[Sebelumnya]
Woo Hyun mengobati luka Seul Bi. Seul Bi berkata kalau dia bersyukur Woo Hyun ga terluka tadi. Woo Hyun menahan tangis dan berkata tapi Seul Bi yang terluka. Apa Seul Bi ga merasakan sakit? Seul Bi tersenyum dan menjawab dia cukup senang bahwa Woo Hyun ga terluka, dan itu sudah cukup untuknya.
“Akhirnya aku merasa hidup..karena kau sudah bicara padaku.”
Woo Hyun kemudian mengingat kembali bagaimana pot bunga itu bisa jatuh. Dia merasa itu sangat aneh. Tapi Woo Hyun hanya menyimpan rasa anehnya itu dalam hati. Dia ga ingin membuat Seul Bi khawatir. Woo Hyun pun meminta Seul Bi untuk segera istirahat.
Flashback
Byung Chul Seul Bi menggunakan kekuatannya untuk menjatuhkan pot bunga tepat kearah Woo Hyun. Dia cukup kesal melihat Woo Hyun mendorong Seul Bi hingga tangan Seul Bi terluka. Tapi, sayang Seul Bi menyelamatkan Woo Hyun sehingga pot itu hanya jatuh ke tanah dan hancur tanpa melukai siapapun. Sorot mata terluka pun nampak di wajah Byung Chul melihat Seul Bi lagi-lagi mengorbankan diri untuk Woo Hyun.
Flashback End
Woo Hyun di kamarnya masih memikirkan semua kejadian tadi. Dia bergumam sendiri dan berkata apa tadi itu hanya mimpi? Woo Hyun kemudian meyakinkan dirinya bahwa tadi bukanlah mimpi, diapun kembali bergumam lalu apa tadi hantu. Menyebut kata hantu,Woo Hyun pun jadi takut sendiri dan memilih berhenti memikirkan hal yang aneh-aneh.
Episode 10
[Cinta tak berbalas? Saat kau memaksakan diri untuk berpaling!]
Pagi ini Sung Yeol menunjukkan proposal usahanya pada ayah dan Ji Hye. Dia membuat proposal usaha untuk mengajukan dana pada kedai milik Woo Hyun. Woo Jin tersenyum senang melihat Sung Yeol peduli pada Woo Hyun, tapi kemudian dia berkata kalau dia sedang ga punya uang untuk membantu Sung Yeol terkait proposal usaha ini.
Sung Yeol sedikit kecewa dan bertanya apa menurut papanya sudah ga ada jalan lain untuk membantu Woo Hyun? Woo Jin hanya menjawab, entahlah dia juga ga tahu. Kekecewaan pun nampak terlihat jelas di wajah Sung Yeol.
Sung Yeol kemudian pamit berangkat sekolah. Setelah hanya berdua dengan istrinya Woo Jin berkata kalau dia berharap bisa membantu Woo Hyun. Dia hanya ga ingin Sung Yeol nekat untuk menjalankan kedai itu di usia Sung Yeol dan Woo Hyun yang masih muda. Ji Hye ikut berfikir akan apa yang suaminya katakan. Dia tentu ikut peduli, karena bagaimanapun Sung Yeol dan Woo Hyun adalah putranya.
Pagi ini Lee Seul Bi sudah siap berangkat sekolah, tiba-tiba dia mendengar suara berisik di dapur. Seul Bi pun menjadi waspada dan takut jika maling atau rentenir yang datang. Dengan perlahan Seul Bi berjalan kearah dapur untuk melihat siapa yang ada disana.
Setelah sampai di dapur, Seul Bi melihat Woo Hyun dan Woo Hyun berkata kenapa semua makanan dingin, dia kan ga boleh sakit. Seul Bi mendekat dan memegang tangan Woo Hyun sambil tersenyum lalu berkata kalau dia lega Woo Hyun sudah kembali. Woo Hyun yang sok cuek mengingatkan Seul Bi kalau tangannya ini mahal, apa Seul Bi lupa?
Woo Hyun kemudian mencium tubuh Seul Bi yang bau koyo, diapun mengejek Seul Bi,dan Seul Bi yang kesal mengacungkan tinjunya kewajah Woo Hyun sambil bertanya apa Woo Hyun mau ditonjok?Sebenarnya dia sangat ingin menonjok Woo Hyun.
Woo Hyun menyodorkan pipinya dan dengan santai berkata kalau mau nonjok, ya tonjok saja. Dia memang pantas ditonjok kok.
Seul Bi mana mungkin menonjok Woo Hyun, dia malah membelai rambut Woo Hyun dan berkata mulai sekarang Woo Hyun harus beberka keras. Woo Hyun tersenyum dan Seul Bi senang melihat akhirnya Woo Hyun bisa tersenyum. Seul Bi kemudia bertanya apa yang akan Woo Hyun lakukan dengan kedainya? Woo Hyun menjawab kalau dia akan menjalankan kedai ini. Seul Bi senang dan berkata kalau mereka pasti bisa jika mereka bersama. Apapun itu asal bersama tak akan terasa sulit.
“Kau terus saja menyela dan mengambil kesempatanku” Ucap Woo Hyun
“Kesempatan apa?” tanya Seul Bi heran
“Kesempatan untuk melindungimu” Jawab Woo Hyun
Seul Bi berkata siapa yang peduli jika dia yang melindungi Woo Hyun. Woo Hyun hampir saja menjawab bahwa akan sangat memalukan jika pria tak bisa melindungi wanita yang dicintainya. Tapi kalimat itu tertahan dan tak jadi diucapkan Woo Hyun. Seul Bi pun tak memaksa lebih jauh.
Chun Shik baru saja keluar dari ruang guru, dan Ye Na langsung mendekati Chun Shik sambil bertanya apa tadi Chun Shik baru saja mengaku pada guru bahwa Chun Shik yang menaruh ponsel Chun Shik ke tas Seul Bi. Chun Shik membenarkan. Ye Na bertanya apa Chun Shik ga takut dihajar Jae Suk?
“Aku memang takut, tapi aku ga mau terus menjadi seorang pengecut.”
Chun Shik kemudian berlalu, dan Ye Na merasa tertohok dengan pernyataan Chun Shik tadi. Bukankah itu sama saja bahwa Chun Shik menyindirnya sebagai seorang pengecut?
Woo Hyun dan Seul Bi sudah masuk ke kelas mereka. Seul Bi melambai senang pada Sung Yeol dan Sung Yeol tersenyum menatap Seul Bi. Ye Na termasuk salah satu yang senang melihat masuknya Woo Hyun. Diapun melambai kearah Woo Hyun saat Woo Hyun melihatnya, tapi ternyata Woo Hyun tak membalas lambaian tangannya walau hanya dengan sekilas senyum. Ye Na pun merasa kecewa.
Lee Ye Na mulai menulis SMS dan berniat mengirimkannya pada Woo Hyun. Di SMS itu dia menulis kalau dialah yang sudah menaruh ponselnya ke dalam tas Seul Bi, dia benar-benar menyesal dan minta maaf. Tapi belum sempat Ye Na mengirim SMS itu, Young Eun datang dan langsung merebut ponselnya, sehingga Young Eun akhirnya tahu bahwa Ye Na akan mengaku pada Woo Hyun.
Guru pun masuk, dan mulai meminta anak-anak untuk diam. Young Eun yang kesal dengan sengaja memberitahu guru kalau yang memasukkan ponsel ke tas Seul Bi adalah Ye Na. Ye Na sengaja melakukan itu untuk menjebak Seul Bi. Seisi kelas pun mulai bergunjing dan menjadi gaduh. Ye Na sangat malu karenanya.
Guru Olahraga yang mengampu kelas Seul Bi serta lainnya selalu mengingatkan agar seisi kelas tak ada yang pacaran. Diapun mengatur para siswa untuk duduk berpasangan dengan seseorang yang ga akan mungkin bisa jadian. Woo Hyun semeja dengan Ye Na, dan Seul Bi semeja dengan Sung Yeol. Sementara Young Eun semeja dengan Ki Soo.
Lee Ye Na disuruh ke ruang kedisiplinan, disana Ye Na mengaku salah dan meminta maaf. Guru Olahraga pun meminta Ye Na melakukan tugas yang dia berikan sebagai bentuk hukuman Ye Na. Ye Na mengangguk, dia mendekatkan kupingnya untuk mendengar tugas apa yang akan guru olahraga berikan padanya.
Di toilet pria, Sung Yeol sedang mencuci tangannya. Woo Hyun datang dan ikut mencuci tangan. Sung Yeol langsung bertanya kenapa tangan Seul Bi bisa terluka? Apa saja yang Woo Hyun lakukan sehingga Seul Bi terluka. Woo Hyun sedikit kesal dengan kalimat Woo Hyun sehingga dia mengingatkan Seul Bi agar Sung Yeol ga peduli pada Seul Bi karena Seul Bi adalah pacarnya.
Sung Yeol dengan santai menjawab kalau dia bisa saja merebut Seul Bi jika Woo Hyun ga mampu melindungi Seul Bi. Menurutnya sekarang adalah saat yang adil bagi mereka untuk bersaing merebut hati Seul Bi.
Lee Seul Bi dikelilingi teman sekelas yang meminta maaf karena sudah menuduh Seul Bi. Mereka tak menyangka Ye Na tega melakukan hal itu pada Seul Bi. Young Eun juga ada di kerumunan itu. Sung Yeol yang sudah keluar dari toilet pria melihat Seul Bi dan memanggil nama Seul Bi.
Woo Hyun ikut mendekat dan tak mau kalah. Diapun juga memanggil nama Seul Bi.
“Seul Bi-ah” itu yang Woo Hyun ucapkan.
Woo Hyun lalu menatap Sung Yeol sambil berkata
“Inilah bedanya. Kau memanggilnya dia Lee Seul Bi, sedangkan aku memanggilnya Seul Bi-ah”
Woo Hyun mendekati Seul Bi dan berkata kalau waktu Seul Bi sudah habis. Seul Bi bingung dan menjawab waktu apa yang sudah habis? Woo Hyun dengan cool menjawab kalau waktu untuk melihat wajahnya akan segera habis.
Woo Hyun langsung menarik tangan Seul Bi untuk mengikutinya. Semua perempuan yang ada disana berseru bahwa Woo Hyun makin seksi.
Lee Ye Na mendekati kerumunan teman-temannya dan mengajak mereka ke kanin bersama. Dia yang akan traktir. Salah satu gadis menjawab apa Ye Na mengajak mereka ke kantin agar Ye Na bisa menaruh ponsel Ye Na ke tas mereka? Ye Na merasa kikuk dan menjawab bukan begitu maksudnya. Dia ingin teman-temannya ga salah paham. Young Eun yang kesal dengan Ye Na langsung berkata kalu dia yang akan traktir mereka semua. Young Eun pun mengajak semua untuk pergi dan meninggalkan Ye Na sendiri.
Chun Shik sedang ada di mesin minuman dan sudah memilih minuman yang ingin dibelinya, tapi Jae Suk datang dan mengambil minuman Chun Shik. Bahkan anak buah Jae Suk menuruh Chun Shik untuk memasukkan koin lagi, karena mereka berjumlah tiga, sementara minum yang keluar bau satu.
Walau dengan tampang takut-takut, Chun Shik akhirnya berani berkata kalau dia ga mau dan harusnya Jae Suk serta anak buah Jae Suk beli minuman sendiri. Jae Suk kesal dan berkata apa tadi dia salah dengar?
“Jika ga punya uang, ya jangan minum” Ucap Chun Shik penuh keberanian
Chun Shik pun langsung pergi. Jae Suk yang kesal langsung memukul kepala kedua anak buahnya itu yang ga becus mengurus Chun Shik sampai Chun Shik beani melakukan perlawanan.
Di dalam kelas, Seul Bi tertidur dengan wajah menghadap kearah Sung Yeol. Sung Yeol yang melihat sinar mentari mengenai wajah Seul Bi membuat tangannya bergerak perlahan menghalangi sinar mentari agar tidur Seul Bi tak terganggu. Namun siapa sangka, saat tangan Sung Yeol sudang melindungi Seul Bi dari sinar mentari, Seul Bi malah memalingkan wajahnya dan kini tidur dengan posisi kepala menghadap ke meja Woo Hyun. Sung Yeol tampak kecewa.
Woo Hyun juga tertidur dan kini wajahnya dengan Seul Bi saling berhadapan. Sung Yeol menatap kedua insan itu dan dalam hai bertanya
“Dia menyakitimu tiap hari, tapi kenapa kau menyukainya? Apa yang kamu suka darinya? Lalu jika aku yang menyakitimu, apa kau juga akan menyukaiku?”
Jae Suk dan gengnya mulai mencari sasaran lain yaitu teman Chun Shik. Disana dia menghajar teman Chun Shik sambil berkata kalau ini semua gara-gara Chun Shik.
Teman Chun Shik langsung menemui Chun Shik dengan wajah babak belur, dia menyalahkan Chun Shik yang membuatnya jadi seperti ini. Chun Shik pun tahu maksud temannya itu. Dia tahu bahwa Jae Suk lah yang membuat wajah temannya babak belur.
Kim Joo Ah mendekati Seul Bi yang sedang membuka loker. Dia mengucapkan selamat karena pulihnya nama Seul Bi. Seul Bi tersenyum dan langsung mengembalikan buku novel tentang malaikat yang Joo Ah pinjamkan padanya. Dia menjelaskan pada Joo Ah kalau novel itu mengatakan kebenaran. Semua yang tertulis di dalamnya benar semua.
Joo Ah bertanya apa Seul Bi sangat suka novel ini? Seul Bi tersenyum dan mengiyakan.
Joo Ah kemudian berkata kalau menurutnya Seul Bi sangat aneh. Seul Bi bertanya apanya yang aneh? Joo Ah menjawab kalau Seul Bi berbeda dengan yang lain. Dia merasa seolah-olah Seul Bi muncul dari dalam buku ini. Karena Seul Bi ga mengerti kata muncul yang Joo Ah gunakan, dia malah dengan konyolnya bertanya apa kata muncul termasuk jenis makanan?
Joo Ah pun tersenyum geli dan bertanya masak sih Seul Bi ga tahu kalimat itu? Kalimat itu kan sering muncul di dalam pepatah. Seul Bi yang antara malu dan gugup hanya menjawab kalau dia sedikit lupa.
Lee Seul Bi ke perpustakaan dan mulai mencari buku tentang malaikat. Dia melihat buku yang dia inginkan ada di rak atas dan karena dia tak cukup tinggi, dia tampak kesusahan untuk mengambil buku itu. Lalu tiba-tiba ada sebuah tangan yang membantunya, dan itu adalah tangan Woo Hyun. Woo Hyun menatap judul buku yang ingin dibaca Seul Bi dan judul buku tersebut adalah
“Semua hal tentang malaikat yang telah jadi manusia.”
Woo Hyun sama sekali tak heran dan Seul Bi langsung mengucapkan terima kasih karena Woo Hyun sudah membantunya. Tiba-tiba dengan nada tak suka Woo Hyun bertanya kenapa Seul Bi terus saja tersenyum saat melihat atau bersama Sung Yeol?
“Kau cemburu yaaa?” Tanya Seul Bi penuh senyum
“Mana mungkin aku cemburu. Itu hanya jika aku kalah. Aku kan menang dalam segala aspek” Jawab Woo Hyun penuh percaya diri.
Seul Bi menjelaskan kalau cemburu juga bagian dari menang segala aspek itu.
Lalu secara mengejutkan semua buku di rak atas berjatuhan dan untung saja Seul Bi tahu sehingga dia langsung menarik Woo Hyun agar tak kena buku-buku yang akan jatuh itu. Woo Hyun merasa aneh sementara Seul Bi mulai curiga kalau ini pasti ulah Byung Chul.
Seul Bi langsung berlari keluar menemui Byung Chul. Disana dia berkata kalau dia tahu Byung Chul yang melakukan semua ini. Mulai dari pot yang jatuh sampai kejadian barusan. Byung Chul menjawab itu karena Seul Bi selalu terluka saat menyelamatkan Woo Hyun. Apa Seul Bi ga sadar hal tersebut?
“Kamu kenapa Sunbae? Bukankah tugas malaikat adalah menyelamatkan manusia.”
“Kamu salah. Apa kamu lupa kalau kamu bukan malaikat?”
Dengan berani Seul Bi menjawab kalau baginya Sunbae juga ga pantas disebut malaikat. Mana ada malaikat yang mencoba mencelakakan manusia. Sunbae tiba-tiba menghilang, dan tanpa Seul Bi tahu Woo Hyun mendengar semuanya.
Woo Hyun pun terkejut mengetahui identitas asli Seul Bi yang ternyata seorang malaikat.
Woo Hyun kembali ke perpustakaan dan mulai membaca buku yang tadi Seul Bi ambil. Dia membaca buku tersebut, dan Byung Chul mengamati Woo Hyun dari tempatnya berdiri. Dia menatap kesal pada Woo Hyun.
Woo Hyun tiba-tiba teringat semua kejanggalan yang terjadi. Dia ingat saat dia terjatuh dari atap sekolahnya dulu, dan dia sama sekali tak terluka. Dia baru sadar kalau saat itu, Seul Bi lah yang menyelamatkannya.
Woo Hyun kemudian membaca dengan lirih kalau malaikat akan pergi jika identitasnya ketahuan oleh manusia. Woo Hyun pun panik dan bergumam apa dia harus pura-pura ga tahu saja, agar Seul Bi ga meninggalkannya.
Mantan malaikat yang sudah jadi manusia, tiba-tiba muncul dan sengja menjatuhkan beberapa buku di depan Woo Hyun. Buku yang kesemuanya adalah tentang malaikat. Woo Hyun jelas tertarik dan mengambil buku itu, lalu Mantan malaikat yang sudah jadi manusia menaruh telunjuknya di bibir sebagai tanda bahwa Woo Hyun harus diam dan menyembunyikan apa yang Woo Hyun ketahui saat ini. Dia hanya berkata
“Diammu, akan melindungi kekasihmu.”
Byung Chul mulai kembali berulah. Dia mencoba menjatuhkan buku-buku di rak atas dan membuat mantan malaikat yang sudah jadi manusia geram. Dia langsung mendekati Byung Chul membuat Byung Chul jadi kaget. Mantan malaika itu berkata kalau kali ini dia akan membiarkan saja apa yang Byung Chul lakukan.
Mantan malaikat yang ternyata bernama Choi Sung Goo mengajak Byung Chul. Sung Goo berkata kalau namanya sangat terkenal, masak Byung Chul ga mengenalinya? Apa dia harus menceritakan pengalamannya. Byung Chul meminta maaf karena sudah tak mengenali Sung Goo. Sung Goo kemudian berkata jika Byung Chul mau jadi manusia, maka Byung Chul harus jadi pria sejati.
“Aku tak tertarik menjadi manusia rendahan.” Jawab Byung Chul.
“O..jadi begitu. Lalu kau akan membuat malaikat yang sudah jadi manusia ketahuan identitasnya. Apakah itu bukan murahan? Aku tahu kau merindukan Seul Bi.”
Byung Chul membantah tegas bahwa dia sama sekali ga merindukan Seul Bi. Mana ada malaikat yang merindukan manusia. Sung Goo kembali berkata kalau dia tahu Byung Chul cemburu pada Seul Bi,khawatir dan juga merindukan Seul Bi. Kesemuanya itu adalah perasaan manusia. Apa Byung Chul ga tahu?
“Aku tak pernah memiliki perasaan semacam itu?” Jawab Byung Chul
Sung Goo berkata kalau Byung Chul bahkan berbohong persis seperti yang biasanya manusia lakukan. Sun Goo kemudian berkata kalau dia akan menjepret kening Byung Chul dengan karet. Jika Byung Chul menghindar maka dia akan menjepret lagi. Begitu terus. Byung Chul pun dengan patuh menyibakkan poni rambutnya dan menampakkan keningnya siap dijepret karet oleh Sung Goo.
Tapi ternyata saat Sung Goo melepas jepretan karetnya. Jepretan itu bukan mengenai Byung Chul, tapi malah mengenainya sendiri. Sung Goo pun mengaduh kesakitan. (LOL)
Sung Goo lalu bertanya merah kan bagian yang kena jepret tadi? Nah itulah yang dinamakan sakit. Dan cinta juga rasanya seperti itu jika tak berbalas.
Bersambung ke part 2