Di
episode 7 kemaren, Nam Soon menyerahkan aplikasi surat keluar sekolah, yang diberikannya pada In Jae. Nam Soon juga memberikan surat pernyataan itu pada Heung Soo, dan mengatakan kalau itu adalah yang dikorbankannya.
Heung Soo pun emnunggu Nam Soon di depan gerbang sekolah. Saat Nam Soon mendekat Heung Soo bertanya apa sekolah benar-benar hal yang penting untuk Nam Soon sehingga layak untu dikorbankan. Nam Soon menjawab, kalau bukan sekolah yang dikorbankannya, tapi itu adalah Heung Soo.
Episode 8
Nam Soon meninggalkan heung Soo dengan linangan air mata, sedangkan heung Soo tertegun diam di tempatnya..(Ini kalau film Indonesia, pasti udah dikasih Hujan dan petir deh. Haha..LOL)
Nam Soon sampai di rumahnya dan masuk ke kamar. Dia masih benar-benar sedih dengan keputusannya, meninggalkan Heung Soo, sahabatnya, yang samai sekarang masih disayanginya.
Nam Soon mengingat sesuatu..kejadian masa lalu saat dia bersama Heung Soo.
Flashback
Nam Soon ada di swalayan dan dituduh mencuri oleh penjaganya, bahkan sudah ada polisi juga disana. Penjaga toko tidak percaya dengan yang dikatakan Nam Soon, dan meminta Nam Soon mengeluarkan isi dalam ranselnya. Nam Soon yang marah karena dituduh mencuri, langsung melempar isi ranselnya ke lantai, dan terlihatlah isinya memang Cuma buku dan tidak ada barang di swalayan yang diambilnya.
Datanglah Heung Soo membantu Nam Soon. Penjaga toko bertanya apa urusan heung Soo ada disini? Heung Soo dengan kasar menaruh uang di hadapan si penjaga toko, dan berkata kalau uang itu untuk mengganti kaca yang pecah. Heung Soo meminta agar Nam Soon bisa dilepaskan.
Penjaga itu menerima uangnya namun tetap berkata kalau Nam Soon harus membawa orang tuanya, kenapa malah yang datang temannya?
Heung Soo yang sedang membereskan buku Nam Soon, bangkit dan sambil menyerahkan tas ke Nam Soon berkata kalau dia adalah kakaknya Nam Soon. Jadi kalau ada yang ingin dikatakan,katakana saja padanya.
Penjaga toko masih saja protes, membuat langkah Nam Soon yang akan keluar terhenti dan menatap tajam padanya.(Ngeri men..^^)
Penjaga toko itupun tidak mampu berkata-kata.
Nam Soon mengikuti Heung Soo, dan berkata kalau sebenarnya Heung Soo nggak perlu melakukan itu. Heung Soo tidak menjawab, dan malah balik bertanya kenapa Nam Soon memecahkan kaca? Nam Soon menjelaskan kalau dia marah karena dituduh mencuri. Lalu Nam soon teringat kata-kata Heung Soo tadi lalu bertanya bagaimana bisa Heung Soo menjadi kakaknya?
Heung Soo dengan tenang menjawab, kalau dia yang membayar ganti rugi dan menyelesaikan masalah Nam Soon.
“Dan aku lahir lebih dulu darimu, jadi bagaimana mungkin aku bukan kakakmu?”
Heung Soo berkata kalau harusnya Nam Soon berterima kasih padanya dan mengucapkan terimakasih Hyungnim.
Heung Soo meminta Nam Soon juga memperagakannya sesuai dengan yang dia contohkan. Nam Soon pun setuju dan membungkuk sangat dalam sambil berkata “terima kasih Hyungnim”
Heung Soo dengan senang menjawab “Bagus adik kecil.”
Sambil mengusap kepala Nam Soon. Nam Soon pun tersenyum karenanya. Lalu berkata “kau pikir aku akan melakukannya?”
Nam Soon bangkit dan langsung meninju perut Heung Soo. Nam Soon pun berlari menjauh, tapi Heung Soo masih memegang perutnya dan kesakitan, membuat Nam Soon tidak jadi lari. Nam Soon dari jauh bertanya apa Heung Soo baik-baik saja? Kemudian Nam Soon yang khawatir mendekati Heung Soo, dan Heung Soo tentu tidak emlewatkan hal itu dengan langsung membalas memukul Nam Soon. Merekapun berlarian dengan senangnya.
Flashback end
Heung Soo yang sedang ada dijalan, juga mengingat kembali kata-kata Nam Soon tadi. Kalimat yang mengatakan kalau Nam Soon ingin membuang dirinya, itu berarti hal terpenting dalam hidup Nam Soon adalah persahabatannya dengan Heung Soo, tapi sekarang Nam Soon memutuskan untuk membuangnya
Keesokan paginya di Seungri
Heung Soo benar-benar masuk sekolah kali ini, dan In Jae yang melihat hal itu senang karenanya.
In Jae pun mendekati Heung Soo, dan memujinya karena sudah datang lebih awal. In Jae juga bertanya kalau heung Soo tidak akan membolos lagi kan? Kemudian In Jae berubah serius dan berkata mengenai Nam Soon. In Jae bertanya kalau Heung Soo pasti sudah tahu tentang Nam Soon yang ingin mengundurkan diri. Heung Soo pun mengiyakan hal tersebut. In Jae berkata kalau dia akan melakukan semua hal yang dia bisa, tapi In Jae meminta agar Heung Soo tidak mengulanginya lagi. Heung Soo menyanggupi hal tersebut.
Se Chan dan In Jae sudah masuk dan bersiap utnuk mengajar di kelas 2-2, Se Chan bertanya kenapa kursi belakang kosong sekali? In Jae yang berdiri di belakang pun melihat keadaan di belakang, dengan pandangan yang sedih.
Se Chan lalu bertanya dimana Nam Soon?Seorang siswi lalu menjawab kalau Nam soon tidak sekolah. Tentu saja Se Chan heran apalagi melihat pandangan In Jae yang kosong dan membuat se Chan berdehem membuat In Jae tersadar dari lamunannya.
Lalu kemudian masuklah Oh Jung Hoo cs, mereka tentu saja masuk dengan gayan yang emmbuat keadaan menjadi tidak lagi tenang.
Se Chan pun memanggil mereka satu persatu.
Se Chan lalu berkata kalau mereka pasti benar-benar sengaja ingin datang terlambat.
Kemudian secara tiba-tiba Se Chan memanggil nama Lee Ji Hoon yang membuat Ji Hoon mengangkat kepaanya. Se Chan emmberitahu kalau nilai Ji Hoon meningkat. Dan tentunya itu tanpa diketahui oleh Jung Hoo ataupun Yi Kyung.
Yi Kyung yang emndengar itu, langsung menarik kerah baju Ji Hoon dan menyebutnya seorang pengkhianat.
Ji Hoon menolaknya.Dengan senyum Se Chan kembali berkata kalau dia mulai menyukai nama Lee Ji Hoon.
Se Chan berpesan agar mereka tetap belajar dengan baik. Se Chan pun menyudahi kelasnya hari ini, dan memandang Ha Kyung. Karena Ha Kyung adalah wakil ketua kelas, maka yang menggantikan tugas Nam Soon adalah Ha Kyung.
Ha Kyung mulai merasa tidak nyaman, tapi dia tetap berdiri dan member aba-aba pada teman-temannya untuk memberi salam perpisahan pada guru yang telah mengajar.
Ha Kyung mengeluarkan ponselnya dan mencoba mengirim pesan pada Nam Soon. Ha Kyung menulis “Go Nam Soon cepat datang ke sekolah”
Lalu tiba-tiba datang Kang Joo yang mengagetkan Ha Kyung. Ha Kyung jelas terkejut. Kang Joo pun menanyakan apa yang sedang Ha Kyung lakukan? Ha Kyung tanpa pikir panjang langsung memasukkan ponselnya kembali kedalam saku seragamnya.
Kang Joo yang melihat langsung menebak kalau Ha Kyung mengirim pesan pada Go nam Soon, Kang Joo juga bilang kalau sekarang Ha Kyung sudah mulai berubah sekarang, sudah mulai mengkhawatirkan orang lain. Ha Kyung membantahnya “Bukan seperti itu.”
“Lalu kenapa kau mengiriminya sms setelah pelajaran selesai?Kau bahkan tak melakukan itu padaku?”
Kang Joo merengut saat mengatakannya.
Ha Kyung menjawab, kalau banyak PR yang harus dia kumpulkan, tapi Nam Soon malah ga masuk. Kang Joo lalu berkata kalau Ha Kyung tidak perlu khawatir, karena dia akan membantu Ha Kyung. Kang Joo mengatakan itu sambil menunjukkan lengannya yang kuat.”Kau tahu aku punya lengan besi?”
Kang Joo akhirnya mengajak Ha Kyung untuk ke kantin. Ha Kyung pun mengiyakannya.
In Jae masih sibuk mengirim sms ke Nam Soon. Se Chan yang melihat itu merasa ikut cemas. Se Chan menggeser kursinya mendekat In Jae dan bertanya apa Nam Soon membuat masalah lagi? In Jae awalnya bingung dan Se Chan akhirnya menjelaskan maksud perkataannya. Apa yang dilakukan Nam Soon kali ini?
In Jae tidak punya pilihan dan akhirnya mengatakan yang sejujurnya dengan memperlihatkan lembar pernyataan pengunduran diri Nam Soon sebagai murid Seungri. Se Chan melihatnya dengan teliti.
In Jae bertanya apa yang akan mereka lakukan? Se Chan dengan mantap menjawab kalau mereka tidak bisa menerima ini semua? In Jae merasa senang karena ada yang mendukungnya.
Se Chan menyuruh In Jae memperhatikan isi surat pernyataan Nam Soon. Disitu terlihat jelas kalau surat pernyataan Nam Soon tidak ditandatangani oleh ayahnya. Se Chan menjelaskan kalau tanda tangan yang tertera disana adalah tanda tangan palsu, tanda tangan yang dibuat oleh Nam Soon sendiri.
In Jae menjawab kalau bukan itu maksudnya. Se Chan kesal karena In Jae selalu membantahnya setiap dia mengemukakan pendapatnya.
Se Chan melanjutkan kata-katanya “Jadi maksduku adalah, ini diluar kewenangan wali kelas.Kita hanya memeriksa formuir ini sudah ditandatangi orang tua atau tidak.Jika tidak, maka kita menolaknya untuk saat ini.”
“Lalu bagaimana setelah itu?”
“Kita tunggu saja.”
Se Chan mengibaratkan seperti saat mereka menunggu untuk waktu yang sangat lama di rumah Jung Hoo. Karena bel sudah berbunyi, maka Se Chan bersiap mengajar ke kelas, In Jae menatap Se Chan dengan pandangan frustasi, kok bisa gitu ada guru secuek dia.
Kessokan paginya, Se Chan yang baru saja sampai di Seungri tidak sengaja bertemu dengan kepala sekolah Im, dan kepalas sekolah Im langsung mendekatinya. Jung Soo bertanya apakah Se Chan sudah menemukan cara untuk meningkatkan nilai anak-anak? Se Chan menjawab kalau untuk itu harus ada siswa yang bisa melakukannya. Se Chan menjelaskan kalau pasti akan sangat sulit memulai menulis esai peajaran bahkan untuk kepala sekolah seperti Im Jung Soo.
Im Jung Soo bingung dan bertanya apa maksud kata Se Chan tentang harus ada siswa?karena tentu Se Chan bisa memulai di kelasnya. Jung Soo berkata bahwa jangan pikirkan siswa yang tidak mau belajar,jarena tugas Se Chan adalah meningkatkan nilai siswa yang mau belajar. Im Jung Soo juga meminta agar Se Chan menunjukkan keahliannya pada ujian di bulan November mendatang. Se Chan juga diingatkan, bahwa ini bukan hanya kepentingan Jung Soo sebagai kepala sekolah.Tapi juga untuk Se Chan, agar bisa mendapatkan kembali pekerjaannya. Se Chan pun tak mampu menjawab dan berkutik karenanya.
Im Jung Soo bertanya kalau pasti Se Chan sangat khawatir saat dia bicaraserius seperti sekarang? Se Chan emnjawab dengan mantap, kalau dia tidak takut sama sekali pada Jung Soo. Dia mau melakukannya hanya karena agar para siswa merasa senang jika nilai mereka meningkat. Se Chan pun bertanya kalau tugasnya hanyalah menaikkan nilai sastra mereka saja kan?
Di kelas banyak siswa terambat, dan mereka ada di depan kelas untuk memberikan alasan atas keterlambatan mereka. Kang Se Chan memandang mereka dengan pandangan frustasi.
Kim Hyun Joong berkata kalau dia punya alasan datang terlambat ke skolah pagi ini, tapi dia tidak memberitahu apa alasannya. Hal itu akhirnya diikuti oleh siswa lainnya yang juga terlambat.
In Jae memandang bangku Nam Soon yang masih kosong, dan tidak emndengar saat Se Chan memanggilnya. Kemudian In Jae tersadar dan menatap Se Chan, anak-anak pun menatap pada In Jae. Se Chan bertanya apa hukuman untuk mereka yang terlambat? Mereka yang terambat memasang wajah memelas agar In Jae tidk menghukumnya.
In Jae bertanya kenapa mereka harus selalu terlambat?
Mereka malah seolah merayu guru Jung dengan senyum dan tingkah lucu mereka.
In Jae berkata kalau mereka tentu tahu apa yang harus mereka lakukan.
“Hafalkan puisi hari ini”
Anak-anak senang mendengar hukuman mereka. Tapi Se Chan meminta mereka melupakan soal puisi, membuat anak-anak yang terlambat terkejut dan memandang Se Chan.
Se Chan berkata kalau untuk mereka yang terlambat akan mendapat pengurangan nilai.
Anak-anak tentu protes. In Jae langsung maje ke depan dan menarik Se Chan untuk bicara. In Jae dengan berbisik mengstakan, kalau sepertinya Se Chan sudah keterlaluan, karena dia dan kelas 2-2 sudah punya kesepakatan. In Jae juga bilang member pengurangan nilai, juga bukan merupakan cara efektif untuk membuat mereka tidak datang terlambat lagi.
Se Chan berlasan kalau cara ini akan menghemat waktu karena memang tidak ada satupun hukuman yang mempan untuk mereka.
In Jae yang malas berbantah-bantahan dengan Se Chan emmilih diam, dan Se Chan pun kembali menghadap ke depan memandang semua muridnya.
Se Chan berkata kalau aka nada ujian akademik di bulan November nanti.Se Chann juga mengatakan kalau itu adaah ujian pertama mereka yang akan memperlihatkan peringkat nasional mereka. Jadi maksud Se Chan sebaiknya mereka bukan menghapal puisi tapi belajar untuk bisa meningkatkan nilai mereka.
In Jae yang merasa tidak terima menginterupsi dan berbicara kepada para siswa yang terlambat, In Jae bertanya kalau mereka bisa kan untuk menghapal puisi?
Semua menganggukkan kepala mereka dengan tersenyum.
In Jae pun dengan mantap berkata pada semuanya “Janji adalah janji. Jadi peraturan itu masih berlaku sampai hari ini”
In Jae juga berkata kalau lain waktu akan dibahas apakah mereka akan mendapat hukuman pengurangan nilai, atau menghafal puisi.
Se Chan memotong kata-kata In Jae dan berkata kalau mereka yang maumenghafal puisi silakan menghafalkan, tapi jika ingin pengurangan nilai, maka lakukan juga itu.
In Jae hanya menatap dengan pandangan heran pada Se Chan.
“Tidak, hafalkan puisi.”
Se Chan yang kesal menatap tajam kearah In Jae. Kim Hyun Joong bertanya , manakah yang harus mereka lakukan. Menghafal puisi atau mendapat pengurangan nilai?
In Jae dan Se Chan bersamaan menjawab dengan tetap pada keputusan mereka. Dan itu semakin membuat Hyun Joong dan yang lainnya bingung.
Mereka melanjutkan pertengkaran mereka diluar kelas setelah pelajaran usai. In Jae dengan kesal bertanya kenapa Se Chan mengubah pertauran tanpa bicara dulu dengannya?
“Bukankah aku diijinkan membuat aturan sesuka hatiku?”
Se Chan juga mengingatkan kalau In Jae bahkan pernah berjanji jika Park Heung Soo melakukan masalah lagi, maka Se Chan bisa melakukan apapun yang dia suka.
“Itu sudah lama sekali.”
Se Chan kemudian berubah serius “Aku sudah memikirkannya, tapi aku tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi.Mulai sekarang, aku akan melakukan apapun yang ku mau.”
In Jae bertanya bagaimana bisa Se Chan melakukan itu?
Dan Se Chan dengan konyolnya menjawab kalau dia akan melakukannya dengan baik. Lalu pergi meninggalkan In Jae.
In Jae yang memang kesal banget duduk di kursinya dan membelakangi Se Chan. Se Chan sendiri menikmati bersantai di tempat duduknya sambil memejamkan mata. In Jae kembali sibuk dengan ponselnya. Se Chan yang melihat itu, sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat siapaa yang dikirimi sms oleh In Jae. Ternyata In Jae menulis sms untuk Nam Soon, menyuruhnya untuk segera menjawab panggilan In Jae selagi In Jae masih bersikap baik.
Se Chan yang sudah tahukepada siapa In Jae mengirim sms, berkata kalau Nam Soon tidak akan emnjawab telpon In Jae atau membalas smsnya sebanyak apapun In Jae mengirimkannya. In Jae tidak mempedulikan kata-kata Se Chan, kemudian Se Chan menyarankan agar In Jae bertemu secara langsung dengan Nam Soon, dan bicara dengannya dengan bertatap muka.
In Jae akhirnya menoleh kearah Se Chan dan berkata kalau dia bahkan tidak bisa menghubungi ayahnya dan tidak ada siapapun yang bisa ditemui di rumahnya.
Se Chan bertanya apa Nam Soon kabur dari rumah? In Jae dengan nada kesal menjawab kenapa Nam Soon harus kabur? Dia tinggal sendiri disana. Tapi kemudian In Jae mulai melunak dan khawatir bertanya apa yang mungkin dilakukan Nam Soon?
Se Chan mencoba memikirkannya dengan tampang serius.
Se Chan dengan mantap menjawab kalau mereka tidak mungkin tahu, tapi siswa lain pasti tahu.
Se Chan sedang mengajar di kelas, menerangkan tentang keangkuhan puitis. Lalu kemudian terdengarlah bel bordering membuat Se Chan menghentikan peajarannya untuk hari ini.
Sebelum keluar kelas, Se Chan menatap kembali kearah paras siswanya dan bertanya apa diantara mereka ada yang tahu dimana Go Nam Soon?
(Aku juga bertanya-tanya lo..^^)
Heung Soo yang mendengar nama Nam Soon seperti ada magnet kuat yang menariknya untu peduli, tapi Heung Soo tetap cuek.
Se Chan bertanya lagi, apa ada diantara mereka yang melihat Nam Soon?
Hyun Joong dengan konyolnya menjawab kalau dia melihat Nam Soon sedang menembakkan senjata di persimpangan, dan dengan tingkah anehnya mempergakan gerakan emnembak dengan kedua tangannya..LOL
Se Chan dengan tak kalah konyolnya mengucapkan terima kasih sambil mengedipkan sebelah matanya dan dengan gaya menembak kearah Hyun Joong.
Hyun Joong membalas dengan gerakan yang sama.
(pantes saja muridnya gitu, gurunya juga parahnya uda ga pake minta maap -__-)
Dan taraaaa..inilah Nam Soon. Bekerja di SPBU atau pom bensin.
Se Chan yang entah bagaiman caranya bisa mengetahui keberadaan Nam Soon dan dengan senyumnya meminta Nam Soon mengisikan bensin senilai 2000 won untuknya. Lalu tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang sepertinya atasan Nam Soon yang memarahi Nam Soon karena salah memberikan kembalian uang pada pelanggan. Nam Soon beralasan kalau yang menghitung kembaliannya kan bosnya itu, dia hanya menyampikannya saja.
Tapi si bos ga mau peduli, dan tetap menyalahkan Nam Soon, bahkan akan emmotong gajinya, karena lalai dalam tugas.
Nam Soon protes, kalau gajinya saja Cuma 3500 won perjamnya. Jika dipotong maka dia tidak akan mendapat apa-apa.
Se Chan yang mendengar keributan itu, dengan gagahnya keluar dari mobil dan berkata kalau ini sudah perbuatan melanggar hukum.
Se Chan bertanya pada Nam Soon apa Nam Soon tahu kalau upah minimum perjam untuk seorang remaja adalah 4580 won? Se Chan berkata bagaimana bisa Nam Soon tidak tahu hal itu? Bos Nam Soon memandang heran pada Se Chan dan bertanya siapa sebenarnya Se Chan?
Se Chan menjawab kalau dia adalah wali kelas Nam Soon.
Se Chan bertanya “Apa kau ingin merampoknya?”
Bos Nam Soon membantah dan beralasan kalau Nam Soon sekarang sedang dalam masa percobaan, dan dia akan menaikkan gajinya bulan depan.
Se Chan menjawab, kalau dia tidak mau tahu tentang hal itu.
Se Chan lalu berkata kalau dia akan meminjam Nam Soon sebentar.
Di kelas 2-2, Heung Soo sedang asik dengan headphone di telinganya. Min Ki bertanya pada Kang Joo apa Nam Soon juga tak menjawab telepon darinya? Kang Joo membenarkan, dan Hyun Joong juga bertanya kenapa Nam Soon harus tidk masuk sekolah? Apa Nam Soon benr-benar dikeluarkan? Mereka bingung kenapa Nam Soon dikeluarkan? Apakah karena Park Heung Soo?
Heung Soo yang hanya berpura-pura, mendengarkan semua pembicaraan mereka.
Min Ki tidak setuju dan berkata kalau Nam Soon pasti punya alasan sendiri kenapa dia tidak sekolah.
Ha Kyung yang pura-pura serius belajar juga ikut mendengarkan setiap perkataan mereka.
Masuklah Jung Hoo cs ke dalam kelas. Jung Hoo memandang Heung Soo. Kemudian Jung Hoo memanggil Yi Kyung, dan emmintanya untuk emnyalakan kipas karena di kelas panas sekali. Yi Kyung malah menyarankan untu ke kelas sebelah yang ruangannya lebih dingin. Tapi Jung Hoo tetap menyuruh Yi Kyung menyalakan kipas. Yi Kyung pun mematuhinya. Dan kipaspun menyala.
Ha Kyung kesal karena ulah Jung Hoo,
Tapi sepertinya Jung Hoo sengaja ingin emmbuat Heung Soo marah dengan meminta Yi Kyung emnambah kecepatan kipas, agar anginnya lebih kencang.
Ha Kyung yang sudah tidak tahan, berdiri dan menghampiri Jung Hoo.
“Matikan”
“Tidak”
“Kubilang matikan itu”
“Kubilang aku kepanasan”
Anak-anak yang melihat sedikit takut akan terjadi sesuatu pada Ha Kyung. Ha Kyung yang sudah tidak tahan, berniat mematikan kipas dan Jung Hoo langsung mencengkeram lengan Ha Kyung untuk menahannya. Jung Hoo dengan kasar berkata kalau dia kepanasan.
Heung Soo berdiri dan berjalan melewati Jung Hoo, menuju saklar kipas dan mematikannya tanpa banyak bicara. Setelah kipas mati Heung Soo bertanya pada Jung Hoo, apa dia masih kepanasan? Jung Hoo menjawab kalau dia masih kepanasan. Jung Hoo maju dan mendorong Heung Soo.
Heung Soo diam saja, dan Jung Hoo bertanya apa Heung Soo juga ingin berkeringat? Heung Soo bahkan tidak menjawab sepatah katapun dan hanya memandang tajam pada Jung Hoo. Membuat Jung Hoo semakin kesal.
Ji Hoon akhirnya melerai dan menenagkan Jung Hoo, memintanya untuk keluar saja, karena didalam kelas terlalu panas. Ha Kyung memandang Heung Soo. Tanpa berniat mengucapkan terima kasih padanya. Heung Soo sendiri tidak peduli dan memilih kembali ke tempatnya dengan keasikannya.
Sementara itu di Pom bensin Nam Soon enggan untuk menemui Se Chan, tapi bos Nam Soon menyuruhnya untuk pergi. Se Chan sendiri masih menunggu Nam Soon di mobilnya.
Se chan masuk ke dalam mobilnya dan dengan sok cool mengeluarkan telunjuknya dengan gerakan emnuyurh Nam Soon mendekat.
Bos Nam Soon menyuruhnya dengan marah-marah agar mengikuti wali kelasnya, dan dengan tetap mengomel mengatakan kalau itulah sebabnya dia tidak ingin mempekerjakan anak SMA, karena pasti akan ada hal-hal seperti ini.
Nam Soon akhirnya masuk juga ke dalam mobil Se Chan.
Mereka kebanyakan diam sepanjang perjalanan.
Se Chan mengantarkan Nam Soon kembali ke tempatnya bekerja, dan disana saat Nam Soon akan melangkah, Se Chan tiba-tiba berkata kalau pasti ini semua menjadi tidak adil bagi Nam Soo, yang tetap harus bekerja pada cuaca dingin seperti ini.
Nam Soon langsung membalikkan tubuhnya menghadap Nam Soon. Se Chan juga berkata bahkan gaji Nam Soon harus dipotong, dan tidak tersisa sama sekali.
Se Chan kemudian bertanya “Apa menurutmu yang akan terjadi 10 tahun kemudian?”
Nam Soon hanya diam memandang Se Chan dari tempatnya berdiri.
“Kau pikir kau tak akan bekerja di pom bensin dan tak akan dirampok?”
Se Chan dengan tersenyum berkata kalau itulah yang akan terjadi jika Nam Soon bahkan tidak memiliki ijazah SMA. Bahkan jika Nam Soon bekerja saat cuaca dinginpun tidak akan ada yang menghargainya.
Nam Soon tidak peduli dan akan berjalan lagi, tapi Se Chan tiba-tiba berkata “Jadi..jangan lakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal.”
Nam Soon pun mengurungkan langkahnya dan bertanya pada Se Chan. “Apa bedanya?Apa bedanya jika aku mendapat ijazah SMA?”
Se Chan menjawab kalau itupun bukan alasan yang tepat untuk tidak sekolah.
Se Chan lalu mengeluarkan surat pernyataan yang dibuat Nam Soon, dan berkata kalau surat ini pasti tulisan tangan Nam Soon. Dengan santainya Se Chan meminta agar surat itu benar-benar ditandatangi oleh Ayah Nam Soon,dengan begitu dia bisa menerimanya. Nam Soon pun menerima kembali surat pernyataannya yang ditolak Se Chan.
Nam Soon datang ke Seungri, hanya berdiri di luar gerbang. Dia membaca lagi formulir yang ditolak oleh Se Chan. Nam Soon tentu tidak ingin ayahnya tahu, karena toh mungkin ayahnya tidak peduli.
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Sebenarnya masih ada beberapa menit untuk mengakhiri Part 1 ini..
Tapi badanku memang lagi sedikit ngedrop, jadi aku nggak sanggup menunggu untuk mempostingnya. Takut tidak sesuai janji yang aku katakan.
Jadi maaf kalau sedikit kurang baik untuk episode 8 part 1 ini.
Semoga tidak kecewa yak..