[Sebelumnya di episode 19 part 2]
Episode 20
Hee Chan mempersiapkan semua peralatan untuk Eun Joong, tentu saja sesuai permintaan Eun Joong. Ada alat pelacak lokasi juga disana. Hee Chan heran dan bertanya apa Eun Joong akan membuat film tentang mata-mata?
Eun Joong bertanya apa semua barang ini akan bisa diendus oleh detector? Hee Chan menjawab untuk itu dia sedikit tak yakin, tapi inilah barang-barang yang beredar di pasaran.
Eun Joong bertanya mana penyadap suaranya? Hee Chan menjawab ketinggalan di mobilnya. Eun Joong kesal, dan menyuruh Hee Chan segera mengambil. Tapi, Eun Joong ingin ikut. Hee Chan melarang, Eun Joong dilarang mendekat ke kantor polisi, jika nekat maka kapten akan menembak Eun Joong.
Eun Joong pun mengalah dan menyuruh Hee Chan yang ke kantor dan mengambil senjatanya? Hee Chan kaget, dan bertanya apa Eun Joong juga akan menggunakan senjata?
Myung Geun ke kantor polisi berniat mencari putranya. Dia bertanya pada rekan kerja Eun Joong. Rekan kerja Eun Joong menjawab kalau Eun Joong sedang diskors. Myung Geun pun terkejut mendengar putranya itu diskors.
Goo Hee Chan sudah berhasil menyelundupkan senjata untuk Eun Joong yang menunggu diluar, dia menyembunyikan dengan aman di balik bajunya. Eun Joong menerima pistol itu, dan Hee Chan menjawab apa kali ini Eun Joong benar-benar akan menangkap Tae Ha? Jika iya, dia akan ikut membantu.
Eun Joong sepertinya menolak dengan halus, dan Hee Chan pun tak memaksa, dia bahkan masih mengangkat tangan untuk hormat pada Eun Joong yang dianggapnya tetap senior baginya.
Sebelum Eun Joong pergi, Hee Chan meminta agar Eun Joong berhati-hati. Besok malam jika semua sudah selesai, dia berjanji akan mentraktir Eun Joong minum yang banyak.
Saat sudah ada di dalam mobil, Eun Joong menhidupkan detector yang langsung menyala. Tanda bahwa terdeteksi sebuah penyadap. Dengan heran Eun Joong bertanya dalam hati, dia bahkan sama sekali belum memasang penyadap, tapi kok sudah menyala ? Diapun melihat kesekeliling, mengecek setiap sudut mobilnya. Saat itulah dia berhasil menemukan keberadaan penyadap.
Eun Joong tak jadi mengambil penyadap itu, karena sudah ada rencana di otaknya.
Berbekal fakta baru ini, Eun Joong menelpon Kepala Deputi, berpura-pura menceritakan harga sadap yang mahal, sehingga dia membeli dengan uangnya sendiri. Dia yakin Tae Ha sedang mendengarkan percakapannya ini.
Dan benar saja, Tae Ha serta Eun Joong-Bok duduk mendengarkan suara Ha Eun Joong di kantor Tae Ha.
Eun Joong memberitahu jika alat pelacak akan dia taruh di sepatunya, agar Kepala Deputi bisa menemukannya nanti. Sedangkan untuk alat penyadap, dia tarudh di kancing, tak akan ada yang curiga karena terlihat seperti kancing. Dengan alat penyadap ini, maka Kepala Deputi bisa mendengar langsung situasi yang terjadi.
Lalu tiba-tiba Myung Geun masuk ke mobil mengagetkan Eun Joong. Eun Joong semakin kaget saat melihat luka diwajah ayahnya. Myung Geun beralasan kalau dia jatuh di tangga, makanya terluka. Eun Joong cemas dan meminta agar ayahnya lebih berhati-hati lain kali.
Myung Geun mengajak Eun Joong makan siang bersama, dan dia mau Eun Joong ga menolak tawarannya.
Saat perjalanan untuk makan siang, di mobil putranya Myung Geun menemukan borgol, lalu memasang ditangannya. Dia melihat itu dan tersenyum kalau ini mengingatkannya pada kenangan lama. Myung Geun meminta kunci borgol pada Eun Joong.
Eun Joong memberikan kunci itu pada ayahnya, tapi bukannya membuka borgol yang terpasang di salah satu tangannya, Myung Geun malah menatap Eun Joong yang serius menyetir. Tepat saat lampu merah, dan mobil Eun Joong berhenti, Myung Geun langsung memborgol tangan putranya.
Terlebih Myung Geun membuang kunci borgol kejalan. Semakin heranlah Eun Joong. Dia protes, tapi Myung Geun tak peduli.
“Tidak peduli dimanapun..kau bisa pergi bersamaku. Atau tidak usah pergi sama sekali. Kau yang putuskan. Aku tidak bisa mengirimmu jauh-jauh sendirian. ”
Eun Joong heran mendengar kalimat ayahnya itu, diapun menatap Myung Geun. Diapun memandang tangannya yang terborgol bersama tangan ayahnya ini.
Kang Joo Pil yang sedang berjalang tiba-tiba terkejut saat melihat seseorang, membuatnya memilih segera mundur. Ternyata di depannya ada Eun Joong-Bok dengan Kang Ho. Terdengar Eun Joong-Bok berkata kalau dia akan memilih antara China atau Filipina. Untuk amannya, Kang Ho lebih baik segera pergi, dalam 2 atau 3 hari ini.
Kang Ho menjawab kalau dia ga akan keluar negeri, karena jika ada yang terbunuh, maka ini semua ga akan selesai, sampai semua benar-benar tuntas.
Eun Joong-Bok mengingatkan Kang Hoo kalau Ha Eun Joong adalah petugas kepolisian, jika sampai Kang Ho membunuh petugas kepolisan maka, polisi akan memburu Kang Ho. Meskipun dia membela Kang Ho, itu tak akan membuat Kang Ho bebas dari hukuman.
Dengan mantap Kang Ho menjawab kalau petugas ga akan bisa menemukan jasad Ha Eun Joong. Dia akan melenyapkan Ha Eun Joong, jadi jika polisi datang ke TKP, polisi tidak akan menemukan jasad Ha Eun Joong, yang artinya tidak ada pembunuhan di TKP.
Eun Joong-Bok terkejut dengan rencana Kang Ho, dia meminta agar Kang Hoo terus menyalakan ponsel agar dia juga bisa mendengar semua yang terjadi di lokasi. Kang Ho pun mematuhinya.
Di atap gedung, Eun Joong-Bok merenung sendiri. Dalam hati dia berkata “Bu..putra kandungmu..aku tidak akan membiarkan dia mendekati rumah kita. Aku tidak akan membiarkan dia datang mendekatiku. Aku..tidak akan membiarkan itu terjadi..!!”
Eun Joong-Bok mengingat kembali kalimat ibunya malam itu. Hwa Young jelas mengatakan akan melindungi Eun Joong yang asli, dan bukannya dia. Itu membuatnya sangat terluka. “Ibu seharusnya tidak memperlakukanku seperti itu. Ibu yang membuatku menjadi Jang Eun Joong. Ibu tidak bisa menyingkirkanku seperti ini. Jika sesuatu akan disingkirkan, maka aku akan menjadi orang yang menyingkirkannya. Ditelantarkan oleh orang tua, cukup sekali saja seumur hidupku. Aku tidak akan membiarkan ini terjadi untuk kedua kalinya.”
Tiba-tiba Joo Pil datang dan berkata nilai bersih, 180 triliun won. Aset pribadi 40 triliun won, penjualan total 140 triliun won. Bahkan grup Tae Ha ada di peringkat ketiga dalam perindustrian.
Lalu kemudian Joo Pil bertanya, kenapa seorang putra pimpinan berdiri diatap perusahaan seperti sekarang ini?
Eun Joong-Bok menjawab kalau dia hanya ingin merasakan hembusan angin.
Joo Pil berkata dengan heran, ga ada hembusan angin sama sekali disini. Bukankah angin terbaik adalah dari AC perusahaan Tae Ha. Sambil mendekat, Joo Pil menyebut nama Man Bok di telinga Eun Joong-Bok.
Eun Joong-Bok tentu kaget mendengar Joo Pil menyebutkan nama itu, itu artinya bahwa Joo Pil
Sudah tahu identitasnya yang merupakan putra palsu Jang Tae Ha.
Eun Joong-Bok bertanya bagaimana Joo Pil bisa tahu? Joo Pil menjawab itu tidaklah penting. Yang terpenting sekarang ini adalah fakta bahwa Jang Eun Joong yang berdiri dihadapannya adalah palsu.
Eun Joong-Bok bertanya apa sekarang ini Joo Pil sedang mengancamnya?
Joo Pil geli mendengarnya dan bilang dia bukan preman yang harus main ancam mengancam.
Ini hanya tanda bahwa dia berpihak pada Geum Man Bok.
*Joo Pil ini penjilat deh. Sama Joo Ran dia bilang akan mendukung Joo Ha. Sama Ha Eun Joong dia juga bilang gitu, dan sekarang saat sama Man Bok, dia juga bilang gitu.
Bener-bener nih cowok.
Eun Joong-Bok bertanya memang apa yang Joo Pil inginkan darinya?
“Cinta pertama raja. Aku ingin menjadi cinta pertama Anda. Itu sebabnya Anda harus mewarisi tahta. Saya menyuruh Anda untuk menjadi raka dari kerajaan ini. Saya, Kang Joo Pil akan menjadi orang kepercayaan Geum Man Bok. Jika aku tidak bisa menjadi raja, maka aku harus membentuk rajanya. Itu untuk menjamin tempat saya.”
Myung Geun dan Eun Joong sudah sampai di sebuah kedai. Mereka juga sudah memesan makanan. Saat ahjumma mengantar pesanan mereka, Myung Geun dengan santainya merebahkan kepala di pundak Eun Joong, membuat Eun Joong menoleh kaget.
Ahjumma pun melihat aneh pada kedua pria itu. Menyangka Eun Joong dan Myung Geun, seorang gay.
Hahaha
Eun Joong pun menjelaskan kalau ini tidak seperti apa yang ahjumma pikirkan. Pria ini adalah ayahnya.
Tapi berbeda dengan Myung Geun, dia malah bilang kenapa Eun Joong selalu beralasan seperti itu sih saat ada di depan umum. Apa karena dia sudah tua makanya Eun Joong mau? Kalimat itu malah menengaskan pikiran aneh-aneh si ahjumma, jika mereka memang pasangan sejenis. Eun Joong pun membelalak kaget, menatap ayahnya.
Hahaha
Ahjumma pun berlalu pergi, dan Eun Joong serta ayahnya mulai makan. Karena tangan yang diborgol, membuat gerak tangan mereka susah, terlebih Eun Joong. Myung Geun sih makan dengan santainya, tanpa merasa kesulitan.
Melihat Eun Joong kesusahan, Myung Geun pun berinisiatif menyuapi Eun Joong. Tapi, Eun Joong lagi-lagi melirik ke belakang, ke tempat para ahjumma, yang langsung bergosip tentang dia dan ayahnya. Eun Joong menolak, dan bilang kalau dia bisa sendiri. Tapi, Myung Geun memaksa, sehingga Eun Joong pun membuka mulutnya menerima makanan yang disodorkan ayahnya itu.
Tidak hanya sekali saja Myung Geun menyuapi Eun Joong, tapi berkali-kali. Dan berkali-kali itu pulalah Eun Joong merasa tak nyaman. Myung Geun tersenyum senang karena anaknya mau menerima makanan yang dia berikan.
Ah Mi bertemu dengan Hwa Young di ruang kerja Hwa Young. Ah Mi berkata dia sudah dengar berita itu, berita bahwa Hwa Young tak lagi menangani kasus Zeus. Hwa Young kemudian berkata kalau firma hukum lain mungkin juga ga mau mengambil kasus ini.
Ah Mi menjawab, dia sendirilah yang akan menangangi kasus Zeus. Dia sudah menemukan beberapa kasus yang tidak membutuhkan pengacara, namun masih bisa berdiri di pengadilan untuk meminta keadilan. Walau itu memang sulit namun dia akan mencoba.
“Saya..ingin balas dendam” begitulah yang diucapkan Ah Mi, dan tentu mengagetkan Hwa Young. TaeHa grup sudah merampas suami dan anaknya, maka tentu dia ga bisa hanya diam tanpa membalas dendam. Tapi dia pastikan baha dia ga akan curang. Dia akan membuat Grup Tae Ha dihukum dengan adil.
“saya tidak akan menjadi monster untuk bertarung dengan monster.”
Dia hanya ga ingin anaknya melihatnya diatas sana berubah menjadi monster karena itu tentu membuat anaknya sedih. Dia juga ga ingin memberikan dosa-dosa ini pada anaknya. Hwa Young tersentuh mendengar kalimat Ah Mi.
Eun Joong dan Myung Geun buang air kecil bersama. Tiba-tiba Eun Joon bertanya kenapa ayahnya harus minum obat itu. (Obat plus-plus itu lo..hihihi)
Myung Geun menjawab kenapa memangnya? Apa ada hubungan dengan buang air kecilnya.
Dengan konyolnya, Myung Geun bercerita, pada waktu muda dulu cucuran air kecilnya lumayan kuat, sampai akan merusak beberapa toilet. Hahaha
Eun Joong tertawa kecil mendengarnya.
Mereka kemudian mencuci tangan bersama-sama, dengan borgol masih ditangan mereka masing-masing.
Tiba-tiba saja, Myung Geun berkata mengajak Eun Joong pergi bersama menangkap Jang Tae Ha. Kalimat itu mengagetkan Eun Joong. Myung Geun juga bilang, ada sesuatu yang ingin dia sampaikan pada Jang Tae Ha.
“Eun Joong…mari kita pergi bersama menangkap Jang Tae Ha.”
Jin Woong dan ayahnya, memasang semboyan untuk kantor anaknya. Semboyan yang berbunyi “Manusia, melakukan hal terbaik, lalu menunggu kehendak surga.”
Jin Woong berkata fakta bahwa dia berhasil menjadi presdir di perusahaan ini dalah kehendak surga, dan fakta bahwa dia calon suami Jang Joo Ha juga merupakan kehendak surga.
Mereka kemudian berpindah duduk di sofa ruang itu.
Chi Guk berkata pada anaknya, kalau seorang menteri hanya mempunyai masa jabatan 2 tahun. Di dunia ini pemilik perusahaanlah yang akan tetap menjadi kaya raya bahkan untuk generasi berikutnya. Jin Woong berkata mantap, kalau mereka juga bisa melakukan hal itu. Mereka bisa mengumpulkan kekayaan dari generasi ke generasi.
Chi Guk menjawab, tak peduli seberapa hebatnya Jin Woong merasa, tapi pada kenyataannya Jin Woong hanya seorang CEO yang menerima gaji.
Jin Woong kemudian bertanya, bagiamana jika mereka mencuri dari perusahaan ini? Mencuri kekayaan ayah mertua, dan berusaha menjadi pemilik? Jin Woong mantap sekali saat mengatakan akan membuat Tae Ha jatuh lalu membuka dunia baru. Yaitu dunianya.
Chi Guk bertanya apa Jin Woong bersungguh-sungguh? Jin Woong menjawab agar mereka memindahkan kekayaan keluarga Jang pada keluarga mereka. Keluarga Jo.
Chi Guk bertanya, apa Jin Woong punya rencana dengan perhitungan yang baik?
Jin Woong hanya meminta agar ayah membantunya.
Joo Ha sedang sibuk bekerja di tempatnya yang baru, namun fikirannya sedang tidak focus, dia selalu saja teringat dengan perkataan ibunya, akan mendepak yang palsu. Siapa memangnya yang palsu itu?
Dia yakin ada maksud dibalik kalimat ibunya itu, dan tentu yang palsu itu bukan termasuk karyawan di perusahaan ini, karena ibunya bahkan tidak mengenal semua staf. Lalu siapa?
Jika, dia merujuk itu pada anggota keluarga mereka. Maka tentu bukan dia atau ayahnya yang palsu. Tentu juga bukan ibunya.
Kemudian, Joo Ha terbersit tentang adiknya, Eun Joong.
Joo Ha langsung mengeyahkan pikiran itu, ga mungkin jika yang palsu adalah adik tirinya. Ini sama sekali ga masuk akal.
Go Joo Ran ada di kamar Eun Joong-Bok, dia yakin Eun Joong-Bok sedang menyembunyikan sesuatu, karena terlihat santai saja. Joo Ran pun memeriksa ruangan itu untuk mencari apa yang disembunyikan Eun Joong-Bok. Diapun beralih ke tempat lain, dan terus mencari. Sampai saat dia menemukan sebuah kotak yang menurutnya aneh. Joo Ran mengambil kotak itu, dan bergumam apa yang ada di dalamnya.
Kotak itu, tentu kotak yang berisi informasi tentang Jang Eun Joong asli. Joo Ran kemudian melihat sketsa wajah Eun Joong asli. Joo Ran menyimpan sketsa itu di dalam tasnya.
Datanglah Hwa Young, yang heran melihat Joo Ran berjingkrak-jingkrak kegirangan. Saat melihat Hwa Young, Joo Ran terkejut.
Hwa Young mengajak Joo Ran bicara, dan setelah mereka duduk berhadapan, Hwa Young bertanya, jadi sekarang Joo Ran berani datang diam-diam ke rumah ini, disaat tidak ada penghuninya.
Joo Ran tak merasa bersalah, dan malah dengan santai meminta Hwa Young menebak apa yang dia lakukan di rumah ini, saat sedang kosong?
Hwa Young menatap tas Joo Ran, dan berkatadia akan memeriksa tas Joo Ran?
Joo Ran bertanya heran, kenapa? Apa Hwa Young menuduhnya mencuri perhiasaan Hwa Young?
“Apapun itu yang kau curi dari rumahku..menurutku, aku benar-benar harus memeriksanya.”
Joo Ran menjawab dia ga mau memberikan tasnya pada Hwa Young. Kenapa seorang Yoon Hwa Young yang selalu tampil elegan, jadi kasar dan memaksa seperti ini?
Hwa Young kesal, dan benar-benar akan merampas tas Joo Ran, tapi Joo Ran memeluk tasnya dengan erat.
y
Hwa Young berhasil merebut tas itu, dan Joo Ran ngomel karena tasnya limited edition. Hwa Young ga peduli dan mengeluarkan semua isi tas Joo Ran. Tapi ternyata tidak ada apapun di dalam tas Joo Ran.
Joo Ran berdiri dan bertanya, memangnya apa yang harus dia curi? Dia kemudian mengambil rekaman CCTV itu dan memberitahu Hwa Young kalau dia datang kesini ingin memperlihatkan rekaman ini pada semua orang sambil makan cemilan dan minum-minuman bersoda.
Hwa Young menyebut Joo Ran gila, dan Joo Ran menjawab, Hwa Young lah yang gila dan tidak waras.
Hwa Young meminta agar Joo Ra ga melakukan hal itu. Joo Ran menjawab, baiklah dia akan memberi rekaman ini, tapi sebagai gantinya, dia mau rumah Seongbuk-dong, dan sebuah lukisan karya Lee Seo Gun yang berharga senilai 700 juta won.
Hwa Young mengalah, dan mau menuruti keinginan Joo Ran itu. Joo Ran kaget dan menatap tak percaya pada Hwa Young.
Terlihat ruang kerja Jang Tae Ha yang kosong, dimana di meja Tae Ha itu terdapat sketsa wajah Eun Joong asli. Ternyata Joo Ran memilih menaruh itu langsung di meja Jang Tae Ha.
Bersambung ke part 2
semakin menarik critanya. tetep semangat ya sis..... aq slalu setia nunggu lanjutannya
ReplyDelete