Episode 15 kemarin berakhirn saat Se Chan terisak-isak menceritakan kematian Yoo Jin, murid pertamanya dulu. Yoo Jin yang meninggal karena gantung diri di toilet perempuan. Se Chan merasa itu adalah kesalahannya.
Se Chan masih melanjutkan ceritanya tentang Yoo Jin. Yoo Jin yang hidupnya selalu mendapat kesulitan, mudah berkelahi, sering absen, lari dari rumah.Setelah bisnis ayah Yoo Jin bangkrut dan meninggal dalam kecelakaan mobil, keluarga Yoo Jin jadi berantakan. Itu sebabnya Yoo Jin datang menemui Se Chan. Tapi Se Chan malah menyuruh Yoo Jin untuk menemuinya nanti saja.
Se Chan berkata kalau Yoo Jin berbeda dengan anak-anak lain. “Meskipun aku tahu dia berbeda, tapi aku membiarkannya saja.”
Se Chan bercerita kalau dia meraih Yoo Jin di pinggir jalan, dan berkata “Hanya percaya padaku sampai akhir.”
Se Chan mulai menangis lagi.
In Jae yang baru datang langsung duduk di mejanya, dia melihat bangku Se Chan yang kosong. Tiba-tiba guru Uhm datang dan berkata kalau guru Kang ijin karena hari ini dia merasa tidak enak badan. Guru Uhm meminta agar In Jae bisa mengurus semuanya. In Jae kemudian bertanya apa ada hal lain yang Se Chan katakan? Guru Uhm menjawab tidak.
Di luar kelas, Yi Kyung, Ji Hoon, Nam Soon, dan Heung Soo, sama-sama bicara tentang Jung Hoo. Sebenarnya apa yang terjadi pada Jung Hoo? Yi Kyung bertanya pada Nam Soon, apa Nam Soon tidak tahu apa-apa? Nam Soon menggeleng dan berkata dia tidak tahu apapun. Ji Hoon berkata kalau ini hanya masalah salah paham. Yi Kyung menjawab kalau Ibu Song yang membuat ini menjadi masalah yang besar. Ji Hoon pun mengeluh dan berkata kalau ini membuatnya hampir mati. Ini semua salahnya. Yi Kyung(kenapa dia terlihat selalu mempesona yak..?^^) bertanya bagaimana bisa ini salah Ji Hoon? Ini salah Eun Hye yang mengatai Ji Hoon pencuri, makanya semua terjadi. Ji Hoon dengan polos bertanya apa dia harus meminya Gil Eun Hye untuk membantunya? Yi Kyung berkata kalau Ji Hoon pasti sudah gila.
(Nam Soon ma Heung Soo anteng aja, jadi pendengar yang baik sepertinya..Hihi)
Ji Hoon berkata kalau Jung Hoo bisa memberi tahu alasan dia marah, mungkin hukumannya akan sedikit dikurangi. Yi Kyung menolak. Ji Hoon jadi kesal dan bertanya lalu apa yang harus mereka lakukan? Mereka kan tidak bisa diam terus seperti ini, tanpa melakukan apapun. Apa Yi Kyung akan membiarkan Jung Hoo dikeluarkan?
Nam Soon akhirnya berkata kalau lebih baik mereka mencobanya dulu, bicara pada Eun Hye.
Yi Kyung kesal, tapi tetap menyetujuinya. Dia dan Ji Hoon akan segera masuk ke kelas menemui Gil Eun Hye. Heung Soo tiba-tiba memanggil mereka dan berpesan agar menghadapi Eun Hye tidak dengan emosi. Nam Soon berkata “Tinggalkan kemarahamnu disini.”
Ji Hoon dan Yi Kyung menghampiri Eun Hye yang sedang sibuk belajar. Yi Kyung terlihat ogah-ogahan. Eun Hye sadar kalau ada dua orang disisi kanan dan kirinya. Dia melihat dan menyadari itu Yi Kyung dan Ji Hoon. Eun Hye mulai mengeluh dan tidak suka. Ji Hoon berkata apa Eun Hye tidak bisa dengan jujur mengatakan pada guru tentang kejadian sebenarnya? Ji Hoon berkata tanpa memandang Eun Hye tapi malah melihat kearah Yi Kyung. Hihi.
“Itu kesalahanmu kan?”
Eun Hye tidak suka dikatakan kalau dia biang keladinya, dia langsung menengadahkan kepalanya menatap Ji Hoon. Dengan ketus Eun Hye berkata “Memang apa salahku?”
Yi Kyung mulai kesal dan ikut membentak Eun Hye. Yi Kyung sudah siap ingin menghajar Eun Hye tapi Ji Hoon menahannya.
Ji Hoon masih melunak, dia menundukkan kepalanya mendekat kerah Eun Hye dan berkata “Ini terjadi karena kau salah paham”
Eun Hye langsung menyela dan dengan sinis berkata “Aku tidak salah paham”
Eun Hye dengan santai malah menyuruh Ji Hoon menyalahkan Nam Kyung Min, karena Kyung Min lah yang mengatakan itu padanya. Kyung Min yang duduk tepat dibelakang Eun Hye mendengar namanya disebut menatap kearah Eun Hye dengan pandangan tidak suka. Kyung Min menegur Eun Hye yang berani menyalahkannya dan bertanya kapan memangnya dia berkata seperti itu?
Ji Hoon yang awalnya mencoba halus, tapi mendapat tanggapan seperti mulai ikut merasa kesal. Yi Kyung kemudian berkata kalau ternyata ini karena Eun Hye dan Kyung Min. Yi Kyung mengancam, kalau Kyung Min dan Eun Hye tidak mau dilaporkan,lebih baik jujur saja sekarang. Masih dengan sinis, Eun Hye mengarahkan tatapannya pada Yi Kyung dan berkata untuk masalah Ha Kyung dan Jung Hoo, kenapa dia yang harus melakukannya? Ji Hoon kali ini tidak bermanis-manis lagi, dia dengan nada tidak sabar berkata kalau dia sudah menjelaskan dari awal, ini bermula karena Eun Hye yang salah paham. Jadi ini adalah salah Eun Hye. Dengan enteng Eun Hye menjawab kalau dia tidak akan melakukan apapaun, karena dia tidak peduli sama sekali.
Yi Kyung berkata kalau ini membuatnya frustasi. Kalau Eun Hye tidak mau jujur pada guru, baiklah. Tapi minimal Eun Hye harus minta maaf pada Ji Hoon karena sudah menuduhnya sebagai pencuri. Eun Hye tentu saja menolak. Dia malah menyuruh Yi Kyung untuk menyuruh Kyung Min yang meminta maaf. Kyung min yang lagi-lagi menjadi tumbal, mengangkat kepala melihat ke meja Eun Hye, dan menegur Eun Hye tanda dia juga tidak setuju. Yi Kyung bertambah jengkel, dan menyuruh mereka berdua saja yang minta maaf biar adil. Tapi tentu saja tidak ada dari mereka yang peduli. Eun Hye maupun Yi Kyung sama-sama berfokus pada pelajaran mereka. Kemudian secara mengejutkan Yi Kyung membentak Eun Hye dan Kyung Min. Dia membentak mereka dengan suara yang menggelegar, membuat tidak hanya Yi kyung atau Kyung Min yang kaget, tapi seisi kelas. Eun Hye tanpa takut juga ikut berteriak pada Yi Kyung dan berkata kenapa Yi Kyung tidak segera pergi, karena dia harus belajar. Yi Kyung menendang meja Eun Hye dan Kyung Min, sedang Ji Hoon mengambil buku diatas mejanya lalu membuang ke lantai. Yi kyung tetap meminta mereka untuk segera meminta maaf pada Ji Hoon.
Tiba-tiba ada suara yang menegeur mereka, ternyata In Jae datang akan mengajar kelas, dan mendapati keadaan kelas seperti itu. In Jae pun langsung memanggil nama Yi Kyung dan Ji Hoon. In Jae menyuruh mereka smeua yang terlibat untuk segera datang menemuinya.
In Jae menyuruh mereka berempat untuk menulis apa kesalahan mereka. Membuat cerminan diri tentang yang mereka lakukan tadi. Eun Hye bertanya sampai berapa lama dia harus menulis? Apa dia tidak bisa menulisnya di rumah saja? In Jae dnegan tegas berkata tidak bisa. Mereka semua harus menulisnya disini, dan meminta maaf satu sama lain.
Eun Hye kembali bertanya lalu bagaimana dnegan kelas? Ini kan jam nya bahasa inggris. Apa In Jae bisa melakukan untuknya?
In Jae yang masih mencoba sabar, meminta Eun Hye untuk menemuinya. Dan membiarkan yang lain dengan tugas menulis mereka.
Eun Hye dengan kesal menemui In Jae di ruang guru. In Jae berkata “Ada begitu banyak hal yang lebih penting daripada belajar ”
Eun Hye menjawab kalaupun In Jae memberitahunya, dia tetap tidak peduli. “Jika kau belajar baik, maka kau dianggap sebagai manusia. Jika kau tidak belajar dengan baik, maka kau tidak ada gunanya bahkan walaupun kau adalah manusia”
In Jae berkata “Terlepas dari seberapa baik kau belajar, tapi kalau kau tidak tahu apa yang kau lakukan itu salah dan tidak tahu bagaimana meminta maaf, semua juga tidak akan ada gunanya. ”
Eun Hye berkata masih dengan sombongnya kalau dia hanya meragukan Jung Hoo dan Ji Hoon, bukan menuduh mereka. (Sama kalii neng, wong kamu ngmong langsung dihadapan mereka, itu mah udah nuduh kalii..^^)
Eun Hye melanjutkan kalimatnya, kalau misalnya itu Mn Ki, dia tidak mungkin mencuriginya. Guru Uhm hanya melihat dari jauh sikap sinis Eun Hye. (Aku rasanya udah gemes banget, pengen tak ciumin ke tembok tu mulut Gil Eun Hye.)
Eun Hye beranggapan Ji Hoon dan Jung Hoo layak mendapatkan kecurigaan seperti itu. Eun Hye menjawab “Tidak ada seorangpun didiunia ini yang layak mendapatkan hal seperti itu.”
Guru Uhm yang seperti merakasan hal yang sama seperti saya. Hihi.. langsung menghampiri Eun Hye dan berkata sepertinya kasus kekerasan disekolah akan dibuka. Eun Hye jadi kaget mendengar itu. Guru Uhm berkata kalau Eun Hye bahkan tidak tahu seperti apa kebenarannya, tapi sudah menyebarkan gossip yang bukan-bukan, itu juga termasuk bentuk pelanggaran. Katakan terus terang kau adalah pelaku, Jung Hoo serta Ji Hoon adalah korban. Eun Hye menjawab kalau ini tidak mausk akal.
Guru Uhm dengan tegas menjawab kalau ini adalah system sekolah. Kekerasan, apapun bentuknya tetap saja namanya kekerasan. Dia tentu saja tidak bisa memmbiarkan ini terjadi, jadi lebih baik Eun Hye segera membawa ibunya. (Kapok kowe..Hihi..^^)
In Jae pun memandang Eun Hye tanpa berniat sama sekali membantunya.
Dengan enggan Eun Hye meminta dia dimaafkan sekali ini dan berjanji tidak akan melakukannya lagi.
Guru Uhm hanya menyuruh Eun Hye pergi dan dia akan melihat Eun Hye nanti.
(Memang diperlukan orang-orang tegas seperti guru Uhm, biar murid tuh ga kurang ajar dan seenaknya.)
Eun Hye tahu guru Uhm masih berniat memanggil ibunya, sehingga Eun Hye berkata sekali lagi kalau dialah yang salah.
Guru Uhm sedikit senang karena akhirnya Eun Hye mengakui kesalahannya walau tidak ikhlas. Dia juga menyuruh Eun Hye meminta maaf pada Ji Hoon dan Jung Hoo, serta menulis cerminan diri tentang kesalahannya lalu laporkan pada guru wali kelas.
In Jae pun menyuruh Eun Hye untuk segera menulisnya di ruang konsultasi.
Setelah hanya berdua. Guru Uhm berkata kalau ini adalah masalah besar, dia harus pura-pura mengancam agar Eun Hye mau mendengarnya. In Jae betanya apa ini akan baik-baik saja? Eun Hye sepertinya tidak tulus mengakui kesalahannya. Guru Uhm berkata “Mengetahui apa yang kau lakukan itu salah, juga penting untuk dipikirkan.”
Guru Uhm juga meminta agar In Jae mengajari Eun Hye perlahan-lahan. In Jae pun menyanggupinya.
Kembali lagi ke Yi Kyung dan lainnya yang berada di ruang konseling. Eun Hye masuk dengan wajah yang tidak menyenangkan. Dia sangat kesal dengan guru Uhm dan segala apa yang dikatakannya tadi. In Jae tentu ada juga di ruangan itu. In Jae menatap Eun Hye, dan Eun Hye malah membalas tatapan In Jae dengan pandangan yang tajam. Kemudian tatapan Eun Hye beralih ke Ji Hoon. Dia tahu kalau In Jae menatapnya untuk mengingatkan agar dia meminta maaf pada Ji Hoon. Lalu tanpa basa-basi lagi Eun Hye mengucap sepatah kata “Maaf”
Yi Kyung dan Ji Hoo bahkan mengangkat kepalanya terkejut mendengar Maaf ala Eun Hye tadi.
In Jae kemudian menengur Eun Hye yang tidak melakukannya dengan tulus.
Eun Hye langsung menjawab kalau dia mencoba melakukan yang terbaik yang dia bisa saat ini. Mengakui hal ini adalah tidak mudah untuknya. Eun Hye juga bilang kalau ibunya akan menghubungi In Jae sebentar lagi.
In Jae yang sedang sendiri mencoba mengirim SMS pada Kang Se Chan. In Jae bingung, dan terhenti tangannya untuk melanjutkan SMS itu.
Sementara itu Kang Se Chan sedang ada di apartemennya merenung. Dia merasa sudah terlalu jauh melangkah sebagai seorang guru. Prinsipnya adalah tidak akan mencampuri kehidupan anak-anak, mencoba tidak peduli pada semua tentang mereka. Tapi ternyata dia kembali masuk ke dalam lingkaran itu. Kejadian Na Ri membuatnya tersadar.
Kemudian secara mengejutkan Se Chan meraih ponselnya yang tergeletak di meja. Dia menulis SMS untuk Na Ri menanyakan keadaannya. Seolah tersadar kembali, Se Chan menghapus satu persatu huruf yang sudah terangkai di layar ponselnya. Dia membatalkan niatnya itu.
Tapi tiba-tiba In Jae mengiriminya SMS, dan menanyakan keadaannya. Se Chan hanya terdiam dan tidak membalas SMS itu.
Hae Seon duduk di bangkunya dengan posisi malas. Dia bertopang dagu di lengannya yang ditaruh di meja. Dia mungkin masih memikirkan Na Ri yang sampai detik ini belum masuk sekolah. Hae Seon bangkit dan mengeluarkan buku di laci mejanya, mencoba menghilangkan pikirannya tentang Na Ri. Saat membuka salah satu buku, Hae Seon malah menemukan coretan tangan dia dan Na Ri. Salah satu coretan itu adalah “Pasti hebat kalau kita bisa pergi ke perguruan tinggi berdua”
Ada lagi coretan yang berbunyi “Akan lebih bagus lagi, jika kita bisa berada di kelas yang sama saat kelas 3 nanti”
Lalu kemudian dia seperti teringat surat Na Ri yang belum sempat dibacanya. Surat Na Ri yang ada di balik buku pelajarannya. Hae Seon mencoba mencari surat itu, dia membuka-buka buku pelajarannya tetapi tetap tidak menemukan surat itu.
Bahkan Hae Seon mencoba mengibas-ngibaskan buku itu, berharap mungkin ada lembar yang terlewatkan olehnya.
Tapi surat itu tetap tidak ada.
Hae Seon langsung pindah ke bangku Na Ri, dan mencoba mencari di laci meja sahabatnya itu. Dia masih penasaran apa yang ditulis Na Ri saat itu. Hae Seon menemukan secarik kertas yang sudah diremas-remas Na Ri. Entahlah apa itu memang surat yang ditujukan untuknya, atau hanya coretan-coretan Na Ri. Namun Hae Seon tetap membuka dan membacanya. Salah satu tulisan Na Ri adalah “Jangan membenciku, itu membuatku gila”
Tulisan lainnya adalah “Aku melakukannya tanpa sengaja, apa yang harus kulakukan?” “Maukah kau memaafkanku?”
Hae Seon membaca semua itu dan menjadi sangat sedih. Dia tersentuh dengan permintaan maaf Na Ri yang tulus. Hae Seon kemudian melipat rapi kertas itu.
Nam Soon masuk kelas dan langsung menghampiri meja Ha Kyung. Nam Soon mengatakan ayo bicara. Ha Kyung pun mengikuti Nam Soon keluar kelas. Nam Soon sedikit gugup. Tapi kemudian dia bertanya apa kaki Ha Kyung baik-baik saja? Ha Kyung pun mengiyakannya. Kemudian Nam Soon berkata kalau ini sebenarnya tentang Oh Jung Hoo. Apa Ha Kyung tidak bisa melakukan sesuatu tentang ini? Ha Kyung menjawab Iya. Ini mustahil untuk dilakukan. Bagaimana bisa dia menang melawan ibunya.
Nam Soon hanya menunduk mendengar jawaban Ha Kyung.
Ha Kyung berkata kalau hal ini membuatnya malu, ditambah Nam Soon mengatakan hal ini padanya, ini membuatnya malunya jadi berlipat-lipat. Nam Soon jadi bingung sendiri. Kemudian Ha Kyung langsung pergi dna masuk ke dalam kelas.
Jung Hoo sendiri masih sibuk dengan hukumannya. Yi Kyung dan Ji Hoon menghampirinya. Yi Kyung bertanya apa Jung Hoo memberi tahu ayahnya tentang kejadian ini? Yi Kyung tahu kalau Jung Hoo tidak memberitahu ayahnya melihat dari ekspresi wajah Jung Hoo. Yi Kyung kemudian bertanya apa yang akan Jung Hoo lakukan sekarang? Jung Hoo menjawab kalau memang dia akan ditendang keluar, maka ya dia akan keluar. Yi Kyung menegur Jung Hoo agar tidak mengatakan hal-hal seperti itu. Bukankah sejujurnya Jung Hoo tidak ingin dikeluarkan dari sekolah? Jung Hoo hanya diam.
Ji Hoon kemudian mengucapkan terima kasih pada Jung Hoo secara tiba-tiba. Ji Hoon bahkan juga meminta maaf pada Jung Hoo untuk semua. Jung Hoo serta Yi Kyung terkejut dan hanya menatap Ji Hoon heran.
Ji Hoon berkata kalau semua karena dia, makanya Jung Hoo jadi seperti ini. Ji Hoon kemudian bertanya apa dia harus menemui Ibu Song untuk memiunta padanya agar tidak membuka kasus ini. Jung Hoo marah dan membentak Ji Hoon. Jung Hoo tidak suka kalau Ji Hoon harus mengemis karenanya. Bahkan jangan pernah berfikir tentang hal itu, atau Ji Hoon akan mati.
Jung Hoo pun langsung pergi meninggalkan mereka, dan Yi Kyung hanya berkata kalau mereka tidak akan menyerah. Ji Hoon bahkan bilang kalau Jung Hoo pernah berkata mereka harus bisa lulus bersama-sama.
Di ruang guru, terlihat ada guru Uhm, In Jae, dan Nan Hee. Guru Uhm sedang sibuk bicara di telepon tentang kasus kekerasan di sekolah. Terlihat ada Joo Bong Soo juga. Sepertinya ibu Eun Hye yang menelepon menyatakan keberatannya. Guru Uhm tegas berkata Eun Hye melakukan kesalahan, jadi sekolah tetap akan mencoba memperbaikinya. Jika memang karena ini Eun Hye merasa terbebani, maka dia minta maaf. Pembicaraanpun usai. Guru Uhm langsung memandang In Jae dan berkata kalau In Jae tidak perlu khawatir tentang ini. Karena semuanya aman-aman saja.
Nan Hee bertanya apa ada bedanya kalau sekolah mengajarkan sesuatu yang benar pada anak-anak, jika di rumah mereka selalu menganggap merekalah yang benar?
Joo Bong Soo berkomentar kalau sudah ada yang terjadi orang tua baru menanyakan apa yang diterima anaknya disekolah?
Bong Soo mengajak In Jae bicara empat mata. Bong Soo bertanya apa sebenarnya yang terjadi pada guru Kang? In Jae menjawab kalau dia juga penasaran tentang Se Chan.
In Jae kemudian berkata “Guru disaat kau mudah mendapatkan hati anak-anak, tapi diwaktu lain kau juga mudah kehilangan mereka. Apa sesuatu seperti itu juga pernah dialami guru Jo?”
Bong Soo hanya mengangguk-angguk mendengar perkataan In Jae. Dia membenarkan hal itu. In Jae bertanya lagi apa yang dilakukan guru Jo tentang itu? Guru Jo menjawab apa hal seperti itu bisa dihindari oleh seorang guru? Seseorang datang dan pergi itu sudah biasa terjadi. Semua orang tidak ada yang sempurna, termasuk seorang guru. Jadi setiap kali itu terjadi, mari berusaha keras untuk tidak mengulanginya. Memang kita akan kehilangan mereka tapi yakinkan diri bahwa semua baik-baik saja.
In Jae akhirnya memutuskan menemui Se Chan disebuah café. In Jae bertanya apa guru Kang sudah makan? Se Chan menjawab tanpa semangat kalau dia sudah makan. In Jae bertanya lagi, apa Se Chan baik-baik saja? Se Chan lagi-lagi menjawab iya dengan sedikit malas. In Jae jadi bingung dengan jawaban Se Chan yang singkat-singkat. Kemudian In Jae memberanikan diri bertanya tentang sekolah. Se Chan menatap In Jae dan menjawab kalau Dia akan kesekolah besok. In Jae senang mendengarnya. Se Chan tersenyum dan berkata bukankah itu(Datang ke Sekolah) adalah hal yang pasti? Alasan Se Chan pergi ke sekolah karena masih ada sisa waktu dari kontrak kerjanya sebagai guru di Seungri.
Se Chan bertanya apa In Jae mengkhawatirkannya? In jae mengangguk tanda iya. Se Chan tersenyum dan berkata “Kurasa aku harus sering bolos kesekolah, untuk membuatmu lebih khawatir”
(Eciiieee…suit—suiitt…^^)
Kita ke scene Nam Soon dan Heung Soo yak..^^
Mereka kali ini sedang ada di rumah Nam Soon. Nam Soon terlihat sedang mengeluarkan semua komik dan makanan kecil yang mereka beli (Yang beli siapa? Nam Soon kan uangnya udah habis? Hehe)
Semua itu untuk mereka berdua.
Merekapun duduk dan segera mengambil komik yang akan mereka baca. Nam Soon mengingatkan Heung Soo akan aturan yang biasanya mereka pakai dulu, kalau siapa yang memulai bicara maka dia yang menjadi pelayan. Jadi focus ke baca komik dan ngemil aja ya..^^
Heung Soo menjawab tentu saja dia ingat.
Mereka masih asik serius dengan komik masing-masing, tersenyum-senyum sendiri saat membacanya.
Tiba-tiba Heung Soo bertanya apa Nam Soon menjalani seluruh hidupnya di rumah ini? Nam Soon menjawab iya. Heung Soo bertanya lagi, apa yang Nam Soon lakukan? Apa bolos sekolah setiap hari? Nam Soon menjawab kalau kerjanya tidur, makan, lalu tidur lagi.
Heung Soo bertanya lagi, lalu bagaimana Nam Soon bisa memutuskan kembali kesekolah? Nam Soon seolah memikirkan jawabannya, dan langsung berkata “Aku berdiri dan pergi, tapi di jalan hanya ada orang dewasa, dan tak ada tempat untuk pergi, kecuali sekolah. Aku ingat ibu memberitahuku kalau aku harus lulus SMA.”
Heung Soo memuji Nam Soon yang berbuat benar, tapi Nam Soon kemudian dengan santainya menyuruh Heung Soo membawakan minuman untuknya. Heung Soo kaget, dan Nam Soon santai berkata kalau Hueng Soolah yang bicara lebih dulu padanya tadi, jadi itu tandanya Heung Soo harus mau jadi pelayannya.
Saat Heung Soo keluar mengambil minum, Nam Soon dengan enaknya merubah posisi, setengah berbaring dengan kepala bertumpu pada tangannya, sambil tetap membaca komik, dan ngemil. ^^
Heung Soo masuk membawa minum, yang sudah diseruputnya lebih dulu, lalu diberikannya pada Nam Soon. Nam Soon sengaja mengerjai Heung Soo dengan berkata letakkan saja dulu, nanti akan diambilnya saat dia merasa haus. Heung Soo kesal dan langsung meminum habis air di dalam gelas itu, biar Nam Soon kapok. Haha..
Heung Soo yang kesal karena Nam Soon menjahilinya, kemudian dengan sengaja menjatuhkan bantal di muka Nam Soon dan pura-pura berkata maaf. Nam Soon berdiri dan langsung mengeluarkan bantal yang disimpannya di lemari dan akhirnya mereka perang lempar-melempar bantal. Haha..
Nam Soon menyeruduk perut Heung Soo, dan Heung Soo dnegan sekali angkat menggendong tubuh Nam Soon. LOL(Perang bantalnya batal^^)
Mereka tertawa bahagia..
Keesokan harinya.
Na Ri memutuskan masuk ke sekolah pagi ini. Walau malu, tapi sepertinya dia ingin kuat menghadapi semua. Saat sudah akan masuk ke gerbang, Na Ri berbalik lagi. Dia tidak sanggup. Masih tidak sanggup tepatnya. Keberaniannya tiba-tiba menguap. Lalu tiba-tiba ada SMS yang masuk di ponselnya. Dari Hae Seon yang berisi “Na Ri, berbaliklah”
Lalu terlihatlah Hae Seon memamerkan ponselnya yang sama persis dengan Na Ri. (Sampe sini entah mengapa aku ikut terharu lo..)
Hae Seon dengan tersenyum berkata kalau ponsel ini sangat kuno kan? Na Ri tersentuh dan tersenyum berkata iya. Na Ri bertanya bagaimana bisa ponsel Hae Seon ganti?
Hae Seon menjawab ayahnya tidak suka karena dia terus-terusan bermain dengan ponsel itu, dan lupa belajar, jadi ponselnya diganti dengan yang ini. Hae Seon merasa ini ada baiknya, dengan ponsel baru dia jadi tidak focus belajar dan akhirnya dia juga tidak berbicara pada siapapun karena asik ngegames. Dia juga memutuskan hanya akan belajar bersama Na Ri. Na Ri bertanya apa Hae Seon tidak membencinya? Hae Seon menjawab kalau dia benci, tapi dia tetap menyukai Na Ri.
Mata Na Ri sudah berkaca-kaca (aku juga). Dia berkata “Maafkan aku. Aku awalnya tidak berencana melakukan itu, tapi aku sangat terluka. Aku benar-benar tidak tahu.”
Na Ri pun menangis dan hanya berkata berkali-kali kalau dia tidak sengaja dan dia saat itu sedang terluka. Dia juga berkata kalau dia akan mengembalikannya, bukan berniat sungguh-sungguh untuk mencuri. Hae Seon yang juga hampir menangis menjawab kalau dia sudah tahu itu. “Tapi setiap kau terluka, ceritakan dengan kata-katamu, jangan melakukan hal yang membuatku tidak menyukaimu.”
Na Ri tersenyum dan Hae Seon mengajak Na Ri untuk segera masuk sekolah, karena mereka akan terlambat. Na Ri hanya mengangguk tanpa beranjak dari tempatnya. Hae Seon mengulangi lagi ajakannya untuk masuk sekolah. Na Ri menjawab kalau dia tidak bisa masuk. Bagaimana jika anak-anak lain mengabaikannya? Hae Seon menjawab kalau dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Bukankah Na Ri bilang kalau Na Ri hanya membutuhkannya, jadi jangan pedulikan yang lain.
Bersambung ke part 2