[Episode Sebelumnya]
Cha Do Hyuk berhasil mengambil pistol Mu Yeom, dan seketika itu Young Ae yang sudah bersembunyi dari tadi langsung ikut menodongkan pistolnya kearah Do Hyuk. Do Hyuk tentu tak sadar akan kehadiran Young Ae, karena dirinya sudah diliputi amarah luar biasa pada Mu Yeom.
Mu Yeom bangkit berdiri dan tersenyum simpul melihat reaksi Do Hyuk, teringat kembali ucapan Chul Gon padanya bahwa Do Hyuk adalah monster yang ga akan takut mengambil resiko besar.
Sementara Do Hyuk teringat kalimat Tae Oh padanya yang berkata kalau dia memiliki gangguan kepribadian ganda sebagai alasan untuk bisa membunuh orang dan bersembunyi di balik alasan itu. Dia bisa menjadi Gap Dong kapanpun dia mau karena dia memiliki riwayat gangguan kepribadian ganda. Jadi mudah baginya untuk membunuh Mu Yeom saat ini, tanpa harus dihukum bersalah.
Tepat ketika pelatuk milik Young Ae dilepaskan dan mengenai bahu Do Hyuk, Do Hyuk pun juga melepaskan tembakannya dan mengenai bahu Mu Yeom. Mereka berdua sama-sama terjatuh. Lee Hyeong Nyeon yang mendnegar suara tembakan, langsung bergegas kedalam. Dia juga sudah siap dnegan pistol di tangannya.
Sesampainya Hyeong Nyeon di TKP, dia cukup terkejut melihat Mu Yeom terkapar dengan bahu berdarah. Diapun langsung mendekati Mu Yeom dan bertanya apa yang terjadi? Apa Mu Yeom baik-baik saja? Mu Yeom tak bisa menjawab, dia hanya meringis kesakitan.
Sementara itu di lain tempat, Tae Ph sedang mencoba mengalihkan emosi negatifnya dnegan meniup balon sesuai dengan ajaran Ji Wool padanya. Ji Wool memberitahunya kalau kegiatan seperti ini akan bisa membuat dia tenang dan melupakan emosi negatifnya itu.
Tampak Ji Wool yang dengan tubuh terikat di pohon menangis menatap Tae Oh. Tak percaya jika Tae Oh akan melakukan hal mengerikan ini padanya. Dia yang selalu mencoba untuk bisa membuat Tae Oh menjadi manusia, dan bukannya monster. Tapi usahanya..segala yang dia lakukan tampaknya hanya sia-sia. Dia hanya menunggu mati saat ini.
Mu Yeom membawa Do Hyuk pergi. Entah kemana, Mu Yeom tak berniat memberitahu pada Do Hyuk. Mu Yeom hanya berkata
“Biksu Jinjo pernah bilang padaku, jangan mencoba untuk menjadi pahlawan. Psikopat dan pahlawan itu semua sama. Mereka menginjak-injak kehidupan dan emosi masyarakat. Tapi aku selalu ingin jadi pahlawan, pahlawan yang menangkap Gap Dong.”
Mu Yeom lalu bertanya kenapa Do Hyuk melakukan semua itu? Apa ada alasan yang tak bisa dielakkan sehingga Do Hyuk harus menjalani kehidupan seperti itu? Jika ternyata Do Hyuk ga memiliki alasan, maka sepertinya dia harus mencari bukti kejahatan Do Hyuk yang lain. Kejahatan yang Do Hyuk tutupi setelah kasus ke 9, atau sebelum kasus ke 9 terjadi.
Pandangan Mu Yeom mulai kabur karena kondisi bahunya yang terus mengeluarkan darah. Berkali-kali Mu Yeom mengerjapkan mata untuk mengusir rasa pening itu dan agar dia terus bisa bertahan sampai dia mendapatkan tempat dimana Do Hyuk menyembunyikan korban kejahatan lain. Mu Yeom lalu berkata kalau baginya mati tanpa bisa menangkap Gap Dong adalah hal yang sangat menyedihkan.
Do Hyuk yang tubuhnya juga semakin lemah menjawab kalau dia ga punya kejahatan lainnya. Lagipula jika dia punya apa dia akan mengatakannya begitu saja pada Mu Yeom? Mu Yeom tak menanggapi hal itu dan malah bercerita kalau di Amerika Serikat ada seorang pembunuh berantai bernama Bianchi. Bianchi menculik dan membunuh anak perempuan dan berpura-pura jadi seorang polisi, sama seperti Do Hyuk. Bianchi juga bersikeras memiliki kepribadian ganda dengan. Bianchi hampir berhasil tapi akhirnya tertangkap juga.
Bianchi juga punya tempat untuk menyembunyikan korbannya. Di salah satu bukti di LA yang dinamai Bukit Tercekik. Do Hyuk tak peduli, dia hanya takut mati. Tembakan di bahunya sudah membuat dia tegang sekali, karena darah tak mau berhenti. Do Hyuk pun berkata kalau Mu Yeom harus membawanya ke RS bahkan jika dia seorang criminal.
Mu Yeom ga peduli, dia tetap akan mencari tahu seberapa banyak korban Do Hyuk sebenarnya. Dia harus menemukan bukti Do Hyuk dan menemukan mayat korban lainnya.
Do Hyuk masih kukuh tak mau memberitahu apapun pada Mu Yeom.
Mu Yeom pun akhirnya menginjak pedal gas membuat laju mobil semakin cepat, membuat Do Hyuk bertambah panik. Bagaimana jika dia kecelakaan dan langsung mati? Tidak. Do Hyuk sangat takut. Dia takut mati.
Di tempat Ji Wool diikat, Tae Oh sudha meniup balon entah yang keberapa kali dan sudah sangat besar. Balon kali ini dia kempiskan setelah dia meniupnya. Diapun lalu menatap tajam Ji Wool dan berkata kalau sepertinya Maria ga akan datang. Kemudian Tae Oh juga mengeluarkan pisau yang dia simpan di saku jaketnya. Pisau dengan bentuk yang bagus di bagia penutupnya. Ji Wool yang sudah berhenti menangis bertanya apa hanya itu yang ada di pikiran Tae Oh dari tadi? Membunuh?
Tae Oh kembali menatap Ji Wool dan menjawab dia juga ga tahu. Ji Wool lalu bertanya apa semua ini jebakan untuknya? Tae Oh sendiri yang meminta untuk mengajarkan Tae Oh tentang berbagai macam emosi, tapi ternyata Tae Oh masih seperti ini? Tae Oh membenarkan. Ji Wool sudah tidak kaget lagi. Rasa kaget yang dia miliki, terkejut atau apapun itu sepertinya sudah habis. Dia lalu hanya berkata kalau polisi pasti akan datang, jadi lebih baik Tae Oh segera melepasnya agar Tae Oh ga ketahuan.
Tae Oh ga peduli dengan hal itu, dia hanya bertanya kenapa Ji Wool mau mengajarinya segalam macam emosi itu, padahal dia yakin Mu Yeom sudah memperingatkan Ji Wool untuk tak melakukan hal itu. Ji Wool menjawab
“Itu karena aku kira kau bisa berubah.”
Tae Oh sedikit tersentuh. Sedikit sekali. Terbukti dari tatapan matanya yang berbeda pada Ji Wool. Ji Wool kembali menangis, mungkin menangisi kebodohannya karena begitu percaya bahwa Tae Oh masih bisa menjadi manusia.
Untuk menutupi perasaannya, Tae Oh mengeluarkan satu balon lagi. Balon warna putih dan bergumam sendiri kalau sepertinya dia harus meniup balon ini, sampai Maria datang.
Laju mobil Mu Yeom mulai tak seimbang. Dia sudah tak bisa mengemudikan dengan baik, karena sudah miring ke kanan dan ke kiri. Do Hyuk semakin ketakutan, dia berteriak mengingatkan Mu Yeom kalau mereka berdua bisa mati jika Mu Yeom terus seperti ini. Mu Yeom ga peduli, dia ga akan berhenti sebelum Do Hyuk memberitahu padanya tentang kejahatan lain.
Lalu tiba-tiba Mu Yeom bertanya dimana 4 daun cengkeh itu? Do Hyuk heran dan tampak bingung.
Flashback
Ketika Mu Yeom terus memeriksa gambar menara Eiffel yang dia yakini menyimpan sesuatu. Mu Yeom menemukan 4 daun cengkeh tersebut.
Flashback End
Mu Yeom mulai tak kuat, dia sudah hampir pingsan. Tapi dia berusaha untuk terus terjaga. Sampai akhirnya Mu Yeom benar-benar tak kuat, dan membuat mobil berbelok lalu menabrak tembok pembatas tanaman, sehingga terjadi benturan yang cukup keras walau tidak sampai membuat mobil oleng. Do Hyuk dan Mu Yeom masih dalam kondisi baik-baik saja, kecuali bahu mereka.
Saat itulah Do Hyuk akhirnya memberitahu dimana lokasi dia menyembunyikan mayat korban lainnya. Mu Yeom tak peduli akan pening dan lemah yang dia raskaan tadi, karena dia langsung tancap gas pergi ke tempat yang Do Hyuk maksud.
Oh Maria akhirnya datang. Dia harus melakukan sesuatu karena Mu Yeom juga sudah bernai mengambil resiko dengan pergi bersama Do Hyuk. Ketika Maria datang, Tae Oh tengah memegang pisaunya dengan erat membuat Maria bertanya memangnya apa yang akan Tae Oh lakukan dengan pisau itu?
Maria lalu meminta Tae Oh melepaskan Ji Wool karena dia sudah sampai disini. Tae Oh menolak dan beralasan kalau dia akan membuat Maria dan Ji Wool memainkan permainan batu, gunting, kertas terlebih dulu.
Di sebuah padang rumput luas, tampak Do Hyuk dan Mu Yeom ada disana. Mu Yeom memberikan cangkul pada Do Hyuk dan menyuruh Do Hyuk untuk menggali dimana tempat yang Do Hyuk maksud.
Mu Yeom menelpon tim agar ikut membantu menggali dan mereka semuapun sibuk melaksanakan perintah Mu Yeom tersebut.
Setelah penggalian selesai, tampaklah sosok tengkorak di dalamnya. Tim pun tercengang tak percaya kalau Do Hyuk benar-benar monster mengerikan.
Flashback
Tiga tahun lalu
Di padang rumput ini, tempat yang sama seperti dimana Mu Yeom dan tim menemukan tengkorak, terlihat Do Hyuk tengah asik memotret. Dia tampak asing saat mengabadikan berbagai pemandangan indah di tempat itu. Bunga-bunga yang cantik.
Lalu ketika Do Hyuk melihat ke sekitar, dia mendapati sesosok wanita yang terbujur kaku. Matikah? Sepertinya iya..
Flashback End
Ryu Tae Oh sudha melepaskan Ji Wool dan kini mereka akan memulai permainan Batu, Gunting dan Kertas. Pisau antik Tae Oh sudah melekat di leher Ji Wool, sementara Maria menatap dengan cemas, takut kalau-kalau Tae Oh akan menghabisi Ji Wool seketika itu juga.
Tae Oh memberitahu Ji Wool kalau dulu, di kasus ke 9 Maria juga memainkan permainan yang sama. Permainan Batu, Gunting, Kertas, dan saat itu tiba-tiba saja ada yang merubah kertas, sehingga akhirnya ditemukan pemenang. Jadi jika Ji Wool mau menang, Ji Wool harus bermain baik dan jangan hanya mengeluarkan Batu saja.
Tae Oh menyuruh mereka mulai bermain. Tangan Ji Wool dan Maria sama-sama bergetar saat melaksanakan perintah Tae Oh. Mereka takut, tapi Maria meyakinkan Ji Wool dengan anggukan kepalanya kalau semua pasti baik-baik saja.
Do Hyuk marah-marah, karena tim medis hanya mengobati luka Mu Yeom dan tak mempedulikan lukanya. Padahal dia juga pasien walau dia sebagai criminal saat ini. Do Hyuk berteriak agar diberikan darah saat ini juga. Dia kehabisan darah.
Tae Oh kesal karena Ji Wool dan Maria masih saja mengeluarkan Batu, sehingga dia terpakasa berteriak. Maria dan Ji Wool sama-sama menutup mata ketika tangan Tae Oh memegang tangan mereka berdua, memaksa mereka agar bisa merubah Batu menjadi Gunting atau Kertas sesuai permainan ini.
Ji Wool menangis, dan meminta Tae Oh menghentikan hal ini. Tae Oh menjawab dingin kalau dia ga mungkin menghentikannya karena ini terlalu menyenangkan untuk dihentikan. Lalu Tae Oh meminta mereka memulai lagi permainan ini, jadi jangan coba untuk terus mengeluarkan Batu padahal nantinya memang hanya akan ada satu yang bisa hidup.
Ji Wool kembali menutup mata. Ketika permainan dimulai, Ji Wool dan Maria sama-sama merubah tangan mereka. Ji Wool mengeluarkan Kertas, sementara Maria mengeluarkan Gunting.
Begitu Ji Wool membuka mata, dia terkejut karena dialah yang kalah. Dia kertas dan Maria gunting. Sementara Tae Oh tertawa puas. Dia kemudian menatap Ji Wool dan dengan sinis berkata
“Kau kalah..”
Kemudian Tae Oh beralih pada Maria, dia berkata kenapa Maria berubah dengan sengaja? Apa Maria sengaja supaya Ji Wool kalah? Atau Maria merasa nanti Maria bisa menyelamatkan Ji Wool makanya Maria mengeluarkan gunting, dan mengiran Ji Wool masih mengeluarkan Batu?
Maria berkata kalau dia sama sekali ga ingin mengalahkan Ji Wool ataupun Hye Jin. Tadi atapun saat itu dia hanya merasa dia harus mengubah Batu yang selalu saja dia keluarkan. Saat itu, dia takut kalau Gap Dong membunuhnya.
Maria lalu menatap Tae Oh dan dengan tegas berkata kalau ga akan ada yang mati saat ini. Dia bisa pastikan itu.
“Ryu Tae Oh, aku benar-benar memintamu. Anggap saja tadi aku yang kalah. Kau harus buru-buru menyelesaikan ini semua sebelum polisi datang.”
Ji Wool meminta agar Maria ga melakukan itu. Dia ga mau.
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Aku heran sama Do Hyuk, berarti yang di gali dan ada tengkorak itu bukanlah korbannya dia. Dia menemukan mayat itu tanpa sengaja.