Min Ki merasa terhibur karena Nam Soon.Nam Soon sendiri cukup puas karena setidaknya Min Ki bisa terseyum karenanya.
Lalu datanglah In Jae ditengah mereka.
In Jae memandang min Ki dengan perasaan yang berkecamuk di dadanya. Dia senang Min Ki terlihat baik-baik saja.
In Jae mengajak Min Ki bicara berdua. In Jae bertanya apa Min Ki semalam dapat tidur dengan nyenyak? Min Ki menjawab iya. In Jae berkata kalaupun Min Ki memiliki waktu yang sulit sekarang, tapi sepertinya dia tetap harus memarahi Min Ki.
In Jae berkata kalau tindakan Min Ki keluar lebih dulu dan mundur dari lomba Essai adalah salah, walaupun Min Ki tahu alasannya. Bahkan jika memang ada seseorang yang menempatkan Min Ki diposisi itu, atau jika itu kesalahan orang lain. Bertindak sesukanya meskipun Min Ki tahu itu benar, adalah juga hal yang salah.
“Jadi, bahkan jika anak-anak mengeluh, atau kau merasa tidak nyaman di kelas, apa kau akan mencoba untuk bertahan? Anngap saja ini sebagai tanggung jawabmu untuk apa yang telah kamu lakukan.”
Min Ki mengangguk tanda dia paham, In Jae mengeluarkan kata andalannya “kau akan memiliki --
waktu yang sulit--”
In Jae kemudian memberitahu kalau dia sudah menelpon ibu Min Ki, dan menceritakan semuanya. Raut wajah Min Ki langsung berubah. In Jae melanjutkan kalimatnya. Bahkan jika dia menjadi Min Ki, dia tidak akan bisa dengan mudah menceritakan pada ibunya. In Jae memberitahu kalau ibu Min Ki sangat terluka karenanya. “Ibumu sangat mencintaimu Min Ki”
Min Ki tidak mampu berkata apa-apa, dia jadi teringat pelukan ibunya yang tiba-tiba pagi tadi.
In Jae berkata kalau semuanya sudah berlalu. “Bahkan hal-hal yang tampak seperti masalah besar akan cepat berlalu. Jadi mampulah bertahan selama menunggu semua itu berlalu karena itu merupakan sebuah kekuatan”
Min Ki mengangguk, dan meneteskan air matanya. Dia merasa kata-kata In Jae benar, bahwa jalan terbaik adalah dengan bertahan, dan semuanya juga akan hilang seiring berjalannya waktu.
Se Chan memeritahu siswa di kelasnya, kalau kejadian yang terjadi di sekolah saat ini sedang diselidiki. Lomba Essai juga tetap akan diadakan selama istirahat berikutnya.
Kyung Min berkata kalau bukankah Se Chan sudah menangkap siapa yang membocorkannya? Se Chan menjawab kalau itu sedang diselidiki saat ini. Se Chan kemudian memberitahu kalau guru sastra korea yang baru akan datang 1 minggu lagi.
Wajah Jung Hoo langsung berubah mengetahu kalau In Jae akan digantikan oleh yang lain. Nam Soon dan Heung Soo sama-sama menundukkan kepala mereka saat mendengar kabar itu.
Se Chan memanggil Oh Jung Hoo sebelum dia mengakhiri kelasnya. Se Chan menyuruh Jung Hoo untuk mengikutinya setelah kelasnya selesai.
Saat guru Kang sudah meninggalkan kelas. Kang Joo bertanya pada Ha Kyung tentang kebenaran berita ini? Benarkah guru Jung akan segera digantikan oleh guru yang lainnya.
Ha Kyung hanya diam.
Di ruang guru, Uhm Dae Woong sedang memeriksa lemari yang dibuka paksa sehingga akhirnya rusak karena insiden semalam. Ada In Jae juga disana yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Uhm Dae Woong tiba-tiba bertanya dimana keberadaan guru Kang saat ini?
In Jae menjawab kalau Se Chan sedang mengisi kelas tadi.
Guru Uhm melihat Kang Se Chan segera memanggilnya. Jung Hoo juga ada disana, karena tadi Jung Hoo memang diminta untuk mengikuti Se Chan saat kelasnya sudah selesai.
Se Chan segera berbalik diikuti Jung Hoo. Dae Woong berkata kalau lemari benar-benar rusak. Apa Se Chan benar-benar tidak tahu apa-apa?
Jung Hoo kaget mendengar kata-kata guru Uhm itu.
Se Chan dengan anehnya menjawab kalau itu adalah ulahnya. Dae Woong berkata kalau dia hanya akan memriksa CCTV saja. Se Chan langsung menarik tangan guru Uhm yang akan segera ke ruang CCTV.
Se Chan tentu tidak mau kejadian yang sebenarnya terungkap, bisa berbahaya untuk Jung Hoo, karena dia pasti akan langsung dikeluarkan.
Se Chan mencoba menjelaskan kalau sebenarnya memang ada seseorang yang mau mengambil ponsel di lemari, tapi itu adalah ponselnya sendiri, tapi kemudian dia mengembalikannya lagi. Se Chan menjelaskannya dengan sedikit terbata-terbata.
Dae Woong tiba-tiba memandang Jung Hoo yang terlihat gelisah, dan sepertinya sudah mengambil kesimpulan kalau itu pasti ulah Jung Hoo. Dae Woong langsung bertanya apa itu Jung Hoo yang melakukannya?
Se Chan menjawab kalau orang yang dimaksud bukan Jung Hoo.
Dae Woong semakin tajam menatap Jung Hoo. Dan tanpa basa-basi Dae Woong langsung menyuruh Jung Hoo untuk mengikutinya.
Jung Hoo, dan Se Chan hanya saling memandang saja.
Bingung mungkin. Se Chan tidk berharap ini akan terjadi, sedangkan Jung Hoo, dia sama sekali tidak berharap bisa berhubungan dengan guru Uhm saat ini.
Guru Uhm berdua saja dengan Jung Hoo. Dae Woong berkata kalau apa yang Jung Hoo lakukan semalam itu adalah melanggar hukum. Jung Hoo hanya menjawab tanpa semangat kalau dia sudah tahu itu.
Dae Woong berkata kalau Jung Hoo melakukannya dengan baik. Pasti sangat sulit harus meletakkannya kembali. Tapi karena dia tidak bisa membiarkan Jung Hoo lolos begitu saja, maka Jung Hoo harus melakukan 5 hari kerja sukarela dan membuat permintaan maaf secara tertulis.
Jung Hoo pun diperbolehkan pergi oleh guru Uhm. Saat Jung Hoo sudah berdiri dan akan melangkah, tiba-tiba Uhm Dae Woong bertanya kenapa Jung Hoo harus kembali semalam? Apa alasannya? Apa Jung Hoo takut dikeluarkan dari sekolah?
Jung Hoo menjawab bukan itu alasannya.
Dae Woong bertanya lalu apa? Dengan sedikit enggan Jung Hoo menjawab “Ini karena guru Jung. Aku sangat khawatir guru Jung akan benar-benar dipecat karena aku.”
(Ya ampuunn…Jung Hoo swit sekali kamuh..^^)
Ibu Min Ki menepati janjinya untuk menemui In Jae di sekolah. In Jae berkata kalau Min Ki sepertinya sudah stabil sekarang. Ibu Min Ki sendiri dalam keadaan yang berbeda dari biasanya. Wajahnya pucat.
In Jae dengan hati-hati menyarankan agar Min Ki dan ibunya melakukan konseling bersama-sama. Ibu Min Ki kali ini sama sekali tidak membantah, dia hanya menjawab kalau dia akan mengurus semuanya dengan baik.
In Jae berkata kalau dia hanya akan memastikan kalau Ibu Min Ki dan anaknya benar-benar bisa melakukannya.Ibu Min Ki mengucapkan trima kasih karena In Jae sudah merawat Min Ki. In Jae menjawab itu tidak apa-apa.
Jung Soo mengadakan rapat dengan Soo Chul, Se Chan dan Dea Woong. Mereka membahas tentang bagaimana caranya soal Essai bisa bocor? Jung Soo bertanya pada Dae Woong bagaimana caranya kok kebocoran soal bisa terjadi? Dae Woong juga menjelaskan kalau ibu Min Ki mendapatkannya dari sebuah akademi, jadi sekarang kemungkinan terbesar kebocoran terjadi di lingkup sekolah.
Se Chan bertanya dimana tepatnya akademi itu? Dia akan mencoba untuk mencari tahu kebenarannya, karena dia punya beberapa koneksi.
Soo Chul langsung kaget mendengar perkataan Se Chan itu.
Min Ki menemani ibunya menuju parkiran mobil. Ibu Min Ki berkata agar Min Kim mau menemuinya di rumah nanti. Min Ki menjawab iya. Ibu berkata agar Min Ki tidak hilang semangat, karena dia melihat Min Ki seperti orang yang tidak punya kemauan.
“Apa ada orang-orang yang berbicara tentangmu? Apa kau ingin pindah?”
Min Ki menggeleng dan berkata kalau dia baik-baik saja. Bahkan jika dia pindah maka berita itu juga akan tetap mengikutinya. Jadi, lebih baik kalau dia tetap disini. Dekat dengan anak-anak membuat dia merasa lebih mudah menjalaninya.
Tanpa disangka ibu Min Ki berkata “Apapun yang ingin kau lakukan di perguruan tinggi, maka lakukanlah. Meskipun aku tidak tahu apa itu hal yang benar”
Min Ki terkejut dan bertanya “sungguh?”
Ibu Min Ki menjawab kalau itu benar, dan dia akan segera mengurus ulang spesifikasi yang sesuai dengan apa yang Min Ki inginkan.
Min Ki tersenyum senang. Namun Ibu Min Ki tetap menginginkan agar Min Ki masuk Universitas S.
Min Ki mengeluh lagi, tapi ibunya berkata jangan berkata apa-apa padanya lagi. Karena dia juga butuh waktu seperti juga Min Ki.
Ibu Min Ki mengelus rambut Min Ki, menunjukkan rasa sayangnya yang begitu dalam pada anaknya ini. Seolah memberitahu Min Ki bahwa dia sangat menyesal dengan semua sikapnya. Tanpa berkata apapun, ibu min Ki langsung menuju mobilnya.
Sementara itu Se Chan terlihat sedang sibuk menelpon. Mungkin dia sedang mencari tahu siapa yang membocorkan soal Essai. Tiba-tiba masuklah Soo Chul dengan diam-diam dan sedikit kikuk, Se Chan tetap dengan ponsel yang tertempel ditelinganya, menunggu panggilannya diterima.
Karena Soo Chul begitu gugup, Se Chan membatalkan niatnya menelepon, dan mendengar apa yang akan Soo Chul katakan. Soo Chul menjelaskan kalau ada kesalahpahaman disini. Dia bercerita kalau saat itu dia sedang mabuk. Se Chan merasa tertarik dan Soo Chul pun melanjutkan ceritanya. Adik nya kerja di sebuah akademi yang ada di kampung halamannya. Adiknya meminta sedikit informasi tentang soal Essai karena merasa ide-ide dari kota tentu lebih menarik. Dia tidak menyangka kalau Min Ki menghadiri akademi itu. Kalau dia tahu dia tidak mugkin akan melakukan hal itu. Dia bukan tipe seperti itu. Soo Chul mencoba meyakinkan Se Chan. Dia memegang tangan se Chan yang sedang bersedekap. Soo Chul berkata kalau impiannya adalah menajdi kepala sekolah. Seorang kepala sekolah tentu harus jujur, dan menjunjung kebenaran.
Se Chan berkata kalau dia sudah menduga situasi seperti itu. Sebuah akademi memang membutuhkan informasiu untuk bisa berkembang. Bahkan bisa menghabiskan sejumlah uang untuk mendapatkan informasi, atau malah berusaha untuk mencurinya.
Soo Chul meminta agar Se Chan mau membantunya untuk masalah ini. Soo Chul bahkan memegang tangan Se Chan, dan benar-benar memohon.
Se Chan melepaskan pegangan tangan Soo Chul dan berkata kalau dia tidak bisa melakukan itu untuk Soo Chul. Dia bisa bertindak sebagai saksi untuk melaporkan hal ini dan tentunya juga akademi tersebut.
Soo Chul menutup muka dengan tangannya, dan berkata dia sangat malu. Dia masih mencoba merayu Se Chan agar mau menutupinya kesalahannya.
Se Chan menceritakannya pada In Jae tentang Wakasek Soo Chul yang ternyata tidak sengaja membocorkan soal Essai itu. In Jae berkata pasti Wakasek memiliki waktu yang sulit saat ini. Jadi, sepertinya In Jae harus berhati-hati dengan apa yang dia katakan setelah keluar sekolah.
In Jae bertanya bisakah Kang Se Chan meluangkan waktu untuknya sebentar setelah kelas selesai?
Se Chan bingung kenapa In Jae ingin dia meluangkan waktu untuknya?? In Jae menjelaskan sebelum kepergiannya dia ingin memberikan semua tugas-tugasnya pada Se Chan, dan bebrapa catatan penting yang harus Se Chan tahu.
Se Chan menjawab tunggu dulu sebentar, sambil melihat jam tangannya dan kemudian berkata kalau dia sepertinya sangat sibuk, jadi dia tidak bisa meluangkan waktunya untuk In Jae.
In Jae kemudian berkata kalau ini adalah kenyataan, jadi Se Chan harus coba untuk bisa menerimanya. Jangan terus menghindar seperti ini. “Semua orang ingin pergi ke Universitas S. Banyak guru yang tidak bisa menjadi guru seperti yang mereka inginkan. Jika mereka tidak bisa, apa yang harus mereka lakukan setelah itu.. Aku tidak bisa melihat itu..Itu sebabnya..”
Kalimat In Jae terputus karena bel tanda kelas berbunyi, Se Chan berkata kalau dia harus mengajar saat ini.
Se Chan pun melangkah menuju kelas.
Joong Hyun yang melihat Se Chan dari jendela kemudian bergosip dengan Ki Deok. Joong Hyun berkata kalau mungkin saja Se Chan yang membocorkan soal essai, karena Se Chan kan juga mengajar di akademi. Apalagi gaji guru kan tidak banyak. In Jae kemudian melihat dari jendela di luar kelas kelakuan anak-anak didiknya. Sebelum akhirnya memutuskan untuk segera masuk.
In Jae masuk dan berkata pada murid-muridnya kalau pasti ada dari mereka bertanya-tanya tentang sesuatu setelah insiden lomba essai. In Jae menceritakan kalau ada seorang guru yang tanpa sengaja berbicara tentang pertanyaan essai pada orang yang bekerja di akademi. In Jae memberitahu kalau sepertinya orang itu tidak tahu kalau kejadiaannya akan seperti ini, karena niat awal orang itu hanya ingin membantu. Itu memang akademi dimana Min Ki mengikutinya.
Anak-anak bertanya siapakah gurunya? In Jae menjawab kalau untuk saat ini yang jelas bukan guru Kang. Hanya saja ada guru lain yang melakukan kesalahan.
Nam Kyung min bertanya bagaimana mereka bisa percaya kalau itu memang benar-benar sebuah kesalahan. In Jae menjawab kalau Kyung Min tidak percaya, ya tidak ada lagi yang bisa dia lakukan atau katakan. In Jae hanya berpesan untuk tolong percaya pada guru. Itu saja.
“Bukankah lebih sulit untuk bersekolah, jika kau tidak percaya pada guru yang kau lihat setiap hari?”
Anak-anak merasa kata-kata In Jae adalah benar. In Jae juga berkata kalau guru itu sudah sadar kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi, karena dia cukup syok dengan insiden ini. Namun anak-anak tidak perlu berfikir bahwa semua guru akan membuat kesalahan yang sama seperti itu. In Jae menyebut kalau ini adalah kesalahan “generalisasi yang tergesa-gesa”
In Jae kemudian mencoba berkata tentang Min Ki. Semua kemudian menoleh pada Min Ki. In Jae mengatakan kalau meskipun Min Ki mendapatkan bocoran soal itu, sepertinya mereka melupakan bahwa Min Ki tidak mengambil kesempatan itu. Dia sudah mendapatkan soal yang sama persis, jika dia mau, dia bisa mengisinya dengan akurasi 99% benar. Tapi Min Ki tidak mau, dia tidak ingin melakukan kecurangan seperti itu, sehingga dia hanya meninggalkannya begitu saja diatas meja. In Jae bertanya jika itu terjadi pada mereka, apa mereka juga akan melakukan sesuatu seperti yang Min Ki lakukan? Itu adalah hal yang tidak bisa dibilang mudah.
Kang Joo melihat kearah Min Ki dengan memberikan isyarat dengan tangannya agar Min Ki semangat. Ha Kyung juga tersenyum seolah mengatakan pada Min Ki kalau semua akan baik-baik saja.
Min Ki menunduk, merasa terharu dengan kepeduliaan teman-teman padanya. Ternyata dia tidak sendiri.
Di kelas tambahan In Jae. In Jae mengatakan kalau kelas hari ini sudah selesai. Masih ada 10 menit tersisa, jadi apa ada yang ingin mereka lakukan di 10 menit terakhir ini?
Han Young Woo mengangkat tangannya dan berkata kalau dia ingin membuat puisi. Jadi tolong ajari dia bagaimana caranya.
In jae senang sekali mendengarnya, dan berkata kalau itu adalah ide yang bagus. Jadi ayo mereka melakukannya.
Oh Jung Hoo berkata apa gunanya melakukan itu sekarang. Lebih baik membiarkan mereka pulang saja.
In Jae berkata setidaknya lebih baik mencoba dulu untuk memulainya daripada tidak sama sekali. In Jae menjelaskan kalau membuat puisi itu tidak sulit. Itu bisa saja tentang hal-hal yang mereka alami, atau hal-hal yang ada dipikiran mereka, atau bisa juga mulai menulis tentang emosi. Mereka bisa memulainya dengan hal-hal dasar seperti itu.
In Jae meminta mereka menulis tentang apa yang melintas dipikiran mereka saat ini. Satu kata saja.
Ji Hoon dengan polosnya berkata “Belajar sulit. Sangat sulit”
Young Woo berkata “aku suka puisi”
In Jae tersenyum mendengarnya dan berkata itu adalah hal yang bagus.
Nam Soon ikut berkata sesuatu dan dia menyebut “Aku ingin makan ramen”
In Jae mendekati Heung Soo, dan menggeser tangan Heung Soo yang menutupi apa yang dia tulis dengan telunjuknya. Dan ternyata yang ditulis Heung Soo sama dengan apa yang diucapkan Nam Soon. (Cie..cie..sehati lo..^^)
Heung Soo malu dan menutup mukanya dengan tangan. In Jae berkata apa ada lagi yang ingin makan ramen disini?
In Jae bertanya pada Jung Hoo, yang sedari tadi diam saja. Jung Hoo menjawab kalau dia tidak akan melakukannya. In Jae berkata kalau Jung Hoo tidak melakukannya, maka Jung Hoo tidak akan bisa pulang. In Jae pun membolehkan yang lainnya untuk pulang, kecuali Jung Hoo tentu saja. Walaupun Jung Hoo ingin pulang juga, tiba-tiba Yi Kyung dan Ji Hoon memegang pundak Jung Hoo, dan mendudukkannya kembali di kursi, lalu melangkah keluar kelas.
In Jae memberitahu Jung Hoo untuk menulis apa saja walau itu hanya satu baris. Jung Hoo mengeluarkan ponselnya dan menulis sesuatu disana. Setelah itu Jung Hoo berkata kalau dia sudah menulis dan mengirimnya di nomer In Jae. Jadi In Jae bisa membacanya, dan dia akan pergi sekarang.
In Jae langsung melihat ponselnya, dan membuka SMS dari Jung Hoo.In Jae tersenyum senang saat melihat yang Jung Hoo tulis.
Nam Soon dan Heung Soo ternyata ada di sebuah kedai makan. Mereka memesan ramen disana. Sepertinya Nam Soon yang mengajak Heung Soo untuk makan ramen bersama, karena apa yang ada dipikiran mereka saat kelas In Jae tadi adalah sama.
Heung Soo kesal dan bertanya kenapa Nam Soon harus menulis hal yang sama seperti dirinya? Nam Soon dengan cuek menjawab kalau nyatanya bukan dia satu-satunya yang menulis kalimat itu (Ya wong Nam Soon juga nulis itu.^^)
Nam Soon menyuruh Heung Soo segera makan. Saat Nam Soon sudah akan menyantap ramennya, tiba-tiba tangan Heung Soo menghentikan Nam Soon. Heung Soo berkata kalau mereka harus mengambil foto untuk bukti kalau mereka sudah berbaikan sekarang. (Hahay..lucu..^^)
Nam Soon langsung menyetujuinya dan berkata itu ide yang bagus.
Nam Son mengeluarkan ponselnya dan langsung mendekati Heung Soo. Nam Soon juga merangkul pundak Henug Soo, walau Heung Soo memandangnya dengan tatapan aneh. Tapi terlihat tidak menolak. Nam Soon menyuruh Heung Soo juga memegang ramen sebagai bukti.
Dan jepret..berfotolah mereka..
(Sangat lucuuuu..^^)
Heung Soo langsung menyuruh Nam Soon menjauh setelah mereka selesai berfoto.
Tiba-tiba ponsel Heung Soo berdering dan Heung Soo menerimanya. Heung Soo bertanya kenapa harus dia yang ditelepon? Sepertinya dari Yi Kyung. Kayaknya tentang jung Hoo deh.
Heung Soo bertanya berapa banyak? Nam Soon langsung melihat kearah Heung Soo. Heung Soo langsung menutup teleponnya, dan menceritakan itu pada Nam Soon. Heung Soo bilang kalau Jung Hoo tertangkap oleh anggota preman itu, dan mereka menyuruh Jung Hoo melunasi hutangnya pada preman-preman itu. Jumlahnya 300 ribu won.
Heung Soo memengang kepalanya, jadi pusing karena masalah yang ditimbulkan Jung Hoo kali ini.
Nam Soon bertanya apa yang akan Heung Soo lakukan?
Heung Soo mengeluh kalau Jung Hoo memang bajingan kecil. Heung Soo berdiri terlihat akan menghampiri Jung Hoo disana, tapi Nam Soon langsung memegang tangan Hueng Soo dan bertanya apa yang akan Heung Soo lakukan disana? Ini adalah kesalahan Jung Hoo. Heung Soo menjawab setidaknya mereka harus membawa Jung Hoo keluar dari tempat itu. Nam Soon menyuruh Heung Soo pergi duluan, nanti dia akan menyusul.
Heung Soo menemui Yi Kyung yang sudah menunggunya. Yi Kyung bertanya mana Nam Soon? (berharap Nam Soon yang kuat yang akan melawan preman-preman itu kan?)
Heung Soo menjawab kalau dia tidak tahu dimana Nam Soon.
Ji Hoon juga datang dan Yi Kyung bertanya bagaimana bisa Ji Hoon datang padahal tadi menolak? Ji Hoon menjawab bagaimana mungkin dia tidak datang? Yi Kyung langsung menggandeng tangan Ji Hoon dan mengajaknya segera pergi ke tempat Jung Hoo. Heung Soo pun mengikutinya.
Nam Soon ternyata kembali ke kelas, dan membuka sebuah loker. Didalamnya ternyata ada celengan berbentuk babi. Nam Soon mengeluarkan celengan itu dan memandangnya. Itu sepertinya uang hasil denda dari siswa yang terlambat datang. Nam Soon terlihat ragu untuk menggunakannya. Bahkan tertulis di badan celengan “Denda terlambat. Tolong jangan sentuh”
Namun Nam Soon membulatkan tekadnya, dia memperkirakan, kalau celengan itu berisi 300 ribu won lebih, dan tentu bisa untuk menyelamatkan Jung Hoo. Nam Soon juga sudah memikirkan untuk mengembalikan isi uang itu.
Jung Hoo yang berada di tempat billiard sudah terlihat babak belur. Preman-preman itu tanpa ampun menghajarnya. Lalu masuklah Ji Hoon, Yi Kyung dan Heung Soo. Jung Hoo terlihat malu dengan kondisinya yang seperti ini, apalagi juga ada Hueng Soo.
Yi Kyung bahkan hampir menangis melihat keadaan Jung Hoo yang sudah tidak berdaya. Heung Soo meminta mereka melepaskannya karena pasti dia dan yang lain akan membayar mereka nanti. Heung Soo meminta preman-preman itu untuk menunggu beberapa hari. Heung Soo bahkan dengan menundukkan kepala mengatakan hal itu.
Preman-preman itu berkata kalau begitu Heung Soo harus membayar bunganya hari ini juga.
Yi Kyung marah dan berteriak kalau bukankah Jung Hoo tidak punya utang pada mereka? Preman-preman itu menjawab apa mereka mau menggunakan tubuh mereka untuk dipukuli sebanyak jumlah hutang Jung Hoo, 300 ribu won?
Kemudian masuklah Nam Soon dan berteriak memanggil Oh Jung Hoo. Nam Soon masuk dengan pandangan marah dan kemudian langsung melemparkan celengan babinya ke lantai, sehingga berhamburanlah uang receh didalamnya.
Preman itu bertanya apa ini? Apa Nam Soon menyuruhnya mengambil sendiri uang-uang koin itu? Nam Soon menjawab dengan senyumnya kalau celengan itu berisi 300 ribu won lebih, jadi silakan ambil itu dan tinggalkan Jung Hoo.
Heung Soo mengarahkan pandangannya ke celengan babi yang sudah tergeletak tidak berdaya (Apaan siii Ay..^^)
Dan Heung Soo melihat tulisan di tubuh celengan itu. Heung Soo akhirnya tahu kalau itu adalah uang denda para siswa yang terlambat.
Nam Soon akhirnya berhasil keluar bersama yang lain. Saat mereka diluar Yi Kyung bertanya apa uang yang Nam Soon pakai tadi adalah denda keterlambatan yang dikumpulkan teman-teman? Nam Soon menjawab iya, dan dia meminta agr mereka smeua tidak lari dari kewajiban untuk melunasinya. Setiap dari mereka harus mengumpulkan 50 ribu won dalam 3 hari ini agar uangg di celengan bisa terkumpul lagi.
Jung Hoo menjawab kalau dia akan membayarnya sendiri. Jung Hoo lalu melangkah pergi, Yi Kyung langsung menyusul Jung Hood an berteriak kalau mereka akan membayarnya bersama-sama.
Ji Hoon dengan terbata-bata mengucapkan terima kasih pada Nam Soon dan Heung Soo.
Setelah mereka bertiga pergi, Heung Soo bertaya darimana Nam Soon belajar tentang ini? Nam Soon tersenyum dan menjawab, kalau dia belajar itu semua dari Heung Soo.
In Jae menyerahkan buku administrasi kelas pada Se Chan. In Jae dengan tersenyum berkata pada Se Chan kalau hari ini Jung Hoo menulis puisi. Se Chan tidak percaya dan bertanya apa yang ditulis Jung Hoo? In Jae kemudian membacakan sms yang dikirimkan Jung Hoo padanya dan melihatkannya pada Se Chan agar Se Chan percaya. Isi SMS Jung Hoo “Apa bisa berubah dengan menulis satu baris puisi?”
Se Chan merasa heran dan bertanya apa itu sebuah mahakarya sehingga In Jae begitu senang?In Jae menjawab kalu menurutnya ini melegakan. In Jae masih dengan tersenyum senang berkata kalau sepertinya Jung Hoo memiliki keterampilan menulis puisi. Se Chan menjawab apa dengan kalimat sebaris itu bisa dikatakan kalau Jung Hoo memiliki keterampilan? In Jae menjawa iya.
In Jae datang ke Seungri. Dia terdiam saat memasuki halaman sekolah itu. Merasa waktunya sudah semakin dekat untuk meninggalkan mereka semua. Sekolah dan anak-anak didik yang dia sayangi.
Nam Soon kemudian berdiri di samping In Jae dan tersenyum manis padanya. In Jae malah berkomentar kalau Nam Soon datang lebih awal dan kemudian berpesan agar Nam Soon tidak terlambat lagi untuk datang ke sekolah. Usahakan juga untuk bisa belajar.
Nam Soon kemudian berkata tentang menulis puisi, bisakah guru-guru lain mengajarkannya pada mereka? In Jae menjawab tentu saja, jika kalian memang mau.
“Bisakah mereka mengajar sebaik guru?”
In Jae tersenyum dan kemudian mengangguk. Kemudian Nam Soon memasang wajah lucunya, lalu bertanya apa guru-guru lain juga bisa membuat Oh Jung Hoo mau menulis puisi? Karena dia dengar Jung Hoo berhasil menulis puisi kemarin, walau hanya satu baris saja.
Nam Soon berkata kalau ini sangat sulit di kelas, apalagi semua orang mengeluh kalau tidak ada guru Jung. Semua juga gugup tentang apakah guru Jung jadi pergi atau tidak. Jadi apakah guru Jung serius akan pergi?
In Jae tidak menjawab sama sekali. Nam Soon berkata lagi “Bagaimana mungkin orang dewasa lebih mudah mneyerah daripada murid-murid?”
Di kelas 2-2, Shin Hae Seon mengeluh pada sahabatnya Gae Na Ri kalau ini adalah hari terakhir guru Jung. Semua ikut mengeluh akan kehilangan guru Jung. Nam Soon dan Heung Soo yang akan masuk ke kelas terhenti dan mendengar semua yang teman-teman bicarakan.
Heung Soo bertanya apa yang akan Nam Soon lakukan? Nam Soon balik bertanya kenapa? Heung Soo berkata bukankah Nam Soon ketua? Apa Nam Soon yakin tidak akan melakukan apapun?
Nam Soon masuk ke kelas, dan kemudian berdiri di depan, ingin menyampaikan sesuatu. Teman-teman masih belum memperhatikan Nam Soon, karena semua masih sibuk dengan kegiatannya. Heung Soo yang tahu Nam Soon tidak diperhatikan, langsung berteriak “Ah, jangan berisik”
Akhirnya smeua siswa pun memperhatikan Nam Soon. Nam Soon berkata kalau dia ingin mengumpulkan pendapat mereka semua tentang mereka yang ingin menentang guru Jung untuk pergi.
Eun Hye mengejek Nam Soon yang sekarang sepertinya sudah benar-benar menjadi ketua kelas. Memang apa yang bisa Nam Soon lakukan untuk mengubahnya? Itu kan sudah diputuskan.
Ha Kyung membela Nam Soon dengan mengatakan kalau Nam Soon hanya ingin mencobanya dan melihat sejauh mana ini akan berhasil (bela terus Song..^^)
Kang Joo ikut berpendapat kalau dia senang bisa memiliki mereka berdua, guru Jung dan guru Kang. Ki Deok bahkan dengan lebaynya berkata kalau dia akan memilih guru Jung apapun yang terjadi, karena guru Kang menurutnya terlalu dingin.
Ha Kyung berkata pada Nam Soon, sehingga Nam Soon akhirnya menunduk lebih dekat kearah Ha Kyung. Ha Kyung berkata kalau dia menyarankan agar Nam Soon membuat teman-teman mengangkat tangannya untuk yang tidak setuju guru Jung pergi. Nam Soon paham dan kemudian berdiri lagi.
Nam Soon berkata kalau dia akna melihat jumlah tangan mereka yang tidak setuju guru Jung pergi.
Han Young Woo adalah yang pertama mengangkat tangannya.
Disusul Kang Joo yang kedua. Lalu hampir semua juga mengangkat tangan mereka.
Ha Kyung tentu saja termasuk didalamnya.
Eun Hye kesal karena semua mendukung guru Jung kembali. Nam Kyung Min juga mengangkat tangannya, tapi menurunkannya sedikit saat Eun Hye menolek kearahnya.
Di ruang guru Nan Hee bertanya pada In Jae bagaimana dengan kelas? Ini kan hari terakhir In Jae? In Jae hanya menjawab iya dan kemudian melangkah ke meja guru Uhm.
In Jae berkata apakah dia boleh pergi sekarang karena dia saat ini tidak memiliki jam mengajar? Guru Uhm berkata kalau mereka harus memberikan perpisahan yang sepantasnya untuk In Jae. In Jae menolak dan berkata itu terlalu memberatkan menurutnya. Jadi lebih baik dia pergi sekarang saja.
Sebelum memutuskan pergi, In Jae melihat untuk terakhir kalinya suasana kelas 2-2 saat Se Chan mengajar, dia melihat dari jendela luar. Didalam terlihat Young woo yang sedang mencoba bolpoinnya.
Nam Soon yang hanya diam tanpa melakukan apapun. Heung Soo juga sama dengan Nam Soon. Sedangkan Ki Deok malah memilih tidur dengan lelapnya.
Sementara Min Ki terlihat sedang memperhatikan dengan serius pelajaran Se Chan.
In Jae menangis. Dia tidak mampu menahan air matanya. Dia pasti merasa berat melepaskan mereka semua yang dia sayangi. Berharap masih bisa melihat mereka naik ke kelas 3, tapi itu sepertinya hanya mimpi.
Se Chan yang sedang asik mengajar tanpa sengaja menoleh ke jendela dan melihat In Jae yang sedang menangis. Se Chan langsung terdiam dan tertegun melihat In Jae.
Se Chan mengakhiri kelasnya untuk hari ini, kemudian Nam Soon berdiri dan berkata kalau mereka sudah mengumpulkan pendapat. Se Chan biungung dan bertanya pendapat apa? Nam Soon kemudian memperlihatkannya. Se Chan terkejut.
Se Chan kemudian menyerahkan pendapat siswa kepada Jung Soo sebagai kepala sekolah. Diruangan itu juga ada Soo Chul menemani.
Se Chan berkata kalau itu adalah pendapat anak-anak, pernyataan keberatan mereka. Jadi lebih baik kalau Jung Soo membiarkan guru Jung kembali ke posisinya.
26 anak jelas-jelas mendukung agar guru Jung kembali menjadi wali kelas mereka.
Jung Soo berkata kalau ini agak terlambat, karena pengunduran dirinya sudah diproses, dan itu agak sulit untuk membatalkannya. Lagian apa guru Jung punya kemauan untuk mengajar lagi?
Se Chan kembali menekankan tentang pendapat anak-anak. Anak-anak menolak kepergian guru Jung, jadi kalau sekolah bisa mengusahakan sesuatu untuk kembalinya guru Jung, maka guru Jung memiliki kesempatan untuk memikirkannya kembali.
Jung Soo masih tetap mepertahankan keputusannya untuk menolak pendapat anak-anak. Sedangkan Se Chan sepertinya sudah pasrah, karena Jung Soo terlalu keras kepala.
Se Chan tidak menyerah, dia menoleh kepada Soo Chul. Karena Soo Chul sudah dibantu Se Chan maka Soo Chul kali ini harus bisa membantunya. Soo Chul yang paham akan pandangan Se Chan langsung salah tingkah, tapi kemudian berkata kalau dia bisa melakukan sesuatu untuk masalah ini, karena dia berfikir masalah ini bukan maslah yang sulit diselesaikan.
Se Chan tersenyum penuh makna pada Soo Chul dan membenarkan perkataannya. Jung Soo kemudian bertanya benarkah ini bisa dilakukan dengan mudah? Soo Chul kemudian berkata tentu saja, lagian tidak mudah menemukan guru seperti guru Jung.
Jung Soo kemudian menyetujuinya, dan berjanji akan menemukan solusi yang pas untuk masalah ini. Jadi mereka berdua bisa kembali ke ruangan mereka dan menunggu.
Soo Chul adalah yang pertama kabur, sedangkan Se Chan menunduk dalam-dalam tanda agar Jung Soo benar-benar mengusahakannya. Mana ada Se Chan mau membungkukkan badannya sedalam itu, jika hanya sekedar rasa hormat saja.
Se Chan yang masuk ke ruang guru, dan melihat In Jae sedang beres-beres, menyuruh In Jae menghentikannya. Se Chan malah bertanya kenapa In Jae berkemas sekarang? In Jae menjawab kalau dia akan pergi lebih awal.
Joong Hyun yang kebetulan lewat di depan ruang guru melihat In Jae sedang berkemas. Joong Hyun juga mendengar kata-kata Se Chan masih ada yang ingin dia ketahui. In Jae menyuruh Se Chan bertanya sekarang saja.
Se chan masih mencoba mengulur waktu In Jae dengan berkata kalau sekarang waktunya Cuma sedikit.
Jong Hyun dengan cepat masuk ke kelas 2-2, dan mengabarkan apa yang baru dilihat dan didengarnya pada semua. Joong Hyun berkata kalau apa yang mereka lakukan percuma karena guru Jung sudah mengemasi semua barangnya. Min Ki yang awalnya cuek, ikut menoleh kearah Joong Hyun.
Kang Joo juga ikut melihat kearah Joong Hyun. Na Ri berkata benarkah guru Jung harus pergi?
Ha Kyung berjalan mendekati mereka, dan berkata setidaknya ini melegakan karena paling tidak guru Jung tahu apa yang mereka inginkan. Kang Joo ikut berpendapat kalau ada baiknya mereka menyiapkan pesta perpisahan yang bagus untuk guru Jung. Jadi mari mengumpulkan uang.
Anak-anak sepertinya protes karena mereka kan tidak memiliki uang. Kang Joo jadi bingung dan bertanya lalu apa dong yang akan mereka lakukan?
Ha Kyung dengan tersenyum berkata bukankah mereka mempunyai biaya keterlambatan? Kang Joo senang dan berkata betul, yang ada di kanan loker Nam Soon.
Heung Soo terkejut mendengarnya, karena uang di celengan babi itu kan sudah dipakai untuk menyelamatkan Jung Hoo.
Jung Hoo yang ada di luar kelas ikut kaget, begitu juga dengan Yi Kyung dan Ji Hoon.
Ki Deok menyuruh Nam Soon untuk segera membukanya, dan memecahkan celengan babi itu.
Nam Soon dan Heung Soo saling berpandangan. Heung Soo benar-benar cemas dengan apa yang akan terjadi, karena terlihat dari sorot matanya pada Nam Soon.
In Jae sudah siap akan pergi, tapi kemudian Se Chan berkata apa In Jae tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada anak-anak? Se Chan masih mencoba mengulur waktu menunggu Jung Soo yang tidak kunjung datang.Guru yang lain pun mendukung karena In Jae harus mengucapkan selamat tinggal pada mereka dulu. Rasanya tidak adil kalau In Jae pergi begitu saja, karena In Jae kan wali kelas mereka juga.
Se Chan bahkan mencoba mengambil kotak yang berisi barang-barang In Jae dan menyuruh In Jae menunggu sebentar lagi.
Kemudian masuklah Jung Soo, orang yang Se Chan harapkan kehadirannya sedari tadi. Jung Soo tentu didampingi Soo Chul.
In Jae berkata kalau dia baru saja berniat mengucapkan selamat tinggal secara pribadi pada Jung Soo.
Jung Soo berkata setelah melihat yang dilakukan kelas 2-2, dan berusaha mencari solusinya tapi memang ini adalah sulit untuk dilakukan.
In Jae bingung dengan apa yang dikatakan kepala sekolah, dia menoleh memandang Se Chan. Se Chan menjelaskan kalau anak-anak mengumpulkan pendapat mereka kalau mereka menolak In Jae pergi.
Uhm Dae Woong terlihat tersenyum mendengar kata-kata itu.
Jung Soo tersenyum dan berkata kalau hampir saja In Jae pergi tanpa mereka(anak-anak kelas 2-2) tahu. Soo Chul berkata kalau dia sedang berusaha mencari cara untuk memecahkan masalah ini. Jung Soo kemudian menyela, ada hal tidak boleh dilupakan bahwa kontrak guru pengganti In Jae juga sudah disepakati. Bukankah akan terlalu banyak kalau sekolah memiliki 3 guru sastra korea?
Se Chan kemudain berkata tidak, itu tidak terlalu banyak. Jung Soo bingung dengan maksud Se Chan. Se Chan kemudian melanjutkan kata-katanya “Aku akan berhenti..sekarang”
KOMENTAR :
Agak lambat dari yang kurencakan, karena mud ku sedikit hilang nih, di episode-episode terakhir. Tapi tenang aku tidak akan meninggalkan drama ini, tanpa menuntaskannya.
Suka dengan persahabatan yang memang sangat terasa di episode ini. Ada Nam Soon dan Heung Soo yang sepertinya sudah sama-sama membuka hati untuk menerima satu sama lain, walau mereka sedikit canggung saat bersama..
Ada Yi Kyung yang bahkan hampir menangis saat melihat Jung Hoo terluka dan berdarah dihajar preman-preman itu. Ji Hoon yang terlihat kesal pada Jung Hoo namun masih mau membantunya dan datang bersama Yi Kyung ke tempat billiard.
Yang benar-benar takjub, adalah saat Heung Soo dan Nam Soon mau bersama-sama membantu Jung Hoo, padahal jelas mereka tidak berhubungan baik pada awalnya.
Rasanya indah saat melihat mereka berdamai dengan cara mereka sendiri-sendiri.^^
Ibu Min Ki? Menurutku ini adalah adegan membahagiakan yang ada di episode 13.
Kesadaran bahwa kebahagiaan Min Ki lah yang terpenting. Aku berharap kakak Min Ki juga dimunculkan ya di episode akhir.
Berharap^^
Terima kasih yang sabar menanti ya..
Akan aku lanjutkan kok..
Tenang saja..^^