[Episode Sebelumnya]
Setelah Jae Joon selesai berbicara dengan Presdir Oh. Dia keluar dengan perasaan kesal. Dia sangat ingin membantu Soo Hyun, tapi apa daya dia tak bisa melawan perintah Presdir. Sesampainya di luar ruangan Presdir Oh, Soo Hyun menelponnya. Menatap nama Soo Hyun di layar ponselnya Jae Joon galau. Akankah dia menerima panggilan wanitanya ini atau tidak?
Sementara itu di ruang perawatan Kim Eun Hee, Soo Hyun harap-hrap cemas menanti panggilannya diterima Jae Joon. Berkali-kali dia menelpon, namun berkali-kali itu pula Jae Joon tak menerima panggilannya.
Jae Joon benar-benar bimbang. Tangannya ingin menyentuh warna hijau sebagai tanda dia menerima panggilan Soo Hyun, tapi hati dan otaknya menyuruh agar dia tak melakukan itu.
Ditengah rasa putus asanya, Soo Hyun menemukan koin Hoon di saku jas dokternya. Diapun tahu, kalau Hoon adalah jawaban atas rasa putus asanya tadi.
Park Hoon masih ada di ruangannya tadi, tampak putus asa karena segala cara yang dia bayangkan untuk menyelamatkan Kim Eun Hee tak membuahkan hasi; Benar kata Dr Moon, operasi ga bisa menyelamatkan Eun Hee. Segigih apapun dia mencoba berimajinasi tadi, hasilnya tetap saja gagal.
Tak ada acara untuk membuat Eun Hee tetap hidup. Minimal sampai dia bertanya bagaimana gelang itu bisa ditangan Eun Hee? Atau sampai dia bisa tahu apakah Jae Hee nya baik-baik saja?
Tiba-tiba Soo Hyun datang ketika Hoon akan keluar. Hoon meminta Soo Hyun pergi karena dia sedang ga ingin berdebat dengan Soo Hyun. Soo Hyun tak peduli, dia bertanya apa Hoon mau mengoperasi pasien Kim Eun Hee? Hoon menjawab jujur bahwa dia sangat ingin mengoperasi Eun Hee. Tapi dia tak bisa melakukannya.
“Tingkat keberhasilan pasien sangat rendah.”
“Tapi masih ada kemungkinan untuk hidup kan?” tanya Soo Hyun.
“Kemungkinan itu sangat kecil. Operasi hanya akan membuatnya merasakan sakit yang lebih parah. Aku ingin menanyakan sesuatu padanya, makanya aku ingin dia selamat. Tapi aku tak bisa. Aku tak bisa membuat pasienku lebih tersiksa karena operasi itu.” Jawab Hoon.
Soo Hyun menjawab bukankah Hoon yang bilang kalau pasien Kim Eun Hee memiliki kemauan untuk hidup makanya CPR berhasil dilakukan walau sekarang pasien itu hidup dengan alat bantu?
“Maafkan aku Itik” hanya itu yang bisa Hoon ucapkan.
Soo Hyun tampak hampir menangis, dia mengambil uang koin itu dan menaruhnya di telapak tangan Hoon. Soo Hyun menunduk seolah memohon pada Hoon, dia kemudian berkata jika Hoon berhasil menyelamatkan Eun Hee dia akan membayar lebih. Dia akan membayar sebanyak yang Hoon mau. Hoon menjawab tidak. Soo Hyun yang menahan tangisnya berkata kalau wanita itu adalah ibunya. Dia hanya ingin mengatakan sesuatu pada ibunya.
“Aku mohon…tolong selamatkan ibuku.”
Operasipun dilakukan. Semua sudah bersiap. Oh Joon Gyu melihat dari ruang yang disediakan untuk bisa melihat jalannya operasi. Diapun memutuskan menelpon ke ruang operasi dan harus bicara dengan putrinya.
Suster membantu Soo Hyun yang sudah steril untuk menerima telepon itu. Dia mendekatkan gagang telepon di telinga Soo Hyun, karena tangan Soo Hyun sudah bebas kuman. Joon Gyu berkata kalau operasi ga akan ada gunanya. Soo Hyun menjawab kalau dia tetap ingin mencoba. Joon Gyu berkata lagi kalau dia sudah memperingatkan Dr Han Jae Joon untuk tak melakukan operasi ini. Soo Hyun menjawab kalau bukan Jae Joon dokter yang bertanggung jawab. Ada dokter lain.
Saat itu masuklah Hoon, Hoon menatap Joon Gyu yang memberi isyarat padanya untuk menerima telepon. Ketika gagang telepon sudah berada di telinga Hoon, Joon Gyu memerintahkan agar Hoon menghentikan operasi. Hoon menjawab kalau dia ga tahu Joon Gyu siapa, tapi dia sudah mendapatkan ijin dari wali Kim Eun Hee untuk melakukan operasi. Joon Gyu menjawab kalau dia juga wali dari Kim Eun Hee. Hoon bingung, diapun menatap Soo Hyun. Soo Hyun hanya berkata kalau pria itu juga Presdir RS ini.
“Hentikan..atau aku cabut lisensimu” ancam Joon Gyu.
Hoon tampak berfikir, dia kemudian menatap mata Soo Hyun. Mata itu tampak penuh permohonan agar dia tetap melakukan operasi. Hoon terdiam sangat lama. Tapi kemudian dia tersenyum kearah Soo Hyun dan sudah memantapkan tekatnya. Hoon lalu beralih menatap Joon Gyu dan dengan santai berkata kalau dia sudah dibayar untuk operasi ini. Setelah mengatakan itu, Hoon menatap Soo Hyun dan mengedipkan matanya.
Joon Gyu geram, dia akan keluar dari ruang itu, tapi tak sengaja ketika dia membuka pintu tepat ketika Dr Moon akan masuk. Lagi-lagi hidung Dr Moon yang menjadi sasaran hantaman pintu. Entah sudah berapa kali hidungnya jadi korban. Joon Gyu mana peduli, dia bahkan tak berniat meminta maaf. Dia terus melangkah pergi, dan Dr Moon yang hidungnya kesakitan mencoba mengejar Presdir Oh. Tapi dia jadi galau. Mana yang dia pilih, mengejar Presdir Oh untuk menjelaskan kalau bukan dia yang menyuruh Hoon melakukan operasi pada pasien DNR. Atau memarahi Hoon yang kini tengah bersiap operasi.
Dr Moon akhirnya mengejar Presdir Oh dan berkata kalau memang bukan dia yang menyuruh Hoon nekat melakukan operasi itu. Presdir Oh tak peduli dan terus berjalan keruangannya. Sementara Dr Moon terus saja merepet padanya. Presdir Oh kesal. Dia berhenti dan langsung menatap tajam pada Dr Moon, membuat Dr Moon tak bisa berkutik.
Tepat setelah Presdir Oh masuk ke ruangannya, hidung Dr Moon mengeluarkan darah. Diapun tampak kesal dan bergumam kenapa dia sial terus sih?
(Hahaha..konyol Dr Moon)
Oh Joon Gyu tak sepenuhnya tak peduli. Di ruang kerjanya, dia bisa melihat jalannya operasi wanita yang masih dicintainya itu.
(Benarkah masih?)
Operasi berlangsung lama. Di ruang penonton, tampak Dr Moon dan Jae Joon yang ikut tegang menyaksikan jalannya operasi.Sangat lama, mungkin mereka sudah berjam-jam disana. Tampak ada beberapa perawta yang tampak lelah dan beristirat di lantai. Mereka semua kelelahan, hanya Hoon dan Soo Hyun saja yang masih fokus di operasi ini. Mereka berdua sangat ingin menyelamatkan Eun Hee.
Tapi semburan darah keluar. Pendarahan terjadi, persis seperti ketika Hoon berimajinasi melakukan operasi. Semua panik. Saat itu tekanan darah dan oksigen Eun Hee menurun sedikit demi sedikit. Hoon mencoba menekan area yang mengeluarkan darah, namun tetap taka da hasil. Bahkan saat defibrillator digunakan dan tegangan dinaikkan 50 joule, tak ada perubahan.
Di luar, Dr Moon tampak panik sementara Jae Joon terlihat menyunggingkan senyum tipisnya, lalu melangkah keluar. Untuk apa dia menyaksikan operasi yang gagal. Tim lawannya lah yang gagal, dan itu menguntungkannya.
Sampai akhirnya di monitor tampak angka nol, yang menandakan bahwa Kim Eun Hee tak bisa diselamatkan. Hoon pun berhenti. Dia tahu ini adalah akhir.
Oh Joon Gyu juga mengetahui kondisi itu. Dia tahu Eun Hee tak mampu bertahan, bahkan sebelum operasi dilakukan dia juga sudah mengetahui kalau inilah yang akan terjadi. Joon Gyu merasa pening atau mungkin menahan tangis?
Oh Soo Hyun yang melihat Hoon hanya diam kemudian bertanya kenapa Hoon berhenti?
Hoon membuka maskernya lalu mengucapkan terima kasih pada semua staf yang membantu, sisanya biar dia yang membereskan. Soo Hyun berteriak tak percaya, dia bertanya apa maksud Hoon?
Soo Hyun mendekati Hoon lalu berkata ini belum berakhir. Hoon menjawab ini sudah berakhir. Soo Hyun masih tak bisa menerimanya. Hoon menatap Soo Hyun dan menunduk lalu meminta maaf. Soo Hyun marah, dia pun mendekati tubuh ibunya, dan mencoba memijat-mijat jantung ibunya.
Hoon meminta Soo Hyun menghentikan itu. Soo Hyun tak peduli, sehingga Hoon terpaksa menarik tangan Soo Hyun. Soo Hyun hampir menangis. Dia meminta Hoon tak mengganggunya. Soo Hyun pun kembali memegang jantung ibunya, melakukan upaya agar denyut ibunya kembali. Berharap keajaiban itu ada.
Soo Hyun menyadari denyut jantung ibunya tak kembali. Diapun menangis. Dia berkata kalau dia hanya ingin mengatakan sesuatu pada ibunya. Sambil menatap sang ibu Soo Hyun berkata
“Kenapa kau melakukan semua ini padaku? Kenapa? Kenapa harus aku?!” isak Soo Hyun sambil berteriak menatap wajah ibunya.
Tangis Soo Hyun pecah. Dia tak kuasa lagi. Tubuhnya limbung sehingga dia terjatuh dengan tangis yang terus keluar dari matanya. Hoon kemudian berkata
“13 Mei 2014, pukul 02.00 AM. Pasien meninggal karena gagal jantung selama operasi untuk menghilangkan tumor.”
Entah kenapa, Soo Hyun tiba-tiba bangkit berdiri, dan berkata kalau ibunya belum mati. Dia bahkan berniat melakukan usaha lagi. Hoon menghentikan Soo Hyun. Soo Hyun menangis, dan Hoon tak kuasa untuk tak memeluk Soo Hyun.
Soo Hyun memukul-mukul Hoon dengan tangan kecilnya dan berkata agar Hoon menyelamatkan ibunya. Hoon tak menjawab. Dia hanya memeluk Soo Hyun erat, berharap Soo Hyun bisa lebih tenang.
“Selamatkan dia..Selamatkan ibuku.”
Hoon hanya mampu berucap maaf. Dia berharap Soo Hyun bisa merelakan Eun Hee, agar Eun Hee tenang disana. Hoon pun memeluk Soo Hyun semakin erat.
Han Jae Joon memutuskan masuk ke ruang operasi, dan terpana menyaksikan pemandangan di depannya. Pemandangan yang mampu membuatnya dadanya terasa panas. Sementara itu Soo Hyun dan Hoon tak menyadari ada tatap cemburu yang mengawasi mereka saat ini. Soo Hyun terlalu larut dalam kesedihannya, sedangkan Hoon berusaha menenangkan Soo Hyun.
Han Jae Joon…seharusnya dia yang berada dipelukan Soo Hyun. Seharusnya dia yang menenangkan Soo Hyun. Andai saja..dia yang memilih nekat melakukan operasi itu. Tentu kini Soo Hyun lah yang akan memeluknya erat, menumpahkan kesedihan di dadanya, bukan di dada pria itu. Bukan Park Hoon..
KOMENTAR :
Kereeennn…kenapa aku jadi suka Soo Hyun sama Hoon aja ya..
Ada salah satu komentar di forum yang bilang kalau Seung Hee bukanlah Jae Hee, wajah mereka saja sama, dan Utara menggunakan kemiripan itu untuk menjebak Hoon. Entahlah.
Aku berharap akan ada adegan lebih romantis lagi antara Hoon dan Soo Hyun. Mereka Couple yang lucu..kocak..dan menyentuh sekali. Aku ga peduli masalah siapa Lead Female di drama ini. Mau itu Soo Hyun atau Jae Hee..
Tapi sejauh ini, aku suka sama Soo Hyun-Hoon
Jae Joon mungkin terlalu tamak akan kekuasan. Mungkin awalnya dia tidak benar-benar mencintai Soo Hyun. Dia tahu Soo Hyun anak tiri Presdir Oh, yang tentu jika dia bisa menikahi sang putri maka bisa saja dia menjadi pewaris RS Myung Woo. Bisa saja..
Tapi kini, kehadiran Hoon merupakan ancaman untuknya. Ancaman baginya dalam mendapatkan Soo Hyun, dan ancaman pula bagi profesinya yang selalu menjadi terbaik. Dia…tak pernah mau dikalahkan. Siapapun itu..dia akan menyingkirkan mereka dengan licik.
Entahlah..
Episode 5 di blognya Mba Lilik ya...entar tetep aku apdet di twitter, dan BBM Channel.
Uda pada join belum di BBM Channel? Kalau belum seacrh nhieshe blog ya..
Disana aku juga apdet untuk link sinop..^^