Sang Tae masuk ke ruang audisi, juri bertanya apa Sang Tae seorang pengacara? Sang Tae ga menjawab dan berkata biarkan dia menanyi dulu.
Lalu dengan ekspresi bak penyanyi professional, Sang Tae memejamkan mata lalu mengeluarkan suaranya yang menurut dia sangat merdu.
Tak hanya itu saja, kini Sang Tae berganti kostum dan masih terus bernyanyi. Dia merasa seolah dipanggung, dan bergaya semaksimal mungkin. Para juri ada yang sudah mencoba menutup kuping mereka begitu Sang Tae mengambil nada tinggi.
Lalu kini Sang Tae menunjukkan keahliannya ngerap. Dia sangat percaya diri. Di bagian ngerap inilah Sang Tae sedikit mendapatkan perhatian, melihat juri tersenyum melihat tingkah Sang Tae, dan mendengar lirik Sang Tae yang lucu.
Bagian terakhir, Sang Tae ngedance. Dia kembali berganti kostum. Kostum santai lengkap dengan topi, earphone besar selayaknya yang biasa dancer-dancer gunakan. Sang Tae meliukkan tubuhnya lincah walau terlihat sedikit aneh.
Teman Ji Hyuk bersikeras ga mau mengembalikan jam tangan itu, sementara Ji Yoon tetap memaksa. Dia berkata itu namanya pencurian. Lagipula pemilik jam tangan itu ingin jam tangan tersebut dikembalikan. Teman Ji Hyuk menjawab itu masalah Ji Yoon tapi yang jelas dia ga bisa mengembalikan jam itu.
Sang Tae mendengar keributan itu, dia mendekat dan tahu kalau Ji Yoon tengah membicarakan jam tangan mahal yang ditukar dengan ketipung. Sang Tae berkata kalau itu namanya penipuan. Bagaimana bisa jam tangan yang sangat mahal ditukar dengan ketipung yang cuma seharga 200 dolar? Sang Tae bertanya pada Ji Yoon kira-kira apa yang hukuman yang pas untuk teman Ji Hyuk? Dia kemudian sedikit mengancam, kalau bisa saja teman Ji Hyuk ga mendapat tiket lolos karena ada catatan buruk di kelakuan teman Ji Hyuk.
Kemudian Sang Tae memperlihatkan punggungnya. Disana jelas terlihat kalau Sang Tae mendapat tiket lolos audisi. Ji Yoon dan yang lain senang sekali.
Akhirnya jam tangan itu berhasil juga didapatkan Ji Yoon. Dia meminta Sang Tae merahasiakan hal ini pada Seok Joo, dan biarkan dia yang memberitahu pertama kali. Sang Tae pun tak menolak.
Kim Seok Joo kembali menengok ayahnya yang masih di RS. Tak lupa dia membawa buah tangan untuk ayahnya dan berkata kalau makanan yang dia bawa ga manis, jadi ayahnya bisa memakan itu. Shin Il mencoba cuek dan bertanya kenapa Seok Joo datang lagi, padahal besok dia sudah boleh pulang? Seok Joo menjawab dia punya banyak waktu akhir-akhir ini. Seok Joo juga berniat menjemput ayahnya besok.
Shin Il sedikit heran dengan niat Seok Joo menjemputnya, Seok Joo menjelaskan kalau dia benar-benar memiliki banyak waktu luang, karena dia mengurangi beberapa pekerjaan jadi ga masalah untuknya menjemput ayah besok. Shin Il sedikit khawatir, dia bertanya bagaimana dengan kesehatan Seok Joo? Seok Joo menjawab tentu saja dia sehat, dia kan masih muda.
Shin Il menyuruh Seok Joo pulang, karena dia akan tidur, dan tak lupa dia menyuruh Seok Joo ga usah datang besok menjemputnya. Tiba-tiba Seok Joo bertanya apa pendapat ayahnya tentang Jung Sun? Shin Il menjawab kalau dia ga tahu, tapi yang jelas menyukai Seok Joo pasti bukanlah hal yang mudah.
Dokter datang ketika Seok Joo sudah selesai menjenguk sang ayah. Dokter menjelaskan pada Shin Il kalau sakit Alzheimer itu sangat menakutkan, jadi dia sarankan agar Shin Il memberitahu keluarga tentang penyakit Shin Il itu. Shin Il bisa saja melupakan pengobatan Shin Il karena Alzheimer memang membuat ingatan kita mengalami penurunan.
“Keadaanmu akan bertahap menurun diikuti dengan ingatan jangka pendekmu yang akan hilang.”
Shin Il mendengar dengan seksama, dan menghela nafasnya.
Setelah dokter pergi, Shin Il mulai menulis di buku. Menulis tentang kejadian hari ini, mencengah dia lupa. Hari ini tanggal 29 Mei, putranya – Kim Seok Joo datang menjenguk dan menanyakan pendapatnya tentang Jung Sun, calon menantunya.
Ayah Ji Yoon datang dan kini mereka tengah menikmati makan bersama di apartemen Ji Yoon. Ayah Ji Yoon memuji Ji Yoon yang makin cantik, dan Ji Yoon menjawab kalau berat badannya juga turun.
Ji Yoon bertanya kenapa ayahnya jadi kepala serikat buruh? Bukankah motto keluarga mereka adalah hidup tenang dan bahagia selamanya? Ayah menenangkan putrinya kalau semua sekarang ini sedang baik-baik saja, jadi ga usah khawatir.
Ae Sook bertanya bagaimana dengan perusahaan? Baik-baik saja kan? Dia tertarik membeli Yurim. Ji Yoon melarang dan bilang agar bibinya ga usah mengambil hal beresiko seperti itu. Tapi ayah Ji Yoon sepertinya tertarik dengan usul Ae Sook, dia berniat ingin membeli Yurim Cement. Ji Yoon hanya memasang wajah cemberut melihat bibi dan ayahnya malah asik bicara masalah bisnis.
Pagi ini, Sang Tae ada di ruang kerja Seok Joo dan mondar mandir di depan Seok Joo yang tengah serius membaca sebuah berkas. Seok Joo tahu Sang Tae mengamatinya sehingga dia bertanya ada apa? Sang Tae kemudian bertanya dimana jam tangan Seok Joo yang lama? Seok Joo menjawab santai ada di rumah, kenapa?
Sang Tae kemudian bertanya lagi, apa Seok Joo ingat, kalau Seok Joo menjadi pendamping pengantin pria di kedua pernikahannya? Seok Joo lagi-lagi menjawab ingat, kenapa memangnya?
Sang Tae masih merasa aneh, tapi dia belum yakin. Dia kemudian menatap Seok Joo tajam, membuat Seok Joo juga merasa kalau Sang Tae mulai mencurigai hal-hal aneh yang terjadi pada dirinya.
Pertemuan dengan Presdir Kwon kembali dilakukan, dan Seok Joo jelas ada disana. Dia menjelaskan kalau isu kebangkrutan memang sudah meluas, dan untuk mengambil alih kembali semuanya, maka diperlukan ijin. Tapi pinjaman yang tidak dikembalikan tentu akan membuat heboh masyarakat. Jika Presdir Kwon ga bisa mengembalikan pinjaman, maka semua akan bertambah buruk bagi Presdir Kwon.
Kini di ruang CEO Cha, presdir Kwon tampak gusar dan kesal. Kim Seok Joo sangat aneh menurutnya. Presdir Kwon lalu berkata kalau bagaimanapun dia ga mungkin membiarkan anaknya dipenjara karena kasus ini. CEO Cha menyarankan agar Presdir Kwon menggunakan firma hukum lain untuk kasus ini. Presdir Kwon kesal kenapa CEO Cha malah menyarankan seperti itu? CEO menjelaskan kalau semua ini akan tercium oleh kejaksaan. Jika Presdir Kwon terus memakai firma hukumnya maka semua akan curiga, dan itu menambah buruk keadaan. Young Woo juga berjanji kalau Seok Joo tetap akan membantu di belakang layar jadi Presdir Kwon tenang saja.
CEO juga menyarankan agar Presdir Kwon mengirim satu orang yang termasuk anggota keluarga untuk dimasukkan ke penjara agar ganti rugi yang dibayar Presdir Kwon tak terlalu banyak. Presdir Kwon bingung, awalnya dia menawarkan istri putra sulungnya. Apakah itu cukup? CEO Cha menjawab kalau istri putra sulung Presdir Kwon punya hubungan baik dengan Presiden, jadi lebih baik jangan. Cari orang lain saja.
Kim Seok Joo akan melangkah pergi, tapi tiba-tiba Sang Tae memanggilnya membuat Seok Joo berhenti dan menoleh kearah Sang Tae. Sang Tae bertanya Seok Joo mau kemana? Seok Joo menjawab dia mau menemui Jung Sun. Kenapa? Sang Tae lalu bertanya, apa Jung Sun suka cincin itu? Dia yang capek-capek memilihkan cincin itu dan mencari yang termahal. Seok Joo yang ga tahu kejadian sebenarnya dan baru mendengar dari mulut Jung Sun kemarin hanya menjawab dengan sedikit kesal. Dia berkata kalau cincin itu Jung Sun yang memilih, dan dia yang membayar. Sang Tae ngawur banget sih.
Sang Tae semakin yakin ada yang aneh. Ketika Seok Joo mulai kembali melangkah Sang Tae berteriak mengajak Seok Joo ketemu di tempat biasa mereka jam delapan. Seok Joo berhenti dan sedikit bingung, dimana tempat biasa itu. Tapi Seok Joo hanya diam, dan menjawab iya.
Seok Joo dan tunangannya duduk berhadapan. Seok Joo bertanya apa Jung Sun kecewa karena dia ga bisa membantu Yurim? Jung Sun menjawab entahlah. Tapi dia merasa senang jika Seok Joo bisa membantu secara menyeluruh, tapi dia juga ga bisa menyalahkan akan keadaan Seok Joo saat ini. Jung Sun juga bilang kalau dia akan mengurus semunya.
“Apakah aku mencintaimu? Yah..meskipun bukan cinta berapi-api tapi setidaknya aku mempercayaimu kan? Makanya aku memutuskan untuk menikah denganmu kan?”
Jung Sun kaget mendengar pertanyaan Seok Joo. Tapi dia mencoba menjawab dengan baik. Dia jujur ga tahu seperti apa perasaan Seok Joo padanya, karena Seok Joo ga pernah memperlihatkan itu. Tapi dia tahu Seok Joo punya alasan yang kuat untuk menikah.
Flashback
Seok Joo dan Jung Sun mengadakan pertemuan. Seok Joo memberi cincin pada Jung Sun. Cincin yang cukup cantik dan terlihat mahal. Jung Sun bertanya apa Seok Joo cukup memiliki rasa cinta padanya sehingga Seok Joo mengajaknya menikah? Seok Joo menjawab datar “Jika aku menikah denganmu,cint akan tumbuh sesuai yang dibutuhkan”
Flashback End
Seok Joo berkata kalau dulu pasti dia ga pernah berhasil meyakinkan Jung Sun tentang perasaannya, makanya Jung Sun ga yakin. Tapi mulai sekarang dia akan berusaha keras untuk meyakinkan Jung Sun. Jung Sun jelas tersentuh dengan apa yang Seok Joo ucapkan.
**
Seok Joo tengah galau, dia sudah menelpon sekretarisnya dan bertanya dimana tempat dia dan Sang Tae bertemu? Tapi ternyata sekretarisnya juga ga tahu. Seok Joo pun terpaksa menelpon Sang Tae untuk bertanya dimana tempat biasa mereka bertemu?
Sang Tae yang tengah istirahat sedikit kesal karena Seok Joo mengganggu waktunya. Dia pun bertanya ada apa? Seok Joo langsung berkata kalau dia ga ingat tempat biasa mereka? Sang Tae menjawab di hotel J. Itu tempat biasa mereka bertemu.
Setelah telepon usai, Sang Tae menjadi bertambah yakin dengan kecurigaannya.
Malam ini, akhirnya Sang Tae dan Seok Joo bertemu di hotel J. Tempat tongkrongan mereka. Sang Tae bertanya apa ga ada yang ingin Seok Joo katakan padanya? Seok Joo bertanya seperti apa misalnya? Sang Tae hanya menjawab apa saja. Lagipula ga ada yang seharusnya Seok Joo sembunyikan darinya kan?
Sang Tae kemudian menyebut Seok Joo aneh akhir-akhir ini. Selain ga mengambil kasus baru, Seok Joo juga terlihat berbeda. Tidak seperti Seok Joo yang dia kenal. Seok Joo sedikit terkesiap, tapi sepertinya dia sudah merasa Sang Tae lambat laun akan menanyakan hal ini padanya.
Lama Seok Joo terdiam dan hanya menatap Sang Tae. Akhirnya Seok Joo menjelaskan segalanya. Menjelaskan ingatannnya yang menghilang setelah kecelakaan itu. Sang Tae tentu terkejut, dia tak percaya dengan cerita Seok Joo. Diapun mengingat semua hal aneh yang terjadi, dan seolah membuatnya yakin kalau Seok Joo sama sekali ga berbohong.
Sang Tae ingin membuktikan dengan bertanya satu hal, apa Seok Joo ingat pernah pinjam uang padanya sebesar 50 ribu dolar? Seok Joo tentu menggeleng tanda dia ga tahu soal itu. Sang Tae bertambah yakin dan berkata pada Seok Joo kalau tadi dia hanya bercanda. Seok Joo ga pernah kok minjam uangnya.
Sang Tae lalu bertanya apa Ji Yoon dan CEO tahu kondisi Seok Joo? Seok Joo mengangguk membenarkan. Sang Tae tampak bisa mengerti, dia kemudian berkata kalau Seok Joo ga terlalu buruk kok dengan kondisi hilang ingatan seperti sekarang. “Karena kau jadi lebih sering tersenyum daripada sebelumnya.”
Seok Joo tersenyum dan bertanya memangnya dulu dia seperti apa? Sang Tae menjawab kalau banyak orang berkata Seok Joo adalah pribadi yang ga disukai, tapi selalu bisa diandalkan. Seok Joo ga pernah peduli dengan perkatan orang. Itu seperti kekuatan dan kelemahan Seok Joo.
Seok Joo lalu bertanya apa Sang Tae menyembunyikan rahasia ini dari orang lain? Sang Tae menjawab tentu saja dia akan melakukannya. Seok Joo ga usah khawatir dan percaya saja padanya.
Tiba-tiba Sang Tae berkata kalau sekarang akhirnya mengerti hubungan Ji Yoon dan Seok Joo yang sebenarnya. Dia ga akan berprasangka aneh-aneh lagi karena kejadian dulu. Seok Joo merasa tertarik, dia bertanya memangnya dulu apa yang terjadi antara dia dan Ji Yoon? Sang Tae heran dan bertanya apa Ji Yoon ga pernah menceritakan apapun pada Seok Joo? Seok Joo bertambah heran dan bertanya ada apa sih? Apa itu hal yang penting?
“Apa ada sesuatu terjadi antara aku dan dia? Dia selalu menyangkal dengan keras setiap aku bertanya tentang hubungan kami”
Sang Tae memilih tak berkata apa-apa, tapi Seok Joo semakin penasaran dan memaksa Sang Tae. Sang Tae menjawab kalau itu rahasia. Apa hanya Seok Joo yang boleh menyimpan rahasia? Seok Joo pun memukul pundak Sang Tae pelan dan bertanya apa benar dulu mereka teman baik, kalo iya kenapa harus ada rahasia? Sang Tae tersenyum dan Seok Joo ga memaksa lagi.
Hari ini adalah sidang Lee Jong Soo. Ji Yoon datang ditemani satu staf firma hukum Cha Young Woo. Staf itu menjelaskan pada hakim kalau Ji Yoon adalah karyawan magang, ijin pengacara Ji Yoon baru bisa digunakan dua bulan lagi, tapi Ji Yoon lah yang beberapa hari ini mengurus kasus Jong Soo, jadi dia harap Hakim memperbolehkan Ji Yoon mengikuti sidang. Hakim pun tak melarang, karena ini termasuk untuk kepentingan terdakwa.
Hakim menjelaskan kalau sidang kali ini menggunakan juri panel. Sidang akan berlangsung selama dua jam, dan akan dilanjutkan setelah jam makan siang usai. Nanti juri punya waktu satu jam untuk berunding dan boleh menuliskan pertanyaan.
Seok Joo dan Sang Tae ada disana. Awalnya Seok Joo menolak, tapi akhirnya dia datang juga untuk melihat jalannya sidang kali ini.
Hakim kembali berkata kalau sidang kali ini hanya akan menentukan masa hukuman untuk terdakwa karena terdakwa sudah mengakui perbuatan itu.
Lalu Jong Soo dihadirkan ke ruang sidang dan duduk di samping Ji Yoon. Ji Yoon merasa optimis bisa sukses di sidang kali ini.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) mulai menyerang Jong Soo dengan berbagai bukti yang ada kalau Jong Soo memang menusuk ayah Jong Soo dan menyebabkan ayah Jong Soo meninggal. Bukti pun ditampakkan di layar yang bisa dilihat semua yang ada di pengadilan.
JPU berkata apa bisa dibenarkan seorang anak membunuh ayahnya sendiri? Lalu giliran tim Ji Yoon yang melakukan pembelaan dengan menunjukkan foto ibu Jong Soo yang dianiaya oleh ayah Jong Soo. Tim Ji Yoon membela Jong Soo, karena Jong Soo tumbuh di lingkungan yang penuh kekerasan.
JPU tentu masih menyerang Jong Soo dengan berbagai bukti yang ada, kali ini Ji Yoon yang berdiri membela dengan memberikan bukti hasil Scan yang menunjukkan ada tengkorak yang retak di kepala Jong Soo, dan diyakini itu karena dianiaya oleh sang ayah.
JPU kembali membalikkan keadaan dengan berkata kalau Jong Soo juga sudah mengendarai motor besar. Jadi apa Ji Yoon yakin kalau hasil medis tentang tengkorak retak itu didapatkan dari penganiayaan sementara di data polisi sama sekali tak ada laporan terkait kekerasa rumah tangga. Tim Ji Yoon merasa tersudut.
Saksi yang dihadirkan ke sidang berkata kalau ibu Jong Soo pernah bercerita sering dipukul oleh ayah Jong Soo. Teman Jong Soo juga menjadi saksi dan berkata kalau Jong Soo dipukuli ayah Jong Soo ketika Jong Soo memutuskan untuk berhenti sekolah.
Setelah mendengar saksi terakhir, yaitu teman sekolah Jong Soo, JPU lalu bertanya pada semua juri, apa yang juri lakukan jika memiliki anak yang berniat putus sekolah dan hanya memilih main sepeda motor saja? Apa para juri tidak akan memukul anak yang seperti itu?
Seorang juri mengajukan pertanyaan di secarik kertas dan dibacakan Hakim. Pertanyaan itu berisi tentang tinggi dan berat terdakwa. Jong Soo menjawab kalau tingginya 175cm dan beratnya 70kg.
Hakim pun berkomentar kalau Jong Soo tumbuh menjadi anak yang sehat. Jadi bagaimana bisa Jong Soo ga membela diri ketika dipukul ayah Jong Soo yang berumur 52 tahun dan juga pincang? Itu sangat ga masuk akal.
Juri panel mulai saling melirik dan bergumam, kalau perkataan Hakim ada benarnya. Kenapa Jong Soo yang kuat sama sekali ga membela diri? JPU memanfaatkan situsi itu dengan meminta hukuman seberat-beratnya untuk Jong Soo, karena apapun alasannya membunuh ayah sendiri tak bisa dimaafkan. Ji Yoon menggigit bibir bawahnya merasa kalau situasi semakin membuat tim mereka terpojok.
Ji Yoon akhirnya memutuskan berdiri, dia berkata panjang lebar dimulai dari ibu Jong Soo yang meninggal dua tahun lalu karena organ yang pecah. Polisi lalu menahan ayah Jong Soo, saat itu ayah Jong Soo pun mengakui kalau sudah menganiaya istrinya sampai mati. Tapi ternyata ayah Jong Soo dibebaskan karena tidak cukupnya bukti untuk terus menahan ayah Jong Soo.
Air mata Jong Soo menetes di sela-sela pembelaan Ji Yoon padaya. Juri panel tentu melihat hal tersebut, dan merasa iba. Tiba-tiba Ji Yoon menatap kearah Jong Soo, dia melihat tangan Jong Soo bergetar hebat. Ji Yoon curiga. Dia tahu ada sesuatu yang tak beres. Ji Yoon pun seolah merasa kalau apa yang sebanrnya bukanlah sesederhana yang dia kira.
Walau tahu ada sesuatu yang sebenarnya disembunyikan Jong Soo, Ji Yoon tetap harus melanjutkan apa yang sudah dijalaninya. Dia berkata pada semua jika memang Jong Soo membunuh ayahnya maka itu tak bisa dimaafkan dan pantas dihukum seumur hidup, tapi jika Jong Soo hanya merasa hidupnya dalam bahaya dengan hidup bersama ayah yang selalu menganiaya maka ini dikatakan sebagai pembelaan diri.
Sidang akan dilanjutkan setelah istirahat selama 45 menit. Walau Sang Tae memuji Ji Yoon karena bisa membuat para juri panel emosional, tapi hati Ji Yoon merasa sangat hampa. Ada yang mengganjal di hatinya setelah melihat reaksi Jong Soo tadi. Dia kini seolah tak yakin jika Jong Soo tak bersalah. Ya, dia kini seolah merasa bahwa Jong Soo memang bersalah.
Sidang pun dilanjutkan. Hakim membaca hasil rundingan para juri panel yang beberapa memilih hukuman 3 sampai 7 tahun. Lalu diputuskan kalau masa hukuman Jong Soo adalah 5 tahun. Hakim pun keluar dari ruang sidang.
Jong Soo menjabat tangan tim Ji Yoon dan mengucapkan terima kasih. Ji Yoon pun dengan enggan menerima uluran tangan Jong Soo untuk bersalaman dengannya. Jong Soo tahu ada yang berbeda dari Ji Yoon, tapi dia tak peduli, toh dia sudah mendapat apa yang dia inginkan. Dipenjara 5 tahun rasanya tak terlalu berat, daripada harus dipenjara seumur hidup.
Jong Soo langsung digiring masuk kembali ke mobil polisi dan akan dikirim ke penjara, sebelum mobil berjalan, Jong Soo menatap kearah Ji Yoon yang sudah ada di luar halaman pengadilan. Tatapan penuh makna, dan Ji Yoon tahu itu.
Ji Yoon menyesal, dia seolah gagal. Bukankah ini kasus pertama yang benar-benar ditanganinya sendiri, tapi ternyata dia salah membela orang. Itulah yang dia yakini.
Ketika hanya berdua dengan Seok Joo di depan pengadilan, Ji Yoon berkata suami mana yang akan mengaku sudah membunuh sang istri padahal suami tidak melakukannya? Dia tahu ada yang salah dengan kasus ini. Seok Joo menjawab bukankah itu pertanyaan yang mudah dijawab. Jika suami mengaku padahal tidak melakukan maka suami pasti melindungi seseorang. Seseorang yang menjadi pelaku sebenarnya. Ji Yoon langsung menatap Seok Joo dan bertanya apa sudah dari awal Seok Joo curiga kalau Jong Soo memang pembunuh?
Seok Joo menjawab tanpa menatap Ji Yoon kalau dia hanya punya kecurigaan tapi tak punya bukti. Ji Yoon pun sedih, dia cukup syok dan bertanya sendiri apa yang sudah dia lakukan tadi? Ini benar-benar memalukan. Hampir menangis Ji Yoon bertanya kenapa Seok Joo ga memberitahunya tentang kecurigaan Seok Joo itu?
Seok Joo menjelaskan kalau tugas mengungkap kejahatan klien itu adalah tugas jaksa bukan tugas pengacara. “Yang bisa dilakukan pengacara adalah melepaskan kasus itu jika sudah ada kecurigaan didalamnya.”
Ji Yoon pamit pergi lebih dulu. Dia mungkin ga akan bisa menahan tangisnya, dan dia cukup malu jika sampai diihat Seok Joo. Seok Joo tak melarang. Lalu CEO Cha menelpon Seok Joo dan meminta Seok Joo segera kembali. Seok Joo bertanya ada apa memangnya?
“Yoo Jung Sun dipanggil ke pengadilan.”
Terkejutlah Seok Joo mendengar kalimat yang disampaikan CEO Cha. Jung Sun? Kenapa Jung Sun dibawa ke pengadilan? Ada apa? Itulah yang berkelebat dibenak Seok Joo. Lalu dia harus bagaimana?
KOMENTAR :
Boseeennn tingkat menara Eiffel saya.. Sumpah, ini semakin memperburuk episode yang sudah tayang sampai angka 9. Pantes saja di episode ini rating ANL yang sebelumnya sempat naik, menjadi turun. Ceritanya membosankan. Masuknya Jung Sun juga ga menambah rasa tertarikku. Maaf ya untuk yang suka.
Minggu ini akan tayang satu episode saja, dan episode 10 di blognya Puji.
bener ayuuuu entah kenapa ANL ceritanya agak ngebosenin udah gitu alur ceritanya lambat.
ReplyDeletetuh kaaan bener kalo si joong soo pelakunya, udah keliatan sih, dia pura-pura keterbelakangan mental padahal psyco -,-
tapi tetep semangat yaa bwat 3 para gadis yang bikin sinopsis iniii hihiiiii
yupss.... benulll.....
ReplyDeletejdi ngebosenin crtanya
Iya...sangat membosankan...
ReplyDeleteterima kasih ya udh review, akhirnya ngerti jg masalahnya apa di eps ini. iya, aku jg setuju. dengan adanya Jung sun tidak membuat makin menarik malah membosankan karna saya pikir disini dia akan versus sama ji yoon buat dapet seok jo tp ternyata ceritanya malah ke dia ya, gak seruu:)
ReplyDeleteAnnyeong mbak IU..
ReplyDeletebaru kali ini loh buka via web. biasa pake hape.. hehe
cantik banget blognya ^^
iya nih ANL rada2 membosankan, belum ada gregetnya.. ato mungkin karna ga suka sama Lead Female nya
keep health and spirit mbak !!
saya setia menanti kelanjutan sinopsis buatanmu :)
Saya juga setuju sama pendapat2 diatas.. sabar menunggu tiap minggu, trus ditunda sampai 2 episode, eh malah dapat lanjutan yg kurang greget.. padahal sdh setengah jalan nih drama. Agak kesal juga sih, tp tetap saya akan ngikuti sampai ending ini drakor :)..
ReplyDeletesemangag buat blog nya mbak..
Annyeong.. saya juga setuju sama pendapat2 diatas. ANL kurang greget, padahal sudah sampai setengah jalan.. msh belum bisa diduga apakah nanti Ji Yoon bakal jadi sama Seok Joo.. endingnya msh abu2.. Tp walaupun begitu saya ttp akan menunggu sampai ending karena si ahjussi bersuara bass. Hehehe. Semangat mbak buat lanjutin blog-nya
ReplyDelete