[ Sebelumnya di Episode 16 ]
Episode 17
Hwa Young sudah menyelesaikan perbincangannya dengan detektif Ha Eun Joong, mereka berjanji bertemu dirumahnya malam nanti. Setelah itu Hwa Young menghampiri Myung Geun, dan duduk disamping pria itu, dia menyerahkan daftar resep Myung Geun, dan menyuruh Myung Geun untuk menebus obat tersebut.
Myung Geun bertanya apa Hwa Young bisa memberinya waktu lebih lama, karena ada suatu hal yang ingin dia tanyakan pada Hwa Young.
Hwa Young menjawab kalau biasanya setiap hari kamis dia memiliki banyak waktu luang, memangnya berapa jam yang Myung Geun perlukan untuk berbicara dengannya?
Myung Geun berkata kalau dia juga belum yakin seberapa banyak waktu yang dia perlukan untuk mengatakan semuanya pada Hwa Young.
Hwa Young kemudian bertanya, apa putra dan putri Myung Geun tahu tentang penyakit Myung Geun ini? Myung Geun menjawab tidak, dia ga mau mengganggu hidup anak-anaknya. Dia berfikir akan menyembunyikan ini sampai penyakit ini sudah ga mungkin lagi untuk disembunyikan. Menurutnya ini lebih baik, daripada anak-anaknya mengalami waktu yang sulit karena dirinya.
Hwa Young hampir menangis karena ikut sedih dengan yang Myung Geun alami, diapun berkata, mulai sekarang dia akan menjadi teman untuk Myung Geun. Sehingga Myung Geun ga akan sendirian jika mengalami waktu yang sulit. Agar Myung Geun ga merasakan yang namanya sepi.
Hwa Young bahkan menggenggam tangan Myung Geun, meyakinkan dirinya akan selalu ada untuk menemani Myung Geun ditengan rasa sakit akan penyakit yang Myung Geun derita.
Shin Kang Ho, dari tempat yang tidak diketahui Hwa Young, mengambil momen itu dengan kameranya. Tidak hanya sekali, tapi Kang Ho mengambil gambar Myung Geun dan Hwa Young berkali-kali.
Malam harinya, Ha Eun Joong datang ke rumah Tae Ha. Jang Joo Ha kebetulan ada di rumah, dan langsung bertanya heran kenapa Eun Joong datang tanpa menghubunginya?
Eun Joong menjawab kalau tiba-tiba dia merasa ingin bertemu seseorang. Melihat wajah Joo Ha yang bingung, Eun Joong bertanya,kenapa? Apa dia ga boleh melakukan itu?
Ahjumma di rumah itu masih belum meninggalkan Joo Ha dan Eun Joong, membuat Eun Joong akhirnya memperkenalkan dirinya sebagai pacar Joo Ha. Ahjumma pun mengerti dan langsung meninggalkan kedua pasangan itu.
Eun Joong berkata kalau dia ingin bertemu orang tua Joo Ha, tapi Joo Ha memegang tangan Eun Joong, dan meminta Eun Joong mengikutinya, karena ada yang ingin dia periksa. Dia ingin tahu apa ini sebuah kunjungan biasa atau sebuah kejutan? Apa Eun Joong benar-benar ingin menemui dia atau karena ayahnya?
Eun Joong mengambil tangan Joo Ha yang sedang memegang tangannya, dan berkata “Kalau kau mau berpegangan, pegang seperti ini dan dengan lemah lembut.”
Joo Ha pun sedikit terpana dengan perlakuan itu.
Jang Tae Ha tiba-tiba muncul dan langsung berteriak meminta agar tangan putrinya dilepaskan. Diapun segera mendeati Eun Joong yang dengan santai berkata, “Oh tidak, kita ketahuan sedang menunjukkan cinta.”
Eun Joong pun meminta maaf pada Tae Ha, dan berjanji akan berhai-hati mulai sekarang.
Tae Ha bertanya pada Joo Ha, apa Joo Ha yang menyuruh Ha Eun Joong datang ke rumah mereka? Joo Ha awalnya menjawab tidak, tapi dia kemudian meralat ucapannya, dengan membenarkan hal itu, jika dialah yang memanggil Eun Joong kemari.
Tapi, Eun Joong berkata dengan mantap kalau dia ingin bertemu dengan ayah dan ibu Joo Ha, sebelum dia mengajak Joo Ha keluar malam ini. Lagipula dia sudah punya janji dengan ibu Joo Ha, jam setengah 8 ini.
Tae Ha heran dan bertanya apa benar Eun Joong membuat janji dengan istrinya? Eun Joong membenarkan hal itu, dan Joo Ha seolah berfikir kenapa ibunya mau bertemu dengan Ha Eun Joong.
Tanpa mereka sadari, Eun Joong-Bok melihat dan mendengar apa yang dikatakan Ha Eun Joong.
Dia berdiri tepat di depan pintu, dan tentu terkejut menyadari kalau ibunya akan bertemu sang putra kandung.
Tentu ini ga bisa dibiarkan.
Kini mereka berempat sudah duduk bersama, dan Eun Joong mengeluarkan bukti-buktinya pada Tae Ha. Mulai dari sidik jari Tae Ha yang ditemukan di cek yang diterima Gi Chan saat dia meninggal. Juga sebuah memo yang ditulis Gong Gi Chan, yang diduga sebagai daftar suap grup TH. Dia juga tahu kalau perusahaan kertas TH hanya sebuah perusahaan bayangan untuk menghindari besarnya pajak.
Tae Ha melirik dengan geram pada Ha Eun Joong.
Dengan santai Ha Eun Joong berkata kalau Tae Ha ga perlu khawatir, karena dia belum melaporkan ke bagian Pajak Nasional tentang perusahaan bayangan ini. Eun Joong juga menunjukka bukti lainnya, tentang kancing manset yang ditemukan di lokasi kebakaran apartemen Ah Mi, dia sempat memfoto kancing manset itu, dan terdapat inisial TH di dalamnya. Tae Ha marah, dan berkata kalau semua yang Eun Joong katakan itu ga masuk akal. Dia adalah Jang Tae Ha, bahkan jaksa Agung dan presiden ga akan ada yang bisa menyentuh dirinya.
Sementara itu, Eun Joong-Bok juga ikutan geram dengan semua bukti dan tuduhan Ha Eun Joong pda ayahnya.
Masih dengan meledak-ledak, dan dengan percaya diri Tae Ha berkata kalau perekonomian Korea yang semakin baik sekarang ini adalah berkat dirinya. Lagian dia juga sudah membuat alibi kalau di hari kejadian dia sedang ada di rumah.
Ha Eun Joong langsung menjawab kalau itu bohong. Tae Ha ga ada di rumah saat itu, dan ada di Lokasi Zeus dengan mengendarai mobil istri Tae Ha. Eun Joong tentu berkata dengan bukti, dia langsung menyodorkan foto dimana terlihat Tae Ha memang ada di dalam mobil dengan Kang Ho sebagai supir. Eun Joong menjelaskan kalau foto ini dia ambil dari kotak hitam yang ada di mobil pengantar susu yang melewati SD disekitar lokasi Zeus. Sekarang tujuannya kesini, adalah tentu untuk memeriksa kotak hitam istri Tae Ha.
“Membunuh, bukan pertama kalinya untuk Anda kan?” tanya Eun Joong tiba-tiba.
Tae Ha jelas terkejut. Eun Joong pun melanjutkn, di tahun 88, apa Tae Ha ingat siapa yang Tae Ha bunuh? Tae Ha hanya diam, dan Eun Joong kembali berkata kalau surat panggilan untuk Tae Ha akan dikirim dalam waktu 2 atau 3 hari lagi.
Malam ini, Myung Geun ada bersama Ah Mi dan sedang menyiapkan makan malam. Ah Mi menatap penuh makna pada Myung Geun, teringat akan fakta yang mengatakan Myung Geun seorang penculik. Myung Geun mengeluh karena anak-anaknya selalu datang terlambat, padahal tadi dia sudah kirim SMS agar Eun Joong dan Soo Young datang jam 8.
Dia kemudian berkata pada Ah Mi, jika sampai jam 9 anak-anaknya belum juga datang, mereka akan makan duluan.
“Jika orang baik yang tidak bisa tergantikan di dunia ini, melakukan suatu hal buruk, pasti ada semacam alasan dibalik itu kan?” tanya Ah Mi tiba-tiba.
“Sebagaimana pikiran saya yang menjadi dendam, kehilangan Oppa dan bayi saya, lalu mencoba bertahan hidup agar bisa menemukan siapa pelakunya untuk membalas dendam. Mungkin seperti itu contohnya. Apa hal seperti itu benar Ahjussi?” lanjut Ah Mi.
Myung Geun terkesima dengan pertanyaan itu dan kemudian menjawabnya. “Meskipun orang baik, lalu melakukan hal buruk karena sesuatu yang tak bisa dihindarkan, pada hari itu, maka orang baik tersebut berubah menjadi orang yang jahat. Dengan menjadi orang jahat, dia akan hidup dalam neraka, dan akan berakhir di neraka.”
Ah Mi langsung berkata jika kita melakukan kesalahan, bukankah kita bisa merubahnya sebelum semua terlanjur. Belum terlambat jika kita bisa mengakui kesalahan kita, dan memohon pengampunan. Maka kita ga perlu pergi ke neraka, dn ga perlu berakhir di neraka.
Myung Geun kemudian tahu jika Ah Mi sudah mendengar semuanya. Mendengar saat Eun Joong-Bok menemui nya malam itu.
Ah Mi bertanya, bagaimana bisa orang sebaik Myung Geun melakukan hal mengerikan semcam itu? Apa alasannya? Dia meminta agar Myung Geun memberitahu Ha Eun Joong, dan meminta maaf atas semua yang Myung Geun lakukan. Dia merasa kalau apa yang Myung Geun lakukan itu ga benar. Itu salah.
Myung Geun kemudian duduk, dan mengingat kembali kejadian di tahun 88 itu. Dia menceritakan semuanya secara detail pada Ah Mi.
“Putraku masih hidup, dia sedang menungguku untuk diselamatkan. Dia menahan rasa takut dan lapar dengan memakan tiga permen caramel.
Jang Tae Ha, dia berjanji untuk menyelamatkan putraku. Tapi, di malam itu, dia malah menghancurkan gedung. Putraku pasti gemetar dalam ketakutan sampai nafas terakhirnya. Aku menemukan putraku dalam puing-puing bangunan yang akan dibawa pergi ke Nanjido.
Lalu malam itu aku berniat membunuh Jang Tae Ha, jadi dia bisa mati, dan aku juga akan mati. Tapi kemudian Eun Joong, Eun Joongku..dia memanggilku ayah..Saat aku menangis, dia bilang, ayah jangan menangis. Lalu dia memelukku erat. Ketika aku tersadar, saat itu Eun Joong sudah ada di rumahku.”
Ah Mi menangis mendengar cerita Myung Geun, alasan dibalik Myung Geun melakukan hal sekejam itu.
Myung Geun juga bilang, kalau dia sudah berniat untuk mengembalikan Eun Joong, tapi ternyata di rumah Jang Tae Ha sudah ada Eun Joong yang lain.
Eun Joong-Bok tentu ga akan membiarkan ibunya bertemu dengan Ha Eun Joong, karena sekali melihat saja ibunya pasti tahu kalau Ha Eun Joong, adalah Eun Joong yang asli. Diapun memutuskan untuk menunggu ibunya di depan rumah, dan menghentikan tragedy ini.
Saat mobil ibunya, datang, Eun Joong-Bok langsung masuk ketika Kang Ho keluar untuk membukakan pintu Hwa Young. Eun Joong-Bok berada di balim kemudi dan berniat membawa ibunya pergi. Hwa Young jelas bingung dan bertanya ada apa ini?
Shin Kang Ho juga menatap heran, dan melirik ke dalam rumah. Dia sepertinya tahu, di dalam ada sesuatu yang ga boleh diketahui Hwa Young.
Di dalam rumah, Ha Eun Joong hanya ada bersama Jang Joo Ha. Dia mencoba menghubungi Hwa Young, yang belum juga datang, padahal sudah jam setengah delapan.
Sementara itu saat di dalam mobil, dan ketika ponsel Hwa Young berdering, Eun Joong-Bok langsung meminta ibunya ga menerima panggilan itu. Wajah Eun Joong-Bok terlihat sangat tegang, dia takut sekali.
Hwa Young berkata kalau dia sudah ada janji dengan detektif Ha, dan tiba-tiba Eun Joong-Bok membentak ibunya dengan berkata, karena itulah jangan menemui detektif itu.
Kembali lagi ke rumah Tae Ha. Joo Ha mengajak Eun Joong untuk keluar dan bicara, tepat saat dia melangkah keluar, dia berpapasan dengan Shin Kang Ho. Mereka saling menatap tajam dalam diam.
Setelah Eun Joong keluar, Kang Ho langsung keruang Tae Ha dan berkata kalau dia ingin melaporkan sesuatu pada Tae Ha. Tapi Tae Ha yang sedang kesal, langsung menempeleng Kang Ho, membuat Kang Ho terlempar karena tamparan bosnya ini begitu kuat.
Kang Ho kembali berdiri tegak, tapi Tae Ha lagi-lagi langsung melayangkan tangannya menampar Kang Ho. Dia geram dan marah sekali. Kang Ho sama sekali tak membalas.
Kali ini Kang Ho tidak bangkit berdiri. Kemudian Tae Ha yang tidak puas hanya menempeleng Kang Ho, mengambil tongkat dan memukulkan tongkat itu dengan keras ke tubuh Kang Ho. Kang Ho sama sekali tak protes atau mengaduh karena sakit, dia menahan semuanya.
Pukulan tongkat yang terus menerus diberikan Tae Ha pada Kang Hoo, membuat kepala Kang Ho mengeluarkan darah, dan setelah itu Tae Ha baru puas. Dia kembali ke mejanya, dan berulang kali menyebut nama Ha Eun Joong. Lalu karena emosi yang dia rasakan, dia membuang semua yang ada di mejanya. Membuat semua berantakan.
Sekarang, Ha Eun Joong dan Jang Joo Ha bersama di mobil Eun Joong. Eun Joong berkata kalau sepertinya Joo Ha terpukul dengan apa yang dia katakan tadi pada ayah Joo Ha. Eun Joong menegaskan kalau dia akan meneruskan kasus ini sampai akhir.
Joo Ha menjawab kalau dia sedih karena dia sudah melihat akhir itu.
Eun Joong bertanya, akhir siapa yang Joo Ha lihat? Akhir dia atau akhir ayahnya?
Joo Ha menatap Eun Joong dan menjawab “Akhirmu.”
Eun Joong pun bertanya, kenapa Joo Ha selalu berfikir bahwa dialah yang akan kalah? Apa Joo Ha ga tahu istilah yang mengatakan rumput lebih bertahan lama daripada sekuntum bunga. Joo Ha pun ikut bertanya, kenapa Eun Joong begitu yakin kalau Eun Joong akan menang? Kepercayaan yang berlebihan itu akan membahayakan diri Eun Joong sendiri nantinya.
“Meskipun sekuntum bunga tidak kuat, rumputlah yang akan sering diinjak-injak.”
Joo Ha berkata kalau dia memang kecewa pada ayahnya, tapi dia ga khawatir akan apa yang terjadi pada ayahnya. Tapi dia khwatir akan sesuatu yang bisa saja terjadi pada Eun Joong. Apa Eun Joong pikir, ayahnya akan dengan suka rela mengakui semua dan menyerahkan diri? Jika salah satu dari ayahnya atau Eun Joong yang akan masuk percaya, maka dia yakin itu Eun Joong.
Itu bukan konsep keangkuhan seperti yang Eun Joong bilang, tapi itu adalah aturan dunia. Aturan permainan untuk kita yang hidup di dunia ini.
Eun Joong menatap Joo Ha kemudian berkata agar Joo Ha ga khawatir padanya.
Eun Joong-Bok ternyata mengantar ibunya ke firma hukum. Disana Hwa Young terkejut mendengar cerita Eun Joong-Bok tentang kedatangan Detektif Ha yang menjadikan Tae Ha sebagai tersangka pembunuhan.
Eun Joong-Bok dengan mantap meminta ibunya tidak menjawab panggilan dari detektif itu lagi. Apapun alasannya. Bahkan dia mau ibunya ga ketemu dengan detektif itu.
Eun Joong-Bok bahkan menyebut kalau Ha Eun Joong adalah orang yang berhalusinasi. Seorang detektif yang tidak kompeten, dan berasumsi berlebihan akan sebuah kasus. Lagipula, kasus ini sudah ditutup sebagai kasus bunuh diri. Kebenaran dari kebakaran apartemen Woo Ah Mi juga sudah diketahui karena kebocoran gas, akibat pipa gas yang sudah tua dan usang.
Jika mereka ga percaya akan kata-kata ayah, maka siapa yang bisa mereka percaya sekarang ini. Sebagai keluarga tentu mereka harus membantu ayah. Eun Joong-Bok juga meminta salinan data dari kotak hitam ibunya. Hwa Young menjawab kalau dia ga mempunyai salinan data kotak hitam itu.
Di rumah Myung Geun, Soo Young mengeluh kalau dia sudah sangat lapar. Ah Mi menemani Soo Young dan tersenyum mendengar itu. Soo Young menggerutu kalau kakaknya selalu saja tidak tepat waktu.
Ah Mi menyodorkan sepeotong timun, untuk mengganjal perut Soo Young selagi menunggu Eun Joong. Ah Mi menyebut nama lengkap Soo Young, dan Soo Young merasa heran. Ah Mi beralasan kalau mereka sedang tidak bekeja, jadi dia ga mungkin memanggil Soo Young dengan sebutan pengacara Ha. Apalagi dia dan Soo Young berusia sama, jadi dia berharap mereka bisa berteman.
Ah Mi lalu mengajak Soo Young berjabat tangan sebagai tanda mereka berteman, walau Soo Young enggan dia akhirnya mau membalas uluran tangan Ah Mi.
Soo Young kemudian bertanya apa Ah Mi ga punya keluarga? Ah Mi menjawab tentu saja dia punya, tapi saat ini keluarganya sedang tidak menganggapnya ada. Keluarga berfikir dia menikah dan hidup dengan baik saat ini. Jadi untuk sementara waktu, dia akan membiarkan keluarganya berfikir seperti itu. Bagi orang tua mungkin lebih baik memiliki anak pembangkang daripada anak yang hidupnya malang.
Ha Myung Geun menunggu putranya di tangga depan rumah, dan saat Ha Eun Joong datang dia tersenyum senang menyambut anaknya itu.
Eun Joong yang heran bertanya, apa yang sedang ayahnya lakukan diluar? Myung Geun tersenyum, dan menjawab tentu saja dia menunggu putranya, memangnya apa lagi yang dia lakukan?
Eun Joong kaget dan membelalakkan matanya, tak percaya jika ayahnya menunggu dia pulang. Myung Geun membenarkan dan bertanya apa dia ga boleh menunggu putranya sendiri? Apalagi dia sedang merindukan putranya. Mendengar itu, Eun Joong jadi geli sendiri, dan mengusap-usap tubuhnya. Dia meminta agar ayahnya ga melakukan hal seperti ini lagi. Tidak pantas dan membuatnya malah jadi ngeri.
Akhirnya keluarga Ha makan bersama malam ini, ditemani dengan Ah Mi tentu saja. Eun Joong lah yang memanggang. Kemudian Myung Geun bangkit mendekati Eun Joong dan menyuapi Eun Joong. Eun Joong menghindar tapi Myung Geun memaksa sehingga Eun Joong akhirnya menerim makanan itu dimulutnya. Tapi dengan mulut masih penuh, dia meminta ayahnya ga melakukan hal seperti tadi, yaitu menyuapinya.
Ah Mi melihat kasih sayang Myung Geun pada Eun Joong.
Myung Geun seolah ga menggubris permintaan anaknya, setelah tadi menyuapi makanan, kali ini dia menyodorkan minuman untuk Eun Joong. Dia berkata agar Eun Joong ga menolak, selagi dia masi mau melakukannya.
Soo Young mengajak mereka semua ke karaoke setelah makan-makan ini. Eun Joong menolak, tapi tidak dengan Myung Geun. Dia setuju untuk melanjutkan pesta mereka ini di karaoke. Dia bahkan mengejek Eun Joong dengan berkata, jangan-jangan Eun Joong ga pernah tahu caranya bernyanyi.
Di tempat karaoke ini, Ah Mi dan Soo Young sama-sama menyanyikan lagu yang ceria. Mereka berjoget mengikuti irama music, dan Eun Joong serta Myung Geun melihat dari tempat mereka duduk. Myung Geun bahkan ikut menggerakkan tangannya berjoget mengikuti irama lagu yang dinyanyikan oleh putrinya dan Ah Mi.
Sementara Eun Joong malah menatap Ah Mi lama sekali. Melihat Ah Mi tersenyum bahagia. Dia seolah merasa ikut bahagia.
Saat Soo Young sudah selesai, dia berkata kalau sekarang giliran ayahnya. Myung Geun awalnya menolak, dan Eun Joong membela ayahnya dengan menyuruh Soo Young saja yang nyanyi. Tapi sedetik kemudian Eun Joong melotot menatap ayahnya yang ternyata maju ke depan, dan memutuskan untuk bernyanyi. Eun Joong tak percaya ini. Ayahnya terlihat aneh.
Myung Geun bergaya dulu sebelum mulai bernyanyi. Ha Eun Joong masih terpana melihat ayahnya yang benar-benar bernyanyi. Soo Young dan Ah Mi ikut menikmati irama lagu yang dinyanyikan Myung Geun.
Myung Geun bahkan bergaya saat bernyanyi, seolah seorang penyanyi professional. Tapi kemudian Myung Geun berbalik membelakangi mereka, dan menjadi sedih. Dia hampir menangis di sela irama music yang ceria ini. Sakit diperurtnya mulai kembali terasa, dan dia ga ingin anak-anaknya melihat itu lalu bersedih karenanya.
Sedang Eun Joong, dia akhirnya tersenyum melihatnya ayahnya bernyanyi dan tersenyum bahagia.
Malam ini Tae Ha dan Hwa Young sama-sama ga bisa tidur. Jika Tae Ha ga bisa tidur karena amarahnya pada Ha Eun Joong, yang sepertinya tahu kejadian di tahun 88 itu. Hwa Young ga bisa tidur karena apa yang Eun Joong-Bok bilang tadi di firma hukum, bahwa kemungkinan suaminya adalah pembunuh. Larangan Eun Joong-Bok padanya agar tidak menerima panggilan dari Ha Eun Joong, atau bahkan menemui detektif itu.
Kembali ke tempat karaoke, dimana kali ini adalah gilirannya Eun Joong menyanyi. Dengan kaku Eun Joong maju kedepan dan melihat daftar lagu yang akan dinyanyikannya. Sepertinya Eun Joong ga mengenali semua lagu itu, karena dia kebingungan memilihnya. Soo Young kesal dan berkata dia frustasi sekali karena Eun Joong ga segera bernyanyi. Dia bahkan mengejek Eun Joong yang ga tahu lagu apapun di usia Eun Joong sekarang. Menyedihkan sekali. Akhirnya Eun Joong memilih satu lagu, dan diapun mulai bernyanyi.
“Walaupun masa laluku suram,
walaupun masa laluku menderita.
Tapi jika aku bisa mencintai masa laluku.
Jika aku hanya bisa menggambar kenangan-kenanganku.
Bergerak, aku akan terus bergerak.”
Entah mengapa, mendengar lagu yang Eun Joong nyanyikan membuat Myung Geun sedih. Ah Mi yang melihat Myung Geun hampir menangis, ikut merasa sedih.
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Nah bener kan, Eun Joong-Bok itu jadi jahat. Jadi serakah, mungkin dia terlalu menyayangi keluarganya ya..
Di akhir part 1 ini, sedih banget lihat Myung Geun dan kesakitannya. Aku yang biasanya ga nangis lihat drama ini, karena memang kurang menyentuh, jadi meneteskan air mata pas di scene ini, dan scene Gun Young meninggal di lokasi Tae Ha, dan Myung Geun menemukan tangan anaknya di puing-puing bangunan itu.
Bagian itu nyentuh banget, sama dengan bagian yang ini.
Sedih..:(
Kayaknya Joo Ha bener ada rasa ya sama Eun Joong.?
Oyaa..Kenapa ya Kang Ho mau diperlakukan seperti itu sama Tae Ha?
Eonni..
ReplyDeleteEpisode berapa ya yg menayangkan kaya episode 1 sebelum flashback??
makasih uni,sinopsis ini yang paling saya nantikan karena makin mendekati ending dan semakin mendebarkan.semoga sehat selalu......
ReplyDeleteFITRI ^^
Masih lama kyknyaa..ini emng pnjang bgt..hihihi
ReplyDeleteOke eonni..
DeleteMkasi sinopisnya..
Lanjut terus :D
eonni bru nton smpe episode brp ??
Jujur baru smpe episode 26..hehehe..
ReplyDeleteKbnyakan drama baruu siih..^^
Tenang aja..ak pasti selesain drama ini..selama masih ada link DL nyaa yaa..^^
Eun joong-bok jahat banget, kasihan hwa young gagal ketemu sm anak kandungnya. Slalu dTnggu kelanjutan sinopsisnya. Mksih
ReplyDeletegumawo..........jangan sampai berenti nulis ya.........aku suka
ReplyDeleteFighting !!!