[Episode Sebelumnya]
Oh Maria sedang membaca catatan terakhir kondisi psikis Moo Yeom sampai harus dimasukkan ke pusat rehab seperti sekarang. Menurut catatan Moo Yeom mengalami yang namanya tak bisa memanagement emosi sehingga akhirnya melakukan penyerangan. Bahkan di catatan itu juga disebutkan kalau diagnosis terakhir Moo Yeom adalah mengalami delusi dan obsesi.
Moo Yeom menjawab kalau masalah penyerangan memang benar dia melakukan itu, tapi untuk delusi sepertinya diagnosis yang Maria baca salah.
Bukankah Maria juga tahu kalau Gap Dong kemungkinan besar ada di pusat rehabilitasi ini. Maria bertanya apa Moo Yeom punya cara untuk menemukan siapa Gap Dong? Moo Yeom menjawab kalau itu tentu rahasia detektif, dan tidak boleh diberitahukan pada sembarang orang.
“Aku curiga pada seseorang tapi ternyata bukan dia.”
Moo Yeom memilih tak melanjutkan perbincangannya dengan Maria, diapun memilih berdiri dan berkata kalau sesi hari ini cukup sudah. Sebelum Moo Yeom jauh melangkah, Maria kemudian berkata semoga Moo Yeom berhasil menemukan Gap Dong. Moo Yeom pun menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Maria. Dia pun berkata yang sama untuk Maria. Semoga Maria bisa menemukan Gap Dong.
Maria ikut menatap Moo Yeom sambil bertanya kenapa Moo Yeom bisa berfikir dia juga ikut mencari Gap Dong? Moo Yeom menjawab santai kalau dia sudah tahu rahasia Maria. Maria tentu saja terkejut. Dia takut apakah rahasia yang dimaksud Moo Yeom adalah rahasianya sebagai korban yang selamat di kasus Gap Dong terdahulu.
“Bukankah kau satu-satunya..”
Moo Yeom menghentikan kalimatnya itu, membuat Maria semakin berdebar untuk menunggu. Tapi Maria cukup lega begitu tahu kelanjutan kalimat Moo Yeom. Moo Yeom hanya mengira dia adalah seorang profiler seperti Sang Hoon. Moo Yeom kembali berkata kalau Maria pasti ingin terkenal melebihi Sang Hoon yang sekarang hanya sebagai manusia buangan.
Maria hanya tersenyum mendnegar pemikiran Moo Yeom.
Kemudian Moo Yeom mendekatinya dan mencondongkan kepala kearahnya seraya berkata
“Mari kita bertaruh..siapa yang akan menemukan Gap Dong lebih dulu.”
Seorang pria datang dan mengatakan akan melepaskan Moo Yeom karena kasus ketiga terjadi kemarin. Maria dan Moo Yeom jelas saja kaget. Maria menatap Moo Yeom, begitu juga sebaliknya. Mereka saling menatap dengan berbagai pemikiran di otak mereka.
Staf dari departemen kehakiman menemui Moo Yeom secara pribadi dan meminta maaf karena sudah membuat Moo Yeom merasa tak nyaman dengan semua ini. Dia juga berkata kalau sekarang Moo Yeom bisa bernafas lega, karena Moo Yeom dibebaskan.
Moo Yeom meminta agar staf itu tak perlu merasa bersalah, karena itu sama saja menyindirnya yang sudah mengatakan pengakuan palsu.
Staf kemudian menyodorkan surat kebebasan untuk Moo Yeom. Surat yang setelah Moo Yeom tanda tangani maka Moo Yeom boleh keluar dari pusat rehabilitasi ini. Awalnya memnag terlihat Moo Yeom mau menandantanginya, tapi tiba-tiba sebuah pemikiran melintas diotaknya. Dia kemudian bertanya pada sang staf. Apa staf itu bisa membantunya?
“Bisakah aku dibebaskan beberapa hari lagi?” tanya Moo Yeom seketika
Staf tersebut tentu saja heran, tapi Moo Yeom beralasan kalau tinggal disini cukup menyenangkan. Dia hanya makan dan tidur sesuka hatinya. Staf itu tahu kalau alasan Moo Yeom bukanlah itu. Dia kemudian bertanya apa Moo Yeom percaya Gap Dong memang ada disini?
Tim kepolisian tengah membahas kasus ketiga ini. Yang Chul Gon jelas saja ada disana. Chul Gon bertanya apa sudah ada hasil tentang DNA rambut itu? Gil menjawab belum. Tapi tak selang lama, ada panggilan masuk di ponsel Gil, dan ternyata itu dari NISI. NISI menyampaikan kalau rambut di tubuh korban bukanlah DNA pelaku. Tapi rambut yang didapat dari salon rambut karena korban adalah seorang penata rambut. Gil terkejut, dan dia menyampaikan hal itu pada Chul Gon beserta tim lainnya. Semua tersentak tak percaya. Kali ini mereka masih saja gagal.
Akhirnya Moo Yeom dibebaskan. Dia keluar dari pusat rehabilitasi itu, dan ketika dia berjalan, dia mendengar klakson mobil yang ketika dia menoleh ke mobil itu sebuah tangan melambai padanya. Menandakan agar dia mendekat. Moo Yeom pun tahu kalau yang datang menjemputnya adalah Yang Chul Gon.
Kini Moo Yeom dan Chul Gon sudah berada di suatu tempat dan terlibat pembicaraan. Chul Gon tahu Moo Yeom khawatir akan jarinya sehingga dia dengan santainya memasukkan jari telunjuknya ke dalam saku mantelnya tepat di depan mata Moo Yeom, agar Moo Yeom bisa melihat jelas kalau jarinya masih ada.
Moo Yeom bertanya apa jari Chul Gon baik-baik saja? Dia pun ingin melihat jari Chul Gon itu. Tapi Chul Gon menolak. Dia berkata kalau dia baik-baik saja.
Di sebuah tempat, dimana ada bok telepon umum disana. Terlihat Ryu Tae Oh sedang duduk di motor gedenya. Dia seolah menunggu sesuatu.
Kembali ke Chul Gon dan Moo Yeom.
Chul Gon mengatakan prediksinya kalau Gap Dong pasti punya rencana. Gap Dong sengaja membuat Moo Yeom keluar sebagai orang tak bersalah karena Gap Dong bisa saja mengenal Moo Yeom dengan baik. Moo yeom seolah memikirkan prediski Chul Gon itu dan merasa ada benarnya.
Chul Gon melanjutkan kalimatnya
“Jika kau tak ingin ada lebih banyak korban saat kau mengejar Gap Dong…lakukan apapun untuk menangkapnya. Siapa Gap Dong baru dan siapa Gap Dong lama..bagaimana mereka berkomunikasi..kau harus temukan dengan segera.”
Akhirnya sesuatu yang Tae Oh tunggu datang juga. Dia sedari tadi menunggu suara dering telepon di boks telepon umum itu. Begitu dering terdengar, Tae Oh pun mendekat untuk mengangkat panggilan tersebut. Awalnya Tae Oh tak bereaksi, tapi ketika dia mendengar suara siulan khas itu, Tae Oh pun menyunggingkan senyum andalannya.
Sementara itu di pusat rehabilitasi kejiwaan Iltan. Terlihat para pasien sedang antri untuk menggunakan telepon. Mungkin hari ini adalah hari dimana para pasein bisa berbicara dengan keluarga mereka masing-masing. Di ruang telepon seorang pria tengah berbicara dengan orang yang diteleponnya. Pria berkacamata yang menunggu antrian terlihat tersenyum kearah pria yang sedang menelpon. Senyum pria berkacamata itu tampak misterius. Seolah dia mengenal siapa pria yang tengah menggunakan telepon tersebut.
Tae Oh berkata
“Aku yakin kau menikmatinya walau dari dalam.”
Orang yang menelpon Tae Oh tertawa mendnegar kalimat Tae Oh. Tae Oh kemudian melanjutkan kalimatnya kalau dia sudah menyiapkan langkah selanjutnya.
“Kita akan mendapatkan biksu gila kali ini” ujar Tae Oh mantap
Si penelpon yang ada di pusat rehabilitasi bertanya apa umpan untuk bisa mendapatkan Moo Yeom?
Oh Maria, dia tengah membereskan dokumen-dokumen dan catatan-catatan miliknya. Dia juga merapikan meja. Saat dia mengangkat dokumen-dokumennya ada selembar kertas kecil yang jatuh ke lantai. Maria pun tanpa curiga memungut kertas kecil itu.
Maria pun membaca tulisan di kertas kecil itu. Seketika wajahnya berubah pucat. Dia tampak ketakutan.
Tulisan di kertas kecil itu berbunyi
“Sembunyilah dengan baik Oh Maria.”
Di telepon umum, Tae Oh memberitahu kalau kali ini umpan mereka ada PELUIT OH MARIA. Dia pun tersenyum puas dengan rencananya kali ini untuk kejahatan keempat.
Ma Ji Wool yang khawatir akan kondisi Biksu Gila menanyai Biksu Jinjo akan kondisi Moo Yeom. Kenapa Moo Yeom ga pernah mau keluar dan terus mendekam di dalam ruangan. Biksu Jinjo yang sedang menggendong anak kecil dengan santai menjawab kalau seorang biksu perlu memiliki ketenganan untuk mencapai nirwana. Mendengar kalimat itu Ji Wool jelas saja terkejut? Apa benar biksu gila ingin menjadi biksu saja daripada jadi detektif?
Biksu Jinjo menjawab memangnya apa lagi yang bisa dilakukan Moo Yeom sekarang? Moo Yeom kan sudah ga punya pekerjaan, bagaimanapun Moo Yeom manusia, dan manusia butuh makan. Ji Woo menjawab kalau masalah makanan ga usah khawatir, dia yang akan memasakkan makanan untuk Moo Yeom.
Di dalam ruangannya, Moo Yeom tengah meneliti kembali kasus Gap Dong terdahulu dengan membuka catatan yang dia punya. Saat sedang meneliti itulah, Moo Yeom menemukan gambar peluit. Peluit korban keempat. Moo Yeom langsung teringat pada Oh Maria.
Moo Yeom langsung menuju ke mobil rumahnya Maria, tapi tak tampak cahaya di dalamnya. Moo Yeom pun mencoba mengirimi pesan ke ponsel Maria, dan mengejek Maria yang seperti nenek-nenek karena sudah tidur padahal berita jam 9 malam baru saja selesai? (Nah…terus aku apa? Aku malah sering tidur jam 8 malem..hihihi)
Oh Maria sedang berjalan menuju kediamannya. Dia tampak seorang diri. Lalu tampak seorang yang mengikutinya. Maria pun merasa jika dia dibuntuti. Dia kemudian menghentikan langkahnya. Ketakutan itulah hal pertama yang dia rasakan. Diapun mencoba menoleh ke belakang. Tak tampak hal mencurigakan disana.
Maria mencoba kembali berjalan. Walau hatinya bedebar karena takut. Sementara langkah yang mengikutinya juga terus terdengar. Maria semakin takut, dia mempercepat langkahnya dan mulai mengambil peluit yang tergantung di lehernya. Maria meniup peluit itu dengan keras dan berkali-kali.
Moo Yeom yang masih menunggu memutuskan untuk pulang. Ngapain juga dia disini, padahal Maria sudah tidur. Saat itulah Moo Yeom mendengar suara peluit di kejauhan. Dia pun tersentak. Dia yakin itu Maria.
Sementara Maria, meniup peluit sambil terus berjalan. Rasa takut masih terus menyelimutinya. Lalu tanpa sadar dia berdiri dengan seseorang dibelakangnya. Maria kemudian berhenti. Dia mencoba menengok kebelakang dan dia mendapati ada seseorang berdiri di dekatnya. Maria melihat kalau itu adalah seorang pria yang mengenakan sarung tangan hitam. Maria tak berani melihat pada wajah pria tersebut, dia hanya fokus untuk membunyikan peluitnya kembali.
Kali ini lebih keras dari sebelumnya. Berharap ada yang menolongnya.
Ryu Tae Oh tak melakukan apapun. Dia hanya menatap melihat ekspresi ketakutan Maria yang kini mencoba memukulnya dengan tas yang Maria bawa.
Tae Oh tak peduli.
Moo Yeom datang dan langsung menghajar pria itu. Setelah si pria tersungkur, Moo Yeom menatap Maria dan berkata kalau dia datang kan?
Maria pun menatap peluitnya dengan takjub. Dalam hati mungkin saja dia berfikir, benarkan peluit ini akan mendatangkan seseorang ketika dibutuhkan?
Moo Yeom mencoba melihat wajah si pria yang ternyata adalah Ryu Tae Oh. Maria terkejut melihat Tae Oh dan bertanya kenapa Tae Oh ada disini? Moo Yeom pun meminta maaf karena sudah memukul Tae Oh.
Tae Oh berkata pada Maria kalau dia khawatir pada Maria. Apa Maria baik-baik saja? Moo Yeom heran mendengar kalimat Tae Oh.
Kemudian Maria gentian menanyai Moo Yeom. Dia bertanya kenapa Moo Yeom datang? Moo Yeom awalnya bingung harus menjawab apa, tapi kemudian dia berkata kalau dia datang karena dia merasa ada kesalahan di catatan medis hasil analisa Maria ketika dia pusat rehab waktu itu.
Ketika Moo Yeom sudah pergi, Maria mengucapkan terima kasih pada Tae Oh karena sudah menghkawatirkannnya. Kemudian dia juga mengingatkan Tae Oh untuk tak datang dengan cara seperti tadi. Dia ga suka itu.
Tae Oh pun mengiyakan.
Saat Tae Oh berbalik akan pergi, tiba-tiba Maria memanggilnya. Membuat Tae Oh berfikir apakah Maria mulai mencurigainya?
Hyeon Nyeon sedang menanyai seorang teman Jung Mi Ra. Teman yang mengirim SMS pada Mi Ra setelah membaca status di akun kakao talk Mi Ra. Tapi kemudian Moo Yeom menelponnya. Moo Yeom meminta Hyeon Nyeon mencari tahu dengan detail tentang Ryu Tae Oh. Hyeon Nyeon menjawab kalau Tae Oh punya alibi.
Maria tengah mengobati luka Tae Oh. Tae Oh mencoba bertanya pada Maria apa sebelumnya pernah terjadi hal buruk pada Maria sehingga tadi Maria begitu panik? Maria mengingatkan Tae Oh kalau Tae Oh tak pantas menanyakan hal seperti itu padanya, karena hubungan mereka hanya antara pasien dan dokter.
Moo Yeom kemudian bertanya pada Hyeon Nyeon siapa orang yang memberikan alibi tentang Tae Oh. Hyeon Nyeon menjawab santai kalau orang itu adalah orang yang Moo Yeom kenal. Moo Yeom semakin penasaran lalu bertanya siapa memangnya? Hyeon Nyeon pun menyebut nama Oh Maria.
Mendengar nama itu, Moo Yeom teringat kembali akan prediksi Chul Gon. Chul Gon mengatakan padanya kalau kemungkinan Gap Dong adalah orang yang sangat mengenal Moo Yeom. Moo Yeom pun semakin yakin akan siapa Gap Dong yang baru.
Maria terkejut melihat Moo Yeom kembali. Moo Yeom menatap khawatir pada Maria, karena dia yakin Maria dalam bahaya. Melihat wajah Maria yang aneh, Tae Oh pun tahu ada yang datang. Dia kemudian menoleh kebelakang dan melihat Moo Yeom yang datang.
Moo Yeom menatap tajam pada Tae Oh sambil berkata dalam hati.
“Ternyata kau Gap Dong yang ada di luar sini…”
Dia kemudian tersenyum dan Tae Oh yang menatap senyum Moo Yeom membalas senyum itu.
Apakah Tae Oh sudah tahu jika Moo Yeom mulai mengenalinya sebagai Gap Dong baru?
KOMENTAR :
Berarti bisa dipastikan kalau Gap Dong lama bukanlah pria berkacamata. Pria itu mungkin yang tahu si Gap Dong lama. Dan itu juga tandanya Gap Dong lama memang bersembunyi di Pusat rehablitasi itu selama bertahun-tahun, lalu Tae Oh lah yang melanjutkan pekerjaannya. Tae Oh seolah tangan baginya untuk mengingatkan polisi akan kasus Gap Dong yang sudah ditutup.
Tapi kenapa kedua Gap Dong ingin menangkap Biksu Gila? Sepertinya kedua Gap Dong sudah menunggu lama agar bisa menangkap Moo Yeom?