Episode 13 berakhir saat Ha Eun Joong tergeletak tak sadarkan diri, setelah Kang Ho memukul kepalanya dengan balok kayu.
Episode 14
Ah Mi dan Eun Joong-Bok sudah sampai di restoran itu, saat Myung Geun melihat Eun Joong-Bok, dia terkejut, begitu juga dengan Eun Joong-Bok.
Shin Kang Ho langsung mengobrak-abrik isi tas Eun Joong, dan akhirnya menemukan kancing itu. Dia segera mengambil kancing manset Eun Joong, juga mengambil uang dalam dompet Eun Joong, agar tidak ada yang curiga dengan kecelakaan ini. Agar orang mengira ini murni karena perampokan.
Ah Mi berkata kalau dia lebih baik apartemen itu dibangun kembali daripada uangnya dikembalikan oleh Tae Ha konstruksi. Hwa Young menjawab dia tahu maksud Ah Mi, tapi bagaimanapun Tae Ha konstruksi ga akan tinggal diam.
Eun Joong-Bok sama sekali ga mendengarkan apa yang ibunya katakan, karena matanya tajam menatap Myung Geun.
Sementara itu dilain tempat, Joo Ran makan bersama putrinya, dan berkata kalau dia yakin Hwa Young berselingkuh. Joo Ha memandang tak percaya pada ibunya, akan pikiran ibunya yang konyol itu.
Joo Ha menghela nafas dan meminta ibunya berhenti. Dia bertanya, apa ibunya tahu kenapa dia selalu menghindari ibunya? “Karena bersamamu, akan merendahkan kelasku. Kau membuatku terlihat menyedihkan juga.”
Joo Ran berkata tunggu dan lihat saja, dia yakin kok dengan intuisinya ini. Hwa Young itu berselingkuh. Joo Ran bahkan bilang, kalau tadi harusnya dia mengikuti Hwa Young, agar tahu apa Hwa Young masuk kamar hotel atau tidak.
Joo Ha mulai kesal, dan bertanya kenapa ibunya mengajak bertemu? Joo Ran jadi ingat tujuan awalnya dan bertanya apa benar Joo Ha kencan dengan detektif?
Joo Ha santai menanggapi dengan bertanya dari siapa ibunya dengar kabar itu?
Joo Ran menjawab tentu saja dari ikan teri Jo. Kagetlah Joo Ha mendengarnya.
Di ruang Tae Ha Grup, Tae Ha sedang berdua dengan Jin Woong. Tae Ha meminta agar Jin Woong, mengundurkan diri dari perusahaan tempat Jin Woong bekerja itu, dan masuk ke Tae Ha grup. Dia mau Jin Woong menangani Tae Ha konstruksi, karena di divisi itu sedang ada banyak masalah. Lagipula, konstruksi adalah lahan yang potensial untuk dijadikan bisnis. Jin Woong pun sepertinya menyetujui tawaran itu.
Kembali lagi ke Hwa Young dan Myung Geun. Disana suasana mulai kambali canggung, sehingga Hwa Young memecah keheningan dengan mengucapkan terima kasih atas teh herbal yang Myung Geun beri padanya. Myung Geun menjawab ga masalah kok, dia hanya membagi apa yang dia punya.
Tiba-tiba Eun Joong-Bok bertanya, apa Myung Geun berhenti dari pekerjaan Myung Geun? Myung Geun membenarkan.
Eun Joong-Bok merasa heran dan berkata kalau sepertinya Myung Geun memutuskan berhenti dengan mudah. Apa mungkin Myung Geun punya sesuatu terhadap Tae Ha Grup? Semacam dendam?
Kali ini Hwa Young yang kaget, dan bertanya kenapa Eun Joong-Bok seperti itu?
“Dia terlihat sangat santai untuk seorang pengungkap masalah. Seakan-akan di punya sebuah rencana sebelumnya. Biasanya seorang pengungkap masalah akan gugup. Mereka membuat hal sulit dengan membolak-balik keputusan mereka untuk menjadi saksi. Dia tidak akan bisa duduk dengan nyaman.”
Ah Mi menjawab kalau bukan seperti itu sebenarnya. Ahjussi melakukan itu agar dia juga ga ikut-ikutan sedih untuk melewati masa sulit ini. Makanya, Ahjussi tidak memperlihatkan rasa khawatir di depannya.
Eun Joong-Bok, mana percaya dengan apa yang diucapkan Ah Mi. Dia sudah tahu, paling tidak dia sudah mengira-ngira, bahwa Myung Geun lah penculik Eun Joong yang asli di tahun 88 itu.
Kembali lagi ke Wakapol Song dan Joo Pil yang masih terlihat bersama. Joo Pil berkata sepertinya hanya dia yang minum. Wakapol akhirnya berkata dengan marah, siapa sebenarnya yang Joo Pil tuduh penculik?Berhati-hatilah dengan ucapan Joo Pil itu.
Joo Pil dengan geram berkata “Walau aku yakin 100%, tidak ada cara untukku membuktikannya bahwa Ha Myung Geun adalah si penculik dan Ha Eun Joong adalah Jang Eun Joong.”
Joo Pil bahkan dengan berani bilang, jangan-jang Wakapol ikut terlibat dalam kasus penculikan di tahun 88 itu.
Wakapol kaget mendengarnya.
Flashback
Saat itu, Myung Geun berniat menukar rekaman suaranya. Tapi kemudian dia bertemu dengan Wakapol yang di tahun itu masih menjadi seniornya, dan bertanya penculik itu bukan Myung Geun kan?
Myung Geun hanya diam, sedang detektif Song sudah kesal. Dia ingin mendengar jika bukan Myung Geun lah penculik itu, walau dia tahu mungkin saja pelakunya memang Myung Geun.
Flashback End
“Jangan ganggu Myung Geun. Dia hidup tersiksa selama 25 tahun. Dia kehilangan seorang putra, dan mendapatkan seorang putra. Dia telah mencoba berkali-kali untuk menerima putra musuhnya, seperti anaknya sendiri. Walaupun ini dimulai sebagai balas dendam, tapi Myung Geun menganggap Eun Joong sebagai anaknya, yang dia miliki di seluruh hidupnya. Karena tuntutan itu sudah kadaluarsa, satu-satunya orang yang bisa menuntut Myung Geun hanyalah Eun Joong.”
Joo Pil menolak apa yang Wakapol katakan, karena dia adalah kaki tangan Ketua Jang, tentu dia akan mengatakan ini pada Tae Ha. Dia harus melakukan itu untuk posisi presiden di Tae Ha Grup.
Wakapol semakin cemas.
**
Hari sudah semakin gelap, dan tidak ada yang tahu bahwa ada tubuh yang tergeletak, dan membutuhkan pertolongan. Ha Eun Joong, masih tetap dalam posisi terakhirnya, tanpa ada yang tahu. Apakah dia akan selamat? Seberap parah lukanya?
Myung Geun, Hwa Young, dan dua lainnya, sudah selesai bersantap dan berdiskusi, sepertinya mereka akan kembali pulang ke rumah masing-masing.
Hwa Young meminta agar Eun Joong-Bok mengantarkan Myung Geun dan Ah Mi pulang, tapi Myung Geun menolak, dan bilang biar dia dan Ah Mi naik taksi saja.
Sebelum berpisah, Wakapol menelpon Myung Geun dan mengajak bertemu.
Hwa Young melangkah keluar lebih dulu bersama dengan Eun Joong-Bok, dan ternyata di luar ada Joo Ran bersama putrinya, mungkin Joo Ran masih ingin melihat Hwa Young tertangkap basah bersama seorang pria. Tapi saat Joo Ran melihat Hwa Young bersama Eun Joong-Bok, Joo Ran sedikit kaget. Merekapun sama-sama mendekat.
Joo Ran yang kepo, langsung bertanya ingin tahu apa yang Hwa Young dan Eun Joong-Bok lakukan bersama?Hwa Young menjwab snatai, kalau tentu saja dia kerja dan makan bersama, memangnya kenapa?
Setelah Hwa Young dan Eun Joong-Bok beralih pergi, Joo Ha memandang ibunya dengan kesal. Ibunya tadi bahkan sudah menjelek-jelekkan Hwa Young.
“Go Seok Bong, tolong bersihkan mata dan hatimu.”
Joo Ran hanya diam, dan merasa sangat kesal.
Jang Tae Ha menikmati makan malam di rumahnya, sendirian. Lalu terdengarlah Hwa Young yang sudha pulang, dan Ahjumma menawarkan ikut makan, karena Ketua Jang juga sedang makan. Hwa Young menolak, karena dia baru saja selesai makan, dan masih kenyang.
Di ruang makan, Tae Ha mendengar itu menjadi kesal, dia berkata sendiri kalau Hwa Young sudah menuangkan garam diatas lukanya, lalu sekarang Hwa Young bilang sudah makan dan kenyang?
Hwa Young masuk ke ruang makan, dan menyapa suaminya. Tae Ha hanya diam sambil menyendok makanannya.
Tae Ha ga mempedulikan kehadiran Hwa Young.
Jang Joo Ha juga sudah kembali, dan langsung menyapa ayahnya. Tae Ha memang sedang kesal dengan kedua orang di dekatnya ini. Tae Ha pun cuek pada Joo Ha, membuat Joo Ha hanya menatap ibunya dengan penuh tanda tanya. Hwa Young ga menjelaskan apa-apa, dan menawarkan teh herbal pada Joo Ha. Joo Ha menerimanya.
Hwa Young pun berniat membuat teh itu sambil berkata kalau teh herbal ini membuatnya sangat nyaman, karena badannya terasa hangat, dan kepalanya jadi terasa segar.
Tae Ha yang memang sedang kesal, langsung mengambil teh herbal itu dan membuanganya ke tempat sampah. Hwa Young kaget, tak percaya Tae Ha seperti itu padanya.
Dengan geram Tae Ha berkata kalau dia bahkan ga bisa tidur nyenyak hari ini karena Hwa Young, dan Hwa Young bilang kalau Hwa Young bisa tidur karena teh herbal ini. Karena dia ga bisa tidur, maka Hwa Young harusnya juga ga bisa tidur.
Joo Ha bertanya, kenapa ayahnya jadi semenakutkan ini pada Ibu?
Tae Ha menjawab kalau bukan dia yang menakutkan, tapi Hwa Young lah yang menakutkan. Apa Joo Ha ga tahu siapa yang akan menangani gugatan Ah Mi? Orang itu adalah Hwa Young.
Tae Ha beralih pada Hwa Young dan berkata “Hari ini kau menikam punggung suamimu. Jika kau tidak ingin membahayakan suamimu, cabut pisau itu dengan tanganmu sendiri. Aku akan tanya untuk terakhir kalinya, apa kau tetap akan bertanggung jawab atas gugatan itu?”
Hwa Young menjawab Iya dengan mantap. Dia sama sekali tidak terlihat takut pada Jang Tae Ha.
Setelah Tae Ha pergi, Joo Ha bertanya pada ibunya, jika itu bukan dia, melainkan Eun Joong-Bok yang bekerja di Tae Ha grup, apa ibunya tetap akan melanjutkan gugatan ini?
“Ibu mungkin tidak akan mengambilnya. Walaupun ibu memperlakukanku dengan hangat. Walaupun ibu kadang-kadang memelukku. Kepercayaan ibu lebih penting untukku. Mungkin saat ibu putuskan untuk mengambil kasus ini. Ibu bahkan mungkin sekalipun tidak berfikir tentang kehancuran dan rasa sakit yang aku rasakan. Karena aku..bukan anakmu sendiri.”
Hwa Young hanya diam, dan Joo Ha pun berlalu.
Woo Ah Mi sudah sampai di depan rumah Myung Geun. Dia berniat masuk. Sebelum masuk Ah Mi mengingatkan dirinya sendiri, agar jangan membuat masalah di rumah ini, karena bagaimanapun dia menumpang disini. Harus berani dan juga bermartabat.
Saat sedang menyemangati dirinya itulah tanpa sadar sudut matanya melihat kebwah dan mendapati sosok Ha Eun Joong yang tergeletak dengan darah disekitar kepala. Ah Mi sontak terkejut dna langsung turun ke bawah.
Ah Mi mendekati tubuh Eun Joong, dan mencoba menggerakkan badan Eun Joong sambil berkata “Detektif Ha, ayo kembalikan kesadaranmu.”
Ah Mi mulai panik, karena Eun Joong sama sekali tak memberi respon.
Sementara itu dilain tempat, Myung Geun bertemu dengan Wakapol yang mengabarkan pertemuan Wakapol dengan Kang Joo Pil tadi. Wakapol juga bercerita niat Joo Pil untuk memberitahu Tae Ha tentang Eun Joong, agar mendapatkan posisi Presiden di Tae Ha Grup. Myung Geun jadi bingung dan takut, apa yang harus dia lakukan.
Ah Mi sudah membawa Eun Joong ke RS. Dokter berkata agar segera dilakukan CT Scan untuk memeriksa apakah ada pendarahan di otak. Ah Mi yang mendengar itu semakin panik. Dengan perasaan cemas itu, Ah Mi bertanya pada dokter, apakah Eun Joong akan segera sadar?
Dokter menjawab, kalau mereka memang harus berharap seperti itu, tapi sekarang lebih baik Ah Mi menunggu diluar.
Ha Myung Geun sepertinya belum mendapat kabar tentang kecelakaan anaknya, dia pulang dan saat matanya melongok kebawah, dia mendapati isi tas Eun Joongnya berantakan, dan ada darah disana. Myung Geun jelas kaget.
Dia langsung turun kebawah dan yakin jika ini memang barang milik Eun Joong.
Myung Geun panik. Semakin panik, saat hanya mendapati sebelah sepatu Eun Joong.
Jang Eun Joong, sedang di kamarnya, dia memutar kembali rekaman suara si penculik, sambil otaknya memutar kembali pertemuannya dengan Myung Geun. Kemarahan Myung Geun saat di pemakaman Gi Chan, saat Myung Geun melihat rangkaian bunga kiriman dari Tae Ha Grup, dengan nama Jang Tae Ha disana. Eun Joong-Bok pun seolah sudah memiliki rencana untuk membuktikan keyakinannya ini.
Akhirnya Myung Geun sampai juga di RS tempat Eun Joong dirawat. Dia menatap putranya itu penuh kasih.
Myung Geun bahkan tak mampu berdiri tegak, dia sangat takut kehilangan Eun Joong nya, dia tahu ini pasti ulah Jang Tae Ha. Mengingat ini membuatnya lemas, dan jatuh terduduk di samping ranjang Eun Joong.
Joo Ha sepertinya sedang galau, entahlah apa itu karena kasus yang ditangani ibunya, atau karena Eun Joong belum menelponnya hari ini. Tapi, kemudian Joo Ha memutuskan dialah yang akan menghubungi Eun Joong. Sekarang kan sudah emansipasi wanita, jadi ga ada salahnya dia duluan yang menelpon prianya.
Sementara itu, Ah Mi menunggu diluar dengan cemas. Dia berharap Eun Joong baik-baik saja.
Tapi tiba-tiba terdengar dering ponsel, Ah Mi mengira itu ponselnya, tapi ternyata bukan, dan dia langsung melihat ponsel Ha Eun Joong, yang ternyata memang dering itu berasal dari ponsel Eun Joong.
Ah Mi menerimanya, dan diseberang sana terdengar suara Jang Joo Ha. Ah Mi ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi Joo Ha langsung berkata kalau kencan ini sudah diketahui oleh ibunya.
Ah Mi sedikit kaget mengetahui fakta kalau Joo Ha berkencan dengan Ha Eun Joong. Joo Ha juga mengingatkan kalau mungkin ibunya akan menyerbu ke departemen polisi. Dia hanya ingin Eun Joong, berhati-hati. Joo Ha juga mau agar Eun Joong berkenalan dengan kedua ibunya.
Karena Eun Joong, hanya diam membuat Joo Ha heran, dan barulah Ah Mi memperkenalkan dirinya. Joo Ha kaget dan langsung bertanya kenapa ponsel Eun Joong dibawa Ah Mi? Ah Mi pun memberitahu kalau Ha Eun Joong di RS sekarang.
Joo Ha terkejut dan bertanya kenapa? Apa Eun Joong sakit?
Ah Mi menjawab kalau tadi ada yang memukul Ha Eun Joong, dari belakang di depan rumah. Ah Mi juga memberitahu, sepertinya yang melakukan hal ini adalah orang yang membunuh suaminya, dan membakar rumahnya.
Joo Ha semakin terkejut dan langsung tahu ini ulah Shin Kang Ho. Sekretaris kepercayaan Ayahnya.
Jang Joo Ha memutuskan langsung datang ke RS. Dia bertemu Ah Mi, dan bertanya bagaimana kondisi Eun Joong? Ah Mi menjawab kalau mereka semua sedang menunggu laporan dari ahli saraf.
Joo Ha bertanya lagi, lalu apa kata dokter?
Ah Mi menjawab pendarahan dalam, gegar otak. Skenario terburuknya adalah mati otak.
Ah Mi kemudian berkata kalau Ha Eun Joong harus bangun, Eun Joong adalah orang yang kuat, maka dari itu Eun Joong harus bangun. Harus.
“Membunuh suamiku dengan dalih bunuh diri, membunuh bayiku dengan membakar rumah. Seakan-akan itu belum cukup. Sekarang mereka mencoba membunuh detektif yang sedang mencoba menangani kasusnya”
Ah Mi pun menatap Joo Ha dengan mata berkaca-kaca, diapun bertanya “Apa yang begitu penting untuk dilindungi sampai kalian harus membunuh demi itu? Apakah itu benar-benar lebih dari nyawa suamiku? Lebih dari nyawa anakku, nyawa detektif Ha? Lebih berharga dari semua itu? Apa itu untuk melindungi namamu? Kami mungkin kelihatannya sepele, mungkin kami kelihatan seperti orang yang bisa hidup atau mati, dan tidak menjadi masalah jika kami menghilang. Tapi diantara kami, kami adalah semesta diri kami. Segalanya bagi kami. Alasan untuk hidup, alasan untuk tidak hancur. Ada alasan untuk orang-orang sepele seperti kami, berjuang melawab orang-orang besar seperti kalian. Meskipun itu kesulitan yang tidak bisa diatasi.”
Joo Ha tak menjawab, mungkinkah dia tersentuh dan tahu kebenaran dari kalimat Ah Mi tersebut.
Joo Ha masuk ke ruang dimana Eun Joong berabring, dia syok melihat luka parah di kepala Eun Joong. Kemudian Joo Ha teringat kembali kalimat Eun Joong, bahwa menutupi sebuah kesalahan, berpura-pura tidak tahu atau hanya diam, sama saja dengan menjadi kaki tangan.
Myung Geun yang melihat Joo Ha, memperkenalkan dirinya, kalau dia adalah ayah Ha Eun Joong. Saat Myung Geun bertanya siapa Joo Ha, Ah Mi yang kebetulan masuk ke dalam dan mendengar pertanyaan itu menjelaskan kalau Joo Ha adalah pacarnya Eun Joong.
Joo Ha pun membungkuk hormat seraya memperkenalkan dirinya. “Saya adalah Jang Joo Ha.”
Myung Geun seolah tak percaya, itu artinya Eun Joong berkencan dengan kakaknya sendiri.
Jang Tae Ha gusar sehingga dia tidak bisa tidur nyenyak, diapun memutuskan menemui istrinya.
Hwa Young yang sibuk kerja, terkejut melihat Tae Ha masuk keruangannya.
Tae Ha dengan santainya mengajak Hwa Young ke kamar utama, ke kamarnya. Hwa Young mengingatkan pada Tae Ha akan janji mereka untuk hanya hidup sebagai ayah dan ibu, tidak lebih dari itu. “Aku bukan seorang wanita bagimu, dan aku juga tidak berharap menjadi wanitamu. Aku hanya ingin hidup sebagai ibu anak-anak, dan sebagai Yoon Hwa Young. Tolong jangan rusak perdamaian yang tercipta sekarang ini.”
“Perdamaian? Kau menyatakan perang melawanku, dan sekarang kau berkata tentang perdamaian? Kau hidup di rumah lain, dan aku hidup di rumah utama, apa seperti itu disebut perdamaian? Kau bahkan akan menghancurkan perusahaan suamimu, apa itu yang namanya perdamaian?”
Tae Ha tetap menginginkan Hwa Young hidup bersama, yang benar-benar bersama. Berada di kasur dan selimut yang sama. Itu yang dia mau. “Biarkan tubuh kita bersentuhan, dan saling terusap satu sama lain.”
Hwa Young meminta agar Tae Ha berhenti bertingkah konyol seperti ini. Tae ha ga peduli, dan bahkan menarik tangan Hwa Young. Hwa Young meminta di lepaskan dan bertanya apa Tae Ha ga lihat sekarang ini dia sedang kerja?
Tae ha mengambil laptop Hwa Young dan melihat kalau Hwa Young sedang mengerjakan berkas tuntutan pada Tae Ha konstruksi. Bertambah geramlah Tae Ha dibuatnya, diapun langsung memukulkan laptop itu ke tepi meja, sehingga benda yang terbuat dari kaca di meja itu pecah dan mengenati Hwa Young.
Hwa Young menutup mukanya, dia ketakutan dan saat dia melihat darah, dia tahu wajahnya tergores, dan diapun memandang dengan tatapan kecewa pada Tae Ha. Ga menyangka Tae Ha akan melukainya.
Tae Ha sebenarnya merasa bersalah, tapi dia terlalu angkuh untuk mengakui, sehingga diapun memberi pilihan pada Hwa Young. Apa Hwa Young mau ikut ke rumah utama bersamanya, atau angkat kaki dari rumah ini?
“Aku..akan pergi. Sekarang juga.”
Tae Ha pun tak menyangka mendengar pilihan Hwa Young.
Bersambung ke part 2