[Episode Sebelumnya]
Hyun Woo Jin memberikan keterangan pada media kalau pembunuhan berantai di Gangnam, pelakunya sudah tertangkap, Tidak ada pelaku tambahan untuk kasus ini.
Maka dengan ini dia mengumumkan bahwa kasus Cha Bong Sup, ditutup. Terlebih si pelaku utama tewas kemarin malam.
Warga sekitar melihat tayangan itu
Sementara Ki Dong Chan menunggu Hyun Woo Jin, dan begitu Woo Jin kembali ke kantor, Dong Chan langsung bertanya atas wewenang siapa Woo Jin menutup kasus Bong Sup? Bagaimana jika ternyata Bong Sup masih memiliki kaki tangan di luar sana?
Woo Jin bertanya memangnya Dong Chan punya bukti? Terlebih Bong Sup mengakui kalau Bong Sup melakukan kejahatannya sendirian, jadi bagaimana bisa Dong Chan berkata Bong Sup punya kaki tangan?
Dong Chan mengingatkan Woo Jin kalau Woo Jin pernah menjulukinya detektif yang melegenda, jadi percaya saja padanya, dan selidiki ulang kasus ini. Cari latar belakang Cha Bong Sup.
Woo Jin kemudian bertanya untuk alasan apa Dong Chan ga mau melepaskan kasus ini? Jika itu Soo Hyun, dia tahu kenapa Soo Hyun bersikukuh atas kasus ini, tapi Dong Chan? Apa alasan Dong Chan sebenarnya?
Dong Chan sambil mengunyah permen karet dimulutnya, kemudian menatap tajam Woo Jin, dia lalu menyatakan alasannya, kalau dia adalah seorang warga yang berfikir tentang keadilan. Jadi bukankah itu lebih dari cukup untuk dijadikan sebuah alasan?
“Wow sudah berapa lama kau tak seerti ini? Mengejar sesuatu karena kau punya firasat , seperti anjing gila saja. Ekspresi mata Ki Dong Chan sudah kembali.” ujar Woo Jin sambil tersenyum.
Dong Chan tertawa kecil dan bertanya apa benar ekspresi matanya seperti itu? Dong Chan pun berjalan semakin mendekati Woo Jin, dan menyuruh Woo Jin melihat lebih jelas lagi, seperti apa ekspresi matanya. Apa mungkin dia menyimpan ekspresi yang lain, yang tidak diketahui Woo Jin? (Lah, kalau aku yang disuruh natap mata Dong Chan…bisa leleh langsung. Hahaha)
“Bukankah, ekspresi jahat di mata pembunuh itu mengalir juga di dalam tubuhku?”
Pembicaraan panas mereka terhenti karena staf mengabarkan sesuatu tentang Ho Gook. Dong Chan tentu langsung berlari untuk melihat sahabatnya itu. Ternyata Na Ho Gook terpaksa harus melepas statusnya sebagai polisi, karena terbukti menggunakan senjata yang menyebabkan pelaku pembunuh Bong Sup meninggal di tempat. (Si pengendara motor, yang memukul kepala Bong Sup pake tongkat baseball)
Na Ho Gook harus menyerahkan semua atribut kepolisiannya pada petugas, walau dia sangat berat melakukannya. Ini perkerjaan yang begitu dicintainya. Dong Chan melihat itu dari jauh, dan tak bisa berbuat apa-apa.
Karena frustasi Ho Gook minum-minum bersama Dong Chan. Dong Chan menyuruh Ho Gook berhenti minum, karena Ho Gook ga terbiasa minum alcohol banyak-banyak. Mendengar Dong Chan salah mengucapkan namanya, membuat Ho Gook meralat ucapan Dong Chan. Namanya bukan Ho Goo tapi Ho Gook yang artinya pelindung negara.
Dong Chan pun menjawab iya dia sudah tahu. Kemudian Dong Chan bertanya apa yang keluar di mata Ho Gook itu air mata? Apa Ho Gook menangis? Jika sampai air mata Ho Gook mengalir turun, maka akan dia kembalikan air mata itu ke tempat semula.
Ho Gook tak peduli, dia hanya berkata
“Pistol itu harusnya untuk melindungi negara, tapi aku malah menggunakannya untuk membunuh orang. Aku adalah seorang pembunuh.”
Dong Chan menjawab kalau itu hanya omong kosong. Ho Gook masih saja galau, membuat Dong Chan kesal, dia pun berkata, apapun yang terjadi dalam hidup, Ho Gook harus menghadapinya. Apa Ho Gook kira hidup sebagai detektif, maka kesalahan tak akan kita temui?
Dong Chan pun teringat akan kesalahannya, dan berkata kalau dia saja pernah melakukannya dulu. Apa Ho Gook lupa kalau dia yang menyebabkan Young Gyu menjadi idiot, karena dia tanpa sengaja menarik pelatuk pada saat itu?
Dong Chan pun mulai menuang soju, dan akan meminumnya. Mengetahui itu, Ho Gook pun melarang Dong Chan untuk minum, dan dia berkata kalau dia sudah dengar cerita itu. Ho Gook ga mau Dong Chan mabuk, karena Dong Chan kalau mabuk, bisa lupa segalanya.
Dong Chan pun bertanya apa ga ada yang bisa bersaksi untuk Ho Gook? Ho Gook menjawab kalau pemilik truk juga kabur, dan CCTV di daerah itu juga rusak. Jadi, sepertinya dia sial sekali untuk kasus ini. Dong Chan pun meminta ponsel Ho Gook, karena dia akan melakukan sesuatu untuk membantu Ho Gook. Walaupun sedikit heran, Ho Gook akhirnya memberikan ponselnya pada Dong Chan.
Dengan meniru suara dan wajah Ho Gook, Dong Chan menghubungi 119. Dia bertanya siapa yang melapor pertama kali ke polisi tentang kejadian mobil pengawas yang membawa Cha Bong Sup jatuh dan terguling?
Staf 119 menjawab kalau malam itu ga ada yang melapor ke polisi tentang mobil pengawas yang terguling dan jatuh tersebut. Dong Chan heran, jelas-jelas saat itu, dia menyuruh petugas yang ada bersama Ho Gook untuk menelpon 119.
Dong Chan mengingat kembali kejadian malam itu, dan yakin kalau dia menyuruh satu orang petugas yang sadar untuk segera menelpon 119, dan karena tak ada sinyal dia menyuruh petugas itu untuk menelpon di tempat yang sinyalnya bagus. Sementara dia mencoba menyadarkan Ho Gook yang pingsan.
Mengetahui fakta itu, Dong Chan langsung berkata pada Ho Gook kalau salah satu petugas yang bersama Ho Gook di mobil itulah kaki tangan Bong Sup.
Dong Chan tak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia langsung mengajak Soo Hyun untuk menyelidiki CCTV. Ho Gook juga ada disana. Dong Chan bergumam kesal, kalau pelaku benar-benar hebat, bahkan CCTV di TKP juga dirusak oleh pelaku.
Dong Chan kemudian mendapat ide untuk mengecek CCTV jalan tol, karena Hi Pass bisa melacak nomer plat mobil tersebut.
Saat sudah dapat CCTV jalan tol, Dong Chan menyuruh petugas untuk menghentikan rekaman itu, agar dia bisa melihat lebih jelas. Dan memang tampak tangan pelaku yang memberikan uang pada petugas tol.
Entah kenapa tiba-tiba Soo Hyun meminta agar bagian dimana tangan pelaku menyodorkan uang pada petugas tol untuk diperbesar, karena dia melihat sesuatu yang tak asing.
Petugas pun mematuhi perintah Soo Hyun, dan begitu diperbesar Soo Hyun melihat kalau tangan pelaku ada tattonya. Soo Hyun merasa tak asing dengan gambar tattoo itu. Kemudian dia teringat kalau Saet Byul ketika disekap pernah menggambar tattoo itu di dinding, dan Soo Hyun yakin sekali gambar itu mirip dengan tattoo di tangan pelaku ini.
Soo Hyun langsung memberitahu Dong Chan tentang yang diketahuinya terkait gambar tattoo itu. Dia yakin inilah pembunuh Saet Byul. Soo Hyun pun bertanya pada petugas apa boleh yang bagian tadi di print? Petugas pun membolehkan.
Soo Hyun kembali ke kantor Dong Chan, dimana Saet Byul tengah pulas tertidur. Soo Hyun langsung membangunkan Saet Byul, dan bertanya apa Saet Byul kenal dengan gambar ini? Saet Byul yang masih mengantuk kemudian menggeleng, tanda dia tak pernah melihat gambar itu. Saet Byul bahkan menjawab kalau ini pertama kalinya dia melihat gambar tersebut.
Sementara itu Dong Chan menyuruh Byung Tae untuk mengusut gambar ini segera. Byung Tae pun melihat gambar yang ditunjukkan Dong Chan padanya, dan kemudian mengeluh kalau gambar ini terlalu buram, mana bisa dia mengusut atau mengeceknya. Dong Chan tak peduli, dan tetap menyuruh Byung Tae melaksanakan perintahnya. Byung Tae pun tak mampu membantah.
Na Ho Gook menelpon Dong Chan dan menyuruh Dong Chan menemuinya. Dong Chan walau sambil mengomel tetap memenui keinginan Ho Gook. Ketika sudah sampai, Ho Gook berkata kalau ternyata motor Han Gi Tae memiliki kotak hitam, dan dia mendapati sesuatu yang aneh pada kotak hitam tersebut.
Dong Chan pun penasaran dan langsung melihat ke layar dimana terpampang rekaman kotak hitam motor Gi Tae.
Dong Chan yang pintar langsung tahu memang ada sesuatu yang ganjil di rekaman kotak hitam tersebut. Diapun melihat dengan seksama agar tahu apa sesuatu yang ganjil itu.
Akhirnya Dong Chan tahu kalau Han Gi Tae bukan jatuh karena tertembak, tapi Han Gi Tae terjatuh bersamaan dengan Han Gi Tae mendengar suara tembakan. Jadi, bisa dipastikan Ho Gook tidak membunuh Gi Tae. Ho Gook jelas senang mendengarnya, terlebih Dong Chan mau membantunya melaporkan kejadian ini.
Kini, Dong Chan membawa bukti itu ke petugas untuk dianalisis lebih lanjut. Dan benar saja, petugas yang paham menjelaskan kalau kematian Gi Tae disebabkan karena rusaknya rantai motor . Kondisi rantai yang karatan juga semakin memperparah dan mempermudah putusnya rantai.
Dipastikan pada saat Gi Tae menginjak rem mendadak maka rantai akan otomatis putus. Dong Chan pun bertanya dengan lebih jelas lagi,mngingat kondisi rantai seperti itu, lalu dilarikan dengan kencang dan si pengendara mengerem mendadak, maka bisa menyebabkan si pengendara tewas seketika? Petugas mengangguk membenarkan.
Ho Gook terlihat lega dengan fakta ini.
Sementara di kantor Dong Chan, Byung Tae masih sibuk mencari gambar tattoo yang diminta Soo Hyun tadi. Namun berkali-kali mencari, dia tak juga menemukan gambar tattoo yang mirip. Soo Hyun tak memaksan dan lebih memilih mengajak Saet Byul pulang.
Ketika sampai di halaman perumahan, Soo Hyun melihat seorang nenek yang dimarahi oleh pemilik rumah, bahkan ada polisi juga disana. Soo Hyun heran melihat itu, tapi petugas keamanan perumahan datang dan berkata kalau dia sudah mengira nenek itu akan membuat masalah. Soo Hyun heran dan bertanya memangnya kenapa nenek itu sampai dimarahi?
Petugas keamanan menjawab kalau nenek itu tak becus menjaga anak, karena membiarkan orang lain masuk ke rumah, padahal di rumah hanya ada anak kecil. Soo Hyun kemudian cuek, dan memilih ke rumahnya saja.
Tak lama setelah Soo Hyun berlalu, Young Gyu datang dan membela sang nenek. Dengan wajah polosnya Young Gyu meminta neneknya tidak diperlakukan seperti ini. Pemilik rumah tentu bertambah kesal, terlebih Young Gyu mengatai mereka semua jahat. Akhirnya pemilik rumah, memecat sang nenek, dan tentu membuat nenek kaget.
Begitu keluar dari kompleks perumahan itu, Young Gyu yang menggandeng neneknya berkata dengan terbata-bata
“Nenek…aku..aku tidak suka biscuit lagi. Tidak makan juga tidak apa-apa. ”
Nenek terharu mendengar cucunya yang begitu peduli padanya. Kemudian nenek tersenyum dan bertanya darimana Young Gyu mendapatkan sweater merah yang sedang Young Gyu pakai ini? Young Gyu menjawab kalau sweater ini dikasih paman Dong Chan. Nenek tentu kaget mendengarnya, dia memastikan lagi dengan bertanya apa itu benar paman? Young Gyu mengangguk, dan kembali bergumam kalau sweater ini hangat sekali. Nenek senang karena ternyata putranya masih perhatian pada Young Gyu.
Na Ho Gook akhirnya mendapatkan kembali posisinya sebagai polisi lengkap dengan atributnya. Tentu Ho Gook senang. Dong Chan yang ada disana, menyebut Ho Gook seperti anak kecil saking senangnya.
Hyun Woo Jin mendekati Dong Chan dan mengucapkan terima kasih karena telah membantu Ho Gook.
Dong Chan menjawab dengan ketus, kalau rekan kerja ya harusnya seperti itu. Membantu jika rekan membutuhkan bantuan. Karena banyak orang-orang yang tidak memiliki jiwa seperti itu pada rekan kerja. Sepertinya Dong Chan sengaja berkata demikian untuk menyindir Woo Jin.
Ho Gook tahu kalau suasana mulai panas, sehingga dia mendekati Dong Chan dan meminta Dong Chan jangan seperti itu pada pimpinan tim. Dong Chan kesal pada Ho Gook yang tak tahu terima kasih. Memangnya siapa yang membantu Ho Gook? Apa Woo Jin yang mau susah payah membuat Ho Gook kembali ke posisi semula?
Ho Gook sendiri jadi dilemma, dilain sisi dia adalah sahabat Dong Chan, dan Dong Chan memang sudah membantunya, tapi di sisi lain dia adalah anak buah Woo Jin. Dong Chan yang kesal kemudian menyindir Ho Gook yang sekarang menjilat pada Woo Jin agar bisa naik pangkat.
“Kalau begitu. Menjilatlah padanya, dan baik-baik dengannya.”
Dong Chan berlalu dengan kesal dan Woo Jin menyusulnya.
Dong Chan berhenti begitu mendengar Woo Jin memanggilnya. Woo Jin kemudian bertanya sampai kapan Dong Chan akan terus seperti ini? Sampai kapan Dong Chan akan berhenti menyalahkannya?
“Sampai aku mati” jawab Dong Chan sinis. Tatapannya tajam pada Woo Jin.
Begitu Dong Chan akan pergi, Woo Jin berkata bukankah Dong Chan harusnya menerjang dan mampu melewati masalah itu? Kenapa msih terus mengingatnya? Dong Chan tersenyum sinis, dia yang membelakangi Woo Jin kini berbalik dan langsung melayangkan tinjunya pada Woo Jin. Woo Jin pun jatuh tersungkur, tak siap dengan pukulan Dong Chan. Sudut bibir Woo Jin pun sudah berdarah
Flashback
Siang itu polisi dikejutkan karena disanderanya seorang bocah karena pelaku ingin balas dendam akan apa yang dilakukan seorang tersangka bernama Ki Dong Ho pada anaknya. Polisi sudah ada di lokasi beserta reporter. Saat itu, Dong Chan juga merupakan bagian dari polisi,dan dia sudah sampai di TKP. Dia terkejut melihat ibunya, dan lebih terkejut lagi menyadari ternyata keponakannya lah yang menjadi sandera.
Pelaku mengancam semua, kalau dia akan membunuh anak kecil ini jika sampai ada diantara polisi atau warga yang maju walau itu hanya selangkah.
Tembakan pertama terdengar dan sengaja di lakukan pelaku, untuk menggertak polisi atau pun warga yang tengah menyaksikannya.
Pelaku berkata kalau Ki Dong Ho juga harus merasakan bagaimana sakitnya kehilangan anak. Salah apa putrinya sehingga harus dibunuh? nenek berteriak kalau anak itu bukan anak kandung Dong Ho, dia hanya mengambil anak itu dipanti, jadi anak itu tidak bersalah.
Hyun Woo Jin memimpin rencana untuk tim agar mereka bisa menangkap pelaku tanpa menyebabkan sandera terluka, terlebih sanderanya adalah anak kecil.
Saat Dong Chan ingin bergabung, Woo Jin melarang. Woo Jin tak memperbolehkan Dong Chan menggerebek pelaku dengan naik keatas.
Dong Chan jelas tak peduli, bisa saja Young Gyu ditembak mati sebelum Woo Jin dan tim sampai keatas. Atau bisa saja pelaku tahu akan ditangkap, sehingga tanpa pikir panjang menembak Young Gyu. Baginya keselamatan Young Gyu yang utama. Dengan berbekal pemikiran itulah, Dong Chan mengeluarkan pistolnya, dan bersembunyi di balik mobil polisi, dan berusaha mencari titik yang pas untuk menembak pelaku. Tentu hanya melumpuhkan pelaku, bukan untuk membunuh pelaku.
Dong Chan yang ditelinga masih memasang alat komunikasi yang terhubung dengan semua tim lain, mendengar suara Woo Jin yang kini menanyakan apa yang akan Dong Chan lakukan? Woo Jin mengingatkan Dong Chan agar tak turut serta karena Dong Chan termasuk keluarga sandera, dan itu membuat Dong Chan bisa terlalu emosional dalam mengatasi masalah ini.
Lagi-lagi Dong Chan tak peduli. Dia malah melepas alat komunikasi itu, dan kembali focus dengan tujuannya menembak pelaku, dan menyelamatkan Young Gyu.
Setelah yakin dengan bidikannya, Dong Chan pun menarik pelatuk dan terdengarlah suara tembakan yang membuat seluruh warga kaget.
Pelaku limbung dan terjatuh ke belakang bersama Young Gyu.
Polisi pun bergegas keatas untuk memeriksa kondisi korban dan pelaku.
Ibu Dong Chan juga termasuk yang bergegas ke atas untuk memastikan kondisi cucunya.
Akibat kejadian itulah, Dong Chan menjalani pemeriksaan oleh komite. Woo Jin juga ada disana. Komite bertanya apa benar Dong Chan tak mengindahkan perintah Woo Jin? Salah satu komite bahkan mengejek Dong Chan yang ternyata tak memiliki kemampuan menganalisa kejadian di lapangan dengan baik, makanya mengambil keputusan dengan gegabah sepeti itu.
“Bukankah itu tandanya kau tak bisa mengatur emosimu?”
Dong Chan membantah tuduhan itu, dia bukan karena emosi makanya melepaskan tembakan pada pelaku. Dalam situasi tersebut apa yang dia lakukan adalah yang terbaik yang sudah dipikirkannya.
Staf komite lainnya menanyai Woo Jin, apakah menurut Woo Jin keputusan menembak yang dilakukan Dong Chan merupakan keputusan terbaik? Woo Jin diam dan tak menjawab.
Komite bertanya lagi, apa menurut Woo Jin, Dong Chan yang melanggar perintah Woo Jin, terlebih saat itu Woo Jin lah pemimpin merupakan bentuk pelanggaran? Woo Jin membenarkan hal tersebut. Dong Chan geram dan menjawab kalau itu bukan pelanggaran. Dia hanya membidik lengan pelaku, dan sama sekali tak berniat membunuh pelaku.
Woo Jin berkata jika saja Dong Chan tak menembak pelaku, dan mengikuti perintahnya, maka rencana yang dia susun kemungkinan besar berhasil, serta tak akan ada yang terluka. Dong Chan menatap tak percaya dengan yang Woo Jin katakan. Kalimat itu sama saja dengan Woo Jin menikamnya dari belakang. Menjatuhkannya.
Dong Chan marah dan berteriak pada semua, bagaimana jika mereka yang berada di posisinya. Salah satu komite menjawab apa Dong Chan belum juga sadar, karena tembakan yang Dong Chan lakukan membuat si anak mengalami cidera otak fatal?
Dong Chan tak tahan dengan semua ini, dia melempar topi polisinya, dan melepas identitas kepolisiannya sambil berkata kalau dia memilih berhenti.
Komite seolah tanpa ampun, membuat Dong Chan sedih. Sebelum pergi komite berkata kalau Dong Chan juga akan dikenai hukum pidana.
Flashback End
Bersambung ke part 3
KOMENTAR :
Hmm…ternyata itu alasan Dong Chan kenapa dia sangat benci sama Woo Jin. Dia memiliki masa lalu dimana Woo Jin juga ikut serta di dalamnya. Bisa mengerti sih dengan yang dirasain Dong Chan.
Tapi terlepas semua itu, Dong Chan macho banget ya.
Woo Jin tampan sih, tapi Dong Chan terlihat lebih macho dan lakii banget. Hahahah
(Ilang focus deh)