Baek
Ji Yoon sedang memotret setiap mobil yang lewat, karena Addie Kang yang memerintahkannya. Tidak cukup 1 atau 2 mobil, Addie bahkan menyuruhnya mengumpulkan 1000 foto mobil.
Adie Tae Baek, yaitu Lee So Ran sepertinya karyawan di sebuah toko, dan harus menarik pengunjung dengan menari-nari di depan toko itu. Dengan pakaiaan yang seksi tentu saja.
Lalu tiba-tiba kelaurlah bos So Ran yang sepertinya sangat genit. Bos itu menghampiri So Ran dan langsung menggenggam tangannya dengan berkata kalau ini sangat dingin.
So Ran menjawab kalau dia tidak apa-apa. Bos bersikeras kalau So Ran bisa sakit karena dingin dan menyuruhnya masuk ke dalam lalu minum teh agar hangat.
So Ran menolak dan berkata kalau dia akan minum nanti, tapi Bos masih saja menggenggam tangan So Ran dan memaksa agar So Ran segera masuk ke dalam untuk menghangatkan diri.
Datanglah Lee Tae Baek yang tidak suka tentu saja adiknya dipegang-pegang oleh laki-laki genit kayak Bos So Ran. Dia langsung menarik Bos So Ran dan itu membuat So Ran jadi khawatier karenanya. Bos bertanya siapa Tae Baek? Tapi Tae Baek tidak menjawab dan malah balik bertanya apakah pelecehan seksual juga termasuk dalam gaji 4 dolar perjamnya?
So Ran masih mencoba ramah pada bosnya yang sudah siap meledak, tapi Tae Baek tidak peduli dan mengeluarkan uang dari sakunya.
Tae Baek membayar sekitar 10 dolar perjamnya dan langsung menyerahkan uang itu dengan kasar pada bos So Ran.
Tae Baek berkata kalau uang tadi bukan untuk menyuruh Bos So Ran menari tapi untuk dipukul olehnya hanya satu jam saja.
So Ran yang takut menutup wajahnya dnegan tangan saat kakaknya memukul si Bos.
So Ran yang dibonceng kakaknya, ngomel-ngomel karena kok kakaknya bisa memukul bosnya seperti itu. Coba saja kakaknya tidak memukul bosnya hingga seperti tadi, pasti mereka bisa menghemat uang penyelesaiaan sebesar 5000 dolar. So Ran juga berkata kalau dengan uang sebesar itu dia bisa membayar uang sekolahnya.
Tae Baek menjawab kalau dia yang akan membayar uang sekolah So Ran, jadi So Ran tenang saja.
So Ran masih saja menggerutu karena dia bahkan tidak bisa mendapat gajinya hari ini.
So Ran bertanya kapan mereka bisa menaiki kendaraan roda 4?
Tae Baek dengan santainya menjawab kalau bukankah setiap hari So Ran sudah naik Bis? Dan Bis kan rodanya 4.
LOL
So Ran kesal, dan berkata kalau laki-laki yang membuat lelucon seperti kakaknya tadi tidak akan disukai oleh wanita manapun.
Mereka sudah sampai rumah, dan makan bersama nenek mereka—Ji Kwan Soon. Kwan Soon bertanya bagaimana wawancara Tae Baek. Apakah Tae Baek yakin kalau dia akan di terima kali ini? Tae Baek dengan mantap menjawab kalau dia 100% yakin kalau kali ini pasti hasilnya positif. Tae Baek menjelaskan alasan keyakinannya, kalau bisasanya dia ditolak saat wawancara di kertas, tapi kali ini mereka bahkan menginterview dia langsung. Jadi Tae Baek yakin kalau dia tidak akan ditolak.
Nenek dengan senang berkata terima kasih tuhan, terima kasih orang bijak.
So Ran dan Tae Baek hanya tersenyum mendengarnya.
So Ran bahkan berkata narsisme lagi.
So Ran bertanya kalau bulan ini kakaknya pasti akan mendapatkan gaji kan? Karena kalau tidak, maka dia tidak bisa membayar uang sekolahnya dan bisa dipastikan dia akan menjadi busuk karena itu.
Tae Baek menenangkan So Ran dan berkata kalau bos akan tetap membayar gajinya.
Tae Baek beringsut ke magic jar untuk tambah nasi, dan tiba menoleh ke samping dan memandang sebuah gambar wanita.
Nenek yang melihat itu ikut sedih karenanya, dan So Ran yang juga melihat itu mengejek kakaknya dengan sebutan bodoh. So Ran juga berkata kalau Bok Hee unnie bahkan tidak pernah menelpon Tae Baek. Tae Baek dengan senyum menjawab kalau dia yakin Bok Hee masih ada di Amerika saat ini.
So Ran bertanya apa Tae Baek tahu kenapa Bok Hee unnie tidak pernah menjawab telponnya?So Ran berkata karena tidak ada jawaban adalah jawabannya.^^
Tae Baek menoleh memandang adiknya dan dengan kesal berkata menyuruh adiknya mendekati tae Baek, karena dia akan menempelkan bibir So Ran pada nasi.
Keesokan paginya di Geumsan Ad.
Ae Ri sedang berbicara di telepon dengan seseorang yang memberikan sebuah ide untuk menargetkan istri Presiden No. Ae Ri menganggap itu ide yang cemerlang, jadi dia memastikan agar si penelpon bisa mencari tahu jadwal kegiataan yang dilakukan istri Presiden No, mulai dia bangun tidur sampai dia tidur lagi(Kepooooo banget deh lu..-__-)
Ae Ri juga meminta periksa berapa kali istri Presiden No pergi ke pusat kebugaran.
Addie Kang yang mendengar kata-kata Ae Ri, seperti juga memikirkan sesuatu.
Ae Ri yang sudah di mejanya tiba-tiba mendapat telpon, dan sepertinya dia tidak suka dengan si penelpon maka langsung merejectnya.
Sementara itu di tempan lain, Tae Baek sedang menunggu nomer yang dihubungi atasannya bisa segera diterima. Tapi sepertinya tidak ada jawaba. (Kayaknya yang ditelepon Go Ae Ri deh..)
Atasannya berkata kalau tidak ada jawaban, dan sepertinya orang yang mereka telpon tahu apa yang akan dikatakan jadi tidak ada alasan untuk menjawab telepon mereka.
Tae Baek kesal dan bertanya bagaimana mungkin orang yang bertanggung jawab malah tidak mau menjawab telponnya?
Atasannya menjawab dengan kesal kenapa Tae Baek menanyakan itu padanya, kan bukan dia yang menulis surat perjanjian hutang?
Tae Baek tidak mau tahu karena atasannya tetap harus membayar gaji mereka. Teman-temannya yang mendengar setuju dengan kata-kata Tae Baek.
Tae Baek berkata kalau bulan ini dia harus membayar uang sekolah adiknya, jadi gajinya harus segera dibayar.
Bosnya dengan wajah bingung berkata kalau saat pembayaran kontrak masuk, hal yang pertama adalah membayar gaji mereka semua. Bosnya melanjutkan, bagaimana bisa mereka hanya mengakhiri kontrak 3 bulan?
Bosnya juga mengeluh kalau dia juga harus membayar uang sewa kantor. Teman-temannya ikut mengeluh kalau dia merasa sekarat sekarang.
Tae Baek mengambil tasnya dan hendak pergi, bosnya bertanya Tae Baek mau kemana?
Tae Baek menjawab, apa yang bisa dia lakukan kalau dia tinggal disini?
Tae Baek juga bilang kalau dia harus Ke Geumsan Ad untuk mengancam mereka atau setidaknya memberi alasan pada mereka. Masak cuma diam saja.Teman-teman tae Baek dengan gaya lucunya memberi semangat pada Tae Baek tanpa ikut menemaninya.
Baek Ji Yoon yang semalaman mengambil potret mobil, terkantuk-kantuk mengerjakan tugasnya di Geumsan Ad pagi ini.
Dia terus berusaha mengenyahkan kantuknya, saat menerima telpon. Ternyata yang menelpon Lee Tae Baek.
Ji Yoon sedikit lupa, tapi kemudian dia ingat dan menyebut orang papan iklan pada Tae Baek.
Ternyata Tae Baek bertemu dengan Ji Yoon, dan Tae Baek berkata kalau dia sudah melakukan perintah sesuai yang dikatakan padanya, Menukar papan iklan secara vertical ke horizontal lalu menukarnya lagi secara vertical. Jadi apakah ini masuk akal, kalau kontraknya dibatalkan, dan dia tidak mendapat gaji? Tae Baek juga bilang kalau gaji adalah hal yang penting untuk orang seperti dia. Bahkan mungkin juga utnuk Ji Yoon.
“Jika Geumsan menggunakan surat perjanjian hutang, maka sub kontraktor akan menderita secara financial.”
Ji Yoon jadi pusing mendengarnya dan hanya bisa berkata “Maafkan aku.. tapi aku bukan orang yang bertanggung jawab, jadi, aku tidak tahu cara membantumu.”
Tae Baek menjawab kalau ada caranya, dia meminta supaya Ji Yoo mempertemukannya dengan orang yang bertanggung jawab tentang itu.
Ji Yoon dengan gugup menjawab kalau bertemu juga tidak akan membantu sama sekali.
Tae Baek berkata kalau Ji Yoon hanya boleh berkata kalau tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan setelah mereka mencoba segala cara. Jadi Tae Baek meminta agar Ji Yoon mau membantunya dengan segala cara juga.Tae Baek juga membungkukkan badannya dalam-dalam di hadapan Ji Yoon, membuat Ji Yoon jadi salah tingkah karena bayak orang yang berlalu lalang di sekitar mereka. Ji Yoon memegang pundak Tae Baek untuk menyuruknya jangan seperti ini.
Ji Yoon dengan cemas menghampiri ketua timnya yaitu Go Ae Ri. Ae Ri bertanya ada apa?
Ji Yoon dengan gugup berkata kalau ada seseorang yang ingin bertemu dengan ketua tim. Ae Ri sedikit bingung.
Tae Baek sudah menunggu di suatu ruangan. Lalu dia mendengar suara yang marah berkata “Beraninya kau membiarkan pekerja papn iklan itu ada disini.”
Itu adalah suara Ae Ri yang memarahi Ji Yoon, dan Ji Yoon hanya bisa berkata maafkan aku.Dan menjelaskan kalau pekerja itu sudah kedinginan berada di luar.
Saat sudah kaan masuk ke dalam ruangan dimana Tae Baek menunggu, Addie Kang memanggil Ae Ri, membuat Ae Ri segera menghampiri Addie Kang.
Addie bertanya kenapa ketua tim Go belum juga mengirimkan konsep yang sudah dia perintahkan kemarin?
Ae Ri menjawab kalau dia terlalu sibuk dengan orang yang menghubungi istri presiden No.
Dengan dinginnya Addie berkata kerjakan saja tugas yang harus dikerjakannya, dan jangan melakukan hal yang lain.
Addie Kang : “Apa aku menyuruhmu utnuk menjadi pelobi. Aku menyuruhmu utnuk mengerjakan konsep!”
Tae Baek juga mendengar perbincangan itu. Merasa tertarik lalu berjalan dan membuka tirai jendela untuk melihat siapa yang berbicara.
Go Ae Ri beralasan dengan mendekati istri Presiden No, kata-kata itu terputus karena Addie langsung mengatakan kalau itu adalah tindakan curang. Karena saat ini yang mereka butuhkan adalah konsep yang kreatif.
Bahkan Addie sedikit membentak berkata kalau mendekati istri Presiden No untuk meminta bantuannya adalah hal yang curang.
Addie Kang : “AE bekerja dengan pikiran! Itulah sebabnya kita memiliki konsep yang buruk. Pokoknya inti dari pembuat iklan adalah kreativitas.!”
Tae Baek masih asik melihat dari balik tirai, dan Addie Kang masih melanjutkan sesi marah-marahnya “Jika kau ingin aku menilai bagus tentangmu,gunakan pena bukan ponsel!! Aku menyuruhmu membawa konsep yang kreatif ! Kau mengerti?!”
Waduuww..Addie ini emang bener-bener ya kayak frezer..brrrr..^^
Ae Ri hanya bisa menahan amarahnya atau malah air matanya dengan semua yang dikatakan Addie Kang. Addie sendiri setelah berkata semua itu langsung berjalan meninggalkan Ae Ri. Sedangkan tae Baek kembali ke kursinya dan berkata “Dia sangat jahat. Aku memilih hari yang salah.”
Sat Go Ae Ri masuk ke dalam dan bertatapan dengan Lee Tae Baek, mereka kaget. Dan Tae Baek langsung menyebut nama “Bok Hee?”
Ternyata aku salah kemarin-kemarin, kirain Ae Ri ada cinta dengan Addie, tapi kok waktu ketemu ga saling kenal. Eh ternyata cinta yang dicampakkan Ae Ri itu adalah Lee Tae Baek.
Sekarang udah tahu ya..^^
Lee Tae Baek bahkan bangkit dari duduknya dan bertanya “Itu kau kan?”
Ae Ri sendiri juga kaget dengan yang dihadapannya sekarang ini. Dengan senangnya Tae Baek bertanya “Go Bok Hee, sudah berapa lama saat terakhir kita bertemu?”
Ae Ri yang kaget langsung berbalik dan memutar kenop pintu sehingga mengunci. Ji Yoon yang ada diuar merasa kaget,mungkin juga takut kalau tae Baek akan kena marah ketua tim Go.
Ae Ri beraih menatap Tae Baek dan menyuruhnya duduk.Dengan tersenyum Ae Ri menjawab kalau waktu terakhir mereka bertemu itu sudah sangat lama.
Lee Tae Baek : “Apa yang terjadi padamu?Katika kau tiba disini kau mendapatkan semua surat dariku?Kupikir sesuatu yang buruk terjadi padamu. Kau tahu seberapa khawatirnya aku?Kau keterlaluan. Apa kau tahu itu?”
Ae Ri hanya menyebut namanya yang sekarang “Go Ae Ri”
Tae Baek sedikit terpana tapi berkata baguslah, karena dari dulu memang Ae Ri selalu ingin merubah namanya.
Go Ae Ri : “Saat aku memutuskan meninggalkan korea,aku juga memutuskan untuk meninggalkan Go Bok Hee. Nama yang rendah, spesifikasi yang rendah,bahkan orang yang rendah. Aku ingin mengatur ulang hidupku.Dan memutuskan untuk hidup sebagai Go Ae Ri.”
Tae Baek ingin bertanya satu hal pada Ae Ri. Bisakah Ae Ri menghapus kehidupan yang pernah dijalaninya? Ae Ri dengan dingin dan mantap berkata “Aku bisa”
Lee Tae Baek : “Apakah kau bahagia dengan menghapus semuanya dan memulai kehidupan yang baru?”
Oya, aku sedikit bingung dengan nama-nama dari Go Ae Ri, dan Baek Ji Yoon.
Tapi mulai sekarang aku akan menulis Go Ae Ri menjadi Go Ah Ri, dan Baek Ji Yoon menjadi Baek Ji Eun..
Maaf ya atas ketidaknyamanan ini..
Semoga tidak membikin bingung..^^
Lanjuuutt..
Go Ah Ri menjawab pertanyaan Tae Baek dengan mengatakan kalau dia hanya lulus dari sebuah perguruan tinggi yang buruk di pedesaan. Sering ditolak saat wawancara kerja. Ditambah dengan masa depan pacarku yang tampak lebih gelap.
Ah Ri juga bilang kalau dia lebih bahagia menjadi dirinya yang sekarang. Tae Baek hanya terpana dan tidak percaya mendengar itu semua. Dia memandang Ah Ri dengan tanpa berkedip. Seolah kosong.
Ah Ri kembali ke topic mereka yang sebenarnya tentang pekerjaan. Ah Ri berkata kalau dia mengerti kesuitan Tae Baek. Tae Baek sendiri masih sedikit syok dengan kata-kata yang di dengarnya tadi, dia hanya terdiam menunduk saat Ah Ri berbicara. Ternyata mata Tae Baek tertuju pada gambar yang ditempelnya di helm, coretan gambardia dan Ah Ri, yang tentu dia bikin sendiri dengan tangannya dengan perasaan cinta.
Ah Ri melanjutkan penjelasannya, kalau Geumsan juga sedang dalam masa sulit karena iklan mobil dari Dae Sung yang mendesak, dan tidak hanya subkontraktor tempat Tae Baek saja yang menerima surat perjanjian hutang, tapi semua sub kontraktor lainnya, yang juga bekerja sama dengan Geumsan.
Tae Baek sampai detik Ah Ri berbicara masih belum mengaihkan pandangannya dari gambar di helm itu. Ah Ri kemudian menyadari hal itu, melihat Tae Baek sama sekai tidak memperhatikannya.
“Kau tidak mendengar apa yang ku katakan?”
Mengejutkan karena Tae Baek menjawab kalau dia mendengar semua yang dikatakan Ah Ri, tapi posisi matanya tidak tertuju pada Go Ah Ri yang ada di depannya, tapi tetap pada gambar yang tertempel di helmnya.
“Bukan untuk kata-katamu, tapi suaraku..”
Ah Ri kaget tak mengerti. Tae Baek pun melanjutkan kata-katanya.
“Sebuah kata dariku 5 tahun yang lalu yang benar-benar mencintai Go Bok Hee. Dia memberitahuku bahwa Bok Hee tidak pernah menelpon selama 5 tahun”
Saat berhenti di kalimat itu, tae Baek mengangkat kepaanya memandang Ah Ri. Lalu melanjutkan lagi kata-katanya. “Bukan.. untuk.. Ah Ri. Mengapa kau tidak menamparnya?”
Ah Ri yang mendengar itu tersenyum sinis, dan membuang pandangannya ke samping “Jangan kekanak-kanakan.”
Tae Baek tidak peduli dan melanjutkan isi hatinya “Tapi..hari ini diriki juga mengatakannya..’jangan lakukan ’di depan mantan pacar yang ku temui setelah sekian lama. Dia mengatakan padaku ‘malu pada dirimu yang muncul dihadapannya dengan kondisi seperti ini’ ”
Tae Baek mengatakan kalau masaah pekerjaan dibahas lain kali saja, dan Tae Baek pun bersiap untuk pergi dengan hatinya yang remuk redam.
Saat membuka pintu, Baek Ji Eun masih menunggu di luar, dan bertanya bagaimana hasilnya pada tae Baek, tapi Tae Baek tak menjawab sepatah katapun dan meninggalkan Ji Eun dengan penuh rasa heran, saat Ji Eun seperti ingin mengikuti Tae Baek, Ah Ri juga keluar dari ruangan itu. Ji eun pun langsung meminta maaf pada ketua timnya.
Ah Ri yang mendengar kata maaf dari Ji Eun, memandangnya dengan tatapan maut, dan tanpa diduga-duga Ah Ri menampar Ji Eun dengan kerasnya. Ah Ri juga masih dengan amarah berkata agar Ji Eun tidak mengganggunya dengan hal-hal semacam ini. Setelah itu Ah Ri langsung melangkah meninggalkan Ji Eun yang hanya bisa terpana dengan rasa sakit dipipinya, dia seperti sudah hampir menangis mendapat tamparan seperti itu dari ketua timnya. Tapi Ji Eun hanya memegang pipinya saja.
Scene selanjutnya beralih ke Lee Tae Baek yang menaiki motor dan mengendarainya dengan kencang. Tae Baek bermain dengan ingatannya. Teringat saat dia masih menimba ilmu (bahasa apa itu Ay?mhihihi..^^)
Saat itu Tae Baek menggambar wajah Ah Ri yang masih menjadi Bok Hee, dan masih benar-benar gadis yang lugu. Bahkan saat itu Ah Ri memakai kaca mata.
“Cinta yang manis, berubah dingin..”
Ini Tae Baek remaja..kyyaaaa kok cakepan pas remaja ya..
“Seperti kopi panas..yang semakin dingin. Diam-diam aku..mencari melaui kenangan masa laluku. Kenyataan pahit yang memberitahuku, bahwa ini akhirnya..”
Masih dengan ingatan Tae Baek dengan Ah Ri saat mereka bersama duu, dimana Tae Baek melukis wajah Ah Ri, dan terus memandangnya. Tae Baek kaget saat Ah Ri menoleh kesamping mendapati rate Baek yang sedang melihatnya. Tae Baek sendiri hanya tersenyum dan salah tingkah, dan kembali melihat lukisan gambar Ah Ri yang dibuatnya.
“Tanpa ada payung yang aku gunakan saat aku memegang tanganmu.”
Saat Tae Baek remaja sedang asik kembai melukis wajah Ah Ri, giliran Ah Ri yang tersenyum memandang Tae Baek.
“Sambil berjalan di tengah hujan aku masih berdiri lagi. Air mata yang baru jatuh dipipiku”
Ah Ri sendiri juga mulai tidak konsentrasi dengan pekerjaannya.
“Aku pikir aku akan gila. Kau benar-benar harus pergi.”
Ah Ri mengingat saat mereka berpelukan di Airport, saat Tae Baek mengantarnya.
“Selamat tinggal cintaku..aku harus menghapusmu, meskipun jika itu menyakitkan. Aku akan menggigit bibirku, dan membiarkanmu pergi. Aku benar-benar harus membiarkanmu pergi, meskipun jika aku sedih.Aku akan menutup mataku dalam dan melupakanmu.Air mata yang jatuh lagi dari kehancuran hatiku. Aku tidak percaya itu.”
Saat pesawat Ah Ri sudah lepas landas, Tae Baek memandangnya dan berteriak kaau saat Ah Ri kembali dia sudah menjadi orang periklanan yang sukses.Tae Baek juga berpesan agar Bok Hee hidup dengan baik disana.
Kembai ke masa kini.
Tae Baek menerima pemberitahuan kalau dia gagal lagi diterima kerja. Tae BAek hanya tersenyu menanggapi tepon itu, mungkin ini sudah kesekian kalinya dia mendapatkan penolakan kerja.
Hari ini benar-benar double kesedihan yang Tae Baek rasakan.
Ji Eun yang sudah selesai dengan pekerjaannya, menemui bibinya yang sedang menjaga toko.
Ji Eun terihat lesu dan tidak bersemangat.
Bibinya berkata kalau Ji Eun bahkan kalah dari manekin yang dipajangnya yang terlihat lebih bernyawa daripada Ji Eun yang seorang gadis muda. Ji Eun menjawab kalau hari ini dia merasa sangat rapuh, jadi dia meinta bibinya untuk memperlakukannya dengan baik.
Bibinya berkata apa Ji Eun sudah mulai libur kerja? Ji Eun menggeleng dan menjawab, kalau dia hanya akan mengganti pakaiaannya lalu segera kembali ke kantor lagi.
Bibi memberikan Ji Eun sebuah minuman, mungkin minuman kesehatan yang rasanya pasti ga enak, karena Ji Eun terlihat enggan utnuk menghabiskannya. Bibi menyuruh Ji Eun meminum semua sampai habis.
Bibi juga berkata kalau lihat saja badan Ji Eun di cermin, kalau sampai Ji Eun masuk UGD, pasti dokter akan memberikan semua obat-obatan yang mereka punya untuk Ji Eun. Ji Eun akhirnya mengalah dan menerima minuman itu dengan ekspresinya yang jelas menolak saat meminumnya.
Bibi protes dengan gaji Ji Eun yang sedikit padahal Ji Eun harus kerja lembur. Kalau seperti itu lebih baik Ji Eun di rumah saja.
Ji Eun yang sudah selesai meminum ramuan itu berkata kalau sepertinya dia bukannya tambah sehat malah tambah sakit karena minuman ini.
Bibi yang mendengar itu menggerutu karena Ji Eun malah membuat obatnya jadi semakin tidak efektif.
Bibi Ji Eun yang sedng memegang manekin pria, tiba-tiba bertanya konyol pada Ji Eun sambil memgang pantat si manekin pria “Apa dia harus memakai celananya disini?”LOL
Ji Eun tersenyum melihatnya dan berkata kalau tindakan bibinya sudah benar dengan tidak memberikan penutup pada bagian bawahnya, karena ini adalah contoh atasan yang fenomenal.
In Jae benar-benar tertawa karenanya.
Haha..
Mesum nih bibi otaknya..^^
Terihat sekali kalau bibi dan Ji Eun adalah 2 orang yang saling menyayangi.Di luar toko ada seorang kakek yang melihat adegan pelukan mereka.
Siapakah si Kakek?
Jangan tanya saya dulu..saya juga belum tahu,,
Haha
Apa dia kakeknya Ji Eun, atau bapaknya?
Mungkin aja kan Ji Eun punya bapak setua itu, siapa tahu dulu bapaknya nikah telah.
Hehe..
Ngaco..
Beralih ke Tae Baek lagi ya..
Tae Baek meihat neneknya keluar dari kedai dan menerima upah gajinya hari ini, maka Tae Baek segera mengarahkan motornya melaju mendekati neneknya.
Neneknya berterima kasih dan berkata kalau ada pekerjaan yang bisa dilakukannya maka perempuan itu bisa menghubunginya lagi.
Nenek kaget saat motor Tae Baek tiba-tiba berhenti di dekatnya. Tae Baek turun dari motornya dan kesal saat tahu neneknya masih saja bekerja, padahal Tae Baek sudah melarangnya. Apalagi lutut nenek masih sakit tapi nenek tetap saja tidak mau diam di rumah.
“Aku tidak apa-apa. Lihatlah aku.”
Tae Baek masih kesal dan bilang kalau kemarin saja kaki neneknya terlihat sangat bengkak. Jadi bagaimana mungkin sekarang tiba-tiba sudah sembuh.
Tae Baek juga mengomel karena neneknya hanya memakai pakaian yang tipis padahal cuaca sedang dingin saat ini.
Tae Baek lalu membuka jaketnya, dan nenek yang hanya melihat Tae Baek Cuma memakai kaos melarang Tae Baek melepas jaket tebalnya karena dia sama sekai tidak merasa dingin.
(Kenapa adegan sekecil ini membuat aku tersentuh dan ingin cengeng ya,,ini nih kelemahanku nonton drama korea..dikit-dikit bikin mewek..^^)
Tae Baek tidak peduli, dan tetap melepas jaketnya lalu menaruhnya di tubuh nenek, diatas pundaknya.
Nenek akhirnya pun mau menerimanya, dan bertanya apa Tae Baek sudah makan?Pasti belum kan?
Nenek berkata kalau dia kan mentraktir Tae Baek hari ini karena dia sedang memiiki banyak uang.
(Tes..jatuh lagi nih air mata..liat neneknya jadi inget nenekku..)
Tae Baek menjawab kalau dia sudah makan, jadi nenek tidak perlu mentraktirnya. Tae Baek juga berpesan agar neneknya tidak bekerja lagi. Tae Baek benar-benar meminta agar nenek berjanji serius padanya dan menepatinya.
Nenek menjawab oke. Tae Baek masih bertanya apa enenk serius? Sambil mengarahkan jari kelingkingnya pada nenek. Nenek yang meihat itu bertanya apa Tae Baek benar-benar cucunya? Lalu menyambut kelingking Tae Baek dan mengaitkan dengan kelingkingnya.
Tidak sampai disitu saja, setelah kelingking mereka saing terkait, Tae Baek mengeluarkan jempolnya, dan nenek dengan tersenyum juga menempelkan jempolnya dan berkata “Apa kau puas?”
(Menyenangkan liat mereka berdua.)
Kebersamaan cucu dan nenek itu masih berlanjut saat tiba di rumah. Tae Baek memijat kaki nenek. Tae Baek berkata kalau pijitan ini adalah hukuman untuk neneknya karena tidak mengindahkan permintaannya untuk jangan bekerja. (Lah hukuman kok enak gini..hehe)
Disela-sela Tae Baek memijat kaki nenek, Tae Baek bertanya apa neneknya percaya padanya? Kalau dia akan sukses dan akan bisa mengoperasi lutut neneknya serta membuat neneknya hidup nyaman? Tae Baek juga bilang tunggulah sebentar lagi..
(Berharap semoga saja sutradara atau penulis naskahnya tidak mematikan tokoh sang nenek.^^)
Nenek menjawab kalau dia sudah cukup puas dengan kehidupannya yang sekarang dan sudah cukup merasa nyaman dengan seperti ini? Nenek mengatakan siapa yang punya cucu yang setiap malam hampir selalu memijat kaki neenknya?
Lee So Ran pulang dengan membawa tas belanjaan yang banyak. Nenek memarahinya karena menghambur-hamburkan uang. So Ran menjawab kalau ini bukan untuknya. Sambil mengeluarkan sebuah barang Soo Ran berseru Tadaa..
Dan ternyata barang yang dikeluarkannya adalah dasi, dan tentunya dasi itu untuk kakaknya. Tae Baek yang melihat dasi itu kaget. So Ran menjelaskan kalau Tae Baek masuk ke perusahaan iklan, maka Tae Baek akan menjadi pengusaha professional. Untuk itu agar Tae Baek tidak diabaikan, Tae Baek harus memakai dasi yang baik dan bagus.
Tae Baek menjawab, kalau ini tidak buruk untuk dasi periklanan.
Saat nenek ingin melihat apa saja belanjaan So Ran lainnya? So Ran langsung menutup dengan tangannya dan tidak membiarkan neenk menyentuh barang-barang yang dibelinya.
So Ran berkata kalau ini anggap saja sebagai hadiah awal dari gaji pertama Tae Baek untuknya, jadi nanti Tae Baekjuga harus mengganti uangnya.
(Maruuk nih adek..)
Tae Baek hanya tersenyum dan tidak marah dengan yang dilakukan adiknya.
Tae Baek beralih ke meja dan kembali memandang fotonya saat bersama Ah Ri dulu?
Dibelakang ada nenek dan So Ran yang masih berdebat. Nenek memarahi So Ran yang boros, dan So Ran menjawab kalau ada audisi besok jadi dia harus tampil baik. Karena ini adalah iklan mobil untuk perusahaan Dae Sung.
Tae Baek tiba-tiba berubah serius raut mukanya saat mendengar kata-kata Dae Sung.
Tae Baek mengingat kata-kata Addie Kang tentang konsep kreatif dan bukan mendektai istri Presiden pemilik Dae Sung.
Tae Baek tiba-tiba berguam “Orang itu..apakah dia begitu hebat?”
Salju dengan kencangnya turun dan Tae Baek ada di luar menikmati salju yang pasti dingin.
Tae Baek diam disana mengingat semua kenangannya bersama Ah Ri sambil mendengarkan lagu menggunakan headphone di telinganya.
Flashback
Saat itu Tae Baek dan Ah Ri sedang berdua, dan Tae Baek bertanya apa persiapan Ah Ri lancar? Ah Ri menjawab kalau dia sedikit takut dengan portofolionya, dia sudah memikirkannya semalam suntuk, tapi tetap tidak ada ide di otaknya. Ah Ri juga bilang apa sebaiknya dia tidak jadi pergi saja?
Tae Baek bilang, kenapa Ah Ri jadi mudah putus asa.?
Ah Ri lalu bertanya apa dia harus pergi dengan cepat?
Tae Baek menjawab ya kalau Ah Ri ingin pergi maka pergilah dengan cepat.
Lalu Tae Baek menyerahkan sesuatu pada Ah Ri..dan ternyata itu portofoionya Tae Baek. (Ya ampuunn…hasil karya kok dikasihin sih..ah Ri juga berarti ga murni tuh dia..)
Ah Ri kaget saat melihat itu dan merasa tidak pantas menerimanya (Iyalah..)
Tae Baek tidak mempermasaahkan itu, dan menyuruh Ah Ri tetap mau menerimanya. Tae Baek meminta agar itu dijadikan sebagai pengganti diri tae Baek jika Ah Ri merasa rindu saat disana.
“Lihat saja ini dan bertahanlah”
Ah Ri menjawab kalau akan baik jika mereka bisa pergi bersama-sama. Ah Ri meminta agar Tae Baek jangan berlaku curang saat dia tidak ada disini.
Tae Baek dengan sedikit sombong menjawab kalau dia akan memikirkannya dulu mengingat nanti dia akan tenar.
Ah Ri yang mendengar jawaban Tae Baek, memegang kedua pipinya, dan langsung mendaratkan ciuman dibibir Tae Baek.
Ciuman itu singkat tapi tae Baek cukup kaget karenanya dan Ah Ri berkata sambil tetp memegang pipi tae Baek dengan kedua tangannya. “berjanjilah padaku, saat aku kembali kau akan pengiklan yang luar biasa.”
Tae Baek tidak langsung menjawab, saat Ah Ri mulai melepaskan kedua tangannya dari pipi Tae Baek, Tae Baek menarik lembut kepala Ah Ri agar mendekat padanya, dan mendekatkan bibirnya pada bibir Ah Ri..Lalu terulanglah ciuman tadi.Kali ini lebih lama. Dan saat selesai, dengan senyum Tae Baek menjawab kalau dia berjanji untuk menjadi sukses saat Ah Ri kembali.
Flashback end
“Masihkah dia akan memikirkanku lagi, dia akan mencariku, saat aku berjalan seseorang akan memberitahuku untuk menggunakan jalan ini..langkah kami yang sejajar..hari-hari aku merindukan, malam ini, akan datang kembali padaku, kehilangan..menelponmu..hariku..menggiurkan tetapi menghadapi kenangan..”
Tiba-tiba Tae Baek tersenyum dan seolah mendapatkan semangat ekstra.
“Suara yang memanggilku”
KOMENTAR :
Terpaksa aku bkin 3 part, karena ini lumayan juga panjangnya.
Hehe.
Tapi, sampai disini aku cukup merasa tertarik untuk melanjutkannya. Sangat tertarik malah.
Harusnya sudah bisa aku post selasa pagi, tapi koneksi internetnya eror, terpaksa deh.
Dan sesuai janjiku drama ini kan harus gantia-gantian sama SCHOOL 2013. Nah drama ini yang memang mengalah dulu dengan menjadi 3 part.
Aku belum tahu secara pasti apa portofolio Tae Baek yang dipake sama Ah Ri, atau memang hanya untuk mengobati rasa rindunya saja.
Tapi apa sebenarnya yang melatar belakangi dia melupakan dan tidak ingin bersama Tae Baek lagi..?
Masih awal, jadi masih terlau dini juga untuk memperkirakan ini dan itu dari drama ini..
So..terima kasih yang masih mau mampir dan berkunjung.
Komentnya akan sangat membantu..^^