[Episode Sebelumnya]
Ki Dong Chan Akhirnya dibebaskan, dan dia masih sempat mengomel karena dia ditahan padahal dia tak bersalah sama sekali. Tapi saat matanya memandang ke papan pengumuman orang hilang, yang terpasang di depan kantor polisi, Dong Chan sedikit terkejut karena anak yang pernah membantunya keluar penjara diculik dan belum ditemukan sampai saat ini.
Dia bergumam semoga saja hal buruk tak terjadi pada anak itu.
Sesampainya di rumah, Dong Chan menyetel TV karena ingin melihat pertandingan basket kesukaannya, tapi dia dikejutkan oleh berita lain. Berita yang mampu membuatnya menganga.
Berita tentang kakek Choo yang meninggal, dan mewariskan semua harta kekayaannya yang 10 Milyar Won itu pada yayasan amal.
Dong Chan tak percaya mendengarnya, dan teringat akan permintaan kakek Choo pada waktu itu, kakek hanya menyuruhnya menjaga ibu, maka kakek berjanji akan memberikan 10 Milyar Won yang dia miliki untuk Dong Chan. Namun, ketika itu Dong Chan tak percaya dan menganggap kakek sedang bergurau dengannya. Sekarang dia menyesal, sangat-sangat menyesal.
Dong Chan berteriak sekencang-kencangnya tak percaya kalau kesempatannya jadi Milyuner lenyap begitu saja dan itu adalah karena kebodohannya sendiri.
Kim Soo Hyun kini ada di RS untuk perawatan lukanya, tatapan matanya masih tanpa ekspresi. Pikirannya dipenuhi akan Saet Byul. Di depannya ada Han Ji Hoon, sang suami yang terus menemaninya. Sepertinya walaupun laki-laki itu tertangkap, namun keberadaan Saet Byul tetap belum diketahui. Laki-laki itupun bukanlah sang penculik, mungkin hanya salah satu kaki tangan yang disuruh mengambil uang 200 juta, atau malah laki-laki yang memang sengaja memanfaatkan situasi ini, untuk mendapatkan keuntungan. Tapi yang jelas, pria yang tertangkap itu bukanlah penculik Saet Byul. Ini yang membuat Soo Hyun semakin gusar.
Ji Hoon menenangkan istrinya, dan meminta sang istri tidak khawatir, karena Saet Byul pasti akan ditemukan.
Soo Hyun melepas selang infusnya, dan meminta sang suami mengantarnya ke stasiun TV.
Para staf TV sedang berdiskusi tentang bisakah mereka memberikan slot untuk Soo Hyun melakukan siaran langsung? Salah satu staf berkata kalau ini akan memberikan keuntungan pada mereka, karena rating pasti akan tinggi.
Sementara di luar ruangan itu, Soo Hyun begitu gugup, bukan gugup karena dia akan tampil On Air di TV, tapi dia gugup apakah caranya ini berhasil untuk melunakkan hati sang penculik.
Ji Hoon yang menemani Soo Hyun, hanya mampu menggenggam erat tangan istrinya, menyalurkan kekuatan yang sebenarnya juga dia butuhkan. Bukan hanya Soo Hyun yang menderita akan hilangnya Saet Byul, diapun begitu.
Kini, di sebuah ruang siar yang sudah disetting untuk kepentingan Soo Hyun, sebuah kamera mulai merekam. Cahaya lampu menyoroti Soo Hyun dari atas, dan Soo Hyun yang wajahnya masih penuh bekas luka, mencoba menguatkan diri agar bisa berkata-kata di depan kamera kali ini.
Soo Hyun menarik nafas sebentar lalu mulai berkata
“Kau marah karena kami menggantinya jadi pembunuhan berantai kan? Aku yakin kau sedang menonton acara ini, kau mendengarkanku kan? Aku tahu kau punya alasan untuk melakukannya. Aku datang kesini, karena aku percaya kau adalah orang baik. Kau mungkin juga seorang ayah dan memiliki seorang anak. ”
Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Soo Hyun, dia mencoba tersenyum sambil kembali berkata
“Saet Byulku..kau tahu dia anak yang baik. Dia memegang tangan orang yang lemah atau malang. Meskipun dia tak berprestasi dalam pelajaran, dia anak cantik nan polos, yang selalu mengutamakan temannya ataupun orang disekitarnya. Aku juga yakin kau tahu itu. Betapa menggemaskan dan lucunya, Saet Byulku.”
“Aku mengerti kau marah dan jengkel. Aku benar-benar minta maaf. Aku minta maaf dengan sungguh-sungguh. aku tidak sengaja melakukannya. Itu..itu hanyalah pekerjaanku. sejujurnya, aku dan suamiku juga tidak menyukai pemerintahan yang sekarang. Perang dengan penjahat? Itu semua omong kosong. Aku dan suamiku bahkan tak memilih Presiden Kim Nam Joon. Aku yakin masyarakat akan berfikir sama sepertimu. Jadi tolong…redamlah amarahmu..dan kembalikan Saet Byulku.”
Soo Hyun mulai menangis.
Dia menjelaskan bahwa Saet Byul adalah segalanya untuknya.
“Jadi Tuan..kumohon..kasihanilah aku”
ucap Soo Hyun terisak, dia sudah tak mampu menahan air matanya. Masih dengan linangan air mata, Soo Hyun memberitahu bahwa putrinya takut gelap, dan takut ditinggal sendiri. “Jangan memukulnya, dan jangan sakiti dia.”
Masyarakat tentu menyaksikan siaran langsung itu, mendengar permintaan Soo Hyun, agar membebaskan Saet Byul, dan lebih baik menahannya saja. Bunuh dia jika memang itu yang diinginkan, tapi jangan putrinya. Banyak yang terharu dan menangis melihat tayangan malam ini. Semua sedih dengan yang dialami Soo Hyun, dan berharap agar Saet Byul benar-benar ditemukan.
Soo Hyun mengatupkan kedua tangannya sambil berlutut di lantai dan memohon agar penculik melepaskan anaknya.
“Anakku, tidak melakukan kesalahan apapun, kecuali lahir dari rahim seorang ibu yang sepertiku. Jadi kumohon, lepaskan Saet Byulku.”
Staf yang menunggu di ruang siar ikut menangis melihat kesedihan Soo Hyun. Ji Hoon yang juga menemani istrinya, tak kuasa pula menahan air matanya. Dia tahu bagaimana perasaan Soo Hyun, karena Saet Byul juga darah dagingnya.
Lalu, ditengah isak tangis Soo Hyun, sebuah sekilas info muncul, dan mengabarkan kalau ditemukan sepatu kecil dan tas yang di duga milik Han Saet Byul. Siaran itu juga terdengar oleh Soo Hyun. Para staf menyuruh operator untuk mengecilkan volume sekilas info itu agar tak semakin membuat Soo Hyun syok. Tapi, terlambat, Soo Hyun sudah mendengarnya walau lamat-lamat. Dia meminta dengan tegas agar suara TV diperbesar.
Bibir Soo Hyun bergetar menyaksikan berita itu, benarkah itu berarti putrinya sudah tak selamat? Membayangkan hal itu saja sudah membuatnya ngeri.
Tangis Soo Hyun semakin pecah, padahal kekuatan tubuhnya semakin lemas karena dia terus menerus menangis.
Staf TV meminta agar siaran langsung Soo Hyun dihentikan, karena sepertinya sudah ga ada lagi yang akan dikatakan Soo Hyun. Tapi, sebelum itu dilakukan, Soo Hyun tiba-tiba mengeluarkan suaranya.
“Dengarkan aku baik-baik, jika saja kau menyentuh sehelai rambut anakku. Sehelai saja. Aku akan mencarimu keujung dunia. Menangkap dan membunuhmu. Akan kucabik-cabik kau sampai mati. Akan ku kuliti kau hidup-hidup. Tak peduli apapun, aku akan mencarimu.!! Jadi, Saet Byulku, harus kembali hidup. Aku ingin dia hidup. Dia harus hidup.!!”
Ucap Soo Hyun tanpa rasa takut.
(Nangiiss)
Di sebuah klub malam, Dong Chan masih menyesalkan kebodohannya yang menyia-nyiakan 10 milyar won. Seorang pria bersama temannya yang merupakan pengunjung klub mengejek siaran Soo Hyun, dia berkata kalau wajah wanita itu (Soo Hyun) mirip nanas laut.
“Itu salahnya sendiri, tak bisa menjaga anaknya baik-baik” celetuk si Pria.
Dong Chan tentu mendengarnya. Dia marah dan mendekati pria-pria itu, lalu langsung menyiram wajah si pria yang cerewet tadi dengan minuman yang dipegangnya. Dong Chan berkata
“Apa kau tak tahu bagaimana perasaan wanita itu?”
Perkelahian pun terjadi, Dong Chan sendiri sementara orang-orang itu memiliki kawanan yang langsung membantu. Dong Chan diseret keluar klub.
Ki Dong Chan habis babak belur karena ditendang oleh-oleh orang-orang yang dia ganggu tadi. Mereka berempat, sementara Dong Chan sendiri. terlebih alcohol membuat Dong Chan tak bisa melawan.
Keesokan paginya, Ki Dong Chan bangun dengan kepala pusing teramat sangat. Dia menggeliat dengan posisi nungging, dan berkata kalau dia janji ga akan minum alcohol lagi. Dong Chan pun beralih ke kamar mandi, lalu bercermin, dan terkejut melihat wajahnya yang sudah babak belur. Dong Chan lupa tentang perkelahian semalam, dan sedang berusaha mengingat-ingat.
setelah Dong Chan ingat, dia berkata
“Bagaimana bisa bajingan-bajingan itu merusak wajah tampanku.?”
*LOL
Dong Chan memulai tugasnya, dia masuk kamar dengan kamera ditangan dan siap membidik gambar targetnya kali ini.
Di kamar terdapat pasangan yang tengah tidur bersama, mereka kaget ketika laki-laki menerobos masuk, dan mengambil gambar mereka. Terlebih foto itu adalah ketika mereka sedang berada di dalam selimut, yang menandakan hubungan intim tengah terjadi diantara mereka.
sang laki-laki gemuk, bersembunyi di balik badan wanitanya, sementara sang wanita menutupi wajah dengan selimutnya. Dong Chan dengan santai berkata kalau saatnya berfoto, dan hasil foto pasti bagus.
Laki-laki betubuh tambun yang mirip pesumo itu bangkit, dan langsung menubruk Dong Chan. Dong Chan terjatuh dan terpaksa merasakan berat badan si laki-laki diatas tubuhnya.
Dong Chan dicekik, dia ditinju berkali-kali, dan dia berkali-kali juga mengucap kata sakit. Tapi entah mendapat kekuatan dari mana, sekali tinju saja yang dilayangkan Dong Chan, lelaki bertubuh tambun itu langsung oleng.
Hyun Woo Jin datang ke rumah Soo Hyun untuk memberikan barang-barang temuan yang ternyata memang milik Saet Byul. Sepatu Saet Byul hanya ditemukan sebelah saja. Soo Hyun mengambil barang-barang itu dan mendekapnya. Tanpa sepatah kata Soo Hyun meninggalkan Woo Jin dan suaminya. Dia melangkah keatas.
Di dalam kamarnya, Soo Hyun menangis sambil mendekap barang-barang milik putrinya. Dia masih belum bisa merelakan kepergian Saet Byul, dan berharap ini hanya mimpi.
Suatu pagi, mentari masih belum menghangatkan tempat ini. Terlihat seorang yang berniat memancing dan sudah melempar pancingnya ke dalam danau. Dia duduk diatas perahu dan menunggu ikan menangkap umpannya. Tanpa dia tahu, kait pancingnya menangkap sesuatu. Orang itu girang dan yakin dia mendapat ikan besar.
Dia pun langsung menarik pancingnya keatas dan terkejut karena bukan ikanlah yang dia dapat, tapi malah sebuah sepatu.
Diapun menjadi kesal.
Tak berselang lama, orang itu melihat sesuatu yang mengambang di danau. Dia memperhatikan dengan seksama, dan tak percaya dengan yang dilihatnya. Benarkah itu manusia?
Sementara itu, penemuan mayat di danau menghebohkan warga. Banyak polisi disana, begitu juga Soo Hyun. Mayat itu diidentifikasi sebagai Saet Byul. Soo Hyun datang untuk melihat. Dugaan sementara Saet Byul meninggal karena tenggelam, dan bukan karena dibunuh. Mungkin saat diculik, Saet Byul mencoba melarikan diri dan akhirnya tenggelam di danau.
Soo Hyun terus mendekati TKP, dia melihat suaminya memeluk mayat yang diduga adalah putrinya. Dengan wajah tak percaya Soo Hyun ingin mendekat. Tim polisi melarang dan terus memegang tubuh Soo Hyun. Woo Jin bahkan menahan Soo Hyun agar tak melihat kondisi terakhir Saet Byul karena itu akan semakin membuat Soo Hyun syok, tapi Soo Hyun dengan sekuat tenaga memberontak. Dia tetap ingin melihat putrinya.
Presiden Kim Nam Jun melakukan konferensi pers terkait anak yang akhirnya meninggal. Dia berkata dengan tampang serius bahwa dia sangat geram karena dia juga seorang ayah yang memiliki anak. Jadi, sebagai Presiden negeri ini, Nam Jun akan mengerahkan segala kekuatannya untuk menangkap penjahat itu. Dia menganggap insiden ini adalah tantangan untuknya.
“saya akan menunjukkan pemerintahan yang kuat.”
Presiden tak memberi kesempatan reporter untuk bertanya, karena dia langsung mengalihkan pandangannya pada Jaksa Agung Lee Myung Han untuk melanjutkan konferensi pers ini.
Jaksa Agung Lee berkata pada para juru berita kalau dia akan segera memilih orang untuk menangani kasus ini.
Ki Dong Ho di dalam jeruji besinya sedang menatap keatas jendela. Waktu sudah berganti malam, terlihat dari tak adanya sinar mentari yang masuk ke dalam sel Dong Ho. Dong Ho tersenyum tipis saat menatap keluar jendela.
Malam ini Dong Chan tidur ditemani mimpi buruk. Dia selalu dihantui mimpi ini terus menerus. Mimpi dimana dia melihat seorang laki-laki yang membuang mayat wanita di sebuah danau.
Dong Chan terbangun dengan kaget dan mengingat kembali saat itu.
Flashback
Dong Chan sedang ada di pengadilan dimana dia menjadi saksi atas sebuah kasus. Pengacara bertanya apa benar Dong Chan menyaksikan kejadian itu, dan melihat bahwa mayat dibuang ke danau. Dong Chan ragu, diapun menoleh ke belakang dimana ibunya terlihat menggeleng-gelengkan kepala, menyuruh Dong Chan menjawab tidak. Raut wajah ibu Dong Chan begitu memohon.
Sementara kakaknya, Dong Ho memakai baju tahanan dan dengan wajah polosnya menatap pada Dong Chan dan menggelengkan kepalanya, sebagai tanda bukan dialah pelakunya. Dengan memantapkan hati, Dong Chan membenarkan semua pertanyaan yang diajukan padanya tadi. Itu berarti memang Dong Ho pelaku pembunuhan itu.
Ibu terlihat kecewa dengan kesaksian Dong Chan begitu pula dengan Dong Ho, yang walau dia terlihat keterbelakangan mental, tapi dia tahu bahwa kesaksian Dong Chan membuatnya akan mendekam di balik penjara, mungkin untuk seumur hidupnya.
Flashback End
Kim Soo Hyun sedang ada di kamar putrinya, ini sudah 49 hari setelah kematian Saet Byul, dan Soo Hyun masih belum bisa sepenuhnya merelakan kepergian Saet Byul. Dia mencoba membuka gembok di kotak besi penyimpanan putrinya. Terakhir kali Soo Hyun mencoba, gembok ini tak bisa dibuka. Tapi entah mengapa, kali ini berbeda. Dia hanya menarik sedikit gembok itu, dan langsung terbuka.
Soo Hyun heran namun tak mempedulikannya. Dia ingin melihat apa rahasia yang disimpan putri kecilnya.
Ternyata tak ada sesuatu yang berbeda dari terkahir kali dia melihat kotak besi itu.
Kemudian mata Soo Hyun beralih pada buku milik Saet Byul, dia mencoba mengambil buku itu, dan melihatnya. Ternyata buku itu mirip seperti diary Saet Byul.
Halaman pertama yang dibuka Soo Hyun bertuliskan
“Aku tak mau sekolah, teman-teman terus mengejekku. Mereka memanggilku 4.000 won. Apa itu artinya? Tapi ibuku bilang, aku harus ramah pada temanku, jadi aku tetap baik pada mereka. ”
Soo Hyun membalik halaman berikutnya. Kali ini dengan cerita berbeda
“Ibuku memarahi keamaanan yang memukul kakak Young Gyu. Ibuku keren. Aku ingin menjadi seorang ibu seperti ibuku.”
Soo Hyun mulai menangis saat membaca halaman itu. Diapun beralih pada halaman selanjutnya.
“Ibuku memukul kakak Youg Gyu, ibu berfikir kakak Young Gyu berbeda dengan orang lainnya. Untuk pertama kalinya aku benci ibuku. Aku akan memperbaiki kamera kakak Young Gyu dengan uangku sendiri.”
Tulisan Saet Byul masih ada yang lainnya. Kali ini Saet Byul menulis
“Aku sudah membuat ibuku malu. Aku tak ada harapan. Aku bodoh. Ibu..maafkan aku.”
Setelah membaca semua itu, Soo Hyun semakin terisak sambil meminta maaf pada putrinya yang telah tiada.
Young Gyu masih setia menunggu Saet Byul. Dia duduk di depan pagar apartamen. Petugas keamanan memberitahu Young Gyu kalau Saet Byul sudah pergi ke surga. Dengan wajah polosnya Young Gyu menjawab kalau Saet Byul belum meninggal. Dia ga percaya.
Han Ji Hoon membereskan barang-barang milik putrinya dan memasukkan ke dalam kardus. Barang-barang ini harus diungsikan agar Soo Hyun tak terus teringat pada putri mereka yang sudah tiada. Soo Hyun tertidur di kasur Saet Byul, dan terkejut saat melihat suaminya akan menyingkirkan kotak besi Saet Byul.
Soo Hyun berdiri dan memarahi Ji Hoon. Dia menyebut Ji Hoon gila. Ji Hoon menjelaskan kalau ini sudah 49 hari dimana Saet Byul meninggal, jadi mereka harus membiarkan Saet Byul tenang di surga. Soo Hyun ga peduli dengan yang dikatakan suaminya, dia semakin keras berteriak dan mengusir suaminya untuk segera pergi.
Han Ji Hoon berangkat kerja dengan perasaan terluka akibat perlakuan istrinya. Sesampai di kantor dia menelpon Soo Hyun.
“Aku..memutuskan untuk tinggal sendiri dulu. Aku mengerti perasaanmu, tapi aku juga sama kehilangan sepertimu. Sejujurnya, aku tak bisa memaafkanmu. Jika saja saat itu kau tak tergoda dengan cinta pertamamu, dan mengantarkan sendir Saet Byul untuk dibawa ibu pengasuh, maka hal ini ga akan terjadi. Aku tahu ini bukan salahmu. Tapi, aku masih saja marah ketika melihatmu. Jika saja kau yang mengantarkan Saet Byul, dan tidak menitipkannya pada Min Ah, maka Saet Byul pasti masih hidup.”
Ki Dong Chan, begitu sampai di rumah terkejut karena sudah ada banyak orang yang menunggunya. Orang-orang yang terlihat akan menghajarnya. Sang pemimpin kelompok itu adalah laki-laki tambun yang pernah di gerebek Dong Chan saat sedang tidur dengan seorang perempuan.
Si laki-laki tambun bertanya apa benar Dong Chan pernah tidur dengan istrinya? Dong Chan menjawab dia ga ingat. Terlebih kalau dia mabuk, maka dia lupa dengan apa yang sudah dia lakukan. Dong Chan bahkan meminta maaf pada laki-laki bertubuh besar itu.
Dong Chan sampai berlutut untuk menyampaikan kata maafnya.
Si laki-laki tambun memasang wajah sedih sambil berkata
“Karena kau..istriku jadi ga ingin lagi tidur dengaku, karena aku membosankan.”
*LOL
Dong Chan mencoba kabur, dan bersembunyi. Tapi saat dia sedang bersembunyi Ho Gook menelponnya. Ho Gook mengabarkan kalau Dong Ho akan dieksekusi mati hari ini, karena Dong Ho kakak Dong Chan makanya dia memberitahu.
Wajah Dong Chan terlihat sedih tapi dia kemudian berkata
“Mau bagaimana lagi? Kita sudah siap dengan ini.”
Ji Hoon sedang dalam perjalanan ke suatu tempat, dia mencoba menelpon istrinya, namun Soo Hyun tak mengangkat panggilan itu. Ji Hoon akhirnya mengirim pesan bahwa dia sudah menemukan pembunuh Saet Byul, sekarang dia sedang menuju tempat itu, dan akan membuhun penjahat itu dengan tangannya sendiri.
Soo Hyun sama sekali tak mendengar pesan itu karena dia sendiri sedang ada dalam bus menuju ke suatu tempat.
Pikiran tentang Saet Byul tak hilang dalam otaknya.
Ternyata Soo Hyun datang ke lokasi dimana Saet Byul disekap. Di sebuah gudang dekat danau, dimana lokasi tersebut masih dipasangi garis polisi. Soo Hyun memutuskan untuk masuk. Sesampainya di dalam, dia melihat coretan-coretan di dinding, dan merabanya. Wajahnya terlihat sedih.
Kemudian Soo Hyun merebahkan kepalanya diatas pembaringan yang mungkin juga digunakan Saet Byul ketika disekap di gudang ini. Kesedihan Nampak jelas tergurat di wajah Soo Hyun.
“Jika saja, aku bisa kembali ke waktu dulu.”
Ki Dong Chan juga dibawa ke sebuah danau dengan kaki yang diikat bersama sebuah batu besar. Dia akan ditenggelamkan ke danau tanpa bisa berkutik, karena beban berat dari batu akan terus menyeretnya ke dasar danau.
Dia akan segera mati jika memang itu yang terjadi.
Saat Dong Chan masih memohon, dia kemudian menoleh ke samping dan melihat ada seorang wanita yang tengah berdiri di tepi danau. Wanita itu adalah Soo Hyun. Dong Chan berteriak, meminta si wanita untuk menelpon polisi.
Soo Hyun hanya melirik, namun tak mempedulikan Dong Chan. Pikirannya hanya tertuju pada Saet Byul.
Dilain tempat, Dong Ho siap menjalankan eksekusi, sebuah tali yang tergantung siap menyambut leher Dong Ho, dan menghilangkan nyawa Dong Ho. Dong Ho takut, dia tahu ini tandanya dia harus mati. Tubuhnya bergetar. Sampai tanpa sadar dia kencing di celana. Dong Ho mencoba berontak, namun polisi terus menyeretnya menuju tiang gantungan.
Soo Hyun menatap danau di depannya. Dia berujar
“Saet Byul, kau pasti sendirian dan ketakutan disana kan? Jangan khawatir, ibu akan menemanimu.”
Soo Hyun melepas sepatunya, dan bersiap untuk terjun ke danau. Sementara itu, Dong Chan juga sudah siap dilemparkan ke dalam danau.
Tepat ketika Soo Hyun menerjunkan dirinya ke dalam danau, tempat eksekusi sudah berhasil mengambil satu nyawa. Dong Chan juga sudah diceburkan ke danau.
Soo Hyun dengan pose bagus sudah berada di dalam air, dan sebentar lagi mencapai dasar danau. Tempat dimana dia akan menemani sang putri yang sudah meninggalkannya. (Coba perhatikan..waktu di dalam air, Soo Hyun masih bisa berpose bagus. Hihihi..)
KOMENTAR :
Sebenarnya aku ga pengen komentar hal-hal aneh yang aku lihat di drama ini, tapi episode dua sudah ada beberapa hal aneh yang lucu menurutku. Tapi lupakan.
Hihihi
Drama ini menegangkan dan mengharukan. Sebelum menulis aku selalu menonton dramanya dulu, dan aku nangis saat episode dua ini. Lalu saat menulis, dan tiba di scene yang sama, aku tetep masih bisa nangis. Entah apa aku yang terlalu cengeng, atau memang drama ini selalu menyentuh hati lembutku. (Hahahaha….ketawa ngakak..)
Apakah setelah menyeburkan diri ke dalam danau, Soo Hyun akan menemukan keajaiban. Sepertinya mungkin saja. Oya yang jadi Ha Gook itu juga yang main di Two Weeks..Jadi Man Suk temennya Tae San yang dibunuh sama si tampan.
Two Weeks dan 14 days kan sama. 2 Minggu itu ya 14 hari. Hihihi...
Dan An Se Ha, ada di dua drama ini..
Hahaha...