Thursday, 30 October 2014

Sinopsis Liar Game Episode 3 Part 2

[Sebelumnya]

Saat acara sudah di cut, Dir Jang yang ada samping Yoon Joo bertanya apa keikutsertaan Woo Jin adalah karena uang? Penipu memang selalu begitu, Tak pernah berubah. Yoon Joo tak menjawab, dia hanya diam saja.


Bulldog langsung mendekati Woo Jin begitu telekonferensi dengan studio JVN berakhir, dia berkata pada Woo Jin kalau dia sudah mendengar banyak tentang Woo Jin karena mereka sesama saudara dalam penjara. Bulldog berkata senang bertemu dengan Woo Jin, dia bahkan mengulurkan tangannya ingin mengajak Woo Jin bersalaman. Tapi Woo Jin yang cuek tak mengindahkan hal tersebut. Dia malah berkata kalau dia ga pernah mendengar tentang Bulldog. Peserta lainpun tentu mendengar apa yang Woo Jin katakan.




Da Jung bertanya pada gadis berkacamata yang ternyata bernama Jung Ah, apa rencana Jung Ah selanjutnya? Apa mereka harus banyak bicara dengan yang lain? Jung Ah menjawab hal seperti itu ga akan ada gunanya. Disini mereka ga bisa percaya pada siapapun.

Jung Ah malah berkata kenapa Do Young memberi mereka waktu dua jam? Da Jung menjawab mungkin saja itu untuk membuat mereka memikirkan kemungkinan jawaban yang lain. Jung Ah hanya memberi saran agar Da Jung memperhatikan sekitar Da Jung saja.


Seorang aktor bernama Goo In Gi didatangi fansnya yang seorang wanita. In Gi senang dan tiba-tiba berkata bolehkan dia bertanya sesuatu pada fansnya ini? Fans wanita itu menjawab tentu saja boleh. In Gi pun bertanya apa fansnya pernah membunuh seseorang? Fansnya pun ilfil dan langsung menjauh.


In Gi masih ditempatnya berada, dia mendengar seorang wanita yang tampak seperti peramal menjawab pertanyaan pria yang bertanya apa jawaban untuk pertanyaan Liar Game ini? Yes Or No? Peramal wanita itu menjawab Yes. In Gi mendengarnya dari jauh.
Mereka ternyata adalah sesama kontestan Liar Game.

Seorang kontestan pria berjas berkata dia tahu kok kenapa wanita yang seperi peramal itu berkata untuk memilih Yes, pasti karena wanita peramal itu akan menjawab No. Kontestan lain yang sedari tadi mendengarpun jadi terkejut. Benarkan itu hanya tipuan si wanita peramal? Si wanita peramal yang ketahuan maksudnya, malu dan langsung pergi.


Tiba-tiba Bulldog tampak menyerang seorang pria, dengan menyudutkan pria itu ke tembok. Dia bertanya pada pria itu, apa pria itu pernah membunuh seseorang? Dia ga suka orang yang berbohong. Bulldong sengaja berkata dengan nada tinggi agar semua mendengar. Da Jung dan Jung Ah juga ada disana.
Bulldog seolah mengancam semua kontestan dengan berkata jika sampai dia dieliminasi maka siapapun kontestan yang bertemu dengannya diluar maka entahlah apa yang akan terjadi pada kontestan tersebut.


Da Jung ada bersama Jung Ah, mereka sedang bercakap-cakap bersama. Da Jung berpendapat kalau dia yakin semua belum tentu pernah jadi pembunuh, jadi untuk menjadi minoritas apa mereka harus menjawab Yes? Jung Ah menjawab semua juga pasti berfikir begitu dan semua mungkin juga akan menjawab Yes

Jung Ah berkata tidakkah menurut Da Jung Ha Woo Jin seperti memiliki strategi? Da Jung menjawab dia kurang tahu, karena dia sendiri sekarang. Jung Ah pun berkata kalau dia akan pergi mencari informasi dulu.
Setelah Jung Ah pergi, Da Jung mendapat pesan kalau waktu voting kurang 1 jam lagi.

Da Jung teringat lagi kalimat Yoon Joo tentang dia yang harus membayar penalty. Lalu dia juga teringat kalimat Woo Jin yang mengatakan bahwa sebenarnya dia masih punya pilihan jadi jangan berkata tak ada pilihan.

Saat sedang frustasi itulah, Woo Jin datang dan bertanya Da Jung sedang apa? Da Jung menjadi antipati dengan Woo Jin dan berkata kalau mereka musuh sekarang. Jadi dia akan memperlakukan Woo Jin sebagai saingannya. Jangan ajak dia bicara. Da Jung segera berlalu.


Saat baru beberapa langkah, Woo Jin berkata terkadang Da Jung juga harus bisa memanfaatkan musuh. Apa Da Jung kira ini hanya permainan sederhana? “Ada cara agar biSa menang.”

Da Jung terpengaruh dan duduk di samping Woo Jin sambil berkata mana mungkin ada cara untuk menang, ini kan voting minoritas bukan mayoritas. Woo Jin menjawab bisa saja, jika mereka punya tim 8 orang saja. Harus 8 orang. Woo Jin berjanji nanti akan menjelaskannya pada Da Jung. Sekarang ini dia hanya butuh 6 orang lagi.

“Kalau begitu apa sekarang aku bukan musuhmu lagi?”

Woo Jin ga menjawab secara jelas dan Da Jung tak peduli itu, dia menegaskan, dia musuh Woo Jin atau bukan? Akhirnya Woo Jin menjawab untuk saat ini Da Jung bukan musuhnya.

Woo Jin berkata karena semua menjauh darinya maka dia mau Da Jung yang mencari 6 anggota tersisa untuk tim ini. Da Jung bertanya apa mereka akan percaya padanya? Woo Jin menjawab tentu saja, karena Da Jung adalah anggota terbodoh. Woo Jin bahkan menyentuh kening Da Jung yang sebaai tanda bahwa otak Da Jung memang ga berisi apa-apa.

Woo Jin juga berkata bahwa siapapun yang menang hadiahnya tetap akan dibagi. Jadi pilih yang paling kecil kemungkinannya melakukan pengkhianatan. Da Jung mengangguk, tanda mengerti. Dia kemudian bertanya apa Woo Jin sudah mendengar pengkhianat X? Orang jahat yang bergabung setelah mengkhianati dan sekarang menjadi peserta. Apakah itu hanya gosip?

Woo Jin menjawab dia sudah dengar itu, sekarang yang penting Da Jung segera membujuk yang lain untuk bergabung dengan tim 8 mereka. Dia akan mengawasi dari jauh, apakah orang yang Da Jung dekati pantas untuk tim mereka atau bukan. Da Jung pun mengangguk.


Da Jung mulai berkeliling disaat semua peserta Liar Game berkumpul, Woo Jin melihat dari jauh untuk menentukan pantas tidak orang yang Da Jung dekati untuk bergabung bersama tim mereka. Saat Da Jung tengah berkeliling itulah, seorang pria berjas memanggilnya dan Da Jung terpaksa duduk untuk menemani. Pria itu berkata dia yakin Da Jung sedang mencari sekutu. Dia punya informasi penting di ponsel ini. Pria itu berkata kalau dia tahu siapa si pengkhianat X tersebut. Da Jung menatap Woo Jin, dan Woo Jin sama sekali tak memberi isyarat apapun.

Si pria berjas dalam hati berkata “Kelemahannya adalah kekuasannya. Yang ingin terlihat hebat dengan kekuatannya.”


Sementara itu, Woo Jin tengah mengamati semua tingkah peserta dan menganalisa sifat mereka. Seorang pria berkemeja sangat gugup dan khawatir akan di eliminasi. Sedangkan untuk si wanita peramal, Woo Jin menganalisa bahwa meskipun wanita itu bisa memprediksi namun gerak-geriknya tetap terlihat gugup. Sementara pria bernama Go In Gi, menurut Woo Jin adalah pria angkuh serta suka berjudi.


Da Jung mencari Jung Ah namun tak menemukannya. Dia mendapati secarik kertas dan membacanya, saat itulah Bulldog datang mengagetkan Da Jung. Bulldog berkata dia dari tadi memperhatikan Da Jung yang brtanya ke semua peserta tapi kenapa Da Jung ga bicara padanya? Dia jadi penasaran. Da Jung menjawab bukan apa-apa kok. Bulldog tak percaya. Dia tampak mengangkat tangannya seolah akan emmukul Da Jung, tapi Jung Ah datang dan langusng mendorong Bulldog menyelamatkan Da Jung. Jung Ah bahkan berdiri di depan Da Jung.

Bulldog semakin menggila. Dia berkata disini ga ada CCTV atau kamera staf JVN, bagaimana jika dia menampar mulut Jung Ah?


Bulldog sudah mencengkeram leher Jung Ah erat membuat Jung Ah kesakitan, dan untunglah tepat saat itu Woo Jin datang bersama kru JVN yang membawa kamera dan langsung mengabadikan apa yang Bulldog lakukan. Sebelum pergi dan saat melewati Woo Jin, Bulldog sempat mengancam Woo Jin dengan berkata “awas kau”


Sepertinya semua peserta Liar Game sedang berkumpul. Si pria berjas yang selalu berlagak sok, berkata kalau dia adalah kepala asisten senator Kang Shin Gyu dari partai Mirae. Namanya adalah Kim Bong Geun.

Lalu terdapat tulisan yang memperinci keterangan mengenai Kim Bong Geun. Dia adalah pria usia 30 tahun. Kepala Asisten Senator, Kekuatannya adalah kemampuannya.


Selanjutnya adalah Go Chan Hyung. Pria ini adalah pengacara. Usia 50 tahun. Kemampuannya : Logis dan analis.
Berikutnya adalah wanita peramal. Dia adalah pembaca nasib dari Chungdamdong. Usia 45 tahun, kemampuan : membodohi orang.


Selanjutnya Goo In Gi. Dia adalah aktor dan mantan penjudi. Usia 40 tahun. Kemampuan : Bicara dan berpihak pada yang menang.
Berikutnya Dir Jung. Usia 47 tahun, tidak bekerja. Kemampuan : Waspada dan sabar.


Selanjutnya Oh Jung Ah. Usia 27 tahun. Mahasiswi dan kemampuan yang dimiliki baik tapi agak gila.
Setelah Jung Ah selesai memperkenalkan diri, Woo Jin berkata kalau niatnya mengumpulkan semua disini adalah untuk memenangkan permainan ini. Jadi mereka ber 8 harus bisa bekerja sama.
Si wanita peramal tertawa seolah mengejek dan berkata kalau semua orang disini ga ada yang bisa dipercaya. Jadi ngapain mengumpulkan mereka semua dsini?

Woo Jin hanya brkata kalau kesempatan untuk berkhianat sangat rendah. Selain itu mereka juga harus menghindari Pengkhianat X. Woo Jin meminta Bong Geun menunjukkan foto si Pengkhianat X yang sudah Bong Geun dapat, dan Bong Geun langsung menunjukkannya.


Bong Geun menjelaskan kalau dia bisa tahu karena dia melihat peserta ini pulang terakhir saat rekaman. Dia juga tahu dari penyelidikan masyarakat. Jung Ah berkata kalau dia pernah melihat ria itu di suatu tempat. Dan ternyata saat itu tepat sekali ketika si Pengkhianat X terekam kamera CCT dan Jung Ah pun berseru. Woo Jin ga peduli akan semua itu, dia hanya berkata kalau dia punya cara untuk menang.


Ha Woo Jin dia sudah menyiapkan papan permainan dimana diatas papan itu sudah ada batu-batu bulat diatasya. Ada yang berwarna hitam dan ada yang berwarna putih. Woo Jin menjelaskan ini ibarat peserta yang nantinya akan menjawab Yes dan No.

Woo Jin menyingkirkan batu-batu yang ada di sebelah kirinya. Semua peserta lain masih mengamati penjelasan Woo Jin. Woo Jin lalu memegang yang sebelah kanan dan menggeser itu ke kiri lalu berkata kalau setengahnya masih bertahan maka akan tersisa dua. Salah satu dari dua itu pasti akan bertahan sampai akhir. Itulah penjelasan Woo Jin.

Jung Ah bertanya apa 8 saja cukup, bukankah peserta ada 22? Jung Ah kemudian imbang dan berkata kecuali jika mereka imbang, maka akan ada tiga babak. Woo Jin membenarkan, maka dari itu dengan 8 orang mereka akan menang dalam tiga babak.

Dir Jung berkata bukankah hanya akan ada satu pemenang nantinya? Sisanya toh tetap akan dieliminasi. Woo Jin menjelaskan kalau hadiahnya dibagi-bagi maka masing-masing akan mendapat 250 ribu dolar. Itu dibagi rata. Lagipula peserta yang tereliminasi, akan tetap bisa kembali bermain jika mendapatkan hadiah. Jadi, daripada mengandalkan kesempatan mustahil menang dari 22 orang. Bukankah lebih baik membagi hadiahnya dan setelah itu kembali bermain? Kita serahkan sisanya pada keberuntungan.


Semua setuju dengan cara Woo Jin, tapi Dir Jung bertanya bagaimana bisa dia percaya mereka semua yang ada disini? Bagaimana jika dia dikhianati? Bong Geun bergumam dasar ga punya otak.

Jung A lalu menyarankan untuk membuat kontrak saja. Hitam diatas putih, agar tak ada yang saling curiga atau berkhianat. Da Jung tampak tersenyum kearah Woo Jin, karena sepertinya rencana mengumpulkan 8 orang ini berhasil.


Pengacara Go mulai menulis kontrak yang disarankan Jung Ah tadi. Dia tampak mengendap-endap saat melakukannya. Tapi sialnya saat dia keluar ruangan, Bulldog melihat Go Chan Hyun dan mulai curiga. Chan Hyung ga sadar jika Bulldog melihatnya tadi. Dia terus saja brjalan dengan kontrak yang ada di balik jasnya.


Woo Jin menyadari kalau Bulldog tengah mengikuti Chan Hyung, Dia bisa melihat itu dari CCTV yang ada di ruangan ini. Dia pun segera mengirim SMS pada Chan Hyun untuk memberitahu kalau ada yang mengikuti Chan Hyung.

Chan Hyung tak membaca pesan itu, dan dia sudah sampai di ruang keamanan dimana timnya berkumpul. Di dalam Woo Jin sengaja menahan pintu dan mencoba menghubungi Chan Hyung.

Chan Hyung tahu ponselnya berdering dan dia langsung menerimanya. Woo Jin langsung memberitahu kalau Bulldog mengikuti Chan Hyun. Jadi Chan Hyung jangan masuk dulu. Jangan sampai, Bulldog melihat kontrak itu. Chan Hyung pun pura-pura kesal karena ga bisa masuk hanya karena ga membawa ID, diapun langsung pergi.


Bulldog bingung, apa dia terus mengikuti Chan Hyung, atau dia mencoba masuk ke ruang keamanan? Bulldog pun mencoba mendengarkan apa yang ada di ruang keamanan. Dia menempelkan kupingnya ke ruang itu. Bulldog mencoba membukanya, tapi di dalam seolah ada yang menarik, akhirnya terjadilah tarik menarik sampai akhirnya Bulldog bisa membuka pintu itu. Ternyata yang di dalam adalah Goo In Gi. Bulldog bertanya ngapain In Gi ada disini? Apa In Gi sedang mengadakan pertemuan rahasia?

Bulldog pun memaksa masuk dan ternyata di dalam tak ada siapapun. Hanya ada satu orang saja. Dan orang itu adalah Jung Ah. Jung Ah dengan pakaian setengah terbuka. Bulldog pun langsung tahu kalau In Gi dan Jung Ah sedang bermesraan di ruangan ini. Bulldong langsung menyebut kalau In Gi dan Jung Ah sudah gila. Masih bisa melakukan hal seperti itu di tempat ini.


Akhirnya setelah melalui perjuangan panjang. Surat kontrak itu dapat juga ditangan mereka. Tiba-tiba kedelapan orang itu mendapat telepon dari Liar Game yang berkata kalau kedelapan orang itu sudah sepakat akan membagi hadiah secara rata. Setelah telepon itu usai, Woo Jin berkata kalau dia, Bong Geun, Jung Ah dan Pippi si peramal nantinya akan menjawab Yes, sementara Da Jung, Chan Hyun, In Gi, dan Dir Jung akan menjawab No.

Dir Jung dan Pippi ingin di ganti dan akhirnya mereka berganti. Merekapun sudah memilih dan memberi cap pada ponsel mereka lalu Woo Jin meminta agar semua diberikan padanya. Setelah itu Woo Jin menyuruh mengambil kembali ponsel tersebut agar mereka bisa berhubungan satu sama lain. Tapi jangan menelpon atau SMS. Agar rahasia mereka tetap terjaga.

Woo Jin juga memperingatkan agar jangan jalan bersama-sama supaya tidak mencolok dan membuat yang lain tahu rencana mereka. Hindari juga kontak mata dan saling berbicara. Woo Jin juga berkata pertemuan selanjutnya 15 menit sebelum voting berikutnya dan bertemu di ruangan ini.
Tiba-tiba kedelapan orang itu mendapat SMS bahwa voting akan dimulai 10 menit lagi.


Saat semua sudah keluar, Da Jung berjalan sendiri, dia sedikit kaget saat melihat seorang pria yang sepertinya adalah Pengkhianat X. Da Jung sedikit takut, tapi dia mencoba untuk tetap melangkah. Namun Da Jung penasaran sehingga dia berbalik lagi, dan pria itu sudah tak ada. Da Jung pun heran namun mencoba cuek saja.


Acara voting pun dimuai, wajah Do Young sudah tampak di layar dan berkata kalau pertanyaan tadi adalah “Pernahkah kau membunuh seseorang? Yes Or No silakan memilih.”


Semua tampak gugup saat memasukkan jawaban mereka ke dalam kotak suara. Peserta semakin berdebar saat hasil voting akan segera diumumkan. Hasilnya adalah 10 : 12, maka untuk 10 orang itu akan ikut voting selanjutnya. Dan ternyata 10 orang yang lolos itu salah satunya adalah si pengkhianat X. Da Jung pun terkejut melihatnya. Woo Jin termasuk salah satu yang berhasil lolos dan bisa ikut voting selanjutnya.

Da Jung mendekati Woo Jin dan dengan suara pelan berkata kalau dia rasa memang pria itulah si pengkhianat X. Woo Jin bertanya selain itu dia merasa ada yang lain. Apa Da Jung ga merasa ada yang aneh? “Situasi ini tampak tidak normal.”

“Apa maksudmu. Bukankah setengah dari kita bertahan sesuai dengan rencanamu. Semuanya juga sudah merasa lega.?” tanya Da Jung.

“Itulah masalahnya. Apa kau tak melihat orang lain yang tereliminasi sama sekali tidak menunjukkan emosi. Smeua menerima tanpa protes. Beberapa diantara mereka bahkan saling melirik. Seperti waktu kau tertipu oleh Guru Hyun di babak pertama. Lirikan yang sama, yang seperti itu. Ada tim lain selain kita. Jika Pengkhianat X di balik ini, maka kesempatan menang kita akan hancur.” Ucap Woo Jin dengan nada sangat pelan.

Da Jung pun panik mendengarnya.


Kembali ke layar dimana Do Young menjelaskan aturan selanjutnya. Do Young berkata penanya selanjutnya akan kembali dipilih secara acak. Kali ini adalah Choi Sung Joon---pria yang diduga sebagai pengkhianat X. Da Jung kaget saat pria itu yang terpilih. Sung Joon maju ke depan dan siap untuk melontarkan pertanyaannya. Dia berkata “Aku dikenal dengan Pengkhianat X”

Jelas saja Da Jung semakin syok dengan pertanyaan itu karena memang itu yang dia dan timnya kira. Tapi benarkah? Woo Jin hanya menatap tajam pada Sung Joon seolah mencoba membaca wajah Sung Joon. Mampukah kali ini Woo Jin melewati voting dan terus ke babak selanjutnya? Lalu bagaimana dengan Da Jung? Apakah dia akan terus menjadi gadis baik hati?


Celotehanku :

Drama ini benar-benar membuat kita ikut berfikir. Tapi keren yaaa...mana kepikiran coba untuk mencari pemenang minoritas, karena dimana-mana yang dicari pasti mayoritas, Iya kan? Menarik.

3 comments:

  1. Makin Penasaran Sama Kelanjutannya :)
    Kalo versi Drakor Pemainnya Cakep" hehe :D

    ReplyDelete
  2. Drama ini kok sama kaya film jepang tapi aku lupa judulnya apa. Hehehe
    Makasih yah mbak sinopnya

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^