Episode 6
Ki Dong Chan berlari mengejar Cha Beong Seop yang mencoba kabur. Dong Chan terus mempercepat larinya, sementara Bong Seob pun berusaha menjauhkan jarak antara dia dan Dong Chan. Dia tak ingin tertangkap.
Lalu meluncurlah sebuah motor yang melewati Dong Chan. Pengendara motor itu membawa tongkat baseball, dan ketika si pengendara motor berada tak jauh dari Bong Seob, pengendara langsung mengambil tongkat baseballnya dan memukulkan pada kepala Beong Seop dengan pukulan yang sangat keras.
Beong Seop pun langsung tersungkur jatuh, dengan darah yang sudah berceceran di jalan. Dong Chan syok melihatnya.
Sementara itu Ho Gook yang sudah berhasil keluar dari mobil polisi yang terguling tadi, menembak kearah si pengendara motor, yang langsung membuat si pengendara motor terjatuh dan tepat saat ada sebuah mobil yang lewat dan menghantam tubuh si pengendara.
Dong Chan langsung mendekati Bong Seob yang ternyata masih hidup. Dong Chan meminta Bong Seob bertahan.
Dalam keadaan kritis itulah, Dong Chan bertanya kenapa Bong Seob punya foto ibunya? Apa ibunya adalah target selanjutnya yang akan Bong Seob bunuh? Bong Seob dengan sisa nafasnya mencoba menjawab kalau dia sebenarnya ingin menceritakan semua pada Soo Hyun. Dengan suara lirih dan terputus-putus, Bong Seob ingin mengatakan semua yang dia tahu.
Tapi, kemudian Ho Gook mendekat, dan dengan wajah pucat pasi Ho Gook berkata pada Dong Chan kalau si pengendara motor sepertinya sudah mati. Dong Chan menatap kearah pengendara motor yang memang terlihat sudah tak bernyawa, kemudian dia mengalihkan tatapannya pada Bong Seob, dimana Bong Seob juga sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Dong Chan menggoncang-goncangkan tubuh Bong Seob, dan meminta Bong Seob untuk bangun.
Tubuh Dong Chan seketika lemas, karena dia belum tahu rahasia apa sebenarnya yang disimpan oleh Bong Seob. Diapun langsung menghubungi Ahjumma Kim untuk mengabarkan apa yang baru saja terjadi.
Saat itu waktu tepat menunjukkan pukul 12 malam kurang satu menit.
11 hari sebelum insiden pembunuhan Saet Byul
Ambulans dan petugas polisi sudah datang ke TKP, dimana Dong Chan sedang memberikan kesaksiannya. Lalu, tanpa sengaja Dong Chan melihat wajah si pengendara motor yang sudah tak tertutup helm. Dong Chan langsung ingat dengan wajah tersebut. Pemuda itu adalah saksi yang datang ke kantor polisi saat dia dan Soo Hyun menemukan Anting dan juga cincin di rumah Bong Seob. Saat itu sang pemuda berkata kalau anting yang ditemukan bukan milik korban.
Dong Chan pun jadi bingung, dengan semua hal yang saling terkait. Kenapa pemuda itu harus memukul kepala Bong Seob sampai tewas., jika saat di kantor polisi, pemuda itu bahkan menolak mengakui Bong Seob sebagai pelaku.
Kim Soo Hyun, sedang mengemasi pakaian Saet Byul. Ketakutan semakin terpancar di matanya. Sementara itu, suami dan putrinya melihat dengan heran apa yang Soo Hyun kerjakan.
Ji Hoon pun mendekat dan memegang lengan istrinya sambil bertanya kenapa Soo Hyun seperti ini lagi?
Soo Hyun yang frustasi, menunjukkan foto yang dia ambil bersama Saet Byul, namun di foto itu dia terlihat seorang diri, padahal dia ingat betul bahwa Saet Byul ada disampingnya.
Soo Hyun kemudian bilang, jika pelaku sudah mati kenapa foto Saet Byul masih menghilang?
Dia kira semua sudah berakhir, tapi kenapa belum?
Saet Byul yang ada di tengah mereka memanggil Soo Hyun dan dengan menangi dia bertanya kenapa ibunya seperti ini. Saet Byul terlihat takut melihat apa yang ibunya lakukan? Ketika Soo Hyun akan meraih Saet Byul untuk memeluknya, Ji Hoon langsung mencegah dan menggendong Saet Byul. Dia berkata pada sang istri kalau malam ini, Saet Byul akan tidur dengannya, dan itulah yang terbaik. Dia ingin agar Soo Hyun menenangkan diri.
Setelah suami dan anaknya pergi, Soo Hyun menangis seorang diri. Dia tak tahu kenapa semua terasa buntu? Kenapa semua belum berakhir, ada apa sebenarnya? Soo Hyun terisak, dan lelah dengan semua yang dia hadapi.
Semakin lelah menyadari suaminya yang tak pernah mempercayainya, dan menguatkannya disaat dia dalam kondisi seperti ini.
Kim Soo Hyun tertidur di tepi ranjang putrinya, dan saat dia terbangun semua terasa berbeda ketika saat sebelum dia tertidur tadi. Diapun turun kebawah, dan melihat suaminya sedang sendiri. Soo Hyun lalu mendekati Ji Hoon kemudian bertanya apa Saet Byul sudah tidur?
Ji Hoon menengadahkan kepalanya dan menatap Soo Hyun dengan heran, dia bertanya sampai kapan Soo Hyun akan terus seperti ini? Putri mereka sudah dimakamkan, jadi Soo Hyun harus bisa merelakan kepergian Saet Byul, agar Saet Byul tenang di alamnya.
Soo Hyun tampak bingung, dia berkata kalau ini ga mungkin. Dia pun berkata pada suaminya, kalau Saet Byul ga mati, dan sudah kembali.
Ji Hoon tak tahan dengan sikap istrinya, sehingga dia menggoncang-goncangkan tubuh Soo Hyun meminta Soo Hyun segera sadar.
“Sadarlah, Kim Soo Hyun. Bukan hanya kau yang tersiksa, aku juga tersiksa, dan ingin mati rasanya. Saet Byul, relakan saja dia.”
Soo Hyun yang tak percaya, kembali berlari ke kamar Saet Byul untuk melihat kebenaran kalimat suaminya. Bukankah sebelum tidur tadi, dia masih melihat Ji Hoon menggendong Saet Byul. Lalu kenapa ketika terbangun, semua berbeda? Ada apa ini?
Saat Soo Hyun sampai di kamar Saet Byul, kamar itu memang terlihat sangat rapi. Lalu Soo Hyun mengalihkan pandangannya ke meja belajar Soo Hyun, disana dia melihat foto Saet Byul yang sudah diberi pita hitam, tanda bahwa benar Saet Byul nya sudha tiada.
Soo Hyun tak percaya. Dia bergumam kalau semua ini hanya mimpi.
Kim Soo Hyun terbangun, dan ternyata semua hanya mimpi buruknya. Di smapingnya terlihat Saet Byul sedang menatapnya. Saet Byul bertanya memang ibunya mimpi apa tadi? Soo Hyun yang lega melihat putrinya ada di depannya, langsung memeluk Saet Byul erat, seolah dia tak ingin melepaskan putrinya.
Dengan sangat kesal, Dong Chan menjelaskan kalau Bong Seob berniat kabur, makanya dia mengejar. Woo Jin yang sudah mendengar jawaban itu berkali-kali juga mulai merasa kesal, lalu bertanya kenapa Dong Chan bisa ada di TKP?
Dong Chan tak tahan lagi, diapun mengeluarkan foto ibunya dan Young Gyu lalu menunjukkannya pada Woo Jin.
Dong Chan berkata kalau foto ini dia temukan di rumah Bong Seob.
Dia penasaran kenapa Bong Seob punya foto ibu dan keponakannya.
Setelah Dong Chan menunjukkan foto itu, giliran Woo Jin yang menunjukkan sebuah foto juga pada Dong Chan. Foto anaknya Mimi yang sempat Dong Chan lihat di rumah Mimi.
Kemudian Woo Jin berkata kalau anak Mimi dibawa ke panti asuhan oleh Mimi ketika kecil.
Lalu, Woo Jin menunjukkan satu foto lagi pada Dong Chan. Foto terakhir ini adalah foto Ki Young Gyu. Dong Chan tentu mengenali foto ponakannya itu.
Dia lalu membandingkan kedua foto itu, yang ternyata memang mirip. Akhirnya Dong Chan tahu kalau keponakannya adalah anak Mimi.
Kini, di dalam mobilnya Dong Chan mencoba mengingat kembali penjelasan Woo Jin tentang alasan Bong Seob membunuh korban-korbannya. Menurut yang dikatakan Woo Jin, alasan Bong Seob membunuh para korban wanita adalah karena korban-korban itu menelantarkan anak mereka. Latar belakang Bong Seob pun merupakan anak yang ditelantarkan oleh ibu Bong Seob ketika kecil.
Flashback
Woo Jin menjelaskan, karena alasan itulah, hati Bong Seob dipenuhi amarah begitu mengetahui ada anak yang ditelantarkan oleh orang tua ketika masih kecil dan langsung ingin menghabisi si ibu.
Professi Bong Seob yang menjadi guru SLB semakin membuat keinginannya untuk membunuh para ibu yang menelantarkan anak semakin menjadi, terlebih kebanyakan anak di SLB itu adalah anak yang dibuang oleh orang tua mereka.
Mungkin karena Bong Seob sangat menyayangi Young Gyu, makanya dia mencari informasi tentang orang tua kandung Young Gyu.
Dong Chan bertanya heran kenapa Bong Seob mau membunuh ibu Young Gyu? Woo Jin menjelaskan mungkin Young Gyu pernah mengeluh tentang sang ibu pada Bong Seob.
Dong Chan menjawab itu ga mungkin, Young Gyu ga akan pernah membicarakan sang ibu, karena dia hanya kenal dengan ayahnya saja.
Flashback End
Ki Dong Chan mengeluarkan sweater merah yang diberikan Mimi dengan perasaan sedih. Akhirnya, Mimi bisa memberikan sweater yang selalu dirajutnya pada Young Gyu, sang anak.
Dong Chan makin bersedih ketika mengingat apa yang Mimi ucapkan malam itu. Terlihat sekali Mimi sangat menyayangi anaknya, dan mungkin keadaanlah yang membuat Mimi tak bisa mengurus Young Gyu, sehingga menaruh Young Gyu dipanti asuhan.
Kini, Young Gyu sedang asik main Ddakji sementara sang nenek menyuruh Young Gyu untuk makan dulu, baru nanti melanjutka main. Young Gyu senang karena Ddakjinya tak terkalahkan. Tiba-tiba saking semangatnya bermain Ddakji, Young Gyu tanpa sengaja menyenggol mangkuk sup, membuat sup yang panas itu tumpah dan memabashi kaki Young Gyu juga Ddakjinya.
Sang nenek mengkhawatirkan Young Gyu yang terkena sup panas, sementara Young Gyu malah sedih karena Ddakjinya yang tak terkalahkan jadi basah.
Nenek menenangkan Young Gyu, kalau ddakji Young Gyu ga akan rusak, dia akan mengeringkannya jadi nanti bisa Young Gyu gunakan untuk main lagi. Young Gyu pun tak membantah.
Akhirnya, Yong Gyu mau makan dan disupai oleh sang nenek. Young Gyu membuka mulut lebar-lebar pertanda kalau dia mau sesuap lagi. Nenek pun senang karena Young Gyu makan dengan lahap.
Terlihatlah diatas ruang itu, sebuah tali yang digunakan untuk menjemur kaos kaki dan celana Young Gyu yang tadi ketumpahan sup. Disampingnya ada kertas Ddakji Young Gyu, dimana terdapat tulisan tangan yang berbunyi
“Kasus pembunuhan di Mujin. Tersangka utama Ki Dong Chan”
Ki Dong Chan menemui Young Gyu, ketika sang ibu sudah bernagkat kerja. Young Gyu tentu senang melihat pamannya datang. Diapun mendekati Dong Chan. Dong Chan mengusap kepala Young Gyu dengan penuh sayang kemudian menyuruh Young Gyu memilih satu sweater yang dibawanya ini.
Young Gyu terlihat senang, dan langsung memakai sweater merah itu. Dong Chan menatap Young Gyu dengan wajah sedih, dan bertanya apa Young Gyu ingat dengan ibu Young Gyu?
Young Gyu malah menjawab kalau dia kangen ayahnya.
“Ayah, demi cari uang harus naik kapal dan pergi ke tempat yang jauh. Memangnya kapan Ayah pulang, Paman?”
Dong Chan memarahi Young Gyu, dan kembali berkata kalau sekarang dia sedang bertanya tentang ibu kandung Young Gyu, bukan tentang ayah palsu Young Gyu. Young Gyu dengan wajah polosnya, berkata kalau dia lahir dari seorang ayah.
Mengetahui akan sia-sia saja bicara dengan Young Gyu, membuat Dong Chan akhirnya berkata
“Young Gyu, ibumu adalah orang yang sangat-sangat baik. Dia sangat sayang padamu. Dia juga merasa sangat bersalah padamu. Seumur hidup, dia sama sekali tak pernah melupakanmu dan juga selalu merindukanmu. Kau jangan lupa itu ya. ”
Setelah mengatakan semua itu, Dong Chan melanjutkan kembali kalimatnya, dia berkata agar Young Gyu jangan pernah memaafkan dia. Young Gyu yang memang tak mengerti hanya tersenyum lebar smabil berkata kalau sweater ini hangat sekali.
Dong Chan tak kuasa menahan perasaannya, sehingga dia ingin meneteskan air mata, tapi Dong Chan berusaha menahan rasanya itu.
Ki Dong Chan pulang ke rumah, dan di teras ada kakeknya. Dong Chan mendekati kakek dan berkata jika kakek benar punya 10 milyar won, ga usah diberikan semua padanya. Berikan dia sedikit saja yang penting cukup untuk operasi.
Kakek bertanya memangnya siapa yang sakit?
Dong Chan hanya menjawab kalau ada orang yang dia kenal. Dia kemudian berkata kalau ada professor di Amerika yang bisa melakukan operasi dan kemungkinan besar berhasil. Hanya saja biaya operasi itu sangat mahal.
Kakek bertanya apa Dong Chan sudah mengumpulkan informasi dengan detail?
Sekarang ini banyak penipu, jadi Dong Chan harus hati-hati.
Kakek yang tahu operasi itu untuk siapa kemudian berkata kalau sel-sel dalam otak yang sudah rusak, akan susah diperbaiki, walaupun Albert Einstein masih hidup. Jadi percuma saja dilakukan operasi.
Dong Chan menyangkal dengan berkata jika tidak bisa sembuh 100%, setidaknya ada perubahan lebih baik.
Kemudian Dong Chan tersadar, bagaimana bisa kakek tahu kalau operasi itu untuk Dong Ho? Kakek mengelak dengan memukul kepala Dong Chan dan beralasan kalau tadi Dong Chan sendiri yang menyebutkan untuk siapa operasi itu.
Dong Chan bingung dan berkata memangnya kapan dia bilang? Kayaknya tadi dia ga bilang apa-apa deh.
Kakek menyindir Dong Chan yang masih muda tapi sudah pikun. Bahkan kakek menyuruh Dong Chan periksa ke dokter,dan minta obat agar tak mudah lupa.
(Hahaha)
Saet Byul minta mampir ke tukang reparasi kamera ketika dia sedang bersama ibunya. Disana, Saet Byul meminta agar kamera ini diperbaiki. Ahjussi pemilik toko itu menjawab kalau bagian yang rusak tinggal di tempel saja. Kamera ini memang sudah rusak dari sananya, lihat saja tombol shutternya sudah tak berfungsi.
Saet Byul dengan wajah memohon meminta Ahjussi untuk memperbaiki agar kamera itu bisa digunakan kembali. Soo Hyun kemudian berkata bagaimana jika dia belikan saja Young Gyu kamera baru? Saet Byul menggeleng, dan bilang kalau kamera Young Gyu, kenang-kenangan dari ayah Young Gyu. Jadi kamera itu penting sekali untuk Young Gyu.
Ternyata Soo Hyun mengajak Saet Byul ke kantor Dong Chan, dan kini Saet Byul sedang main bersama Jenny dan Byung Tae. Soo Hyun menunjukkan foto yang dimana wajah Saet Byul menghilang dalam foto itu. Soo Hyun masih takut karena itu berarti Soo Hyun belum aman.
Dong Chan bertanya pada Soo Hyun, memangnya siapa yang bilang jika wajah Saet Byul belum kembali berarti tandanya Saet Byul akan meninggal? Apa wanita yang memiliki tempat di foto ini?
Soo Hyun menjawab bukan, tapi kejadian ini sangat aneh menurutnya.
Dong Chan menenangkan Soo Hyun dengan berkata kalau Chang Bong Seob sudah mati, jadi Saet Byul aman. Ahjumma Kim tenang saja, dan ga usah memikirkan masalah foto ini.
Soo Hyun masih belum tenang, sehingga dia memutuskan menghubungi Woo Jin dan mengajak Woo Jin bertemu di kantor Woo Jin.
Woo Jin jelas senang dengan kedatangan Soo Hyun.
Setelah mereka saling berhadapan, Soo Hyun bertanya apa Woo Jin ga tahu hal yang ingin disampaikan Bong Seob padanya malam itu?
Woo Jin menjawab kalau Bong Seob hanya ingin berkata secara langsung dengan Soo Hyun, jadi dia ga tahu hal apa itu. Mungkin hati Bong Seop tergerak, melihat kegigihan Soo Hyun dalam usaha menyelamatkan Saet Byul.
Mungkin juga Bong Seob merasa Soo Hyun bisa menolongnya, atau hal lainnya.
Soo Hyun masih heran dengan motif Bong Seob membunuh, dengan Saet Byul sebagai target. Bukankah Bong Seob membunuh korbannya yang memiliki sejarah menelantarkan anak, tapi apa hubungannya dengan Saet Byul? Dia masih ga mengerti tentang ini.
Woo Jin kemudian berdiri, dan menyerahkan barang-barang milik Bong Seob yang salah satunya adalah paspor. Disana tertulis kalau Bong Seob akan melakukan perjalanan setelah menyelesaikan misi untuk membunuh Mimi.
Woo Jin berkata kalau Bong Seob berniat kabur ke Filipina agar tak tertangkap. Soo Hyun pun semakin yakin, kalau bukan Bong Seob lah yang akan membunuh putrinya.
Di dalam mobil, ketika Soo Hyun akan kembali ke kantor Dong Chan untuk menjemput Saet Byul, dia melihat ada kecelakaan terjadi, dan sudah banyak petugas di TKP. Awalnya Soo Hyun ga peduli, tapi kemudian dia ingat kalau kejadian ini juga terjadi di masa depannya dulu, sebelum dia terjebak di masa lalu seperti sekarang.
Kejadian itu sama, dan membuat Soo Hyun akhirnya tahu satu hal.
Mengetahui fakta ini, Soo Hyun bergegas menemui Dong Chan dan ketika dia masuk ke kantor Dong Chan, dia langsung berkata pada Dong Chan kalau bukan Bong Seob lah orang yang mereka cari.
Soo Hyun pun menceritakan kejadian di masa depan terkait kecelakaan yang dia lihat tadi. Kecelakan di masa depan itu adalah kecelakaan yang menewaskan Cha Bong Seob.
Jadi pada dasarnya, Cha Bong Seob memang sudah ditakdirkan mati, dan bukan Cha Bong Seob lah orang yang mereka cari.
Soo Hyun kemudian memperkirakan kronologi kematian Bong Seob.
Mungkin saat itu sekitar jam 8, karena saat itu dia akan mengantar Saet Byul ke sekolah. Sementara tiket pesawat Bong Seob yang akan mengantar Bong Seob ke Filipina adalah jam 09.45.
Jadi kemungkinan besar jam 07.50 Chan Bong Seob besia-siap ke bandara.
Bisa jadi, karena takut ketinggalan bis untuk menuju ke bandara, Bong Seob berlari tanpa melihat rambu-rambu lalu lintas. Saat itulah sebuah truk menabraknya, dan membuat Bong Seob tewas di tempat.
Dong Chan mendengar semua perkiraan akan kronologi Soo Hyun dan bertanya kalau itu kan hanya prediksi Soo Hyun saja, toh Soo Hyun ga melihat sendiri siapa korban saat itu. Soo Hyun masih kukuh dengan pendapatnya, kalau hari Bong Seob mati adalah tepat dua hari setelah Mimi meninggal. Dia yakin sekali, karena dia mendengar beritanya di radio, ketika hari itu.
Soo Hyun juga menceritakan pada Dong Chan tentang pelaku pembunuhan Mimi yang menelpon ke tempatnya bekerja dan berkata kalau korban kedua dia tusuk 14 kali, dan bukan 13 kali. Dong Chan semakin terkejut, dan berkata kalau bisa jadi itu saksi mata. Tapi sepertinya juga bukan. Dong Chan sudah bingung sendiri akan kerumitan kasus ini.
soo Hyun bertambah takut karena menyadari bahwa Saet Byul belum 100% aman, dia kemudian memeluk Saet Byul yang tengah pulas tertidur dengan perasaan cemas akan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan.
Sementara Dong Chan, setelah mendengar penjelasan Soo Hyun, bergegas pergi dan menyurun Soo Hyun menunggunya sebentar karena dia akan menyelidiki hal ini dulu.
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
sepertinya drama ini akan aku bagi jadi 3 part, seperti mba Lilik, karena drama ini sangat panjang, dan capture gambar juga ga sedikit. Biar kalian ga terlalu berat buka blognya, dan biar kalian makin gregetan sama jalan ceritanya, maka aku putuskan membaginya menjadi 3 part.
Misterinya makin ruwet, padahal ini hari ke sebelas sebelum insiden. Membingungkan dan tentu menambah penasaran. Akting mereka total banget yaaaa…^^
keren...ditunggu part 3 nya yah mb Nhieshe...tengkyu...
ReplyDeletesan
makasih mba sinopnya bgs..ayo fight selanjutny..jgn kelamaan ya...gomawo^O^
ReplyDeletePembunuhnya adalah suaminya.. NADYA
ReplyDeletemba aq semakin penasar. . .pengen tau kelanjutanya. . .SEMANGAT mba.
ReplyDeleteDaebak d ne drama... Bikin penasaran sm klanjutany... Tu jangn" ji hoon di balik kematian anakny... Soalny si bung sup pngn nyeritain sestatu gt sm so hyun... Hmm misteri... Thx y sist sinopny...
ReplyDeleteNawa
Daeebaakkk !!
ReplyDeletesemakin berat ceritanya '-'
ReplyDelete