[Episode Sebelumnya]
No Breathing (KMovie) Part 4 – FINAL
Woo Sang ternyata juga ikut bersedih akan perginya Won Il. Dia menatap lama tempat tidur Won Il. Setelah mantap dengan niatnya, dia menelpon reporter yang terakhir kali mewawancarainya, dia meminta bantuan reporter itu tentang sesuatu yang dia yakini akan mampu membuat Won Il kembali bersemangat.
[**]
Keesokan paginya, si reporter datang dan menemui Woo Sang yang sudah menunggu. Reporter menyerahkan USB yang berisi informasi yang Woo Sang butuhkan, reporter menyebut bahwa Woo Sang sepertinya adalah salah satu penggemarnya Min Guk. Woo Sang hanya tersenyum menanggapinya.
[**]
Jung Eun pagi ini membawa nampan berisi sarapan untuk Won Il. Dia cukup terkejut melihat ternyata makanan Won Il yang dia sediakan kemarin, belum disentuh.
Jung Eun pun berteriak memanggil Won Il dan bertanya dari luar apa Won Il ga mau makan? Jika Won Il seperti ini, sama sekali ga akan merubah apapun.
Di dalam kamar, Won Il hanya duduk diam. Gairahnya seolah lenyap. Kesedihannya yang dia rasakan begitu dalam, sehingga dia mengurung dirinya terus. Diluar pintu, Jung Eun kesal dan mendendang pintu sambil terus memanggil nama Won Il. Dia frustasi karena Won Il terus saja mendekam di dalam kamar, dan tak menyentuh makanan yang sudah dibawanya.
Setelah itu, Won Il masih saja terganggu dengan suara pintu yang sedang berusaha dibuka, dia kesal dan langsung bangun dari tidur, lalu dengan tiba-tiba dia membuka pintu. Ternyata diluar ada petugas yang diminta untuk mencongkel pintu kamar Won Il. Petugas itu pun tanpa sengaja terantuk kepalanya saat Won Il membuka pintu. Tentu petugas itu langsung mengaduh sambil memegang kepalanya yang mungin sudah benjol. Hahaha.
Dengan polos Won Il bertanya, Anda siapa? Petugas memarahi Won Il yang membuka pintu ga hati-hati. Won Il hanya diam saja.
Woo Sang tiba-tiba datang dan memberi upah pada si petugas, ternyata Woo Sang lah yang menyewa petugas untuk membuka pintu kamar Woon Il.
Woo Sang memberi uang dalam bentuk cek dengan banyak nol disana, petugas bingung bagaimana dia memberi kembaliannya, karena dia ga punya uang sebanyak itu. Woo Sang menjawab ambil saja sebagai biaya pengobatan karena tadi petugas terluka di bagian kepala. Petugas itu tentu ga menolak rejeki nomplok yang diterimanya, walau kepalanya harus benjol karena berbenturan dengan pintu.
Kini, Won Il hanya tinggal berdua dengan Woo Sang. Won Il protes dan bilang kalau ini namanya tindak kejahatan. Bagaimana bisa Woo Sang membuka paksa pintu kamarnya? Won Il yang ga peduli dengan kedatangan Woo Sang, menyuruh Woo Sang pergi dan dia kemudian masuk kembali ke kamar, menyelimuti seluruh tubuhnya, dan meninggalkan Woo Sang sendiri diluar.
Woo Sang juga dengan cueknya masuk ke kamar Won Il dan melempar tabletnya di kasur Won Il. Won Il ga peduli, dan Woo Sang juga ga mengatakan apapun, dia langsung keluar lalu pergi.
[**]
Won Il penasaran, diapun bangun dan melihat apa sih yang Woo Sang lemparkan di kasurnya. Setelah dia melihat jika itu adalah tablet, Won Il pun melihat isi di dalamnya. Dia terkejut, karena di layar tablet itu terpampang wajah ayahnya. Itu adalah sebuah video. Won Il sebenarnya enggan, namun dia tetap menekan tombol play untuk mendengar apa yang ayahnya katakan di rekaman ini.
Rekaman itu berisi tentang wawancara Min Guk dengan seorang reporter. Terdengar suara reporter bertanya, kenapa diusia seperti ini Min Guk masih saja ikut kompetisi renang? Min Guk menjawab tentu saja alasannya adalah karena keluarga. Kali ini dia harus lebih berusaha, dari yang sebelumnya.
Reporter bertanya lagi, apa Min Guk ingin menjadikan Won Il sebagai perenang seperti Min Guk, karena terdengar kabar Won Il juga bagus dalam berenang.
“Won Il dan aku sangat berbeda. Dia selalu dapat yang pertama. Semua penghargaan yang aku miliki adalah untuk Won Il”
Won Il mulai menangis. Tapi dia tetap focus melihat rekaman itu. Terdengar suara reporter yang menyuruh Min Guk mengucakan sepatah kata untuk keluarga Min Guk. Min Guk pun ,menyetujuinya.
“Ibu Won Il, terima kasih sudah merawat anak kita selama ini. Aku berjanji ini adalah yang terakhir. Aku akan hidup bersama kalian setelah ini. Hidup baik bersama. Untuk anakku Won Il, ayah selalu tidak bisa bermain bersamamu, kau pasti sedih ya? Ayah janji, saat kompetisi berakhir, ayo kita nonton pertandingan baseball bersama dan pergi ke tempat yang kau sukai. Ayah sangat mencintaimu, Won Il.”
Di rekaman itu, Min Guk bahkan terlihat menahan tangisnya, Dia menunduk, tapi kemudian tersenyum kembali lalu menatap pada kamera.
[**]
Jo Won Il, sudah berada di depan tempat penyimpanan abu ibu dan ayahnya, dia mengambil penutup kepala yang biasa ayahnya gunakan saat bertanding. Dengan kesal Won Il bertanya kenapa saat terakhir pun ayahnya masih membawa-bawa benda ini? Kenapa harus menaruh penutup kepala ini bersama-sama di samping ibu?
“Apakah sampai mati kau tetap ingin berenang?” teriak Won Il meluapkan apa yang dirasanya.
Won Il ingin merobek penutup kepala itu, namun tak bisa dan saat melihat penutup kepala tersebut tanpa sengaja Won Il melihat tulisan yang terukir disana. Tulisan yang sepertinya mampu menggetarkan hati Won Il. (Ga tahu tulisannya apa, ga ada keterangannya..Maaf..)
Won Il kembali menangis, kali ini dia benar-benar tersedu. Sambil menatap foto ayahnya Won Il berkata kalau dia hanya ingin bersenang-senang dengan ayahnya, itu saja. Tapi kenapa ayahnya harus meninggal? Won Il semakin terisak. Tak ada jawaban yang bisa di dengarnya, dia sambil menangis terus memanggil-manggil ayahnya.
Tubuhnya pun limbung, tak mampu menahan sesak akan kesedihan yang dia rasakan di relung hatinya. Tak mampu menahan rindu akan ayahnya.
[**]
Jeong Woo Sang datang lagi kerumah Won Il, dia sedang ada bersama kucing yang pernah diajak Won Il bicara. Woo Sang dengan asik mengelus-elus kucing itu yang sedang makan. (Aku sih ga mau jadi kucing walopub bisa dielus-elus si Woo Sang. Hihihi)
Lalu datanglah Won Il. Won Il berniat ke kamar, namun langkahnya terhenti saat melihat Woo Sang. Won Il pun mendekat, dan saat Woo Sang tahu Won Il sudah datang, Woo Sang menyerahkan secarik kertas pada Won Il. Tanpa berkata apapun, Woo Sang pergi. Sebelumnya dia menepuk pundak Won Il, seolah memberi semangat.
Won Il berbalik dan bertanya pada Woo Sang, sebenarnya apa yang Woo Sang lakukan di tempatnya? Woo Sang pun menoleh dan terlihat sangat tampan dibawah sinar matahari yang menyengat kulitnya. Hihihi
Dia tersenyum pada Won Il (berasa aku lo yang disenyumin..hahaha)
Lalu berkata “Mari kita lihat kali ini”
[**]
Jung Eun sedih melihat ayahnya yang juga sama seperti Won Il, tiap hari ga mau makan, ditambah ayahnya juga hanya minum alcohol. Jung Eun menyentuh kaki ayahnya, dan menyuruh ayahnya untuk segera bangun. Jae Suk meminta Jung Eun untuk tidak mengganggunya.
Tiba-tiba Won Il datang, dan berkata kalau Ahjussi ga mau makan, ya sudah dia akan makan sendiri saja. Jae Suk kaget mendengar suara Won Il, dia pun langsung bangun, dan melihat apakah benar itu Won Il, atau hanya mimpinya saja. Ternyata bukan hanya Jae Suk yang tercengang, Jung Eun juga. Dia malah melongo melihat Won Il berdiri di depannya.
Jadilah Won Il makan dengan lahapnya, dengan gaya yang emang aku ga suka kalau disuruh makan semeja sama yang kayak gini. Won Il bertanya apa cuma segini saja yang bisa dimakan? Lalu Masih dengan makanan penuh dimulutnya, Won Il berkata kalau dia kan calon atlet, mana bisa calon atlet sepertinya cuma dikasih makanan segini aja?
Jae Suk kaget saat mendengar kata atlet, dia ga nyangka mendengar kalimat itu keluar dari mulut Won Il. Won Il menjelaskan lagi-lagi dengan makanan penuh di mulutnya, kalau ini masih tahap negosiasi. Belum tahu bagaimana hasilnya. Jung Eun ikut tersenyum karena semangat Won Il sudah kembali, bahkan kali ini Won Il mau mencoba berenang lagi. Jae Suk yang merasa senang bahkan memegang kedua pipi Won Il dengan tangannya sambil mengajak Won Il untuk ke restoran daging. Won Il menjawab kalau dia mau makan semuanya. Jae Suk pun mengiyakan.
[**]
Jeong Woo Sang sedang asik berdua dengan Jung Eun di sebuah taman. Mereka duduk berhadapan dan Jung Eun memuji Woo Sang yang kali ini terlihat tampan.
“Lihatlah, aku memang tampan. Apa kau baru tau?”
Woo Sang tertawa, dan memang terlihat semakin tampan dimataku. (Ojo ono sing protes..karena ini dari sudut mataku. Oke.. hahaha..)
[**]
Jo Won Il memulai latihan pertamanya, kali ini tentu dengan semangat dan semua kemampuan yang dia miliki. Jae Suk lah yang menjadi pelatih. Itu permintaan pribadi Won Il. Ternyata tempat yang digunakan Won Il untuk berlatih adalah tempat dia pertama belajar renang dengan sang Ayah, tempat yang saat dia datang terlihat kering kerontang, namun sekarang sudah terisi air, karena tadi Jung Eun dan teman-temannya, saling bantu membantu untuk mendukung keinginannya berenang lagi.
Setelah latihan berenang, Won Il latihan mengitari hutan. Sementara itu Jae Suk asik berbaring sambil menikmati cemilan. Tapi saat sedang asik nyemil, tiba-tiba ada seorang Ahjumma yang memberikan dia uang, ahjumma menyangka dia seorang peminta-minta. *LOL
Dilain tempat, Jeong Woo Sang juga sibuk berlatih. Dia sedang latihan untuk menguatkan staminanya saat bertanding nanti.
[**]
Jung Eun kali ini sedang bersama Won Il, mereka sedang berjalan bersama, tiba-tiba Jung Eun berkata kalau mungkin saat kompetisi nanti, dia ga bisa datang melihat Won Il.
Won Il diam saja, lalu Jung Eun bertanya lagi, apa dia boleh membawa ini?
Won Il menoleh dan terkejut saat melihat gelang yang dulu batal diberikannya untuk Jung Eun, sudah melingkar dengan manis di tangan Jung Eun. Won Il pun bertanya dimana Jung Eun dapet gelang itu? Jung Eun menjawab tentu saja di kamarnya Won Il. Dimana lagi?
Jung Eun juga dengan santai memberitahu Won Il kalau dia juga sudah membaca surat Won Il. Won Il malu sekali, dan langsung lari meninggalkan Jung Eun. Jung Eun yang melihat Won Il salah tingkah, langsung terbahak-bahak.
[**]
Flashback
Won Il sedang sibuk merangkai kata untuk memberi hadiah dan surat pada Jung Eun. Berlembar-lembar kertas sudah dia habiskan namun ternyata dia belum merasa sreg dengan rangkaian kata-kata yang disusunnya.
“Dear Jung Eun. Ini aku Won Il, kita sudah kenal lama. Tapi sepertinya ini pertama kali aku menulis surat untukmu. Setelah difikirkan, kau dan aku terlalu banyak memori. Tertawa, menangis, dan mempunyai masalah bersama. Kita sudah seperti kakak dan adik kan?”
Ditengah isi surat Won Il, kilasan masa kecil Won Il dan Jung Eun muncul. Terlihat memang mereka sangat dekat sedari kecil.
“Tiba-tiba aku berfikir seperti ini. Sangat disayangkan ada kata-kata yang tidak bisa aku katakan. Sepertinya aku menyukaimu.”
Setelah menulis kalimat itu, Won Il jadi malu sendiri. Dia menutup muka dengan kedua tangannya sambil bergumam kalau ini memalukan.
Flashback End
[**]
Won Il yang malu karena ketahuan menyukai Jung Eun, pulang ke rumah dan langsung menghempaskan tubuhnya ke meja kotak lalu menggeliat ga jelas diatasnya. Dia salah tingkah sendiri, dan menyebut kalau kejadian ini memalukan sekali.
[**]
Sementara itu, Ayah Woo Sang, Woo Sang dan seorang Ahjussi yang sepertinya orang penting di dunia perenangan makan malam bersama. Mereka saling memuji satu sama lain, dan Woo Sang hanya diam saja. Dia terlihat tak suka dengan pertemuan ini.
Woo Sang memukul meja kesal, karena ternyata ayahnya dan komite setuju untuk membiarkan dia masuk lewat pintu belakang saat olimpic nanti. Dia ga mau. Ayah menyuruh Woo Sang agar tak membantah, tapi Woo Sang juga tetap pada keinginannya bahwa dia ga mau melakukan itu.
[**]
Pertengkaran itu berlanjut di rumah, Ayah yang kesal melihat Woo Sang terus membantahnya akhirnya mengusir Woo Sang.
“Baiklah..akan aku lakukan.”
Ayah terkejut, tak menyangka putranya mengatakan iya, padahal tadi dia hanya menggertak Woo Sang saja. Ayah ingin menampar Woo Sang, tapi ibu yang melihat segera berlari menghentikan suaminya. Dia tentu ga tega melihat anak semata wayangnya ditampar oleh sang Ayah.
Woo Sang menahan tangis. Ibu menyuruh agar Woo Sang meminta maaf. Ayah berkata kalau semua ini dia lakukan untuk Woo Sang, apa Woo Sang ga tahu?
Woo Sang menjawab bahwa dia ga butuh semua itu. Dia ga akan pergi ke Olimpic.
[**]
Hujan turun dengan deras. Woo Sang berdiri di depan rumah Jung Eun. Tiba-tiba Won Il datang. Mereka sama-sama basah kuyup. Won Il jelas heran melihat adanya Woo Sang.
Akhirnya mereka berakhir dengan tidur di ruang yang sama. Sama-sama dengan pikiran yang berkecamuk di benak mereka masing-masing.
Woo Sang yang membelakangi Won Il berkata jika saja seleksi bisa dibatalkan maka dia akan melakukannya. Dia memilih mundur. Won Il menatap kepala Woo Sang dan bertanya apa maksud kalimat Woo Sang itu? Woo Sang memilih tak menjawab dan memejamkan matanya.
Dokter yang biasanya mengobati Woo Sang memberitahu pada Ayah Woo Sang tentang sakit yang Woo Sang derita. Ayah Woo Sang memang sedang menemui dokter itu. Dokter menjelaskan kalau Woo Sang sakit yang berkaitan dengan saraf. Walaupun Woo Sang operasi, tapi kesembuhan tetap membutuhkan waktu lama. Ayah bertanya apa Woo Sang juga tahu tentang penyakit ini? Dokter mengangguk.
Ayah bertanya lagi, lalu kenapa Woo Sang ga pernah cerita padanya? Dokter menjawab bahwa Woo Sang lah yang meminta untuk merahasiakan ini pada Ayah Woo Sang agar ayah Woo Sang ga sedih. Ayah Woo Sang pun sangat menyesal dengan sikapnya selama ini.
[**]
Hari kompetisi semakin dekat. Won Il juga sibuk dengan latihannya yang semakin ketat. Begitu juga dengan Woo Sang. Tak ada hari santai untuk mereka berdua. Tapi Won Il disela-sela latihannya, dia selalu bertanya apa dia bisa istirahat dulu untuk makan. *LOL
[**]
Setelah latihan begitu keras, malam ini Won Il berniat istirahat, tapi Ahjussi memanggilnya dan meminta Won Il menemaninya minum. Won Il menolak karena dia ga minum Alkohol. Jae Suk memaksa, anggap saja ini untuk Ayah Won Il. Won Il pun menerima satu gelas dan meminumnya.
Tiba-tiba Jae Suk berkata agar Won Il ga usah melakukan No Breathing. “Menahan nafas pasti melelahkan. Jadi jangan melakukannya. Jangan lakukan No Breathing.”
[**]
Woo Sang sedang bersama Won Il pagi ini. Won Il tiba-tiba mengajak Woo Sang bertaruh. Siapa yang kalah saat kompetisi nanti, maka harus menghilang dari Jung Eun. Woo Sang bertanya apa maksud Won Il mengatakan hal itu padanya. Won Il menjawab kalau dia juga menyukai Jung Eun makanya dia mengajak Woo Sang bertaruh. Woo Sang langsung berbalik dan pergi, membuat Won Il bertanya apa Woo Sang ga mau menerima tantangannya? Masih membelakangi Won Il, Woo Sang berkata bukankah sekarang sudah jelas kalau dia menerimanya. Apa Won Il ga tahu kalau dia akan segera latihan agar Won Il ga bisa menang dan mendapatkan Jung Eun?
[**]
Jung Eun dan band nya lolos audisi awal, dan kini dia sedang dalam tahap eliminasi. Band Jung Eun sudah memiliki penggemar sehingga saat mereka tampil, banyak penonton yang mendukungnya. (Ibarat AFI atau Indonesian Idol gitu deh..hihihi)
Juri juga sudah siap dengan penilaian untuk penampilan Jung Eun dan band nya.
[**]
Hari kompetisi pun tiba.
Komentator sudah membuka acara dengan berkata bahwa pertandingan ini adalah pertandingan renang 400 meter. Woo Sang masuk dengan telinga yang sudah ditutup dengan Headphone agar dia tak mendengar kata-kata pedas si komentator pertandingan. Di belakang Woo Sang ada Won Il yang berjalan santai.
Komentator benar-benar membicarakan kejadian terakhir yang dilakukan Woo Sang, dan itu merupakan catatan yang buruk. Semoga saja di kompetisi kali ini Woo Sang bisa menampilkan yang terbaik. (Yang digosipin si anteng aja..hihihi)
Dae Chan juga ada di barisan penonton, dia ditengah-tengah antara Jae Suk dan pelatih Jang. Dae Chan bingung sendiri harus meneriakkan nama siapa, kalau dia meneriakkan nama Woo Sang saja, maka kasihan Won Il. Won Il kan temannya. Tapi kalau dia cuma memberi semangat untuk Won Il, Pelatih Jang bisa marah padanya.
Akhirnya Dae Chan menyebut kedua nama temannya itu bergantian.
*LOL
Semua perenang sudah siap, nama mereka sudah dipanggil satu-satu untuk mulai mempersiapkan diri sebelum terjun berenang. Won Il dan Woo Sang mulai mengambil posisi, diikuti perserta lainnya. Ibu dan Ayah Woo Sang yang juga ikut menonton, ikut tegang saat pertandingan bahkan belum dimulai.
Begitu waktu berenang mulai, semua peserta langsung menceburkan diri mereka ke dalam kolam, dan menyelam dengan indah. Semua mengeluarkan cara terbaik mereka agar bisa mencapai finish dengan rekor tercepat. Komentator berkata bahwa di tahap awal, Woo Sang dan Won Il sama-sama bergerak dengan cepat.
50 meter pertama pun telah berlalu, dan kini dimulai dengan 50 meter kedua.
Jang yang melihat ke papan skor terkejut karena Won Il memimpin, Jae Suk dan Dae Chan hanya melongo tak percaya sekaligus senang. Jae Suk bahkan bilang ini adalah mimpi, sangat ga masuk akal. Dia pun menampar Dae Chan yang ada disampingnya, Dae Chan tentu langsung mengaduh sakit membuat Dea Chan yakin ini bukanlah mimpi.
Kembali terdengar suara para komentator yang heran bagaimana bisa Won Il atlet 7 tahun lalu bisa memimpin ronde pertama. Apa yang dilakukan Won Il didalam air sehingga bisa begitu cepat?
Komentator satunya menjawab pasti Won Il memiliki teknik tersendiri.
50 meter kedua bisa dilewati dengan baik, oleh Won Il dan Woo Sang. Dimana Won Il adalah yang pertama dan Woo Sang di nomer kedua.
Kompetisi semakin sengit, karena memang di arena hanya terlihat dua orang itu saja yang sedang bersaing. Mereka sama sekali belum menampakkan wajah mereka, karena mereka terus menyelam untuk mendapatkan waktu tercepat.
Kali ini Woo Sang memimpin, namun Won Il terus menyusul. Jae Suk bergumam kalau Won Il nya sudah melakukan yang terbaik. Jang yang melihat anak didiknya di posisi terdepan menjawab bahwa diantara yang terbaik, masih ada yang paling baik.
*dua orang ini kocak banget lo.
Saat akan mendekati final, tiba-tiba saja Won Il mengerahkan semua kemampuannya. Komentator berkata takjub, kalau telah muncul keajaiban.
Sementara di dalam air, Won Il melakukan No Breathing yang sebenarnya tidak perlu dia lakukan, karena Jae Suklah yang memesan itu padanya. Tapi ini penting. Ini adalah ronde terakhir untuk 400 meternya, dan dia harus menang.
Dae Chan bahkan terpana melihat Won Il yang terus melju ke depan menuju finis. Dia berkata pada Jae Suk bahwa Won Il sangat hebat.
Kini, Won Il berada di depan Woo Sang. Mereka berdua sama-sama berlomba menuju finish dan menjadi yang pertama.
Won Il berenang dengan mengingat kalimat Jae Suk yang menyuruhnya berenang menggunakan hati, mencoba menikmati apa yang dia lakukan, karena disitulah inti kemenangan sesungguhnya.
Bahkan Jae Suk juga berkata bahwa Ayahnya akan selalu melindungi dia, walaupun tak berada disisinya.
Keyakinan itulah yang dia tanamkan dan dia bawa saat kompetisi ini.
Jae Suk menatap Won Il dengan tatapan haru sambil berkata “Ayah Won Il..anakmu bisa No Breathing. Apa kau melihatnya?”
Komentator berkata kalau rekor waktu yang dicapai Won Il sepertinya sudah melampaui Woo Sang. “Superstar baru telah lahir. Bintang yang berkilau dan menyilaukan.”
Di RS, Jung Dong juga ikut menikmati jalannya pertandingan melalui TV di ruang perawatan ibunya.
*lihat Jung Dong jadi sedih.
Semakin menuju finis, dan komentator sudah mantap berkata bahwa Won Il memang akan menang, itu artinya generasi baru telah lahir. Woo Sang memeperkecil ketertinggalannya dengan terus berusaha mengejar Won Il. Ayah Woo Sang berdiri dan berteriak memanggil nama Woo Sang, lalu berkata agar Woo Sang semangat. Woo Sang yang memang mengejar Won Il dalam hati berkata yang ditujukan untuk Won Il “Maaf, kali ini aku memang akan kalah darimu. Aku akan mengalah untuk posisi ini, karena kau telah bekerja keras. Ini bukan karena kau tak mampu melakukannya.”
Won Il seolah mendengar suara hati Woo Sang, diapun menjawab dalam hatinya “Jeong Woo Sang, ini belum berakhir.”
Mereka berdua mencapai finish sama cepat, mereka pun sama-sama menyembulkan kepala mereka setelah bermenit-menit dalam air. Won Il dan Woo Sang menghirup oksigen sebanyak mereka bisa.
Yuri datang, dan melihat siapa yang menang.
Jung Dong di rumah Sakit pun ikut penasaran akan siapa yang menjuarai kompetisi ini.
Jae Suk dan Ayah Won Il bingung karena keduanya terlihat sama-sama mencapai finis. Tapi papan skor sudah mencatat dengan cermat.
Semua yang penasaran akhirnya melihat ke papan skor yang mencetak rekor terakhir mereka.
Di papan skor tertulis bahwa di posisi pertama dengan rekor 3:40:00, ditempati oleh peserta dengan nomer urut 3. Sedangkan juara kedua ditempati oleh nomer urut 4 dengan waktu 3:40:01
Komentator langsung berteriak histeris begitu melihat siapa yang menang. Mereka pun bersama-sama meneriakkan nama Jo Won Il sebagai juara di kompetisi ini. Jung Dong bahkan ikut senang dan mencoba menahan teriakannya agar ibunya tak terbangun. Kemenangan Won Il membuatnya sangat bahagia.
*Aku yang lihat antara sedih dan bahagia.
Hanya ayah Woo Sang yang terlihat kecewa karena bukan putranyalah yang menjadi pemenang.
Woo Sang dan Won Il kaget mengetahui hasil itu, karena perbedaan mereka sangat tipis, Woo Sang kemudiang tersenyum sambil menatap Won Il dan mereka pun tos bersama. (Tos itu apa Ay? Ya..gitu deh..)
Tidak ada kebencian diantara mereka berdua. Kalah dan menang, mereka tetap sahabat.
Jung Eun, melambaikan tangan dan memanggil Won Il serta Woo Sang. Dia berteriak-teriak sambil memuji mereka berdua yang sangat bagus. Wartawan yang sedang meliput malah tertarik dengan kedatangan Jung Eun, sehingga wartawan pun meliput dan mengambil wajah Jung Eun.
Woo Sang dan Won Il masih di kolam renang, ikut melambai pada Jung Eun dan tersenyum geli melihat Jung Eun jadi kikuk disorot kamera.
[**]
Woo Sang sudah berganti pakaian, dan masih senyum-senyum sendiri, karena entah mengapa dia merasa sangat senang walau bukan dia yang menjadi juara. Ayah Woo Sang sudah menunggu, dan saat melihat anaknya mendekat, Ayah Woo Sang bertanya kenapa Woo Sang begitu senang, saat tak menjadi juara? Woo Sang hanya menunduk tak mampu menjawab. Ayah melanjutkan kalimatnya “Kalau begitu, apa kau mau makan bersama ayah dan ibu?”
Woo Sang kaget menatap ayahnya, dia kemudian tersenyum haru lalu berlari memeluk sang Ayah. Ayah Woo Sang tak menyangka akan mendapat pelukan hangat dari anaknya. Dia ikut terharu dan tahu, Woo Sang sangat menyayanginya sebagai ayah, dan diapun begitu. Disela-sela tangisnya Woo Sang mengucapkan terima kasih pada Ayahnya.
Ayah Woo Sang membalas pelukan anaknya, dan menjawab Woo Sang sudah berusaha. Dia pun menepuk-nepuk punggung Woo Sang.
*Sudah berapa kali aku cengeng sedari tadi? Part akhir bener-bener menyiksa. Sedih dan senangnya barengan.
[**]
Setelah menang, Won Il datang ke tempat dimana Abu ayah dan Ibunya disemayamkan. Dia membawa fotonya saat kecil dan menaruh foto itu ditengah-tengah foto Ayah dan ibunya. Kali ini dia tersenyum menatap foto kedua orang tuanya.
“Oya, aku harus memperkenalkan seseorang kepada kalian berdua” Ucap Won Il
Won Il menoleh ke belakang, dan ternyata ada Woo Sang disana. Woo Sang maju mendekati Won Il sambil tersenyum. Woo Sang dengan hormat berkata “Saya Jeong Woo Sang, teman Jo Won Il.”
[**]
Kini, Won Il dan Woo Sang jalan bersama, sambil bercerita. Won Il bertanya katanya Woo Sang ga mau nyerah, tapi kok lusa Woo Sang keluar negeri? Woo Sang menjawab sambil tersenyum manis “Aku ini Jeong Woo Sang, apa kau tak tahu?”
Tiba-tiba Won Il ingat akan janji mereka, bahwa yang kalah harus menghilang dari Jung Eun. Dengan gaya lucunya, Woo Sang pura-pura lupa dan bertanya, memangnya kapan ya dia janji seperti itu?
Tiba-tiba Jung Eun datang, dan malah tertawa terbahak melihat kekonyolan Woo Sang serta Won Il.
“Kalian berdua benar-benar lucu. Siapa yang bilang aku menyukai kalian berdua? Orang yang aku sukai, hanya aku yang tahu. Bukan kalian.”
Woo Sang dan Won Il yang ketahuan menjadi sangat malu dan jadi salah tingkah sendiri. Mereka berdua sama-sama membalikkan badan dan tak menatap Jung Eun. Tapi Jung Eun langsung memeluk mereka berdua dan tak lupa memukul kepala Won Il, kebiasaan yang selalu dia lakukan. Won Il protes kenapa cuma dia yang dipukul? Won Il pun memukul kepala Woo Sang.
[**]
Hari berganti, dan kini Olimpic tiba.
Olimpic kali ini diadakan di London.
Woo Sang dan Won Il sudah bersiap ke arena renang, tapi sebelumnya Won Il bertanya kenapa Woo Sang melanggar janji, dengan terus menemui Jung Eun? Woo Sang menjawab, sebagai penggemar, itu kan wajar saja.
Jung Eun dan ayahnya ada di barisan penonton. Penampilan Jung Eun benar-benar berbeda. Dia datang dengan kaca mata hitam, dan terlihat takut akan ada yang mengenalinya. Sepertinya Jung Eun, sudah jadi penyanyi terkenal di negaranya. (Udah jadi sama SNSD palingg yaa..hahaha)
Jae Suk yang melihat itu menyebut sikap Jung Eun terlalu berlebihan. Memangnya siapa yang akan kenal Jung Eun disini. Bahkan jika Jung Eun di kereta bawah tanah, juga ga akan ada yang tahu. Jung Eun kesal dan membuka kacamata hitamnya.
Masih berjalan menuju arena, Woo Sang berkata pada Won Il kalau kali ini dia ga akan membiarkan Won Il menang.
Won Il dengan santai menjawab “Sejak kapan aku ada di belakangmu?”
[**]
Dae Chan dan Jung Dong sama-sama memakai pakaian renang mereka. Mereka berdua kini sedang siap berenang. Sebelum berenang, mereka bergerak dengan gerakan aneh, lalu setelah itu mereka menyeburkan diri bersama, hanya sekali saja, kemudian mereka bergaya seolah menjadi juara disebuah perlombaan renang.
*LOL
THE END
KOMENTAR :
Untuk dipertandingan akhir, memang ga dikasih tahu siapa yang menang. Tapi, drama ini cukup ringan dan mengajarkan tentang arti bersahabat. Suka sekali sama Woo Sang dan Won Il yang sama sekali ga mencampur antara kompetisi dengan persahabatan, bahkan cinta. Sepertinya mereka berdua cukup legowo, jika Jung Eun tak memilih mereka.
Persahabatan Won Il, Jung Dong, dan Dae Chan juga menyentuh. Suka sekali waktu mereka saling bahu membahu meringankan kesulitan sahabat mereka. Aku selalu tersentuh dengan hal-hal kecil yang terjadi di drama ini.
Adegan waktu ayah Woo Sang akhirnya ga memaksa Woo Sang lagi, juga menjadi salah satu adegan yang ngena di hatiku. Harusnya orang tua memang seperti itu. Jangan melulu menuntut anak ini dan itu. Membuat anak tersiksa karena merasa ga bisa membanggakan orang tua. Padahal sang anak sudah melakukan semampunya.
Adegan percintaan yang hanya pelengkap saja untukku. Karena sebenarnya bukan Jung Eun lah yang membuat Won Il mau berenang lagi, bukan Jung Eun juga yang membuat Woo Sang mati-matian jadi juara. Toh di kompetisi tadi Woo Sang berkata bahwa ini belum berakhir, dan bahwa dia hanya mengalah saja karena melihat betapa kerasnya perjuangan Won Il.
Won Il mau berenang murni karena kenangan akan ayahnya. Bukan karena andil Jung Eun, aku juga merasa perasaannya pada Jung Eun belum begitu kuat, itu mungkin hanya emosi karena kedekatan mereka semasa kecil.
Untuk yang suka Jung Eun, ya maaf ya jika aku ga suka sama karakter dia disini. Menurutku ga ada Jung Eun, juga ga apa-apa kok. Hihihi.
Terimakasih dan Enjoy ya..^^