[Episode Sebelumnya]
Oh Maria sedang berjalan pulang, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di dekatnya dan ternyata itu adalah Mu Yeom serta Hyeong Nyeon. Mu Yeom bertanya kenapa Maria berjalan? Bukankah gaji seorang dokter sangat banyak? Mu Yeom menyuruh Maria masuk ikut di mobilnya. Hyeong Nyeon juga tersenyum sambil menunjuk kursi belakang, agar Maria duduk di belakang. Mu Yeom langsung memarahi Hyeong Nyeon dan menyuruh Hyeong Nyeon saja yang duduk di belakang. Maria akan duduk disampingnya. (Eciieee…^^)
Hyeong Nyeon tak bisa berkutik, karena alasan Mu Yeom adalah untuk investigasi. Mu Yeom ingin menanyai Maria, apa Maria ingat tentang nomer telepon yang menjadi petunjuk Tae Shik.
Sepanjang perjalanan Mu Yeom mencoba bertanya pada Maria apa Maria ingat akan nomer yang diberikan Tae Shik itu? Maria menjawab dia ga yakin, karena saat itu dia sangat gugup, tapi kalau ga salah 66 adalah angka akhirnya. Saat di lampu merah, Mu Yeom memberikan peluit milik Maria yang kemarin sempat terjatuh. Dia sudah memperbaiki peluit itu dan mengganti kalungnya menggunakan rantai. Agar tidak hilang atau terjatuh lagi.
Maria sedikit heran karena dia kira peluit ini sudah ga bisa diperbaiki. Mu Yeom meminta Maria mencoba meniup peluit tersebut. Maria menurutinya dan meniup peluit itu. Benar saja peluit itu mengeluarkan suara priit yang nyaring. Mu Yeom tersenyum dan mengatakan pada Maria jika Maria butuh bantuannya dalam mempebaiki barang rusak, maka dia pasti bisa mau memperbaiki barang itu.
Tanpa di duga Mu Yeom memakaikan kalung peluit itu di leher Maria, membuat Maria kaget begitu juga Hyeong Nyeon. Maria sedikit gugup dengan kedekatan jarak diantara mereka. Hyeong Nyeon merasa diacuhkan, dia kemudian mengingatkan Mu Yeom dan Maria kalau dia masih ada disini. Mu Yeom membalas sindiran Hyeong Nyeong dengan bercanda. Dia berkata kalau Hyeong Nyeon terlalu kecil makanya ga terlihat. Maria tersenyum geli mendengar kalimat Mu Yeom.
Ryu Tae Oh datang ke restoran ayam milik ibu Ma Ji Wool. Disana ibu Ji Wool terpana dengan ketampanan Tae Oh dan senang karena putrinya punya teman setampan ini. Ibu Ji Wool bahkan bertanya pada Tae Oh apa ibu Tae Oh adalah detektif? Tae Oh jelas menggeleng dan menjawab tidak. Ibu Ji Wool sangat senang mendengarnya. Dia berterpuk dan Tae Oh ikut tersenyum melihat tingkah ibu Ji Wool.
Kemudian Ji Wool datang. Ketika dia melihat Tae Oh, diapun berbalik memilih pergi. Ibu langsung menarik Ji Wool dan menahan Ji Wool pergi.
Ibu Ji Wool menarik tubuh putrinya dan memarahi Ji Wool. Ibu Ji Wool menyebut putrinya bodoh.
“Lihatlah..dia tampak seperti bangsawan. Tidka bisakah kau temui anak orang kaya. Kenapa harus biksu gila? Laki-laki itu bahkan tinggal di tempat yang bagus” Ibu Ji Wool panjang lebar memarahi putrinya yang malah lari dari Tae Oh, padahal pemuda itu tampan dan kaya.
Tae Oh tersenyum tipis mendengar kalimat ibu Ji Wool.
Akhirnya Ji Wool mau menemui Tae Oh. Dia kemudian berkata pada Tae Oh kalau ini semua membuatnya bingung.
“Di suatu saat kau tampak tak bersalah, tapi tidak pada saat berikutnya.”
Tae Oh bertanya jika dia memang penjahat kenapa polisi ga bisa sebenarnya hanya ingin menangkapa siapapun dan bukannya menangkap Gap Dong. Dan dia adalah target sempurna di mata polisi.
Seorang pasien di pusat rehab sedang melakukan sesi dengan Maria. Pasien laki-laki itu bertanya pada Maria apa benar Maria sedang kencan dengan Mu Yeom? Maria tersenyum dan menjawab jika iya kenapa memangnya? Pasien laki-laki itu terkejut dan tampak tak menyukai hal itu. Sementara Maria hanya tersenyum tipis melihat reaksi pasiennya yang lucu.
Tiba-tiba ada yang menelpon Maria, dan begitu melihat nomer yang tertera di layar ponselnya Maria terkejut, nomer ini begitu mirip dengan nomer yang pernah dia lihat di kertas Tae Shik. Maria langsung menerima panggilan itu.
Di seberang sana Mu Yeom bertanya apa benar ini nomer itu? Maria menjawab sepertinya memang iya. Dia yakin sekali. Mu Yeom berkata kalau dia bisa mencium aroma kejahatan di telepon umum ini, karena telepon ini berada di tempat yang sepi. Tidak ada CCTV disini, bahkan tak ada orang yang lewat.
Maria bertanya apa dari tempat itu Tae Oh dan Gap Dong saling berkomunikasi? Mu Yeom menjawab dia juga belum tahu pasti, tapi dia akan menunggu sepanjang hari di tempat ini untuk melihat apakah benar Gap Dong akan menelpon?
Ryu Tae Oh menelpon Maria. Maria menerima panggilan itu dengan malas. Tae Oh berkata kalau dia ada pertanyaan. Jadi apa bisa mereka bertemu? Maria menjawab sinis, apa Tae Oh akan mengaku padanya? Apa Tae Oh akan memberitahunya siapa Gap Dong yang ada di pusat rehab ini?
“Jika kau tidak akan mengatakan apapun, aku tak akan mau menemuimu” ancam Maria.
Tae Oh menjawab
“Baiklah..kau menang. Aku akan menunjukkan pilihanku padamu, jadi datanglah.”
Kini, Maria tengah bersiap. Dia sudah memakai kalung peluitnya. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti. Dia berubah pikiran.
Oh Maria memilih menjadi pribadi yang lain saat ini. Dia memakai pakaian berbeda yang menampilkan ciri berbeda darinya. Pakaian yang sama sekali tak menunjukkan sisi lembutnya sebagai dokter. Maria tampil berbeda ketika bersiap untuk menemui Tae Oh. Setelah siap, Maria menaruh peluit yang diberikan Mu Yeom padanya. Dia tak akan membawa peluit itu ketika menemui Tae Oh. Tidak. Karena dengan tampilan seperti ini, dia bukanlah Maria yang lemah.
Setelah Maria sampai di rumahnya, Tae Oh langsung menunjukkan kedua pil itu dihadapan Maria. Dia berkata inilah pilihannya. Dia kemudian melanjutkan kalimatnya, kalau sekarang giliran Maria untuk memilih.
“Apa kau memilih untuk menyelamatkanku atau membunuhku.”
Tae Oh menelan pil itu membuat Maria terkejut. Tae Oh memberitahu kalau waktu Maria hanya 10 menit, karena jika lebih dari itu maka dia akan mati. Maria tentu saja galau.
Mu Yeom menunggu sampai malam di lokasi telepon umum itu, namun sampai detik inipun telepon umum tersebut tidak berdering. Mu Yeom pun memutuskan untuk pergi saja, karena ga mungkin dia harus menunggu sepanjang malam di telepon umum ini. Tapi tak berapa jauh Mu Yeom melangkah, telepon itu berdering. Mu Yeom terkejut.
Ryu Tae Oh, tubunnya sudah terkapar di lantai walau kesadaran masih dimilikinya. Sementara Maria hanya diam saja masih ragu akan keputusannya. Tapi kemudian Maria mengambil ponsel milik Tae Oh yang tergeletak di atas meja, dan menekan 119. Dia berniat menyelamatkan Tae Oh sebelum terlambat.
Ketika tangan Maria bersiap menyentuh tombol dial. Tiba-tiba dia terhenti.
Maria menatap Tae Oh dan melihat senyum Tae Oh. Entah mengapa Maria merasa dikalahkan oleh situasi ini. Serasa dijebak, dan seolah Tae Oh memang mengharapkan dia melakukan ini. Maria kemudian tersenyum tipis menatap Tae Oh yang seolah tengah meregang nyawa. Dia kemudian berkata
“Kau salah Ryu Tae Oh…Mati…Mati sajalah. Itu pilihanku.”
Tae Oh menangis sedih. Raut wajahnya menampakkan gurat kecewa dan kesedihannya yang terpancar jelas. Maria pun melangkah pergi dengan mantap. Sama sekali tak menyesal dengan keputusannya ini. Dia bahkan melempar ponsel Tae Oh dan menjatuhkan beberapa gelas yang ada di meja. Meja yang berada jauh dari jangkauan Tae Oh.
Oh Maria…dia merasa Tae Oh pantas mendapatkan kematian seperti itu. Setidaknya, seorang psikopat bisa dia lenyapkan.
KOMENTAR :
Lihat Tae Oh antara sedih dan sebel. Tapi pesona dia itu luar biasa banget menurutku. Bahkan aku ga terlalu terpesona sama Mu Yeom lo. Tae Oh mengalihkan duniaku..beneran deh..
Hahaha
Pasti Tae Oh terluka, orang yang selalu dia harapkan untuk menyelamatkannya ternyata malah yang paling menginginkan kematiannya.
Sedikit info, di episode 10 nanti..Si pria idiot yang diyakini sebagai Gap Dong dibebaskan dari panti rehab..Apakah dia mulai melancarkan aksinya untuk kasus keenam?
Tentu saja…
Tapi siapa korban kali ini?
Baca kelanjutannya di blog Puji ya..
Untuk Link selalu dishare di twitter dan BBM Channel, juga G+ ataupun blog..
Semangat menanti My Beloved Readers..:*