Tuesday 1 April 2014

Sinopsis God's Gift - 14 Days Episode 8 Part 2

[Episode Sebelumnya]


Ji Hoon kini di dalam mobil dan memandang hiasan yang digantung di mobilnya, hiasan itu memuat wajah Soo Hyun serta Saet Byul. Foto itu menandakan keharmonisan hubungan dia dan keluarganya. Tapi kini, semua berantakan.

Ternyata Ji Hoon bertemu dengan orang yang mengiriminya SMS, dan dia berkata pada orang itu agar menyelesaikan semua kekacauan yang terjadi dalam waktu seminggu. Kekacauan ini adalah ulah orang itu,jadi bagaimanapun caranya dia mau orang tersebut membereseskan semua.
Setelah mengatakan itu, Ji Hoon langsung pergi meninggalkan orang tersebut.







Dong Chan malam ini terlihat galau, dia ingin sekali menelpon Soo Hyun, tapi dia ragu. Kakek yang melihat Dong Chan galau langsung mendekati dan menyuruh Dong Chan jangan ragu. Kalau mau telepon ya telepon saja langsung.
Dong Chan mengelak, dia berkata kalau ini ga seperti yang kakek bayangkan. Dia beralasan kalau dia ingin melihat ponselnya saja, memangnya ga boleh?

Kakek ga percaya dan bilang kalau itu pasti pacar Dong Chan. Dong Chan membantah, dan kakek menyebut kalau sekarang Dong Chan mulai main strategi tentang perempuan. Kakek meminta agar Dong Chan membawa wanita yang Dong Chan sukai untuk bertemu dengannya? Dong Chan tetap mengelak dengan sedikit kikuk.

(Suka lihat wajah Dong Chan..hihihi)




Di kamar hotel, Saet Byul terbangun dan melihat bahwa disampingnya sang ibu tak ada. Diapun duduk dan mencoba melihat kesekeliling untuk mencari dimana ibunya. Lalu Saet Byul melihat ibunya di sofa depan. Saet Byul mendekat, dan memanggil sang ibu.

Soo Hyun menoleh kearah Saet Byul, dan bertanya apa Saet Byul sudah bangun? Saet Byul melihat sisa air mata di pipi ibunya, dan langsung meminta sang ibu agar jangan menangis. Melihat ibunya bersedih, Saet Byul ikut sedih. Soo Hyun membelai kepala Saet Byul, dan berkata kalau dia sedang senang makanya dia sampai menangis. Dia senang karena Saet Byul bisa menemaninya disini.

“Mulai sekarang hanya Saet Byul yang melindungi ibu, karena itu ibu jangan menangis. Bukankah ibu masih memiliki aku?”

Saet Byul terisak saat mengatakannya. Dia tak ingin melihat ibunya menangis. Merekapun berpelukan erat. Soo Hyun tak kuasa membendung tangisnya begitu mendengar kalimat Saet Byul. Putri kecilnya yang begitu berharga.




Pagi ini Saet Byul yang masih mengantuk dipaksa Soo Hyun untuk sarapan di lobi hotel. Soo Hyun berkata nanti setelah sarapan Saet Byul boleh tidur lagi. Terlihat ada seseorang yang sedang mengintip apa yang Soo Hyun lakukan di balik dinding.


Sementara itu Young Gyu juga menikmati makan paginya hari ini. Dia makan bersama neneknya, dan terlihat sangat senang. Lalu datanglah seseorang yang memanggil nama Young Gyu. Young Gyu mengira itu paman Dong Chan, tapi ternyata bukan. Tamu yang datang adalah Woo Jin. Young Gyu terlihat sedikit kecewa.

Nenek langsung memberikan nasi untuk Woo Jin agar mereka bisa makan bersama. Woo Jin tentu senang dan langsung menerimanya. Woo Jin berkata kalau ternyata sampai sekarang Eomonim masih menggunakan selimut untuk menghangatkan nasi. (Jadi, nasinya di taruh di bawa selimut.)

Nenek hanya berkata kalau dia berharap dua anaknya yang sedang di luar segera pulang. Young Gyu melihat barang bawaan Woo Jin, dan dengan girang berkata kalau ternyata Woo Jin membawa daging sapi. Woo Jin bukan hanya membawa daging sapi, tapi juga baju hangat untuk Eomonim. Young Gyu langsung memberikan baju hangat itu pada neneknya. Lalu dia beralih pada sebuah jaket yang dia yakini dibeli Woo Jin untuknya. Woo Jin tersenyum mengiyakan kalau jaket itu memang untuk Young Gyu.

Nenek protes kenapa Woo Jin harus selalu membawakan hadiah setiap berkunjung? Jangan-jangan gaji Woo Jin hanya dihabiskan untuk membelikan dia dan Young Gyu hadiah? Woo Jin meminta agar Eomonim tak seperti itu, karena itu akan membuatnya tersinggung. Bukankah Eomonim pernah bilang kalau eomonim sudah menganggapnya seperti putra sendiri, tapi kenapa malah kayak gini?

Nenek kemudian menawarkan Woo Jin agar nanti membawa pulang Kimchi. Woo Jin jelas menerimanya, dan nenek langsung ke dapur untuk menyiapkan kimchi.
Kini hanya Young Gyu dan Woo Jin saja yang ada. Young Gyu sedang mencoba jaket yang diberikan Woo Jin. Tapi, kemudian Young Gyu melepasnya, membuat Woo Jin bertanya apa Young Gyu ga suka jaket yang dia berikan? Young Gyu tak menjawab dan mengambil sweater merahnya lalu berkata kalau dia lebih suka sweater ini.

Woo Jin bertanya dari siapa memangnya sweater itu? Dengan senyum lebar Young Gyu menjawab kalau sweater ini paman Dong Chan yang memberikan padanya.

“Ini lebih hangat” ucap Young Gyu seraya memakai sweater itu dan mengusap-usap ke tubuhnya.

Tiba-tiba Woo Jin meminta maaf pada Young Gyu. Young Gyu tersenyum sambil mencubit pelan Woo Jin dan berkata kalau kalimat Woo Jin sama seperti kalimat Paman Dong Chan padanya. Dia selalu terlihat senang setiap mengingat pamannya itu.

Mendengar cerita Young Gyu, entah kenapa raut wajah Woo Jin berubah sedih. Dia rindu akan sahabatnya itu. Dia merindukan masa dimana dia dan Dong Chan bersama. Diapun merasa menyesal sudah membuat keadaan jadi seperti ini.




Selesai sarapan, Saet Byul dan Soo Hyun kembali ke kamar, mereka membuka pintu kamar dengan kartu yang sudah disediakan hotel. Tapi saat masuk kedalam, mereka terkejut karena kamar yang mereka tempati sudah acak-acakan. Soo Hyun jelas panik. Dia pun langsung memeluk Saet Byul yang terlihat ketakutan. Bukankah tadi kamarnya rapi dan tak seperti ini? Apa itu berarti ada yang masuk ke kamarnya?


Dong Chan datang begitu Soo Hyun menelponnya, dan kini mereka sedang memeriksa CCTV hotel tentang siapakah yang menyelinap masuk ke kamar Soo Hyun, ketika penghuni sedang tak ada di tempat. Di layar terlihat seoang pria yang berdiri di depan kamar Soo Hyun dan memang masuk ke dalamnya.

Manager hotel langsung bertanya pada Soo Hyun apa ada yang hilang? Soo Hyun menjawab kalau uangnya hilang. Manager pun meminta maaf karena sudah membuat Soo Hyun mengalami insiden seperti ini ketika menginap di hotel mereka. Manager juga berkata kalau kejadian seperti ini adalah yang pertama kalinya. Dia juga sudah lapor polisi, dan begitu pelaku tertangkap dia akan langsung mengabari Soo Hyun.
Manager hotel pun permisi pergi.




Setelah manager hotel pergi, Dong Chan langsung menyuruh Soo Hyun pindah hotel. Bagaimana bisa Soo Hyun tetap tinggal disini sedangkan keamanan disini tidak terjamin? Dong Chan menyarankan agar Soo Hyun tinggal di rumah orang tua Soo Hyun saja.

Soo Hyun berkata kalau dia ga punya orang tua. Saet Byul berlari kearah Dong Chan dan memegang lengan Dong Chan seraya berkata kalau dia mau tinggal bersama Paman Dong Chan saja. Dong Chan akhirnya setuju dan berkata memang lebih baik tinggal di rumahnya, karena rumahnya akan aman dari yang namanya pencuri.

Soo Hyun menolak, dan memberi tahu Saet Byul kalau lebih baik mereka ke hotel lain saja. Saet Byul ga mau, dia tetap mau tinggal di rumah Paman Dong Chan. Dong Chan membelai rambut Saet Byul dengan penuh sayang dan menyetujui keinginan Saet Byul untuk tinggal di rumahnya. Dia bahkan memasang wajah lucu pada Soo Hyun, dengan mendekatkan kepalanya ke kepala Saet Byul.


Han Ji Hoon ke RS, untuk menemui Min Ah, tapi ternyata Min Ah tak ada. Diapun menelpon Min Ah, tapi nomer Min Ah tak aktif, membuat Ji Hoon kesal. Dia bergumam kalau dia bisa gila karena Min Ah yang ngotot ingin tetap melahirkan anak itu.


Ki Dong Chan akhirnya membawa Saet Byul dan Soo Hyun kerumahnya, dimana kakek menyambut dengan penolakan yang lucu. Kakek bergaya di depan Soo Hyun dan Saet Byul sambil berkata agar Soo Hyun serta Saet Byul bisa melewatinya dulu, baru boleh tinggal di rumah ini. Dong Chan menatap dengan aneh, tapi kemudian dia cuek saja menggandeng Saet Byul dan melewati kakek.

Kakek terjatuh karena gerakannya sendiri, dan Soo Hyun langsung membantu kakek. Dia bertanya apa kakek ga apa-apa. Kakek malah mengeluh tentang sikap Dong Chan yang selalu membuatnya sebal. Dong Chan berkata ingin memberinya daging, tapi ternyata yang dibeli malah bebek. Bukan hanya itu saja, kakek juga menujukkan lingkar dibawah matanya yang menghitam karena Dong Chan ga perhatian padanya.
Soo Hyun hanya menatap aneh pada kakek yang kemudian berlalu pergi.

(LOL)


Di dalam rumah, kakek langsung menguasai semua tempat. Dia berbaring di tempat tidur, dan berkata pada Saet Byul kalau ini adalah tempatnya. Saet Byul dengan sopan memberi salam pada kakek. Dia membungkuk dan bersujud di depan kakek, tapi kakek pura-pura ga melihat.

Saet Byul yang tahu kakek belum melihat salam hormatnya, memutuskan untuk mengulang lagi dan memberi penghormatan pada kakek, tapi kakek malah bertanya kenapa Saet Byul sampai dua kali memberinya salam hormat, memangnya dia sudah mati?
Saet Byul takut karena kakek membentaknya, dan Dong Chan datang langsung memarahi kakek yang membuat Saet Byul takut.


Tiba-tiba Saet Byul bilang pada ibunya kalau dia kebelet pipis, Dong Chan langsung memberitahu arah kamar mandi, dan Soo Hyun segera mengantar Saet Byul. Belum jauh langkah Soo Hyun, Dong Chan tiba-tiba melarang Soo Hyun ke kamar mandi, dia teringat kalau kamar mandi sangat kacau keadaannya.


Di dalam kamar mandi, Dong Chan membereskan semua majalah porno yang dia punya. Dia bisa malu kalau Soo Hyun melihatnya menyimpan majalah-majalah vulgar seperti ini. Dong Chan membuka jendela, dan berniat membuang majalah-majalah itu, walau dia sempat bergumam, sayang sekali majalah ini harus dibuang.

Setelah membuang majalah dewasa, kini Dong Chan menyemprot kamar mandi dengan pengharum, agar Soo Hyun ataupun Saet Byul jadi nyaman berada disini.
Tak disangka kakek membuka jendela sambil memegang majalah-majalah yang Dong Chan buang tadi. Kakek bertanya apa ga sayang yang seperti ini dibuang? Dia janji ga akan ngomel-ngomel, jadi biarkan dia masuk. Dong Chan dengan cuek menutup jendela, dan menyuruh kakek pergi.


Soo Hyun terlihat sedang merapikan barang-barang yang berserakan di rumah Dong Chan. Dong Chan yang melihat itu, menyuruh Soo Hyun berhenti. Saat sedang asik membersihkan ruang itu, tiba-tiba Soo Hyun menemukan celana dalam dan langsung direbut Dong Chan. Dong Chan yang malu menjelaskan kalau celana dalam tadi bukan miliknya tapi milik si kakek.

Kakek nongol lagi di jendela, dan bilang kalau dia ga pernah pake celana dalam segitiga seperti itu, dia biasanya pakai celana dalam segi empat.

“Motif macan tutul seperti tadi, aku juga ga suka”

Soo Hyun terkekeh geli mendengar penjelasan kakek.

Kemudian tiba-tiba kakek mengaduh sakit sambil memegang dadanya, Dong Chan panik dan mendekat, tapi ternyata kakek hanya berpura-pura. Dia langsung menjambak rambut Dong Chan, dan beteriak, mana yang Dong Chan pilih, dia atau Soo Hyun?;
Soo Hyun tertawa melihat pertengkaran lucu itu. Sementara Dong Chan mengaduh kesakitan dan minta agar kakek melepaskan jambakannya.


Disebuah desa, seorang ahjumma terlihat menawarkan rokok pada pria-pria yang ada. Dia bertingkah sedikit genit agar pria-pria itu mau membeli rokoknya. Tiba-tiba seorang ahjussi datang membawa pentungan mendekat dan memarahi ahjumma itu. Ahjumma langsung berlari menghindar. Saat ahjussi itu akan melayangkan balok kayu yang dipegangnya untuk memukul Ahjumma, sebuah tangan mencegah ahjussi itu, dan ternyata itu adalah tangan Ji Hoon.


Ternyata Ji Hoon mengenal Ahjumma itu yang tentu ada hubungannya dengan Soo Hyun. Ahjumma itu memanggil Ji Hoon menantu Han. Apakah Ahjumma itu adalah orang tua Soo Hyun? Tapi bukankah Soo Hyun berkata ga punya orang tua? Entahlah..

Kini, Ahjumma dan Ji Hoon sudah duduk berhadapan. Ahjumma menghidangkan beberapa makanan untuk Ji Hoon, dan bertanya heran kenapa wajah Ji Hoon terlihat sedih? Apa ada sesuatu terjadi? Apa Soo Hyun selalu mengomeli Ji Hoon? Jika benar, hjumma meminta agar Ji Hoon bisa memaklumi sifatnya Soo Hyun.

Ji Hoon kemudian bertanya apa Soo Hyun mampir kesini? Ahjumma menjawab kalau mana mungkin Soo Hyun mau mampir kesini, tapi Ahjumma kemudian tersadar, dan bertanya apa Ji Hoon dan Soo Hyun habis bertengkar? Ahjumma yang mengetahui Soo Hyun kabur dari rumah, berbalik memarahi Ji Hoon. Dia mencengkeram kemeja Ji Hoon sambil berkata

“Dasar kau..apa karena dia punya ibu seperti aku, jadi kau meremehkan anakku juga?”

(Fix, ahjumma ini ibunya Soo Hyun. Tapi kenapa ya Soo Hyun ga mengakui ibunya sendiri? Ada sesuatu dibalik itu? Apa karena pekerjaan ibu Soo Hyun?)


Ki Dong Chan, memasang tenda untuk sang kakek. Dia dengan wajah lucunya berkata kalau udara yang segar seperti ini menjadi tempat tinggal baru untuk kakek. Kakek protes dan bertanya masak di cuaca sedingin ini dia disuruh tidur di luar? Dong Chan merayu kakek, dia juga berkata apa kakek ingat tentang seorang yang bisa menjadi bukti jika dia memang orang baik? Nah, orang itu adalah Soo Hyun. Hanya Soo Hyun yang bisa menjadi bukti dan bisa menceritakan semuanya pada kakek, kalau dia memang orang baik. Kakek ga percaya.


Kini, Soo Hyun, kakek dan Dong Chan duduk bersama. Dong Chan meminta agar Soo Hyun menceritakan tentang semua kebaikan yang pernah dia lakukan? Kakek menjawab kalau dia sama sekali ga percaya dengan yang dikatakan Dong Chan. Mana bisa Soo Hyun adalah orang yang Dong Chan bantu?

“Benar kata Dong Chan. Jika bukan karena dia, aku dan anakku tidak mungkin bisa hidup sampai sekarang. Dia menyabung nyawa demi menyelamatkan kami.”

Kakek masih mengejek Dong Chan yang bisanya hanya jadi preman. Soo Hyun kemudian menimpali kalau dia ga peduli dengan yang orang lain katakan. Tapi yang jelas, dia tahu bahwa Dong Chan bukanlah seorang preman.

“Walaupun kami belum kenal lama, tapi aku pastikan dia adalah orang yang adil dan baik dari sananya. Hal yang kukatakan ini benar adanya.”

Dong Chan kemudian berkata pada kakek agar kakek menepati janji, dan kakek menjawab bagaimana bisa dia percaya begitu saja dengan yang Soo Hyun katakan. Dia saja baru kali ini bertemu Soo Hyun.


Han Saet Byul terlihat mengendap-endap akan keluar, kebetulan di tenda, kakek terlihat sedang tidur pulas. Tiba-tiba Dong Chan sudah berdiri di belakang Saet Byul dan menarik jaket Saet Byul lalu berkata kalau Saet Byul seperti kucing kelaparan yang mencoba kabur.
Dong Chan bertanya Saet Byul mau kabur kemana? Saet Byul menjawab kalau ada barangnya yang ketinggalan di rumah, jadi dia ingin mengambil barang itu.

Dong Chan bertanya barang apa itu? Saet Byul menjawab sambil memberi isyarat pada Dong Chan dengan jarinya agar Dong Chan tidak memberi tahu ibunya. Dong Chan mengangguk, dan Saet Byul kemudian berkata kalau barang yang kelupaan itu adalah TAS SNAKE. Saet Byul menjelaskan kalau setiap menjadi anggota fans clubnya SNAKE maka akan dikasih satu tas. Dapet tas dan juga helm, karena terlalu banyak barang, makanya dia ga bisa bawa tas itu kesini.

Dong Chan bilang biar dia saja yang ambil tas itu jadi Saet Byul bisa menunggu disini. Saet Byul tersenyum senang dan menjawab kalau gitu ongkos taksinya dia yang bayar. Saet Byul pun menyodorkan uangnya untuk Paman Dong Chan. Dia juga berpesan agar uang kembaliannya harus diberikan padanya lagi. Paman Dong Chan ga boleh lupa.

Dong Chan menerima uang itu, dan menjawab dengan bercanda kalau sisa uangnya pasti bisa dia pakai untuk membeli rumah di gangnam.


Setelah Dong Chan pergi, kakek terbangun dan tiba-tiba menyuruh Saet Byul untuk keramas. Saet Byul tentu saja heran, dan bertanya kenapa. Kakek kemudian menjawab kalau Dong Chan tadi habis buang air besar dan lupa ga cuci tangan. Saet Byul kaget dan malah berkata kalau dia benci sama Haraboeji (Kakek).
Saet Byul pergi dan kakek langsung menjulurkan lidahnya sebentar untuk mengejek Saet Byul.


Nenek Young Gyu, terlihat sedang mencari sesuatu di ruang kerja Ji Hoon. Dia kemudian menemukan dokumen yang dicarinya dan langsung mengambil kumpulan dokumen itu untuk dia baca. Setelah dia menemukan dokumen yang dia maksud, nenek membuka untuk melihat isinya yang ternyata berisi laporan Ji Hoon terhadap suatu kasus.

Kemudian nenek mengeluarkan kertas ddakji yang pernah digunakan Young Gyu. Nenek ternyata membaca tulisan di kertas ddakji yang beberapa waktu lalu sempat basah karena tak sengaja ketumpahan sup.


Flashback

Setelah kertas ddakji yang basah itu dikeringkan oleh nenek, dia melipat kembali kertas ddakji itu agar bisa digunakan Young Gyu. Saat sedang melipat kertas itu, nenek tak sengaja membaca tulisan yang tertera di kertas. Nenek jelas terkejut karena disana tertera bahwa Dong Chan adalah tersangka utama kasus pembunuhan di Mujin.


Mengetahui fakta itu, nenek menemui Ahjumma yang bekerja di rumah Soo Hyun. Dia meminta pada ahjumma itu untuk membiarkannya beberapa hari saja bekerja di rumah Soo Hyun. Nenek bahkan memberikan uang untuk ahjumma tersebut, dan si Ahjumma jelas senang mendapat uang itu.


Flashback End

Ketika sedang sibuk mencari itulah, nenek mendengar kalau ada suara orang yang akan masuk. Nenek pun bergegas menaruh kembali kumpulan dokumen tersebut, tepat saat Ji Hoon membuka pintu ruang kerjanya.
Ji Hoon terkejut dan langsung bertanya, kenapa nenek ada di ruang kerjanya? Nafas nenek masih terengah-engah tanda bahwa dia sangat takut dan bingung harus mencari alasan apa untuk pertanyaan itu.
Nenek ga mau Ji Hoon curiga.

Nenek kemudian memberi alasan kalau dia hanya mencoba membersihkan ruang ini karena ruang ini terlihat kotor. Ji Hoon geram dan bertanya apa istrinya ga pernah berpesan apapun pada nenek? Ji Hoon mengingatkan nenek kalau semua dokumen di ruang kerjanya, ga boleh disentuh siapapun.

Nenek meminta maaf karena dia orang baru makanya dia kurang paham. Ji Hoon juga berkata kalau ruangan ini hanya dia yang membersihkannya. Jadi ga boleh ada yang membersihkan ruang ini selain dia.
Nenek pun disuruh keluar, dan begitu keluar nenek terkejut melihat Dong Chan berdiri di depannya.


Dong Chan pun tak kalah kagetnya, dia bukan hanya kaget, tapi dia juga kesal melihat ibunya ada disini. Dong Chan langsung menarik tangan ibunya dan mengajak ibunya keluar. Sesampainya diluar, Dong Chan bertanya kesal kenapa ibunya ada disini? Ibu bukannya menjawab dia malah balik bertanya apa Dong Chan tahu siapa laki-laki di rumah itu?

Ibu menjelaskan kalau laki-laki itu adalah laki-laki yang terkait kasus Dong Ho, kakak Dong Chan. Dong Chan bertanya kesal, lalu kenapa kalau laki-laki itu ada hubungannya dengan Dong Ho?

“Apa kau masih bersikeras kalau Hyung tidak bersalah smpai mencari kesini ?Apa kau ingin memohon padanya untuk membebaskan Hyung?”

“Bukan begitu, aku hanya melihat sesuatu yang aneh.”

Ibu ingin menjelaskannya, tapi Dong Chan ga peduli. Dia bertanya apa menurut ibunya dia berbohong saat itu? Ibu menjawab kalau bukan itu yang dia maksud.

“Bukan begitu apa maksudmu? Lalu kau anggap aku ini apa? Pembunuh itu memang anakmu. Lalu aku ini apa?”

Ibu marah dan langsung menampar Dong Chan.

“Dia itu Hyungmu, dan dia bukan pembunuh.”

Dong Chan kaget mendapat tamparan itu, tapi dia tak berkata apa-apa dan langsung pergi meninggalkan ibunya.


Bersambung ke part 3

KOMENTAR :

Aku jadi tertarik sama kasus Dong Ho. Kalau Dong Chan memang yakin dengan apa yang dia lihat, bahwa Dong Ho lah si pelaku. Lalu, apa iya Dong Ho merupakan seorang pembunuh? Kenapa dia membunuh? Semua masih teka-teki.
Tapi, Ji Hoon jelas terkait dengan semuanya.

Woo Jin belum menunjukkan greget di drama ini. Masih datar saja, dan membuat aku belum terlalu tertarik dengan sosok Woo Jin. (Maaf ya untuk yang suka Woo Jin..)

7 comments:

  1. g sbar nunggu part 3 na... Mkch n smangat...^_^

    ReplyDelete
  2. Bikin tambah penasaran ma kasusnya...lanjut kak..ditunggu..

    ReplyDelete
  3. peran le bo young disini hampir mirip sama di my daughter seo young. di god gift bo young ga ngakuin ibunya. di seo young ga ngakuin ayahnya. terus kesamaan lainnya adalah karakternya sama-sama keras kepala..
    tapi aku suka akting eonni ini. keren!!!

    ReplyDelete
  4. ditunggu part 3 nya unnie, fightinggg!!!

    ReplyDelete
  5. ga sabar ini aduhhh part 3 . semangat :)

    ReplyDelete
  6. Menungguu part 3 nya .. Semanggattt

    ReplyDelete
  7. ah sempet bingung nyari link sinopsis nya episode 6 dan 8 ternyata ada di blog yang keren ini ^_^ ijin untuk berbagi link nya ya di simpleajadotcom Gomawo

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^