[Sebelumnya]
Kang Dong Ha akhirnya sampai rumah juga, dan ternyata ibu mertuanya dan Poo Reum belum tidur dan tampak sedang menunggunya. Choi Bok Hee mengajak menantunya itu untuk bicara berdua. Bok Hee jalan duluan dan meninggalkan Dong Ha yang bingung. Poo Reum menjelaskan kalau nenek melihat sup buatan Bom Yi di kulkas lalu bertanya padanya. Dia sudah memberitahu nenek kalau Bom Yi adalah kekasihnya Dong Wook, tapi nenek ga percaya. Dong Ha pun mengerti kenapa ibu mertuanya mengajak dia bicara berdua.
Kemudian Dong Ha menyusul ibu mertuanya yang sudah masuk ke kamar dan sedang menunggunya. Disana Bok Hee bertanya sup siapa yang ada di kulkas dan pot bunga yang ada di depan rumah? Apakah ada wanita lain selama aku pergi?
Dong Ha menjelaskan kalau itu sup buatannya pacar Dong Wook. Bok Hee kemudian tampak sedih, dia lalu bertanya apa ga sebaiknya dia tinggal di Pulau Udo saja? Dia rasa Dong Ha sulit bertemu wanita karena ada dia. Wanita mana yang mau tinggal bersama ibu mertua dan anak yang bukan anaknya. Dia juga merasa bersalah pada ibu Dong Ha. Jadi sebaiknya dia pergi agar Dong Ha bisa bertemu wanita lain lalu ibu Dong Ha ga perlu merasa khawatir.
Dong Ha meminta ibu mertuanya tak bersikap seperti ini. Apa ibu mertuanya ga bahagia tinggal bersama dia dan anak-anak? Dia bahkan merasa sangat senang, jadi jangan pernah mengatakan hal seperti ini lagi.
Dong Ha yang sudah selesai di ceramahi ibu mertuanya kembali ke kamar dimana sudah ada Poo Reum dan Ba Da disana. Ba Da sudah lelap tertidur sedangkan Poo Reum belum. Dong Ha bertanya kenapa Poo Reum dan Ba Da suka banget tidur dikamarnya? Poo Reum menjawab itu karena kasur di kamar ayahnya lebih nyaman, lalu dengan santainya Poo Reum bertanya apa kasur ayahnya lebih mahal dibanding kasur di kamar dia dan Ba Da? Dong Ha menjawab tentu saja kasurnya lebih mahal karena dialah yang bekerja.
Dong Ha pun merebahkan diri disamping Ba Da, dan Poo Reum melihat kancing di kemeja ayahnya yang berbeda warna. Po Reum bertanya apa itu? Dong Ha menjawab kala kancing kemejanya copot, jadi dia terpaksa mengganti dengan kancing yang lain. Dong Ha tak menceritakan yang sebenarnya pada Poo Reum.
Poo Reum tersenyum dan berkata kalau kancing itu cocok untuk ayahnya.
Dong Ha tiba-tiba berkata kalau Poo Reum boleh bertemu dan berhubungan dengan Bom Yi. Poo Reum senang mendengarnya, tapi Dong Ha berpesan agar Poo Reum ga terlalu bergantung pada Bom Yi karena Poo Reum dan Bom Yi hanyalah teman. Poo Reum pun menjawab kalau dia mengerti.
Bom Yi sedang menjahit bajunya yang tadi kancing di bajunya ini sudah dia berikan pada kemeja Dong Ha. Saat menjahit itulah, pikiran Bom Yi selalu tertuju pada Dong Ha, membuat tanpa sadar dia menyunggingkan senyum tiap dia mengingat Dong Ha. Dia mengingat semua kenangan yang dia rasa sangat manis saat bersama Dong Ha, membuat dia malah tak fokus pada kancing yang dia jahit saat ini.
Bom Yi pun tersadar dan bergumam sendiri, kenapa dia malah memikirkan itu? Bom Yi lalu melihat ke kancing yang dia jahit tadi dan ternyata dia salah tempat. Dia menjahit bukan di tempat kancing. Menyadari kesalahannya itu, Bom Yi malah tertawa.
Pagi ini sebelum berangkat kerja, Bom Yi sarapan pagi bersama ayah dan ibunya. Disana Bom Yi menyarankan agar ayahnya melakukan siaran pagi di RS. Ayahnya heran dan Bom Yi menjelaskan kalau CEO Hanu Haon selalu melakkan siaran setiap pagi, dengan membacakan kata-kata yang bisa memberi inspirasi dari sebuah buku yang itu sangat bermanfaat. Itu sangat menyenangkan.
Mendengar cerita Bom Yi tentang CEO Hanu Haon, ekspresi ayah Bom Yi pun berubah. Dia takut Bom Yi terlalu dekat dengan CEO Hanu Haon, mengingat jantung di tubuh Bom Yi adalah jantungnya Soo Jung, almarhumah istri CEO Hanu Haon.
Saat Bom Yi sudah keluar rumah, ternyata sudah ada Dong Wook di depan rumahnya. Wajah Bom Yi berbeda dan tak melempar senyum saat melihat Dong Wook datang. Bom Yi mendekati Dong Wook, dan Dong Wook meminta maaf karena dia datang tanpa memberi kabar, dia hanya ingin memberikan hadiah untuk Bom Yi karena sudah mendapatkan pekerjaan baru. Dia tahu berita ini dari kakaknya. Dong Wook juga meminta agar Bom Yi ga merasa sungkan, dia juga memberikan hadiah untuk Se Na. Bom Yi tak menjawab dan Dong Wook beranya apa ini terlalu berlebihan untuk seorang teman. Bom Yi pun akhirnya menerima hadiah itu. Tapi dia menolak niat Dong Wook yang ingin mengantarnya ke tempat kerja. Dong Wook pun tak memaksa.
Bom Yi sudah sampai tempatnya kerja, dan siaran pagi juga akan segera dimulai. Se Na tampak tak suka, sementara Bom Yi jelas menikmati kegiatan barunya ini. Bisa mendengar suara Dong Ha adalah hal yang menyenangkan untuknya.
Bom Yi bahkan menyuruh Se Na untuk diam dan mendengarkan siaran Dong Ha yang cuma sebentar ini.
Saat siaran sudah selesai, Se Na bertanya apa Bom Yi suka? Bom Yi reflek menjawab ya, tapi kemudian dia menjelaskan maksudnya dengan sedikit gugup. Dia berkata kalau dia suka siaran Dong Ha, karena Dong Ha selalu memberi kata-kata yang penuh makna.
Ji Won menghubungi Dong Ha dan mengajak Dong Ha bertemu. Dong Ha menyetujui itu, dan kini mereka ada di kafe dekat Hanu Haon. Ji Won memberitahu Dong Ha kalau alasannya mengajak Dong Ha bertemu adalah karena dia ingin mengatakan bahwa mereka ga usah ketemu lagi. Ji Won bertanya apa ga masalah jika lain kali mereka bertemu sebagai seorang teman? Dong Ha menjawab tentu saja ga masalah. Ji Won pun tersenyum mendengarnya.
Bom Yi sebenarnya ingin mengajak Se Na minum kopi di kafe dekat Hanu Haon. Se Na heran bagaimana Bom Yi bisa tahu ada kafe dengan kopi yang enak di dekat sini. Belum sempat Bom Yi menjelaskan matanya sudah menangkap sosok Dong Ha yang duduk berhadapan dengan Ji Won. Tampak senyum Ji Won mengembang dan entah mengapa Bom Yi ga suka melihatnya.
Dia kemudian mengajak Se Na balik saja ke kantor karena dia akan buatkan jus yang enak untuk Se Na daripada kopi disini. Se Na ga mau dan menyebut Bom Yi gadis yang plin plan. Tapi akhirnya mata Se Na pun melihat Ji Won yang sedang bersama Dong Ha.
Ji Won juga akhirnya mengetahui keberadaan Bom Yi. Merekaun saling menunduk memberi salam.
Setelah Bom Yi pergi, Ji Won berkata pada Dong Ha kalau dia ga menyangka bahwa Bom Yi kerja disini. Dong Ha menjelaskan bahwa semua berjalan begitu saja. Ji Won kemudian menyebut bahwa ini pasti sangat sulit untuk Dong Ha.
"Pasti sangat sulit, karena kau berada di dekat orang yang tak boleh kau cintai. Itu rasanya seperti neraka. Neraka yang menyenangkan"
Dong Ha tersenyum dan mengangguk membenarkan.
Bom Yi membuat jus ditemani Se Na. Tiba-tiba Bom Yi mendesah dan Se Na mendengarnya lalu bertanya kenapa Bom Yi mendesah sekeras itu? Bom Yi menjawab dia juga tahu, hanya saja hatinya merasakan sesuatu yang aneh. Se Na kemudian memberi tahu Bom Yi kalau itu namanya CEMBURU. Bom Yi tak membenarkan kalimat Se Na namun juga tak membantahnya. Dia hanya berfikir benarkah dia cemburu?
Lee Bom Yi mengantar jus yang dia buat ke ruangannya Ibu Manager. disana Hyun Sun tersenyum senang dan berkata kalau kebetulan dia juga sedang merasa haus. Sebenarnya masih tersisa satu gelas jus yang Bom Yi bawa dan ingin dia berikan pada Dong Ha, namun sayang Dong Ha tak ada. diapun hanya meletakkan satu gelas itu di meja.
Kang Dong Ha melihatnya karena dia ada di balik pintu. Diapun tahu Bom Yi juga membuatkan jus untuknya.
Hari ini adalah pertemuan dengan investor yang akan mencicipi daging Hanu Haon dengan saus baru. Ada Bom Yi dan Se Na juga di pertemuan ini. Investor tampak puas karena rasa daging dan saus sangat enak.
Setelah acara mencicipi daging selesai, kini staf Hanu Haon minum-minum bersama. Staf berkumpul dengan staf dan Dong Ha berkumpul bersama para investor. Tak disanga Dong Ha dan Bom Yi sama-sama saling curi pandang di ruangan itu.
Bom Yi mengajak Se Na yang sudah setengah mabuk berbicara. Dia berkata kenapa dia merasa dirinya aneh? Apa yang salah dengannya?
"Tanganku...telingaku...Mataku...serasa memiliki keinginan sendiri."
Bom Yi memutuskan keluar mencari udara segar dan saat itulah dia melihat Dong Ha duduk sendirian. Bom Yi pun mendekat. Melihat mata Dong Ha terpejam, membuat Bom Yi merasa asik menatap Dong Ha tanpa harus ketahuan. Tapi tiba-tiba Dong Ha membuka mata dan menoleh, dia mendapati Bom Yi tengah menatapnya. Bom Yi terkejut begitu pula dengan Dong Ha.
Merekapun nampak canggung karena itu.
Bom Yi lalu bertanya apa Dong Ha masih sering bertemu dengan Ji Won. Dong Ha menjelaskan kalau dia dan Ji Won hanya teman. Entah mengapa, Bom Yi senang mendengar penjelasan itu dan tersenyum. Dong Ha lalu menatap Bom Yi dan berkata
"Bom Yi kau cantik..maksudku hatimu."
Bom Yi terenyum mendengarnya, membuat dia terlihat makin cantik. Dong Ha kemudian berkata kalau wanita baik selalu dekat dengannya membuat dia merasa sulit, jadi dia mau Bom Yi menjauh saja darinya. Bom Yi menolak dan berkata kalau dia menyukai Dong Ha, jadi Dong Ha jangan mengusirnya.
Dong Ha kemudian menjelaskan kalau perasaan suka Bom Yi itu bisa saja hanya semu. Bom Yi bertanya kenapa begitu? Dong Ha lalu menjelaskan kalau bisa saja pemilik jantung Bom Yi dulunya menyukai lelaki tua sepertinya. Bom Yi menjawab dia ga percaya yang begituan, bukankah kata Dong Ha jantung ini sekarang miliknya. Itu artinya perasaan ini juga miliknya. Dong Ha pun membenarkan kalimat Bom Yi.
Kemudian Dong Ha menatap Bom Yi lama, membuat Bom Yi merasa kikuk dan bertanya kenapa Dong Ha terus menatapnya?
"Itu karena aku ingin membuatmu terus berada di mataku, di hatiku, agar aku bisa mengukirnya disini"
Bom Yi terpana mendengar kalimat itu. Kalimat yang sangat menyentuh hatinya. Menggetarkan. Menghadirkan sensasi yang berbeda. Diapun tersenyum menatap Dong Ha yang terus memandangnya lekat. Dia menyukai hal ini.
Dong Ha sudah sampai di rumahnya. Dia masuk kamar dan duduk di tepi ranjang sambil menatap foto Soo Jung. Dong Ha lalu berkata
"Kupikir aku menyukainya karena hatinya. Tapi sekarang semua itu tidak benar. Aku minta maaf untuk hal itu."
Pagi ini Bom Yi tampil berbeda, dia bahkan berdandan dan tidak memakai jeans seperti kebiasaannya. Ibu Bom Yi masuk ke kamar Bom Yi dan melihat perubahan Bom Yi lalu berkata kalau Bom Yi seperti orang yang sedang jatuh cinta. Bom Yi tersenyum lalu bertanya pada ibunya, apa ibunya ingin melihat dia bahagia? Ibu menjawab tentu saja, kenapa memangnya? Bom Yi tak menjelaskan lebih lanjut dan hanya menjawab ga apa-apa kok.
Bom Yi sudah sampai di tempatnya kerja dan Se Na menatap takjub dengan perubahan pakaian Bom Yi yang membuat Bom Yi terlihat manis. Lalu tibalah saat dimana Dong Ha mulai melakukan siaran paginya. Bom Yi pun bersiap untuk mendengarkan.
Dong Ha berkata melalui pengeras suara kalau kali ini dia akan membacakan cerita pendek berjudul The Stars karya Alphonse Daudet
Bom Yi tersenyum mendengar judul itu, dan tahu bahwa ada kenangan manis tentang judul buku tersebut.
"Apa yang membuat si Penggembala miskin menjadi seperti ini? Aku menjawab itu karena Stepanette si gadis cantik, yang tak pernah kulihat selama hidupku. Tak ada yang membuatku bahagia, tak ada bintang yang begitu terang, selain Stepanette yang sedang beristirahat itu dan aku sama sekali tak bisa menggangunya. Satu yang begitu terang, bintang yang begitu indah yang membuatku kehilangan arah. Dia tidur di bahuku."
Bom Yi senyum-senyum sendiri mendengar siaran Dong Ha. Ingatannya melayang saat dia tidur di bahu Dong Ha malam itu. Kenangan manis dan indah.
Dong Ha setelah melakukan siarannya bergegas pergi menemui Dong Wook di RS. Dong Wook mendatangi Dong Ha yang sudah menunggunya diluar. Dong Ha meminta maaf karena tiba-tiba datang. Dong Wook menjawab tak apa. Memangnya ada apa Dong Ha datang menemuinya? Dong Ha menjawab dia ada permintaan. Dia ingin Dong Wook mampir ke rumahnya dan menjaga anak-anaknya. Walau Poo Reum dan Ba Da tinggal bersama nenek mereka, tapi terkadang malam hari dia sedikit khawatir makanya dia meminta ini pada Dong Wook. Dong Wook sedikit heran dan bertanya memangnya Dong Ha mau kemana?
“Aku hanya ingin pulang ke Pulau Udo” Jawab Dong Ha
Dong Ha pun mulai melangkah pergi, tapi Dong Wook memanggilnya. Dong Ha menoleh dan bertanya apa Dong Wook pernah baca cerita The Stras karya Alphonse Daudet? Novel itu sangat bagus.
“Apa kau tahu kenapa novel itu sangat bagus? Itu karena si Penggembala tidak serakah. Dia membiarkan Stepanette pergi.”
Dong Ha pun melanjutkan langkahnya meninggalkan Dong Wook yang terpaku. Dong Wook jels tahu makna dari apa yang kakaknya katakan tadi.
Sementara itu, di Hanu Haon Bom Yi terlihat hilir mudik seolah tengah mencari seseorang. Dia mencari Dong Ha. Tapi di segala sudut Hanu Haon tak tampak batang hidung Dong Ha dan itu tentu membuatnya heran.
Kang Dong Ha yang urusannya sudah selesai, masuk ke dalam mobil lalu berkata pada supirnya bahwa ini semua sudah selesai. Sudah berakhir. Dong Ha lalu menatap kancing cokelat milik Bom Yi yang kini berada di genggamannya. Setelah menatap kancing itu, Dong Ha mengangguk mantap. Seolah meyakinkan dirinya bahwa ini memang jalan terbaik yang harus dipilihnya. Dia tak boleh serakah dengan meneruskan perasaan sukanya ini pada Bom Yi. Dia tak boleh melakukannya lagi karena Dong Wook akan terluka.
Celotehanku :
Jelas aja mempesona dan berkharisma Dong Ha. Dia ga ganteng-ganteng banget, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang menggetarkan dan wajar aja Bom Yi langsung berpaling hati pada Dong Ha, walau mungkin Dong Ha merasa itu karena faktor jantung Soo Jung yang kini bersemayam di tubuh Bom Yi.
Kali ini aku merasa Dong Wook memang lebih cocok bersama Ji Won. Ji Won cantik dan sepertinya lebih bisa memahami Dong Wook.