Detail Movie
Judul :
The Flu
Director :
Kim Sung Soo
Scrip Writer :
Kim Sung Soo
Released :
14 Agustus 2013
Waktu :
121 menit
Distributor :
iFilm Corp
Cast :
Jang Hyuk as Kang Ji Goo
Soo Ae as Kim In Hae
Park Min Ha as Kim Mi Reu
Yu Hae Jin as Bae Kyung Ub
Ma Dong Seok as Jeon Kook Hwan
Lee Hee Joon as Byung Ki
Lee Sang Yeob as Byung Woo
Cha In Pyo as Presiden Korea Selatan
Kim Ki Hyeon as Perdana Menteri
Sinopsis The Flu Part 1
Hongkong, April 2014
Malam hari, banyak imigran gelap yang sedang menuju suatu tempat. Mereka terlihat tergesa-gesa dan berharap segera sampai di tujuan dengan selamat. Mereka berusaha menghindari petugas-petugas yang kemungkinan besar akan menangkap mereka.
Setelah tujuan mereka semakin dekat, mereka berlari diikuti oleh seorang pria yang menjadi komando.
Imigran gelap itu kini berkumpul dalam sebuah truk container pengangkut barang. Disana ada seorang pria yang akan membawa mereka. Didalam container tersebut tak ada penerangan kecuali cahaya dari lampu senter pria itu. Pria tersebut berkata bahwa mungkin di perjalanan ini mereka semua akan merasa kedinginan, dan mereka harus berusaha untuk bertahan.
“Aku tahu kalian melakukan ini karena uang, kalian melakukan semua ini untuk keluarga kalian. ”
Tiba-tiba ada seorang yang batuk-batuk, membuat pria tersebut mengarahkan senter pada seorang imigran lalu bertanya
“Hei..apa kau sakit?”
Imigran laki-laki yang terlihat masih muda itu menjawab bukan dia yang sakit, dia lalu mengarahkan pandangannya pada seorang disebelahnya yang terlihat tidak sehat. Laki-laki yang terlihat tak sehat itu menjawab bahwa dia baik-baik saja kok.
9 hari kemudian, di pelabuhan Pyeongtaek
terlihat sebuah truk container yang melaju.
Bundang, 1 Mei
Kegiatan di kota ini, berjalan seperti biasa. Pagi terlihat cerah, dimana para siswa dan siswi sudah siap berangkat ke sekolah mereka masing-masing. Terlihat para penduduk di kota ini sangat menikmati hidup mereka yang tenang dan damai.
Di suatu tempat, para regu penyelamat terlihat sedang sibuk bekerja. Mereka mendapat laporan bahwa ada sebuah mobil yang terjatuh karena jalanan amblas, dan kini mobil itu tersangkut dengan seorang wanita di dalamnya. Seorang regu yang bernama Jin Ye menghampiri rekannya yang dia panggil Ji Goo. Dia bertanya pada Ji Goo, apa Ji Goo yang akan menyelamatkan wanita itu dengan turun ke bawah.
Ji Goo membenarkan dan siap dengan peralatannya. Diapun menuju lokasi jatuhnya mobil tersebut.
Kang Ji Go, kini sudah turun menggunakan tali yang diikat di pinggangnya, regu yang lain mengawasi dari atas. Setelah sampai di mobil yang tersangkut itu, Ji Goo bertanya apa ada orang di dalam mobil? Terdengar suara seorang wanita yang menjawab kalau dia hanya sendirian saja.
Wanita itu adalah Kim In Hae.
Tiba-tiba mobil berguncang membuat takut si wanita yang langsung berteriak agar dia diselamatkan, Ji Goo menjawab agar wanita itu tidak khawatir. Ji Goo menyoroti bagian belakang mobil dimana terlihat ban mobil sudah mulai goyah, dan mungkin sebentar lagi akan terjatuh.
Ji Goo mengeluarkan alat yang dibawanya untuk membuka pintu mobil. Sementara In Hae di dalam menggedor-gedor kaca berharap agar dia segera di keluarkan. Ji Goo yang sedang berusaha membuka pintu mobil, memberitahu si wanita agar jangan terlalu banyak bergerak karena bisa sangat berbahaya.
In Hae yang mendengar kata berbahaya, malah reflek semakin bersemangat menggedor kaca dan menambah gesekan di ban mobil yang sebentar lagi benar-benar akan lepas.
Tepat saat Ji Goo berhasil membuka pintu mobil, saat itu pula ban mobil bagian belakang yang mengkhawatirkan tadi terlepas dan jatuh ke dasar.
In Hae takut sekali, sehingga dia berpegangan pada sabuk pengaman.
Ji Goo yang sudah membuka pintu mobil terpana melihat kecantikan In Hae ditengah rasa takut sang wanita.
Dia malah terdiam beberapa saat menikmati ekspresi cantik yang diperlihatkan In Hae di mata dan wajahnya. In Hae yang ketakutan bertanya, kalau dia ga akan jatuh kan? Ji Goo pun dengan masih menatap wajah In Hae yang cantik menjawab tentu saja tidak akan ada yang jatuh disini.
Ji Goo mendekatkan wajahnya pada In Hae, dan berkata
“Mulai sekarang..tatap mataku saja. Jangan lihat ke tempat lain. Sekarang aku akan menggendongmu keluar.”
In Hae yang benar-benar ketakutan, langsung memeluk Ji Goo. Dia ga ingin terlepas karena ngeri membayangkan bahwa dia akan jatuh ke dasar.
Ji Goo berkata agar In Hae sabar dulu, dia harus melepas sabuk pengaman In Hae. Setelah sabuk pengaman terlepas, In Hae kembali seperti tadi, langsung memeluk Ji Goo, tanpa peduli apapun. Ji Goo mulai menghitung dari satu sampai tiga. Tapi ternyata tepat saat hitungan ketiga, mereka belum bisa keluar karena rok In Hae tersangkut di jok kursi. Ji Goo akan melepaskan bagian yang tersangkut itu, tapi dia malah merobek bagian rok In Hae sehingga terpampanglah paha mulus In Hae.
In Hae kaget karena roknya robek dan pahanya terlihat, tapi Ji Goo berkata kalau rok bukan yang terpenting saat ini. In Hae ga peduli, dia ga mau keluar dengan roknya yang seperti ini. Akhirnya terpaksa Ji Goo memberikan jaketnya agar In Hae bisa menutupi paha In Hae.
In Hee yang sibuk memakai jaket Ji Goo untuk menutupi paha tak tahu kalau bagian belakang mobil yang sudah tidak ada ban nya sedikit lagi akan membuat badan mobil jatuh ke dasar. Ji Goo yang mengetahui hal tersebut tak peduli lagi, dia segera menarik In Hae dalam pelukannya, lalu tepat saat itu mobil In Hae terjatuh dan hilang dari pandangan mereka.
In Hae dan Ji Goo bergelantungan dengan tali dan tentu saja saling berdekatan, asap yang membumbung keatas, membuat rekan-rekan ji Goo berteriak apa Ji Goo baik-baik saja? Ji Goo menjawab kalau dia baik-baik saja, dan minta agar tali segera ditarik keatas.
Akhirnya, Ji Goo dan In Hae berhasil keluar dan kini In Hae sedang bercerita bagaimana menegangkannya di bawah tadi.
In Hae sibuk memberitahu petugas tentang kronologi jatuhnya mobil yang dia naiki. Polisi hanya menjawab kalau dia akan memeriksa CCTV lalu lintas dulu untuk mengkonfirmasi keterangan In Hae barusan.
Ji Goo datang sambil memberikan segelas minuman untuk In Hae. Dia juga duduk di samping In Hae. In Hae cuek tak peduli, padahal maksud Ji Goo mendekat adalah agar In Hae mengucapkan terima kasih padanya. Sedari tadi setelah dia dan In Hae selamat, In Hae sama sekali belum mengucapkan terima kasih padanya.
Ji Goo menjelaskan bahwa memang tugasnya adalah sebagai regu penyelamat. In Hae malah menukas, ya itu memang kerjaan Ji Goo setiap hari, jadi Ji Goo ga usah berlebihan. Tiba-tiba petugas ambulans datang dan mendorong Ji Goo menjauh, lalu dia melajukan mobil untuk membawa In Hae ke RS agar mendapatkan perawatan.
Ji Goo yang sudah bersama Jin Ye bercerita tentang kesalnya dia pada In Hae, karena In Hae sama sekali ga mengucapkan terima kasih padanya. Jin Ye yang merasa Ji Goo ga pernah seperti ini sebelumnya jadi menggoda Ji Goo dengan berkata kalau Ji Goo pasti tertarik dengan wanita tadi.
Ji Goo tersenyum dan menjawab
“Saat ia menatapku dengan matanya..aku benar-benar terpana.”
Ji Goo dengan senang bilang kalau si wanita juga memakai jaketnya. Jin Ye bertanya kenapa memangnya jika In Hae memakai jaket Ji Goo? Ji Goo ga menjawab dan balik bertanya, jika itu Jin Ye, apa yang Jin Ye lakukan jika Jin Ye memakai barang milik orang lain? Jin Ye yang tak paham menjawab jujur tentu saja dia akan mengembalikan barang itu kepada pemilik aslinya.
Ji Goo pun menukas, itu yang dia maksud, dia yakin In Hae pasti akan mencarinya untuk mengembalikan jaket itu. Dia yang sedang ada di dalam mobil untuk menurunkan barang-barang, membayangkan kalau In Hae akan mengembalikan jaket miliknya sambil mengucapkan terima kasih.
Tiba-tiba rekan Ji Goo berteriak memberitahu Ji Goo, kalau ada yang mencari Ji Goo. Ji Goo membalas juga dengan teriakan siapa memangnya? Rekan Ji Goo menjawab kalau sepertinya orang yang mencari Ji Goo, adalah orang yang Ji Goo selamatkan tadi.
Ji Goo sangat senang dan reflek meninju Jin Ye atas luapan rasa senangnya, yang tentu membuat Jin Yee mengaduh kesakitan.
Kini, Ji Goo sudah berganti pakaian dan pergi menemui In Hae. Dia terkejut karena ternyata jaketnya sama sekali tidak dibersihkan In Hae, seperti yang dia harapkan tadi. Jaket itu berdebu dan kotor.
In Hae tanpa basa-basi berkata agar Ji Goo bisa membantunya mencari tas yang ternyata ketinggalan di dalam mobil.
Ji Goo menjawab setidaknya In Hae membantu dia membersihkan jaketnya ini dulu. In Hee meminta maaf dan langsung membersihkan jaket itu dengan tangannya. Membuat debu pun berterbangan di depan wajah mereka.
Kemudian Ji Goo bertanya, apa maksud In Hae mengajaknya bertemu hanya untuk menyuruhnya mengambil tas In Hae? In Hae menjawab kalau dia sudah meminta pada yang lain, tapi ga ada yang mau, padahal di dalam tas itu ada informasi yang sangat penting.
Ji Goo kecewa, dia menjawab kalau tempat ini sudah disegel, jadi bagaimana bisa dia masuk dan mencari tas In Hae. Lagipula tugas tim penyelamat bukannya mencari sesuatu yang hilang, tapi menyelamatkan orang.
In Hee kesal
“Apa maksudmu, di TV jelas-jelas dikatakan kalau kalian membantu menemukan kucing dan anjing.”
Ji Goo menghela nafas dan menjawab masalah kucing dan anjing berbeda dengan masalah tas. In Hee bertambah kekesalannya, sehingga dia mendekati area yang disegel itu dan berniat mencari sendiri. Ji Goo panik dan bilang kenapa In Hae seperti ini sih, setelah dia mati-matian menyelamatkan In Hae?
In Hae yang akan melangkah tanpa sengaja terjatuh karena tangan Ji Goo menahannya. In Hee pun tersungkur dan Ji Goo dengan cemas bertanya apa In Hee baik-baik saja? In Hee melihat luka di kakinya, dan marah pada Ji Goo yang tadi membuatnya terjatuh. Ji Goo pun hanya bisa berkata maaf.
Malam ini hujan sedang turun, terlihat sebuah mobil yang menuju suatu tempat. Mobil itu kini berhenti di depan sebuah truk container yang terkunci.
Dua orang di dalam mobil turun dan berusaha membuka container yang digembok itu.
Mereka adalah Byung Ki dan Byung Woo. Keduanya merupakan saudara, dimana Byung Ki adalah kakak Byung Woo.
Byung Ki yang mencoba membuka gembok, sementara Byung Woo yang memayungi kakaknya agar tak basah karena hujan. Byung Woo ingin kakaknya segera cepat. Jangan sampai karena ini mereka kena masalah.
Byung Ki kesal dan memarahi adiknya, dia bilang kalau transaksi ini berhasil maka dia akan membelikan Byung Woo hadiah. Byung Woo senang mendengarnya.
Akhirnya, pintu container berhasil terbuka, dan begitu terbuka banyak cairan keluar didalamnya.
Mereka pun reflek mundur, menghindari agar tak terkena cairan yang menjijikkan itu. Byung Woo dan Byung Ki sudah memakai masker penutup wajah, namun bau dari cairan yang keluar itu sangat tak enak, sehingga mereka yakin kalau cairan itu adalah kotoran orang-orang di dalam container.
Mereka berdua pun masuk ke dalam, Byung Woo menyuruh semua yang di dalam bangun, namun tak ada sahutan. Mereka pun melangkah mendekat. Byung Woo menyuruh adiknya memberikan senter padanya. Saat lampu senter menyala, terlihat bahwa semua yang ada di dlaam container sudah menjadi mayat. Byung Woo takut dan akan menjauh keluar, tapi Byung Woo menahan sang adik.
Tiba-tiba ada yang memegang kaki Byung Woo, membuat Byung Woo kaget. Reflek mereka pun melangkah mundur, tapi orang yang masih hidup itu merangkak semakin ke depan. Tubuhnya lemas karena berhari-hari tak makan, membuat dia hanya bisa menyeret tubuhnya. Dia meminta diselamatkan.
Byung Woo pun menyeret si pemuda, kemudian dengan kakinya dia menginjak leher si pemuda sambil bertanya apa hanya pemuda ini saja yang selamat? Pemuda itu tak menjawab dan hanya mampu berkata, agar dia diselamatkan karena semua di truk container memang sudah mati.
Byung Woo tanpa sengaja melepaskan masker penutup wajahnya. Dia berkata jijik kalau wajah pemuda itu dipenuhi kotoran. Byung Woo memarahi Byung Ki karena melepas masker padahal sudah tahu disini bau. Byung Ki pun kembali memasang masker untuk menutupi hidung dan sebagian wajahnya.
Kini, pemuda itu ada di dalam truk yang tertutup terpal. Dia akhirnya dibawa oleh Byung Ki dan Byung Woo. Pemuda itu adalah Moon Sai, wajahnya kalau dilihat mirip sekali sama pelantun lagu diobok-obok. Hihihi.
Moon Sai membuka sedikit terpal yang menutupi bagian belakang truk untuk melihat keadaan.
2 Mei
Byung Ki sedang berbicara di telepon dan terlihat kesal. Dia berkata kalau dia hanya kurir, dan bagaimana bisa si penelpon tak tahu kalau semua yang ada di dalam kontainer mati. Dia mau bisnis tetap berjalan, walaupun dia hanya berhasil membawa satu orang.
Saat Byung Ki sudah masuk kedalam mobil, Byung Woo yang tadi menunggu berkata pada kakaknya kalau dia kurang enak badan. Badannya pun terlihat sangat lemas.
Tanpa sadar, Moon Sai kabur, dan saat Byung Ki mau mengejar, pintu truknya mengenai mobil polisi yang ada tepat di sampingnya.
Moon Sai, pemuda kecil itu terus berlari. Dia tak punya arah dan tujuan, yang dia tahu dia harus berlari dan menjauh.
Kondisi Byung Woo semakin parah, dia batuk dan terus bersin. Byung Woo datang ke apotik dimana ada dokter yang melihat kondisi Byung Woo, dokter berkata sepertinya flu Byung Woo parah sehingga Byung Woo harus banyak istirahat.
Tiba-tiba ada seorang anak kecil, yang menyenggol Byung Woo dengan mainannya. Byung Woo pun menoleh dan menatap si anak kecil yang lucu. Tapi, Byung Woo terbatuk, dan mengenai si anak kecil. Anak kecil laki-laki itu mengusap wajahnya yang terkena cipratan batuk Byung Woo.
Batuk dan bersin Byung Woo menyebar ke apotik dengan cepat. Disana ada suster dan pasien lain yang tanpa sengaja menghirup cipratan batuk dan bersin Byung Woo tadi. Anak kecil yang sudah terkena batuk Byung Woo, dengan asik dicium ibunya.
Bahkan dokter yang memberikan resep untuk Byung Woo pun terkena akan batuk dan bersin Byung Woo.
Di RS, dokter memarahi Kim In Hee yang kehilangan data desertasinya. dokter yang marah itu meminta In Hae berhenti agar digantikan yang lain. Tapi, seorang dokter wanita membisikkan sesuatu pada dokter yang marah tadi agar tidak melakukannya. In Hae mendekat dan meminta maaf serta berjanji akan melakukan yang terbaik.
Jin Yee membantu Ji Goo yang turun kebawah lokasi jatuhnya mobil, untuk mengambil tas In Hae. Jin Ye berkata kalau dia ga mau disalahkan karena masalah ini. Ini kan idenya Ji Goo.
Akhirnya tas In Hae berhasil di dapatkan. Jin Ye membuka-buka tas itu dan melihat isi di dalamnya. Ji Go meminta Jin Ye agar tak membuka-buka barang milik orang lain. Lalu Jin Ye menemukan ID card In Hae yang ternyata berprofesi sebagai dokter.
Tiba-tiba ponsel In Hae bergetar, karena ada panggilan masuk.bJin Ye menuruh Ji Goo yang menerima telepon ini karena Ji Goo kan pria sopan. Di layar ponsel terlihat wajah anak perempuan yang lucu dan menggemaskan.
Akhinya, Ji Goo menemui anak kecil yang menelpon tadi. Dia datang ke sekolah si anak yang mengaku sebagai putri Kim In Hae. Dia tak percaya, tapi begitu melihat anak kecil di depannya ini, dia tahu kalau anak ini memang mirip seperti In Hae.
Anak kecil itu bernama Kim Mi Reu. Mi Reu bertanya kenapa paman lama sekali? Dia kan harus segera pulang ke rumah, karena paman dia jadi terlambat deh.
“Paman kau siapa? Apa pekerjaanmu? Ibuku mengatakan agar tak berbicar dengan orang yang tak dikenal.”
Ji Goo tersenyum dan kemudian menyebutkan namanya, dia juga berkata kalau pekerjaannya adalah regu penyelamat. Mi Reu bingung begitu mendengar pekerjaan Ji Goo. Dia seolah tak percaya. Ji Goo pun mengeluarkan kartu identitasnya dan bilang dia ga bohong kan? Mi Reu dengan cuek menjawab dia ga bisa baca tulisan itu.
*Hahaha..LOL*
Merasa tak kenal dengan Ji Goo, Mi Reu pun mulai menjauh, dia bertanya memangnya apa tugas regu penyelamat? Ji Goo menjelaskan kalau tugasnya menyelamatkan orang yang butuh bantuan dan dalam situasi bahaya. Mi Reu bertanya apa sama seperti dokter? Ji Goo menjawab kalau regu penyelamat lebih kuat dari dokter.
Dokter hanya bisa menolong orang di rumah sakit, sedang regu penyelamatlah yang mengantarkan orang ke rumah sakit.
Mi Reu kemudian turun dan meminta tas ibunya. Ji Goo berkata bagaimana dia bisa yakin Mi Reu anaknya In Hae? Mi Reu pun terpaksa menunjukkan foto-fotonya saat bersama sang Ibu. Bahkan ada foto In Hae yang sedang tidur.
Ji Goo yang geli melihat foto In Hae saat tidur kemudian bertanya, apa ibu Mi Reu kalau tidur selalu seperti itu? Mi Reu membenarkan. Dia kemudian meminta lagi tas ibunya. Ji Goo pun kali ini langsung memerikan tas itu pada Mi Reu.
Mi Reu berbalik akan pergi, tapi dia menoleh lagi pada Ji Goo dan meminta kartu nama Ji Goo. Dia beralasan kalau ada yang hilang dalam tas ibunya, maka ibunya bisa menelpon Ji Goo. Ji Goo tertawa tapi tetap memberikan kartu namanya pada gadis kecil ini.
Mi Reu berbalik dan kembali melangkah. Ji Goo mengikuti dari belakang sambil berkata kalau dia akan mengantar Mi Reu. Mi Reu tanpa berbalik menjawab kalau dia akan pulang diantar gurunya. Ibunya melarang untuk pulang bersama orang yang tidak dikenal. Mi Reu berkata seolah tanpa koma dan titik, lalu tiba-tiba berbalik menatap Ji Goo dan mengucapkan terima kasih sambil membungkuk hormat.
Kemudian dia kembali melangkah.
Ji Goo hanya bisa tersenyum dan kemudian bilang kalau Mi Reu benar-benar anak In Hae.
Siang ini, di dalam sebuah transportasi umum, sang dokter jaga di apotek sepertinya akan pulang ke rumah, dia tak dapat tempat duduk sehingga dia berdiri, lalu tiba-tiba dia bersin dan batuk-batuk mengenai wanita yang duduk tepat di dekatnya. Batuk dan bersin itu kemudian berhambur ke seluruh bus dan mengenai penumpang di dalamnya.
Di sebuah Taman Kanak-kanak, seorang guru sedang membagikan cemilan pada semua murid. Lalu tiba-tiba seorang murid laki-laki terlihat berbaring lemah di lantai, mengejutkan ibu guru. Guru kemudian mendekat dan si anak laki-laki bersin, mengenai ibu guru juga seluruh kelas. Guru panik, karena anak didiknya terlihat tidak sehat.
Byung Ki sibuk mencari Moon Sai, tapi tetap tak ketemu, sehingga dia memutuskan kembali ke mobil, dimana adiknya sedang menunggu.
Ketika melihat dari jauh, Byung Ki terkejut karena adiknya yang sakit flu tiba-tiba mengeluarkan darah saat batuk. Darah itu mengenai kaca depan mobil. Sementara Byung Woo sangat takut mengetahui dia mengeluarkan banyak darah di batuknya.
Kim In Hae sudah pulang, Mi Reu langsung menyerahkan tas yang dicari ibunya. In Hae memeriksa isi tas itu dan tersenyum girang karena USB penting yang dia butuhkan masih ada. Diapun memeluk Mi Reu dan berkata kalau dia sangat mencintai Mi Reu.
Mi Reu menceritakan pertemuannya dengan paman dari regu penyelamat itu. Bahkan Mi Reu juga memberikan nomer telepon Ji Goo jika ada barang ibu yang hilang. In Hae senang karena putrinya sangat pintar, dia pun mencium putrinya. In Hae bahkan bertanya apa Mi Reu mau hadiah? Dia akan belikan untuk Mi Reu.
Mi Reu menjawab kalau dia mau dibelikan kucing. In Hae menolak, bukankah dia sudah bilang kalau satu-satunya yang ga boleh adalah kucing. Mi Reu ngambek dan menuju sofa sambil menggeliat-geliat menujukkan kalau dia kesal karena ibu menolak keinginannya. Mi Reu bilang dia kasihan dengan si kucing, karena kucing itu kakinya terluka jadi ga ada yang mau mengadopsi.
In Hae mendekati putrinya dan bertanya bagaimana kalau kucingnya diobati tapi tetap ga boleh dipelihara? Mi Reu masih menolak dengan pura-pura lemas di depan ibunya. In Hae kemudian bilang kalau dia akan membuatkan makanan kesukaan Mi Reu. Akhirnya Mi Reu pun luluh karena bujukan sang ibu.
Saat sedang asik memasak makanan kesukaan Mi Reu, tiba-tiba Mi Reu datang memberitahu ibunya kalau ada telepon. Dia bahkan membawakan ponsel ibunya. In Hae pun menerima panggilan itu. Kabar yang didengar In Hae begitu mengejutkan. Ada serangan virus, dan suhu tubuh korban lebih dari 40 derajat. In Hae kaget. Lebih kaget lagi saat mendengar bahwa korban kini ada di ruang isolasi.
In Hae sebenarnya ga enak meninggalkan sang putri, padahal dia baru saja kembali. Tapi Mi Reu meyakinkan ibunya bahwa dia ga apa-apa ditinggal sendiri. In Hae bertanya lalu bagaimana dengan makan Mi Reu? Mi Reu menjawab kalau dia bisa makan sendiri, dia pun mencontohkan pada ibunya, sambil menyuap masakan yang sudah dibuat ibunya tadi walau memang sedikit susah karena meja yang lebih tinggi dari tubuhnya.
Kim In Hae sudah sampai di ruang isolasi, disana para dokter berkumpul untuk melihat kondisi pasien dan menulis laporan. Dokter yang ada di dalam semua memakai masker dan mencoba menenangkan Byung Woo yang terus memberontak. In Hae melihat barang-barang milik Byung Woo dan mencoba memeriksa isinya. In Hae pun menemukan rekaman di truk container dimana seluruh penumpangnya ditemukan tewas. Professor bahkan datang dan bertanya apa yang terjadi. In Hae menjelaskan kalau ini bisa saja semacam flu burung.
Professor kaget dan bilang apa maksud In Hae negara mereka sedang terinfeksi flu ini? In Hae mengangguk.
In Hae dan satu rekannya menemui Byung Ki yang menunggu cemas. In Hae bertanya apa Byung Ki saudara Byung Woo. Byung Ki membenarkan. In Hae bertanya lagi, apa Byung Ki sudah melihat rekaman di ponsel Byung Woo? Byung Ki ga menjawab karena bingung, tapi In Hae kemudian kembali bertanya, apa sebenarnya yang terjadi di truk container itu?
Byung Ki berdalih kalau dia ga ngerti apa maksud para dokter. In Hae dengan tegas memberitahu kalau Byung Woo terkena flu burung, dan dia harus tahu dimana flu itu didapatkan Byung Woo. Terkejutlah Byung Ki mendengarnya.
Byung Ki ingin melihat Byung Woo, namun In Hae dan rekannya melarang. Mereka berdiri untuk menghadang Byung Ki. Tapi apalah daya mereka sebagai perempuan. Byung Ki tetap melangkah, menyingkirkan kedua dokter yang mengganggunya.
Berhasil melewati In Hae dan dokter satunya, ada dua perawat pria yang juga siap menghadang jalan Byung Ki. Byung Ki heran, kenapa semua begini? Dia hanya ingin melihat adiknya. Tiba-tiba terdengar di pengeras suara kalau keadaan darurat, dan para dokter diminta segera keruang isolasi.
In Hae kaget, begitu juga Byung Ki. Dia tahu adiknya lah yang ada di dalam ruang isolasi tersebut. Byung Ki mengamuk karena para dokter dan perawat melarangnya menemui Byung Woo.
Byung Ki berhasil masuk dengan paksa kedalam ruang isolasi. Dia melihat Byung Woo yang kondisinya sudah mengenaskan. Wajah Byung Woo bahkan sudah dipenuhi bercak merah seolah terluka dan berdarah. Dokter melarang Byung Ki memegang wajah Byung Woo. Dokter tersebut menarik tubuh Byung Ki agar menjauh dari Byung Woo. Tapi Byung Ki marah, dan langsung memegang wajah dokter yang melarangnya tadi dengan tangannya yang sudah berlumuran darah Byung Woo. Dokter jelas langsung takut karena itu tandanya dia bisa saja terinfeksi.
Karena itulah, para dokter takut mendekati Byung Woo. Hanya In Hae yang berani mendekat dan memegang tubuh Byung Woo agar tidak mendekati adiknya. Professor meminta agar Byung Ki segera dibawa keluar. Akhirnya para dokter yang tadinya takut, berusaha menjauhkan Byung Ki dari Byung Woo.
Byung Ki histeris memanggil nama Byung Woo, saat para dokter menariknya.
Byung Ki pun tanpa sengaja menarik tubuh Byung Woo yang tergolek diatas ranjang rumah sakit, sehingga sang adik terjatuh kelantai dengan posisi miring. Byung Woo yang sudah tak bernyawa dengan mata terbuka, seolah memandang Byung Ki. Byung Ki jelas semakin histeris melihat kematian adiknya yang sangat mengenaskan.
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Asli waktu lihat film ini, aku ngerinya minta ampun. Aku jadi takut lihat orang bersin. Seolah masih terbawa film nya. Aku bahkan takut ada di keramaian dan pengennya pake masker terus.
Sebenarnya alasan aku nulis synopsis ini, karena lagi bosen sama drama yang lagi aku tulis sekarang. Jadilah cari hal lain dulu yang menegangkan seperti ini. Biar kembali fresh.
Untuk genre seperti ini sih sudah banyak ya. Tapi ya suka aja. Kalau yang versi film barat, visrusnya diakibatkan oleh monyet. Ada yang pernah lihat film itu.? Seru dan sama juga genrenya.
Walau mungkin genre seperti ini banyak, cuma aku selalu suka jika filmnya menegangkan, dan aku jadi kebawa sama alur cerita.
Akhirnya juga pasti ga sama dong. Karena ada unsur percintaan dan mengharukan juga di film ini. Aku tahu karena sudah nonton sampai habis. Hihihi..