir ini ga ada yang berhasil melakukan operasi tersebut.
Presiden yang pernah melihat Hoon sukses melakukan operasi itu menjawab kalau apa yang dikatakan stafnya tadi ga benar. Dia pernah melihat seorang dokter berhasil melakukannya.
Di ruang rawat Seok Joo, Hoon juga menjelaskan tentang Operasi Saver yang harus dijalani Presiden. Hanya itu satu-satunya cara yang bisa membuat jantung presiden kembali normal. Dan dia tahu karena itulah Presiden akan tetap melakukan operasi di RS ini. Presiden pernah melihatnya berhasil melakukan operasi itu.
Seok Joo meminta Hoon ga usah sombong dulu.
Tak lama setelah itu, ada panggilan masuk di ponsel Seok Joo. Seok Joo lagsung menerimanya karena panggilan itu dari presiden. Presiden lalu berkata kalau dia akan tetap memilih RS Myung Woo untuk operasinya nanti. Hoon yang yakin kalau prediksinya benar, hanya bisa menyunggingkan senyum manisnya pada Seok Joo. Seolah senyumnya berkata
“Tuh..aku bener kan? Salahnya ga percayaa..”
(Hahaha)
Jae Hee menunggu dengan cemas, dan ketika Hoon datang Jae Hee langsung bertanya bagaimana hasilnya. Hoon memeluk Jae Hee dan berkata kalau Presiden akhirnya tetap memilih Myung Woo untuk operasi. Jae Hee ikut senang terlebih Hoon menyakinkannya kalau sebentar lagi mereka akan berhasil. Dia yakin itu.
Presiden datang lagi ke Myung Woo, dan akhirnya bertemu Hoon. Dia memberitahu kalau sebenarnya yang akan dioperasi bukanlah PM Seok Joo melainkan dia. Hoon yang sejatinya sudah tahu hanya mengangguk saja. Kini, Presiden dan Hoon hanya berdua dan mereka tengah memperhatikan rekaman medis tentang Jantung Presiden. Di luar ruangan itu banyak pengawal Presiden yang berjaga.
Hoon menjelaskan semua yang dia tahu tentang kondisi jantung Presiden. Presiden menjawab kalau yang seperti itu dia juga sudha sering dengar. Sekarang yang dia tanyakan berapa tingkat keberhasilan operasi ini? Hoon menjawab kalau dia ga bisa menjanjikan keberhasila 100%. Presiden kesal mendengar hal itu, karena semua dokter selalu mengatakan hal demikian. Hoon kemudian menimpali dengan berkata bahwa hanya TUHAN lah yang berhak memberi tingkat keberhasilan 100% itu, bukannya dokter.
Dokter hanya berusaha, TUHAN lah yang menentukan.
Presiden tersenyum dan berkata apa dia akan mendapat perlakuan khusus sebagai Presiden? Hoon menjawab dengan tegas
“Saat kau masuk ruang operasi, kau hanyalah pasien. Tidak lebih, dan tidak kurang.”
Presiden kembali tersenyum, dan seolah suka dengan jawaban tegas Hoon. Dia bahkan menyebut kalau Hoon memang dokter sejati. Kemudian, Presiden bertanya sebenarnya apa yang ingin Hoon katakan padanya saat itu? Saat dimana PM Seok Joo tiba-tiba masuk dan membuat Hoon ga jadi mengatakan apapun. Hoon tersentak. Dia bimbang. Akankah ini saat yang tepat untuknya memberitahu apa yang sebenarnya tengah direncanakan Seok Joo?
Kim Tae Seol juga mendengar kalimat itu, dan menjadi waspada. Dimanakah dia akan berpihak kali ini?
Setelah urusan Presiden dengan Hoon selesai, dia kembali ke ruang rawat Seok Joo, dan disana Presiden berkata kalau dia akan memajukan hari operasinya menjadi besok. Tiba-tiba setelah memberitahu hal tersebut, tubuh Presiden limbung. Untung saja Hoon menahannya agar tak terjatuh dan Hoon langsung membawa Preside ke ranjang di ruangan itu.
Hoon merasakan dengan tangan ajaibnya apa yang terjadi di jantung Presiden, dan presiden sebelum kesadarannya hilang sempat berkata pada Hoon agar Hoon bisa menyelamatkannya. Setelah itu Presiden tak sadrkan diri.
Hoon dan staf Kepresidenan segera membawa Presiden ke ruang operasi. Sementara itu, Jang Seok Joo langsung berkata pada tangan kanan Presiden kalau menurut pasal 71, jika Presiden dalam keadaan kritis, maka dia sebagai PM akan menggantikan posisi Presiden sampai Presiden bangun nanti. Tangan kanan Presiden menatap tak percaya pada Seok Joo. Masih bisa-bisa Seok Joo berkata demikian padahal kondisi Presiden sedang kritis. Presiden bahkan baru masuk ruang operasi. Seok Joo memerintahkan agar semua menteri dikumpulkan ke Blue House sekarang juga dan tetap rahasiakan kondisi Presiden. Tangan kanan presiden pun tak kuasa membantah.
Park Hoon sudah siap mengoperasi Presiden. Dia sudah siap dengan timnya. Ada Jae Hee, suster Min dan Chi Gyu disana. Dia akan melakukan Operasi SAVER. Sementara Hoon sedang berjuang menyelamatkan Presiden, Seok Joo malah tengah mengadakan rapat bersama para menteri. Para menteri akhirnya tahu kalau kini Presiden tengah menjalani operasi darurat.
Saat tengah memimpin rapat, Hoon mengirim SMS padanya. Hoon mengabarkan kalau operasi sudah selesai. Seok Joo pun tersenyum, dia yakin kalau sbeentar lagi impiannya terlaksana. Impiannya menjadi Presiden Negeri ini.
Jang Seok Joo langsung menuju RS, dan bertemu Hoon. Hoon berkata kalau operasi Presiden sukses seperti yang PM Seok Joo inginkan. Seok Joo langsng masuk ke dalam ruangan dimana Presiden tengah berbaring. Disana hanya ada Tae Seol.
Tae Seol menjelaskan jika angka di monitor BIS menunjukkan angka 40-60 maka presiden akan tetap dalam keadaan koma. BIS digunakan untuk memantau kedalaman anestesi. Tapi kalau angka di BIS menunjukkan 80 keatas, maka artinya Presiden akan bangun. Seok Joo pun mendekati Presiden. Dia mencoba menggerakkan tangannya diatas kepala Presiden untuk melihat apakah Presiden akan terbangun atau ada reaksi yang ditunjukkan denga gerakannya tadi. Ternyata tidak. Dan Seok Joo lega karenanya.
Dia juga mendorong tubuh Presiden dengan sedikit keras, tapi memang tak ada pergerakan apapun dari presiden yang menandakan presiden akan sadar. Seok Joo senang karenanya. Dia pun mengajak Tae Seol berbicara.
“Kau tahu siapa raja favoritku di dinasti Joseon? Raja Sejo. Kau tahu tentang Raja Sejo? Dia membunuh keponakannya untuk mendapatkan tahta. Pria itu tahu apa yang dibutuhkannya. Dia tahu perbedaan antara yang pantas dan layak. Itu bukan tentang seberapa kuat dirimu. Tapi kau harus tahu cara menginjak orang yang layak agar kau bisa menjadi orang ynag terkuat. Kau dengar? Keponakan? Itu bukan sesuatu yang berharga. Kau harus menghancurkan yang lemah ketika kau ada kesempatan, dan saat kau semakin kuat ”
Seok Joo berapi-api saat mengatakan semua itu, dan kemudian terkikik geli. Dia kemudia menunjuk kearah Presiden sambil berkata kalau Presiden ga tahu hal yang begituan. Ketidaktahuan Presiden itulah yang membuat Presiden seperti ini sekarang.
“
Hei…bajingan. Kau seharusnya sudah memcatku saat kau tahu tentang kasus suapku selama pemilihan itu. Kau pikir aku akan menurut padamu dan melakukan apapun yang kau suruh. Itu tidak mungkin.” Seok Joo berkata dengan nada mengejek pada Presiden. Menganggap Presiden bodoh karena tertipu olehnya.
Kemudian Seok Joo membungkuk dan mendekatkan diri kearah Presiden lalu berkata kalau dia akan segera mengadakan pemilu. Jadi Presiden harus istirahat sampai saat itu tiba. Dia juga akan mensukseskan pertemuan tingkat tinggi dengan Utara dan membuat warga Negara mereka yang bodoh ini terkesan.
“Setelah itu aku akan membuatmu tidur selamanya.”
Tak disangka Presiden membuka matanya, Seok Joo pun terkejut. Dia melepas alat bantu pernafasannya, dan mentap tajam kearah Seok Joo. Seok Joo nampak ketakutan. Rahasianya terbongkar. Terbongkar dengan sangat jelas.
Lalu pintu ruangan terbuka, dan masuklah Hoon serta Jae Hee ditemani beberapa staf lainnya. Hoon dan Jae Hee menatap tajam pada Seok Joo, sementara Seok Joo merasa tak percaya dipecundangi seperti ini.
Celotehanku :
Yeeeaayyy selesai juga tugasku untuk sinop drama ini. Akang Lee Jong Suk, terima kasih sudah memberikan warna di dua bulan kebersamaan kita ini. Dan Jae Hee..dia akhirnya mengajarkan aku bahwa cinta sejati itu rela mengorbankan segalanya. Bahwa cinta sejati itu bukan hanya manis saja yang ada, tapi ada duka juga lara yang membuat cinta itu semakin mengakar kuat. Sosok Jae Hee mengajarkan hal itu padaku di drama ini.
Awalnya aku suka sosok Soo Hyun. Seperti yang kalian juga rasa, aku pikir Soo Hyun memberi banyak warna pada Hoon karena dunia Hoon yang selalu terlihat kelam dengan banyaknya penderitaan yang Hoon alami selama ini. Soo Hyun ibarat pelangi yang indah.
Tapi aku sadar, pelangi hanya datang sebentar, dan hanya datang saat hujan deras turun membasahi bumi. Tapi setelah itu? Ya…setelah pelangi muncul dengan warna –warni yang indah, pelangi pun akan menghilang pergi.
Pergi, dan akan kembali jika hujan turun. Kalau hujan ga turun, ya pelangi ga akan kembali.
Jae Hee..lebih dari pelangi. Dia akan selalu ada entah hujan atau badai. Dia ibarat bagian dari tubuh Hoon sendiri, yang akan ikut merasa sakit jika Hoon sakit. Yang akan ikut bahagia jika Hoon bahagia. Jae Hee…jelas bukan pelangi. Dia ga akan hanya datang setelah hujan turun, dan kemudian pergi ketika selesai memberikan berbagai macam warna warni indah. Dia adalah belahan jiwa Hoon. Selamanya akan kembali bersama Hoon.
Ucapan terima kasihku untuk kedua partnerku yang baik-baik. Mba aNNa dan Mba Lilik. Terima kasih sudah menemani perjalanan dua bulan yang menyenangkan ini. Semoga dengan drama ini, bisa memberi banyak pelajaran positif pada kita..hahaha
Yang special, tentu kalian semua My Beloved Reader. Terima kasih karena sudah memaklumi semua celotehanku. Terima kasih karena sudah bersabar dengan mudku yang kadang bagus kadang jelek. Terima kasih karena sudah terus menerus mengerti akan lambatnya postinganku. Terima kasih untuk kesetiaannya berkunjung di blog ku yang sederhana ini.
Dan…terima kasih lagi…karena kalian ga marah akan banyak typo di tulisanku yang sekarang jarang banget aku edit lagi. Hihihi
Sekali lagi terima kasih untuk kalian yaa My Beloved Readers…kalian yang membuat blog ini ramai. Dan aku senang karena itu. :*