Min Ki
berhenti di depan pintu yang memisahkan dia dengan atap sekolah.
Episode 13
Kyung Min protes pada Se Chan dan menuduhnya sudah membocorkan soal. Se Chan sendiri tidak percaya hal itu dan terkejut karena dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Min Ki juga punya soal Essai sama persis seperti yang dia buat. Se Chan tidak merasa membocorkannya.
In Jae yang juga ada disana ikut kaget dan memandang Se Chan. Namun kemudian alarm berbunyi, tanda sesuatu juga telah terjadi.
Se Chan berkata pada In Jae agar dia tetap disini,karena Se Chan akan melihat kenapa alarm berbunyi. In Jae mengangguk, dan kemudian menyuruh Kyung Min untuk segera kembali ke tempat duduknya. In Jae meminta agar mereka semua tetap tenang.
In Jae melihat kursi Min Ki kosong, dan bertanya pada peserta yang lain, dimana Min Ki? Kang Joo menjawab kalau Min Ki baru saja pergi. In Jae terkejut mendengarnya, dan cemas akan keberadaan Min Ki sekarang.
Nam Soon dan Heung Soo masih belum beranjak dari tempatnya, mereka masih merasa syok karena alarm berbunyi keras. Mereka merasa ada di tempat dan waktu yang salah. Kemudian tiba-tiba mereka mendengar ada suara kaki berlari mendekat, dan Nam Soon serta Heung Soo segera menyembunyikan diri mereka di balik pintu.
Ternyata itu adalah Oh Jung Hoo. Dia mencoba berlari masuk ke ruang guru. Heung Soo yang melihat Jung Hoo masuk, berteriak memanggil nama Jung Hoo. Jung Hoo kaget, karena ada Nam Soon dan Heung Soo di ruangan yang sama dengannya.
Heung Soo mendekati Jung Hoo, dan langsung mengambil tas yang berisi ponsel para peserta lomba. Jung Hoo kaget dan terdiam di tempatnya. Nam Soon langsung menegur Jung Hoo dan menyuruhnya untuk segera lari, pergi dari tempat ini.
Heung Soo segera menaruh tas itu kembali ke tempatnya semula. Setelah itu mereka bertiga sama-sama lari menyelamatkan diri sebelum ada yang datang.
Mereka menuruni tangga dengan cepat, tapi tiba-tiba ada petugas yang menghadang. Karena Nam Soon ada di barisan pertama maka dia selamat, sedangkan Heung Soo dan Jung Hoo, berhasil dihadang oleh sang petugas.
Nam Soon kaget dan terkejut karena melihat Heung Soo dan Jung Hoo terhadang si petugas.
Petugas bertanya apa yang sedang mereka lakukan? Jung Hoo bingung akan menjawab bagaimana dan hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Heung Soo dengan tersenyum ramah menyapa sang petugas. Jung Hoo juga dengan sopannya membungkuk memberi hormat pada petugas itu.
Setelah itu mereka berlari lagi dengan arah yang berbeda dari Nam Soon. Sang petugaspun mengejar mereka.
Se Chan sudah sampai di ruang guru dan menyadari kalau pintu terbuka. Dia segera masuk, dan mencoba bertanya siapa yang didalam. Se Chan kemudian menghidupkan lampu, dan melihat dengan jelas, ternyata lemari sudah rusak. Se Chan takut kalau ponsel yang disimpan didalamnya ikut raib.
Se Chan membuka lemari itu, dan melihat kalau tas penyimpanan ponsel masih ada di tempatnya. Untuk lebih meyakinkan Se Chan mengambil tas itu dan membukanya. Ternyata ponsel para peserta lomba masih utuh didalamnya.
Se Chan membawa tas itu keluar, dan saat menuruni tangga, ada Heung Soo dan Jung Hoo yang sedang berlari keatas. Mereka terhadang oleh kehadiran Se Chan, sehingga langkah merekapun terhenti. Se Chan bertanya apa yang sedang mereka lakukan disekolah? Kemudian si petugas yang mengejar mereka juga telah sampai di tangga itu, dan meminta Se Chan untuk membantunya menangkap mereka. Se Chan tentu terkejut dan coba mengaitkan kejadian ini dengan ruang guru yang pintunya tidak terkunci dengan benar.
Jung Hoo semakin kaget apalagi dengan melihat tas yang dipegang Se Chan. Se Chan yang tahu arah mata Jung Hoo, semakin yakin kalau Jung Hoolah yang terlibat dalam insiden malam ini.
Se Chan menatap Jung Hoo, membuat Jung Hoo takut dan segera kabur, melewati petugas. Se Chan hanya melihat larinya Jung Hoo tanpa mengejarnya.
In Jae berlari menuruni tangga ingin mencari Min Ki. Dia takut terjadi sesuatu pada muridnya itu.
Di atap sekolah, Min Ki berdiri diatas pembatas atap. Tanpa rasa takut sedikitpun. Hanya sekali lompat, maka Min Ki akan berhasil terjun bebas ke tanah.
Min Ki sebenarnya tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia takut, tapi dia juga benci jika harus menjalani kehidupan yang serba diatur seperti ini. Dia merasa mati adalah hal yang mudah, tinggal melompat, lalu semua masalah akan hilang begitu saja. Tapi saat berada diatap, dia malah merasa takut untuk melangkah. Namun dia memberanikan diri untuk memajukan kakinya selangkah, sehingga semakin mendekati tepi.
Min Ki melihat kebawah dengan sedikit takut.
Min Ki mencengkeram tasnya dengan erat, dan menatap ke bawah dengan takut. Dia memejamkan matanya dan ingin menyakinkan dirinya, kalau jatuh ke bawah tidaklah sakit, karena setelah itu toh dia tidak akan merasakan apa-apa lagi.
Nam Soon yang tadi berlari berbeda arah dengan Heung Soo dan Jung Hoo, sudah sampai di halaman sekolah. Dia sudah berhasil meloloskan dirinya. Tapi dia juga masih khawatir dengan Heung Soo dan Jung Hoo. Apakah mereka berhasil lari seperti dirinya? Nam Soon tiba-tiba mendengar sesuatu yang jatuh, dia langsung menoleh ke sumber suara.
Nam Soon mendekati benda yang terjatuh itu, ternyata yang jatuh adalah tas sekolah dengan berisi buku-buku yang berserakan.
Nam Soon mengambil satu buku, dan melihatnya. Dia tahu kalau itu adalah buku teman sekelasnya, Kim Min Ki. Kemudian datanglah In Jae, yang melihat Nam Soon disana. In Jae memanggil Nam Soon. Nam Soonpun menoleh.
In Jae mendekati Nam Soon dan bertanya apa Nam Soon lihat Min Ki? Nam Soon menunjukkan buku milik Min Ki dan mengatakan kalau bukunya jatuh kesini.
In Jae kaget dan langsung melihat keatas, Nam Soon juga ikut mendongakkan kepalanya. In Jae seolah menyadari kalau Min Ki masih ada diatas, dan segera berlari keatap. Nam Soonpun juga mengikuti In Jae dengan membawa tas Min Ki.
In Jae dan Nam Soon yang sudah sampai diatap, mereka melihat Min Ki sedang duduk memeluk kedua kakinya. In Jae mendekat, dan memandang Min Ki dengan perasaan sedih. Seolah merasakan apa yang Min Ki rasakan saat ini. In Jae coba memanggil Min Ki, dan terus berjalan kearahnya. Sedangkan Nam Soon terdiam melihat Min Ki dari jauh, dia mungkin juga terkejut dengan apa yang hampir saja akan Min Ki lakukan.
In Jae langsung memeluk Min Ki yang sedang menangis disana.
(Aku ikutan nangis lo liatnya. Sedih banget.)
In Jae benar-benar memeluk Min Ki dengan erat, seolah bersyukur Min Ki tidak melakukan hal yang membahayakan dirinya. Pelukan itu juga seolah tanda kalau dia peduli pada Min Ki. In Jae ikut menangis menyadari apa yang mungkin Min Ki rasakan. Dia mengelus-elus pundak Min Ki mencoba menenangkannya.
Min Ki yang masih menangis berkata “Aku minta maaf guru. Aku minta maaf”
In Jae menjawab “Tidak.tidak apa-apa Min Ki. Semuanya akan baik-baik saja.”
In Jae berulang kali berkata kalau tidak apa-apa. Berharap dengan kalimat itu Min Ki sedikit tenang.
Nam Soon yang melihatnya dari jauh, ikut terharu. Tapi Nam Soon tahu dia tidak boleh mengganggu In Jae dan Min Ki. Dia tahu kalau keberadaannya tidak begitu penting disana.
Nam Soon berbalik, dan menaruh tas Min Ki di dekat pintu, lalu segera pergi.
Kembali ke ruang lomba. Disana masih ada Se Chan dan beberapa peserta lomba, seperti Kyung Min, Kang Joo dan Ha Kyung. Se Chan berkata kalau mereka harus mendengarkan apa yang akan dia katakan. Dia harus memeriksa smeuanya secara detail, agar tahu bagaimana ini bisa terjadi.
Kyung Min menjawab apa lagi yang harus diperiksa? Rasanya semua sudah jelas. Kyung Min kesal, dan langsung pergi. Dia mungkin merasa tidak adil, karena Se Chan sudah berlaku curang.
Masih tersisa Ha Kyung dan Kang Joo. Se Chan bertanya kemana guru Jung pergi? Ha Kyung menjawab kalau dia tidak tahu, karena guru Jung pergi tepat setelah guru Kang pergi.
Ha Kyung dan Kang Joo sudah meninggalkan ruang lomba. Kang Joo bertanya apa menurut Ha Kyung, guru Kang yang membocorkannya? Ha Kyung menjawab apa menurut Kang Joo itu masuk akal? Kang Joo menjawab kalau memang ini tidak masuk akal. Ha Kyung berkata kalau guru Kang pasti punya alasan kenapa harus membocorkannya?
Kang Joo bertanya lagi, lalu bagaimana menurut Ha Kyung tentang Min Ki? Bagaimana Min Ki bisa memiliki soal lomba itu? Ha Kyung menjawab kalau dia sendiri tidak yakin bagaimana itu terjadi. Ha Kyung menjelaskan kalau mungkin Min Ki mendapatkannya dari tempat les di Gangnam.
Kang Joo bertanya apa itu mungkin sebuah tempat les mengetahui soal yang dibuat sekolah kita? Ha Kyung menjawab tentu saja tidak. Tapi apa sih yang orang dewasa tidak bisa melakukannya?
Kang Joo berkata kalu dia merasa kasihan pada Min Ki. Apalagi dia yakin besok kejadian ini akan mneyebar dengan cepatnya di sekolah.
In Jae berhasil membawa Min Ki pergi dari atap sekolah. Mereka berdua ada di salah satu ruang, dan In Jae membuatkan minuman hangat untuk Min Ki. In Jae mendekatkan tangan Min Ki yang dingin untuk memegang gelas, agar bisa sedikit hangat. Tangan Min Ki memang bergetar saat itu. In Jae menjelaskan kalau tangan Min Ki sangat dingin, makanya dia mendekatkannya ke gelas agar tangan Min Ki bisa sedikit hangat.
Min Ki hanya diam saja, tanpa berkata apapun. In Jae kemudian bertanya dengan lembut kenapa Min Ki menjatuhkan tasnya? Min Ki menjawab kalau tasnya sangat berat. In Jae mengangguk mengerti. Dia berkata kalau dia juga merasa bahwa hadir di sekolah adalah hal yang berat menurutnya.
In Jae bertanya lagi bagaimana perasaan Min Ki saat ada di atap? Min Ki menjawab kalau itu sangat menakutkan. In Jae bertanya lagi, apanya yang menakutkan?
Min Ki menjelaskan “kupikir akan cepat jatuh ke tanah. Namun, kurasa itu membutuhkan waktu yang lama daripada yang kukira.”
Min Ki terdiam dan masih belum berani menatap In Jae. Kemudian dia melanjutkan “Aku..kupikir aku merasa seperti itu, karena aku benar-benar akan mati lebih awal diatap.”
Min Ki mengangkat kepalanya dan memandang In Jae. Dia kemudian minta maaf pada In Jae karena pikiran konyolnya. In Jae yang mendengar penjelasan Min Ki, ikut berkaca-kaca matanya. Dia menahan tangis, dan tahu kalau Min Ki merasa sangat putus asa saat ini.
In Jae berkata “Min Ki, ada saat-saat dimana semua orang ingin mati. Ini tidak salah jika kau memiliki pikiran ingin mati, tapi fakta bahwa kau bertahan, itu adalah hal yang hebat.”
Min Ki meneteskan air mata mendengar penjelasan In Jae. In jae pun melanjutkan kata-katanya “Kau hanya sedang mendaki gunung yang sangat sulit. Kau melakukannya dengan baik karena kau terus berjuang untuk mendakinya. Jadi aku sangat berterima kasih padamu, dan bangga padamu karena terus bertahan serta berjuang”
Min Ki menjawab kalau saat itu dia teringat puisi yang pernah In Jae ucapkan. Puisi tentang tidak ada bunga yang mekar tanpa terguncang.
“Guru..aku juga bunga yang sedang terguncang kan?”
In Jae mengangguk sambil terus menahan air matanya. Min Ki kemudian bertanya kalau In Jae juga sedang terguncang kan saat ini? In Jae hanya mampu menganggukkan kepalanya, tanda kalau apa yang Min Ki ucapkan adalah benar.
Min Ki berkata kalau ini melegakan, karena ada In Jae disisinya.
Heung Soo termenung di kaca jendela, sepertinya dia mendapatkan hukuman membersihkan kaca itu karena kepergok Se Chan tadi. Lalu tiba-tiba Heung Soo terkejut mendengar langkah kaki yang mendekat. Ternyata itu Nam Soon yang datang. Heung Soo lega karena itu bukan Kang Se Chan. Nam Soon bertanya apa yang sedang Heung Soo lakukan? Heung Soo menjawab sambil mengacungkan kain lap yang dipegangnya, dan berkata kalau pasti Nam Soon senang karena berhasil lari sendiri. Nam Soon tersenyum dan berkata sambuil mengejek, kalau sepertinya Heung Soo sudah kehilangan kemampuannya. Heung Soo berfikir lari, tapi ternyata tidak melarikan diri kearah yang benar..
Heung Soo kesal karena Nam Soon mengejeknya, sehingga dia ingin melempar Nam Soon dengan kain lap yang ada ditangannya. Tapi tiba-tiba Se Chan datang dan memanggil Nam Soon, membuat Nam Soon menoleh, dan Heung Soo dengan sedikit kikuk berbalik kembali mengelap jendela. LOL
Se Chan mendekati Nam Soon dan bertanya apa Nam Soon tidak membersihkan perpustakaan? Nam Soon kaget dan menjawab kalau tugasnya sudah selesai. Heung Soo dengan tampang lucunya mencoba melirik kearah Nam Soon. Se Chan bertanya Nam Soon darimana saja tadi? Nam Soon bingung dan menoleh pada Heung Soo, dan Heung Soo hanya tersenyum sambil mengedikkan bahunya. Dalam hati Heung Soo seneng banget karena berhasil melihat Nam Soon terbingung-bingung menghadapi Se Chan.
Se Chan berkata apa Nam Soon merupakan kaki tangan? Nam Soon mencoba mengelak. Se Chan berkata terlepas itu benar atau tidak, malam ini tempat duduk Nam Soon ada disana (Sambil menunjuk tempat Heung Soo)
Se Chan meminta Nam Soon juga ikut membersihkan kaca jendela seperti Heung Soo. Nam Soon hanya mengangguk pasrah menerima hukumannya. Heung Soo tersenyum puas pada Nam Soon yang malam ini juga bernasib sama dengannya.
(Haduuww,,uda deh Heung Soo berhenti senyuum kek,,rasanya sampe ke pori-pori deh nyes nya..^^)
In Jae dan Min Ki berjalan bersama menuruni tangga. In Jae akan masuk ke ruang guru mengambil tasnya, sehingga meminta Min Ki menunggu sebentar di luar. Mungkin In Jae berniat mengantarkan Min Ki pulang, karena kan kondisi Min Ki masih membuat In Jae khawatir.
Sambil mengambil tasnya di ruang guru, In Jae bertanya pada Se Chan kenapa alarm berbunyi tadi? Se Chan menjawab kalau itu untuk membuat In Jae marah. In Jae bingung. Dan Se Chan berkata kalau ini sudah berakhir, dan bertanya In Jae dari mana saja? In Jae menjawab kalau tadi dia bersama Min Ki dan sekarang Min Ki sedang menunggunya di luar. Se Chan kemudian bertanya ada apa dengan Min Ki sambil menyerahkan ponsel Min Ki yang dititpkan tadi sebelum lomba pada In Jae.
In Jae meminta agar mereka membicarakannya nanti saja. In Jae pun kemudian bertanya tentang lomba Essai?Bagaimana akhiurnya? Se Chan menjawab dengan kalimat yang sama seperti In Jae tadi.Meminta In Jae untuk membicarakannya nanti saja. Karena sepertinya In Jae sedang sibuk.
Sebelum In Jae melangkahkan kakinya semakin jauh, Se Chan memanggil In Jae. In Jae pun menoleh. Se Chan berkata “Karena kau berada di sekolah pada hari ini, itu melegakan”
In Jae pun tersenyum mendengarnya.
Se Chan yang sudah sendiri meneliti kembali soal Essai yang ternyata bocor. Se Chan bergumam bagaimana ini bisa bocor?
Heung Soo sedang membersihkan jendela ditemani Nam Soon tentunya. Mereka membersihkan dengan semangat. Tapi kemudian mereka merasa capek dan duduk sebentar melepas penat.
Nam Soon bertanya bagaimana Heung Soo bisa tahu kalau Jung Hoo akan menyebabkan masalah? Heung soo menjawab kalau sepertinya Jung Hoo sudah meminjam uang dari preman-preman itu.
Nam Soon berkata kalau itu masalah besar dan bertanya berapa banyak Jung Hoo meminjam uang?
Heung Soo menjawab bagaimana dia bisa tahu?
Kemudian terdengar langkah kaki mendekat, mereka terkejut dan segera membersihkan jendela lagi. Ternyata benar itu Se Chan. Se Chan seperti biasa memeriksa apakah mereka benar-benar melakukannya dengan baik?
Se Chan bertanya kenapa Jung Hoo menyebabkan masalah? Mereka hanya diam tanpa menjawab. Membuat Se Chan memandang mereka dengan tatapan tajam. Se Chan berkata apa mereka yang menempatkan ponsel kembali ke posisinya? Nam Soon menjawab kalau Jung Hoo sendiri yang mengembalikannya. Se Chan bertanya lalu kenapa mereka bisa terlibat?
Dengan tersenyum Nam Soon menjawab karena Heung Soo memiliki indra yang baik, jadi Heung Soo tahu.
Heung Soo kesal dan menyenggol Nam Soon. Nam Soon tidak peduli. LOL
Se Chan berkata pantas saja Heung Soo nilainya lebih bagus daripada Nam Soon, karena dia memiliki indra yang sangat baik. Heung Soo memaksakan senyumnya pada pujian Se Chan yang aneh itu menurutnya. Sedangkan Nam Soon hanya menepuk pundak Heung Soo seolah dia bangga pada Heung Soo. LOL
Se Chan berkaa menyuruh Nam Soon dan Heung Soo bagaimanapun caranya agar bisa membawa Jung Hoo ke sekolah besok pagi. Se Chan meminta agar Nam Soon dan Heung Soo menyampaikan pada Jung Hoo kalau semua baik-baik saja, dan meminta Jung Hoo untuk tetap datang ke sekolah tanpa rasa takut.
Nam Soon bertanya apa itu artinya Jung Hoo tidak akan mendapat masalah? Se Chan menjawab pokoknya bawa saja Jung Hoo kembali dan katakan seperti apa yang dia bilang tadi. Kalau dia bisa menutupinya maka dia akan menutupinya, tapi kalau dia tidak bisa, ya dia tidak bisa melakukannya.
Kalau mereka tidak berhasil membawa Jung Hoo kembali, maka merekalah yang akan terkena masalah.
Nam Soon dan Heung Soo memasang ekspresi aneh saat mendengarnya. Kemudian mereka menjawab iya untuk menyanggupi perintah Se Chan.
In Jae benar-benar mengantarkan Min Ki sampai ke rumahnya. In Jae berniat mengantar Min Ki sampai masuk ke dalam rumah, tapi Min Ki menolaknya, dan berkata kalau dia bisa sendiri masuk ke rumahnya. In Jae berkata kalau dia harus memastikan Min Ki masuk ke rumah agar dia merasa Min Ki aman. Min Ki berkata kalau dia baik-baik saja. Dia sudah merasa cukup lega saat ini.
In Jae dengan pelan-pelan berkata kalau ibunya harus tahu tentang kejadian hari ini. “Ibumu harus tahu bagaimana perasaanmu, agar dia bisa memberikan banyak kekuatan padamu.”
In Jae ingin membicarakannya secara pribadi pada Ibu Min Ki. Min Ki menjawab kalau ini akan sulit jika melakukannya di rumah. In Jae menjawab kalau begitu dia akan menelponnya. Min Ki masih mencoba menolak, dan berkata kalau dia sendiri yang akan bercerita pada ibunya.
In Jae berkata kalau dia tidak merasa itu akan mudah untuk Min Ki lakukan. Jadi lebih baik dia saja yang mengatakannya pada ibu Min Ki.
Min Ki tetap mempertahankan pendapatnya, dia hanya takut ibunya akan bertambah marah pada In Jae dan juga padanya.
Min Ki berkata kalau biarkan dia yang pertama kali memberitahu ibunya. Akhirnya In Jae tidak memaksa lagi, dan membolehkan Min Ki yang menceritakannya.
In Jae berpesan agar Min Ki jangan terlalu memikirkannya. Kalau ternyata Min Ki tidak bisa melakukannya, Min Ki bisa menguirim SMS dan memberitahukannya.
Dia akan mencoba memberitahu ibu Min Ki dengan baik, dan menjelaskannya pada Ibu Min Ki. Min Ki mengangguk.
In Jae menyuruh Min Ki segera masuk ke dalam, dan langsung ke kamar agar bisa istirahat. In Jae bahkan menyuruh Min Ki mengirim foto kalau Min Ki benar-benar sudah ada di kamar, agar In Jae merasa tenang.
Nam Soon dan Heung Soo berjalan pulang. Tidak berjalan berdampingan, tapi Nam Soon di belakang Heung Soo, dengan jarak yang juga tidak dekat. Nam Soon akhirnya memanggil nama Heung Soo. Heung Soo pun menoleh memandang Nam Soon. Nam Soon sebenarnya ingin mengajak Heung Soo pulang bersama, tapi dia malah berkata kalau dia yang akan membawa Jung Hoo ke sekolah besok pagi. Heung Soo menjawab baguslah kalau begitu. Dan berkata hati-hati pada Nam Soon. Heung Soo pun membalikkan badannya untuk melanjutkan langkahnya pulang.
Nam Soon tiba-tiba memanggil nama Heung Soo lagi, membuat Heung Soo dengan enggan membalikkan badannya dan bertanya apa lagi sekarang?
Nam Soon lagi-lagi tidak mampu mengatakan yang sebenarnya pada Heung Soo. Dia akhirnya hanya berkata sampai jumpa besok di sekolah.
Heung Soo pun berjalan meninggalkan Nam Soon.
Nam Soon yang melihat kepergian Heung Soo hanya bergumam kalau dia benar-benar ingin berjalan bersama dengan Heung Soo.
In Jae masih berdiri gelisah menunggu SMS Min Ki. ngin memastikan Min Ki benar-benar sampai di kamarnya dan beristirahat dengan baik malam ini.
Tiba-tiba ponsel In Jae bordering, dan dengan cepat In Jae membuka pesannya. Ternyata itu benar dari Min Ki. Min Ki mengirim MMS dan berkata “guru, terima kasih. Aku akan memberitahu ibuku sekarang”
In Jae membalas dengan memberi semangat pada Min Ki, dan berkata sampai jumpa besok di sekolah.
Min Ki sedikit ragu untuk memberitahukan pada ibunya tentang perasaannya dan insiden malam ini. Dia hanya berdiri di depan kamarnya. Ibu Min Ki akhirnya keluar dan melihat Min Ki sudah pulang. Ibunya senang dan menghampiri Min Ki dengan senyum. Ibunya bertanya kapan Min Ki datang? Min Ki menjawab baru saja. Dengan sedikit ragu Min Ki ingin mengatakan sesuatu, tapi ibunya tidak memberi kesempatan karena langsung menyela dengan pertanyaan tentang lomba Essai Min Ki. Apakah Min Ki melakukannya dengan baik tadi? Min Ki sedikit kecewa dan membatalkan niatnya memberitahu ibunya, dia hanya menjawab kalau dia tidak melakukannya dengan baik.
Ibu Min Ki kesal dan berteriak memanggil nama anak kesayangannya itu. Min Ki dengan berani berkata kalau dia sangat lelah sekarang, jadi biarkan dia beristirahat. Hari ini cukup untuk hari ini saja.
Walau ibu Min Ki tidak setuju tapi dia kemudian berubah lembut dan berkata kalau mereka akan membicarakannya besok.
Min Ki tidak menjawab, dan langsung masuk ke kamarnya.
Ibu memandangnya kesal.
Di dalam apartemennya, In Jae merebahkan kepalanya ke sandaran sofa. Kemudian dia duduk dan kepikiran dengan Min Ki. Apa benar Min Ki berani mengatakan hal ini pada ibunya? Apakah Min Ki sudah melakukanya?
In Jae teringat kata-kata Min Ki tadi, bahwa Min Ki mengibaratkan dirinya seperti bunga yang sedang terguncang karena akan mekar dengan indah. Dan Min Ki juga mmengibaratkan In Jae seperti itu saat ini.
In Jae memejamkan matanya dan bergumam kalau dia pasti sudah gila. Bagaimana bisa seorang anak memberitaukan kejadian seperti ini pada ibunya?
In Jae pun langsung mengeluarkan ponselnya dan menekan nomer Ibu Min Ki.
Setelah tersambung, dengan sopan In Jae memberitahu kalau dia adalah guru Min Ki, yaitu Jung In Jae.
Sementara itu di dalam kamar (Luasnya minta ampun kamar Min Ki ini..ngiri ih..^^)
Min Ki tidak menghidupkan lampu di kamarnya, dia tiba-tiba teringat kejadian di atap sekolah tadi. Dia teringat saat dia menjatuhkan tas sekolah yang di pegangnya.
Sedangkan itu di kamarnya Ibu Min Ki kaget mendengar penjelasan In Jae. Ibu Min Ki tidak percaya kalau Min Ki hampir membahayakan nyawanya diatap sekolah. Dia seolah tersadar kalau Min Ki adalah yang berharga dalam hidupnya, dan tidak ingin kehilangan Min Ki.
Ibu Min Ki hanya menjawab ya di setiap perkataan In Jae, tanpa bisa protes atau berkata-kata menyakitkan seperti biasanya. Dia benar-benar sedih. Bahkan bibirnya bergetar saat menjawab perkataan In Jae. Ibu Min Ki menyetujui untuk menemui In Jae di sekolah besok.
Beralih ke Min Ki. Min Ki mencoba mengetuk pintu kamar kakaknya. Dia sedikit ragu. Akhirnya dia membatalkan niatnya, dan hanya memanggil kakaknya.
Sementara di kamar Ibu Min Ki, terlihat ibu Min Ki akan beranjak menemui Min Ki.Meminta maaf atau mungkin mencoba menguatkan Min Ki. Tapi sepertinya ibu Min Ki mendengar panggilan Min Ki pada kakaknya di luar. Walau lirih, ibu Min Ki mendengarnya. Sehingga dia tidak jadi beranjak dari duduknya untuk menemui Min Ki.
Terdengar Min Ki bertanya kalau kakaknya pasti mendengar kata-katanya kan? Hyung pasti mendengar semuanya.
Min Ki seolah ingin curhat pada kakaknya. “Aku..sebelumya naik keatap sekolah. Kau sudah melakukannya juga kan Hyung? Karena aku juga pergi kesana, aku juga berfikir kau akan melakukannya juga”
Ibu Min Ki menangis dikamarnya, tidak menyangka kalau ternyata anak sulungnya juga melakukan ha itu. Dia merasa benar-benar gagal menjadi ibu.
Terdengar suara Min Ki. “Jika bukan karenamu Hyung, aku benar-benar punya pikiran semacam itu. Semuanya..kupikir aku tidak bisa berbuat apa-apa karena kau.”
“Tapi Hyung,aku benar-benar merindukanmu. Jika aku seperti ini, itu akan membunuh ibu kan? ”
Ibu Min Ki semakin terisak, dia mencoba menutup mulut dengan tangannya agar tangis tidak terpecah dan Min Ki mendengarnya. Bahkan Min Ki pun masih menyayanginya, padahal dia sudah melakukan hal-hal yang ternyata tidak diinginkan anaknya itu.
“Hyung..tolong keluar saja sekarang. Ibu dan aku, sangat kesepian.”
Min Ki ikut menangis di depan kamar kakaknya.
Keesokan paginya.
Nam Soon mendatangi rumah Oh Jung Hoo. Dia berteriak memanggil nama Jung Hoo, bahkan menendang pintu pagar dengan keras agar terdengar oleh Jung Hoo, tapi tetap tidak ada jawaban. Nam Soon berteriak sekencang-kencangnya agar Oh Jung Hoo segera keluar.
Saat Nam Soon akan menendang pintu pagar lagi, tiba-tiba pagar terbuka. Karena pagar terbuka secara tiba-tiba, Nam Soon terdorong maju kedepan dengan sedikit terkejut.
Jung Hoo kaget dan bertanya kenapa Nam Soon ada disini? Nam Soon dengan tersenyum menjawab ayo pergi ke sekolah. Jung Hoo bertanya kenapa? Apa para guru menyuruh Nam Soon untuk membawa tersangka? Apa Nam Soon memberitahu mereka semua?
Nam Soon mengelak, dan berkata dia tidak memberitahu siapapun. Nam Soon bertanya kalau dia mendengar Jung Hoo berlari dari guru Kang? Jung Hoo berkata kalau dia tidak akan pergi. Karena dia yakin kalau dia akan dikeluarkan, jadi buat apa dia datang ke sekolah?
Nam Soon tersenyum dan berkata kenapa bajingan seperti Jung Hoo yang tidak mau ke sekolah, keluar rumah memakai seragam sekolah?
Jung Hoo menjawab kalau ini hanya pura-pura saja.
Jung Hoo berniat meninggalkan Nam Soon, tapi Nam Soon dengan gesit menarik tas Jung Hoo sehingga Jung Hoo terpaksa menoleh kearah Nam Soon. Nam Soon bertanya kenapa Jung Hoo datang kembali setelah membawa tas berisi ponsel itu? Jung Hoo harusnya melarikan diri karena sudah merusak lemari, dan membawa ponsel. Tapi kenapa Jung Hoo kembali lagi?
Nam Soon meminta Jung Hoo segera datang ke sekolah. Kemudian Nam Soon berlari pergi meninggalkan Jung Hoo.
Sementara itu di rumah Min Ki. Sang ibu sedang berdiri menunggu Min Ki keluar kamarnya.Dia memegang dadanya yang terasa berdebar, karena merasa benar-benar bersalah pada Min Ki, dan bingung harus berkata apa pada anaknya itu.
Min Ki lalu keluar dari kamarnya. Ibu bertanya apa Min Ki tidak terlambat? Min Ki menjawab iya. Ibu bertanya lagi, apa Min Ki benar-benar suka jika tidak diantar ke sekolah?
Min Ki menjawab tentu saja, dan meminta ibunya jangan khawatir karena dia bukan anak kecil lagi.
Ibu Min Ki berkata hati-hati dan segera pulang. Tiba-tiba ibu Min Ki memeluk Min Ki. Min Ki merasa heran, tapi dia tidak menolak.
Ibu memeluk Min Ki erat sambil berusaha menahan tangisnya.
Dia merasa sangat bersalah, dan bersyukur karena Min Ki masih selamat. Dia bahagia masih bisa melihat Min Ki pagi ini.
Se Chan berada di ruang kepala sekolah. Im Jung Soo tidak percaya kalau sola Essai bisa bocor, menurutnya ini sangat tidak masuk akal. Se Chan menjawab tentu saja tidak masuk akal. Dia bahkan belum percaya kalau soal bisa bocor. Jung Soo bertanya apa yang akan Se Chan lakukan?
Se Chan balik bertanya untuk apa? Jung Soo memperjelas pertannyaannya bagaimana cara Se Chan memperbaiki masalah ini?
Se Chan menolak untuk memperbaikinya. Kekuatan macam apa yang dimiliki guru sehingga dia harus memecahkan masalah ini? Lagipula bukan dia yang membocorkan soal itu, jadi kenapa dia yang harus menyelesaikannya? Pasti ada yang telah membocorkannya. Dan harusnya dia meminta tanggung jawab Jung Soo untuk masalah ini.
Jung Soo bertanya apa Se Chan tidak khawatir akan situasi yang timbul setelah kejadian ini? Se Chan menjawab dengan santainya, mungkin dia akan dipecat. Dan Jung Soo selalu melakukan hal-hal semacam pemecatan itu dengan sangat baik.
Jung Soo bertanya apa Se Chan seperti ini karena guru Jung?Se Chan balik bertanya kenapa memangnya?Apa ada sesuatu yang menusuk hati nurani Jung Soo?
Jung Soo tidak mampu menjawab, selalu kalah jika harus berdebat dengan Se Chan.
Uhm Dae Woong menghampiri Se Chan di mejanya. Dae Woong bertanya kalau benarkah ada sesuatu yang telah terjadi di kantor guru?
Se Chan dengan gugup menjawab kalau itu hanya sebuah kesalahan saja, jadi tidak perlu cemas.
“apa kau yakin?”
Se Chan dengan mantap menjawab Ya.
Uhm Dae Woong masih merasa belum puas, sehingga bertanya pada staf guru lainnya, apakah ada yang hilang? Kwon Nam Hee menjawab kalau semua tetap utuh. Guru yang lainpun membenarkan kalau tidak ada barang yang hilang.
Nan Hee mengeluh kalau sekarang bahkan ruang guru sudah tidak aman. Berani sekali anak-anak mencuri sesuatu dari gurunya sendiri.
Seorang guru perempuan juga mengeluh kalau sekarang anak-anak sudah berani mencuri dompet gurunya. Jadi sekarang dia selalu membawa dompetnya kemanapun dia pergi.
Se Chan hanya melirik mereka, tanpa ikut berkomentar.
Uhm Dae Woong pun mengingatkan mereka untuk lebih berhatiu-hati, agar anak-anak tidak mempunyai ide buruk lagi.
In Jae yang baru masuk ke ruangannya langsung dipanggil Uhm Dae Woong. In Jae pun segera menghampiri meja Dae Woong. Dae Woong berkata kalau sekolah sudah menemukan pengganti In Jae. In Jae hanya mengangguk mengiyakan.
Di kelas 2-2, kemlompok Ki Deok sudah mulai bergosip. Salah satu dari mereka memberitahu tentang Min Ki yang memiliki soal Essai sama persis dengan yang dilombakan.
Ki Deok beranggapan kalau itu tandanya mIn Ki orang yang terampil ^^
Ki Deok beranggapan kalau Min Ki bisa menyelesaikan soalnya dengan sekali tulis saja.
Seorang temannya mengejek Ki Deok yang bodoh, dan mengatakan kalau Min Ki bahkan tidak mejawab semua soal dan pergi meninggalkannya begitu saja di meja.
Masuklah Min Ki dan akhirnya mendengar kalau teman-teman sedang membicarakan dirinya. Kang Joo yang melihat min Ki jadi kesal dengan gengnya Ki Deok, yang terus mengoceh. Dia akhirnya menghampiri meja mereka dan menutup kepala si penggosip dengan tas. Agar Min Ki bisa lewat tanpa merasa tambah malu.
Min Ki pun segera duduk di mejanya, dan Kang Joo menyapa Min Ki dengan berkata “Kau sudah disini?”
Min Ki hanya menjawab iya.
Nam Kyung Min tidak melewatkan kesempatan ini, dia langsung bertanya pada Min Ki darimana Min Ki mendapatkan soal Essai itu? kang Joo menyelamatkan Min Ki dnegan menjawab Min Ki bisa saja mendapatkannya di tempat dia les (akademi)
Geng Ki Deok pun mengiyakan dengab serempak, kalau itu tentu saja benar. Min Ki pasti mendapatkannya dari akademi.
Kyung Min masih belum puas dan bertanya dimana akademi itu, karena sepertinya dia juga harus kesana.
Kang Joo semakin kesal dan berkata kalau mana Min Ki tahu jika dia menerima soal essai yang sama persis dengan sekolah.
Kyung Min langsung menoleh ke Kang Joo, dan berkata memang Kang Joo walinya Min Ki? Kang Joo membentak dan berkata Ya. Dia walinya.
Min Ki yang tidak tahan dengan ribut-ribut ini, langsung memanggil Kang Joo, dan memberi isyarat agar kang Joo tidak meladeni mereka.
Kim Min Ki memilih keluar dari kelas, dan berpapasan dengan Oh Jung Hoo yang baru saja akan masuk kelas.
Nam Soon ingin menyusul Min Ki, tapi berhenti dulu di dekat Jung Hoo dan tersenyum padanya, karena Jung Hoo akhirnya datang juga.
Min Ki menyendiri di luar kelas, Nam Soon keluar dan melihat Min Ki lalu segera menghampirinya. Nam Soon bertanya apa Min Ki baik-baik saja? Min Ki menjawab bagaimana bisa dia baik-baik saja? Nam Soon berkata agar Min Ki mengabaikan mereka. Nanti setelah ini mereka juga akan lupa. Min Ki tersenyum dan berterima kasih pada Nam Soon tentang yang kemarin.
Nam Soon bertanya untuk apa? Dia berkata seperti itu berharap Min Ki melupakan juga kejadian kemarin. Lagipula mereka adalah teman, jadi kenapa harus sungkan.
Min Ki pun tersenyum mendengar jawaban Nam Soon.
Min Ki berkta kalau dia benci karena harus kembali ke kelas. Nam Soon menjawab, masih mending Min Ki baru benci masuk kelas dari sekarang, sedangkan dia sudah dari SD benci sampai mati rasanya kalau harus masuk sekolah.
Haha..
LOL
Min Ki tersenyum lebar mendengar kata-kata Nam Soon.Nam Soon ikut tertawa melihat Min Ki senang. Dia Berharap semoga perasaan Min Ki menjadi lebih baik.
Bersambung ke part 2 ya..
KOMENTAR :
Kenapa Min Ki memilih menjatuhkan tasnya saja? Ya karena dia merasa tasnya terlalu berat. Isi di dalam tasnya membuat dia merasa sesak dan tidak bisa bernafas. Dia merasa apa yang ada di dalam tas nya semua dikendalikan oleh ibunya. Dia berharap dengan menjatuhkan tas itu beban di pundaknya semakin berkurang.
Seolah dia membuang semua impian ibunya, dan menggantinya dengan apa yang dia inginkan selama ini.
Aku suka Kang Joo..
dia benar-benar teman yang selalu membela temannya. Selalu berani tampil, dan berkata apa adanya.
Jung Hoo? Dia mungkin akan mendapat lebih banyak pukulan dari preman-preman itu karena berani melawan perintah mereka, tapi disini adalah bukti kalau Jung Hoo berhati baik, bukan seperti yang banyak orang kira. Dia hanya butuh perhatian, butuh kasih sayang yang tidak pernah dia dapatkan karena keluarganya yang berantakan.