Friday, 10 January 2014

Sinopsis Pretty Man Episode 14 Part 2

[Sebelumnya di episode 14 part 1]



David memasang sebuah foto berukuran besar di kamarnya, dan foto siapakah itu? Yup, foto Bo Tong yang tersenyum manis. Setelah puas dengan memasang foto itu, tiba-tiba ada yang menelponnya. David pun menerima panggilan itu.


Ternyata panggilan itu adalah dari kakaknya, Park Moon Soo. Moon Soo mengajak David untuk bertemu di sebuah bar, dan kini terlihat mereka sedang duduk bersama.
Moon Soo menuangkan minuman ke gelas David, David terlihat tak suka, diapun berkata kalau dia menyetir sendiri, dan lebih baik jika dia tidak mabuk, karena itu membahayakan. Moon Soo pun tak memaksa.

Moon Soo langsung ke inti pertemuan mereka malam ini. Dia ingin David bergabung dengan MG. David jelas menolak, dia bahkan bilang jika dia dari awal sudah bilang sama sekali tidak tertarik dengan MG.
Jika Moon Soo khawatir dia akan merebut posisi Moon Soo, maka dia bisa tegaskan hal itu tidak akan terjadi.

Moon Soo kemudian berkata “Ayah..mari kita lindungi ayah.”

Dia kemudian cerita tentang dirinya pada David. Dia yang dari kecil selalu terlihat lemah, setiap hari dia berharap esok akan datang, dan jika esok sudah datang, maka dia akan kembali berharap esok datang lagi. Begitulah dia menjalani kehidupannya selama ini.

Moon Soo juga bilang bahwa dia selalu merasa bersalah pada ayahnya, karena seolah dialah yang menyebabkan ayahnya sakit. David kemudian menukas bahwa dari kecil dia tidak pernah tahu seperti apa kasih sayang seorang ayah. Bahkan sekarangpun dia juga ga mau mengetahuinya.
David pun menegaskan jika Moon Soo butuh saham miliknya, Moon Soo bisa ambil itu, karena dia akan suka rela menyerahkannya pada Moon Soo.

“Tak sedetikpun saham MG membuatku bahagia.”

Moon Soo berdalih jika saham MG bisa David gunakan untuk melindungi wanita yang David cintai. Seharusnya David bisa memanfaatkan diri David sebagai pewaris MG. Hal itulah yang bisa melindungi wanita yang David cintai.

“Lalu, apa kau sudah berhasil melindungi wanita yang kau cintai. Karena kau anak ayah, kau bahkan tak bisa melindunginya.” tanya David pada Moon Soo. Pertanyaan yang tentu langsung menohok hati Moon Soo, karena dia memang tidak bisa melindungi Yoo Ra. Ibu dari anaknya.

David pun bilang jika wanita yang dicintainya sama sekali tak tertarik tentang hal seperti itu. Sekarang, menjadi ketua Tim di Bo Tong Company, dia sudha merasa sangat bahagia. Walaupun Bo Tong Company merupakan perusahaan yang baru berkembang. Tapi, dibandingkan dengan MG, perusahaan tempatnya bekerja adalah perusahaan yang sehat.

David tak hanya berhenti disitu dalam mengungkap fakta tidak sukanya dia akan MG. Dia juga bilang, bahwa MG selalu mementingkan perasaan pribadi. Hanya karena urusan pribadi, MG bahkan menutup toko secara sepihak, dan mendepak subkontraktr secara tidak etis.

Moon Soo kaget, tak tahu jika MG sejahat itu. David pun menjelaskan untuk semua alasan itulah dia sangat membenci MG. 


Bo Tong bersama Ma Te dalam perjalanan pulang. Ma Te berniat mengantarkan Bo Tong. Bo Tong menolak, karena dia sudah tidak tinggal di rumah David lagi.
Ma Te masih terlihat tak semangat, dan Bo Tong berkata kalau dia mau Oppanya menjadi Oppa yang cantik dan pemilih seperti dulu. Meskipun itu memang sulit. Apalagi apa yang Ma Te lakukan belakangan ini sangat mengagumkan.


Keesokan paginya, Ma Te memang terlihat masih galau. Tiba-tiba ada pesan masuk dari Bo Tong di ponselnya. Bo Tong mengirimkan sebuah video pada Ma Te. Dan Ma Te memutar video itu.


Video itu berisi tentang beberapa karikatur buatan Bo Tong yang bercerita tentang kehidupan Dokgo Ma Te.
Bo Tong menggambarnya di sebuah buku gambar, yang setiap halamannya berisi cerita.

Halaman pertama
“Disebuah desa kecil, ada seorang pria tampan yang bahkan bisa membuat Terius malu. Dia adalah Dokgo Ma Te.”


Halaman kedua
“Walau dia bilang dia vegetarian, tapi daripada makan banyak sayur, dia makan banyak sekali galbi dan tumbuh semakin cantik.”


Halaman selanjutnya
“Karena tumbuh tampan itu bisa jadi dosa, dalam hidupnya tak seharipun wanita-wanita meninggalkannya sendirian.”

Pada halaman ini, Ma Te tersenyum simpul.


Halaman selanjutnya
“hebatnya, dia punya naluri bisnis. Berawal dari bisnis kaus kaki, bisnisnya sekarang semakin berkembang. Mungkin juga karena wajahnya yang tampan itu”

Lagi-lagi Ma Te tersenyum untuk karikatur bagian ini.


Bo Tong membalik halamannya dan terlihat gambar seorang pria yang menangis.

“Suatu hari ada hal yang membuat Ma Te sangat sedih. Ma Te pun berubah cengeng. Ma Te yang setiap hari selalu pura-pura kuat, padahal di dalam hatinya, dia adalah seorang anak yang lembut.”


Gambar berikutnya

“Namun, Ma Te akan segera bangkit.”


Bo Tong pun sampai di gambar terakhir, dengan seorang laki-laki yang mana perutnya dipenuhi Galdi (Daging)

“Berapa banyak Galbi yang sudah aku berikan padanya. Dia pasti bisa menaklukkan semua. Mari kita beri semangat untuk Dokgo Ma Te.”


Ma Te pun tahu itu smeua benar, Bo Tong selalu bisa membangkitkan semangatnya. Dia kemudian mengambil jam kuno itu, dan sudah bertekad akan melakukan ini.


Na Hong Ran menerima sebuah bingkisan, dimana didalamnya ada sebuah jam kuno, persis seperti kepunyaannya. Di bawah jam itu terdapat secarik kertas, yang langsung diambil Hong Ran dan dibacanya. Surat dari Ma Te.

*Tulisan tangan Ma Te bagus ih..hihihi

“Aku sudah memikirkannya selama beberapa hari. Aku tidak bisa menerima dua tawaran dari dirimu.”


Disela-sela Hong Ran membaca surat itu, terlihat flashback saat Ma Te menulis surat tersebut di kantornya.

“Aku tak pernah berbuat kesalahan. Jadi, tak ada alasan untukku diasingkan ke negara lain Sedang untuk tawaran kedua, aku anggap aku tak pernah mendengarnya. Aku mengerti kau begitu membenciku karena keberadaanku. Bersama dengan surat ini, aku kembalikan jam ini padamu. Meski aku ragu, karena itu kenang-kenangan dari ibu yang membesarkanku. Tapi, kurasa lebih penting memutus segala sesuatu yang berkaitan denganmu.
Kuharap dengan dikembalikannya jam ini, bisa memutus hubungan mereka yang mendadak. Aku yakin kau sangat senang, karena inilah yang kau harapkan.”



Hong Ran langsung merobek surat itu. Lalu melemparnya ke lantai. Dia pun menangis. Tubuhnya bahkan gemetar karena tangisnya, diapun mencoba untuk tetap tegar dan tak peduli akan semua yang terjadi.


Ma Te sedang serius mendengarkan analisa David tentang rencana produk baru mereka. Ma Te tiba-tiba berkata kalau David benar-benar berbeda dengannya.
David jadi bingung dan Ma Te pun menjelaskan, jika dia yang jadi ketua tim, maka dia mungkin akan melakukannya semua hanya dengan perkiraannya saja. Tapi, David malah sudah menyiapkan semua sesempurna ini. Ma Te pun mengucapkan terima kasih.

David hanya tersenyum, kemudian melanjutkan kalau mereka butuh model baru untuk outdor wear mereka ini. Karena kontrak dengan Myo Mi kan sementara saja.
Ma Te bertanya apa dengan mengganti model maka penjualan untuk merk mereka akan naik?

David tersenyum penuh makna dan berkata agar Ma Te saja yang jadi modelnya. Ma Te menganggap ini hanya lelucon dan tetap menyuruh David mencari model lain. David dengan cuek berkata kalau Ma Te bahkan lebih terkenal daripada selebritis akhir-akhir ini.

“Pacaran dengan Myo Mi lalu dicampakkan, Di wallpaper SNS Kwi Ji, dia bilang kau bonekanya.”

Ma Te memotong langsung kalimat David dan meminta David langsung saja ke inti yang ingin disampaikan.
David kemudian menjelaskan rencananya. Tema iklan mereka nanti adalah “Masa Muda—Dirut Muda SS Home Shopping.”

Lalu untuk slogan iklannya, mereka akan buat “Penggerak kaum muda yang bergairah”

Ma Te yang memang penuh dengan kenarsisan menjawab, kalau untuk barang bermerk dan berkelas, dia rasa dia memang cocok jadi model iklannya. David tersenyum akan kekonyolan Ma Te, dan berkata dia ga main-main untuk proyek ini.

Saat David akan pergi, Ma Te memanggil namanya, membuat David berhenti. Ma Te kemudian bertanya, kenapa David mau kerja di tempatnya? David menjawab mungkin hanya disinilah kemampuannya benar-benar digunakan.
Alasan lainnya karena dia menyukai Ma Te sebagai presdir.
Ma Te bertanya dari segi apa David menyukai presdir sepertinya?

“Tampangnya yang tampan. Namun, tak disangka dia orang yang kuat.”

Ma Te pun tersenyum mendengar jawaban David. Jawaban yang terdengar tulus di telinganya. David pun ikut tersenyum melihat Ma Te tersenyum. Dia mungkin masih memiliki rasa persaudaraan pada Ma Te. Padahal dia belum tahu yang sesungguhnya.


Rapat dewan direksi SS Home Shopping sedang berlangsung, dimana Ma Te lah dirutnya. Semua jelas tak setuju, karena Ma Te dinilai tek berpengalaman dan tak punya basic seorang bisnisman.

Ma Te yang berdiri di hadapan semua direksi membuka pertemuan itu dengan berkata bahwa sebagai Dirut dia hanya menjabat setahun saja. Dalam waktu setahun itu, dia diminta untuk memajukan SS Home Shopping sehingga menjadi yang terbaik.

Semua sudah mulai bosan, dan memandang remeh Ma Te. Ma Te bahkan berkata jika memang dia ga mau, maka semua bisa memecatnya. Dia tahu akan banyak yang tidak menyukainya karena dia terlalu muda dalam posisinya ini.


Ma Te kemudian meminta semua mendengarkan perencanaan bisnis yang sudah dia rancang ini. Layar di depan pun terpampang rencana bisnis Ma Te untuk SS Home Shopping. Dia menjelaskan jika mereka menjual barang yang sama seperti yang dijual diluar, maka mereka ga akan ada bedanya dengan yang diluaran itu.
Mereka butuh satu hal baru yang berbeda, yang bisa merubah imege perusahaan mereka. Yaitu, SS Home Shopping, barang bermerk.
Staf Direksi pun mulai gaduh, saling bertanya dengan rekan disampingnya. Apa mungkin ini akan berhasil?


Ma Te tak mempedulikan bisik-bisik tetangga itu (Kayak lagu dangdut Ay..hihihi)
Dia terus melanjutkan penjelasannya, kalau SS Home Shopping akan menjual barang bermerk yang pertama di Korea.
Untuk program tahun baru, ada 3 merk barang terkenal yang akan mereka jual.
Diapun berkata kalau SS Home Shopping selalu mengikuti jejek MG, dan hal itulah yang membuat akhirnya Home Shopping mereka tak pernah menjadi yang terbaik.

“Mampu jadi yang berbeda itulah yang terpenting disini. Saat ini terserah anda, dalam setahun masa jabatan saya ini, bisakan Anda mempercayai saya? Saya akan berusaha keras hingga akhir.”

Dan sepertinya kalimat penuh percaya diri dari Ma Te tadi, mampu membuat para staf direksi mengangguk-anggukkan kepala mereka.


Kim Bo Tong datang ke rumah David, dia ingin memastikan apa benar David tidur di dalam rumah. David berkata harusnya Bo Tong bilang dulu kalau mau datang, biar dia bisa bereskan tempatnya.
Bo Tong hanya menjawab, baiklah mari mereka lihat.

Saat itulah, Bo Tong menemukan kaus kaki David, sebelah saja, dan dengan senang Bo Tong memperlihatkannya di depan David. David malu, lalu merebutnya dari tangan Bo Tong.
Kemudian saat mata Bo Tong beralih, ke sisi lainnya kamar David, dia melihat foto itu. Foto wajahnya yang berukuran besar, terpajang di dinding kamar David. Bo Tong malu, dan merasa tak enak. Dia kemudian mengejek David yang meniru gayanya.


Kini mereka duduk sambil menikmati minuman hangat. Bo Tong masih terganggu dengan foto itu, karena tahu perasaan David yang mendalam padanya. Diapun berkata pada David, kalau dia hanya ingin menatap terus ke depan. David tahu maksud yang Bo Tong katakan, bahwa itu artinya David harus bisa move on dari rasa cinta pada Bo Tong. (Nah lo, Bo Tong aja ga move dari mencintai Ma Te. )

David mencoba mengalihkan pembicaraan dengan bertanya apa foto Bo Tong tadi terlihat aneh? Dia punya foto Bo Tong yang lain, apa diganti saja? Bo Tong menjawab bukan itu yang dia maksud. Akhirnya David berkata dia juga tahu memang bukan itu yang Bo Tong maksud.

Bo Tong berkata kalau David adalah orang yang sangat baik. “Buatku menerima seseorang seperti dirimu, rasanya seperti mimpi. Tapi bagaimanapun, aku tak bisa berhenti menyukai Ma Te Oppa.”

*Plis kalau nolak cowok jangan pake kalimat itu deh..”kamu terlalu baik untukku.”
Hadeh..itu kalimat kamuflase aja, lagian udah basi kalimat kayak begitu.

Benar-benar tertohok hati David. Dia tahu, Bo Tong sudah pernah memberitahunya tentang ini. Namun dia memutuskan untuk maju, dengan harapan Bo Tong akan menoleh padanya, tapi ternyata, hati Bo Tong tetap sama.


Setelah lama terdiam, David akhirnya bercerita tentang ibunya yang suka sekali dengan novel berjudul Tess. Dia selalu bertanya-tanya apa bagusnya dari novel itu, sehingga ibunya selalu membaca novel tersebut berulang-ulang.
Diapun memutuskan untuk ikut membacanya, dan setelah dia baca ternyata novel Tess itu tidak bagus sama sekali.

Tapi dia selalu ingat beberapa kalimat yang ditandai ibunya di novel itu. awalnya dia memang ga begitu paham,namun sekarang dia akhirnya mengerti maksud dari kalimat itu.
Bo Tong bertanya kalimat apa memangnya?

“Pada waktu yang layak untuk mencintai, bisa menemukan seseorang yang layak untuk kau cintai, adalah hal yang sangat sulit.”

Bo Tong hanya terdiam mendnegar kalimat David tadi. Perasaannya semakin tak enak, karena dia benar-benar ga bisa menjadikan David seorang yang layak untuk dia cintai. David tak lebih hanya teman baginya.

David pun memanggil nama Bo Tong dan bertanya, apa dia bisa menjadi orang yang layak untuk Bo Tong cintai? Bo Tong lagi-lagi hanya terdiam, tak mampu menjawab. Rasa-rasanya semua sudah dia katakan dengan jelas pada David. Bahwa perasaan David itu tak mungkin berbalas.

Dalam hati David menjawab pertanyaannya sendiri, sambil terus menatap Bo Tong “Tak ada yang mustahil. Tapi karena ini adalah hal yang tak biasa, maka aku akan terus menunggumu. ”

David kemudian mencairkan suasana dengan bertanya apa fotonya terlalu kebesaran? Jika ia, dia akan mengubahnya ke ukuran regular. Bo Tong tertawa dan menjawab memangnya itu pizza? Bisa dipesan ukuran regular.


Ma Te bertemu dengan Park Gi Suk di sebuah restoran. Aku rasa mereka berdua benar-benar memiliki ketampanan yang sesuai dengan usia mereka. Hihihi

Gi Suk berkata pasti Ma Te kaget karena dia tiba-tiba mengajak bertemu. Terlebih terakhir kali Ma Te datang, Ma Te tak bisa bertemu dengannya. Apa Ma Te merasa kecewa saat itu?
Ma Te menjawab jujur tidak, pada dasarnya dia sendiri masih ga tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Gi Suk kemudian bertanya kenapa Ma Te ga pernah datang menemuinya dengan membawa kata sandi?
Ma Te bertanya apa gunanya kata sandi itu sekarang? Toh, Presdir Park juga bukan ayahnya.

Gi Suk tak mempedulikan kalimat Ma Te itu, dia berkata bahwa ibu yang membesarkan Ma Te, yaitu Kim Mi Suk, membesarkan Ma Te bagai matahari. Mi Suk juga wanita yang sangat mencintainya dan tipe wanita yang penuh perhatian. Oleh sebab itulah, dia memberikan Ma Te pada Mi Suk.

Setelah Mi Suk merawat Ma Te selama setahun, dia berencana mengirim Ma Te ke tempat lain, karena Mi Suk juga belum menikah. Akan tidak baik untuk Mi Suk saat itu. Tapi saat itu Mi Suk menolak.

“Dia bilang dia tidak rela membiarkanmu pergi. Karena kau selalu memanggilnya ibu. Jika kau dipisahkan sebentar saja darinya, kau akan rewel dan menangis. Dia juga bilang, kau tak bisa tidur tanpanya. Dia bilang, Ma Te adalah putranya. Untuk melindungimu, dia memutuskan hubungan dengan kerabat dan seluruh keluarganya. Ma Te kau anak yang sangat berharga baginya.”

Gi Suk pun meneceritakan bahwa dia pernah bertanya pada Mi Suk kenapa Ma Te harus membawa kata sandi itu jika bertemu dengannya? Mi Suk saat itu menjawab bahwa kata sandi itu untuk kebahagian Ma Te.

Ma Te berkata walau selama ini dia dan ibunya hidup miskin, tapi masa-masa bersama ibunya, adalah hal yang paling membahagiakan untukknya. Dia tidak pernah berfikir bahwa masa itu adalah penderitaan.
Gi Suk menjawab, mungkin Mi Suk berharap Ma Te tetap bahagia walau Mi Suk sudah tak ada.

Gi Suk juga berkata jika Ma Te menyerah sekarang akan kata sandi itu, maka Ma Te menyia-nyiakan rasa cinta yang sudah Mi Suk curahkan selama hidup. Ma Te menjawab, dia hanya penasaran pada satu hal?
Na Hong Ran sudah mencampakkannya, tapi kenapa Presdir Park mengambilnya secara diam-diam dan membesarkannya?

“Karena cinta..karena aku mencintai ibumu, Na Hong Ran. Aku ingin melindunginya. ”

*Ihh…swiit presdir park.

“Lalu ibuku? Ibuku yang membesarkanku?”

Gi Suk tak mampu menjawab. Mungkin sama seperti Bo Tong yang tak bisa menjelaskan pada David kenapa, Bo Tong hanya menganggap David teman. Seperti itulah Gi Suk. Dia pun hanya menjawab, bahwa Mi Suk memang sangat mencintainya.

Jawaban itu cukup untuk Ma Te tahu, bahwa ibunya mengalami cinta sepihak. Presdir Park tak pernah mencintai ibunya.


Na Hong Ran, masuk ke ruang Moon Soo dengan geram. Dia bertanya kenapa Moon Soo membereskan penolakan proposal toko outdor wear, yang sudah ditolaknya?
Kali ini Moon Soo menjawab tanpa takut kalau dia tidak menemukan masalah apapun dalam proposal itu. Terlebih bidang itu luar biasa dalam penjualan dan pelayanannya.

Hong Ran mengingatkan Moon Soo, kalau proposal itu sudah ditandatanginya. Dia sudah setuju menolak proposal itu. Berani-beraninya Moon Soo membatalkan apa yang sudah disetujuinya.
Dengan tegas namun tetap hormat Moon Soo menjawab sebagai direktur MG, dia tak bisa membiarkan hal ini begitu saja. Ini namanya menyalahi etika bisnis.
Moon Soo bahkan mengingatkan ibunya, kalau perusahaan bukan tempat ibunya melampiaskan amarah.

Na Hong Ran semakin geram, dia berkata setelah keluar dari penjara dan kembali ke posisi semula, Moon Soo bertingkah seolah tak takut apapun.
Moon Soo menjawab “Mulai sekarang aku akan merubah segalanya. Karena kelemahannya, sudah terlalu banyak terluka.”

Hong Ran menggertak Moon Soo dengan mengatakan apa Moon Soo lupa ini perusahaan keluarganya? Berani-beraninya Moon Soo bertingkah sebagai pemilik disini.
Moon Soo dengan santai menjawab, dia tahu ini memang bisnis keluarga ibu. Tapi setelah ibu menikah dengan ayahnya, perusahaan ini semakin berkembang. Harusnya ibu sdaar betul kenyataan itu.

Hong Ran bertanya kenapa tiba-tiba Moon Soo jadi percaya diri seperti ini? Apa karena Moon Soo merasa punya Jun Ha, sebagai adik. Makanya Moon Soo merasa semakin kuat?

“Tidak. Mungkin karena aku sudah merasa sudah dibenci dan diabaikan olehmu. Karena aku bukan anak kandungmu. Tapi sekarang kulihat, sepertinya bukan karena hal itu lagi. Itu membuatku semakin merasa sedih.”

Moon Soo bahkan mengingatkan kalau ibunya adalah orang yang mencampakkan anak sendiri. Kalimat itu membuat Hong Ran sangat terpukul. Tapi, mengingat hal itu, membangun rasa percaya dirinya kembali. Setidaknya dia bukanlah anak yang dicampakkan oleh orang tua kandungnya. Dengan santai pula, Moon Soo memberitahu bahwa dia akan rujuk dengan Yoo Ra.

Hong Ran menjawab dengan tegas “Silakan saja coba, manusia tak berharga itu. Akan aku pastikan dia tak akan punya tempat untuk berpijak.”


Ma Te terlihat sibuk di kantornya, wajahnya memang masih terlihat murung. Ma Te kemudian teringat akan kalimat ibu kandungnya saat mereka bertemu. Hong Ran memintanya menghilang selamanya.
Kim Bo Tong tentu bisa melihat itu semua dari mejanya. Melihat Ma Te Oppanya sedih, diapun ikut sedih.

Sementara David, melihat Kim Bo Tong sedih, diapun ikut sedih. Semakin sedih karena tahu alasan Bo Tong bermuram durja adalah karena Ma Te. Oppa yang cantik bagi Bo Tong.


Bo Tong memutuskan masuk ke kantor Ma Te, dan menutup semua buku Ma Te. Dia berkata ingin mengajak Ma Te ke suatu tempat. Ma Te bertanya kenapa mendadak? Lebih baik kembali kerja saja.
Bo Tong tak membutuhkan persetujuan Ma Te, diapun langsung menarik Ma Te berdiri, dan Ma Te tanpa bisa menolak mengikuti langkah Bo Tong.


Ternyata Kim Bo Tong mengajak Ma Te main ice skating. Ma Te protes dan berkata apa harus pakai baju seperti ini? Bo Tong menjawab memangnya Ma Te atlit, harus pake kostum dulu. Ini kan menyenangkan, bisa membuat Ma Te melepas stress. 
Ma Te menjawab kalau dia kedinginan, bagaimana jika mereka minum-minum yang hangat saja? Bo Tong tetap memaksa agar Ma Te main ice skating walau hanya 30 menit saja, dan Ma Te tak kuasa menolak.

Kini mereka sudah ada di area ice skating, dimana banyak sekali yang seang meluncur di area dingin ini. Terlihat Bo Tong susah payah mempertahankan dirinya agar tidak terjatuh, ditengan para pengunjung yang sudah berjalan seolah terbang.
Ma Te mendekati Bo Tong dan mengejek kemampuan Bo Tong yang masih sama seperti saat SMA dulu.

Bo Tong beralasan karena ini pertama kalinya dia main lagi. Terakhir kali ya saat SMA itu. Dia bisa latihan supaya lancar. Tapi saat Boo Tong menoba menggerakkan kakinya, dia hampir terjatuh jika Ma Te tak segera memegang tangan Bo Tong. Adegan ini penuh makna sekali, karena Ma Te terlihat menatap Bo Tong lekat. Bo Tong sendiri, tidak seperti di adegan drama pada umumnya yang akan terpana sejenak, dia malah langsung tertawa, walau pasti hatinya berdebar karena insiden tiba-tiba tadi.


Bo Tong menetralisir suasana hatinya yang deg-deg an tadi dengan menyuruh Ma Te berkeliling sendiri, menikmati suasana disini, sedang dia akan berlatih dan ga akan mengganggu Ma Te. Tapi tanpa diduga Ma Te mengulurkan tangannya, meminta Bo Tong memegang tangannya itu. Bo Tong sedikit terkejut dan Ma Te bertanya, apa Bo Tong ga mau?

Bo Tong yang takut Ma Te berubah fikiran langsung menggenggam tangan Ma Te, dan mereka pun menikmati berseluncur di lantai es ini bersama. Tersenyum dan tertawa. Bo Tong bahkan meminta agar Ma Te bergerak lebih cepat.


Di lain tempat, tepatnya di kafe Yoo Ra, terlihat David ada disana. Yoo Ra menyebut lagi perihal mundurnya David dari perusahaan Ma Te. David terlihat tak suka, karena jelas dia sudah menolak tawaran tersebut.

Yoo Ra menyebut bahwa tak ada gunanya David terus ada di perusahaan itu, apalagi cinta David toh hanya akan bertepuk sebelah tangan saja.
David meminta maaf sebelumnya, selama ini dia masih menghormati Yoo Ra karena Yoo Ra adalah istri kakaknya. Tapi jika Yoo Ra ikut campur dengan urusan pribadinya, dia rasa itu sudah kelewatan.
Yoo Ra menjelaskan kalau dia hanya prihatin saja dengan cinta segitiga yang David alami.

*Bukannya kamu harus prihatin sama urusa rumah tanggamu sendiri yaa..kok malah prihatin urusan cinta anak muda..hadewh..

David yang benar-benar kesal meminta Yoo Ra ga menghubunginya lagi jika hanya membicarakan hal-hal semacam ini. Jujur saja, dia ga menyukainya, dan mungkin dia bisa tidak menghirmati Yoo Ra lagi.
David berdiri dan berniat meninggalkan Yoo Ra, tapi Yoo Ra tiba-tiba berkata

“Cinta itu…memang sangat mengerikan. Mengubah seorang pria baik menjadi pria bodoh. Membuat orang putus asa lalu tertawa. Choi Jun Ha, ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan masalah cintamu. Tapi dengan masa mudamu, tidakkah kau mau memanfaatkannya untuk membangun kekuatan dalam MG Grup?”

David bukannya tersentuh, tapi bertambah jengkel. Dia berbalik menatap Yoo Ra dan menjawab “Sekarang..yang terpenting bagiku adalah cinta.”


Ma Te tengah bersantai walau masih ada di arena ice skating. Dia hanya melihat Bo Tong yang terus berlatih, tapi mengeluh sakit pinggang. Melihat itu, Ma Te berkata agar Bo Tong istirahat dulu. Nanti juga Bo Tong pasti bisa kok.
Bo Tong malah semakin menjadi-jadi mengeluhnya. Membuat Ma Te bertanya kenapa kesini kalau ternyata Bo Tong malah kesakitan di pinggan dan juga Betis?
Bo Tong tersenyum dan menjawab, itu karena Ma Te bisa bersenang-senang disini.

“Oppa, karena sekarang kau berdiri di atas es. Terasa sangat licin dan dingin kan?Tapi kau juga tak bisa berdiri tanpa bergerak diatasnya. Kau harus segera melaluinya. Dengan sepatu akan terasa lebih licin, dan mudah terpeleset. Jadi kita pakai sepatu skate untuk bisa melaluinya. Aku tahu…aku bisa jadi sepatu skate buatmu.”

*Kalimat awalnya sih menyentuh, tapi kalimat akhirnya tetep narsis. Hehehe



Bo Tong kembali mencoba bergerak dan Ma Te hanya terdiam menatap Bo Tong. Terdiam dengan segala ingatan tentang Bo Tong yang berputar di otaknya. Terangkai seperti sebuah slide yang membuatnya seolah sadaar akan arti Bo Tong dalam hidupnya. Bo Tong yang selalu ada entah dia dalam duka ataupun suka. Bo Tong yang tak pernah berubah dan memiliki ketulusan murni untuknya, tanpa memandang latar belakangnya.
Kim Bo Tong, gadis yang selalu membawa keceriaan di tengah keterpurukan dan keputusasaannya.

Ma Te bergumam dalam hati “Cinta. Inilah yang dinamakan ”


Yoo Ra masih mencoba mempengaruhi otak David. Dia berkata bahwa cinta yang diharapkan David tu tak akan pernah bisa David raih.
David marah kenapa Yoo Ra harus mengatakan semua ini padanya, tanpa merasa bersalah sedikitpun?

“Karena Kim Bo Tong, yang layaknya bunga matahari bagi Dokgo Ma Te adalah kata sandi itu.”


Ma Te masih memandang Bo Tong, kali ini dengan tatapan berbeda. Dalam hati dia masih berkata “Karena cinta membuat orang tersenyum. Setiap kali melihatmu, membuatku selalu tersenyum. Apakah ini dinamakan cinta?”

Ma Te meminta Bo Tong tetap disana. Bo Tong menolak karena dia yang akan menghampiri Ma Te Oppa. Ma Te memaksa dan bilang sebentar saja, berhentilah disana.
Setelah bergerak mendekati Bo Tong, Ma Te langsung memeluknya.


Bo Tong jelas terkejut, dengan sikap Ma Te yang seperti ini.
“Mulai sekarang, akulah yang akan datang padamu.”


Bo Tong tak mampu berkata, dia merasa mungkin ini hanya khayalannya saja. Bukankah memang sudah banyak hal tentang Ma Te yang dia bayangkan. Dia tak menyangka jika yang satu ini adalah nyata.
Bo Tong tersenyum senang, dan membalas pelukan Ma Te dengan melingkarkan tangannya di pinggang Oppanya yang cantik ini.


KOMENTAR :

Kalau secara urutan buat synopsis, ini adalah sesi terakhir saya untuk Pretty Man. Episode 15 ada di blog mba fiefien, dan episode terakhirnya di blog Mba Lilik. Tentu, kesukaan kita jadi partner bikin sinop ga hanya berhenti di Drama ini saja.

Oya, gimana nih menurut reader tentang episode ini? Swit-swit kaget gitu ya. Ternyata Bo Tong yang merupakan kata sandi itu.
Mungkin ibu Kim, yang besarin Ma Te tahu hanya Bo Tong lah yang bisa membawa kebahagiaan bagi Ma Te.
Selebihnya pengen denger pendapat kalian semua.

Jangan lupa episode 15 di blog Mba Fiefien dan episode 16 nya di blog Mba Lilik yaa.. Aku akan tetep apdet link sinopnya, di blog..
Terima kasih semuanya..Luv u..
Hihihi.

10 comments:

  1. Aku berharap Bo Tong happy ending sama Ma Te .
    Yaaa seengga.nya membuktikan juga pada kita kalo di dunia ini ga ada yg sia-sia kalo kita berusaha terus dan bersabar kayak yg dilakuin Bo Tong selama ini sama Ma Te .
    Menurutku David terlalu sempurna dan Bo Tong ngerasa seperti itu juga karena yg namanya pasangan itu harus saling menutupi kekurangan msg2
    Lagian David kalo dibilang masih orang baru di kehidupan Bo Tong,sedangkan Ma Te tumbuh bersama sama Bo Tong.jadi cinta Bo Tong tidak akan mudah goyah hehee ^^ lebaymodeon*
    Gomawo Mba ayu ^^

    ReplyDelete
  2. nice episode.
    ternyata sifat ma tee jadi bagusan ya....dan botong ternyata bisa waras juga (Maaf soalnya biasanya dia ancur kocaknya)
    untuk david tipe sempurna tapi kayaknya gak asyik.....semua dimengerti gakda cemburu2nya.... kalo berhub sama tipe itu mgkn anyep ya....(maaf lagi he's not my type)
    dan satu lagi yoo ra.....rubah yang sangat cantik (ko cantik banget sih heran aku......tetep ngiler he he)
    terimaksih mb ayu, ntar ep lanjutnya ak tetep baca lwt blog ini. yg lain suka bingung nama blognya....lupa

    ReplyDelete
  3. Akhirnya di episode 14 ne ma te luluh juga dengan bo tong,senengnya....

    ReplyDelete
  4. mb nhiez, lnjutin 1 warm world nya yaa...

    ReplyDelete
  5. akhirnya Ma Te sadar jg klu Bo Tong adalah mataharinya.....makasih mbak buat sinopsisnya...semangaattt...!!!

    ReplyDelete
  6. So sweet bo tong - ma te. Kasihan david nya hehehe

    ReplyDelete
  7. Ini seperti mimpi yg jd kenyataan....seandainya bisa seperti botong, meraih org yg dicintai n dimimpikannya

    ReplyDelete
  8. Mba... maaf mohon info.. blog mba fiefien dan mba lilik itu yg dimana ya? Hehe.. maaf pendatang baru mba.. makassiihh :)

    ReplyDelete
  9. Bo tong - mate sweet banget .david kasian Bangettttt cinta nya bertepuk sebelah tangan.

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^