[Episode Sebelumnya]
Ha Mu Yeom sedang menjalani pemeriksaan. Dua dokter tampak sedang membicarakan kondisi bahu Mu Yeom yang kini masih dalam pemeriksaan. Sementara itu luka di kepala Mu Yeom akibat peluru yang bersarang dulu semakin bermasalah saat ini. Itu membuat situasi Mu Yeom semakin memburuk.
Mu Yeom yang terbaring di ranjang RS, mendengar semuanya. Dokter berkata pada rekannya jika Mu Yeom nekat operasi mengambil yang ada di kepala maka mungkin akan merusak fungsi linguistic Mu Yeom. Mu Yeom memilih bangkit dan memberitahu dokter kalau dia merasa itu adalah pilihan yang tepat untuk menunda operasinya karena dia akan pergi ke suatu tempat dulu.
Sementara itu, Do Hyuk tampak akan menjalani operasi untuk lukanya. Dokter meminta agar wali Do Hyuk menandatangi surat ijin operasi dulu baru tim medis bisa mengoperasi Do Hyuk. Do Hyuk menjawab kalau dia ga punya wali satupun sekarang ini.
Lalu Mu Yeom lewat di dekat Do Hyuk dan Do Hyuk langsung memanggil Mu Yeom. Do Hyuk meminta agar Mu Yeom mau menandatangani surat ijin operasinya, karena istrinya sudah meninggalkan Negara ini.
Mu Yeom tak punya pilihan, diapun akhirnya menandatangani surat tersebut.
Setelah surat tersebut ditanda tangani Mu Yeom, Do Hyuk lalu berkata kalau Tae Oh menipunya. Tae Oh lah yang memberinya rencana untuk menembak Mu Yeom. Mu Yeom kemudian bertanya, lalu rencana apa yang Do Hyuk berikan pada Tae Oh sebagai imbal balik? Do Hyuk menjawab kalau dia memberi Tae Oh cara untuk bebas.
Do Hyuk seolah ingin menghasut Mu Yeom untuk membunuh Tae Oh. Mu Yeom kesal,dan bertanya kenapa Do Hyuk seolah ingin menghasutnya? Do Hyuk berkata
“Jika kau tidak membunuhnya, maka dia akan membuat pelarian lagi.”
Tae Oh menempelkan pisau cantiknya ke wajah Ji Wool. Menyusuri wajah Ji Wool lalu berhenti di leher Ji Wool. Kemudian Tae Oh berkata kalau sepertinya pahlawan Ji Wool ga akan datang. Ji Wool mals menanggapi hal tersebut, dan malah meminta Tae Oh segera menyelesaikan semuanya segera. Dia sudah kalah. Jadi segera saja lakukan eksekusi.
Tae Oh membentak Ji Wool dan menyuruh Ji Wool untuk diam. Ji Wool menatap Tae Oh lalu berkata kalau seua belum terlambat,dan masih bisa dihentikan. Tae Oh kemudian menatap Maria, dia lalu bertanya apa menurut Maria juga begitu? Apa ini belum terlambat dan masih bisa dihentikan? Apa benar dia masih bisa diselamatkan?
Maria hanya menunduk dan diam.
Tae Oh lalu berkata kalau dia tahu niat Maria. Sebenarnya Maria ingin membunuhnya kan? Maria menatap Tae Oh dan bertanya apa sih maksud Tae Oh. Dia tahu, dia bisa mati dengan peluru di punggungnya hari ini karena Maria pasti akan memanggil polisi, makanya Maria datang ke sini.
Wajah Tae Oh berubah sedih, dia lalu bertanya bagaimana bisa selama ini Maria sedikitpun ga pernah percaya padanya? Kenapa Maria cuma memanfaatkan dia saja? Apa pernah sedikit saja Maria merasa kasihan atau simpati padanya, seperti Ji Wool yang bodoh itu?
“Aku tidak pernah lupa saat pertama kali melihatmu. Saat itu kau sedang mencuci kaki para penghuni pusat rehab. Tapi, sekarang aku merasa kau berbeda dari yang dulu.”
Maria menangis, dia kini tahu kalau Tae Oh terluka karena sikapnya, tapi walau bagaimanapun Tae Oh adalah peniru Gap Dong.
“Jika aku merasa kasihan atau simpati padamu, bagaimana dengan orang-orang yang terbunuh? Kau tidak hanya membunuh korban, tapi juga menghancurkan kehidupan keluarga mereka, dan orang yang mereka cinta. Untuk setiap korban yang kau bunuh, ada ratusan orang yang menderita. ”
Tae Oh bertambah sedih dengan penjelasan Maria. Tapi, dia tetap ga ingin mati, atau membusuk di penjara sampai mati. Dia ga menginginkan kedua hal itu. Maria lagi-lagi hanya diam. Kemudian Tae Oh bertanya dimana Kim Jae Hee yang selalu ingin mati karena merasa bersalah pada Hye Jin?
Dimana gadis itu sekarang?
Tanpa menatap Tae Oh, Maria kemudian menjawab
“Kim Jae Hee sudah mati..17 tahun lalu di padang ilalang itu. Saat Gap Dong membunuh Hye Jin, jiwa murni milik Kim Jae Hee yang berusia 12 tahun saat itu juga mati. Dia tidak bisa hidup normal setelah semua kejadian itu. Itulah yang disebut kehancuran karena Gap Dong. Jadi, bagaimanapun aku idak akan pernah membiarkanmu lepas dari hukuman. Aku tidak akan pernah memaafkanmu, dan membiarkanmu membunuh jiwa yang lain lagi.”
Tae Oh tampak terpukul mendengar jawaban Maria, dia lalu menengadah ke langit dan melihat sebuah benda bergerak diatas sana. Tae Oh pun tahu kalau polisi sudah meneropong tempat ini melalui alat itu.
Sementara itu tim memang tengah mengawasi Tae Oh, Maria dan Ji Wool dengan alat tersebut. Chul Gon ada disana dan ikut mengawasi. Lalu Mu Yeom datang ditemani Hyeong Nyeon. Gil langsung berkata kalau Mu Yeom harusnya istirahat dan biarkan tim yang mengurus semua disini. Mu Yeom menjawab kalau dia ga bisa melewatkan kasus legendaries seperti ini. Mu Yeom pun bertanya tentang Tae Oh. Gil menjelaskan kalau sekarang Tae Oh tengah mengajak Ji Wool, dan Maria bermain Batu, Gunting, Kertas.
Mu Yeom teringat kalimat Do Hyuk di RS tadi tentang dia yang harus membunuh Tae Oh. Mu Yeom pun memberitahukannya pada Chul Gon. Rencana awal Do Hyuk adalah membunuh Maria dengan tangan Tae Oh, tapi dia rasa Tae Oh merubah rencana itu.
Chul Gon kemudian bertanya, apa Tae Oh sengaja melakukan ini untuk menguji hasil medis tentang mental Tae Oh? Mu Yeom tak menjawab dan hanya meminta ijin untuk dibiarkan datang ke tempat itu agar bisa mengakhiri semuanya. Chul Gon pun mengjinkan Mu Yeom.
Di tempat Ji Wool, Maria dan Tae Oh terdengar suara siulan khas Gap Dong. Semua terkejut tapi Tae Oh hanya berkata kalau itu pasti Mu Yeom. Kemudian Tae Oh bertanya pada Maria, apa Maria tahu kenapa Gap Dong melepaskan Maria di kasus ke 9 dulu? Itu karena Mu Yeom yang membuat suara dengan nunchucks. Maria tertarik, walau sebenarnya dia sudah tahu, dia hanya ingin mendengar apa yang sudah Do Hyuk ceritakan pada Tae Oh sehingga Tae Oh bisa tahu kejadian di masa itu? Tae Oh tersenyum dan berkata nanti juga Maria akan segera tahu.
Datanglah Mu Yeom. Tae Oh langsung berdiri dan berkata kalau dia khawatir Mu Yeom ga segera datang. Mu Yeom mengucapkan terima kasih karena berkat Tae Oh, dia dan tim bisa menangkap Gap Dong. Tapi, Do Hyuk tadi memintanya untuk membunuh Tae Oh. Tae Oh agak terkejut mendengarnya.
Tae Oh lalu menarik tangan Ji Wool agar Ji Wool ikut dengannya, Ji Wool tampak menolak, tapi Tae Oh memaksa, dan saat itulah Hyeong Nyeon datang bersama Gil. Dia menodongkan pistol kearah Tae Oh dan memperingatkan Tae Oh agar jangan melangkah sedikitpun karena dia ga segan menarik pelatuk pistolnya ini. Tae Oh seketika itu berhenti dan membuang pisaunya, dia juga melepaskan pegangannya pada Ji Wool.
Dengan wajah penuh senyum Tae Oh berbalik sambil mengangkat kedua tangannya. Gil berbisik pada Hyeong Nyeon kalau Tae Oh benar-benar gila.
Yang Chul Gon menjenguk Do Hyuk di RS. Disana Chul Gon bertanya apa benar Do Hyuk ingin membunuh Maria melalui tangan Tae Oh? Do Hyuk hanya menjawab kalau rencananya gagal karena Tae Oh menipunya.
“Peniruku malh menggigit leherku. Jadi kalianlah yang menang. Kau menikmati kemenanganmu?”
Do Hyuk lalu tertawa terbahak-bahak. Chul Gon hanya diam dan menatap tajam pada Do Hyuk kemudian dia bertanya apa Do Hyuk benar-benar ga punya hati nurani? Do Hyuk kemudia menjawab
“Cha Do Hyuk pernah memberitahuku agar aku mencoba untuk hidup sebagai manusia. Tapi Gap Dong memberitahuku, agar aku hidup sebagai monster karena itu lebih menyenangkan. ”
Tae Oh berhasil ditangkap, dan kini sedang dalam perjalanan menuju kantor polisi. Didalam mobil, Mu Yeom berkata kalau dia tahu alasan Tae Oh tiba-tiba berhenti ketika melakukan permainan batu, Gunting, Kertas. Tae Oh sengaja melakukan itu untuk membuktikan penyakit mental Tae Oh kan? Tae Oh hanya tertawa mendengar kalimat Mu Yeom tersebut.
Berita tertangkapnya Tae Oh sudah disiarkan secara Live oleh stasiun TV. Di apartemen Tae Oh, tampak kedua pengacara Tae Oh dan ibu Tae Oh ada disana. Ibu Tae Oh malah sibuk melihat grafik saham perusahaannya yang langsung menurun akibat berita ini.
Pengacara Kwon memberitahu ibu Tae Oh kalau sidang Tae Oh terpaksa ditunda lagi karena adanya kasus ini. Ibu Tae Oh bertanya kenapa Tae Oh melakukan hal ini? Apa Tae Oh menyerah? Ibu Tae Oh pun meminta agar kasus Tae Oh diselesaikan dengan menggunakan isu kewarganegaraan Tae Oh.
Yang Chul Gon tengah menginterogasi Tae Oh tentang status kewarganeraan ganda yang Tae Oh miliki. Tae Oh menjawab santai kalau sekarang ini status kewarganegaraan ganda sudha diperbolehkan, apa Chul Gon ga tahu. Tae Oh juga berkata kalau dia bisa bebas dengan status kewarganegaraannya itu. Seharusnya dia langsung ditembak saja.
Chul Gon tersenyum lalu menjawab, kalau tidak semua polisi akan sukacita setelah menangkap penjahat. Tae Oh tampak heran mendengarnya, dan bertanya kenapa bisa begitu? Sudah seharusnya polisi senang kan kalau sudah berhasil menangkap penjahat.
Lalu Chul Gon melanjutkan kalimatnya
“Sama sepertimu, aku tidak bisa mengerti dengan semua pemikiran rumitmu.”
Ibu Maria dan Ibu Ji Wool sama-sama menanti dengan cemas tentang kabar putri-putri mereka. Biksu Jinjo datang lalu mengabarkan kalau Ji Wool serta Maria baik-baik saja. Keduanya pun tampak lega.
Kemudian Ibu Ji Wool meminta maaf pada Ibu Maria karena Ji Wool lah yang membuat keadaan jadi seperti ini. Sebenarnya maksud Ji Wool baik, dia hanya ingin membantu semua temannya. Ibu Maria mengerti, dia menggenggam tangan ibu Ji Wool dan berkata kalau ini bukan salah Ji Wool. Ji Wool memang baik, dan pasti akan jadi sasaran empuk penjahat seperti Tae Oh. Hal-hal seperti memang kadang terjadi begitu saja.
Di kantor polisi, di salah satu ruangan yang ada disana, tampak Maria dan Ji Wool duduk bersama. Ji Wool berkata kalau sekarang dia tahu bahwa dialah penyebab masalah ini. Maria tahu Ji Wool merasa bersalah sehingga dia bertanya pada Ji Wool, menurut Ji Wool apa yang sulit dia lakukan ketika bisa melewati kasus ke 9 dulu?
“Orang-orang yang selalu membicarakan kasus itu..Kenapa Kim Jae Hee malah lari?Semua berkata seperti itu. Sama seperti mereka yang mengabaikan hewan yang terluka. Mereka tidak mau melihat lukanya. Mereka hanya ingin mencari alasan untuk mengabaikan hewan itu.”
Ji Wool menangis tersedu, dan Maria langsung menggenggam tangan Ji Wool. Lalu kemudian berkata
“Ji Wool..berjanjilah padaku..bahwa kau tidak akan membenci orang lain. Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri karena sudah mudah percaya pada orang.”
Ji Wool semakin terisak membuat Maria memeluk Ji Wool erat. Dia tahu Ji Wool pasti merasa bersalah karena dengan mudahnya percaya pada Tae Oh, padahal Tae Oh tak akan pernah bisa berubah. Ji Wool akan merasa seperti orang bodoh dengan percaya pada Tae Oh, dan mengajarkan berbagai macam emosi.
Maria kembali berkata
“Kau tahu apa alasanku menjadi psikiater? Itu karena aku merasa bisa menghilangkan rasa benci pada orang lain dan tidak terus menyalahkan diriku sendiri, tapi ternyata aku tidak bisa melakukannya.”
Maria melepas pelukannya dan kini menatap Ji Wool lembut. Dia kembali berkata
“Jika luka bisa sembuh tanpa meninggalkan bekas, apakah itu masih bisa disebut luka? Tapi yakinlah, itu nanti hanya akan menjadi angin yang lewat.”
Maria menghapus air mata Ji Wool dengan perasaan sayang.
Bersambung ke part 3
KOMENTAR :
Benar yang Maria bilang, yang namanya luka pasti akan menyisakan bekas. Tapi kita punya waktu..dan waktu akan membuat luka itu seperti angin yang lewat, sehingga kitapun akan melupakannya.
Lambat laun pasti akan lupa, karena kenangan baru akan menggantikan luka. Kenangan yang indah.