[Episode Sebelumnya]
Episode 10
Jin Hee jelas terkejut mendengar apa yang Chang Min katakan. Kenapa Chang Min harus melarangnya, padahal sudah jelas mereka tidak ada hubungan apapun. Jin Hee pun bertanya apa maksud Chang Min? Chang Min yang masih emosi menjawab apa Jin Hee masih belum sadar kalau Jin Hee sudah jatuh hati pada dr. Gook? Dia tahu hanya dengan melihatnya saja.
Jin Hee menepis tangan Chang Min yang sedang memegang lengannya. Dia kesal. Dia kemudian berkata, apa urusan Chang Min tentang siapa orang yang dia sukai? Apa dia sudah melakukan kesalahan jika dia menyukai seorang pria?
“Apa kau merasa tak nyaman? Mungkin kau memang tidak nyaman, namun aku baik-baik saja. Apa kau melakukan kencan buta dengan Ah Reum, berkencan lalu menikahinya, aku tidak peduli semua itu. Aku akan baik-baik saja. Bukankah seharusnya memang begitu? Karena kita sudah bercerai”
Kini giliran Chang Min yang terdiam, dan Jin Hee pun meninggalkan mantan suaminya itu.
Jin Hee kembali ke RS, dan mengingat lagi kata-kata dr. Gook padanya, bahwa semua ini adalah karena Oh Chang Min, jadi dr. Gook menyuruhnya memberi hadiah itu untuk Chang Min saja. Jin Hee menolak, karen hadiah itu bukan hanya sebagai ucapan terima kasih dia pada dr. Gook, melainkan juga rasa hormatnya pada dr. Gook.
Jin Hee benar-benar merasa kacau dan tak menyangka jika semua adalah karena Oh Chang Min, dia juga merasa tak enak pada dr. Gook.
Oh Chang Min sedang serius, dia terlihat sedang nenulis sesuatu.Chang Min sedang membuat catatan di kertas kecil. Datanglah Im Yong Gyu, yang bertanya Chang Min lagi apa? Chang Min menutup kertas dengan tangannya dan menjawab bukan apa-apa. Young Gyu tanpa permisi mengambil ponsel Chang Min dan jadi tahu kalau Chang Min sedang membuat catatan tentang akibat dan pengobatan untuk meningitis. Chang Min merebut kembali ponselnya dengan kesal.
Young Gyu kemudian bertanya siapa memangnya yang sakit meningitis? Chang Min menjawab bahwa keponakannya yang sakit meningitis. (Gook kah maksudnya? Iyalah..hihihihi)
Tapi kemudian Chang Min sadar, dan meralat ucapannya dengan berkata hanya seseorang. Young Gyu pun tak bertanya lebih jauh.
Chang Min mengeluh kalau tangannya jadi sakit karena terus menulis. Young Gyu yang sudah duduk di kursinya menjawab kenapa ga di print saja, kan lebih mudah. Chang Min menjelaskan kalau seperti itu mana usahanya. Young Gyu jadi penasaran dan bertanya memangnya mau Chang Min kasih ke siapa catatan itu, sampai Chang Min mau terlihat sudah berusaha keras?
Chang Min tentu merahasiakannya dengan menjawab seseorang yang ga perlu Young Gyu tahu. (Kepo lu..gitu dong. hihihi)
Oh Jin Hee sedang menangani pasien, kemudian datanglah dr. Gook yang memberikan obat padanya, sementara itu di sekitar mereka ada Chang Min yang lagi-lagi terbakar cemburu melihat kedekatan Jin Hee dan dr. Gook.
Jin Hee bertanya obat apa ini? dr. Gook menjawab kalau itu resep untuk keponakan Jin Hee, dia tahu Jin Hee pasti khawatir sekali. Jin Hee tersenyum dan berterima kasih pada dr. Gook. dr. Gook kemudian melangkah pergi. Sementara Chang Min, bergugam kalau ternyata dr. Gook juga memikirkan keluarga Jin Hee.
Dia merasa selalu keduluan oleh dr. Gook, sehingga usahanya tadipun akan berujung sia-sia.
Saat Jin Hee akan melangkah, terlihatlah Chang Min di depannya. Jin Hee reflek menyembunyikan obat itu dibelakang punggungnya.
Malam ini, Oh Jin Hee sudah pulang ke ruamhnya dan melihat adik iparnya sedang berteriak-teriak karena melihat acara tinju. Kwang Soo masih belum menyadari kakak iparnya, sehingga dia tetap bersemangat meneriaki tinju yang dia lihat. Dimulutnya juga ada makanan yang sedang dikunyahnya.
Jin Hee melangkan semakin ke dalam, dan semakin terkejut karena Jin Ae mencoba memasak, dimana kondisi dapur sangat berantakan. Piring-piring kotor yang belum dicuci,dan kondisi rumah benar-benar seperti kapal pecah, itu semua membuat emosi Jin Hee berasa sudah diatas ubun-ubun.
Jin Hee memanggil adiknya, dan Jin Ae berbalik karena kaget lalu bertanya kapan Jin Hee pulang? Kwang Soo juga menyapa kakak iparnya. Jin Ae tahu raut wajah Jin Hee tidak baik, menyuruh suaminya untuk menemani Gook dulu, karena dia akan membuatkan susu untuk Gook. Kwang Soo tak membantah.
Setelah Kwang Soo berlalu, Jin Ae dengan santai menyuruh Jin Hee untuk melihat panci, karena tadi dia sedang memanasi botol minum Gook, agar steril.
Jin Hee tak berkata apa-apa tapi dia melakukannya. Jin Ae mendekat dan membantu Jin Hee, yang kebingungan dengan cara apa mengambil botol minum Gook yang terapung di dalam air panas?
Lalu tanpa sengaja, kaki Jin Hee terkena air panas karena Jin Ae yang ceroboh. Jin Hee pun mengaduh kesakitan, sementara Kwang Soo menyuruh Jin Ae cepat membawa susu untuk Gook, Jin Ae menjawab kesal, kenapa ga Kwang Soo ambil sendiri saja, dan matikan juga TV, karena tadi Kwang Soo yang menonton.
Ibu, tentulah yang paling khawatir, dia ingin melihat luka bakar di kaki Jin Hee karena air mendidih tadi, tapi Jin Hee berkata kalau ini bukan luka bakar serius, jadi ibunya ga usah cemas.
Jin Hee teringat akan obat yang diberikan dr. Gook padanya sehingga dia memberikan itu pada ibunya agar diberikan pada Gook.
Ibu pun penasaran kenapa obatnya baru ada sekarang? Jin Hee menjawab itu karena ada yang memberikan obat ini padanya? Siapa orang itu, tanya ibu Jin Hee? Jin Hee menjelaskan kalau ini dari dr. Gook, kepala UGD di tempatnya magang.
Ibu senang dan menyuruh Jin Hee bersikap baik pada dr. Gook itu.
Malam ini, Kwang Soo menggoda Jin Ae. Padahal ada Gook di tengah mereka. Kwang Soo mengusap-usap kaki Jin Ae dengan kakinya, sementara Jin Ae tersenyum dan bilang, ada Gook, dan Gook baru saja tertidur. Tapi ternyata Gook terbangun lagi, dan tentu menggagalkan niat kedua orang tuanya. (Aku masih kecil, dan belum pingin adik..Mami..papi…hihihi)
Sepertinya Kwang Soo ga peduli walau Gook terbangun, dia malah sudah berada diatas tubuh Jin Ae, dan saat dia mulai akan mencium istrinya, ada yang menelpon Jin Ae. Lagi-lagi, keromantisan mereka gagal. Jin Ae kaget karena ternyata Unninya yang menelpon.
Dengan terpaksa Jin Ae menerima telepon itu.
Kini, kedua saudara itu duduk berhadapan. Jin Hee menyuruh Jin Ae menemuinya, dan Jin Ae mana bisa membantah. Jin Hee sambil menyuap bibimbab bertanya pada Jin Ae, apa rencana Jin Ae sekarang?
“Apa maksudmu..keluargaku jelas harus tinggal denganmu sementara waktu.”
Jin Hee bertanya sampai kapan? Jin Ae yang melihat kakaknya ga suka dia berlama-lama di rumah ini mengancam Jin Hee kalau dia akan mengadukan ini pada ibu. Jin Hee bertanya memangnya apa yang mau Jin Ae adukan tentangnya pada ibu?
“Aku akan memberitahu ibu, dengan siapa kau magang di RS.”
Jin Hee pun kesal, tapi ibu keburu datang dan sempat mendengar kalimat Jin Ae tadi, membuat ibu bertanya dengan siapa memangnya Jin Hee magang di RS? Jin Hee hanya menjawab temannya. Ibupun tak bertanya lagi.
Pembicaraan beralih pada ibu dan Jin Hee yang marah karena kelakuan Jin Ae. Mereka bahkan menyebut hamilnya Jin Ae pasti karena sebuah kecelakaan. Jin Ae membantah dan bilang bahwa itulah cinta. Dia dan Kwang Soo saling mencintai, maka terciptalah Gook. Jin Hee dan ibu tertawa sinis mendengar kalimat itu dari bibir Jin Ae.
“Setidaknya aku tidak bercerai sepertimu. Padahal kau juga menikah karena cinta”
Jin Hee tentu merasa tertohok dengan perkataan Jin Ae yang memang pada kenyataannya seperti itu. Jin Ae tak peduli dan melanjutkan kalimatnya kalau dia dan Kwang Soo memiliki Gook sebagai bukti cinta, sementara Jin Hee dan Chang Min, tidak.
Setelah itu Jin Ae pun berlalu, tanpa mempedulikan kemarahan ibu dan kakaknya.
Malam ini Chang Min belum bisa tidur, dia teringat kembali pada kalimat Jin Hee diatap RS tadi. Kenyataan mereka sudah bercerai, itu memang membuatnya galau, dia seolah lupa itu dan malah melarang Jin Hee untuk dekat dengan pria manapun.
Sementara, Jin Hee pun juga belum bisa terlelap, padahal ibu yang tidur di sampingnya sudah terpejam dari tadi. Jin Hee teringat akan kalimat Jin Ae yang mengungkit akan perceraiannya dengan Chang Min, padahal mereka menikah didasari cinta. Tapi, cinta itu tak bertahan lama.
Ternyata ibu belum tidur, dia seolah merasakan kegelisahan Jin Hee dan bertanya apa Jin Hee masih teringat akan kalimat Jin Ae tadi? Jin Hee yang memunggungi ibunya tak menjawab.
“Perceraian bukanlah dosa” ucap ibu Jin Hee.
Ibu juga menyebut kalau Jin Ae bener-bener masih belum dewasa. Jin Hee tersenyum mendengarnya dan menjawab bahwa sebenarnya dialah yang belum dewasa. Ibu tak menanggapi itu dan menyuruh Jin Hee segera tidur, karena besok Jin Hee harus kerja. Jin Hee juga menyuruh ibunya untuk segera tidur.
Diapun memejamkan matanya.
Entah, apakah ini mimpi dalam tidur Jin Hee atau memang memori tentang Chang Min mucul lagi di benaknya.
Flashback
Saat itu mereka masih muda, Chang Min kuliah di kedokteran sementara Jin Hee merupakan ahli gizi. Saat itu kelas sudah usai, dan Chang Min akan pulang. Tapi, ada seorang siswi yang tiba-tiba terjatuh dan mengeluh tak bisa bernafas.
Jin Hee juga ada disana, dia ikut berhenti dan merasa panik melihat yang terjadi. Chang Min melakukan penolongan pertama. Jika ini asma, maka kondisi tubuh si penderita harus lurus, lalu miringkan kepala keatas, dan jaga jalan nafas si penderita. Jin Hee melihat yang Chang Min lakukan, lalu bertanya apa wanita ini sudah makan? Dia tak menunggu jawaban dan memeriksa tangan si wanita yang ternyata berbintik hitam.
Jin Hee saat itu berkata kalau menu di kantin hari ini adalah mie soba. Chang Min bertanya lalu apa hubungannya dengan ini? Apa wanita ini alergi Mie Soba? Mana mungkin, Chang Min ga percaya.
Jin Hee menjelaskan kalau ada beberapa orang asia, yang memang ga cocok dengan menu mie soba.
Mendengar keterangan Jin Hee, Chang Min langsung tahu kalau wanita ini harus diposisikan berbeda dari sekarang. Dia pun membuat posisi kaki si wanita lebih tinggi dari kepala. Lalu datanglah dokter untuk memeriksa kondisi lebih jelasnya wanita tersebut.
Dokter memuji Chang Min karena melakukan tindakan awal yang benar.
Chang Min hanya menatap Jin Hee, karena Jin Hee lah yang membantunya tadi.
Itulah pertemuan pertama Jin Hee dan Chang Min. Setelah wanita itu dibawa dokter untuk mendapatkan perawatan, Chang Min dan Jin Hee saling menyapa. Chang Min berkata kalau dia belum pernah melihat Jin Hee. Apa Jin Hee adalah Ahli Gizi? Jin Hee membenarkan dan bilang ini adalah hari pertamanya bekerja.
Chang Min bahkan bertaka kalau nama belakang mereka sama, Jin Hee tersenyum lebar mendengarnya. Merekapun tersenyum bersama.
Awal pertemuan yang indah..
Flashback End
“Wajah itu yang membuatku jatuh hati padanya”
Ternyata Chang Min juga sedang mengingat kenangan itu. Kenangan pertama mereka.
Chang Min memiringkan posisinya, lalu entah mengapa wajah Jin Hee yang juga tidur dalam posisi sama seperti Chang Min muncul, seolah mereka tidur berdampingan. Apakah ini hanya khayalan Chang Min, atau ini ada di dalam mimpi Jin Hee? Entahlah.
Flashback
Pertemuan mereka pun berlanjut. Kali ini, Jin Hee yang panik melihat Chang Min muntah-muntah. Jin Hee memukul-mukul punggung Chang Min agar Chang Min lebih enakan, dia juga bertanya kenapa Chang Min bisa muntah-muntah? Chang Min menjawab dia muntah karena habis mengikuti kelas anatomi.
“Kalau saja bukan karena kelas anatomi”
Jin Hee yang ahli gizi menyarankan makanan yang bisa membuat Chang Min merasa lebih baik. Chang Min pun menerima makanan itu yang salah satunya adalah kubis.
“Jika tangan itu tidak menyentuhku saat itu.”
Chang Min berkata kalau dia merasa lebih baik. Jin Hee tersenyum senang, dan Chang Min semakin terpukau dengan manisnya senyum Jin Hee.
Tiba-tiba lewatlah dokter yang sedang mendorong mayat. Mayat itu melewati Jin Hee dan Chang Min. Saat mayat itu lewat, tanpa sengaja tangan sang mayat terjatuh dan menyenggol kaki Jin Hee. Jin Hee yang dari tadi takut akan mayat, reflek langsung memeluk Chang Min. Chang Min terkejut, namun diam saja.
“Jika saja mayat tidak lewat pada saat itu.”
Oh Jin Hee tersadar, dan melepaskan pelukannya di tubuh Chang Min, dia merasa malu.
“Takdir kita…selanjutnya…akankah itu berakhir?”
Flashback End
Chang Min dan Jin Hee sama-sama tersenyum dalam tidur mereka, karena ingatan membahagiakan itu. Ingatan tentang awal pertemuan dan awal bermulanya cinta mereka tumbuh.
Keesokan paginya.
Oh Jin Hee terbangun dengan heran dan bergumam sendiri, kenapa dia bisa mimpi seperti itu?
“Kenapa aku malah memikirkan Oh Chang Min? Bahkan aku seolah mendengar kata-katanya. kau pasti sudah gila. Gila? Apa aku gila?”
Jin Hee bertanya pada dirinya sambil menunjuk-nunjuk wajahnya sendiri?
Hal yang tak jauh berbeda juga terjadi pada Chang Min, dia terbangun pagi ini sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak pecaya dengan mimpinya semalam. Kenapa dia merasa senang mengingat mimpinya itu.
Setibanya di RS, tanpa sengaja Chang Min dan Jin Hee sama-sama menunggu lift. Mereka saling melirik satu sama lain, dan merasa malu saat ketahuan, dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
Jin Hee masuk ke dalam lift, namun Chang Min tidak, saat pintu lift akan tertutup Jin Hee menahannya dan bertanya apa Chang Min ga mau masuk?Chang Min pun akhirnya masuk ke dalam lift dan berdiri di samping Jin Hee. Sepertinya mereka sama-sama gugup.
Lift pun mulai naik, dan kemudian berhenti di laintai atasnya. Terlihat ada pasien dengan kursi roda yang masuk membuat kondisi di dalam semakin sempit. Hal itu menjadikan Chang Min dan Jin Hee dalam posisi sangat dekat. Jin Hee bertambah kikuk dibuatnya. Sementara Chang Min berpura-pura cuek, padahal bisa jadi hatinya berdegup kencang karena kedekatan ini.
Waktu seolah mempermainkan mereka saat ini, begitu lift sampai lagi di lantai atasnya. Lift terbuka karena ada yang akan turun. banyaknya orang yang turun, membuat tubuh Chang Min tersenggol dan akhirnya dia semakin bertambah dekat dengan Jin Hee. Tubuh mereka seakan menempel, membuat mereka semakin canggung dan salah tingkah.
Kejadian di lift pun usai, kini Chang Min tanpa sengaja berpapasan dengan Ah Reum yang baru datang. Ah Reum langsung menyapa Chang Min, dan Chang Min membalas sapaan itu. Tanpa sengaja Ah Reum melihat kerah jas dokter Chang Min yang terkena lipstick dan membentuk tanda bibir disana. Ah Reum bertanya apa itu tanda ciuman?
Chang Min melihat kearah yang ditunjuk Ah Reum, dan terkejut melihat tanda bekas lipstick itu. Ini pasti lipstiknya Jin Hee. Segera Chang Min menutupnya. Ah Reum menunggu penjelasan Chang Min, dan Chang Min menjelaskan kalau tadi saat di lift terlalu banyak orang sehingga tanpa sengaja ini terjadi. Dia berkata seperti itu agar Ah Reum ga berfikiran negative dengannya.
Ah Reum tak mempermasalahkan itu, dia dengan santai berkata kalau dia bisa tahu lipstick siapa itu hanya dengan melihat warnanya, jika dia bertemu dengan si gadis.
Chang Min tertawa dan menjawab apa benar seperti itu? Ah Reum mengiyakan dengan wajah serius. Tapi kemudian Ah Reum tertawa dan bilang kalau tadi dia hanya bercanda, diapun berlalu sambil menjulurkan lidahnya pada Chang Min.
Seorang pasien yang habis jatuh dari tempat pembangunan langsung menyibukkan UGD pagi ini. Chang Min dan Jin Hee diminta suster kepala untuk ikut menangani pasien itu.
Di ruang perawatan, dr.Gook dan dr. Shim juga datang. Mereka pun memulai tugas mereka.
dr. Gook langsung merobek celana pasien, dan melihat luka di kaki pasien yang parah. Setelah itu, dr. Gook beralih dengan menanyakan kondisi pasien. Chang Min menjawab kalau pasien sepertinya dalam keadaan semi koma, dan mengalami pendarahan otak.
dr. Shim menjelaskan kalau ini sepertinya bukan pendarahan otak, karena tidak ada tanda-tanda untuk itu. Akhirnya setelah mereka tahu apa yang diderita pasien, dr. Gook menekuk kaki pasien yang terluka, lalu mengangkat bagian kaki pasien keatas sehingga bagian bokong juga ikut terangkat sedikit. Setelah itu pasien tersadar dan mengaduh kesakitan.
Melihat pasien sadar, dr.Gook bertanya siapa nama pasien? Pasien itu menjawab kalau namanya Choi Yeon Suk.
Jin Hee tanpa sengaja menemukan sebuah catatan di tempat sampah. Dia mengambil catatan itu dan sedikit kaget karena itu catatan mengenai sakit meningitis, dan terdapat obat juga di dalamnya. Lalu datanglah Young Gyu, yang bertanya apa itu obatnya Jin Hee?
Young Gyu memberitahu Jin Hee kalau Chang Min dengan susah payah menulis catatan itu. Jin Hee terpana mengetahui ini perbuatan Chang Min. Dia pun menatap catatan tersebut, dan mungkin berfikir kenapa ini malah dibuang oleh Chang Min, dan tidak diberikan padanya, jika memang Chang Min melakukan ini untuknya?
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Mimpi Chang Min dan Jin Hee bersinergi ya..hahaha.
Alam bawah sadar mereka saling terhubung dan membuat mereka menikmati mimpi dan kenangan itu, atau apakah mereka memang masih mengharapkan kenangan itu menjadi nyata kembali.?
Sepertinya takdir memang mempermainkan mereka.
Mereka berpisah, lalu bertemu kembali…lalu jatuh cinta kembali..lalu? Apakah mereka akan bersama kembali?
Sepertinya iyaaa…^^
Biar dr. Gook sama saya saja.
Karena dua partner saya kesengsem sama Chang Min, hanya saya yang terkinthil-kinthil (boso opo kuwi Ay? Hihihi) sama dr. Gook.
Oya, hanya dua part lo ya saya bikinnya. Jadi kalau part dua sudah saya posting, jangan tanya lagi kapan part 3 nya..hihihihi..