Heung
Soo bertanya apa Nam Soon bahagia karena akan dipindahkan? Nam Soon menjawab tidak, itu malah membuatnya terganggu.
Se Chan masih memikirkan kata-kata Yi Kyung tadi, bercerita tentang Jung Hoo.
In Jae masuk ke ruangan dan bertanya kenapa Se Chan belum pulang? Se Chan menjawab kalau dia pasti pulang. Se Chan bertanya apa In Jae punya ponselnya Jung Hoo? In Jae menjawab kalau dia berencana untuk mengembalikan pada Jung Hoo.
Se Chan bertanya “Memberikan padanya?Kau akan membujuk Oh Jung Hoo untuk kembali ke sekolah? Meskipun anak-anak akan gila karena dia.”
In Jae menjawab tidak.Dia akan memberinya ultimatum. “Dia mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan,hanya berharap hal-hal akan berubah baik.”
In Jae berkata kalau dia merasa harus memberitahu Jung Hoo agar dia sepenuhnya mengerti. In Jae berkata akan pergi sekarang.
Nam Soon akan segera pulang, tapi Kang Joo tiba-tiba memanggilnya. Kang Joo bertanya apa Nam Soon tidak lapar? Nam Soon menjawab tidak. Kang Joo mengeluh kalau dia lapar, dan mengajak Nam Soon untuk makan sesuatu.
Nam Soon menjawab kalau dia tidak punya uang. Kang Joo kesal dan berkata kalau dia hanya malu makan sendirian, makanya dia minta ditemenin. Nam Soon menjawab kalau dia sedang tuidak mood sekarang.
Kang Joo kemudian menahan Nam Soon yang hendak pergi.
Akhirnya Nam Soon dengan terpaksa menemani Kang Joo. Nam Soon kaget melihat Kang Joo memesan begitu banyak makanan. Nam Soon bertanya apa mereka akan memakan semuanya? Kang Joo menjawab kalau dia mempersiapkan semua ini untuk Nam Soon.
Kang Joo berkata kalau ini adalah hadiah perpisahannya. Dia tahu Nam Soon akan dipindahkan.
Nam Soon bertanya bagaimana Kang Joo bisa tahu? Kang Joo menyuruh Nam Soon mengatakan pada Guru Uhm agar Heung Soo saja yang pergi.
Nam Soon pura-pura marah, dan Kang Joo cemberut karenanya.
Kang Joo kemudian menyuruh Nam Soon untuk makan, dan mengambil makanan seolah akan menyuapkannya ke mulut Nam Soon.
Nam Soon pun menerimanya.
Ha Kyung tiba-tiba masuk juga ke restoran itu, dan kaget melihat Nam Soon bersama Kang Joo.Nam Soon menyadari kedatangan Ha Kyung, sedangkan Kang Joo masih asik dengan makanannya. Ha Kyung memilih tidak jadi makan dan segera keluar.
Apa Ha Kyung cemburu yah? Atau hanya merasa ga enak saja, karena dia masih bertengkar dengan Kang Joo?
Se Chan ternyata menemani In Jae ke rumah Jung Hoo. Ternyata rumah Jung Hoo kosong. In Jae duduk di depan rumah Jung Hoo. Sepertinya In Jae berniat menunggu sampai Jung Hoo kembali.
Jung Hoo ternyata ada di tempat Billiard. Yi Kyung dan Ji Hoon menemuinya disana. Ji Hoon bertanya apa yang terjadi pada Jung Hoo? Bukankah preman-preman itu bilang kalau Jung Hoo tidak boleh datang lagi ke tempat ini?
Jung Hoo menjawab apa karena mereka menyuruh tidak boleh datang itu benar-benar tidak boleh?
Jung Hoo akan pergi naik motor si ketua preman, tapi Ji Hoon menarik lengannya. Ji Hoon bertanya siapa yang punya motor ini? Kenapa Jung Hoo mau menaikinya?
Jung Hoo marah dan mendorong Ji Hoon. Jung Hoo berkata kalau Hyungnim (Ketua Preman) yang memberikan padanya. Bukankah dia dan Ji Hoon sudah pisah (kayak orang pacaran aja pake pisah segala.)
Kenapa Ji Hoon perhatian dengannya? Lalu apa yang akan Jung Hoo lakukan sekarang, karena orang-orang itu masih membolehkannya datang lagi, bahkan memberikan motor padanya?
Jung Hoo menjawab apa masalahnya itu buat Ji Hoon? Dia akan melakukan sesuatu untuk mereka.
Yi Kyung menanyakan apa yang harus dilakukan Jung Hoo?
Jung Hoo hanya menjawab sesuatu hal (Ikut sindrom mba Syah ini pasti..hehe..^^)
Dia hanya harus melaksanakan tugas. Melakukan hal-hal untuk mereka.
Yi Kyung terlihat khawatir dan merasa pasti hal-hal yang harus dilakukan Jung Hoo adalah hal-hal yang serius, yang berbahaya. Kalau Jung Hoo terus bersama mereka, Jung Hoo bisa menjadi anggota geng.
Jung Hoo menjawab kalau jalan ini jelas ditujukan untuk orang sepertinya. Dan mungkin dia juga bisa mendapatkan uang.
Saat Jung Hoo sudah berniat pergi, giliran Yi Kyung menarik Jung Hoo. Yi Kyung mengajak Jung Hoo pergi. Jung Hoo marah karena Yi Kyung berani menyentuhnya. Yi Kyung masih mengulangi permintaannya mengajak Jung Hoo pergi.
Ji Hoon juga ikut menarik lengan Jung Hoo untuk mengajaknya pergi, tapi Jung Hoo menepisnya. Jung Hoo berkata kalau dia benar-benar tidak ingin memukul mereka sekarang, jadi berhentil mengganggunya.
Yi Kyung menolak,sepertinya Jung Hoo yang harus mendapatkan pukulan saat ini, agar sadar.
Jung Hoo marah dan berkata kalu Yi Kyung mulai berani padanya setelah dibiarkan lolos sekali.
Jung Hoo marah, dan menendang dada Yi Kyung.
Yi Kyung jatuh terjengkang. Ji Hoon menolongnya dan berteriak pada Jung Hoo. Jung Hoo hanya berkata kalau mereka bajingan yang mencoba sadar. Kemudian Jung Hoo berkata pada Ji Hoon, apa Ji Hoon pikir dengan dia belajar keras, kelak dia akan menjadi sesuatu? Jangan membohongi diri sendiri. Ji Hoon hanya akan berakhir menjadi pekerja pabrik setelah lulus SMK (Minimal bukan preman ya..^^)
Apa Ji Hoon juga punya uang untuk ke SMK? Apa yang akan Ji Hoon lakukan untuk itu?”Ibumu mencuci piring dan ayahmu sakit di tempat tidur, siapa yang akan membayar untuk sekolahmu?”
Ji Hoon mulai menatap Jung Hoo dengan tatapan marah. Apalagi Jung Hoo sudah membawa-bawa keluarganya. Mengejek mereka.
Ji Hoon berdiri dan meraih kerah Jung Hoo, menyebut Jung Hoo anak bajingan.
Yi Kyung bangkit dan berdiri, dia mungkin juga merasa kata-kata Jung Hoo sudah keterlaluan.
“Kau sampah. Ada kata-kata yang bisa kau katakan,dan kata-kata yang tidak bisa tidak harus kau katakan. Baik, pergilah saja.”
Yi Kyung langsung berbalik. Ji Hoon yang juga sudah terluka, tidak mencoba menahan Jung Hoo lagi. Diapun melangkah pergi.
(Sedih deh liat mereka, walaupun mereka nakalnya ga pake minta maap..tapi mereka benar-benar saling menyayangi satu sama lain..)
Jung Hoo yang sudah sendiri seperti menyesal dengan yang dia lakukan tadi pada Ji Hoon dan Yi Kyung, kedua sahabatnya.
Dia hanya mampu memandangi mereka yang sudah melangkah menjauh, harga dirinya terlalu tinggi untuk memanggil mereka kembali ataupun meminta maaf.
Se Chan akhirnya menemani In Jae duduk di depan rumah Jung Hoo, menunggu sang pemilik datang. Se Chan bertanya apa yang In Jae harapkan dari Oh Jung Hoo? In Jae menjawab kalau sejujurnya hanya setengah-setengah. “Aku sedikit merindukan Jung Hoo kembali ke sekolah, tapi aku juga tidak menginginkan orang seperti dia. Bagaimana denganmu Guru Kang?”
“Aku hanya datang dan mengikutimu”
In Jae bertanya pada Se Chan benarkah dia sudah lama tidak mengajar di sekolah? In Jae merasa kalau Se Chan bisa memahami anak-anak dengan baik, terutama seperti Jung Hoo.
Se Chan pun bercerita kalau dulu dia memang ditugaskan untuk membawa kembali anak-anak yang bermasalah di sekolah. Dia menghabiskan beberapa waktu untuk melakukan hal itu.
In Jae bertanya apa Se Chan berhasil membawa anak-anak kembali kesekolah?
Se Chan menjawab kalau mereka tahu itu adalah tugasnya , maka mereka akan pergi lagi, begitu seterusnya. Hanya untuk menangkap anak-anak yang melarikan diri, kemudian orang lain melarikan diri juga.(Jadi karena memperhatikan yang satu,yang lainnya terlupakan.)
In Jae bertanya lalu apa yang terjadi.
Se Chan menjawab kalau itu jelas sekali, dia akhirnya terjatuh.
“Dan kemudian setelah itu?”
“Aku tidak repot-repot untuk bangun. Itulah kenapa aku berhenti menjadi guru”
In Jae mengangguk-angguk mencoba mengerti dan bertanya kembali saat Se Chan memutuskan keluar, bagaimana rasanya?
Belum sempat Se Chan menjawab, terdengar suara dari dalam rumah Jung Hoo. Suara gaduh, yang memecah perhatian mereka.
In Jae segera berlari ke dalam, menggedor-gedor pintu dan memanggil ayah Jung Hoo. Se Chan pun mengikuti In Jae. Karena suara di dalam rumah sangat gaduh, seperti barang-barang yang dilempar. Se Chan juga khawatir kalau Jung Hoo ada didalam dan terluka karena ayahnya. Se Chan berniat membuka pintu secara paksa, atau minimal memecah jendela. Dia sudah siap dengan batu bata ditanganya dan berniat melemparnya, tapi kemudian sebuah suara mengagetkan Se Chan. Suara itu adalah Jung Hoo. Jung Hoo bertanya apa yang sedang dilakukan Se Chan?
Se Chan kaget dan tidak jadi melempar. Dia melihat Jung Hoo datang. In Jae mengatakan kalau di dalam sepertinya terjadi sesuatu. Tapi Jung Hoo menjawab biarkan saja, ayahnya memang selalu seperti itu.
Jung Hoo berniat masuk ke dalam, tapi In Jae langsung melarangnya. In Jae berdiri di depan pintu dan meminta Jung Hoo tidak masuk sekarang, karena keadaannya tidak aman.
Jung Hoo berkata kalau dia membiarkan ayahnya memukulnya beberapa kali, maka ayahnya akan tenang (kasiiihan Jung Hoo ya…)
Jung Hoo bilang tidak akan ada sesuatu yang serius terjadi.
Se Chan kemudian memanggil Jung Hoo, dan membuat Jung Hoo berbalik menatap Se Chan. Se Chan meminta Jung Hoo datang kembali ke sekolah. Jung Hoo dengan angkuh berkata kalau dia tidak mau. Se Chan bertanya kenapa Jung Hoo benci sekolah?
“Ini bukan aku yang benci sekolah, dari awal sekolah yang membenciku”
(Coba deh renungin kata-kata Jung Hoo, rasanya kok sakit banget yak..sedih malahan akunya..padahal biasanya Jung Hoo isinya cuma bikin aku sebel dan murka liat tingkahnya..)
Jung Hoo berbalik dan berniat akan masuk rumahnya, tapi In jae langsung memegang tangan Jung Hoo, menghentikannya. In Jae berkata kalau pendapat Jung Hoo tadi tidak benar.
“Ini tidak berarti sekolah membencimu, sekolah hanya ingin kau berubah. ”
Jung Hoo menjawab kalau itu sama saja. Jung Hoo mencoba menepis tangan In Jae, tapi pegangan In Jae semakin kuat.
In Jae meminta Jung Hoo memikirkan ini dengan hati-hati.
Ini tentang hidup Jung Hoo. Apa Jung Hoo akan masuk ke dalam rumah dan mendapatkan pukulan, atau terus berdiri di luar dalam cuaca dingin? Hanya satu dari keduanya. “Jika kau datang ke sekolah, mungkin ada pilihan lain.”
Jung Hoo menjawab kalau dia tidak peduli itu.
Se Chan kembali memanggil Jung Hoo. Se Chan bertanya apa terus menerus dipukuli tidak sulit untuk Jung Hoo? Se Chan berkata kalau saudara Jung Hoo yang lain bahkan sudah melarikan diri. “Kau takut, bahwa kau akan memukul anak-anakmu seperti itu suatu hari nanti. Tapi apa yang bisa kau lakukan? Pada akhirnya kau akan berakhir seperti itu.”
Jung Hoo tidak tahan mendengarnya dan akan pergi tapi tiba-tiba Se Chan berkata “Ibumu lari”
Kalimat itu berhasil menghentikan langkah Jung Hoo. Se Chan melanjutkan kalimatnya “Karena dia tidak tahan dipukul berulang-ulang.”
Jung Hoo marah mendengarnya dan bersiap melayangkan tinjunya kearah Se Chan. Tapi Jung Hoo terhenti. Se Chan berkata pukul saja dia. Jung Hoo benar-benar marah, bahkan dari tatapannya dia benar-benar terluka. Mungkin dia tidak suka diingatkan tentang ibunya.
Se Chan berkata kalau dia tidak akan membalas pukulan Jung Hoo, jika Jung Hoo memang akan memukulnya. Dia tidak akan membuat keributan tentang hal ini, jadi cobalah untuk memukulnya.
Karena Jung Hoo tetap saja diam, Se Chan bertanya apa Jung Hoo tidak bisa memukulnya?Jung Hoo tetap diam, Se Chan pun akhirnya menurun tangan Jung Hoo yang mencengkeram jaketnya.
Menurunkannya perlahan, Jung Hoo tidak melawan atau menolak sedikitpun.
Jung Hoo pun menurunkan tinjunya, dan Se Chan berkata kalau itulah bukti Jung Hoo masih ingin sekolah.Jika Se Chan hanya tetangga maka Jung Hoo pasti sudah memukulnya. Tapi karena dia adalah guru, maka Jung Hoo tidak bisa memukulnya.
Jung Hoo tidk membantah sepatah katapun.
Se Chan meminta Jung Hoo datang ke sekolah besok. Atau kalau tidak Jung Hoo akan ditendang keluar.
Jung Hoo diam saja , mungkin karena malu Jung Hoo berlari keluar.
(Ini membuktikan bahwa anak-anak nakalpun, masih ingin diharapkan kehdirannya di sekolah. Bukan dikucilkan, atau malah dijauhi, atau malah sengaja dihilangkan.
Dunia tidak selalu berisi orang-orang baik dan pintar.)
Di kamarnya In Jae sedang mengerjakan sesuatu. Dia membuat bulatan dan tanda lainnya di buku yang dia pegang.
Ibu Min Ki sedang bingung mencari kunci yang entah dia taruh dimana, sepertuinya ibu Min Ki sedang terburu-buru akan mengantarkan Min Ki kesekolah. Min Ki yang melihat itu, memanggil ibunya, dan berkata kalau dia tidak akan melakukan Lomba Essai itu. Dia tidak mau ikut. Min Ki juga bilang kalau dia sudah jujur pada guru Jung, kalau essai yang selama ini dia tulis dan dia serahkan kemarin tidak murni jawabannya. Dan juga dia memberitahu In Jae kalau dia sudah tahu soal essai yang akan dilombakan untuk tahun ini, dan sudah berlatih menulis Essai yang sesuai tema untuk lomba itu.
(Bagus Min Ki, kamu harus jujur, walau akan membuat Ibumu marah..^^)
Ibu Min Ki hanya tersenyum dan berkata benarkah, dan malah menyuruh Min Ki naik taksi saja hari ini, dan tidak berkomentar apapun tentang yang Min Ki katakan.(Pasti dia sudah punya rencana licik buat In Jae.)
Lalu terlihatlah sebuah tangan yang keluar dari balik pintu, mengambil nasi di meja. Min Ki melihatnya dan tahu kalau itu adalah tangan kakaknya. Kakaknya yang dua tahun ini tidak mau keluar kamar, karena ulah ibunya. Tapi sayang ibu Min Ki tidak sadar juga.
Se Chan membagikan hasil ujian bahasa inggris pada siswa di kelasnya. Kyung Min kecewa karena hasil ujiannya jelek. Min Ki, dan Ha Kyung juga terlihat tidak puas.
Hae Seon mengeluh karena dia sudah menduga hasilnya akan jelek. Yi Kyung malah berkata kalau dia sepertinya tidak ingat sudah memilih jawaban yang ini.LOL
Eun Hye menyalahkan Oh Jung Hoo, karena dialah ujian listening tidak bisa berhasil dengan baik.
Se Chan yang melihat itu menyuruh mereka semua tenang. Se Chan berkata saat mereka khawatir tentang nilai-nilai mereka, lebih baik mereka memecahkan satu soal lagi.
Belum sempat melanjutkan, Uhm Dae Woong masuk ke kelas 2-2, dan memanggil Go Nam Soon. Nam Soon tahu kalau ini pasti tentang kepindahannya, diapun segera mengikuti Guru Uhm.
Park Heung Soo, sedang terdiam di depan pintu. Sepertinya akan menyelamatkan Nam Soon. Namun kemudian Heung Soo membatalkan niatnya masuk ke dalam, dan berbalik. Saat itu Se Chan sudah ada dihadapannya. Heung Soo menunduk hormat melihat Se Chan dan melanjutkan langkahnya, tapi Se Chan tiba-tiba bertanya kalau Heung Soo pasti sangat membenci Nam Soon.Heung Soo kaget, tapi kemudian Se Chan melanjutkan kalau alasannya adalah karena Heung Soo harus menulis tugasnya sendiri, tidak ada yang membantunya lagi.
Se Chan pun pergi dengan tersenyum setelah mengatakan itu.
Tapi Se Chan menoleh sedikit berkata pada Heung Soo. “Apa kau pernah melihat, pelaku dan korban bermain basket bersama?”
Heung Soo memikirkan kata-kata Se Chan yang terakhir itu.
Di dalam ruangan itu, guru Uhm bertanya kalau Nam Soon belum berubah pikiran kan? Nam Soon menjawab iya. Dae Woong menyuruh Nam Soon untuk mempelajari berkasnya dulu.
Tiba-tiba masuklah Heung Soo, guru Uhm bertanya ada apa? Dan menyuruh Heung Soo kembali lagi nanti.
“Guru..Go Nam Soon, tidak memiliki alasan untuk dipindahkan. Aku bukan korban, dan Go Nam Soon bukan pelaku.”
Guru Uhm bertanya “Lalu apa?”
“Kita hanya..”
Heung Soo berhenti sejenak, dan melanjutkan lagi “Kita hanya berteman. Hanya sangat beruntung. Dan sekarang, kita sedang berakting, ”
Nam Soon menunduk, dan guru Uhm bertanya apa Nam Soon setuju dengan yang Heung Soo katakan?
Nam Soon tidak menjawab , dia sepertinya menangis, karena terlihat Nam Soon menghapus air matanya.
Guru Uhm berkata jadi artinya tidak ada pelaku atau korban disini. Guru Uhm pun tersenyum. Dan menyuruh Heung Soo pergi.
Nam Soon yang sudah selesai urusannya, keluar dari ruang itu, dan melihat Heung Soo masih ada di luar. Seolah menunggu Nam Soon keluar. Heung Soo yang sudah tahu Nam Soon keluar, melangkah pergi. Nam Soon mengikuti di belakangnya dan mengucapkan terima kasih untuk Heung Soo.
Heung Soo kemudian berbalik dan menatap Nam Soon. Heung Soo berkata kalau ini tidak gratis. (Waaa..gelagat baik ini..Tanda mereka segera berteman kembali..Yiippiii…^^)
Heung Soo meminta Nam Soon menyalin semua tugasnya.
Nam Soon tersenyum mendengarnya.
(Aku juga senyum loohh..^^)
Heung Soo sudah melangkah, namun Nam Soon masih diam di tempatnya tersenyum sendiri. Heng Soo yang menyadari Nam Soon tidak mengikutinya, berbalik melihat Nam Soon. Nam Soon yang melihat Heung Soo menatapnya, kembali tersenyum, dan segera melangkah.
Ibu Min Ki menemui In Jae, hanya berdua saja. Ibu Min Ki bertanya pasti In Jae terkejut karena ulah Min Ki ?
In Jae menjawab Iya. Ibu Min Ki pun melanjutkan kalau semua yang Min Ki katakan adalah bohong. Min Ki sebenarnya hanya tidak ingin mengikuti kompetisi itu. in Jae hanya mengatakan Iya, dan tersenyum.
Ibu Min Ki kembali bertanya kalau In Jae tidak akan membiarkan anak berbakat seperti Min Ki untuk tidak mengikuti kompetisi kan?
In Jae berkata selain tidak menulis Essai,dan belum sempat In Jae melanjutkan kata-katanya. Ibu Min Ki langsung menyela, kalau itu adalah bohong. In Jae berkata kalau dia malah lebih peduli pada fakta bahwa Min Ki tidak mau ikut lomba. Tidak peduli apakah essai yang ditulis Min Ki asli atau palsu, dia hanya mementingkan apa yang sebenarnya diinginkan anak didiknya.
In Jaepun menjelaskan kalau Min Ki lebih tertarik ke Ilmu Komunikasi daripada bisnis. Apakah Ibu Min Ki tahu itu?
“Jangan mengembangkan mimpinya. Dia masih anak kecil. Bagaimana mungkin dia bisa tahu.”
Ibu Min Ki bilang kalau semua sudah direncanakan jauh-jauh hari tentang Min Ki akan masuuk fakultas apa di Universitas nanti. Apa In Jae akan bertanggungjawab jika Min Ki tidak jadi masuk ke Universitas karena perubahan keinginannya?
Ibu Min Ki tersenyum dan berkata kalau Min Ki pasti akan pergi ke lomba Essai, jadi In Jae hanya perlu tahu itu dan memastikan mengurus semuanya.
Ibu Min Ki bersiap akan pergi, tapi In Jae berkata kalau dia akan membicarakan hal ini terlebih dulu dengan Min Ki. Ibu Min Ki hanya menatapnya dan beranjak dari kursi, lalu melangkah pergi.
Tidak puas dengan In Jae, Ibu Min Ki datang ke ruang kepala sekolah. Jung Soo kaget karena sekarang Ibu Min Ki bahkan berani datang tanpa memberi kabar padanya dulu. Hal ini tentu tidak benar menurut Jung Soo.
Ibu Min Ki berkata kalau dia datang kesini karena dia sudah membuat keputusan. Ibu Ha Kyung juga akan segera datang.
Jung Soo kaget karena ini mendadak.
Ibu Min Ki hanya tersenyum dan berkata kalau nilai tes akademik menurun, dia rasa mereka harus segera buat keputusan sebelum hal ini menarik perhatian bagi departemen pendidikan.
Ibu Min Ki sudah menyiapkan proposal baru untuk Jung Soo.
Anak-anak kelas 2-2, melihat hasil tes Inggris mereka. Eun Hye kesal karena ujian listeningnya berakhir dengan buruk. Nam kyung Min berkata kalau ini karena ulah Oh Jung Hoo. Yi Kyung yang mendengar Jung Hoo disalahkan, menatap Kyung Min dari bangkunya.
Kyung Min masih berceloteh karena semua pada akhirnya baik, karena Jung Hoo dikeluarkan sebagai balasannya. Ki Deok ikut berkata kalau dia sudah melewatkan berita besar ini.
Kyung Min melanjutkan kalau dia yakin, jika Jung Hoo hari ini tidak datang maka dia pasti dikeluarkan.
Seorang siswa berkata apa Kyung Min bodoh? Karena guru Jung pasti sudah mengurus semuanya. Apa Kyung Min benar-benar berfikir guru Jung akan benar-benar membiarkan Jung Hoo pergi? Kyung Min menoleh dan menjawab apa ini masuk akal? Jung Hoo sudah membuat semua kacau. Jika guru membawa Jung Hoo kembali, maka dia serius akan meninggalkan sekolah.
“Karena ini sama saja dengan guru Jung melempar kami pergi. Dia bahkan tidak melihat kami sebagai korban. Diua hanya peduli pada Oh Jung Hoo.”
Ha Kyung dan Kang Joo melirik Kyung Min yang mengatakan itu.
Sedangkan Yi Kyung memejamkan matanya mencoba sabar mendengar itu.
Shin Hae Seon berpendapat tentang In Jae. Apa benar In Jae benar akan melakukannya, mengingat insiden tentang lomba Essai. Nam Soon dan Heung Soo yang mendengar guru Jung dibicarakan membuka mata mereka. Mereka berdua kompak, sedang merebahkan kepalanya di meja. Dan membuka mata saat mendengar guru Jung dijelekkan.^^
Na Ri menambahi bahwa dia benar-benar tidak menyukai guru Jung, dan kalau sampai guru Jung membawa Jung Hoo, maka itu artinya guru Jung tidak ingin menjadi guru mereka lagi.
Yi Kyung yang sudah tidak tahan, memukul meja dengan tangannya membuat semua kaget. Yi Kyung mengeluh karena mereka berisisk,dan dia jadi tidak bisa tidur. Ji Hoon berkata itu sebabnya tadi dia menyuruh Yi Kyung pergi saja. Yi Kyung menolak, karena dia disini menemani Ji Hoon. Ji Hoon menyuruh Yi Kyung bergaul dengan yang lain saja. Yi Kyung malas menanggapi dan langsung merebahkan kepalanya di loker yang terbuka.
Masuklah Oh Jung Hoo, dan anak-anak langsung heboh. Mengeluh melihat Jung Hoo masuk ke kelas lagi.
Soo Chul masuk ke ruang guru, mengumpulkan para guru untuk mengadakan rapat. Saat semua sudah berkumpul, So Chul mengatakan kalau ada yang harus mereka urus. Bong Soo bilang kalau waktu tinggal 5 menit, jadi rasanya percuma saja.
Soo Chul membantah dnegan mengatakan kalau ini perintah kepala sekolah.
Soo Chul berkata pada guru kelas 2-2, kalau dia akan membagi mereka berdua. In Jae dan Se Chan kaget, begitu juga yang lain.
Soo Chul menjelaskan kalau orang tua murid mulai cemas, dan meminta kelas 2-2 punya satu guru saja. Karena jika terus seperti ini, maka siswa akan berada dalam kebingungan yang panjang.
So Chul bertele-tele mengatakannya, membuat Nan Hee gemas dan langsung bertanya siapakah diantara In Jae dan Se Chan yang terpilih?
Soo Chul menjawab kalau guru Kang yang terpilih.
Dae Woo berkata kalau perubahan ini akan terlalu berlebihan bagi anak-anak.Seorang guru lainnya juga berkata kalau ini juga terlalu berlebihan untuk guru Jung.
Soo Chul tidak menggubris itu, dan meminta untuk segera menginformasikannya pada kelas. Soo Chul meminta mereka berdua segera pergi dan menyelesaikan semua di kelas.
Se Chan bertanya bagaimana jika mereka (anak-anak) merasa keberatan? In Jae menyentuh lengan Se Chan, untuk menghentikan protesnya, karena takut semua akan menjadi tambah buruk.
Se Chan tidak peduli dengan isyarat In Jae,dan melanjutkan pertanyaannya. Bagaimana jika anak-anak keberatan dan tidak menerima ini?
Soo Chul menjawab jika memang mayoritas anak-anak keberatan, dia akan membahasnya dengan kepala sekolah.
Se Chan berkata kalau kelas 2-2, tidak benar-benar menyukainya, dalam hal apapun kelas 2-2 seolah membencinya.
Dalam kasus bahwa jika pendapat siswa berbeda dari sekolah, dia akan meminta Soo Chul mempertimbangkan kembali keputusan ini.
Soo Chul pergi merasa kalah berdebat dengan Se Chan. In Jae pun akan meninggalkan ruangannya. Namun saat dia bangkit Nan Hee berkata apa In Jae hanya akan pergi seperti ini saja?
In Jae hanya tersenyum sedikit, dan menganggukkan kepalanya. In jae pun melanjutkan langkahnya, dan Se Chan hanya memandangnya saja.
Ibu Min Ki yang urusannya sudah selesai, berjalan keluar sekolah. Terlihat Min Ki memberanikan dirinya untuk menghadang sang Ibu. Ibu Min Ki mengira kalau anaknya tidak akan tahu dia datang ke sekolah, karena pasti Min Ki tidak suka.
Saat Ibunya semakin dekat, Min Ki tiba-tiba keluar dari persembunyiannya didekat parkir mobil ibunya. Ibu Min kaget.
Ibu kaget dan bertanya kenapa Min Ki disini, dan menyuruh Min Ki cepat masuk ke dalam.
“Ibu, aku tidak ingin pergi ke sekolah hukum”
Ibu Min Ki mendekat, dan mengusap pipi min Ki. “Kau pasti sedang banyak pikiran ya Min Ki ku?”
Min Ki tidak peduli, dan melanjutkan kata-katanya kalau dia ingin menjadi PD di sebuah perusahaan penyiaran. (Ayoo..dunia broadcast enak Min Ki,,nanti aku yang jadi penyiarnya.. *Loohh..apa-apan ini?*)
Ibu Min Ki menjawab kalau Min Ki masih bisa jadi PD jika Min Ki keluar dari perguruan tinggi itu. Pertama-tama prioritas utama Min Ki adalah masuk ke fakultas hukum, kemudian masih bisa untuk mengambil ujian penyiaran(Ibunya pengen tak jitak..-_-)
“Itu bukan..apa yang aku mau di perguruan tinggi itu.”
Ibu menjawab kalau dia mengerti. Kalau begitu pertama yang harus dilakukan Min Ki ikut lomba Essai.Kemudian mereka akan membicarakannya lagi.
“Min Ki kau harus menjadi hakim, apapun yang terjadi.”
Ji Hoon masih tidak percaya dengan masuknya Jung Hoo hari ini. Se Chan masuk kelas 2-2 diikuti In Jae. In Jae senang melihat Jung Hoo ada dikursi belakang.
Se Chan mengatakan kalau mereka memiliki pengumuman. Kyung Min tanpa basa-basi langsung bertanya kenapa Jung Hoo datang lagi ke sekolah? Se Chan meminta itu nanti saja dibicarakannya.
Kyung Min tidak puas dan langsung menoleh ke belakang, menatap Jung Hoo dengan garang.
Jung Hoo membentak Kyung Min dan bertanya apa yang Kyung Min lihat? Dia datang karena guru yang memintanya, apa ada masalah? (Masalah buat lo?^^)
Jung Hoo bilang kalau In Jae dan Se Chan bahkan datang ke rumahnya. Tanya pada mereka kalau semua tidak percaya.
Se Chan menyuruh semua diam, dia kemudian menyampaikan pengumuannya kalau mulai besok guru Jung akan berhenti jadi guru wali kelas 2-2, hanya akan ada dia yang satu-satunya menjadi guru wali kelas mereka. Yang lain seolah tiudak percaya, terutama juga Han young Woo..(Lucunya kau nak..*pukpuk*)
Se Chan menambahkan kalau semua bisa berubah jika anak-anak di kelas ini mengajukan keberatannya. Karena ini hanya ide sekolah saja. In Jae kaget dan menoleh pada Se Chan. Se Chan mengatakan kalau mereka tidak menginginkannya, maka dia dan In Jae akan tetap bisa bersama-sama menjadi guru wali kelas mereka. Se chan bertanya apa tidak ada yang mengajukan keberatan atas ide sekolah ini?
Semua diam. Mereka mungkin masih merasa kecewa karena masalah Jung Hoo. Kang Joo diam, karena ingat masalah Essai yang guru Jung tidak memberitahunya dulu.
In Jae melihat semua tidak ada yang memihaknya, dia pun tersenyum dan berkata kalau dia mengerti. Nam Soon kemudian tiba-tiba mengangkat tangannya tanda kalau dia ingin guru Jung tetap menjadi guru wali di kelasnya. Semua menoleh memandang kearah Nam Soon.
Young Woo akhirnya berani untuk mengangkat tangannya.
Ji Hoon juga berkata kalau dia tidak bisa menerima ini semua.
Heung Soo dengan sikap dinginnya ikut mengangkat tangan menolak In Jae diberhentikan jadi guru wali kelas mereka.
(Aku terharu sungguh..bayangkan, mereka yang nakal-nakal, yang malah mendukung In Jae. In Jae benar-benar sudah merebut hari pria-pria tampan itu..^^)
In Jae merasa terharu dan mengucapkan terima kasih. Lalu keluar meninggalkan kelas. Perasaannya tentu terluka menyadari hampir semua dari anak-anak didiknya tidak ada yang menginginkannya di kelas.Se Chan yang melihat In Jae pergi seolah ingin mengejarnya. Eun Hye tidak peduli itu dan bertanya bagaimana dengan sastra 1? Apa itu tidak akan berubah?
Se Chan hanya menatap Eun Hye, dan tidak menjawab. Dia malah berjalan ke papan tulis, dan berniat mulai mengajar. Tapi Se Chan hanya terdiam, tanpa melakukan apapun. Dia menghadap ke depan. Berdiri di hadapan murid-muridnya dan menyuruh mereka belajar sendiri-sendiri dulu.
In Jae di ruangannya, mulai membereskan semua barang-barang yang dia miliki. Memasukkannya ke dalam kotak. Se Chan masuk, dan meminta In Jae bertahan dulu sebentar. Anak-anak seperti itu karena Oh Jung Hoo datang kembali ke sekolah.
In Jae bertanya menunggu sebentar untuk apa?
”Seorang guru ditolak anak..bahwa guru tidak memiliki hak. Seharusnya aku tahu sebelumnya.”
In Jae tetap keluar dengan smeua barangnya. Se Chan berlari mengejar In Jae, dan menarik lengannya. Tarikan Se Chan di lengan In Jae agak keras, menyebabkan barang yang dibawa In Jae jatuh ke lantai.
Se Chan berkata kalau In Jae tidak bisa membiarkannya seperti ini. In Jae hanya menatap Se Chan.
“Ini bukan berarti anak-anak menolakmu. Itu dinia yang hancur yang menolakmu. Kami tidak berkelahi dengan anak-anak, tapi kami berkelahi dengan system yang salah”
(Iya..orang tua yang terlalu ikut camput..)
In Jae mulai menangis dan menjawab “Apa itu anak-anak, atau dunia. Aku tak bisa melakukannya lagi. Tidak. Aku tidak ingin melakukannya.”
In Jae mencoba melepaskan pegangan tangan Se Chan, tapi Se Chan semakin mempereratnya.
In Jae marah dan berteriak pada Se Chan kenapa Se Chan ingin berpegang padanya? “Kau 10 kali, 100 kali lebih terkenal sebagi seorang guru daripada aku.”
Se Chan menjawab “Karena kau.. aku ingin menjadi guru sepertimu..”
In Jae tercengan mendengar pengakuan Se Chan.
“Kau..guru..tidak peduli seberapa keras aku mencoba. Aku tidak akan pernah menjadi sepertimu. Karena kau guru yang sebenarnya.”
Komentar :
Huaaa..ini episode dengan akhir yang membuat aku terisak. In Jae memang selalu memperhatikan muridnya, kebaikan untuk muridnya tanpa memaksakan apa yang mereka tidak inginkan..
Aku suka dengan Jung Hoo. Di episode ini terlihat bahwa Jung Hoo adalah sosok yang rapuh. Ditinggal ibu dan bahkan saudara-saudara yang kesemua dari mereka takut akan terus disiksa oleh ayahnya.
Jung Hoo bahkan terlihat sudah terbiasa dengan pukulan ayahnya, karena dengan memukul maka ayahnya bisa tenang.
Teman-teman Jung Hoo, benar-benar bisa menilai Jung Hoo tidak dari sisi negatifnya saja. Mungkin ini bisa jadi pembelajaran untuk kita. Tidak semua apa yang terlihat oleh mata kita adalah yang sebenarnya. Betuull??^^
Nam Soon dan Heung Soo..
Mereka memang terlihat sudah semakin baik.
Nam Soon yang terharu mendengar pengakuan Heung Soo pada guru Uhm, kalau mereka hanya berakting saja, dan sebenarnya mereka adalah teman. Kata-kata itu menyentuh Nam Soon dan membuat dia meneteskan air mata, walau dia tidak menunjukkannya.
Episode 12 secepatnya..
Sabar ya..^^
Terima kasiihh..