[Episode Sebelumnya]
Eun Joong menemui Myung Geun, dan langsung melempar dua KTP yang dia punya kearah Myung Geun. Eun Joong bahkan tidak memanggil Myung Geun dengan sebutan ayah, dan malah memanggil dengan sebutan Anda.
Eun Joong menyuruh agar Myung Geun sendiri yang menyingkirkan kedua kartu identitas itu, karena Myung Geun lah yang membuat dia ga nyata selama ini.
Eun Joong sudah berbalik tapi Myung Geun juga bertingkah kasar, dia mendorong sebuah kotak kardus lalu menyuruh Eun Joong membawa kardus itu bersama Eun Joong. Eun Joong pun menoleh, lalu Myung Geun menambahkan agar kotak ini Eun Joong berikan pada orang tua Eun Joong. Barang-barang di dalamnya semua milik Eun Joong, yang melambangkan seberapa banyak waktu yang hilang saat Eun Joong tak bersama ayah dan ibu Eun Joong.
Eun Joong penasaran dan membuka kotak itu, benar saja, kotak tersebut berisi semua barang-barangnya, bahkan baju saat dia masih kecil juga ada di dalam kotak itu. Myung Geun menjelaskan kalau baju itu adalah baju yang Eun Joong pakai, saat dia menculik Eun Joong. Dengan nada tak suka Myung Geun berkata bahwa setiap hari Orang Tua, dimana setiap anak akan menyematkan bunga Anyelir pada orang tua mereka, setiap itu pula dia merasa tersiksa. Eun Joong terluka mendengar itu, dia dengan geram menyuruh agar Myung Geun membakar saja semua benda ini.
Myung Geun berkata bahwa setiap dia melihat wajah Eun Joong, maka dia selalu terbayang wajah putranya yang sudah meninggal dan wajah Jang Tae Ha. Semua bermunculan silih berganti di otaknya. “setiap kali kau memanggilku Ayah, hatiku bergidik dan ngeri.”
Eun Joong berteriak menyuruh Myung Geun berhenti. Tapi Myung Geun terus melanjutkan kalimatnya, bahwa harta bertumpuk yang Tae Ha miliki sekarang adalah hasil dari membunuh putranya. Dia berencana akan mengembalikan Eun Joong, sampai seluruh harta Tae Ha itu disumbangkan ke panti asuhan, atau panti sosial lainnya.
Eun Joong semakin terluka mendengar semua, dia berkata bahwa orang yang ingin dia singkirkan bukanlah Jang Tae Ha, tapi Ha Myung Geun. Myung Geun juga tak tahan mendengarnya, sehingga dia membentak Eun Joong, dan menyuruh Eun Joong keluar.
Sebelum keluar Eun Joong mengatakan sesuatu pada Myung Geun. “Sekarang bagiku, Anda hanyalah seorang penculik. Tanpa kau suruhpun aku tetap akan pergi. Aku akan pergi dari rumah ini dan darimu. Lebih baik, saat itu Anda langsung membunuhku saja dan mengirim mayatku pada ayahku. Maka saya ga akan pernah membenci Anda, sampai seperti ini.”
Eun Joong menangis, namun kemudian dia menghapus air matanya sambil melanjutkan kalimatnya. Kali ini dengan nada tegas dia berkata. “anda yang memulai ini, tapi seperti apa bagian akhirnya, akulah yang menentukan.”
Eun Joong keluar dan menemui Soo Young. Soo Young sedang bersiap tidur, tapi Eun Joong langsung masuk, membuat Soo Young kesal. Soo Young protes kenapa Eun Joong ga mengetuk pintu dulu? Melihat tatapan Eun Joong yang aneh, Soo Young bertanya kenapa? Apa sekarang Eun Joong akan ngomel-ngomel padanya?
Soo Young yang melihat tas ransel Eun Joong, bertanya apa Eun Joong akan pergi lagi, padahal Eun Joong baru saja kembali? Eun Joong menjawab, kalau dia akan melakukan pengintaian. Kali ini pengintaiannya memakan waktu lama.
Soo Young berdiri dan mendekati Eun Joong, dia meminta Eun Joong berhenti saja dari pekerjaan sebagai detektif, dan jadi jaksa penuntut saja. Eun Joong bisa kuliah, dan dia yang akan membayari Eun Joong untuk itu, karena dulu Eun Joong yang mati-matian menyekolahkannya sampai lulus.
Eun Joong tak menjawab, dia malah memeluk Soo Young karena haru.
“Ha Eun Joong ada apa? Ini benar-benar bukan sifatmu.”
“Bagiku, kau selalu membuatku tersentuh.” Itulah yang dikatakan Eun Joong sambil masih memeluk Soo Young. Eun Joong menahan air matanya, sementara Soo Young tersenyum senang dengan pujian Eun Joong tadi.
Perut Myung Geun terasa sakit, dia tak kuasa menahan sakitnya. Woo Ah Mi yang langsung masuk ke kamar, melihat Ahjussi Han kesakitan diapun mendekat lalu bertanya, apa yang terjadi? Myung Geun hanya diam.
Eun Joong-Bok sudah sampai di Officetelnya, dia melihat kesekeliling, dimana Officetel itu terasa kosong. Dia kemudian teringat akan kalimat Eun Joong, yang membuatnya kesal. Dalam hati Eun Joong-Bok berkata “Permainan belum selesai, kau tidak mengenal Ayah, tapi aku mengenalnya. Aku juga tahu siapa yang lebih dipercayai Ayah, diantara kita berdua. Kau pergi kemana nasib membawamu, dan aku juga akan pergi kemana nasib akan membawaku. Sampai kita pergi ke akhirnya, tidak seorangpun tahu, nasib siapa yang akan menang.”
Jang Tae Ha menikmati sarapannya sendiri, dia tiba-tiba menoleh ke kursi yang biasanya digunakan Eun Joong-Bok, entah kenapa rindu itu mengusiknya. Tapi dia mencoba tak peduli, dan kembali menikmati makanannya. Namun, tiba-tiba bayangan Eun Joong-Bok ada dan duduk disampingnya sambil tersenyum.
Dia mencoba tak peduli, dan menganggap ini hanya ilusi saja. Lalu saat dia menoleh ke kursi itu lagi, kursi Eun Joong-Bok memang kosong. Dalam hati Tae Ha berkata “Aku hanya memiliki satu putra. Tidak mungkin ada dua Eun Joong disini.”
Joo Ha datang dengan panik dan mengabarkan kalau ibu ga ada di kamarnya. Tae Ha menjawab santai kalau ibu pergi ke suatu tempat untuk mendapatkan udara segar. Ibu hanya meninggalkan sebuah catatan dan menghilang.
Joo Ha heran dan bilang kalau dr.Kim menyarankan ibu untuk terus berbaring. Jadi bagaimana bisa ibu pergi?
Pagi ini, Shin Kang Ho terlihat menggendong Hwa Young yang lemah dan membawanya ke suatu tempat. Kang Ho merebahkan Hwa Young di atas tempat tidur. Dia hanya menatap Hwa Young yang terlihat tak berdaya.
Ha Eun Joong, menghabiskan malamnya di kantor polisi. Hee Chan yang datang membawkan kopi terkejut saat melihat TV, dimana ada Jang Tae Ha disana. Disana Tae Ha sedang memberikan pengumuman bahwa dia berhasil menangkap penculik yang berpuluh-puluh tahun polisi tak bisa menangkapnya. Tae Ha bahkab memberitahu dengan jelas nama sang penculik. Eun Joong kaget mendengarnya.
Tae Ha juga berkata batas penyelidikan memang sudah berlalu, tapi yang namanya penculik tetap penculik. Hee Chan berkomentar bahwa Tae Ha sepertinya tidak menyesal. Padahal Tae Ha sendiri juga melakukan kejahatan yang lebih keji.
Ha Eun Joong memikirkan semuanya, memikirkan kalimat Tae Ha tadi, juga memikirkan apa yang Hee Chan bilang.
Seseorang terlihat memecah kaca mobil Ha Eun Joong, dan langsung menggeledah isi tas Eun Joong untuk mencari sesuatu. Ternyata dia adalah Eun Joong-Bok. Dia berniat mengambil pistol yang kemarin dia yakini berisi bukti rekaman Jang Tae Ha di dalamnya.
Tae Ha sudah ada di kantornya dan mendapat laporan bahwa calon mantunya, yaitu Jo Jin Woong kedapatan membeli tanah di bagian laut timur atas nama Tae Ha konstruksi. Kang Joo Pil lah yang melaporkan hal tersebut dan meminta agar Tae Ha memeriksanya.
Tae Ha menjawab kalau dia akan membiarkan hal ini dulu sampai Jin Woong sendiri yang melaporkan pembelian itu padanya. Tae Ha bahkan menyuruh Joo Pil untuk terus mendukung Jin Woong.
Lalu Tae Ha dengan tiba-tiba memberitahu Joo Pil kalau dia akan memberikan posisi wakil ketua Grup Tae Ha pada putranya, yaitu Eun Joong. Joo Pil pun terkaget karenanya. Dia protes dan bilang, kalau Eun Joong hanya seorang detektif dan dia rasa Tae Ha terlalu berlebihan memberikan posisi itu pada Eun Joong.
Tae Ha menjawab bahwa dia hanya ingin memperjelas hirarki kepemimpinan sedari awal. Agar nantinya tidak ada orang yang menyerang dan meremehkan Eun Joong nya.
Dia hanya perlu meyakinkan para pemegang saham saja.
Jin Woong sedang bersama ayahnya. Dia menjelaskan dengan tanah itu yang menghubungkan ke empat pulau, akan dia bangun kota pariwisata, budaya, dan rekreasi yang terintegrasi. Jin Woong juga berkata kalau skala proyek ini dua kali lipat dari makau.
Chi Guk bertanya bagaimana jika proyek ini gagal?
Dengan tersenyum licik Jin Woong menjawab kalau proyek ini gagal tinggalkan dan lemparkan saja pada Grup Tae Ha, mereka ga akan rugi dan malah akan untung, karena ini adalah permainan uang. Dia hanya perlu membeli tanah itu, dan ayah menangkan proyeknya. Selebihnya jika gagal, mereka limpahkan saja pada Grup Tae Ha. Chi Guk setuju, kemudian meminta Jin Woong untuk memastikan agar dia dan Jin Woong tidak tercebur ke dalam masalah ini. Jin Woong menjawab mantap, kalau dia pastikan mereka berdua ga akan tercebur ke dalam masalah ini.
Joo Ran masuk ke kamar Hwa Young dengan pandangan heran, dia bergumam sendiri, bagaimana bisa Hwa Young pergi ke pedesaan disaat Hwa Young sudah menemukan sang putra kandung. Joo Ran tahu pasti ada sesuatu di balik ini.
Joo Ran pun berusaha mencari tahu dengan memeriksa tempat tidur Hwa Young. Saat itulah dia menemukan obat Hwa Young yang berceceran di atas kasur. Dia pun menyimpannya untuk mencari lebih jelas obat apa ini.
Joo Ran pun langsug bertanya pada apoteker, dan betapa terkejutnya Joo Ran saat mendengar penjelasan bahwa obat yang ditemukannya adalah obat untuk penderita skizofrenia. Joo Ran juga bertanya apa akibatnya jika orang normal meminum obat ini?
Apoteker menjelaskan semua secara rinci, dan akhirnya membuat Joo Ran semakin terperangah.
Wartawan sudah berkerumun di kediaman Ha Myung Geun hari ini. Setelah pengakuan Tae Ha atas penculikan putranya ditahun 88 yang ternyata pelakunya adalah Myung Geun, membuat para wartawan sibuk mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya.
Dari dalam rumah, Ha Myung Geun hanya mendengar semua tanpa sedikitpun beranjak dari tempatnya. Perutnya kembali terasa sakit, membuatnya tak mampu bergerak.
Woo Ah Mi dan Ha Soo Young yang pulang ke rumah, terheran-heran melihat ramainya rumah mereka. Soo Young yang mendengar samar-samar pertanyaan wartawan bertanya pada Ah Mi, kenapa semuanya seolah menanyakan ayahnya, dan seperti ayahnya melakukan kesalahan?
Ah Mi pun langsung mengambil sikap, dia berdiri di depan para wartawan dan menyuruh semua wartawan pergi. Salah seorang wartawan bertanya apa Ah Mi putrinya Myung Geun, Ah Mi pun membenarkan. Wartawan juga bertanya tentang pelaku penculikan yang ternyata Myung Geun.
Dari tempatnya berdiri, Soo Young mendengar semuanya. Dia terkejut tak percaya bahwa ayahnya penculik?Wartawan bertanya bagaimana sebenarnya sosok Myung Geun?
Ah Mi menjawab “dia orang yang baik, lebih dari siapapun di dunia ini, dia adalah orang yang sangat baik. Tolong jangan seperti ini, ketika kalian tidak mengetahui apapun.”
Tanpa diduga keluarlah Myung Geun, Myung Geun terkejut menatap Soo Young yang ada disana. Begitu juga dengan Soo Young. Soo Young semakin terkejut saat ayahnya mengakui penculikan itu. Wartawan berrebut untuk bertanya, tentang bagaimana kelangsungan hidup Myung Geun selama ini?
Myung Geun menjawab kalau dia hidup sangat bahagia selama ini.
Wartawan bertanya lagi, “Lalu apakah itu tandanya, Anda sama sekali tidak merasa bersalah telah melakukan penculikan itu?”
“Meskipun hari itu kembali, aku tetap akan menculik anak itu lagi.”
Soo Young tak percaya mendengarnya, dia menangis sambil menatap ayahnya. Ah Mi juga ikut bersedih mendengar pengakuan Ahjussi Ha.
Tiba-tiba ada yang melempar batu pada Myung Geun, mungkin karena Myung Geun terlihat sangat tidak menyesal telah berbuat kejahatan.
Batu itu mengenai kepala Myung Geun, sehingga kepala Myung Geun terlihat berdarah.
Ha Eun Joong terkejut mendapati kaca mobilnya pecah, dia langsung memeriksa tasnya dan mendapati ada barangnya yang hilang. Eun Joong kemudian memeriksa boneka kekhawatiran, dan lega karena USB yang berisi bukti itu masih ada dan tak berpindah dari tempat persembunyiannya.
Eun Joong-Bok senang berhasil mengambil senjata rahasia yang disimpan Eun Joong. Senjata ini bisa dia berikan pada Tae Ha untuk membuktikan bahwa Ha Eun Joong, tidak pantas menjadi anak Tae Ha. Hanya dirinyalah yang layak menjadi putra Jang Tae Ha.
Tapi ternyata Eun Joong-Bok melempar senjata itu, karena sepertinya senjata itu senjata palsu. Tidak ada rekaman yang dia butuhkan di dalamnya. Dia sudah ditipu, dan dia kesal sekali.
Ha Eun Joong tentu sangat cerdik, dia sudah menyimpan bukti rekaman itu di tempat yang ga akan mungkin orang bisa mengiranya. Lalu tanpa disangka, Go Joo Ran datang menemui Ha Eun Joong.
Eun Joong jelas heran. Dia malah ga tahu siapa Go Joo Ran. Sehingga diapun bertanya identitas Joo Ran.
Joo Ran menjelaskan dirinya, dan Eun Joong langsung memberi hormat pada Joo Ran, karena Joo Ran adalah ibunya Joo Ha. Kini, keduanya sudah saling duduk berhadapan. Eun Joong bertanya ada urusan apa Joo Ran kesini? Joo Ran menjawab santai kalau dia ingin melaporkan orang hilang. Eun Joong bertanya siapa yang hilang? Joo Ran menyebut nama Yoon Hwa Young.
“Ibumu menghilang”
Terpanalah Eun Joong, Joo Ran kemudian menyodorkan pil yang dia temukan di tempat tidur Hwa Young yang ternyata obat untuk penderita Skizofrenia. Joo Ran juga bilang kalau sepertinya ini ulah Tae Ha. “Cepat temukan ibumu, sebelum ayahmu membunuhnya.”
Wajah Eun Joong pun langsung panik, sementara Joo Ran tersenyum simpul melihat kecemasan di wajah Eun Joong.
KOMENTAR :
Joo Ran ini punya niat buruk, tapi bagus juga, paling ga Eun Joong bakal menyelamatkan Hwa Young.
Sebenernya ga suka kalau Jin Woong harus jadi orang licik. Dia suka sama Joo Ha nya tulus ga siihh?
Padahal couple yang aku harepin disini bakal romantis itu bukan Eun Joong-Ah Mi, tapi Joo Ha-Jin Woong.
Apa sebenere rencana Eun Joong.? Aku yakin dia mau jadi anak Tae Ha dan tinggal bersama bukan karena tergiur akan kekayaan Tae Ha..
pasti sudah ada rencana yang disusunnya.