[Episode Sebelumnya]
Kim Soo Hyun membereskan kertas-kertas yang dipakai putrinya untuk maik kertas lempar tadi, kertas-kertas itu ternyata kertas kerja milik suaminya. Soo Hyun pun bergumam kalau Ji Hoon sampai tahu pasti Ji Hoon akan marah besar.
Tiba-tiba Soo Hyun mendengar suara Dong Chan yang berteriak senang, dan saat dia melihat keluar jendela, Soo Hyun mendapati pemandangan dimana anaknya sedang bermain riang dengan Dong Chan.
Entah mengapa dia pun merasa bahagia melihat keceriaannya Saet Byul.
Soo Hyun bertanya pada Saet Byul, apa cuma ini saja kertas yang Saet Byul gunakan untuk bermain ddakji tadi? Saet Byul mengangguk tanda iya, padahal tangannya sedang merogoh saku jaketnya tanda bahwa dia masih menyimpan satu kertas ddakji miliknya yang sudah dibuat oleh Dong Chan menjadi kertas Ddakji yang tak terkalahkan.
Soo Hyun juga menasihati Saet Byul, agar tak melakukan ini lagi, karena ayah bisa marah. Saet Byul menjawab kalau dia mengerti dan juga meminta maaf.
Soo Hyun menjawab ga apa-apa, dia juga bertanya, apa tadi memang sangat menyenangkan?
Saet Byul yang tadi memasang wajah sedih, kini langsung berubah ekspresi. Dia senang sekali saat menjawab kalau tadi memang sangat menyenangkan saat bermain bersama Paman Dong Chan.
“100 kali lebih menyenangkan daripada bermain video game. Paman sangat hebat” ucap Soo Hyun riang sambil mengacungkan jempolnya karena Dong Chan begitu luar biasa untuknya.
Han Saet Byul ditinggal sang ibu langsung dan mengeluarkan kertas Ddakji miliknya yang sengaja dia sembunyikan, lalu kertas itu diciumnya. Ini kertas Ddakji miliknya yang tak akan terkalahkan.
Byung Tae berhasil mengggambar dengan jelas sketsa yang Soo Hyun berikan tadi. Dia menjelaskan kalau gambar ini namanya Cerberus. Di ruang kerja Soo Hyun bukan hanya ada Byung Tae, tapi juga ada Dong Chan dan Jenny yang mendengar penjelasan Byung Tae. Byung Tae kemudian berkata kalau klub graffiti lah yang biasanya menggambar hal seperti ini.
Saat sedang asik berdiskusi, Ji Hoon datang dan terkejut melihat istrinya masih bersama orang-orang yang pagi tadi dilihatnya.
Karena merasa tak enak, Dong Chan dan tim pergi keluar dari rumah Soo Hyun, dan Soo Hyun berkata agar mereka menunggunya. Dia akan menyusul. Tentu saja Dong Chan mengangguk. Setelah Soo Hyun masuk ke dalam, Dong Chan bergumam, kalau dia merasa pernah melihat wajah suami Soo Hyun. Tapi, dimana tepatnya dia sendiri lupa. Dong Chan yakin wajah suami Soo Hyu tak asing untuknya.
Sementara di kamar, Soo Hyun bersiap akan pergi, dan suaminya bertanya siapa orang-orang tadi? Soo Hyun yang sedang bersiap menjawab kalau orang-orang itulah yang akan membantunya.
“Memangnya mereka menolongmu apa?”
Soo Hyun menghela nafasnya, tanda dia muak dengan pertanyaan Ji Hoon yang selalu ditujukan padanya. Pertanyaan yang itu-itu saja.
Dengan kesal Soo Hyun menjawab
“Mereka menolongku tentang bagaimana caranya menyelamatkan Saet Byul”
Soo Hyun mulai melangkah pergi, dan Ji Hoon langsung menahannya. Soo Hyun menepis tangan suaminya dan berkata agar suaminya menjaga Saet Byul saja, dan jangan pedulikan dia.
Di sebuah sekolah luar biasa, terlihat anak-anak sedang berlatih untuk pementasan sebuah drama, ada Ki Young Gyu juga disana. Guru Young Gyu tersenyum melihat tingkah anak-anak didiknya yang keterbelakangan mental tersebut.
Ketika sang guru melihat wajah Young Gyu bersedih, gurupun menyuruh sang guru mendekat dan bertanya ada apa dengan Young Gyu? Young Gyu enggan memberitahu, dia hanya menunduk, membuat sang guru berkata, tak apa-apa ceritakan saja padanya.
Young Gyu dengan polos menjawab kalau temannya ga mau bermain dengannya lagi, karena sudah punya teman baru. Guru itupun dengan sabar memberi saran pada Young Gyu, agar Young Gyu mencoba mengajak teman Young Gyu itu main bersama, jangan takut untuk mengajak, karena teman Young Gyu itu pasti mau untuk diajak main dengan Young Gyu.
“Young Gyu…kau tahu, kau adalah orang yang special. Itulah kenapa orang-orang menyukaimu. Jadi jangan lupakan itu yaaa…”
Ki Young Gyu akhirnya tersenyum dan menyetujui saran sang guru, dia berkata kalau dia akan mengajak temannya untuk bermain.
Setelah kelas selesai, sang guru kembali ke ruangannya, dan mulai mencatat laporan untuk hari ini. Ketika dia bersiap pulang, tiba-tiba saja dia merasa kesakitan. Barang bawaannya pun terjatuh, dan terlihat disana sebuah pakaian atau mungkin seragam. Guru itu mengerang kesakitan sambil memegang bagian tubuhnya yang terluka.
Kemudian dia membuka bagian bawah bajunya, dan terlihatlah luka itu. Luka tusukan di perut yang sepertinya akibat pena Soo Hyun.
Lalu, apakah dia pembunuh Saet Byul? Sepertinya, laki-laki ini memang pembunuh si korban kedua.
Soo Hyun ditemani Dong Chan pergi menemui klub Grafitti untuk menanyakan apakah klub itu mengenal gambar cerberus ini? salah satu anggota klub graffiti yang ditemui Soo Hyun dan Dong Chan membenarkan kalau sepertinya memang dia yang menggambar Cerberus itu. Tapi sudah beberapa tahun lalu. Gambar itu dibuat atas permintaan seorang pemilik bar karaoke.
Soo Hyun bertanya dimana bar karaoke itu? Salah satu anggota klub graffiti tersebut menjawab kalau bar karaoke yang memasang gambar ini di Sinsa Dong. Setelah mengetahui dimana letak lokasi bar karaoke itu, Soo Hyun dan Dong Chan bergegas pergi kesana.
Guru Young Gyu mendatangi sebuah bar karaoke dan memakai seragam seperti seorang anggota pemadam kebarakaran. Dia menemui seorang staf dan berkata kalau dia datang karena ingin memeriksa keamanan gedung ini dari bahaya kebakaran. Staf di bar itu jelas saja tak curiga dan mempersilakan laki-laki itu untuk menemui manager bar. Saat sudah bertemu sang manager bar, guru Young Gyu memberikan cara-cara keselamatan untuk bar karaoke ini agar terhindar dari kebakaran.
Ketika manager bar pergi untuk memanggil staf, guru Young Gyu mengeluarkan sesuatu dari balik sakunya dan menaruh benda itu di salah satu tempat tersembunyi yang ada di dekatnya. Geraknya benar-benar misterius. Mungkinkah aksi nanti malam juga dia yang akan melakukannya?
Kim Soo Hyun dan Ki Dong Chan sudah sampai di tempat karaoke, mereka langsung masuk ke dalam dan bertanya pada staf yang sedang beberes, berapa jumlah pemandu karaoke di bar ini?
Staf yang sedang memberishkan ruangan, tidak langsung menjawab dan malah balik bertanya, memangnya kalian berdua sudah memesan tempat?
Soo Hyun tak mempedulikan pertanyaan itu dan bertanya lagi apa ada di antara semua pemandu karaoke seorang wanita yang berusia sekitar 30 tahun, dengan rambut warna pink? Staf itu hanya menjawab entahlah. Dong Chan kesal, dan mendekati si staf lalu memegang kedua pipi si staf sambil berkata sepertinya staf ini masih bocah? Tapi kenapa bisa kerja di tempat seperti ini?
Sambil menunjukkan kartu identitasnya,yang merupakan seorang polisi, Dong Chan meminta si staf mengeluarkan KTP, agar dia tahu berapa sebenarnya umur si staf, jika memang dibawah umur maka dia akan langsung menindak tegas hal itu.
Staf laki-laki itu takut sehingga akhirnya jujur berkata dia ga tahu nomer ponsel pemandu karaoke yang dicari Dong Chan dan Soo Hyun. Dia sungguh-sungguh tak tahu.
Tepat ketika Dong Chan berbalik melihat keluar, guru Young Gyu kebetulan lewat dengan manager bar. Guru Young Gyu menatap penuh makna pada Dong Chan. apakah dia ingat akan kejadian malam itu, dimana seorang yang diajaknya berkelahi adalah Dong Chan.
Entahlah.
Soo Hyun dan Dong Chan akhirnya dapat nomer ponsel orang yang sudah memesan si pemandu karaoke yang mereka cari. Kini di depan bar karaoke, Soo Hyun dan Dong Chan tengah berbeda pendapat. Dong Chan ingin mereka menemui dulu si pemesan, karena tersangka utama untuk pembunuhan malam nanti adalah si pemesan. Sementara Soo Hyun ingin mereka menunggu saja disini, untuk melihat siapa pelakunya.
Lagipula bagaimana mereka bisa tahu jika pemesanlah pembunuh sebenarnya?
Dong Chan menjelaskan kalau ada cara untuk mengetahuinya, yaitu dengan melihat luka bekas tusukan pena yang Soo Hyun berikan di perut pelaku saat malam itu. Soo Hyun pun setuju dengan ide tersebut.
Ternyata Soo Hyun dan Dong Chan pergi ke tempat yang diberitahu oleh staf yang bekerja di bar karaoke. Disana berisi laki-laki saja, dan Dong Chan langsung bertanya mana Mimi? Mimi adalah wanita yang diduga akan menjadi korban ketiga malam ini. Laki-laki yang sedang makan bersama geng nya itu kesal, karena mendapat tamu tak diundang dan langsung bertanya kesal, memangnya kalian berdua siapa? Polisi?
Dong Chan emosi mendengarnya, dia pun meminta Ahjumma Kim untuk menunggu dulu diluar. Setelah berhasil membujuk Soo Hyun keluar, Dong Chan tersenyum manis pada gerombolan pria-pria itu, dan kemudian senyum nya berubah amarah yang seolah dia bisa menerkam mereka semua.
di luar ruangan, Soo Hyun menunggu dengan cemas. Dia mendengar suara pukulan dan sumpah serapah yang terucap. Soo Hyun hanya takut, jika Dong Chan terluka karena dihajar oleh preman-preman itu. Bahkan Soo Hyun mendnegar kalimat
“Sini, kucongkel matamu”
Semakin takutlah Soo Hyun mendengarnya.
Kim Soo Hyun penasaran, dia memilih melihat situasi di dalam. Keadaan ruangan itu memang kacau balau, tapi apa yang dia takutkan tidaklah terjadi. Ternyata Dong Chan berhasil melumpuhkan mereka semua. Kini, preman-preman itu tengah berlutut di depan Dong Chan, sementara Dong Chan sedang asik melihat catatan yang ada di depannya.
Soo Hyun kemudian mendekat, lalu Dong Chan bertanya pada salah satu laki-laki yang kini sedang berlutut di depannya, apa inilah nomer telepon yang memesan Mimi hari ini? Laki-laki yang rambutnya jadi berdiri semua akibat ulah Dong Chan membenarkan pertanyaan itu.
Dong Chan langsung merobek kertas berisi alamat laki-laki pemesan Mimi, dan bersama Soo Hyun segera meluncur ke rumah si pemesan.
Seorang laki-laki yang sedang asik bersantai di sofa rumahnya terkejut karena ada tamu yang datang. Di kakinya terselip sebuah boneka Barbie. Ketika dia membuka pintu, dia langsung ditinju oleh seorang yang sama sekali tak dikenalnya. Diapun tersungkur jatuh, sementara Dong Chan dan Soo Hyun langsung masuk ke dalam rumah, dan Dong Chan meninju si laki-laki tanpa ampun.
Soo Hyun bergerak cepat dengan membuka baju si laki-laki untuk melihat bekas luka itu, yang ternyata tidak ada di perut sang laki-laki. Dong Chan bertanya apa Soo Hyun yakin menusuk pelaku di perut bagian ini? Soo Hyun menjawab iya dengan yakin.
Dong Chan tak menyerah, dia bertanya apa benar 4 digit terakhir nomer telepon laki-laki itu 3787? Laki-laki tersebut yang sangat ketakutan membenarkan apa yang ditanyakan Dong Chan. Dong Chan bertanya lagi, lalu apa laki-laki ini yang memesan Mimi untuk hari ini? Laki-laki itu menjawab tidak, dia tak memesan Mimi hari ini.
Dong Chan yang memegang baju si laki-laki dan mencengkeramnya erat menyuruh si laki-laki mengaku. Laki-laki itu semakin ketakutan dan bilang kalau ponselnya kemarin hilang, jadi dia ga tahu siapa yang menggunakan nomer ponselnya untuk meghubungi Mimi?
Dong Chan melempar sang laki-laki ke sofa dan langsung menghubungi Ho Goo, dia ingin Ho Goo melacak nomer yang diberinya tadi. Ho Goo menolak dan menjawab kalau dia bisa saja di pecat karena ini. Itu illegal dan dia takut ketahuan. Dong Chan memarahi temannya itu dan berkata jika sampai wanita ketiga mati, maka semua adalah salah Ho Goo.
Tiba-tiba Hyun Woo Jin datang dan bertanya, Ho Goo kenapa? awalnya Ho Goo ga mau memberitahu tapi Woo Jin memaksa dan akhir diapun menceritakan keinginan Dong Chan. Begitu tahu itu Dong Chan dan ini terkait kasus wanita ketiga yang diprediksi Soo Hyun akan meninggal, maka Woo Jin langsung menyuruh Ho Goo mengikuti keinginan Dong Chan.
Hyun Woo Jin juga merebut ponsel Ho Goo dan meminta Dong Chan memberikan telepon ini pada Soo Hyun, karena dia yakin Soo Hyun ada di sebelah Dong Chan. Dong Chan ga mau dan meminta Woo Jin mengembalikan ponsel Ho Goo, Woo Jin menjawab kalau Ho Goo sedang melakukan perintah yang Dong Chan beri tadi.
Mau tak mau Dong Chan akhirnya memberikan ponselnya pada Soo Hyun, dan Soo Hyun pun langsung menerimanya.
Soo Hyun syok saat mendengar Woo Jin memberitahu tentang kebakaran di gedung Jung Woo, di Sinsa Dong. Lokasi dimana wanita ketiga dipastikan mati malam ini.
Benar saja, gedung Jung Woo, tepat di lokasi bar karaoke mengeluarkan asap, dan pemadam kebakaran bersiap menyelamatkan siapa saja yang masih terjebak di dalam bar tersebut. Dong Chan dan Soo Hyun juga sudah sampai di lokasi. Soo Hyun tanpa pikir panjang langsung berlari masuk ke dalam, dan Dong Chan ikut berlari mengejar Soo Hyun yang sudah masuk ke dalam lokasi.
Asap tebal memenuhi lokasi karaoke itu, membuat pandangan sedikit kabur. Terlihat seorang petugas yang sedang mencoba mencari seseorang untuk dia selamatkan. Mimi yang terjebak di dalam, mencoba menggedor-gedor pintu berharap ada yang mendengar dan menolongnya.
Saat tengah berusaha meminta tolong itulah, Mimi melihat sang petugas pemadam mendekatinya. Mimi senang dan memohon agar dia diselamatkan. Petugas pemadam itupun mengulurkan tangannya untuk menolong Mimi. Mimi segera menyambutnya, namun ada satu tangan yang langsung menarik tangan Mimi, membuat Mimi tak jadi diselamatkan sang petugas Damkar.
Ternyata tangan itu adalah tangan Soo Hyun. Soo Hyun langsung menarik Mimi dan mereka berlari berdua untuk bisa keluar dari gedung ini.
Sang petugas Damkar yang sejatinya adalah guru Young Gyu jadi geram karena niatnya digagalkan, diapun hanya melihat kepergian targetnya dengan pandangan sangat marah. Lalu ada sebuah tangan wanita yang meminta pertongan si petugas Damkar. Tapi petugas itu tak peduli, dan malah menepis tangan si wanita dan pergi meninggalkan wanita itu tanpa berniat menolongnya sama sekali.
g
Soo Hyun langsung mengurung Mimi di toilet, Dong Chan protes dan bilang agar ahjumma Kim ga melakukan hal nekat seperti tadi, bagaimana jika tadi Ahjumma Kim lah yang terbunuh. Soo Hyun ga peduli, dia bahkan mengingatkan Dong Chan, jika lain kali dia terluka saat sedang mencoba menangkap pelaku, maka Dong Chan tak usah mengkhawatirkannya atau menyelamatkan dia seperti malam itu, tapi fokuslah untuk menangkap si pelaku, karena cuma Dong Chan lah yang bisa menolongnya.
Dong Chan pun hanya bisa menghela nafas, tak menyangka Soo Hyun seberani ini.
Akhirnya mereka melepas Mimi, dan Mimi langsung marah-marah begitu tahu dia dikunci seperti tadi. Mimi bahkan mengancam akan menelpon polisi. Soo Hyun langsung mencegah Mimi yang akan pergi dan bilang jika Mimi nekat pergi, maka Mimi bisa mati hari ini. Mimi mana percaya dengan omong kosong itu.
Dong Chan membenarkan kata-kata Soo Hyun, bahwa pemesan Mimi kehilangan ponsel, dan si pencuri ponsellah yang kemungkinan akan membunuh Mimi malam ini. Mimi hanya menatap heran pada dua orang aneh di depannya.
Lalu tiba-tiba ada panggilan masuk di ponsel Mimi dan tertera bahwa nomer si pemesannya lah yang muncul di layar. Soo Hyun dan Dong Chan tentu melihat itu. Si penelpon meminta Mimi menemuinya di Venus. Venus adalah sebuah klub malam, dan Mimi tentu menyanggupi itu. Dia berjanji akan segera sampai di Venus.
Mimi segera pergi dan tak peduli pada Dong Chan ataupun Soo Hyun. Soo Hyun langsung mengejar, tapi Dong Chan menahannya. Soo Hyun marah tapi Dong Chan berkata kalau Soo Hyun tunggu saja disini, biar dia yang membujuk Mimi.
Akhirnya Mimi mau mengikuti apa yang dikatakan Dong Chan, dia kemudian mendekati Soo Hyun dan berkata kalau dia akan ganti baju dulu. Begitu Mimi masuk ke toilet untuk ganti baju, Soo Hyun langsung bertanya pada Dong Chan bagaimana cara Dong Chan meyakinkan Mimi?
“Mau bagaimana lagi? Aku membayarnya. Aku berjanji menggandakan bayarannya dari bayaran si pemesan. Bagaimanapun juga, tak ada yang tak bisa dilakukan oleh uang kan?”
Soo Hyun menatap Dong Chan sambil tersenyum, dan Dong Chan bertanya kenapa Soo Hyun menatapnya seperti itu? Soo Hyun hanya bilang terima kasih pada Dong Chan. Dong Chan balas tersenyum dan menjawab kalau ga perlu terima kasih, nanti dia tinggal minta ganti pada Soo Hyun saat masalah ini berakhir. Kemudian Dong Chan memasang wajah lucu di depan Soo Hyun, dan Soo Hyun semakin tersenyum melihatnya.
Hyun Woo Jin sampai di TKP, dan menanyai petugas Damkar apa yang menyebabkan keluarnya asap? Petigas Damkar menyerahkan sebuah anti serangga dan menjelaskan kalau anti serangga ini ditemukan tak hanya satu atau dua, tapi banyak, dan itulah yang menyebabkan asap mengepul, membuat yang lain panik. Anti serangga itu memang sudah dipasangai waktu sehingga bisa bekerja bersamaan dan membuat orang mengira kebakaran sedang terjadi.
Woo Jin mendekati Dong Chan yang sedang menungu di toilet. Dia bertanya dimana Soo Hyun. Belum sempat Dong Chan menjawab Soo Hyun keluar dan sudah bertukar pakaian dengan Mimi, jadi kini Mimi memakai pakaian Soo Hyun, dan Soo Hyun memakai pakaian Mimi. Dong Chan terkejut melihat Soo Hyun, dan memuji Soo Hyun yang terlihat seksi.
Sementara Woo Jin terpana dengan baju mini yang Soo Hyun kenakan.
Soo Hyun menyuruh Dong Chan mengantar Mimi pulang, Dong Chan menolak, dia mau menemani Soo Hyun saja, karena dia adalah pelindung Soo Hyun. Dong Chan bahkan meminta Woo Jin lah yang mengantar Mimi pulang. Soo Hyun ga mau, dia meminta Dong Chan saja yang mengantar Mimi, dia merasa nyaman jika Dong Chan yang mengantar Mimi. Akhirnya Dong Chan pun tak menolaknya.
Dong Chan sudah sampai di rumah Mimi. Awalnya Dong Chan ga mau ikut ke dalam, tapi Mimi berkata kalau dia mau Dong Chan membawa kembali pakaian Soo Hyun, sehingga mau tak mau Dong Chan mengikuti Mimi ke dalam rumah.
Selagi menunggu Mimi ganti pakaian, Dong Chan melihat-lihat foto yang terpajang di rumah Mimi. Setelah Mimi keluar dan menyodorkan pakaian Soo Hyun yang sudah dimasukkannya dalam kantong, Dong Chan bertanya apa foto anak kecil ini adalah foto anak Mimi?
Dong Chan berkata lagi kalau anak ini mirip seperti Mimi, terutama di bagian sekitar mata.
Mimi membenarkan kalau itu memang anaknya. Dia kemudian berkata kalau anaknya sudah berumur 16 tahun. Dong Chan kaget dan menimpali kalimat Mimi, kalau umur anak Mimi sama dengan keponakannya. Kemudian dia bertanya dimana memangnya anak Mimi sekarang? Mimi tak menjawab dan malah mengeluarkan sweater merah membuat Dong Chan bertanya apa ini untuk dia?
Mimi menjawab kalau ini untuk keponakan Dong Chan, bukankah tadi Dong Chan bilang kalau keponakan Dong Chan seumuran dengan anaknya. Dong Chan kemudian bertanya heran kenapa Mimi bisa mempunyai banyak sweater?
“Aku mengirimnya ke panti asuhan. Di setiap hari ulang tahun anakku, aku merajut banyak sweater. Tapi aku tak tahu kapan aku bisa memberikannya pada anakku.”
Tiba-tiba telepon rumah itu berdering, dan Dong Chan yang menerimanya. Penelpon bertanya apa benar ini 5252? Jika ia, maka seharusnya mobil itu tak boleh diparkir di depan pintu masuk. Dong Chan pun tahu itu mobilnya sehingga dia berkata akan segera memindahkan mobil itu.
Dong Chan memberitahu Mimi kalau dia akan segera kembali.
Sementara itu di dalam sebuah klub malam, Soo Hyun sudah menunggu sangat lama, namun pemesan Mimi belum juga datang. Tiba-tiba seorang pria mendekatinya, dan langsung bertanya apa dia terlalu lama? Soo Hyun tak menjawab karena dia sangat tegang.
Sementara di seberang meja Soo Hyun, Woo Jin langsung menyuruh Ho Goo untuk bergerak, mereka langsung mendekati meja Soo Hyun dan menghajar si lelaki. Soo Hyun tak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung membuka baju si Pria untuk melihat apakah pria tersebut memiliki bekas luka seperti seharusnya dimiliki oleh pelaku.
Ternyata perut pria itu tak ada bekas luka yang Soo Hyun cari. Soo Hyun pun syok, lalu ada panggilan masuk di ponsel Mimi yang ternyata dari nomer si pelaku. Soo Hyun langsung menerima panggilan itu.
Penelpon berkata kalau sasarannya sudah dia ganti, dan dia tak bisa terkecoh dengan tipuan Soo Hyun.
Setelah Dong Chan selesai memindahkan mobilnya, dia heran karena pintu rumah Mimi gampang sekali dibuka. Padahal seingatnya tadi, dia menyuruh Mimi mengunci pintu. Dong Chan pun masuk dan tambah heran karena di dalam rumah Mimi, tampak gelap.
Dong Chan pun melangkah semakin dalam, dan membiasakan matanya beradaptasi dengan gelap. Tiba-tiba ada nyala dari sebuah ponsel, yang tergeletak di lantai. Dong Chan mengambil ponsel itu, dan terkejut karena tangannya menyentuh sesuatu yang basah. Saat Dong Chan menyoroti tangannya dengan sinar dari ponsel, terlihatlah bahwa tangannya sudha berwarna merah, seperti darah.
Dong Chan sangat panik, dia pun mengikuti jejak darah itu, yang ternyata berujung di kamar mandi. Setelah sampai di kamar Mandi, Dong Chan menyibak tirai yang mneutupi bathup, dan dia mendapati sosok Mimi yang sudah terbujur kaku.
Wanita ketiga pun tetap terbunuh malam ini.
Tak diduga ternyata Dong Chan tahu bahwa si pembunuh masih ada di dekat bathup, bersembunyi dan Dong Chan yang pintar langsung berhasil menarik si pembunuh keluar dan melempar tubuhnya keras. Wastafel di kamar mandipun langsung hancur begitu tubuh si pembunu terhempas mengenai wastafel tersebut. Dong Chan menyelupkan wajah si pembunuh ke dalam toilet (Jijik sangat.)
Dan saat Dong Chan mengangkat wajah pembunuh untuk melihat seperti apa rupanya pembunuh ini, Dong Chan terkejut menyadari kalau wajah si pembunuh sama dengan wajah petugas Damkar yang dia temui di Karaoke.
Pembunuh berhasil kabur dengan poncat dari jendela, dan sebelum Dong Chan mengejar si pembunuh, dia sempat memberitahu Soo Hyun untuk datang ke rumah Mimi. Dong Chan tak lupa memberikan alamat rumah Mimi agar Soo Hyun ga bingung.
Setelah itu Dong Chan ikut lompat untuk mengikuti si pembunuh.
Woo Jin yang sudah sampai, langsung ikut mengejar pembunuh, sementara Soo Hyun diminta untuk tetap di dalam mobil, menunggunya. Terjadilah kejar-kejaran malam itu.
Entah mengapa, pembunuh berhenti tepat di depan mobil Soo Hyun. Soo Hyun yang tahu dialah pelaku, menatap tajam pada si pembunuh, dan siap untuk menabrak tubuh pembunuh itu dengan mobilnya.
Pembunuh sendiri tak bisa menghindar begitu tubuhnya dihantam oleh mobil Soo Hyun. Diapun terlempar, namun masih hidup.
Pembunuh dengan cepat mendekati mobil Soo Hyun, dan mengambil alih kemudi setelah menendang tubuh Soo Hyun. Soo Hyun pun akhirnya pingsan, dan snag pembunuh berhasil melarikan mobil dengan Soo Hyun di dalamnya.
Woo Jin dan Dong Chan datang terlambat dan Woo Jin memberitahu Dong Chan kalau di dalam mobil ada Soo Hyun. Dong Chan langsung mengeluarkan ponselnya membuat Woo Jin bingung, Dong Chan menjelaskan kalau dia sudah memasang pelacak di tempat Soo Hyun, sehingga akan mudah untuk mereka menemukan Soo Hyun.
Soo Hyun sadar, dan melakukan pemberontakan, tapi apalah daya seorang wanita. Sekuat apapun Soo Hyun melawan dia toh tetap tak kuat. Tapi karena perlawanan Soo Hyun,membuat mobil memasuki lokasi konstruksi, dan berhenti disana. Pembunuh pun menarik keluar Soo Hyun, dan menyeretnya paksa.
Soo Hyun mencoba lari, tapi pembunuh juga langsung mengejarnya. Dia menarik rambut Soo Hyun dan bertanya bagaimana Soo Hyun bisa selalu tahu dimana dia dan apa yang dia rencanakan?Soo Hyun kesakitan dibuatnya, tapi sang pembunuh tak peduli. Dia malah melempar tubuh Soo Hyun, sehingga Soo Hyun jatuh tersungkur.
Pembunuh kemudian bertanya apa menurut Soo Hyun dia akan dengan senang hati mau ditangkap? Tentu saja tidak.
Tiba-tiba terdengar sirine polisi, dan membuat pembunuh kaget karena polisi pun tahu tempat ini. Pembunuh semakin ketakutan saat melihat polisi sudah mengepung tempat ini. Mengetahui si pembunuh lengah, membuat Soo Hyun segera bertindak. Dia menemukan sebuah payung di dekatnya, dan mengambil payung itu untuk dia pukulkan pada tubuh si pembunuh.
Tentu saja sang pembunuh tak siap menerima pukulan tiba-tiba itu, diapun terhuyung, dan hampir saja terjatuh ke bawah, namun entah mengapa Soo Hyun menangkap tangan si pembunuh. Kini, pembunuh itu bergelantingan antara hidup dan mati. Jika Soo Hyun melepaskan pegangannya, maka jelas saja kematian akan menyambut pembunuh itu.
Pembunuh ketakutan, dan meminta agar Soo Hyun tak melepaskan pegangan tangan Soo Hyun.
Soo Hyun kemudian menjawab
“Jika kau mati, maka anakku akan selamat.”
“Tidak. Jangan lakukan itu, Kumohon selamatkan aku” ucap pembunuh dengans angat memohon pada Soo Hyun.
Soo Hyun mantap akan keputusannya, hanya ini cara agar Saet Byul tetap hidup. Bukankah dia kembali ke masa ini, adalah karena dia harus merubah takdir Saet Byul. Berbekal niatnya itu, Soo Hyun melepaskan tangan si pembunuh, dan membuat sang pembunuh jatuh lalu tewas seketika.
KOMENTAR :
Episode 4 sangat menegangkan. Tapi aku rasa hampir setiap episode aku selalu tegang dan jarang tertawa, Keren sekali drama satu ini.
Banyak spekulasi tentang apakah benar hanya satu itu saja pembunuh yang ada? Lalu setelah pembunuh sekarang ini mati, Saet Byul masih tetap selamat?
Kalau kita mengingat dua korban sebelumnya yang tetap mati, entah mengapa aku jadi pesimis kalau Saet Byul bisa tetap hidup. Bukankah mati adalah takdir saet Byul. Mungkin caranya yang berbeda nantinya. Seperti drama Nine..bukankah di drama itu sang kakak tetap tak bisa diselamatkan oleh si Adik?
Aku membayangkan drama ini kelam dan sad ending pada akhirnya. Atau apakah Soo Hyun yang menggantikan kematian Saet Byul, bisakah?