[Episode Sebelumnya]
Ji Yoon terduduk lesu karena Seok Joo menolak kasus Jong Soo. Dia bergumam sendiri seolah menyalahkan dirinya. Dirinya bertindak seoolah mengetahui Seok Joo dengan baik, padahal Seok Joo tetaplah Seok Joo. Mana mungkin pengacara hebat seperti Seok Joo mau menerima kasus Pro Bono.
Datanglah Sang Tae yang bertanya apa Seok Joo benar-benar ga mau menerima kasus Jong Soo? Ji Yoon membenarkan dan berkata kalau alasan Seok Joo adalah kasus ini terlalu beresiko. Ji Yoon kemudian berkata kalau dia sudah mengajukan ijin untuk bertemu Jong Soo di penjara. Apa menurut Sang Tae dia bisa menemui Jong Soo walau datang sendirian? Sang Tae menjawab, tentu saja ga ada masalah, karena Ji Yoon punya ijin praktek pengacara.
Ji Yoon jadi bersemangat, diapun bertanya apa yang harus dia lakukan pertama kali? Sang Tae pun memberi beberapa pengarahan tentang apa-apa yang nantinya harus Ji Yoon lakukan di penjara, dan Ji Yoon mencatat semua yang Sang Tae katakan di buku catatannya.
Kini, Ji Yoon berhadapan dengan Jong Soo. Berdua saja. Ji Yoon mengajukan beberapa pertanyaan terkait apa yang Jong Soo lakukan. Apa benar Jong Soo membunuh ayah Jong Soo saat melihat ayah bertengkar dengan nenek Jong Soo? Lee Jong Soo memilih diam. Dia malah asik memainkan kuku jarinya. Bahkan semua pertanyaan Ji Yoon seolah dianggap angin lalu oleh Jong Soo. Dia tak peduli. Jong Soo hanya menunduk dan terus memainkan kuku jarinya.
Ji Yoon pantang menyerah. Dia bercerita kalau dia juga punya adik seusia Jong Soo. Jong Soo masih diam. Ji Yoon kemudian berkata jika Jong Soo terus saja diam, maka bagaimana bisa dia membantu Jong Soo? Apa Jong Soo memang ingin menghabiskan seumur hidup di dalam penjara? Jong Soo tak menggubris semua pertanyaan itu. Dia seolah tak peduli.
Ji Yoon kemudian teringat kalau Sang Tae tadi juga memberitahu untuk menanyakan hal-hal yang disukai Jong Soo, walau kecil kemungkinan Jong Soo akan memberitahu. Ji Yoon pun mencobanya. Dia berkata tentang sepeda motor Jong Soo. Apa Jong Soo suka naik motor.? Jong Soo mengangkat kepalanya, merasa tertarik, kemudian bertanya apa sepeda motornya masih ada di tempat semula? Ji Yoon mengangguk membenarkan.
Sepertinya Jong Soo mulai melunak. Dia bahkan bertanya apa yang ingin Ji Yoon dengar darinya? Ji Yoon kemudian bertanya kenapa Jong Soo melakukan hal tersebut pada ayah Jong Soo? Jong Soo menjawab singkat, kalau dia hanya perlu dipenjara. Entah mengapa Ji Yoon geram mendengar jawaban Jong Soo yang seolah pasrah. Dia berkata dengan sedikit emosi kalau umur Jong Soo baru 19 tahun, dan tak seharusnya Jong Soo dipenjara. Jong Soo ga peduli. Ji Yoon pun akhirnya pergi dan sempat berkata kalau besok dia akan kembali lagi.
Jong Soo menatap kepergian Ji Yoon dengan tatapan menakutkan dan terkesan aneh.
Lee Ji Yoon berfikir ingin menelpon Seok Joo, dia mungkin ingin berkonsultasi tentang kasus Jong Soo, setidaknya agar hukuman Jong Soo bisa diperingan. Tapi ketika Ji Yoon sudah memegang ponselnya, dan siap menekan tombol diam untuk nomer Seok Joo, entah mengapa Ji Yoon tampak ragu. Dia pun memutuskan tak jadi menghubungi Seok Joo, karena dia yakin Seok Joo akan bersikap cuek dan tak peduli akan kasus ini.
Kim Seok Joo ternyata datang ke RS hewan dan akhirnya bertemu dengan Khan—anjingnya.
(Inget..bukan Shahruk Khan lo yaaa…hihihi)
Seok Joo langsung tahu kalau dia sangat menyayangi Khan. Dia mengelus-elus bulu Khan sambil mendengar penjelasan dokter akan kondisi Khan saat ini. Dokter berkata kalau Khan harus segera di operasi. Seok Joo sedih dan berkali-kali minta maaf karena baru sekarang datang dan menjenguk Khan.
Seok Joo langsung kembali ke kantor, dan melihat Ji Yoon. Diapun memanggil Ji Yoon. Ji Yoon mendekati Seok Joo dan Seok Joo bertanya Ji Yoon habis dari mana? Ji Yoon menjelaskan kalau dia baru saja menemui Jong Soo. Seok Joo bertanya apa Ji Yoon mengambil kasus itu? Ji Yoon membenarkan, lebih tepatnya firma hukum ini yang mau mengambil kasus Jong Soo,walau memang pengacara untuk Jong Soo belum ditentukan. Seok Joo pun mengingatkan agar Ji Yoon ga memaksanya untuk ikut kedalam kasus itu.
Seok Joo akan berlalu, tapi kemudian Ji Yoon bertanya apa alasan Seok Joo menolak kasus Jong Soo? Seok Joo balik bertanya, lalu kenapa Ji Yoon mau membela anak yang jelas membunuh ayahnya? Ji Yoon menjawab memang seharusnya dia tak membela Jong Soo, tapi dia merasa ada masalah social yang menyebabkan kasus ini terjadi.
“Ibunya mengalami keterbelakangan dan tidak berpendidikan. Dia juga sering dipukuli. Ayahnya membunuh ibunya dua tahun lalu”
Seok Joo lalu berkata bukankah sang ayah dibebaskan dan dinyatakan tak bersalah. Ini sama dengan kasus Jung Hye Ryeong yang awalnya menjadi tersangka, tapi akhirnya dibebaskan dan dinyatakan tak bersalah. Ji Yoon menjawab ini adalah dua hal yang berbeda. Kasus ayah Jong Soo dulunya dengan kasus Jung Hye Ryeong bukanlah hal yang sama.
Ji Yoon berkata lagi kalau Jong Soo percaya ayahnya adalah pelaku, dan tiba-tiba ayah Jong Soo dibebaskan bahkan dinyatakan tak bersalah. Lalu bahkan Jong Soo harus hidup bersama dengan ayah yang kejam. Apa Seok Joo ga bisa tahu bagaimana perasaan Jong Soo? Bukankah masyarakat juga bersalah karena mengabaikan Jong Soo. Seok Joo mendengarkan semua penjelasan Ji Yoon, namun dia tetap pada keputusannya. Dia tak akan mengambil kasus ini. Seok Joo berlalu sambil berkata semoga Ji Yoon beruntung.
Park Sang Tae melihat kejadian itu, dia kemudian mendekati Ji Yoon dan bertanya apa demam Seok Joo sudah turun? Sepertinya Seok Joo sudah terlihat seperti Seok Joo yang sebelumnya. Ji Yoon menjawab entahlah..mungkin Seok Joo lebih memilih mengerjakan kasus tunangannya.
Sang Tae kemudian bercerita kalau Seok Joo lebih sering dicampakkan. Ji Yoon terkejut dan bertanya benarkah?
“Tentu saja. Memang menurutmu siapa yang akan suka padanya? Dia selalu tak punya waktu dan sering pergi.”
Kini, Seok Joo dan Jung Sun sedang menikmati makan malam bersama. Seok Joo bertanya apa mereka sering ke restoran ini? Jung Sun menjawab mungkin baru tiga kali, tapi disinilah Seok Joo melamar dirinya. Jadi dia mengajak Seok Joo ke tempat ini, berharap bisa membantu ingatan Seok Joo.
Kemudian secara tak sengaja Seok Joo melihat cincin di jri Jung Sun. Diapun bertanya apa cincin itu dia yang memilihkannya? Jung Sun menjawab kalau dia yang memilih cincin ini, tapi Seok Joo yang membayar. Seok Joo tersenyum dan berkata kalau selera Jung Sun sangat bagus.
Acara makan malam itupun usai, Jung Sun mengantar Seok Joo sampai di halaman apartemen. Seok Joo berkata seharusnya dia yang mengantar Jung Sun. Jung Sun menjawab ga apa-apa kok, dia pernah dengar kalau orang yang amnesia ga boleh mengemudi, karena serangan mendadak di kepala bisa terjadi. Jung Sun juga mengingatkan Seok Joo agar jangan mengemudi dulu sebelum benar-benar sembuh. Seok Joo mengangguk dan tersenyum manis.
Ketika Seok Joo melangkah pergi, dia melewati Jung Sun dan tiba-tiba langkahnya terhenti. Dia menoleh dan menatap Jung Sun membuat Jung Sun heran. Seok Joo kemudian menjelaskan kalau aroma wangi Jung Sun tak asing untuknya. Jung Sun pun sedikit gugup mendengar kalimat Seok Joo barusan. Mungkin baru kali ini Jung Sun merasa Seok Joo berbeda. Lebih manusiawi.
Diatas balkon. Tampak Ji Yoon sedang sibuk dengan kasus Jong Soo. Tiba-tiba dia melihat ke bawah dan mendapati pemandangan Seok Joo dengan Jung Sun—sang tunangan. Entah kenapa Ji Yoon merasa panik, dan memilih untuk segera pergi takut kalau-kalau Seok Joo melihatnya.
Memang benar Seok Joo menatap keatas, tapi dia tak mendapati siapapun disana.
Entah mengapa, kepanikan dan rasa gugup Ji Yoon masih berlanjut ketika di kantor. Saat bertemu Seok Joo, Ji Yoon langsung menghindar, membuat Seok Joo heran. Seok Joo pun memanggil Ji Yoon, dan Ji Yoon langsung beralasan kalau dia harus melaukan penyelidikan, jadi dia akan segera pergi. Seok Joo tak bisa berkata apa-apa dan hanya menatap kepergian Ji Yoon dengan ekspresi bingung.
Di dalam ruang kerjanya, Seok Joo sempat membuka kasus Jong Soo,tapi kemudian dia kembali cuek. Dia menyuruh sekretarisnya membawakan berkas tentang kasus Yurim.
Presdir Kwon menelpon CEO Cha dan berkata kalau dia akan datang ke kantor dan membahas nasihat hukum untuk kasus perusahaannya. Dia saat ini ga bisa menghentikan CP (Commercial Papers : Hutang jangka pendek tanpa jaminan)
CEO Cha datang ke ruangan Seok Joo dan Seok Joo berkata kalau dia sedang memeriksa kasus Yurim. CEO kemudian membantu Seok Joo dengan memberikan sedikit penjelasan tentang perusahaan itu. Semoga saja penjelasannya bisa membantu Seok Joo. Seok Joo pun setuju.
Kini mereka duduk di sofa kantor Seok Joo, dan CEO mulai menjelaskan perusahaan Presdir Kwon yang mulai bermasalah ketika putra Presdir Kwon yang mengelola. Perusahaan itu memilih melakukan CP sebagai jalan keluar untuk masalah keuangan tersebut. Seok Joo kemudian bertanya lalu apa perusahaan akan dijual? Perusahaan mana yang akan di lepas? CEO menjawab mungkin Yurim securitas yang akan dijual. Tapi sepertinya tidak semudah itu, karena perusahaan itu akan bangkrut. Sementara ada 30 ribu karyawan dan kerugian yang diperkirakan mencapai lebih dari 10 triliun dolar.
Seok Joo mendengar dengan seksama, diapun paham kalau dia ga bisa mengambil kasus ini. Terlalu beresiko, sementara ingatannya belum pulih benar. Dia takut kalau dia malah menyebabkan semua bertambah rumit. CEO Cha tak memaksa tapi dia meminta agar Seok Joo tetap hadir di pertemuan nanti, karena bagaimanapun usul melakukan CP adalah usul Seok Joo. Jelas aja Seok Joo terkejut.
CEO menjelaskan kalau masalah 30 ribu korban dan kerugian triliun dolar itu memang bukan salah Seok Joo. Tapi saat itu Seok Joo berkata kalau CP bisa menyelesaikan setidaknya beberapa dolar yang mendesak. Tapi, ternyata semua diluar dugaan. Banyak klien yang akhirnya membeli CP dan membuat masalah menjadi lebih rumit.
Pertemuan pun dilaksanakan. Seok Joo ada ditengah-tengah presidr Kwon, para staf Yurim dan tentu saja tunangannya. Seok Joo berkata kalau masalah ini sulit selesai meskipun Yurim memiliki 3 perusahaan. Seok Joo bertanya mana yang akan di pilih untuk dijual, Yurim Cement atau Yurim Securities?
Presdir Kwon bertanya balik kalau menurut Seok Joo mana yang harus dilepas? Seok Joo menjawab mantap kalau lebih baik melepas Yurim securities.
Presdir Kwon sedikit terkejut tapi kemudian dia bertanya apa nantinya akan ada kerugian personel karena melepas satu perusahaan ini? Seok Joo menjawab kalau seseorang memang harus bertanggung jawab untuk masalah ini. Presdir Kwon ga terima, dia mengingatkan Seok Joo kalau dulu Seok Joo berkata ga akan ada masalah apapun terkait kasus perusahaannya ini, kenapa sekarang berbeda?
Seok Joo pun menjawab
“Jika ini memang karena rencananya, maka dia akan bertanggung jawab. Tapi hanya sejauh itu saja dia bertanggung jawab, dia ga mau terlibat lebih jauh lagi.”
Semua terkejut bahkan Jung Sun ikut kaget mendengar keputusan Seok Joo.
Ji Yoon baru saja selesai melakukan penyelidikan dengan mendatangi kembali tempat tinggal Jong Soo. Ji Yoon bahkan mendapat fakta baru kalau menurut saksi Jong Soo selalu dianiaya sang ayah. Kini, saat Ji Yoon akan kembali ke kantor, dia berjalan sambil terus sibuk dengan catatannya tanpa melihat ke kanan dan kiri. Tiba-tiba datanglah Ji Won yang melihat seriusnya Ji Yoon. Dia kemudian memperingatkan Ji Yoon, kalau Ji Yoon bisa jatuh jika berjalan seperti itu. Ji Yoon yang kaget benar-benar hampir saja terjatuh. Tapi kemudian dia tersenyum melihat Ji Won di depannya.
Ji Yoon bertanya kenapa Ji Won ada di daerah sekitar sini? Ji Won menjawab kalau dia ada janji dengan seseorang di daerah ini. Ji Yoon kemudian bertanya tentang apa cara yang bisa membuat tersangka mendapatkan keringanan hukum? Ji Won sedikit kaget dan bingung harus menjelaskan dari mana karena dia belum melihat data ataupun kasus yang dibicarakan Ji Yoon.
Mereka pun memilih duduk bersama di kursi taman. Disana Ji Yoon sibuk mencatat semua penjelasan Ji Won. Ji Won yang tahu Ji Yoon ga bisa mendapat data medis tentang kejiwaan Jong Soo, menyarankan agar Ji Yoon mencari data Jong Soo disekolah, kelakuan Jong Soo dan hal lainnya yang bisa membantu. Ji Won kemudian bertanya apa Jong Soo terlihat menyesal? Ji Yoon menjawab kalau Jong Soo tampak pasrah dan sedikit putus asa. Jong Soo terlihat ga tahu apa sebenarnya yang terbaik untuk Jong Soo saat ini. Sepertinya Jong Soo msih terguncang dengan semua ini.
Ji Yoon lalu bertanya kira-kira kalau Ji Won yang jadi Hakim berapa lama hukuman yang akan diterima Jong Soo? Ji Won menjawab mungkin sekitar 15 tahun. Itu adalah yang paling ringan, karena jaksa bisa menuntut hukuman seumur hidup.
Ji Won kemudian bertanya bukankah Seok Joo bergabung dengan tim pro bono? Ji Yoon menjawab Seok Joo tidak mau bergabung di kasus ini. Ji Yoon pun kemudian berpamitan pada Ji Won. Ketika Ji Yoon sudah melangkah. Tiba-tiba Ji Won memanggil Ji Yoon. Ji Yoon pun menoleh, dan kemudian Ji Won bertanya apa Ji Yoon ga ingin mencoba menggunakan juri panel ketika sidang? Juri panel bisa membantu Ji Yoon untuk mendapatkan simpati. Ji Yoon langsung mencatat saran Ji Won itu. Ji Won kemudian menambahkan kalau juri panel tidak sepenuhnya bisa membantu bahkan mungkin bisa tambah mempersulit Jong Soo, tapi jika Ji Yoon mau mencoba silakan saja.
Ji Yoon tersenyum dan bertanya bukankah itu artinya dia harus mencari pengacara yang persuasive? Ji Won tersenyum mengiyakan. Dia juga menambahkan
“Ketulusan adalah yang terpenting.”
Ternyata orang yang ditemui Ji Won adalah CEO Cha, mereka tadi memang sempat membuat janji di telepon. Ji Won lah yang mengajak CEO Cha bertemu. Dia ingin memberi jawaban atas tawaran CEO Cha waktu itu.
Ji Won kemudian bertanya apa nanti Seok Joo akan keluar dari firma hukum Cha?
CEO Cha menjawab
“Tentu saja. Lagipula aku tak bisa meletakkan harimau dan naga dalam satu kandang yang sama”
CEO Cha bahkan berkata kalau Ji Won mau menerima tawarannya maka dia pastikan dalam 15 tahun Ji Won akan menjadi hakim agung. Ji Won berkata bukankan itu akan sangat sulit karena dia harus mengumpukan banyak uang dulu baru bisa kembali ke pengadilan walau tidak bisa menjadi hakim agung. CEO Cha menjawab kalau apa yang Ji Won katakan tidak sepenuhnya benar karena ada kok Hakim Agung yang dulunya mantan pengacara. Jadi dia jamin posisi Hakim Agung akan menjadi milik Ji Won 15 tahun dari sekarang, jika Ji Won mau menerima tawarannya.
Ji Won tampak tertarik, dia kemudian berkata apa CEO Cha adalah salah satu dari tiga orang yang berpengaruh di Korea? CEO Cha tersenyum lalu menjawab bukan, karena tidak banyak orang yang mendengar tentang Firma Hukum miliknya. Jika Ji Won ga percaya dia bisa memberikan bukti catatan mengenai itu. Ji Won menjawab itu ga perlu. Dia cukup percaya dengan kalimat CEO Cha.
Lee Ji Hyuk sedang mengikuti audisi. Dia tampak bersemangat walau sudah berkali-kali gagal. Seorang juri berbisik pada rekannya, apa ini ketipung yang ke 20? Rekannya menjawab bukan, ini ketipung yang ke 23. Hahahaha..jadi hampir semua peserta audisi bermain ketipung.
Juri pria bertanya apa Ji Hyuk bisa menunjukkan kemampuan yang lain? Ji Hyuk menjawab kalau dia bisa jungkir balik. Ji Hyuk pun dengan semangat menunjukkan keahlian lainnya. Dia jungkir balik sambil dance dan juga nge rap.
Lalu keluarlah Ji Hyuk dari ruang audisi dengan bangga. Dia lolos audisi kali ini dan tampak menyombongkan diri dihadapan kontestan lain. Semua bertepuk tangan melihat Ji Hyuk yang lolos, dan Ji Hyuk membalas dengan senyuman penuh dengan kebanggaan. Perjuangan jungkir baliknya ternyata tak sia-sia
Ji Yoon ternyata ada di audisi Ji Hyuk kali ini, karena biasanya dia malas datang. Dia datang bersama bibinya yang penuh sukacita menyambut kelolosan Ji Hyuk. Tujuan Ji Yoon datang ke audisi Ji Hyuk adalah untuk mencari jam tangan Seok Joo yang dulu sempat dijual Ji Hyuk pada teman audisi Ji Hyuk.
Ji Yoon mulai mencari, sementara Ji Hyuk sedikit takut dengan keganasan noonanya ini. Tapi ketika mencari inilah, Ji Yoon bertemu dengan Sang Tae. Sang Tae yang ternyata juga sedang menunggu giliran audisi. Ji Yoon terkaget-kaget ketika bertatapan dengan Sang Tae begitu pula dengan Sang Tae. Tapi kemudian mereka bersikap biasa saja.
Sag Tae tampak tak malu mengakui kalau dia sedang ikut audisi, dan bertanya apa Ji Yoon ada disini juga ikut audisi. Ji Yoon menjawab bukan, dia kesini menemani adiknya. Sang Tae terlihat lelah membuat Ji Yoon bertanya kenapa Sang Tae lelah sekali? Sang Tae menjawab kalau dia sudah menunggu selama 6 jam dan belum dipangil-panggil. Lalu tibalah nama Sang Tae disebut.
Ketika Sang Tae berlalu, bibi bertanya pada Ji Yoon siapa sih pengacara lucu rekan Ji Yoon tadi? Sepertinya bibi Ji Yoon terpesona dengan charisma Sang Tae. Ji Yoon menjelaskan kalau Sang Tae sudah bercerai dua kali.
Kemudian Ji Yoon menyuruh Ji Hyuk menelpon teman Ji Hyuk itu agar dia bisa tahu yang mana orangnya. Ji Hyuk pun patuh. Dia menghubungi rekannya dan langsung tersambung. Suara ponsel berdering terdengar dengan jelas di ruang tunggu audisi itu, membuat Ji Yoon tersenyum dan mendekati mangsanya. Dia berhasil menemukan teman Ji Hyuk dan sebentar lagi dia pasti bisa mendapatkan jam tangan itu kembali.
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Waah..aku suka kalau Sang Tae sama bibinya Ji Yoon. Hihihihi
Disini, apakah karakter Ji Won adalah pengacara dan calon hakim yang baik atau ternyata memiliki maksud tersembunyi pada Seok Joo? Sepertinya dia sedikit tertarik dengan Seok Joo.