Myung Geun mencegah aksi unjuk rasa yang ditujukan untuk perusahaan Tae Ha, dan Tae Ha geram karenanya, akhirnya memutuskan untuk maju sendiri dalam menghalau pendemo, dan Myun Geun yang melihat itu sangat terkejut dibuatnya.
Part 2
Go Joo Ran mendatangi biro hukum Hwa Young dengan membawa seikat bunga. Sebelum masuk dia bercermin dulu, merapikan rambutnya dan melihat bagaimana wajahnya saat ini. Saat itulah ada seorang wanita yang keluar menggandeng anak kecil dan bertanya bukankan ini Go Joo Ran? Joo Ran berhenti, dan hanya melihat sekilas, setelah itu si wanita tadi berkata dengan senang kalau dia adalah fansnya Joo Ran. Joo Ran pura-pura tersenyum ramah, dan si wanita tadi berkata apa dia boleh minta tanda tangan Joo Ran? Joo Ran diam saja, menunggu si wanita mengeluarkan bolpoin dan kertasnya. Kemudian Joo Ran melihat bocah laki-laki itu.
Dengan sopan Eun Joong kecil menyapa Joo Ran, dan Joo Ran tersenyum manis bertanya berapa umurmu? Eun Joong kecil menjawab kalau umurnya 5 tahun. Joo Ran kemudian bertanya siapa namamu? Eun Joong menjawab kalau namanya Jang Eun Joong.
Joo Ran berkata dengan ramah, kalau nama anak perempuannya juga berakhiran Jang seperti Eun Joong.
Fans wanita tadi kaget dan bertanya apa benar Joo Ran punya anak perempuan? Joo Ran langsung meralat ucapannya kalau yang dia maksud adalah nama anjingnya.
(Kasiian Joo Ha..disamain anjing dong..)
Tae Ha yang sudah berhasil menghalau pendemo itu mendekati Myung Geun dan bertanya Anda detektif Ha kan? Tae Ha dengan angkuh berkata agar Myung Geun menyingkirkan mobilnya itu dan beli lagi yang baru. Myung Geun menatap sinis pada Tae Ha yang memberikan uang padanya. Tae Ha mendekati Myung Geun dan langsung memasukkan uang ke kantong celana Myung Geun sambil berkata karena dia yang kurang hati-hati maka mereka harus mengalami hal seperti ini di hari pertama bertemu.
Tae Ha yang akan pergi dicekal tangannya oleh Myung Geun dan berkata kalau Tae Ha harus ikut dengannya. Myung Geun pun mengeluarkan uang yang tadi dimasukkan Tae Ha ke saku celananya, dan membaca kartu nama yang ada diantara lembaran uang itu. Kali ini Myung Geun langsung mengembalikan uang itu dan memasukkannya ke kantong jas Tae Ha. Karena Tae Ha hanya diam saja, membuat Myung Geun berkata kalau kayaknya Tae Ha ga denger apa yang dia bilang tadi, kalau kendaraan yang Tae Ha bilang usang tadi, adalah kendaran resmi nya untuk bekerja. Karena Tae Ha menghalangi keadilan, dan tindak pengrusakan, maka Tae Ha ditahan.
Myung Geun pun langsung memborgol tangan Tae Ha.
Myung Geun juga mengembalikan kata-kata Tae Ha tadi dengan kalimat yang sama, kalau karena dia yang kurang hati-hati jadinya mereka mengalami hal seperti di hari pertama bertemu.Tae Ha menepis tangannya dan bertanya apa yang Myung Geun lakukan padanya? Myung Geun hanya orang bodoh yang ikut campur urusan orang lain. Sambil tertawa mengejek, Tae Ha bertanya apa Myung Geun mau kehilangan pekerjaannya? Myung Geun tanpa takut berkata ayo mereka lihat siapa yang bodoh diantara mereka setelah tiba di kantor polisi. “Biarkan hukum yang menentukan”
Joo Ran masuk dan bertemu dengan istri sah Jang Tae Ha,yaitu Yoon Hwa Young, dan langsung memberikan bunga serta ucspan selamat atas dibukanya kantor baru Hwa Young. Dengan nada mengejek Joo Ran berkata kalau kantornya kecil, apa Hwa Young mendapat bayaran yang besar di kantor kecil seperti ini? Joo Ran kemudian pamer dan bilang kalau Tae Ha saja membelikannya sebuah apartemen. Hwa Young jelas kesal dan bertanya bagaimana Joo Ran bisa tahu dia ada disini? Joo Ran tidak menjawab dan malah berkata demi orang yang sudah datang dan memberikan bunga dengan tulus pada Hwa Young, apa pantas Hwa Young memperlakukannya seperti ini, dan tidak menerima ucapan selamat darinya?
Hwa Young masih dengan pandangan tidak suka menerima bunga itu, dan kemudian menjatuhkannya ke lantai. Joo Ran melihatnya dan jadi kesal. Kemudian Hwa Young berkata kalau yang ingin ditunjukkan oleh Joo Ran bukanlah sebuah ketulusan. Joo Ran bertanya apa maksudnya? Karena Hwa Young diam saja, membuat Joo Ran melempar tulisan di dinding kantor Hwa Young sehingga kaca yang melapisinya pecah berkeping-keping.
Hwa Young kesal, dan Joo Ran berkata kalau dia adalah tipe orang yang tidak mau merugi. Harga bunga yang dia beli, mungkin setara dengan harga kaca yang pecah itu. Jadi setimpal.
Hwa Young menampar Joo Ran, namun Joo Ran langsung menghindar. Joo Ran membenarkan rambutnya dan berkata bagaimana bisa seorang anak perempuan dari keluarga kaya berperilaku tidak sopan seperti ini? Rumah ayah Hwa Young, kekayaan dan juga pekerjaan ayah Hwa Young, bukan dicuri oleh Tae Ha, melainkan diambil seperti seorang idiot. Hwa Young sakit hati sekali dengan penghinaan ini, dan Joo Ran tidak puas menyakitinya. Dia berkata kalau semua itu hanya untuk menjaga harga diri Hwa Young yang sama sekali ga berguna.
Hwa Young berkata kenapa Joo Ran datang menemuinya? Katakan saja dengan singkat dan setelah itu pergilah. Joo Ran mengeluarkan seuatu di dalam tasnya, dan meminta Hwa Young membuat pengaduan atas perzinahan. Hwa Young bingung dan bertanya apa maksudnya? Joo Ran berkata kalau sekarang ini banyak yang suka merekam aksi dengan membuat video, maka dia hanya mengikuti tren saja. Kata orang-orang, ini hanya seperti tanda cinta atau semacamnya.
Hwa Young semakin bingung, apa maksudnya? Akhirnya Joo Ran berkata kalau Tae Ha ga mau bercerai, jika bukan Hwa Young yang menuntut Tae Ha lebih dulu. Jika Tae Ha mau menuntut, pasti dari awal dia sudah menceraikan Hwa Yong. Jadi dia datang kesini untuk menyuruh Hwa Young mengakhiri saja pernikahannya dengan Tae Ha.
Joo Ran pun melempar yang dipegangnya tadi, ke meja, dan berlalu pergi meninggalkan Hwa Young.
Tae Ha dan Myung Geun akhirnya ada di kantor polisi,. Tae Ha tentu dengan wajah angkuhnya yakin akan terbebas dengan mudah dari masalah ini. Di antara mereka ada seorang laki-laki yang menyuruh Myung Geun melpas borgol di tangan Tae Ha. Sepertinya laki-laki itu adalah senior Myung Geun di kantor.
Myung Geun sangat geram, karena jelas-jelas Tae Ha lah yang salah. Myung Geun menjawab kalau dia ga mau melepas borgol itu, membuat Tae Ha langsung menoleh. Senior Myung Geun berkata kalau ini adalah perintah. Masih membelakangi seniornya Myung Geun menjawab kalau dia ga bisa. Seniornya bertanya kenapa ga bisa? Bahkan Myung Geun dibilang kepala batu.
Senior Myung Geun kemudian berkata dengan ramah pada Tae Ha kalau dia akan membuka borgol Tae Ha. Tae Ha diam saja merasa diatas angin, si Senior beralih lagi ke Myung Geun dan menyebut Myung Geun kekanak-kanakan karena marah oleh hal-hal sepele seperti ini.
Senior berkata kalau dia yang akan melepas borgol itu jika Myung Geun ga mau, tapi Tae Ha menyela dan berkata kalau dia yakin Myung Geun bisa melakukannya. Dan dia bisa menunggu sepanjang waktu jika perlu sampai Myung Geun mau membukanya. Setelah itu dia akan menulis tuntutan hukum atas kekerasan yang dilakukan polisi terhadapnya. Myung Geun menatap kesal.
Tae Ha berkata kalau dia juga bisa membuat konferensi pers atas tindakan ini. Senior Myung Geun berkata apa Myung Geun akan tetap keras kepala seperti ini? Apa Myung Geun ga ingin mengunjungi ibu mertua dan menjemput anak perempuan Myung Geun? Dan Geun Young pasti kelaparan menunggu Myung Geun. Myung Geun memejamkan mata, tahu bahwa dia kalah kali ini. Akhirnya dengan sangat terpaksa Myung Geun melepas borgol di tangan Tae Ha.
Sebelum pergi Tae Ha berkata kalau dia berharap ga bertemu dengan Myung Geun lagi, karena jika itu terjadi maka dia pastikan Myung Geun akan kehilangan pekerjaannya. Tae Ha bahkan mengejek dengan berkata kalau dia ga mau melihat anak-anak Myung Geun kelaparan di rumah.
Myung Geun yang kesalnya sudah sampai ubun-ubun, langsung menyerang Tae Ha, mencengkeram kerah jasnya dan si Senior langsung mencegah hal itu dan berkata kalau ini sudah cukup. Myung Geun pun langsung melepas cengkeramannya dengan kesal. Matanya masih menatap marah pada Tae Ha.
Tae Ha hanya tertawa melihat tingkah Myung Geun yang seperti tadi. Setelah itu dia langsung pergi.
Hwa Young sedang membacakan dongeng pada putra kesayangannya. Hwa Young membacakan cerita tentang seekor ayah penguin. Tiba-tiba Eun Joong bertanya seperti apakah dia? Hwa Young bertanya siapa maksudnya? Eun Joon menjawab ayahnya? Orang seperti apa ayahnya itu? Apakah ayah mirip sepertinya? Hwa Young memandang Eun Joong dan bingung harus menjawab apa. Hwa Young hanya mengangguk, kemudian Eun Joong bertanya lagi, apa ayahnya juga pintar sepertinya? Hwa Young lagi-lagi mengangguk.
Eun Joong kembali bertanya setelah berapa bulan ayahnya akan kembali dari Amerika? Apakah 100 bulan? Hahaha..polosnya..
Hwa Young membenarkan. Eun Joong kemudian bilang kalau dia ingin segera tidur, karena semakin cepat dia tidur, maka semakin cepat juga dia bertemu ayahnya.
Setelah Eun Joong tertidur, Hwa Young melihat isi rekaman yang diberi Joo Ran tadi. Dia memasukkan disket Video itu kedalam player dan menekan tombol play untuk menjalankannya. Di dalam kaset itu terlihat rekaman Joo Ran dengan pakaian mini yang memanggil nama Tae Ha, suaminya.
Itu jelas mengejutkan Hwa Young. Dia sampai memalingkan muka saking jijiknya melihat isi video itu.
Saat akan mematikan TV, terdengar pertanyaan Joo Ran di video itu yang bertanya mengapa Tae Ha menikahi Hwa Young?
Membuat Hwa Young tak jadi mematikannya dan ingin mendengar jawaban Tae Ha. Tae Ha menjawab kalau dia ga menyukai Hwa Young, dia hanya menyukai ayah Hwa Young.
Hwa Young kaget. Lalu terdengar lagi pertanyaan Joo Ran, lalu kenapa Tae Ha memperlakukan ayah Hwa Young seperti itu? Dia dengar ayah Hwa Young meninggal di penjara.
Hwa Young semakin kaget. Tae Ha menjawab meskipun dia menyukai ayah Hwa Young, tapi toh tetap bukan ayahnya.
Nafas Hwa Young naik turun mendengar percakapan itu. Dia sangat marah.
Tae Ha pulang ke rumah, dan berkata pada pembantu yang menyambutnya kalau dia ga perlu apapun.Jadi pembantunya bisa pulang dan jangan kembali sampai besok pagi. Kedua pembantunya itupun mengangguk tanda mengerti.
Tae Ha masuk ke kamarnya, melepas jas dan menggantungkannya di dalam lemari. Saat akan membuka kemejanya, Tae Ha melihat sesuatu yang menarik di dalam lemari itu, dan mengambilnya. Sebuah foto pernikahannya dengan Hwa Young. Dia memandang lekat foto itu, dan melihat pada wajah istrinya. Lalu tersenyum sinis, dan melemparkannya kembali ke dalam lemari, seolah itu adalah barang yang tidak berharga baginya.
Keesokan paginya, Myung Geun terlihat sedang mencuci beras. Datanglah Geun Young yang menodongkan pistol mainannya di pinggang ayahnya. Myung Geun berkata “Hay Man..selamat pagi."
Geun Young dengan lucunya berkata “Dor”, dan Myung Geun pura-pura sakit. Tapi kemudian menyuruh Geun Young segera mencuci wajah dan gosok gigi. Geun Young berseru Dor lagi pada ayahnya, dan dengan ekspresi lebay Myung Geun pura-pura jatuh karena tertembak. Myung Geun kemudian berkata kalau ini permintaan terakhirnya, agar Geun Young segera mencuci wajah dan berangkat sekolah.
Geun Young tertawa melihat ayahnya sudah kalah, dan langsung memborgol tangan ayahnya. Tapi kemudian dia juga memborgol tangannya sendiri, membuat Myung Geun yang tadi pura-pura pingsan jadi bangun dan bertanya kenapa anaknya ini? Kemudian Myung Geun berkata kalau dia meninggalkan kunci borgol di kantor, bagaimana ini sekarang? Geun Young hanya tertawa mendengarnya. Myung Geun bertanya apa ini terlihat menyenangkan? Geun Young mengangguk senang.
Dnegan gemas, Myung Geun ingin menggigit anaknya ini.
Hahaha..lucu mereka ya?
Mereka pun makan dengan tangan sama-sama terborgol satu sama lain. Myung Geun sengaja menarik-narik tangannya agar Geun Young mengikutinya dan Geun Young bukannya marah, tapi sangat senang. Dia terus tertawa. Geun Young kemudian menyuapi ayahnya itu, dan Myung Geun tentu tidak menolaknya.
Myung Geun dan putranya melakukan aktifitas bersama-sama. (Haduuh..Geun Young kok imutnya ga tahan ya..^^)
Setelah menggosok gigi, Geun Young duduk di closet karena mau Pup,dan Myung Geun tentu menemani. Geun Young hanya senyum –senyum saja melihat ayahnya menahan bau.
Setelah itu Myung Geun, memangku Geun Young lalu mengeringkan rambut Geun Young dengan handuk, kemudian mengoleskan sesuatu untuk wajahnya dan juga wajah putranya.
Ayah dan anak itu sudah siapa berangkat, mereka bersama bergandengan tangan, dan bernyanyi dengan riang.
Sebuah bangunan yang tinggi tertulis nama TK Tae Ha. Terlihat kalau bangunan TK itu mulai retak. Dan ternyata Geun Young merupakan salah satu dari murid TK itu.
Myung Geun yang mengantarkan Geun Young ke sekolah TKnya, merapikan seragam Geun Young sebelum Geun Young masuk ke dalam, dan berkata kalau hari ini dia akan menjemput Geun Young. Jadi Geun Young harus menunggu di sekolah. Myung Geun juga berjanji Malam ini mereka akan melihat kembang api. Geun Young senang sekali.
Tangan Geun Young tergores karena borgol tadi, dan Myung Geun langsung menempelkan plester di goresan itu. Myung Geun berkata kalau Geun Young bermain dengan borgol ayahnya lagi, maka ayahnya akan memasukkan Geun Young ke penjara.
Dengan polosnya Geun Young bertanya, apa itu penjara?
Myung Geun menjawab kalau penjara adalah tempat tinggal bagi orang-orang jahat. Tempat itu penuh dengan oang-orang menakutkan.
Geun Young berkata kalau seharusnya ayahnya tidak seperti itu pada anak yang dicintai. (Hahaha..pinter kau nak..)
Geun Young sampai maju-maju bibirnya waktu bilang kalimat itu, membuat Myung Geun gemas, dan memegang bibir anaknya yang monyong-monyong ke depan.
Sebelum berpisah, Geun Young mengajak ayahnya berjanji, dan ayahnya pun menyetujuinya lalu berkata kalau dia akan datang tepat waktu untuk menjemput Geun Young. Jadi Geun Young harus sabar menunggunya. Dan jangan berkeliaran keluar sekolah. Geun Young menagngguk, kemudian berlari masuk ke dalam, namun kemudian Geun Young berbalik menatap ayahnya lalu mendekati ayahnya lagi.
Ternyata Geun Young memberikan jajannya pada Myun Geun, dan berkata kalau ayahnya lapar, makan ini saja. Myung Geun terharu dan langsung jongkok di hadapan putranya ini. Myung Geun menerimanya dengan senang dan bertanya lalu kalau Geun Young lapar bagaimana? Geun Young mengeluarkan makanannya yang sama seperti Myun Geun dan memperlihatkannya. Geun Young berkata kalau dia punya tiga dan ayahnya juga punya tiga, jadi mereka sama.
Geun Young langsung berlari untuk masuk ke dalam sekolah, tapi entah mengapa dia keluar lagi dan berteriak memandangi ayahnya, membuat Myung Geun menoleh. Sambil melambaikan topinya, Geun Young berkata kalau dia mencintai ayahnya sebanyak jarak antara Surga dan dunia. (Kenapa aku malah jadi sedih..-_-)
Myung Geun tersenyum melihat kelucuan anaknya itu. Myung Geun pun dengan sapu tangannya juga melambai-lambaikan itu dan berkata kalau dia juga mencintai Geun Young.
Pekerja mulai mengecat retakan di Gedung Tae Ha. Lalu di bagian atas mulai berjatuhan serpihan-serpihan retakan itu, dan mengenai pekerja, yang langsung ngomel-ngomel karenanya. Serpihan-serpihan semakin banyak jatuhnya. Lalu jatuhlah bongkahan yang besar mengenai tubuh si Pekerja, membuat dia jatuh ke lantai padahal saat itu dia berada di atas tangga, sedang mengecat. Dan saat melihat ke atas, terkejutlah sang pekerja, karena retakan itu mulai melebar dengan cepat, dan hampir menjadi lubang yang akan menganga lebar.
Kemudian tanpa disangka-sangka, ambruklah sebongkah batu besar yang siap menimpa pekerja laki-laki itu, yang bahkan tidak bisa menghindar untuk menyelamatkan dirinya.
Sekretaris Tae Ha, Shin Kang Ho, masuk menemui Tae Ha yang sedang makan bersama orang yang memimpin pihak Tae Hae menghadapi pendemo kemarin. Tae Ha bertanya ada apa? Kang Ho hanya melirik ke tamu Tae Ha, membuat Tae Ha meminta laki-laki itu meninggalkan dia dulu, tentu saja Laki-laki itu tidak menolak. Diapun langsung keluar, meninggalkan Tae Ha dengan sekretarisnya.
Saat itu Myung Geun datang bersama seorang ahjumma dan menjelaskan kalau memang sudah hukumnya tidak boleh membuka bisnis didaerah itu. Ahjumma mencoba bermanis-manis pada Myung Geun, dan bilang kalau dia akan berhenti.
Dia meminta agar Myung Geun dan rekannya segera pergi. Myung Geun menjawab kalau ahjumma itu terus seperti ini, maka ini akan menjadi masalah. Ahjumma itu bertanya lalu apa yang harus dia lakukan? Hanya ini yang bisa dia lakukan untuk membesarkan anak-anaknya.
Rekan Myung Geun yang memanggilnya Hyung, mengajak Myung Geun untuk pergi saja.
Lalu tiba-tiba seorang ahjussi melempar Myung Geun dengan air kotor, membuat semua kaget. Rekan Myung Geun bertanya apa ahjussi ini sudah gila?
Di dalam tempat itu, Tae Ha mendapat laporan tentang retakan yang sudah semakin besar dan bahkan bongkahannya mengenai pekerja. Tae Ha kaget. Kang Ho meminta Tae Ha segera mengatasi masalah ini sebelum menjadi makin besar. Dia juga bilang kalau bangunan akan runtuh total sekitar satu jam. Tae Ha harus mengevakuasi orang-orang untuk segera mungkin keluar gedung. Tae Ha kemudian teringat putrinya yang les di dalam plaza itu. Tae Ha pun segera berlari keluar.
Rekan Myung Geun bertanya Myung Geun akan kemana? Myung Geun menjawab kalau dia sudah janji untuk menjemput anaknya di TK tepat waktu.
Sementara itu, Tae Ha yang sudah di dalam mobil, menelpon Joo Ran dan bertanya apa Joo Ran sedang dirumah? Dan Joo Ran menjawab kalau dia di rumah,bersama Joo Ha. Tae Ha lega sekali mendengarnya. Dia meminta Joo Ran segera mengemasi barang-barang Joo Ran dan juga Joo Ha lalu pergi ke rumahnya.
Myung Geun mengeluh kalau bau sekali air yang disiramkan padanya tadi. Rekannya juga terpaksa harus menahan bau itu. Rekan Myung Geun yang menyarankn agar Myung Geun pulang dulu ke rumah, lalu berganti pakaian. Myung Geun menjawab sepertinya memang dia harus melakukannya karena baunya sangat menyengat.
Retakan itu sudah terlihat besar. Tae Ha melihatnya dengan pandangan tidak percaya. Tae Ha ditemani dengan Kang Hoo dan tuan Kim serta satu petugas lainnya.
Tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh, dan Tae Ha langsung melihat ke sumber suara ternyata dinding sudah mulai akan runtuh. Tae Ha mendekatinya, karena sangat terkejut. Kang Ho juga mengikuti bosnya sedang tuan Kim dan petugas satunya melarang, karena akan membahayakan Tae Ha. Tidak hanya itu, saluran air di pipa itupun bocor dan langsung menyemburkan air yang membasahi Tae Ha dan Kang Ho.
Di TK Tae Ha, Geun Young sedang menyanyi bersama guru dan teman-temannya. Geun Young terlihat sangat gembira.
Sementara itu Myung Geun sedang mandi, dan membersihkan dirinya dari siraman air yang bau tadi. Dia harus bergegas agar tidak terlambat menjemput putranya itu.
Tae Ha yang masih dengan rasa terkejutnya, hanya terpana melihat kerusakan yang terjadi berentetan seperti ini. Tuan Kim mengingatkan Tae Ha untuk segera mengumumkan situasi ini dan mengevakuasi orang-orang agar tidak jatuh korban. Mereka tidak punya waktu lagi. Mereka harus mencegah terjadinya korban jiwa.
Melihat Tae Ha yang hanya diam saja, membuat Tuan Kim meminta staf disampingnya untuk melakukan pengumuman itu, tapi staf tersebut malah berkata tentang olimpiade, dan kalimat itu cukup mengagetkan Tae Hae. Tae Ha berbalik dan langsung berkata pada stafnya agar tidak menghubungi polisi dan jangan mengumumkan apapun.Tuan Kim jelas terkejut.
Tae Ha mendekati Tuan Kim dan stafnya lalu berkata kalau orang-orang di dalam gedung ga boleh ada yang tahu, jika gedung ini akan roboh. Tae Ha malah memeluk Tuan Kim dengan senang dan berkata kalau Olimpiade akan diadakan, kemudian dia memanggil sekretarisnya, dan meminta Kang Ho membawa bom nya. Kang Ho kaget, dan Tae Ha langsung membentak Kang Ho.Sehingga Kang Hoo langsung melaksanakan perintah bosnya itu.
Dengan penuh percaya diri seolah senang, Tae Ha berkata kalau ini bukan kecelakaan, tapi karena seseorang memasang bom disini. Jadi mereka adalah korban, maka perusahaan mereka tidak akan disalahkan. Apa Tuan Kim mengerti? Tuan Kim yang sebenarnya tidak setuju, hanya diam saja. Dan Tae Ha kembali berkata kalau yang rubuh adalah gedung ini, tapi tidak perusahaan Tae Ha. “Siapa yang roboh hari ini adalah bom dari seseorang, tapi bukan aku”
Berbalik menatap dua stafnya itu, Tae Ha berkata jika mereka menjadi penyebab, maka mereka akan dipenjara, dan dipersalahkan oleh banyak orang, tapi jika mereka yang jadi korban, mereka akan mendapat banyak simpati dari masyarakat. Dengan simpati banyak orang itu mereka akan berterima kasih karena menjadi semakin kuat. Mereka akan membangun apartemen dan bangunan-bangunan lainnya.
Kemudian Tae Ha berkata agar mereka mengevakuasi orang-orang di gedung dan mengumumkan akan adanya bom dari teroris. Kedua staf itupun segera pergi melaksanakan perintah bosnya.
Staf Tae Ha langsung mengumumkan pada orang-orang yang sedang makan dan meminta mereka semua untuk tidak terkejut akan apa yang dia sampaikan. Di berkata kalau perusahaan baru saja menerima kabar kalau di gedung ini telah dipasang bom oleh seseorang. Memnag bisa saja itu telepon iseng, tapi dia meminta semua untuk segera keluar dari gedung ini. Mereka pun berlarian keluar menyelematkan diri.
Berita itu tentu juga meyebar ke TK Tae Ha dan guru Geun Young langsung menyuruh murid-murid untuk segera keluar untuk menyelamatkan diri. Tapi Geun Young tiba-tiba berhenti, dan mengingat pesan ayahnya tadi. Mereka bahkan sudah saling berjanji. Karena itulah Geun Young masuk kembali kedalam gedung, ditengah para orang yang menyelamatkan diri mereka dengan berlarian keluar.
Myung Geun masih merapikan rambutnya dan terlihat sudah siap menjemput Geun Young.
Geun Young masuk ke kelas, saat keadaan gedung sudah mulai runtuh sedikit demi sedikit.
Myung Geun mencoba menelpon ke TK Geun Young namun tidak ada yang mengangkat, membuat Myung Geun khawatir. (Pak, daripada telfon mending segera meluncur deh..gemes aku jadinya..-_-)
Di dalam kelas, keadaan sudah semakin kacau, Geun Young berdiri menatap telepon yang berdering di depannya.
Bangunan sudah semakin besar meruntuhkan dirinya. Atap dan dinding mulai ambruk satu persatu. Orang-orang masih berebut menyelamatkan diri mereka masing-masing.
Myung Geun yang sudah sampai terpana melihat orang-orang yang sedang berlarian keluar, bahkan ada ambulans disana. Myung Geun langsung bertanya ada apa ini? Petugas menjawab kalau ada bom yang ditanam di dalam gedung. Myung Geun kaget dan langsung mengingat putranya. Dia ingin mendekat, namun petugas melarang. Dan dengan mata kepalanya sendiri Myung Geun melihat gedung itu yang mulai ambruk sedikit demi sedikit.
Abu dari runtuhnya bangunan itu mengenai wajah Myung Geun, dan tiba-tiba Myung Geun menatap runtuhnya bangunan itu dengan tatapan terkejut yang teramat sangat.
KOMENTAR :
Saya sudah mulai menemukan yang menarik di Part 2 ini, kalau diawal masih boring, tapi di menit-menit selanjutnya sudah mulai menyenangkan.
Tidak ingin banyak berkomentar, karena baru episode satu. Sabar menanti saja ya yang menyukai drama ini, karena aku tetap memprioritaskan Shark, jadi maaf jika terllau lama mempostingnya.
Terima kasih yang sudah mau berkunjung dan mau memberikan komentar di Blogku ini. Maaf jika jarang membalas komentar ya tapi aku baca semua kok..dan sangat senang..^^