Thursday 19 June 2014

Sinopsis Doctor Stranger Episode 13 Part 1

[Episode Sebelumnya]


Keum Boong Hyun melakukan kesalahan, dan membuanya tak fokus. Pendarahan pun semakin banyak, tentu saja hal itu membuat yang lain panik. Walau Jae Joon berkali-kali memperingatkan timnya untuk fokus, tapi sepertinya itu tak berhasil. Lalu masuklah Hoon. Hoon yang sudah steril dan memakai pakaian operasi, siap bertugas.

Hoon menatap Jae Joon, membungkuk sebentar lalu meminta ijin agar dia diikutkan untuk membantu. Jae Joon tahu dia tak bisa menolak, diapun hanya mengangguk. Saat ini keselamatan pasienlah yang terpenting.
Hoon mendekat dan mendapati tampang semua tim cemas. Dia kemudian berkata “Kalian tak melakukan kesalahan apapun, jadi angkat kepala kalian. Mereka yang disanalah yang harus malu. Lihatlah”

Hoon menatap semua yang menonton mereka dari luar ruang operasi. Hoon kembali berkata “Jadi..percaya dirilah.karena hanya kalian dokter sesungguhnya disini.”

**



Sepertinya kalimat itu mampu membuat semua kembali percaya diri. Hoon pun mulai bersiap. Jae Joon mengatakan kalau mereka harus menemukan pembuluh yang pecah itu agar darah tak terus keluar baru melakukan pengisapan. Hoon pun mulai beraksi, dia tak perlu alat apapun untuk menemukan pembuluh yang pecah itu. Hoon hanya memasukkan tangannya, dan mulai memejamkan mata. Lalu seolah semua terang dikepalanya, sehingga dia melihat lubang itu. Lubang yang membuat darah tak berhenti. Setelah berhasil, Hoon menahannya. Dia kemudian meminta pengisapan segera dilakukan.
Semua jelas saja heran dengan ajaibnya kemampuan Hoon.


Episode 13

Moon Hyung Wook menemui staf RS dan mengabarkan kalau akan ada rapat penting untuk mencegah gugatan yang mungkin saja akan dilayangkan oleh keluarga korban. Staf bertanya kenapa ga membujuk pasien saja? Itu kan lebih mudah. Hyung Wook menjawab kalau hal itu sepertinya ga mungkin, karena apa staf itu ga pernah dengar bahwa ga pernah ada dokter yang mau mengakui kesalahan?


Han Jae Joon keluar ruang operasi karena Hoon yang akan menyelesaikan semuanya sisanya. Operasi itu berhasil dan dia tak perlu khawatir lagi. Di luar Jae Joon sudah ditunggu oleh Joon Gyu. Jae Joon membungkuk hormat, dan steelahnya Joon Gyu berkata kalau Jae Joon memilih sendiri kehancuran Jae Joon. Jae Joon menjelaskan kalau pasien hanya meminta permintaan maaf yang tulus karena kesalahan operasi kemarin, dan dia rasa itu bukan hal yang sulit.

Joon Gyu tertawa sinis dan bertanya apa permintaan maaf seperti itu akan bisa menghentikan gugatan? Jae Joon tak menjawab dan Joon Gyu langsung berlalu pergi.


Jae Chul dan ayahnya harap-harap cemas menanti jalannya operasi, dan ketika Jae Joon keluar, mereka berdua langsung bertanya pada Jae Joon. Jae Joon menjelaskan kalau operasi berjalan lancar. Tampak kelegaan di wajah Jae Chul dan sang ayah. Kemudian Jae Joon meminta maaf pada Jae Chul dan ayah Jae Chul atas kesalahan yang RS Myung Woo perbuat. Dia meminta maaf mewakili nama RS tempatnya bekerja. Jae Joon tak lupa menundukkan kepalanya.

Ayah Jae Chul menjawab kalau Jae Joon ga perlu seperti itu, karena ini bukan salah Jae Joon, tapi ini adalah kesalahan dokter dari departemen penyakit dalam.
Jae Joon pun memberanikan diri bertanya “Apakan Anda akan menuntut mereka?”

“Entahlah” jawab ayah Jae Chul.

Jae Joon pun tak memaksa bertanya lebih lanjut, dia hanya meminta jika ada yang dibutuhkan Jae Chul dan ayah Jae Chul maka bisa mencarinya. Dia pasti akan berusaha untuk membantu.


Keum Bong Hyun frustasi sekali, dia membentur-benturkan kepalanya untuk meluapkan semua rasa yang ada di hatinya saat ini. Min Se datang mencoba menenangkan Bong Hyun. Dia bertanya apa Bong Hyun takut dipecat makanya berbuat seperti tadi? Bong Hyun menjawab tidak, bukan itu yang merisaukannya.

“Lalu kenapa?”

“Aku adalah asisten dokter, tapi aku selalu membuat kesalahan. Selalu seperti itu. Aku mengacaukan operasi hari ini sama seperti operasi si kembar waktu itu.”

Min Se menepuk punggung Bong Hyun lembut dan meminta Bong Hyun ga menyalahkan diri sendiri. Ini bukan kesalahan Bong Hyun kok. “Seorang anak akan belajar dari kesalahan,dan itu akan membuat dia bertambah dewasa”

Mendengar kalimat itu, Bong Hyun bukannya terhibur, dia malah menatap marah pada Min Se, dan bertanya apa Min Se menganggapnya anak kecil? Min Se jelas saja kaget dan menjawab bukan seperti itu yang dia maksud, itu kan hanya kiasan saja.

Lalu secara tak diduga, Bong Hyun memberanikan diri memegang kedua pipi Min Se, membuat bibir Min Se mengerucut kedepan, dan Min Se keheranan dengan tingkah Bong Hyun yang aneh ini. Bong Hyun seolah ingin menciumnya namun tampak ketakutan dan bingung akan mencium seperti apa.


Bibir Bong Hyun tentu sudah monyong-monyong ga jelas dan sebentar lagi akan menyentuh bibir Min Se. Ciuman yang aneh, karena bibir mereka yang sama monyongnya itu hanya saling menempel sebentar karena Min Se langsung melepaskan diri dan menampar Bong Hyun. Bong Hyun ga marah dia hanya berkata bukankah hal tadi sudah menunjukkan kalau dia bukanlah anak kecil seperti yang Min Se bilang.

Min Se pun menatap tak percaya pada Bong Hyun lalu menjawab “Baiklah..mulai sekarang..aku akan memperlakukanmu sebagai pria dewasa”


Min Se mengatakan kalimat itu pelan dan tegas sambil mendorong tubuh Bong Hyun dan kemudian memaksa Bong Hyun masuk kedalam sebuah ruangan. Mungkin disana Min Se akan mengajarkan Bong Hyun bagaimana seorang laki-laki dewasa bersikap. (LOL)


Ibu Jae Chul sudah didorong keluar dan akan dipindah ke bangsal biasa, karena operasi sudah berjalan baik. Diluar tentu Jae Chul dan ayahnya masih menungggu. Begitu melihat Hoon keluar sambil mendorong ranjang sang ibu, Jae Chul langsung mengucapkan terima kasih pada Hoon. Hoon menjawab bukan dia yang harusnya menerima ucapan terima kasih, tapi dokter Oh Soo Hyun.

Soo Hyun jelas membelalak kaget menatap Hoon tak percaya. Bagaimana bisa dia? Tapi Hoon hanya tersenyum menatap Soo Hyun, membuat Soo Hyun ga bisa membantah apapun.

Ketika mereka kembali mendorong ranjang ibu Jae Chul untuk menuju bangsal umum, Soo Hyun bergumam pelan “Apa tadi dia menyebutku Dokter Oh dan bukan Itik?”


Sesampainya di kamar perawatan, Soo Hyun masih senyum-senyum sendiri dan terus-terusan melirik kearah Hoon yang sibuk dengan pasien. Hoon sadar Soo Hyun terus menatapnya dan kemudian bertanya kenapa Soo Hyun terus melihatnya? Soo Hyun tersenyum dan menjawab kalau tadi Hoon memanggilnya dengan sebutan Dokter Oh.

Hoon menyangkal, dan bilang mungkin tadi dia salah ucap. Soo Hyun mendekat dan berkata kalau Hoon ga mungkin salah ucap. Hoon berkata begitu karena Hoon sekarang tahu bahwa dia memang seorang dokter. Bukankah Hoon yang meyakinkan semua tim di ruang operasi tadi, kalau semua yang ada di ruang itu adalah dokter sesungguhnya. Hoon masih mencoba menyangkal dengan berkata kalau tadi dia ga tahu Soo Hyun ada di ruang operasi.

Soo Hyun ga percaya, dan Hoon menjelaskan kalau semua terlihat sama karena menggunakan masker penutup, jadi dia mana tahu kalau ternyata Soo Hyun ikut operasi. Soo Hyun juga tetep kukuh dengan pendapatnya kalau tadi Hoon benar-benar menyebutnya dokter di depan Jae Chul dan bukan menyebutnya itik.

“Apa susahnya sih memanggilku Dokter Oh?” gerutu Soo Hyun

“Kenapa memangnya? Kalau kau terus memikirkan itu rambutmu bisa tambah rontok” jawab Hoon yang tentu mengejek Soo Hyun dan membuat Soo Hyun tambah naik pitam mendengarnya.


Soo Hyun menjawab kalau harusnya Hoon memikirkan rambut Hoon sendiri. Mana ada dokter yang rambutnya acak-acakan kayak Hoon.

“Pasien suka melihat dokter yang rapi dan bukan berantakan sepertimu.”

Hoon tak menanggapi hal itu, dia berubah serius dan meminta Soo Hyun membujuk ayah Soo Hyun agar tim yang ikut operasi tadi ga dipecat. Soo Hyun memikirkan kalimat Hoon tadi dan tahu kalau apa yang Hoon bilang adalah benar. Kasihan dokter yang lain.


Di ruangannya, Jae Joon menatap kembali surat gugatan atas nama Park Chul yang ditujukan untuk RS Myung Woo. Gugatan yang seharusnya bisa membantunya kala itu. Tapi tiba-tiba Park Chul menghilang dan sampai saat ini tak tahu dimana rimbanya.

Jae Joon menatap lama pada gugatan itu lalu bergumam pelan “Maafkan aku, Ayah..”

**

Tiba-tiba Soo Hyun masuk, dan Jae Joon langsung menaruh dokumen gugatan itu di laci mejanya. Soo Hyun memuji Jae Joon yang hari ini tampak sangat keren. Jae Joon mengucapkan terima kasih.
Jae Joon lalu berkata kalau dia akan kembali ke Amerika jika dia benar-benar dipecat. Soo Hyun terkejut mendengarnya.

Jae Joon kemudian berdiri dan menatap Soo Hyun, dia kemudian melanjutkan kalimatnya kalau dia ga mau balik ke Amerika sendirian, dia ingin Soo Hyun ikut dengannya. Soo Hyun bertambah kaget mendengar keinginan Jae Joon itu.
Jae Joon lalu meraih tangan Soo Hyun. Menggenggamnya.

Soo Hyun tampak kikuk, tapi dengan segera dia melepas tangannya yang ada di genggaman Jae Joon, membuat Jae Joon sedikit kecewa dan terluka. Soo Hyun menjelaskan kalau dia pasti bisa meyakinkan ayahnya, jadi Jae Joon ga perlu sampai pergi ke Amerika segala.
Setelah itu Soo Hyun pergi meninggalkan Jae Joon yang kini menatap tangannya. Tangan yang ditolak Soo Hyun tadi.


Sementara itu di luar ruangan Jae Joon. Soo Hyun masih sedikit syok dengan apa yang dia alami barusan. Dia mencoba menenangkan hatinya. Dia tahu Jae Joon pasti terluka atas penolakannya tadi. Soo Hyun seolah ga tahu sebenarnya apa yang dia rasakan di hatinya untuk Jae Joon. Entah mengapa rasa itu lambat laun menghilang. Soo Hyun pun memejamkan mata, dan mengeleng kuat, sebagai tanda dia ga boleh seperti ini. Bukankah Jae Joon adalah laki-laki yang sangat dia cintai dari dulu.


Park Hoon berjalan pulang dengan rambut barunya. Sepertinya dia mendengarkan saran Soo Hyun untuk memotong rambut. Tiba-tiba dia melihat Jae Hee yang tampak sudah menunggunya dari tadi.
Jae Hee bertanya kenapa Hoon nekat melibatkan diri dalam operasi tadi? Hoon sedang malas. Dia menjawab kalau hal itu dibahas nanti saja.


Jae Hee ga berhenti di situ saja, dia mengikuti Hoon sampai di dalam rumah. Hoon yang melihat Jae Hee mendekatinya kembali berkata kalau dia ga mau membahas apa-apa hari ini. Nanti saja.

“Pulanglah. Aku mau sendirian sekarang ini”

Jae Hee kesal. Dia berkata kalau dia tahu Hoon ga bisa mengabaikan pasien makanya Hoon tadi nekat ikut melakukan operasi. Tapi seharusnya Hoon tahu kalau Hoon ga boleh terlibat. Hoon yang memang suasana hatinya sedang buruk langsung membentak Jae Hee.

“Jadi, apa kau mau aku diam saja melihat pasien sekarat?”

Jae Hee menjawab bukankah tadi banyak dokter yang bisa membantu. Kenapa harus Hoon? Hoon menatap Jae Hee, dan berkata kalau Ibu Jae Chul sekarat. Apa Jae Hee ga paham dengan kalimatnya. Sekarat. Bagaimana bisa dia diam saja dan menjadi penonton.

Hoon lalu tak sengaja menatap layar laptopnya dimana ada wajah yang begitu dicintainya. Wajah Song Jae Hee. Wanitanya.
Sambil menahan tangis Hoon berkata pada wajah di layar laptop itu.

“Aku sungguh sedang bingung. Setiap kali kau bersikap seperti ini, aku menjadi sangat bingung.”

Hoon lalu menatap Jae Hee yang berdiri di hadapannya. Dia berkata kalau sekarang Jae Hee sudah ada disini. Tapi kenapa Jae Hee malah memperlakukannya seperti ini? Jae Hee menangis. Dia tahu Hoon terluka karenanya. Tapi, ini adalah jalan terbaik agar rencananya berhasil. Demi kebahagiaan Hoon.


Song Jae Hee memutuskan pulang, dia tahu Hoon ingin sendiri. Lalu datanglah Jin Soo. Melihat Jin Soo siap dgan pistolnya dan berniat menghabisi Hoon, Jae Hee mendekat dan dengan gerakan cepat, Jae Hee berhasil merebut pistol Jin Soo dan membuat tubuh Jin Soo terkapar di tanah. Kini kendali di pegang Jae Hee.


Jae Hee berkata tegas agar Jin Soo mengehntikan niat Jin Soo tadi. Jae Hee bahkan menarik pelatu pistol dan menghabiskan semua isi peluru di dalamnya. Jin Soo berusaha menutupi wajahnya agar terhindar dari serangan Jae Hee sambil tertawa terbahak-bahak. Dia menertawakan sikap Jae Hee yang tampak ketakutan. Takut dia akan menghabisi Hoon.

“Kumohon, tidak sekarang. Beri dia lebih banyak waktu. Kau..tak usah pikirkan apakah keputusanku salah atau tidak.”


Kini, di rumahnya yang megah Soo Hyun mencoba membujuk ayahnya untuk tak memecat dokter yang melakukan operasi tadi. Dia berkata kalau ayahnya ga usah khawatir dengan gugatan itu. Joon Gyu menjawab kalau yang namanya gugatan sama saja dengan penyakit. “Jika kau membiarkan penyakit itu begitu saja, maka penyakit itu akan menyebar ke seluruh tubuh dan lambat laun akan membunuhmu”

Soo Hyun paham maksud ayahnya, dia kemudian bertanya bagaimana jika ternyata wali pasien tak mengajukan gugatan? Joon Gyu menjawab rasanya itu ga mungkin karena wali pasien sudah meminta data terkait jalannya operasi dan itu bisa dipastikan akan digunakan sang wali untuk mengajukan gugatan.

Soo Hyun lalu berkata apa itu berarti ayahnya mau memaafkan semua dokter yang terlibat jika wali pasien tak mengajukan tuntutan? Joon Gyu merasa heran dan bertanya apa ini karena Jae Joon. Soo Hyun tersenyum dan menjawab bagaimanapun Jae Joon kan pacarnya.

“Dia adalah pacarku Ayah, jika dia pergi maka aku akan menjadi wanita lajang selamanya. Apa ayahnya mau itu terjadi padanya? Jadi, berjanjilah Ayah. Ayah akan memaafkan kami semua jika wali pasien tak mengajukan gugatan.”

Joon Gyu melunak, dan akhirnya mengangguk. Dia selalu tak bisa menolak permintaan putri kesayangannya ini. Soo Hyun senang sekali, dia memengang tangan ayahnya dan mengucapkan terima kasih dengan sangat tulus.
Joon Gyu pun tersenyum menatap putrinya.


Pagi ini Soo Hyun sudah sampai di rumah Hoon, dan melihat Hoon sedang makan nasi dengan kari instan. Soo H yun langsung bertanya apa sarapan Hoon cuma itu saja? Makanan instan ga baik jika terus menerus di konsumsi.
Hoon kaget melihat Soo Hyun datang dan langsung bertanya kenapa Soo Hyun kerumahnya? Soo Hyun yang sudah duduk di depan Hoon menjawab kalau dia ingin meminta bantuan Hoon.

Soo Hyun lalu menceritakan semuanya. Hoon menolak untuk membantu. Harusnya ayah Soo Hyun memaafkan dengan tulus kenapa harus ada syarat. Soo Hyun menjawab kalau Hoon bisa dipecat karena ini. Hoon berkata dia ga masalah kok kalau harus dipecat.
Mereka pun adu mulut disana. Soo Hyun mengomel karena Hoon susah sekali diminta untuk membantu. Sementara Hoon juga kesal karena Soo Hyun memarahinya terus padahal Soo Hyun butuh bantuannya.


Akhirnya Hoon mau membantu Soo Hyun. Hal yang pertama mereka lakukan adalah membujuk wali pasien untuk tak mengajukan gugatan. Mereka pun menemui Jae Chul dan sang ayah. Ayah Jae Chul mendengar semua penjelasan Soo Hyun dan Hoon. Kemudian dia menjawab kalau dia ga bisa memaafkan sikap pengecut dokter dari departemen penyakit dalam. Jae Chul nampak memohon, tapi ayahnya sudah bertekad bulat tetap ingin menuntut RS Myung Woo atas kasus Mal Praktek.

Soo Hyun memberitahu kalau akan ada kompensasi uang untuk kasus Mal Praktek ini. Ayah Jae Chul menjawab kalau dia tahu bahwa uang memang sangat penting. Tapi yang dia inginkan adalah dokter bisa menjelaskan secara rinci kondisi istrinya. Tapi ternyata dokter malah melakukan kesalahan pada operasi pertama istrinya. Dia tak akan menuntut selama dokter langsung meminta maaf dengan tulus atas kesalahan operasi itu, tapi ternyata itupun tidak dilakukan dokter departemen penyakit dalam.

Hoon bergumam kalau dokter-dokter itu mana mau meminta maaf. Soo Hyun yang ada di samping Hoon langsung mencubit kecil lengan Hoon mengingatkan Hoon agar hati-hati dalam berbicara.


Rencana pertama gagal, tentu Soo Hyun dan Hoon langsung ke rencana kedua. Mereka pergi ke departemen penyakit dalam dan meminta pimpinan disana, si dokter yang tua menyebalkan itu untuk meminta maaf. Tapi dokter tua malah marah-marah dan menganggap Hoon serta Soo Hyun lancang menyuruhnya meminta maaf.

“Kalian pikir..kalian siapa menyuruhku meminta maaf?”


Hoon dan Soo Hyun galau dibuatnya. Hoon lalu berkata kalau jalan satu-satunya adalah memanggil mahasiswa yang ternyata mengoperasi ibu Jae Chul dan menyuruh si mahasiswa bersaksi dan meminta maaf. Jika perlu mereka harus mengancam si mahasiswa itu. Soo Hyun menjawab kalau dia sudah menelpon RS cabang dan kata staf di RS itu, mahasiswa yang mengoperasi ibu Jae Chul cuti ga masuk dan ponselnya juga ga bisa dihubungi. Hoon tersenyum dan berkata mantap kalau mereka harus menemukan mahasiswa itu. Soo Hyun heran dan menatap Hoon lalu bertanya caranya gimana?

Hoon menghentikan langkah lalu menatap Soo Hyun dan bertanya Soo Hyun punya uang kan? Soo Hyun yang bingung bertanya kenapa memangnya? Tapi Hoon ga menjawab kebingungan Soo Hyun, dia malah mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Soo Hyun bertambah bingung tapi dia tak bertanya lebih jauh.


Soo Hyun dan Hoon pergi ke klinik, karena disini katanya mereka bisa menemukan mahasiswa itu. Ketika membuka pintu klinik Hoon, Soo Hyun terkejut karena banyak preman didalamnya. Dia pun mundur teratur, dan Hoon yang tahu Soo Hyun ketakutan langsung menaruh tangannya di pundak Soo Hyun sambil tersenyum manis pada preman-preman itu.

Preman-preman itu pernah dibantu oleh Hoon saat bos si preman dalam keadaan butuh dioperasi. Makanya ketika Hoon datang mereka langsung memberi jalan untuk Hoon dan membuat Soo Hyun sedikit takjub melihatnya. Hoon hanya tersenyum manis menatap Soo Hyun yang keheranan.


Asisten si bos preman menyambut Hoon dengan membawa mahasiswa yang Hoon cari. Soo Hyun bertambah heran karena ternyata menemukan si mahasiswa itu mudah sekali, dan Hoon bisa melakukannya. Hoon bertanya bagaimana kabar si bos? Asisten itu menjawab kalau bosnya sangat sehat, tapi kini ada di penjara. Hoon ikut merasa prihatin, tapi asisten itu menjelaskan kalau sekarang dialah bos baru selama bosnya yang asli dipenjara, dan dia menikmati hal itu. Hoon tertawa senang mendengarnya. Dia bahkan mengucapkan selamat pada boss baru itu. Soo Hyun masih tampak sedikit ketakutan disamping Hoon. Dia ga nyangka ada orang yang sedemikian di dunia ini. (Hahaha)

Hoon berniat membawa si mahasiswa yang sedari tadi dia cari, tapi bos baru itu langsung memegang tangan Hoon sebagai tanda Hoon ga bisa begitu saja pergi dari tempat ini. Bos itu mengingatkan Hoon akan bayaran untuk mereka karena berhasil menemukan mahasiswa itu. Hoon ingat dan langsung menyuruh Soo Hyun membayar si bos baru.
Sebelum menyerahkan uang, si bos baru menyuruh Hoon tanda tangan dulu, agar transaksi ini sah. (LOL)


Ternyata Soo Hyun ga cuma membayar si bos baru saja, tapi anak buah yang berjejer di pintu pun juga harus dibayar. Soo Hyun pun mau tak mau memayar kesepuluh anak buah bos baru itu agra masalah ini cepat selesai. Setelah Soo Hyun menyelesaikan pembayaran dalam jumlah besar itu, si bos masih belum puas. Dia berkata pada Hoon kalau ada tambahan 50 sen lagi. Hoon heran dan bertanya kenapa ada tambahan lagi? Bos baru mengingatkan Hoon, kalau dulu kan Hoon juga gitu, minta 50 sen padanya. Jadi sekarang dia ingin hal yang sama. Hoon pun langsung memberikannya, dan urusan itupun selesai.


Jae Chul mendekati dokter tua yang menyebalkan. Dia berkata kalau dia ingin memberitahu sesuatu pada dokter tua itu. Dokter tua itu memang sangat menyebalkan, dia bukannya bersikap ramah, tapi malah memeriksa seluruh tubuh Jae Chul mengira Jae Chul membawa rekaman dan berniat merekam ucapannya lalu digunakan sebagai bukti untuk mengajukan gugatan.

Jae Chul jelas saja ga mungkin melakukannya. Dia ga berniat sama sekali merekam perkataan dokter tua itu. Karena tak menemukan apapun, si dokter tua akhirnya berhenti. Dia berkata kalau timnya sama sekali ga melakukan kesalahan. Jae Chul pun membenarkan.

“Ayahkulah yang salah. Kalian tidak salah karena kalian sudah mencoba mengobati ibuku”


Jae Chul pun berlalu, dan tepat setelah Jae Chul pergi kumpulan dokter departemen dalam menegur sikap dokter tua itu. Mereka menyebut kalau dokter tua benar-benar keterlaluan pada Jae Chul. Bukannya sadar, di dokter tua malah merengut kesal. Dia tetap dengan keputusannya bahwa dia tak bersalah. Titik.


Bersambung ke part 2

KOMENTAR :

Maaf? Kayaknya tuh dokter tua pas kecil ga pernah diajarin meminta maaf deh.
Maaf juga ga akan menurunkan harga diri kita kok. Dokter tua sama ayah Soo Hyun sama aja.
Sama-sama egois, dan cuma memikirkan diri sendiri.
Harus kuakui Jae Hee disini begitu memukau. Aku suka Jae Hee yang luar biasa keren membela Hoon. Bahkan dia terlihat rela berkorban demi Hoon, nyawa sekalipun tak masalah baginya. Itulah Jae Hee, dan sekarang aku berharap Jae Hee tetap bersama Hoon. ^^

8 comments:

  1. Keren jyga JHee dlm 2thn udh mahir bela diri,,,Quack-Phoon sllu konyol lucu hehwhee...sllu trpukau dgn tgan ajaib PHoon....q tggu parr slnjutx,tenkyu mbak IU

    ReplyDelete
  2. Suka liat Hoon dan SoHyun... Aigoo.. berharap mereka jadi couple abadi didrama ini. Lebih cocok daripada sama jaehee.

    ReplyDelete
  3. Samaaa...aq juga pgn'y Hoon sm SH az...hehee
    Lucu liat ekspresi Hoon SH waktu d sarang gangster... ^^

    ReplyDelete
  4. Ditungguu yg selanjutnyaaaaaa...
    Berharaaapa secepat kilatt...aigooo...

    ReplyDelete
  5. Smoga ja Jae ma hoon, stlah liat pengorbanan masing2 bwt org yg cintai, nggak rela klo nggak jd pasangan. ditunggu part selanjutnya mbak, fighting.....

    ReplyDelete
  6. selanjutnya ditunggu ??? Gomawo

    ReplyDelete
  7. aku selalu mendukung hoon sama jae hee

    ReplyDelete
  8. ahaha docter tuanya adalah ngkoh (org china)

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^