[Episode Sebelumnya]
Han Ah Reum sedang memeriksa kondisi seorang pasien. Sepertinya pasien ini punya sakit sesak nafas. Ah Reum pun bertanya pada pasien itu, sejak kapan tepatnya sakit sesak nafas terjadi? Pasien itu menjawab sekitar sebulan lalu.
Ah Reum kembali bertanya, apa sesak nafas terasa makin parah saat malam hari? Pasien terlihat semakin susah bernafas, dan belum sempat dia menjawab, pasien sudah jatuh pingsan. Ah Reum tentu kaget, dan staf UGD yang melihat langsung berlari mendekat.
Chang Min dan Jin Hee juga ikut menangani pasien sesak nafas itu. Ah Reum meminta agar dr. Shim segera dihubungi. dr. Shim datang ditemani dengan dua dokter lainnya. Dia langsung bertanya pada Ah Reum apa yang terjadi? Ah Reum menjelaskan kalau bapak ini menderita sesak nafas dan tiba-tiba terkena serangan jantung. Suster mengabarkan kalau tekanan darah pasien menurun.
dr. Shim memarahi Chang Min yang hanya diam saja, dia menyuruh Chang Min segera menekan-nekan dada pasien untuk pijat jantung. Chang Min pun segera melakukannya, kemudian dr. Shim menyuruh suster menyiapkan ECMO (Teknik untuk mengobati kekurangan pernafasan dengan menyediakan dukungan pernafasan ke tubuh pasien)
Jin Hee terkaget begitu mendengar dr Shim akan melakukan ECMO, diapun bertanya bukankah harusnya intubasi dilakukan lebih dulu? dr. Shim menjawab kalau ini adalah tumor bronchial, jadi intubasi ga ada gunanya. Jin Hee kemudian berfikir, sementara Chang Min masih sekuat tenaga menekan-nekan dada pasien itu.
dr. Shim mulai melakukan pembedahan, Jin Hee bertanya, apa pipa harus dihubungkan ke pembuluh darah arteri-vena, atau ke pembuluh darah vena-vena? dr. Shim menjawab kalau ini dihubungkan ke pembuluh darah vena-vena. dr. Shim bahkan tersenyum karena ternyata Jin Hee cukup pintar, apa Jin Hee mau mencoba? Jin Hee kaget,dia pun bertanya apa benar dia boleh melakukannya? dr. Shim mengangguk mantap, sementara Ah Reum dan Chang Min hanya menatap dengan iri pada Jin Hee.
Jin Hee berhasil membantu dr. Shim, sehingga dr. Shim langsung memuji Jin Hee. Suster mengabarkan kalau jantung pasien sudah memompa lagi, dan kejenuhan oksigen juga sudah meningkat. dr. Shim pun menyuruh Chang Min berhenti menekan dada pasien.
Ah Reum berkata dia kira ECMO hanya dipakai untuk operasi jantung saja,tapi ternyata bisa dipakai untuk cara ini juga. dr. Shim menjelaskan yang penting pasien tetap bisa bertahan hidup, dan ini bisa menyingkat waktu operasi juga. Kemudian dr.Shim berkata akan mengangkat tumor pasien, dan menyuruh Jin Hee agar bronkospi berat segera disiapkan.
Kini, Ah Reum dan Chang Min sedang bersama, Ah Reum memberikan minum untuk Chang Min karena Chang Min mengeluh lelah. Chang Min menerimanya sambil mengucap terima kasih.
Tiba-tiba Ah Reum berkata kalau dia iri pada Jin Hee. Terlebih dr. Shim menyuruh Jin Hee yang membantu. Melihat itu dia menjadi sangat iri.
Chang Min tersenyum mendengarnya, dia kemudian bertanya kenapa Ah Reum ingin jadi dokter? Ah Reum malah balik bertanya, kenapa Chang Min bertanya seperti itu? apa dia ga pantas jadi dokter? Chang Min tertawa dan menjawab kalau dia hanya merasa Ah Reum punya banyak pilihan lain selain dokter.
“Sebenarnya dari kecil aku sering sakit. Keluargaku mengalami waktu sulit ketika aku sakit. Makanya, aku memutuskan menjadi dokter.”
Jin Hee kemudian bertanya sebenarnya apa yang terjadi antara Jin Hee dan Chang Min? Chang Min yang sedang meneguk minumannya, jadi tersedak mendengar pertanyaan Ah Reum. Ah Reum bertanya, apa Chang Min baik-baik saja? Chang Min sedikit malu, dan menjawab kalau dia baik-baik saja kok.
Ah Reum kemudian berkata lagi, jika memang ga ada yang terjadi antara Jin Hee dan Chang Min, apa Chang Min mau keluar dengannya? Mendengar tawaran blak-blakan itu, Chang Min jadi terbatuk-batuk.
Oh Jin Hee yang sedang berbicara ditelepon tanpa sengaja melihat pintu ruang VIP terbuka sedikit, diapun menjadi kaget karena di dalam ruang itu kan ibu Chang Min. Jin Hee memutuskan untuk mengecek keadaan di dalam, yang ternyata memang ga ada apa-apa. Terlihat mantan ibu mertua Jin Hee tertidur pulas. Jin Hee mendekat dan memastikan kondisi Sung Suk.
Saat akan keluar, Jin Hee melihat bahwa bibi-bibi Chang Min sedang berjalan akan masuk ke ruangan ini. Jin Hee panik, karena bibi-bibi Chang Min itu juga kenal dengannya. Jin Hee pun langsung menuju toilet dan bersembunyi disana.
Sesampainya di dalam kamar, bibi-bibi Chang Min menyapa Sung Suk yang sedang terlelap. Sung Suk pun membuka mata. Dia akan bangun, namun berura-pura sedikit kesusahan, sehingga kedua saudaranya langsung membantu.
Ji Hye berpapasan dengan Chun Soo dan langsung bertanya apa yang dikatakan direktur RS? Ji Hye tahu kalau Chun Soo memang menemui direktur RS terkait masalah Jin Hee. Ji Hye bertanya lalu apa yang harus mereka lakukan? Sepertinya ini memang nasibnya Jin Hee. Chun Soo menjawab, bagaimana bisa? Ini kan bukan salahnya Jin Hee. Chun Soo juga bilang kalau dia merasa ini seolah salahnya. Seolah dia yang membuat Jin Hee dikeluarkan.
Di dalam toilet kamar VIP, Jin Hee cemas. Dia mencoba menguping pembicaraan dan membuka pintu toilet sedikit untuk mengintip. Sung Suk bercerita kalau Jin Hee jadi okter disini. Kedua saudara Sung Suk tak percaya mendengarnya.
Salah satu saudara Sung Suk bertanya, berarti Jin Hee ada bersama Chang Min dan juga Ah Reum?
Sung Mi malah menyebut ini bagus, bukankah Sung Suk selalu ingin punya menantu dokter? Jin Hee sekarang sudah jadi dokter, dan itu tandanya, Jin Hee dan Chang Min bisa bersatu kembali.
Sung Suk jelas kesal mendengar kalimat Sung Mi yang konyol itu.
Sung Suk kemudian berkata kalau sebentar lagi Jin Hee dipecat. Sung Mi kaget, dan Sung Suk menjelaskan mana bisa setiap orang jadi dokter. Sung Mi pun membenarkan, dia kemudian bilang contohnya saja Sung Suk. “Bahkan jika kau dilahirkan kembali, belum tentu kau jadi dokter.”
Sung Suk geram dan akan menyiram Sung Mi dengan air digelasnya. Tapi Sung Mi malah terkekeh geli.
Di dalam toilet, Jin Hee sedang menahan sakit perutnya, dia tanpa sengaja kentut dan mengeluarkan suara. Sung Mi bertanya apa Sung Suk yang barusan kentut? Sung Suk menjawab bukan dia yang kentut. Sung Suk heran, apa ada orang lain di ruangan ini?
Di dalam toilet, Jin Hee menahan sakit perutnya sekuat tenaga.
Sung Suk berbisik pada Sung Mi agar mengecek kamar mandi.
Sung Mi mencoba membuka pintu toilet, namun pintu terkunci, Sung Suk dan saudara perempunnya jadi takut. Sementara di dalam toilet, Jin Hee udah ga tahan dan langsung duduk di kloset lalu mengeluarkan semua isi pertunya yang memang sudah menyundul-nyundul dari tadi. Setelah semua keluar, Jin Hee memasang tampang sangat lega.
Sung Mi diluar berteriak kalau dia akan menelpon sekuriti jika pintu ini tetap ga dibuka. *LOL
Kemudian terbukalah pintu kamar mandi, dan Jin Hee keluar dengan tergesa-gesa dan memakai jas dokternya sebagai penutup kepala. Wajahnya juga tertutupi oleh jas itu sehingga dia aman, dan ga akan ketahuan oleh bibi dan ibu Chang Min. Sung Suk berteriak saat melihat ada yang keluar dan dengan kepala yang tertutup jas. Kedua saudara Sung Suk tak kalah kagetnya.
Sung Mi yang sudah hilang rasa terkejutnya, melihat kearah orang yang berjalan keluar itu. Dia lalu bertanya “Bukankah kau Oh Jin Hee?”
Jin Hee berhenti dan terpaksa membuka jas dokter yang menutup kepalanya tadi, dia melirik kearah bibi-bibi Chang Min. Menunduk sedikit sebagai tanda hormat, lalu menyapa serta meminta maaf dan kemudian bergegas pergi. *LOL
Sung Mi dan lainnya terkaget-kaget karena itu benar-benar Oh Jin Hee yang memakai seragam dokter.
dr. Kim Min Ki masuk ke ruang para pemagang, disana dia sedang membagi-bagi kertas pada setiap meja, dan saat tiba di meja Ah Reum, tanpa sengaja dr. Kim menyenggol bunga yang ada di meja Ah Reum.
Melihat bahwa di bunga itu terselip surat, membuat dr Kim penasaran lalu membacanya.
“Si cantik Ah Reum, kau mencuri hatiku. Aku mau mengenali hatimu. Jika kau mau menerima hatiku, maka ikat pita kuning itu dipot bunga. Aku akan menunggu. --Im Young Gyu--”
dr.Kim pun melihat pada pita kuning yang ada di bunga. Entah karena iseng atau karena ingin memudahkan Young Gyu, dr. Kim mengikat pita kuning itu sesuai dengan permintaan Young Gyu. dia kemudian tersenyum-senyum senang sambil memejamkan matanya. Entahlah, jangan-jangan dia sedang membayangkan berkencan dengan Young Gyu.
*Hahahaha…
Seorang pria dengan membawa bayi datang menemui ibu Jin Hee, dan memberi salam hormat pada ibu Jin Hee. Laki-laki itu ternyata suaminya Jin Ae, tapi ibu ga percaya. Dia sudah menelpon Jin Hee, jadi bicara saja dengan Jin Hee. Laki-laki itu menjawab apa itu kakak Jin Ae, yang baru lulus jadi dokter setelah tiga kali gagal ujian?
Ibu Jin Hee membenarkan dan laki-laki itu berkata kalau dia ga butuh dokter, jadi dia ga merasa perlu bertemu Jin Hee. Si bayi kecil, dengan tampang lucu menatap dua orang dewasa di depannya dengan takjub. *mungkin dia berfikir, pada ngomongin apa sih. Aku lapar niiiihh*
Laki-laki itu terus memanggil ibu Jin Hee dengan sebutan ibu mertua. Ibu kesal dan berteriak kalau di ga suka dipanggil ibu mertua. Ibu bertanya dimana Jin Ae? Laki-laki itu menjawab, kalau dia tahu keberadaan Jin Ae, mana mungkin dia datang kesini? Ibu menatap tak percaya dan bergumam kalau dia bisa gila karena ini
Sung Suk, dipaksa keluar RS oleh kedua saudaranya. Tapi Sung Suk bertahan sehingga membuat kedua saudaranya menarik Sung Suk agar ikut bersama mereka. Diluar salju mulai turun. Salah satu saudara Sung Suk kesal dan bertanya apa Sung Suk kira, Tae Suk akan datang menjemput. Berhentilah berharap. “Bahkan jika kau menunggu selama sisa hidupmu, dia tetap tak akan datang.”
Sung Suk yang merasa tidak dipegang lagi, segera kembali memutar tubunya dan mencoba berlari ke dalam RS. Tapi Sung Mi dan saudara Sung Suk yang satunya sigap menangkap lengan Sung Suk, lalu menghentikan langkah Sung Suk. Setelah berhasil, kedua saudara Sung Suk memasukkan Sung Suk kedalam mobil.
Di dalam mobil, Sung Suk berkata sambil mengajungkan telunjuknya, kalau kedua saudaranya mencoba mencampakkan dia karena dia sekarang semakin tua. Saudara Sung Suk menjawab harusnya Sung Suk berterima kasih pada mereka, karena mereka sudah menjenguk Sung Suk.
Bahkan ketika mobil sudah melaju, Sung Suk masih menyembulkan kepalanya keluar jendela mobil sambil terus mengacungkan telunjuknya sambil berkata “Hey..kalian..lihat saja nanti. Lihat saja nanti…..!!!”
Oh Chang Min sedang ada di RS pamannya, dia melaporkan kejadian yang sebenarnya terjadi di lift saat proses trakeatomi itu. Dia menjelaskan bahwa kematian pasien bukanlah karena kesalahan dia ataupun Oh Jin Hee sebagai pemagang saat itu. Chang Min meminta bantuan pada pamannya. Sung Gil kaget karena baru kali ini Chang Min meminta bantuannya. Bukankah dulu, Chang Min pernah berkata ga mau menerima bantuan apapun dari dia.
Chang Min menjelaskan ini pertama dan terakhir kalinya dia meminta bantuan, jadi dia mohon paman mau membantunya.
Sung Gil bertanya apa Chang Min yakin, ini yang terkahir? Lalu jika dia membantu, imbalan apa yang dia dapat?
“Jika itu sesuatu yang bisa aku lakukan, maka aku akan melakukannya apapun untukmu paman.”
Sung Gil bertanya kenapa Chang Min ingin melakukan itu untuk Jin Hee? Apa Chang Min ingin balikan sama Jin Hee? Chang Min menjawab bukan seperti itu, dia hanya merasa kalau dia seperti pecundang karena dia belum bisa melakukan apapun.
Im Young Gyu yang akan masuk ke ruangan dimana timnya berkumpul, berpapasan dengan Han Ah Reum yang akan bersiap pulang. Saat Ah Reum melangkah ke kiri, Young Gyu tanpa sengaja juga ke kiri, dan saat Young Gyu melangkah ke sisi kanan, tanpa sengaja Ah Reum juga memilih sisi yang sama, sehingga mereka jadi ga bisa lewat. Mereka pun tersenyum dan Young Gyu jadi salah tingkah. Terlebih Ah Reum tersenyum sangat manis padanya.
Ah Reum juga berkata kalau Young Gyu hari ini sudah bekerja dengan baik. Young Gyu pun tersenyum malu.
Setelah Ah Reum berlalu, Im Young Gyu melangkah ke dalam menuju meja Ah Reum, dia mengintip sedikit untuk melihat apakah Ah Reum sudah mengikat pot bunga dengan pita kuning yang dia berikan. Dan….Ta Ra…pot bunga itu seolah tersenyum manis dengan pita kuning yang melingkar cantik di tubuh si pot.
Young Gyu seolah tak percaya, dia mengucek-ngucek matanya berharap dia tak salah melihat. Saat dia membuka mata, dia berkata
“Hah..itu benar-benar terikat…”
Kemudian karena Young Gyu masih merasa ini mimpi, Young Gyu mencubit kedua pipinya, dan dia merasa sakit, lalu diapun membuka mata, dan ternyata benar..pot itu terikat dengan pita kuning. Young Gyu senang sekali melihatnya, ini bukan mimpi.
Tanpa sadar dan saking senangnya, Young Gyu berteriak, mengagetkan Young Ae dan Sang Hyuk yang sedang bertengkar. Pasangan suami istri itupun menatap aneh pada Young Gyu. Sang Hyuk menatap Young Ae, dan dengan gerakan tangannya, Sang Hyuk seolah mengisyaratkan kalau Young Gyu kayaknya lagi gila.
*Suka sama Young Gyu…*
Oh Jin Hee sudah sampai di rumahnya, dia tertegun melihat seorang bayi dan pria yang mengaku suami saudara perempuannya. Ibu Jin Hee sudah memasang ikat kepala, tanda dia setres dengan apa yang terjadi. Jin Hee kesal dan menyuruh lelaki itu segera keluar. Laki-laki itu kaget tapi dengan tak berdosa dia berkata bahwa seorang dokter biasanya harus punya sifat kemanusiaan. Kemana dia bisa pergi dengan bayi di tengah malam seperti ini?
Sang bayi dengan lucunya, menatap Jin Hee yang sedang marah-marah pada ayahnya. Ibu mengingatkan Jin Hee agar ga berteriak karena bikin si bayi takut.
Jin Hee menyuruh laki-laki itu untuk mencari Jin Ae sampai ketemu.
Sebelum pergi si laki-laki memberitahu Jin Hee dan ibu mertua kalau anaknya berumur 6 bulan dan dinamai Kim Gook. *semoga gedenya seperti dr. Gook yaa dedek lucu..Amiiinn..*
Laki-laki itu juga meminta agar Jin Hee dan ibu mertua bisa memberikan kasih sayang yang besar untuk putranya, karena bagaimanapun Kim Gook cucu pertama di keluarga ini.
Jin Hee pergi lagi karena suami Emma--pasien yang ditolongnya dengan harus mencuri alat USG--menelpon dan meminta Jin Hee untuk menemuinya di rumah. Jin Hee sudah sampai di sebuah tempat dan memanggil-manggil nama Emma.
Suami Emma membuka pintu,dan langsung bilang pada Jin Hee kalau istrinya benar-benar sakit. Jin Hee bergegas masuk untuk mengecek kondisi Emma.
Emma terbaring lemah dengan mata terpejam. Jin Hee mendekat dan mencoba memeriksa kondisi Emma. Jin Hee memegang tangan Emma dan bertanya bisakah Emma mendengarnya, jika iya maka Emma bisa memegang erat tangannya sebagai respon. Tapi ternyata tak ada respon sama sekali. Jin Hee kemudian bertanya pada suami Emma, sejak kapan Emma seperti ini? Suami Emma menjawab, sudah sejak semalam. Suami Emma menjelaskan kalau dia ga mungkin bisa membawa Emma ke RS lagi.
Lalu tanpa sengaja mata Jin Hee menatap pil yang banyak di samping Emma, Jin Hee pun bertanya pil apa ini? Apa Emma meminum semuanya? Suami Emma menjelaskan bahwa setelah operasi, Emma membawa pil-pil itu dari pabrik.
Gook Chun Soo sedang sibuk di ruangannya, Ji Hye juga menemani karena dia sudah tidak ada tugas lagi. Tiba-tiba Jin Hee menelponnya. Di ponsel Chun Soo, nomer Jin Hee diberi nama “BATU BESAR”
Jin Hee mengabarkan kalau dia ada di rumah Emma, dia mau dr.Gook kesini. Sepertinya Emma overdosis obat penghilang rasa sakit, dan sekarang sedang tak sadarkan diri.
Ji Hye yang ada disana, juga penasaran akan telepon yang dr.Gook terima. Mungkinkah Ji Hye mulai cemburu pada Jin Hee? Hihihi
“Hei, Oh Jin Hee..apa aku terlihat murahan untukmu? Beraninya kau menyuruhku untuk datang dan pergi?”
Jin Hee tak peduli dan menjawab kalau dia akan mengirim SMS dimana alamat rumah Emma, agar dr.Gook mudah menemukannya.
Chun Soo membaca pesan alamat itu dan mencoba cuek, dia kembali focus pada kerjaannya. Ji Hye bertanya apa Jin Hee menyuruh Chun Soo untuk datang ke rumah pasien? Tapi ternyata Chun Soo sepenuhnya tak bisa focus bekerja, dia teringat akan kalimat Jin Hee kalau kondisi pasien sangat gawat.
Secara tiba-tiba, Chun Soo meminta injeksi nalokson dan kotak obat pada suster melalui telepon. Dia kemudian meminta Ji Hye melanjutkan pekerjaannya sebentar, karena dia harus bergegas. Ji Hye mau protes namun Chun Soo sudah keburu pergi.
Akhirnya sampailah dr.Gook di rumah Emma. Jin Hee yang melihat akhirnya dr.Gook mau datang merasa sangat lega. *bagian ini aku terharu*
Jin Hee membantu dr.Gook. Sementara suami Emma terlihat cemas. Beberapa saat kemudian, sadarlah Emma. Matanya terbuka walau masih lemah. Jin Hee bertanya, apa Emma bisa mendengarnya. Emma mengangguk pelan. Jin Hee senang sekali, dan suami Emma menatap kedua dokter itu dengan penuh terima kasih. *yang ini juga bikin aku terharu*
Suami Emma mengantar, Jin Hee dan dr.Gook sampai depan pintu. Dia berterima kasih dengan sangat pada dr.Gook, sambil menjabat tangan dr.Gook, kemudian Jin Hee berpesan agar Emma ga sembarangan minum pil.
Di sepanjang perjalanan, dr.Gook memarahi Jin Hee. Tapi Jin Hee hanya tersenyum. Secara tiba-tiba Jin Hee merangkul lengan dr.Gook, dan menempelkan kepalanya di pundak dr.Gook, dia mengucakan terima kasih karena dr.Gook mau datang. *Ini Jin Hee kok berani banget ya.. masak ga bisa bedain mana sikap sebagai dokter magang dan kepala, kayak udah temen lama aja. Jujur ga suka kalau cewek terlalu seperti ini, mengingat umur Jin Hee kan ga seperti umur Ah Reum. Dia kan sudah masuk 30an. Ga tahu apa aku cemburu???!!!-_-*
Chun Soo terpana mendapat perlakuan seperti ini dari Jin Hee. Tapi, Jin Hee biasa saja.
Kini, Jin Hee dan dr.Gook sudah ada di dalam bis. Dia melihat ponselnya dan kaget mengetahui ponselnya kehabisan baterai. Disampingnya, dr.Gook tertidur pulas, dengan posisi kepala yang sangat ga nyaman. Tiba-tiba, dalam keadaan tak sadar, kepala dr.Gook berpindah posisi di pundak Jin Hee. Dimana mata dr.Gook masih terpejam menikmati tidurnya.
Jin Hee jelas kaget, dia tak berani bergerak, atau melirik kearah dr.Gook. Namun, kemudian Jin Hee menatap dr.Gook yang ternyata sudah tertidur pulas. Jin Hee pun mengingat kembali semua kenangannya bersama dr.Gook yang baru saja dikenalnya.
Kemudian, kepala dr.Gook berpindah lagi, kali ini di posisi yang tadi. Jin Hee yang melihatnya, tahu bahwa pasti posisi seperti itu sangat ga nyaman untuk dr.Gook, sehingga Jin Hee dengan peln-pelan memindahkan kepala dr.Gook ke pundaknya lagi seperti tadi. *mungkin bukan kasihan, tapi emang mau. Hihihi*
Oh Chang Min yang saat ini sedang menyetir mobil untuk kembali pulang, terlihat galau. Dia mencoba menelpon Jin Hee namun malah tersambung ke voicemail. Chang Min bergumam, apa sih yang Jin Hee lakukan?
Sementara itu di dalam bis, Jin Hee tersenyum saat menatap dr.Gook yang tertidur pulas. Mungkin dia merasa kalau wajah dr.Gook lucu saat sedang tidur seperti sekarang.
KOMENTAR :
Aku ga mau Jin Hee sama dr.Gook, jangaannnn!!
hihihi
Aku cemburu keleesss…hahaha..
Minggu ini, Emergency Couple cuma tayang satu episode aja, jadi episode 8 masih tanggal 21 Februari. Mungkin karena lagi ada siaran Olimpik musim dingin di Korea. One Warm Word juga gitu, harusnya sudah tamat, tapi ditunda. Karena tayangnya cuma satu episode aja, jadi untuk One Warm Word tamatnya baru tanggal 24 Februari. So, God’s Giftnya baru bisa setelah itu.
Sabar untuk semua yang menanti yaaaa.
Akan tetap di kabari di sosmed kalau sudah di posting..
Untuk episode 8 di blognya mba fifin.
Inget ya readers, episode 8 baru tayang tanggal 21 Feb, jadi sebelum tanggal itu plis banget jangan tanya atau minta cepet di apdet sinopnya.
Lha yang mau di apdet apa..kalau dramanya aja belum tayang di Negaranya sana?
Oya, aku cuma bikin sinop Emergency Couple jadi dua part saja..ga ada rencana untuk bkin jadi 3 part. So, jangan tanya part 3 nya kapan lo ya..