Sebelumnya di Episode 3
Part 1
Part 2
**
Episode 4
Madam Choo tidak tidur, dia tahu menantunya sedang mengamuk dan hanya berkata kalau dia cerewet pada Mi Kyung agar Mi Kyung hanya focus memperhatikannya sehingga tidak bisa memikirkan Jae Hak, atau kesalahan Jae Hak.
Mendengar teriakan dan histerisnya Mi Kyung yang tidak rampung-rampung, Madam Choo pun bangkit dari tidurnya dan berkata kalau Mi Kyung sepertinya sudah ga waras. Dia masih hidup saja, Mi Kyung berani melakukan hal seperti ini.
Walau belum sepenuhnya mereda, namun Mi Kyung sudah mulai bisa mengendalikan emosinya. DIa masih terguncang sehingga nafasnya masih naik turun. Ruangan itupun sudah sangat berantakan, dan Jae Hak bertanya sejak kapan Mi Kyung tahu tentang ini?
Mi Kyung menatap sinis suaminya dan bertanya kenapa Jae Hak penasaran ingin tahu?
Jae Hak berkata dia selalu mencoba yang terbaik untuk bisa memahami Mi Kyung.
Mi Kyung pun bertanya, lalu bagian mana yang membuat Jae Hak ga mengerti sekarang?
“Bagaimana kau bersikap dengan cara yang sama, bahkan ketika kau sangat membenciku?”
“Aku tidak membencimu. Kalau aku membencimu, aku akan mengakhiri ini. Masalahku adalah, aku terlalu mencintaimu. Aku takut kehilanganmu.”
Mi Kyung berkata jika dia mengaku sudah tahu tentang perselingkuhan ini, maka pasti akan ada keputusan yang diambil. Dan dia takut, jika bukan dialah yang nantinya akan dipilih oleh Jae Hak. Dia takut, jika Jae Ha memilih wanita itu daripadanya.
Jae Hak bukan tersentuh dengan pengakuan Mi Kyung, dia malah marah dengan bertanya,
“Apa karena itu, kau menabrak mobilnya ketika seluruh keluarganya ada di dalam? Itu bisa jadi pembunuhan.”
Mi Kyung terlihat sangat terluka dengan kalimat Jae Hak. Jae Hak menjelaskan kalau wanita itu tidak salah, dialah yang memulai semua ini.
Mi Kyung menghela nafas dan meminta Jae Hak mendekat padanya. Setelah Jae Hak mendekat, Mi Kyung berdiri dan langsung menampar suaminya. Mungkin itulah pertama kali Mi Kyung menampar Jae Hak.
Mi Kyung berkata kalau dia menyuruh seseorang mengikuti Jae Hak, bukan wanita itu.
“Kau masih tidak tahu aku, jika aku ingin melakukan sesuatu padanya, maka aku akan lakukan sendiri. Aku tidak akan meminta orang lain untuk melakukannya.”
Na Eun Jin mulai kesal, karena pria yang menguntitnya tak segera mengaku. Dia menabrakkan trolinya pada kaki si pria sehingga pria itupun kesakitan.
Saat pria itu mulai merogoh saku jasnya, Eun Jin semakin ketakutan, dan menabrakkan lagi troli yang dipegangnya pada pria tersebut.
Ditengah-tengan kesakitannya, pria itu menyodorkan tanda pengenalnya dan berkata kalau dia bukan orang jahat.
Eun Jin kaget melihat tanda pengenal itu, ternyata pria tersebut bertugas sebagai pengawal di sebuah perusahaan pengawal di Seoul.
Pria itu bertanya apa Eun Jin kesal dengan Presdir Jae Hak? Jae Hak meminta pengawal di perusahaannya bekerja untuk mengawal Eun Jin.
Mendengar itu, Eun Jin lega sekali.
Pria tersebut mendekat dan bertanya apa Eun Jin benar-benar terkejut karenanya? Eun Jin membenarkan, dan saat pria itu mencoba membantu Eun Jin dengan mendorongkan troli yang Eun Jin bawa, Eun Jin menolak.
Pria itu takut penolakan Eun Jin akan membuatnya kesulitan, apalagi dia baru kerja selama dua bulan. Dia ga mau dapet cap jelek. Pria itu berjanji kalau dia akan melakukan yang terbaik. Dia bahkan meminta agar Eun Jin ga memberitahu perusahaan tentang ini. Dia bahkan baru mendapatkan pekerjaan ini setelah menunggu dua tahun.
Eun Jin menjawab dia mengerti, dan tetap ingin laki-laki itu meninggalkannya. Laki-laki itu semakin takut dan bertanya apa dia akan dipecat? Eun Jin yang masih kebingungan dengan kenyataan ini, menjawab tidak, dia hanya akan berbicara dengan Jae Hak, tapi dia pastikan ga akan ada hal buruk yang terjadi pada laki-laki ini.
Keluarga besar Eun Jin sudah hampir sampai, mereka sudah tinggal berjalan saja ke dalam apartemen. Dae Ho bercanda kalau ini semua adalah benihnya. Eun Young berteriak kalau kata-kata itu ga sopan.
Dae Ho mengelak dengan bilang, itu kan memang kenyataannya.
Kemudian Na Ra melihat mobil Eun Jin, dan memberitahu yang lainnya. Saat terlihat seorang laki-laki membukakan pintu mobil Eun Jin. Sung Soo pun mendekat, dan Eun Jin semakin ga nyaman.
Laki-laki itu bergegas pergi saat melihat Sung Soo, dan Sung Soo mencegahnya. Dia bertanya ada apa ini? Laki-laki itu langsung mengeluarkan kartu namanya, dan berkata maaf pada Eun Jin atas kejadian hari ini. Dia pun pamit pergi.
Sung Soo menatap kartu nama itu dengan aneh. Ternyata nama sang pengawal adalah Choi Shi Min. Dia pun bertanya pada Eun Jin, kenapa Eun Jin datang dengan pengawal swasta itu?
Jin Chul datang dan melihat Sung Soo yang jadi kesal, karena Eun Jin menjawab ga ada apa-apa, menyebut Sung Soo sedang cemburu.
Sung Soo mengelak dan hanya bilang itu aneh. Dia kembali bertanya pada Eun Jin, Eeun Jin habis darimana? Eun Jin menjawab dia habis dari supermarket, karena dirumah ga ada apa-apa yang bisa dimakan.
Sun Ah meminta maaf kalau mereka datang tiba-tiba. Eun Jin menjawab kalau dia senang mereka semua datang, karena jarang sekali semua keluarga berkumpul seperti ini.
Dari jauh, Eun Young berteriak kalau dia lapar.
Saat keluarga mulai berjalan masuk ke dalam apartemen, Sung Soo kembali bertanya bagaimana bisa Eun Jin kenal dengan pengawal swasta ini? Eun Jin menjawab kalau dia hampir saja mengalami kecelakaan di supermarket dan saat itulah dia mengenal Shi Min.
Sung Soo masih merasa aneh bertanya, lalu kenapa Shi Min mengikuti Eun Jin sampai kesini? Eun Jin menjawab pasti itu karena Shi Min masih merasa bersalah. Shi Min hanya ingin memastikan dia pulang dengan selamat.
Sung Soo pun berpesan, agar Eun Jin ga mengemudi sendiri lagi, dan juga ga keluar malam lagi.
Eun Jin bertanya kenapa? Sung Soo menjawab dia hanya ingin Eun Jin berhati-hati. Sung Soo pun menceritakan tentang penemuannya di kantor polisi tadi, dan dia bilang bisa jadi kecelakaan itu sengaja dilakukan pada mereka.
Eun Jin terlihat takut, tapi dia menjawab kalau itu hanya khayalan Sung Soo saja. Sung Soo ga marah dan kemudian mengambil barang-barang belanjaan Eun Jin, dia ingin dia saja yang membawanya.
Eun Jin heran dan bertanya kenapa Sung Soo melakukan hal yang ga pernah Sung Soo lakukan?
Dia menjelaskan pada Eun Jin, kalau dia sudah berjanji akan berubah pada ibu mertua, dan sekarang dia sudah berubah.
Sung Soo bahkan merangkul Eun Jin saat berjalan masuk ke dalam apartemen.
Mi Kyung sepertinya sudah kembali normal, dia keluar tepat saat adiknya datang. Min Soo berkata dia kira semua sudah tidur.
Mi Kyung bertanya kenapa Min Soo kelihatan senang hari ini? Min Soo bercerita kalau tadi gurunya memuji kemajuannya dalam memasak, dan besok dia akan belajar membuat kaldu.
Dia merasa semakin dekat melangkah untuk mewujudkan mimpinya.
Min Soo melihat wajah Mi Kyung yang kelihatan sangat tertekan dan bertanya ada apa? Mi Kyung menjawab ga ada apa-apa, dia kemudian mendorong adiknya untuk segera masuk ke kamar, mandi dan beristirahat.
Song Mi Kyung masuk ke ruang kerja suaminya, dan terlihat Yoo Jae Hak sedang sibuk menata ulang miniature yang sudah susah payah dibangunnya. Mi Kyung mendekat dan bertanya apa Jae Hak ga tidur?
Jae Hak berdiri dan sambil berjalan menuju pintu menyuruh Mi Kyung tidur duluan. Dia terlihat malas sekali dengan Mi Kyung. Mi Kyung berkata kalau Jae Hak adalah orang yang sensitive dan suka pilih-pilih. Jae Hak ga akan bisa tidur di tempat yang berbeda. Jae Hak menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Mi Kyung.
“apa sekarang kucing sedang berfikir tentang tikus?”
Mi Kyung menjawab kalau untuk situasi ini dia yang tikus dan Jae Hak lah yang kucing. Apa Jae Hak akan membiarkan ibu tahu mereka bertengkar dengan tidur di kamar berbeda?
Jae Hak menjawab kalau ibunya asti sudah tahu,mana mungkin kehebohan sebesar tadi ibunya ga tahu? Mi Kyung menjawab jika ibu tahu, ibu pasti sudah datang melihat mereka tadi, karena seperti itulah kepribadian ibu Jae Hak.
Ibu juga sering minum pil tidur ketika susah tidur.
“Berapa banyak wajah yang kau miliki? Apa ada hal lain yang belum ku lihat?”
Mi Kyung yang sudah lelah meminta agar Jae Hak ga memulai bertengkar lagi dengannya karena energinya sudah terkuras saat ini. Dia sudah mencurahkan semua isi hatinya tadi. (Iyalah, kamu ngamuknya rakus banget.)
Jae Hak bertanya apa Mi Kyung yakin sudah semua yang tercurahkan? Dengan berkacak pinggang, Jae Hak bertanya sejak kapan Mi Kyung mengikutinya? Apa Mi Kyung menyewa seseorang untuk mengikuti dia dan wanita itu?
Mi Kyung menjawab kesal, apa sebegitu besar rasa suka Jae Hak, sehingga Jae Hak langsung berlari keluar begitu wanita itu menghubungi Jae Hak? Apa Jae Hak kehilangan pikiran Jae Hak sebanyak itu karena menyukai wanita tersebut?
Jae Hak tidak menjawab dan malah bertanya apa itu artinya Mi Kyung juga memeriksa ponselnya? Selama ini, Mi Kyung selalu menjadi orang yag dia percaya. Dia tidak menjaga apapun, karena dia mempercayai Mi Kyung.
Mi Kyung tersenyum sinis, dan bertanya bagaimana bisa Jae Hak tahu, dia tidak menjaga Jae Hak, saat Jae Hak bertemu wanaita lain?
Jae Hak semakin kesal dan bertanya, apa Mi Kyung tahu seberapa beratnya dia mencoba mempertahankan keluarga ini?
Mi Kyung ikut kesal dan berteriak bertanya, lalu apa dia harus berterima kasih pada Jae Hak?
“Kau benteng terakhir dalam hidupku. Tapi, hari ini aku kehilangan bentengku.”
Mi Kyung menjawab apa Jae Hak ga ingat dengan semua yang sudah dia lakukan? Jae Hak berkata agar Mi Kyung ga mengharapkan pujian darinya atas semua yang sudah Mi Kyung lakukan.
Mi Kyung berkata apa ini artinya Jae Hak ingin membina keluarga baru dengan wanita itu, tapi menahannya selama ini?
“Jangan coba-coba menyentuh wanita itu.”
“Bukankah seharusnya kau berlutut memohon pengampunanku?”
Jae Hak menjawab kalau Mi Kyung sudah melewati batas.
“Fakta bahwa aku berselingkuh, dan menggali privasi pribadiku,adalah dua hal yang berbeda. Sekarang aku tidak akan menunjukkan kepercayaan yang telah aku tunjukkan padamu sebelumnya.”
Min Soo menatap dengan aneh pada Jae Hak yang keluar dari ruang kerjanya, saat dia bertanya pada Jae Hak, Jae Hak malah menyuruhnya untuk segera tidur. Min Soo tahu ada yang ga beres dan segera mengetuk pintu ruang kerja Jae Hak, karena yakin kakaknya masih ada di dalam.
Mi Kyung mendengar ketukan pintu dan suara adiknya, bergegas mengunci pintu dari dalam, agar adiknya ga nekat masuk dan melihat keadaan ruangan yang berantakan ini.
Min Soo semakin heran dan bertanya kenapa pintunya dikunci? Mi Kyung menjawab kalau dia akan membersihkan ruangan ini. Min Soo berkata akan membantu Mi Kyung bersih-bersih. Mi Kyung menolak, dan menyuruh Min Soo istirahat saja.
Eun Jin dan keluarga besarnya sudah berkumpul. Mereka minum dan makan dengan penuh kebahagiaan malam ini. Dae Hoo menyuruh Jin Chul untuk ga minum, karena nanti Jin Chul menyetir, bisa berbahaya. Jin Suk menjawab kalau nanti mereka bisa menelpon supir pengganti. Dae Ho menjawab kalau Jin Suk ga minum, maka mereka ga perlu supir pengganti.
Sun Ah berkata dengan mesra kalau dia juga ga akan minum, agar bisa menemani suaminya ini. Sun Ah pun merebahkan kepalanya di bahu Jin Chul dengan manja. Seperti sepasang pengantin baru.
Kemudian Jin Chul memuji masakan yang Eun Jin buat, dan berkata ga sia-sia Eun Jin ikut kelas memasak. Eun Jin menyodorkan makanan kearah ibunya, dan dengan senyum berkata agar ibunya juga mencicipi masakanannya yang ini. Dia ingin hubungannya dan ibu menjadi baik, setelah pertengkaran itu.
Na Ra pun bersikap biasa saja, seolah tak terjadi apa-apa.
Eun Young pun bertanya, memang apa yang telah terjadi antara Eun Jin dan ibu? Na Ra menjawab kalau Eun Young ga perlu tahu, karena Eun Young kan orang buangan. Eun Young kesal, dan Eun Jin bertanya apa enaknya hidup sendiri?
Eun Young menjawab dia suka hidup sendiri, karena dia bisa bertanggung jawab untuk hidupnya. Eun Jin menjawab kalau prioritas hidup Eun Young sepertinya salah. Keluarga adalah yang terpenting dari apapun yang ada di dunia ini.
Na Ra senang mendengarnya dan mengajak Eun Jin untuk tos.
Dae Ho kemudian berkata kalau hatinya terasa sangat baik hari ini, terlebih melihat Sung Soo dan Eun Jin bersama-sama. Dae Ho lagi-lagi berbicara tentang benihnya yang banyak, dan sekarang benihnya sedang berkumpul. Na Ra kesal kenapa suaminya berbicara benih terus dari tadi.
Tapi, kemudian Na Ra beralih pada Eun Jin dan Sung Soo, lali bertanya pada mereka pasangan itu, apa mereka berdua lupa bagaimana cara membuat bayi?
Sung Soo menjawab sambil merangkul istrinya, kalau dia hanya akan hidup bahagia saat ini bersama Eun Jin.
Jae Hak pura-pura tidur saat Mi Kyung masuk ke kamar. Mi Kyung tahu suaminya hanya berpura-pura terpejam. Saat Mi Kyung sudah naik ketempat tidur, dia memandang suaminya dan berkata
“Aku tahu kau belum tidur, tidurlah dengan nyenyak. Karena mungkin ini adalah malam terakhir, dimana kau bisa tidur dengan nyenyak.”
Jae Hak terpana mendengar kalimat itu, namun dia mencoba tak peduli.
Malam ini, seperti biasa Na Ra memakai krim malam dan ritual perempuan lainnya sebelum tidur. (Sama Bu..rempong emang. Hihihi)
Suaminya yang sudah di tempat tidur berkata kalau Na Ra sudah cantik, jadi cepatlah tidur.
Na Ra mengambil fotonya dan berkata kalau foto ini diambil saat dia seusia Eun Jin.
Setelah itu, Na Ra mematuhi perintah suaminya, dia berbaring bersama suaminya, dengan penuh senyum. Berada dalam pelukan Dae Ho, Na Ra berkata kalau mereka nantinya pasti akan mati, tapi siapa yang lebih dulu? Dia atau Dae Ho?
“Aku yang harus pergi dulu. Pria mati lebih dulu.”
Na Ra menjawab dia ga mau Dae Ho pergi lebih dulu darinya. Biar dia saja yang duluan pergi. Kemudian Na Ra berkata bagaimana kalau mereka pergi bersama-sama, bisakah itu terjadi?
Dae Ho tersenyum dan kemudian berkata dia tidak menyadari hal ini ketika dia masih muda, tapi sekarang saat dia sudah tua, dia menjadi paham bahwa ada sesuatu yang lebih berharga. Bahwa dia akan menjaga seluruh keluarganya agar tetap ada di sisinya. Ini membuatnya merasa hangat dan dia menyukainya.
Merekapun berpelukan dengan penuh senyum.
Sun Ah kali ini ada bersama Eun Young, Eun Young menyerahkan berkas agar kakaknya mau buat kartu kredit di Bank tempatnya kerja, karena dia ingin dipromosikan. Sun Ah menyetujuinya, tapi sebagai imbalan dia ingin bertanya tentang Eun Jin.
Sun Ah menjelaskan kalau saat ini dia sedang menulis makalah tentang perselingkuhan, dan dia ingin mewawancarai Eun Jin, tapi dia merasa ga enak. Dia hanya ingin tahu, kenapa Eun Jin ga melaporkan kasus perselingkuhan itu?
Eun Young menyuruh kakak iparnya untuk tanya sendiri pada Eun Jin, dia dan Eun Jin ga sesering itu untuk curhat dan membicarakan masalah pribadi.
Eun Young kemudian berkata kalau pernikahan hanya akan membuat kita setengah hidup, dan setengah mati.
Wanita kerjanya hanya menangisi seorang pria yang mengkhianati mereka, padahal sebenarnya kan wanita bisa saja menceraikan pria itu, bukannya malah menangis tersedu-sedu.
Sun Ah menjawab kalau perceraian ga sesederhana itu, ini karena Eun Young belum mengalaminya yang namanya berumah tangga dan memiliki anak.
Eun Young menjawab santai, kalau dia ga akan menikah ataupun berkencan sekarang ini.
Datanglah Jin Chul yang berniat menjemput istrinya, Eun Young mengejek Jin Suk, dan bertanya apa Jin Chul takut dia akan memakan Sun Ah sehingga datang menjemput malam-malam begini?
Sun Ah dengan santai menjawab kalau Eun Young cemburu, maka Eun Young harus menikah.
Eun Young menjawab kalau bertemu orang asing untuk membentuk keluarga baru rasanya tidak efisien. Sun Ah berkata itu karena Eun Young ga pernah mendapatkan kenyamanan dari seorang pria.
Eun Young pun bertanya memangnya kenyamanan apa itu?
Sun Ah menjawab dengan singkat, misalnya berhubungan seks.
Eun Young kesal, karena kakak iparnya berbicara hal aneh-aneh padanya.
Jin Suk berkata kalau mereka adalah pasangan speerti yang ada di drama-drama. Pasangan bahagia. Sun Ah mengangguk mengiyakan dengan senyum.
Eun Young bertambah kesal, dan berkata kalau mereka berdua ternyata bergaul dengan sangat baik.
Jin Chul berkata
“Hati kita juga.”
Sun Ah menimpali
“Tubuh kita juga.”
Semakin setres lah Eun Young melihat kemesraan kakaknya ini. Dia berkata kalau itu sangat memalukan.
Saat Jin Chul dan istrinya akan melangkah keluar, dia berkata kalau dulunya Eun Jin juga seperti mereka berdua, tapi sekarang Eun Jin membicarakan tentang perceraian. Sun Ah berbalik dan menatap Eun Young sambil berkata
“Adikku, kata lain untuk krisis adalah kesempatan. Jika kau merubah krisis menjadi kesempatan, maka pasangan juga bisa membuat rasa cinta mereka tumbuh lebih besar.”
Na Eun Jin sedang bebersih karena acara makan bersama tadi sudah selesai. Sung Soo bertanya apa ada yang bisa dia bantu? Eun Jin menjawab ga ada, dia juga meminta agar Sung Soo segera tidur. Kulit Sung Soo terlihat kusam, mungkin karena Sung Soo lelah.
Sung Soo bercanda dengan berkata kalau banyak karyawan perempuan ditempatnya kerja iri pada Eun Jin karena memiliki suami sepertinya. Tapi melihat tatapan Eun Jin, Sung Soo meralat ucapannya, dengan berkata kalau dia ga begitu banyak berbicara atau mengenal karyawan perempuannya, hanya saja sebagai ketua tim, dia kadang-kadang makan bersama pegawainya.
Eun Jin beralih mengepel tempat yang dipakai makan bersama tadi. Dan Sung Soo bertanya apa harus hari ini mengepelnya? Eun Jin sambil terus mengepel menjawab, kalau ga hari ini, lalu kapan? Sung Soo merebut kain pel dari tangan Eun Jin, dan berkata kalau dia yang akan melakukannya. Eun Jin menolak dan mencoba mengambil kembali kain pel itu, tapi Sung Soo terus menjauhkan tangannya.
Kemudian secara tiba-tiba, Sung Soo menggendong Eun Jin di bahunya, dan langsung membawa Eun Jin ke kamar. Eun Jin memberontak dan bertanya apa yang Sung Soo lakukan?
Sung Soo hanya tersenyum, dan langsung merebahkan Eun Jin di kasur begitu dia sampai di kamar mereka.
“Kenapa kau seperti ini Oppa?”
Semakin Eun Jin menjauh, Sung Soo semakin mendekat. Sung Soo tersenyum dan bertanya kenapa Eun Jin jadi gugup. Dia bahkan ga berfikir sampai kesitu. (Hahaha)
Saat Eun Jin akan berdiri, Sung Soo langsung memegang kedua tangan Eun Jin dan mendudukkan kembali Eun Jin di tempat tidur, lalu berkata agar Eun Jin istirahat.
Eun Jin bertanya heran kenapa sih Sung Soo melakukan hal-hal yang ga Sung Soo suka? Sung Soo bertanya, apa Eun Jin pikir seseorang bisa berubah? Eun Jin menggeleng dan Sung Soo menjawab, dia sebenarnya juga berfikir begitu. Tapi dia berusaha untuk mencobanya.
Eun Jin bertanya lalu kenapa Sung Soo ingin berubah? Sung Soo menjawab dia hanya ingin menjadi suami dan ayah terbaik. Dia ingin menempatkan pekerjaan dan keluarga secara adil.
Eun Jin bertanya lagi, kenapa?
“Karena aku ingin membuatmu tertawa lagi. Kau selalu tertawa saat kau melihat atau berbicara denganku. ”
Eun Jin menjawab dia sudah terbiasa dengan keadaan ini, jadi dia mau Sung Soo ga melakukan hal yang ga Sung Soo suka.
Sung Soo jadi kesal dan Eun Jin berkata kalau ternyata Sung Soo belum berubah. Buktinya, Sung Soo langsung marah begitu mendengar hal-hal yang tidak Sung Soo inginkan.
“Jangan terluka karena terus mencoba.”
“Ketika kau mengatakan itu, aku semakin ingin mencobanya. Berubah. Aku akan melakukannya.”
Tak lama setelah itu, Eun Jin keluar kamar dan melihat Sung Soo sedang mengepel. Sung Soo hanya tersenyum manis kearah Eun Jin.
Malam ini, Eun Jin belum tertidur, sedangkan Sung Soo sudah terlelap. Eun Jin teringat kembali kalimat Jae Hak tentang jarak yang Eun Jin ciptakan saat ini dengannya. Padahal dia hanya ingin membantu Eun Jin sebagai sesama manusia.
Tiba-tiba Sung Soo bergerak dalam tidurnya, dan tanpa sadar menyingkirkan selimutnya. Eun Jin yang melihat itu, langsung bangun dan menyelimuti kembali suaminya.
Keesokan paginya, di kediaman Jae Hak. Sebenarnya Jae Hak ga ingin makan, tapi ibunya memaksa, sehingga Jae Hak ga bisa membantah. Mi Kyung terlihat sibuk menyiapkan sarapan. Jae Hak bertanya, apa semalam ibunya ga mendengar apa-apa?
Ibunya bertanya,apa ada yang harus dia dengar?
Jae Hak menjawab tidak.
Madam Choo kemudian beralih ke Mi Kyung, dan meminta Mi Kyung mencari tiket ke Hawaii. Dia ingin mengunjungi Hye Hwang (Anak Jae Hak dan Mi Kyung) selama sekitar satu minggu.
Mi Kyung bertanya, kok tiba-tiba?
Madam Choo menjawab kalau dia tiba-tiba saja ingin. Bukankah dia biasanya juga gitu?
Kalau dia ingin makan, ya dia harus makan.
Mi Kyung menjawab kalau dia akan mencoba mencari tiket itu, tapi mungkin sedikit sulit. Madam Choo berkata kalau itulah tugas Mi Kyung, membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah.
Kemudian Madam Choo beralih ke putranya, dan meminta Jae Ha menemuinya dulu di kamar sebelum berangkat kerja. Jae Hak pun mengangguk.
Jae Hak menemui ibunya, dan jelas sekali ibunya tahu tentang pertengkarannya dengan Mi Kyung semalam.
“Apa kau tahu kenapa ayahmu, memilih ibu Hye Hwang sebagai istrimu?”
Jae Hak menjawab Mi Kyung wanita yang cerdas dan rendah hati. Madam Choo menjawab
“Selain itu, karena dia tidak memiliki tempat untuk kembali, bahkan untuk kembali pada keluarga kita. Mereka yang memiliki tempat kembali, tidak memiliki banyak kesabaran.”
Madam Choo kemudian berkata, apa Jae Hak tahu kenapa dia selalu kejam pada Mi Kyung?
“Itu semua karena kau, aku ingin Mi Kyung hanya focus padaku, sehingga tidak bisa memperhatikanmu, dan tidak menyadari apapun.”
Madam Choo juga berkata kalau dia akan berpura-pura ga tahu, dan akan pergi sekitar satu minggu.
“Aku..hnaya ingin menguasai Ibu Hye Hwang selamanya”
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Sepertinya Eun Young sedikit pesimis dengan kata pernikahan, walau keluarganya harmonis, dimana ibu dan bapaknya begitu mesra dan saling menyayangi, tapi Eun Jin salah satu kakaknya tidak seperti itu.
Ibu Jae Hak sepertinya suka dengan mantunya, maknya dia bilang akan menguasai Mi Kyung selamanya, itu sebgai tanda agar Jae Hak ga menceraikan Mi Kyung.
Beubah, mungkin memang hal tersulit yang harus kita lakukan. Terkadang kita sudah terbiasa dengan sifat dan sikap kita, tapi aku suka dengan yang Sung Soo bilang, kalau dia akan berusa untuk mencoba. Itu adalah hal yang sah-sah saja, dan seharusnya Eun Jin menghargai itu.
Tapi, mungkin Eun Jin hanya merasa ga nyaman, karena sebenarnya dia salah. Kesalahannya mungkin akan membuat Sung Soo membencinya.
Aku berharap, Eun Jin segera jujur deh.