Kang Joo
memikirkan kata-kata Nam Soon. Yang kuat yang menjaga. Dia merasa kata kata itu benar.
Di kelas 2-2, Nam Kyung min bertanya pada Ha Kyung kalau batalnya Kang Joo ikut lomba Essai adalah karena Ha Kyung?
Ha Kyung diam saja tidak menanggapi.
Eun Hye mengejek kalau ini pasti persahabatan yang menghabiskan air mata. Kalau saja Ha Kyung keluar maka Kang Joo akan mendapatkan tempat pertama.
Nam Kyung Min menjawab persahabatan apa? Kang Joo bilang dia tidak akan keluar kalau bukan karena Ha Kyung yang jahat dan egois.
Ha Kyung walau diam, tapi dia tersentak mendengar kalau Kang Joo berkata seperti itu tentangnya.
Eun Hye semakin menegaskan kalau kalimat itu keluar dari mulut Lee Kang Joo.
Kyung Min bertanya apa dia juga perlu menulis spesifikasinya sendiri? Eun Hye menjawab apa Ibu Kyung Min manajer (Seperti ibu Min Ki )atau seorang yang penting dalam akademi penelitian? (Seperti Ibu Ha Kyung)
Kang Joo masuk kelas dan mendekati Ha Kyung. Mengajak Ha Kyung untuk bicara dengannya. Ha Kyung yang teringat kata-kata Kyung Min dan Eun Hye tadi, yang mengatakan kalau kang Joo membicarakan dia dibelakang, menolak ajakan Kang Joo, dan menyuruh Kang Joo berkata disini saja.
Kang Joo meminta Ha Kyung jangan seperti ini, dan mengajak Ha Kyung bicara diluar saja. Ha Kyung menatap Kang Joo yang berdiri disampingnya.”Aku bilang jangan bicara dibelakangku, bicara disini apa yang ingin kau katakan”
Kyung Min melihat itu, seolah mendapat tontonan yang menarik.
Kang Joo menjawab, siapa yang berbicara di belakang Ha Kyung? Ha Kyung tidak mempedulikan Kang Joo, dan sibuk memasukkan alat-alat tulisnya ke dalam laci meja. Kang Joo meminta Ha Kyung menatapnya jika sedang berbicara,karena itu namanya menghormati lawan bicara. Tapi Ha Kyung tetap tidak mengindahkan Kang Joo. Ha Kyung melah menepis tangan Kang Joo yang mencoba memegang pundak Ha Kyung agar menoleh padanya. Dan karena Ha Kyung sedang membereskan alat-alat tulisnya, dan yang ditangannya adalah penggaris besi, maka tangan Kang Joo terluka karenanya. Berdarah.
Anak-anak yang melihat ikut kaget. Nam Soon sebagai ketua kelas tentu terkejut melihat itu.
Ha Kyung melihat tangan Kang Joo yang berdarah, dari wajah terlihat Ha Kyung panik. Dia sama sekali tidak berniat melukai Kang Joo. Ha Kyung menjatuhkan benda yang melukai Kang Joo tadi ke lantai kelas.
Joong Hyung berlari ke ruang guru, dan ada In Jae disana. Joong Hyung mencoba memberitahu ada yang terjadi di kelas. Tapi In Jae mengatakan kalau guru Kang sedang mengajar di kelas lain?
Joong Hyun dengan wajah panik, hanya berkata cepat pada In Jae. Akhirnya In Jae ikut Joong Hyun untuk melihat yang terjadi di kelas.
Nam Soon langsung mendekati Kang Joo dan melihat tangannya yang terluka. Dia menutupi luka Kang Joo dengan sapu tangan berharap darah ditangan Kang Joo tidak terus keluar. Nam Soon menoleh kearah Ha Kyung dan berkata kalau Ha Kyung harusnya lebih hati-hati. Ha Kyung hanya dia saja, masih syok dengan yang dia lakukan.
In Jae langsung masuk dan melihat yang terjadi di kelas.
Ha Kyung terlihat sedang sibuk dengan ponselnya. Heung Soo yang baru datang melihat Ha Kyung yang bahkan tidak sadar akan kehadirannya. Sepertinya Ha Kyung sedang menulis SMS. Ha Kyung terlihat ragu untuk mengirimkan SMS itu, dikejutkan dnegan Heung Soo yang berkata jika ingin mengirim SMS, ya langsung dikirim, jangan menunggu. Lakukan itu dengan cepat.
Heung Soo akan pergi, tapi kemudian Ha Kyung bertanya apa yang harus dia tulis (SMS)?
Heung Soo tidak percaya untuk menyusun kata-kata saja Ha Kyung bingung. Dia menjawab masak kayak gitu aja Ha Kyung harus diajari? Heung Soopun meninggalkan Ha Kyung yang galau. Dia ingin menanyakan kondisi Kang Joo dan meminta maaf padanya, tapi dia juga malu untuk melakukan itu.
Ha Kyungpun memberanikan diri menulis SMS untuk Kang Joo.
“Kang Joo, kau pasti sakit”
Kang joo dan In Jae baru saja pulang dari rumah sakit. Tangan Kang Joo sudah dibalut dengan perban. In Jae bertanya apa benar tidak apa-apa jika Ibu Kang Joo tidak datang? Kang Joo menjawab kalau ibunya menjual makanan di pasar, dan selalu sepi bahkan kalau ibunya hanya meninggalkannya sebentar. Jadi tidak mungkin untuk ibunya datang ke sekolah. Lagipula dokter juga bilang kalau dia tidak apa-apa.
In Jae bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Kang Joo menjawab kalau ini hanya kecelakaan saja, jadi jangan terlalu memarahi Ha Kyung. Dia pasti juga sangat terkejut.
In Jae menarik nafasnya dan berkata kalau walaupun sedang bertengkar, Kang Joo masih membela Ha Kyung.
Kang Joo membantah dan mengatakan kalau dia sebenarnya benci bertengkar. Tapi Ha Kyung terus mengganggunya, harga diri Ha Kyung begitu kuat, padahal hanya mengucap maaf apa sulitnya, dan dia pasti akan memaafkan Ha Kyung lalu berteman lagi dengannya. Bukankah itu mudah?
In Jae bertanya bagaimana mungkin kata “maafkan aku” bisa keluar begitu mudah? Kang Joo menunduk, dia seolah tersadar dengan kesalahannya pada In Jae. Lalu tanpa di duga Kang Joo berkata “Maafkan aku guru.”
Kang Joo menjelaskan kalau saat itu dia sebenarnya ingin mengangkat tangan sebagai tanda dia keberatan. Namun, hari itu dia sangat marah, dan sekarang dia benar-benar menyesal. Saat In Jae tidak di kelas, dia merasa kelas jadi tidak hangat.
In Jae tersenyum malu mendengar pengakuan Kang Joo yang memujinya, dan mengucapkan terima kasih pada Kang Joo.
In Jae kemudian berkata kalau Kang Joo juga harus tahu, bahwa Ha Kyung tidak sengaja melakukannya. Kang Joo menjawab Iya.
Tiba-tiba ponsel In Jae berdering, ada telepon dari Soo Chul dan In Jae menerimanya. In Jae berkata kalau mereka sudah sampai di sekolah baru saja. Tiba-tiba ekspresi In Jae berubah.
Ternyata In Jae dan Kang Joo sedang ditunggu oleh wakil kepala sekolah. Disana sudah ada Ibu Ha Kyung, Wakasek, Se Chan dan Juga Ha Kyung. Ibu Ha Kyung langsung tergopoh-gopoh menghampiri Kang Joo yang baru masuk. Dia langsung memegang tangan Kang Joo yang terluka,dan dengan mulut yang bermanis-manis, Ibu Ha Kyung menanyakan apakah Kang Joo baik-baik saja? Kang Joo menjawab iya.
Ibu Ha Kyung bertanya lagi, apakah Ibu Kang Joo akan datang ke sekolah? Kang Joo menjawab dengan mantap Tidak, karena Kang Joo tidak memberitahunya.
(Ibu Ha Kyung takut deh kayaknya,kalau Ha Kyung dapat catatan buruk karena melukai temannya.)
Soo Chul berkata kalau mereka harus menyelesaikan masalah ini sekarang juga. In Jae dan Se Chan saling berpandangan dengan bingung.
Ibu Ha Kyung yang memang pandai bicara menyetujui saran Soo Chul untuk menyelesaikan smeua masalah hari ini juga. Itu berarti Ibu Kang Joo harus datang agar semua bisa selesai. Ha Kyung yang mendengar kata-kata ibunya, menjadi sangat kesal.
Kang Joo menjelaskan kalau dia bisa membicarakan ini di rumah dengan ibunya. Lagipula dia tidak terluka parah. Soo Chul bertanya untuk memastikan kalau kejadian ini hanya kecelakaan saja kan?
Dengan sedikut gugup Kang Joo mengiyakan pertanyaan Wakasek.
Ibu Ha Kyung sedang mendengarnya, tapi kemudian dia berkata kalau kejadian hari ini bisa menjadi masalah di kemudian hari kalau Ibu Kang Joo tidak tahu yang sebenarnya. Kang Joo yang mendengar kata-kata Ibu Ha Kyung ikut kesal.
Menurut Ibu Ha Kyung anak-anak jaman sekarang walau sudah berdamai di sekolah, tapi akan menceritakan kembali kejadian di sekolah pada orang tuanya. Kemudian mereka bisa saja melaporkan kejadian itu ke polisi.
Se Chan yang sedari tadi diam, menenangkan ibu Ha Kyung kalau itu tidak akan terjadi, maka ada baiknya ibu Ha Kyung pulang sekarang. Ibu Ha Kyung bertanya bagaimana bisa Se Chan seyakin itu? Kalau Ibu Kang Joo sampai bicara tentang kekerasan di sekolah yang dialami anaknya, ini akan menjadi sulit.
Ha Kyung menutup matanya, karena muak mendengar ocehan sang ibu yang sudah berlebihan.
Ibu Ha Kyung melanjutkan kalau bahkan catatan di Rumah Sakit juga ada untuk kasus ini. Bisa saja Ibu Ha Kyung memperkarakannya untuk meminta imbalan. Maka Ibu kang Joo harus dihadirkan disini, agar semua benar-benar tuntas.
Kang Joo tidak terima ibunya dijelek-jelekakan, dan membantah kalau Ibunya bukan orang seperti itu.
Ibu Ha Kyung masih dengan gayana berkata pada Kang Joo, agar tidak ada masalah di kemudian hari karena insiden hari ini, maka dia ingin Kang Joo menulis pernyataan untuknya. Kalau Kang Joo atau ibunya tidak akan mengungkit-ungkit masalah ini di lain waktu. Atau mungkin memerasnya.
Kali ini Ha Kyung tidak tahan mendengar Ibunya, dan permintaanya yang berlebihan. Dia langsung berdiri dan berteriak memanggil ibunya. Tanda dia tidak setuju, tapi Soo Chul berkata kalau itu adalah ide yang bagus.
Ha Kyung kesal dan langsung meninggalkan ruangan itu.
In Jae menyusul Ha Kyung keluar, dan Ha Kyung sudah menangis. Hal yang mungkin jarang dia perlihatkan. Ha Kyung selalu mampu menyimpan apa yang dirasakannya. In Jae merangkul Ha Kyung, seolah menyalurkan rasa pedulinya pada Ha Kyung.
In Jae berkata kalau ibu Ha Kyung melakukan itu hanya karena dia khawatir saja.
Kang Joo di ruangan itu, menulis pernyataan kalau dia tidak akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Se Chan menyuruhnya berhenti dan segera masuk ke kelas.
Ibu Ha Kyung dan Soo Chul menatap dengan terkejut.
Se Chan berkata kalaupun Kang Joo menimbulkan masalah suatu hari nanti, apa pernyataan yang ditulis Kang Joo bisa membantu? Se Chan meminta agar Ibu Ha Kyung tidak mengganggu anak yang mungkin sedang syok saat ini. Jadi lebih baik Ibu Ha Kyung pulang saja ke rumah.
Dengan penuh senyum Ibu Ha Kyung menjawab kalau ini lebih baik, daripada tidak memiliki apapun sama sekali. Kang Joo pun akhirnya menyelesaikan pernyataannya.
Setelah merasa cukup, Ibu Ha Kyung pamit pulang pada Soo Chul, dan tidak lupa berterima kasih padanya. Datanglah In Jae dan Ha Kyung. Soo Chul berkata kalau semua berjalan baik, jadi Ha Kyung tidak perlu khawatir.
Ha Kyung tidak peduli, dia hanya menatap Kang Joo, merasa bersalah pada sahabatnya itu.
Ibu Ha Kyung juga berkata kalau semua sudah berakhir dan meminta agar putrinya segera kembali ke kelas.
Ha Kyung berkata apanya yang sudah berakhir?
Ibu Ha Kyung sadar kalau Ha Kyung akan bicara yang bukan-bukan sehingga menyuruh Ha Kyung membicarakannya di rumah saja.
“Aku tidak tahu seberapa parah Kang Joo terluka sekarang, aku bahkan tidak bisa meminta maaf, dan aku bahkan tidak bisa mengatakan apapun padanya. Jadi apanya yang sudah berakhir?”
Kang Joo kaget dan menatap Ha Kyung. Ha Kyung sambil menangis mengeluarkan apa yang ada di hatinya saat ini.
“Jika kita (Ha Kyung dan Kang Joo) mengakhirinya seperti ini, kapan kita akan berdamai dan dekat lagi?”
(Ikut sediihh..Memang ya, selalu ada kata maaf untuk sahabat. Seburuk apapun mereka melukai kita, kita selalu punya cara untuk melupakan itu dan merentangkan tangan kembali menerima mereka. )
In Jae, membawa Ha Kyung dan Kang Joo ke klinik sekolah. Dia meminta mereka untuk istirahat sejenak satu jam saja. Ha Kyung dan Kang Joo masih agak canggung, sehingga In Jae yang mendorong mereka menuju tempat tidur, dan meminta mereka segera beristirahat. Karena cara terbaik meredakan syok adalah dengan tidur sejenak.
In Jae pun meninggalkan mereka berdua. Ternyata di luar, ada Se Chan yang menunggu In Jae. Se Chan langsung berkata saat In Jae keluar kalau dia tidak menyangka mereka akan menimbulkan masalah seperti ini. Dia akan memanggil Ha Kyung untuk membicarakan hal ini. In Jae menjawab kalau Se Chan bicara pada Ha Kyung nanti saja, sekarang Ha Kyung sedang istirahat.
In Jae juga mengatakan kalau itulah yang harus dilakukan seorang wali kelas.
Se Chan terkejut mendengarnya. Dia merasa kalau dengan terlibatnya In Jae menangani masalah ini, setidaknya In Jae merubah pikirannya dan memutuskan kembali mengajar.
In Jae pun berlalu dari hadapan Se Chan.
Di UKS, Kang Joo dan Ha Kyung masih saling diam. Mereka hanya berbaring tanpa menyapa satu sama lain. Ha Kyung kemudian memberanikan dirinya menyapa Kang Joo. Seolah tahu kalau Ha Kyung akan menanyakan keadaannya.Kang Joo menjawab kalau dia baik-baik saja.
Bagaimana dengan Ha Kyung?
Ha Kyung menjawab kalau dia tidak baik. Dan tiba-tiba Ha Kyung berkata “Maafkan aku”
Kang Joo menjawab jangan seperti itu. Dia tidak suka kalau Ha Kyung lemah. Ha Kyung tersenyum dan berkata kalau dia meminta maaf karena tidak mengucapkan selamat saat Kang Joo terpilih dalam lomba Essai.
Kang Joo langsung bangkit dari tidurnya, dan memanggil nama Ha Kyung. Ha Kyung akhirnya juga ikut bangun. Kang Joo berkata kalau ini malah membuatnya ngeri, dia ingin Ha Kyung kembali seperti semula saja. Jadi Ha kyung yang dia kenal.
Kang Joo langsung pindah ke tempat tidur Ha Kyung, masuk ke dalam selimutnya dan langsung berbaring. Ha Kyung mengeluh karena jadi sempit, tapi Kang Joo menjawab kalau ini membuatnya nyaman. (Akuu suukaaa..^^)
Ha Kyung pun tidak membantah dan ikut merebahkan dirinya disamping Kang Joo. Tiba-tiba dengan memasang ekspresi serius Kang Joo meminta Ha Kyung jujur, apakah Ha Kyung memang suka kuliah atau suka padanya? LOL
Ha Kyung langsung menoleh memandang Kang Joo, dan menjawab kalau dia tentu saja lebih menyukai Kang Joo. Lagipula dia pergi ke universitas S bukan karena dia menyukainya. Dia pergi karena dia memang harus pergi.
Kang Joo tersenyum dan menjawab kalau dia juga seperti itu. Dia lebih menyukai Ha Kyung daripada masuk kuliah.
Kang Joo dengan senang memeluk Ha Kyung, membuat Ha Kyung merasa risih, tapi dia jelas bahagia karena sudah berdamai dengan sahabatnya.
Saat jam makan siang, Nam Soon menghampiri Heung Soo dan makan di meja yang sama dengannya. Heung Soo memandangnya heran, tapi Nam Soon tersenyum padanya dengan penuh percaya diri. Akhirnya dengan pura-pura terpaksa Heung Soo juga tersenyum pada Nam Soon.
Joong Hyun dan kroninya heran melihat Heung Soo dan Nam Soon satu meja. Mereka berseru kalau Nam Soon dan Heung Soo makan bersama. Ki Deok menjawab kalau dia sudah tahu dan itu bukan masalah. Tidak apa-apa.
Nam Soon dan Heung Soo si anteng aja walau lagi digosipin.
Heung Soo memandang Nam Soon yang hanya terdiam, lalu tiba-tiba Heung Soo menjatuhkan sendoknya di meja, membuat Nam Soon kaget. Dengan ekspresi yang kesal, Heung Soo berkata kalau mereka terlalu serius, dan ini malah membuat tidak nyaman. Nam Soon menajwab kalau dia juga merasa seperti itu.(Assiikk..mereka sudah baikan..^^)
Heung Soo menyuruh Nam Soon pergi ke sana, sambil menunjuk meja Ki Deok Cs. Mereka yang ditunjuk jadi salah tingkah dan malah pura-pura melakukan kegiatan lain. LOL
Nam Soon menggeleng tanda tidak mau, Heung Soo berkata kalau mereka masih terllau canggung seperti ini. Nam Soon meminta Heung Soo menahannya, karena yang dia rasakan juga sama.
Dengan gaya lucunya Nam Soon berkata “Kurasa kau bilang kita sedang dalam proses berbaikan. Kalau begitu coba dan tahan setidaknya sesuatu seperti ini. ”
Ji Hoon dan Yi Kyung juga sedang makan satu meja. Lalu tiba-tiba Jung Hoo datang. Namun hanya melewati meja mereka, dan pergi ke meja Nam Soon serta Heung Soo. Tentu saja Nam Soon dan Heung Soo heran. Kesambet apa ini orang kok malah kesini?
Dengan santainya Jung Hoo bilang kalau sekarang dia ingin disiplin masuk sekolah, jadi bukankah dia harus antri dibelakang Nam Soon dan Heung Soo?
Ki Deok dan kawan-kawannya semakin kaget dan mulai saling mendekatkan wajah mereka serta berbisik “Antri?”
Jung Hoo sendiri tidak peduli dengan tatapan heran Nam Soon dan Heung Soo, dia asik menikmati makan siangnya.
Nam Soon dan Heung Soo saling berpandangan. Jung Hoo yang merasa, langsung menatap mereka berdua, dan bertanya kenapa Nam Soon dan Heung Soo seperti tidak punya nafsu makan? Ji Hoon dan Yi Kyung menatap Jung Hoo dari tempat mereka. Jung Hoo menyuruh Nam Soon dan Heung Soo untuk segera makan, tapi Nam Soon dan Heung Soo masih heran sehingga mereka masih menatap Jung Hoo. Dengan santainya Jung Hoo memberikan jatah dagingnya pada Heung Soo. Mengira setelah itu mereka akan langsung makan, tapi Nam Soon dan Heung Soo semakin bertambah heran dan Jung Hoo juga semakin bingung menatap mereka. Jung Hoo mengira Nam Soon iri karena tidak dibagi daging seperti Heung Soo tadi. Dengan enggan Jung Hoo akhirnya memberikan jatah irisan dagingnya juga pada Nam Soon.
Kang Joo dan Ha Kyung masuk kelas. Semua siswa memandang mereka dengan heran. Semua kan belum tahu kalau Ha Kyung dan kang Joo sudah berbaikan.
Kim Joong Hyun menghampiri Ha Kyung dan mengarahkan penggarisya pada Ha Kyung sambil menyebut Ha Kyung samurai Song.
Kang Joo menegur Joong Hyun dan berkata kalau Joong Hyun akan mati. Jadi jangan berkata apa-apa lagi.
Joong Hyun bertanya apa mereka sudah berbaikan?
Seorang teman Joong Hyun mendekat dan berkata kalau Kang Joo dan Ha Kyung sekarang tidak bisa terpisahkan, karena mereka telah bersatu dengan darah.
Kang Joo kesal dan mengatai mereka idiot kecil.
Heung Soo yang melihat dan mendengar itu tersenyum simpul.(Cakep yak?^^)
Min Ki menghampiri Nam Soon, sepertinya terkait tentang pengajuan keberatan untuk Jung In Jae. Kemudian Min Ki berkata pada semua temannya, kalau dia ingin mengajak mereka berbicara sebelum waktu jam makan siang berakhir.
Nam Soon paham maksudnya, sehiungga dia melangkah ke depan.
Nam Soon walau canggung, mencoba berbicara pada semua temannya. Dengan susunan kata-kata yang agak berantakan Nam Soon memulainya dan berkata tentang guru Jung? Apa tidak masalah guru Jung pergi? Dia penasaran apa diantara mereka semua tidak ada yang keberatan atas kepergiannya guru Jung? Young Woo mengangkat tangannya dan berkata kalau dia tidak berubah pikiran, dia masih ingin guru Jung mengajar mereka, dan menjadi wali kelas mereka.
Joong Hyun juga mengeluh karena guru Jung tidak ada, dia merasa seperti ibunya sedang pergi jalan-jalan. Ki Deok melanjutkan dengan konyolnya “Tapi tetap saja, bahkan ketika ibuku pergi keluar, dia akan membuatkan sup sebelum dia pergi. Guru Jung bahkan tidak melakukan itu”
LOL
Min Ki meminta mereka serius dan mengajak smeuanya untuk mengumpulkan pendapat, dan mengatakannya pada guru Kang untuk mengembalikan guru Jung ke sisi mereka lagi.
Nam Kyung Min dan Eun Hye menoleh menatap Min Ki, dan Kyung Min bertanya untuk alasan apa Min Ki melakukannya? Eun Hye dengan sinisnya berkata kalau yang membuat guru Jung pergi adalah ibu Min Ki. Apa Min Ki tidak tahu itu? Eun Hye bilang kalau Ibu Min Ki menelpon ibunya dan menceritakan semua.
Semua memandang kearah Min Ki seolah tidak percaya ibu Min Ki lah yang menyebabkan semua. Min Ki sendiri menunduk malu karena ternyata ibunya adalah dalang dibalik kejadian ini. Salah seorang siswi yang ada dalam gengnya Eun Hye berkata kalau Ibu Min Ki memang yang terbaik dan ahli dalam melakukan hal seperti itu. Hanya dengan berhadapan dengan kepala sekolah, maka keinginannya semua terpenuhi.
Min Ki keluar kelas saking malunya. Dia kesal sekali dengan sikap ibunya. Dengan tindakannya. Min Ki memejamkan mata berharap semua lenyap dari pikirannnya.
Nam Soon menyusul Min Ki dan memanggilnya. Min Ki berbalik dan menghadap Nam Soon. Min Ki hanya mampu berkata maafkan aku.”Aku benar-benar tidak tahu”
Min Ki berkata “pada saat-saat seperti ini, aku benar-benar berharap tidak punya seorang ibu”
Nam Soon bertanya bagaimana saat Min Ki memakan masakan yang ibu Min Ki buat? Min Ki tersenyum mendengar pertanyaan Nam Soon dan menjawab kalau saat itu, dia bahagia mempunyai seorang ibu.
Min Ki kemudian berkata apalagi yang harus dia lakukan. Dia tidak bisa membantu apapun karena ini. Nam Soon menjawab kalau dialah orang yang paling menyesal menyebabkan situasi seperti ini terjadi. Sehingga Min Ki akhirnya kena getahnya.
Min Ki membantah dan berkata kalau bukan seperti itu. Ini adalah masalah tentang ibunya. Min Ki kemudian berbalik dan pergi.
Di ruang guru, Se Chan dan In Jae sedng sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Se Chan kemudian memecah keheningan diantara mereka. Se Chan berkata mengenai soal lomba Essai, kalau sebenarnya itu bukan tanggung jawab guru tapi departemen pendidikan. Apa In Jae tidak menyadarinya?
Lalu In Jae bertanya apa yang bisa dia bantu?
Se Chan berkata kalau dia serius saat ini,dan jangan membuatnya marah. Kalau dia sudah meminta sebelumnya, maka dia tidak akan menanggung semuanya sendiri.
Se Chan kemudian menyerahkan daftar siswa yang mengajukan diri untuk mengikuti Lomba. In Jae bisa membantunya dengan memilih mereka.
Se Chan kemudian menghampiri Soo Chul, dan menyerahkan dokumen soal essai padanya. Soo Chul berkata pekerjaan yang bagus. Ini untuk besok kan?
Se Chan pun mengiyakan. Lomba akan diselenggarakan setelah kelas selesai.
In Jae asik dengan tugsnya dari Se Chan tadi. Dia mengeluarkan ponselnya dan menulis pesan pada Min Ki, bertanya bagaimana perasaan Min Ki sekarang? Bicaralah padanya kalau Min Ki butuh teman.
Ibu Min Ki sedang menyuruh Min Ki minum semacam vitamin, yang tentu rasanya pahit. Min Ki terlihat menolaknya, tapi sang ibu tetap memaksa. Ibunya bertanya kalau Min Ki sudah menyelesaikan semua untuk lomba Essai kan? Min Ki menajwab tidak.
Ibunya berkata kalau begitu pelajari sekarang sebelum Min Ki masuk kelas atau saat perjalanan ke sekolah. Ibu Min Ki memuji kalau Min Ki bisa melakukannya, karena Min Ki kan anaknya yang cerdas.
Min Ki tidak melakukannya, dia diam saja.
Ibu menyuruhnya dengan tegas untuk mengambil salinan soal lomba Essai.
Dengan sangat terpaksa Min Ki mengeluarkan salinan itu dari dalam tasnya dan menyerahkan pada sang ibu. Ibu Min Ki melihatnya dan memberitahu soal-soal mana saja yang nantinya akan keluar (Kok ibu Min Ki tahu ya? Apa Soo Chul yang membocorkannya?)
Min Ki menjawab kalau belum tentu apa yang ibunya pikirkan akan keluar di soal nanti. Kalaupun iya, siapa yang memberi tahu ibunya tentang semua ini?
Ibunya tidak menjawab dan menyuruh Min Ki segera berangkat sebelum terlambat. Min Ki lalu berkata kalau alasannya tetap bertahan di sekolah dan melakukan semua adalah karena adanya guru Jung.
Ibunya menjawab kalau dia tahu itu. Guru yang selalu mengatakan hal-hal yang disukai anak muridnya. Tapi Min Ki jangan tertipu, karena itu tidak akan membantu sama sekali untuk masa depan Min Ki, dan metode guru Kang adalah yang tepat untuk Min Ki.
Min Ki dengan kesal bertanya seperti apa memangnya masa depannya? Ibunya menjawab dengan tersenyum kalau Min Ki akan mengetahuinya nanti jika Min Ki mengikuti arahan darinya. Setelah lewat dua tahun Min Ki melihat kalau kehidupannya jadi berubah. Apa Min Ki pikir seorang siswa lulusan universitas biasa dengan siswa lulusan universitas S akan sama?
Min Ki marah dan langsung meninggalkan ibunya. Tanpa membawa salinan soal Essai itu.
Se Chan masuk ke kelas 2-2, meminta mereka melakukan hal-hal yang baik hari ini. Setelah kelas selesai, lomba essai akan dilaksanakan. Peserta tidak boleh datang terlambat, dan datang tepat setelah jam makan malam.
Se Chan memanggil Oh Jung Hoo, dan berkata tentang hukuman Jung Hoo yang akan dilanjutkan dengan pembersihan kelas. Jung Hoo terlihat enggan tapi dia tetap akan melakukannya.
Selanjutnya Se Chan memanggil Nam Soon dan Heung Soo, meminta mereka untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka.
Setelah Se Chan keluar kelas, In Jae mengintip Susana kelas 2-2. Tiba-tiba Joong Hyun dan lainya keluar, membuat In Jae kaget dan berlari menjauh. Tapi anak-anak cepat menyusul dan memanggilnya guru. In Jae pun terpaksa berhenti, dan anak-anak bertanya apa yang sedang In Jae lakukan disini? In Jae berbalik dan dengan gugup berkata kalau dia hanya kebetulan lewat disini, jadi melihat sebentar. Keluarlah Nam Soon dari dalam kelas, dan In Jae menyuruh Nam Soon memanggilkan Min Ki.
Nam Soon pun mematuhinya, dan kembali masuk ke kelas.
Anak-anak bertanya lipstik apa yang In Jae gunakan sehingga terlihat sangat cantik? In Ja malu dan memegang bibirnya. Ga Eun berkata bukankah dia terlihat sangat Chubby? Mereka bertanya kapan In Jae kembali mengajar, karena guru Kang sangat menjengkelkan.
Belum sempat In Jae menjawab, Nam Soon memberitahu kalau Min Ki ternyata tidak ada di kelas.
In Jae mengerti dan menjawab kalau dia akan menemui Min Kin nanti saja.
Nam Soon masuk ke dalam kelas, dan ternyata ada Min Ki disana. Nam Soon mendekati Min Ki, dan memberitahu kalau guru Jung sudah pergi. Nam Soon bertanya apa Min Ki akan menghindari guru Jung? Min Ki menjawab kalau dia tidak bisa menghadapi guru Jung karena merasa bersalah. Nam Soon pun mengerti alasan itu.
Nam Soon dan Heung Soo menemui Se Chan dan menyerahkan pekerjaan rumah mereka. Se Chan meminta tugas Heung Soo, karena tadi baru Nam Soon yang memberikan padanya. Se chan bertanya mana tugas Heung Soo? Heung Soo menjawab kalau yang dipegang Se Chan itu adalah miliknya.
Nam Soon tentu kaget dan menoleh kearah Heung Soo. Tugas tadi dia yang buat, tapi kenapa Heung Soo mengatakan itu miliknya?
Heung Soo balas menoleh dan hanya memandang Nam Soon tanpa bersalah. Haha.
Se Chan bertanya benarkah itu tugas milik Heung Soo? Nam Soon mengiyakan dengan terpaksa. Se Chan berkata kalau begitu Heung Soo bisa pergi sekarang, dan Nam Soon tetap tinggal dengannya.
Nam Soon mencoba meminta agar dia bisa melakukannya di rumah karena dia ada kerjaan paruh waktu yang harus dia lakukan.
Se Chan bertanya apa Nam Soon ingin pulang atau mau pergi kemana? Se Chan berkata kalau Nam Soon harus membersihkan perpustakaan sebelum lomba Essai dimulai. Heung Soo melirik Nam Soon deggan perasaan puas, karena berhasil ngerjain Nam Soon.
Heung Soopun dengan sengaja menyenggol Nam Soon untuk memberi hormat pada Se Chan karena dia sudah diijinkan pulang. Itu isyarat untuk mengejek Nam Soon karena harus membersihkan perpustakaan. Nam Soon hanya memandang Heung Soo dengan pandangan yang kepengen juga bisa pulang.
LOL
Ji Hoon sudah siap pulang, dan bertanya pada Yi Kyung apa Yi Kyung tidak akan pulang. Yi Kyung sedang menemani Jung Hoo bersih-bersih kelas. Jung Hoo diam saja, dan Yi Kyung memutuskan untuk menyusul Ji Hoon, dan meninggalkan Jung Hoo.
Masuklah Heung Soo, dan mereka saling berpandangan. Jung Hoo bertanya apa Heung Soo mau membantunya?LOL
Heung Soo menjawab apa Jung Hoo sudah gila, ngapain dia mau membantu jung Hoo? Ponsel Jung Hoo bergetar dan ternya ada yang menelponnya, sepertinya para preman itu. Jung Hoo pun menerimanya. Heung Soo sedang bersiap untuk pulang.
Sepertinya preman itu menyuruh Jung Hoo melakukan sesuatu, tapi Jung Hoo menolaknya dan berkata dia sudah tidak mau lagi melakukan itu. Jika dia membuat kesalahan lagi, maka dia akan dikeluarkan dari sekolah. Heung Soo terkejut mendengarnya, terlihat ada kepedulian juga di mata Heung Soo.
Jung Hoo berkata kalau kali ini dia tidak mau sampai dikeluarkan.
Preman itu marah-marah, dan Jung Hoo berkata baiklah, kalau begitu dia hanya perlu membayar kembali kan? Dan dengan kesal Jung Hoo berkata kalau dia akan segera membayar mereka.
Jung Hoo menoleh kebelakang dan sadar masih ada Heung Soo di kelas. Tapi Heung Soo pura-pura cuek, dan berjalan keluar kelas. Sebelum keluar Heung Soo masih sempet jahil, dengan membuang botol bekas minumannya ketempat Jung Hoo,dan hanya berkata maaf sambil melangkah keluar.
Nam Kyung Min berdiri di depan ruang guru, ragu untuk masuk. Dia hanya melihat In Jae dan Se Chan sedang sibuk dengan tugas masing-masing.
Kyung Min akhirnya memberanikan diri menemui wali kelasnya itu, dan In Jae yang tahu Kyung Min datang sedikit kaget lalu bertanya ada urusan apa Kyung Min datang kesini? Kyung Min bertanya bisakah dia mendaftarkan dirinya sekarang untuk lomba Essai?
In Jae menoleh ke Se Chan dan bertanya masih bisa kan Kyung Min daftar sekarang?
Se Chan beralih memandang Kyung Min dan menjawab, kalau tentu saja bisa, tapi kenapa Kyung Min mau melakukannya? Se Chan menyarankan daripada Kyung Min ikut lomba Essai, mendingan Kyung Min berlatih satu soal bahasa Inggris lagi.
Kyung Min menjawab bukankah kata Se Chan nilainya tidak naik? Untuk itulah dia ingin menyiapkan spesifikasi.
Se Chan berkata kalau untuk spesifikasi harusnya sudah dari awal dilakukan kyung Min, dari tahun pertama bukan sekarang.
Kyung Min sedikit kesal karena Se Chan seolah tidak mendukungnya. Kyung Min bertanya bagaimana bisa siswa tahun pertama tahu apa yang harus mereka lakukan? Apa Se Chan dulu dari kelas 1 sudah tahu apa yang akan dilakukan untuk sisa hidupnya? Apa Se Chan yakin kalau bisa melakukannya?
In Jae terlihat juga kesal, tapi tidak ikut berkomentar.
Kyung Min berkata kalau tahun lalu, dia bahkan belum memiliki keinginan untuk masuk kuliah. Jadi bagaimana bisa dia memutuskan masa depannya dari kelas 1?
Se Chan menjawab itulah kenapa yang namanya menentukan masa depan itu sulit dan tidak masuk akal?
Kyung Min benar-benar kecewa dan langsung keluar.
In jae yang sudah menahan semuanya langsung menatap kecewa pada Se Chan.
Tanpa berkata apapun In Jae langsung menyusul Kyung Min. Kyung Min yang sudah menangis bertanya pada In Jae ada apa?In Jae meminta agar Kyung Min tidak terlalu memikirkan kata-kata Se Chan tadi. Nilai adalah hal yang pasti bisa Kyung Min tingkatkan. Kyung Min menjawab kalau dia juga tahu kalau nilainya tidak bagus, tapi menurutnya kata-kata Se Chan tadi sudah sangat berlebihan. Dia berharap kalau guru Kang tidak seperti itu padanya.
In Jae beralasan kalau guru Kang hanya ingin membuat Kyung Min kuat makanya memberikan tantangan seperti itu. Kyung Min bertanya tantangan lain apalagi yang dia butuhkan? Ketika dia duduk di kelas, dia merasa itulah kompetisi yang sebenarnya.
In Jae terdiam dan tidak mencoba mengatakan apa-apa lagi pada Kyung Min, dia tahu Kyung Min sangat kecewa.
Kyung Min sadar kalau dia sudah meluapkan terlalu banyak perasaannya pada In Jae, sehingga dia berkata lupakan saja.Dia merasa aneh kalau setiap marah dia selalu meluapkannya pada In Jae..Dia merasa bisa lega setelah mengeluarkan isi hatinya pada In Jae.
In jae tersenyum dan senang kalau Kyung Min bisa merasa lega sekarang, dan meminta Kyung mijn untuk selalu datang padanya untuk meluapkan semua yang membuatnya tidak nyaman.
Kyung Min semakin tidak enak pada In Jae, dan bertanya kalau menurut gossip In Jae akan meninggalkan sekolah?
In Jae hanya diam dan meminta agar Kyung min tetap datang ke Lomba Essai. Kyung Min mengangguk dan mengormat pada In Jae lalu melangkah pergi.
In jae masuk ke ruangannya dan menatap Se Chan. In Jae berkata kalau mengatakan pada anak-anak tentang mereka yang tidak bisa menaikkan nilai tidak harus sekasar itu.
Se Chan menoleh dan memandang In Jae dan menjawab jadi dia harus melakukannya dengan lembut? Apa dengan itu hasilnya akan berbeda?
In Jae mencoba menjelaskan “anak-anak berfikir nilai adalah analisis seluruh hidup mereka. Dari hanya beberapa nilai, mereka bahkan bisa berfikir tentang apakah mereka berhak menjadi bagian dalam masyarakat?”
Se Chan menjwab kalau harusnya dengan begitu mereka bisa memiliki kekhawatiran tentang apa yang akan mereka lakukan di kemudian hari.”mereka membutuhkan semacam tekanan berat untuk berusaha keras di sekolah”
In Jae menjawab “belajar juga merupakan keterampilan, seperti musik atau seni. Kita dilahirkan dnegan setengah kemampuan dari itu. apa mudah melakukannya dengan baik, jika mereka tidak memiliki keterampilan?”
Se Chan menjawab kalau mereka harus mengembangkan keterampilan untuk mencapai puncak. Namun, bagaimana bisa mereka sampai puncak tanpa adanya tekanan?
In Jae bertanya apa Se Chan melakukan ini dengan sengaja? Se Chan jadi sedikit gugup dan bertanya kenapa dia harus melakukannya? “Aku hanya melakukan apa yang selalu aku lakukan.”
Ibu Min Ki menyiapkan makanan untuk anaknya, dan menyuruh Min Ki untuk memakannya agar bisa menulis dengan baik di lomba nanti. Dengan hati-hati ibu Min Ki mengeluarkan soal yang sudah didapatnya untuk lomba nanti malam, dia langsung memberikannya pada anak kesayangannya itu. Ibu Min Ki meminta Min Ki melihat dan mempelajarinya sebelum lomba dimulai.
Dengan tatapan kosong Min Ki menjawab “aku tahu Bu. Jika aku mengikuti ibu, masa depanku akan lancar. Aku tahu ibu sedang berusaha memberiku masa depan yang memuaskan. Tapi Ibu, itu bukan apa yang aku inginkan. Kehidupan yang coba ibu berikan padaku..bukan kehidupan yang aku inginkan”
Ibu min Ki menjawab kalau dia hanya membuka jalan agar Min Ki bisa melewatinya dengan nyaman, tapi Min Ki malah mengeluh. Apa Min Ki pikir dia tidak menderita? Ini juga sulit baginya. Lalu apa yang harus dia lakukan?
Dia sudah mengalami betapa keras dan susahnya kehidupan ini. Dia hanya tidak ingin Min Ki juga mengalaminya.
“Bahkan jika tubuhku sendiri hancur, aku harus mengirimmu dengan tubuh itu. Kau hanya harus menerima apa yang kubrikan padamu.Apa itu begitu sulit?”
(hadewh rasa-rasanya pengen tak ciumin sandal den Ibu Min Ki ini..)
Min Ki mulai lelah dengan ibunya yang tidak kunjung mengerti. Dia berkata “Ibu hanya memberiku jawaban. Jawaban yang kau beri padaku, itu tidak terlihat seperti diriku yang sebenarnya ”
Ibu Min Ki hanya berkata kalau Min Ki akan tahu setelah 10 tahun. Setelah kehidupan Min Ki berubah, Min Ki akan berterima kasih pada Ibunya karena sudah memberitahunya jalan ini. Min Ki akan berkata “ibuku benar” dan tersenyum di hari itu.
Min Ki menjawab apa sampai saat itu, ibunya akan terus bersikap seperti ini?Memudahkan jalannya, dengan segala macam cara?
Ha Kyung dan kang Joo masuk ke ruang lomba dengan bergandengan tangan dan senyum yang mengembang. Mereka terlihat bahagia bisa menguikuti lomba bersama-sama. Terserah untuk hasilnya nanti.
Berbanding terbalik dengan Min Ki. Dia melangkah gontai, tanpa semangat saat masuk ke ruang Lomba.
Nam Soon dan In jae yang menjaga disana. Nam Soon menerima ponsel mereka untuk disimpan selama lomba berlangsung.
In Jae yang tahu itu Min Ki memanggilnya. In jae bertanya apa Min Ki baik-baik saja? Min Ki hanya mengangguk, tanpa menatap In Jae sama sekali
Di sebuah toko pakaian. Ada Heung Soo, dan bibinya.
Bibinya berniat membelikan Heung Soo jaket tebal untuk menghangatkan tubuhnya. Heung Soo mencoba menolak, tapi bibi terus memaksanya. Akhirnya Heung Soo menurut dan mau saat mencobanya. Bibi senang sekali karena ternyata jaket itu sangat cocok untuk Heung Soo dan memutuskan untuk membelinya
(Heung Soo mah pake baju robek juga tetep ganteng Bi..Mhihihi)
Heung Soo hanya tersenyum, dan bibi berkata kalau dia punya uang jadi dia kaan membeli yang ini untuk Heung Soo.
Heung Soo melihat ke luar melalui jendela, dan nampaklah Jung Hoo sedang digiring oleh preman-preman itu. Heung Soo kaget melihatnya, dan teringat percakapan Jung Hoo saat mendapat telepon di kelas tadi. Heung Soo takut Jung Hoo akan melakukan hal-hal yang membuatnya akhirnya dikeluarkan dari sekolah.
Kemudian dengan segera Heung Soo menghampiri bibinya dan berkata kalau dia ada urusan sangat penting dan akan mengambil jaketnya nanti serta berjanji akan menggunakan jaket yang bibinya belikan dengan baik.
Heung Soo kemudian berlari keluar berusaha mengejar Jung Hoo.
In Jae dan Nam Soon menyimpan semua ponsel mereka yang mengikuti lomba di lemari kecil ruang guru dan menguncinya. Jung Hoo mengintipnya dari luar. Nam Soon menoleh ke belakang dan menyadari kalau sepertinya ada orang di luar. Jung Hoo segera menarik dirinya agar tidak terlihat, dan Nam Soon hanya berdiri saja tanpa memeriksa keluar.
Preman-preman itu menunggu di luar sekolah, dan mereka khawatir kalau Jung Hoo akan lari. Si ketua preman menjawab kalau Jung Hoo ga akan berani melakukannya. Heung Soo dengan beraninya lewat dihadapan mereka.
Ketua preman menyapa Heung Soo dan berkata kalau mereka sudah lama tidak bertemu. Heung Soo hanya melirik sedikit tanpa berbalik.
Heung Soo melihat Nam Soon, dan menepuk pundaknya dari belakang. Nam Soon jelas terkejut, dan berkata Heung Soo mengagetkannya. Nam Soon bertanya kenapa Heung Soo datang? Heung Soo menjawab apa Nam Soon melihat Oh Jung Hoo?
Nam Soon menjawab kalau dia memang melihatnya, ada apa? Heung Soo bertanya dimana Jung Hoo?
Di ruang lomba Se Chan sudah mulai membagikan soal pada peserta. In Jae merogoh sakunya, dan melihat kalau dia belum mengunci ruang guru dengan benar menggunakan benda yang dipegangnya ini.
Nam Soon dan Heung Soo dengan cepat ke tempat penyimpanan ponsel. Mereka berjalan mengendap-endap dan memastikan semuanya aman.
Mereka sudah sampai di dalam ruangan. Heung Soo bertanya apa Nam Soon yakin Jung Hoo sudah pergi?
Nam Soon tidak menjawab dan memanggil Jung Hoo, tapi tidak ada jawaban. Mereka yakin kalau sampai ponsel peserta hilang, maka guru Junglah yang akan disalahkan.
Tiba-tiba mereka mendengar ada suara. Merekapun kaget, dan menoleh ke pintu, khawatir akan ada yang masuk.
Ternyata itu suara langkah kaki In Jae. In Jae melihat dari sela-sela kaca dan memastikan memang tidak ada orang yang datang. In Jae pun mengunci ruang itu dengan memasukkan password sehingga kalau ada yang membukanya dengan paksa, alarm akan berbunyi. Dan mesin itu memberitahukan kalau pintu sudah terkunci. In Jae lega dan kembali ke ruang lomba.
Min Ki di mejanya, melihat soal lomba Essai yang temanya benar-benar sama persis dengan yang ibunya berikan padanya. Min Ki tidak percaya ibunya bisa melakukan semua ini. (kalau anak lain mungkin senang ya dapat bocoran gitu.)
Min Ki mengambil tasnya dan berniat pergi. Se Chan bertanya kemana Min Ki akan pergi? Min Ki menjawab tanpa menoleh kalau dia membatalkan keikutsertaannya dalam lomba.
Kyung Min yang tahu kursi Min Ki kosong tertarik dan melihat apa yang diatas meja Min Ki. Kyung Min terkejut karena di meja Min Ki ada dua soal Essai yang sama persis. Dia meyakinkan penglihatannya dengan melihat soal essai yang ada di mejanya.
Dengan kesal Kyung Min mengangkat tangannya dan memanggil Se Chan. Semua peserta menoleh. Begitu juga Se Chan, karena dia yang dipanggil.
Min Ki keluar ruang lomba dan berjalan menuju atap sekolah. Dia berniat menaiki lift walau sudah jelas ada larangannya untuk siswa. Walau ragu Min Ki tetap melakukannya.
Kembali ke Heung Soo dan Nam Soon. Ternyata Heung Soo bersembunyi di bawah meja In Jae.Sedangkan Nam Soon ada dibawah meja Se Chan. Mereka keluar dari persembunyiannya setelah merasa keadaan aman.
Nam Soon membuka lemari tempat penyimpanan dan menyadari kalau barangnya sudah tidak ada di tempat. Lemari pun sedikit rusak, karena dibuka paksa. Ini berarti Jung Hoo sudah mengambilnya.
Mereka hanya saling berpandangan seolah tahu kalau mereka sudah terlambat.
In Jae yang kembali ke ruang lomba, melihat Kyung Min sedang berbicara pada Se Chan. Kyung Min bertanya bukankah soal Essai Se Chan yang menyusunnya. Kyung Min menuduh Se Chan sudah membocorkan soal terlebih dulu.
Se Chan kaget akan tuduhan itu dan melihat soal dengan teliti.
Nam Soon dan Heung Soo yang masih di ruang guru, sadar kalau ini adalah masalah besar. Heung Soo berkata kalau saat ini lebih baik mereka keluar dulu. Dan mereka segera menuju pintu. Saat pintu di buka, alarm dengan keras berbunyi. Mereka tidak tahu kalau pintu sudah diamankan oleh In Jae, untuk mencegah sesuatu buruk yang terjadi.
Nam Soon dan Heung Soo benar-benar dikejutkan karena hal ini. Merasa di tempat dan waktu yang salah.
Beralih ke Min Ki. Min Ki sudah mulai sampai keatap skeolah. Dengan gontai dia menapaki tangga yang menuju keatap. Min Ki membuka pintu yang memisahkannya dengan atap sekolah, terdiam berdiri di sana.
KOMENTAR :
Seru untuk episode ini. Agak sebel sama In Jae yang mudah menyerah.
Kenapa harus memutuskan seperti itu hanya karena hal-hal yang belum pasti?
Tapi yang membuat aku suka PERSAHABATN disini. Luar biasa sekali.
Kita memang akan selalu bisa memaafkan sahabat kita. Aku sendiri juga mengalami. Sebenci apapun akau dengan sikap sahabatku, tapi setiap aku mengingat waktu yang dilewari bersama, dan kebaikan-kebaikannya, aku jadi ga bisa untuk terus marah.
Liat Kang Joo yang bisa bergandengan tangan dengan Ha Kyung rasanya senyum-senyum sendiri.
Apalagi Nam Soon dan Heung Soo, mereka sudah bisa walau sedikit canggung untuk menerima kehadiran satu sama lain..
Oh Jung Hoo nih yang belum. Masih egois dan keras kepala, tapi aku sedikit suka dengan Jung Hoo, setelah mendalami dia yang sebenarnya.
Kasihan kalo dipikir.
Dia masih punya sisi lembut yang jarang dia tampilkan. Luarnya keras, tapi dalamnya mungkin sangat rapuh.
Ji Hoon dan Yi Kyung juga menampilkan arti sahabat yang sebenarnya, tetap berusaha ada untuk Jung Hoo walau mereka tidak diinginkan.
Min Ki? Yang satu ini aku salut banget. Dia berbeda dengan anak kebanyakan. Kita aja kadang kalau UAN, malah sengaja beli bocoran soal sampe berjuta-juta, nah si Min Ki udah dikasih enak, malah maunya yang susah.
Salut deh sama dia.
Ibaratnya ya, dikasih Ayam malah milih tempe.
Hehe.
Min Ki memikirkan kejururan dan keinginan hati itu yang terpenting.
Buat apa mudah segalanya tapi hati tersiksa?
Apa yang akan Min Ki lakukan diatap?
Aku berharap bukan loncat bunuh diri?
Tapi semoga dengan kejadian apapun yang dialami Min Ki diatap, ibunya sadar, kalau kebahagiaan anaknya, itu yang terpenting. Memberi kebahagiaan bukan dengan memaksa keinginan kita pada anak.
Berharap drama ini berakhir dengan memuaskan ya.
Terima kasih untuk semua..^^