Wednesday, 2 July 2014

Sinopsis Doctor Stranger Episode 16 Part 2

[Episode Sebelumnya]


Tae Sool menyatakan kalau dia setuju atas rencana Jae Hee. PM berkata meskipun rencana Jae Hee terdengar menarik tapi baginya selama Park Hoon masih hidup, itu membuatnya tak nyaman. Tae Sool terpana, dia tahu kalau PM Seok Joo berencana menghabisi nyawa Hoon. Lalu apa dia harus membiarkan hal itu?



Pagi ini Han Jae Joon sudah sampai di RS. Sebelum dia melangkah masuk PM Seok Joo menelponnya. PM Seok Joo bertanya apa Jae Joon punya waktu untuknya? Jae Joon menjawab kalau dia ada operasi pagi ini, jadi mungkin dia ga bisa menemui Seok Joo. Seok Joo adalah orang yang ga bisa dibantah keinginannya, dan itu membuatnya berkata kalau lebih baik Jae Joon menunda operasi itu dan segera menemuinya.

“Atau..mungkin kau lebih suka aku panggil Dr Lee Sung Hoon?” ucap Seok Joo santai.

Jae Joon tentu tertohok begitu mendnegar nama aslinya disebut. Dia cukup terkejut terlebih ketika dia melihat sudah ada staf Seok Joo yang menunggunya. Dia tahu dia ga mungkin bisa membantah kali ini.


Kini, Jae Joon sudah berhadapan dengan PM Seok Joo. Jae Joon langsung bertanya kapan tepatnya Seok Joo tahu kalau dia adalah Sung Hoon? Seok Joo menjawab kalau itu bukanlah hal yang penting saat ini. Yang penting Joon Gyu belum tahu identitas Jae Joon yang sebenarnya. Jae Joon tahu ada maksud dibalik pertemuan ini, sehingga dia langsung bertanya apa yang Seok Joo inginkan?

Seok Joo menjawab kalau yang dia inginkan bukanlah hal sulit, dia hanya mau Jae Joon lah yang mengoperasi jantungnya. Jae Joon menjawab kalau kompetisi untuk itu belum berakhir, jadi bagaimana bisa dia yang mengoperasi jantung Seok Joo. Seok Joo dengan santai memberitahu Jae Joon kalau Park Hoon dia pastikan ga akan bisa datang ke RS sementara waktu ini.

Jika tidak ada lawan, maka pemenang sudah bisa ditentukan. Itulah sebabnya dia meminta Jae Joon yang mengoperasi jantungnya. Jika Jae Joon menang, dia yakin Joon Gyu akan sangat senang. Jae Joon tampak berfikir, tapi kemudian PM berkata lagi. Dia meminta Jae Joon memasukkan Han Seung Hee ke tim Jae Joon.

Jae Joon tampak menolak karena Seung Hee ada di tim Hoon, tapi Seok Joo kembali menggunakan nama Lee Sung Hoon, dan menekankan nama itu ketika mengucapkannya membuat Jae Joon tahu dia ga punya pilihan lagi selain menuruti semua permintaan Seok Joo.

Seok Joo kemudian memberi Jae Joon sebuah amplop besar dan menjelaskan kalau di dalam amplop itu berisi sesuatu yang bisa menghancurkan Joon Gyu dalam semalam. Jae Joon tentu tertarik untuk melihatnya tapi Seok Joo berkata kalau Jae Joon baru boleh membuka amplop itu setelah Jae Joon menerima syarat yang dia ajukan.


Cha Jin Soo dan Tae Sool membawa Hoon pergi ke suatu tempat yang sepi. Disana ada banyak pengawal yang mengawasi Hoon. Jin Soo tampak sedang berbicara dengan Hoon. Jin Soo dengan santai berkata bahwa ketika Hoon kabur dan mengkhianatinya dia merasa seperti anjing yang dia pelihara berbalik menggigitnya. Jin Soo bahkan menunjukkan telunjuknya yang terpaksa dipotong setengah karena Hoon kabur.

“Sejak hari itu, aku selalu menunggu untuk bisa balas dendam padamu.”

Hoon juga dengan santai menjawab kalau dia ikut merasa bersalah sudah membuat Jin Soo kesusahan. Jin Soo tersenyum sinis menanggapi kalimat Hoon tersebut. Kemudian Jin Soo memberitahu Hoon kalau Jang Seok Joo baru saja memberitahunya bahwa Seok Joo sudah ga butuh Hoon lagi untuk menjalankan misi ini.

Hoon terkejut. Jin Soo kemudian menjelaskan kalau Seok Joo ga mmbatalkan misi tersebut, hanya saja Seok Joo merasa sudah ga membutuhkan Hoon lagi. Hoon marah, dia ga mau dengan perubahan rencana itu. Bagaimanapun dia harus dilibatkan dalam misi ini.

Jin Soo hanya tertawa kalau perubahan rencana Seok Joo malah sangat menyenangkan untuknya. Seok Joo sendiri sepertinya ga terlalu ingin melihat Hoon hidup. Jin Soo pun mengambil pistol yang sudah dia siapkan.


Jin Soo menodongkan pistol itu kearah Hoon. Tepat mengarah ke kepala Hoon. Hoon sedikit merasa takut, karena dia tahu dia ga punya kesempatan untuk menyelamatkan diri. Tempat ini sudah dijaga oleh orang suruhan Seok Joo. Sementara itu, Jin Soo snagat menikmati raut ketakutan yang tercipta di wajah Hoon. Dia tertawa terbahak-bahak.


Tae Sool yang berada tak jauh di belakang Jin Soo, bisa dengan jelas melihat semuanya. Dia tahu Hoon dalam bahaya. Tepat ketika dengan perlahan Jin Soo menarik pelatuk pistolnya, memang terdengar suara tembakan. Namun bukan Hoon yang tertembak, melainkan Jin Soo. Tubuh Jin Soo seketika itu jatuh ke sungai yang ada di bawah mereka.
Hoon terkejut, tentu saja. Dia langsung menoleh dan melihat Tae Sool lah yang menyelamatkan nyawanya.


Tae Sool langsung mendekati Hoon. Hoon sendiri sepertinya lupa dengan Tae Sool. Tae Sool tak peduli tentang itu, dia mengulurkan permen lollipop untuk Hoon. Permen Lolipop yang selalu dibawanya kemana-mana. Permen lollipop yang dia dapatkan dari seorang bocah laki-laki di puluhan tahun lalu. Permen lollipop yang membuatnya tahu bahwa masih ada di dunia ini orang yang tulus.

Begitu melihat permen lollipop itu Hoon pun ingat kalau Tae Sool adalah asisten Seok Joo—laki-laki yang sangat dibencinya. Tae Sool kemudian memberitahu Hoon kalau perubahan rencana itu adalah permintaan Jae Hee pada PM Seok Joo. Hoon tentu saja kaget.

“Dengarkan aku baik-baik Park Hoon. Dengan membawamu keluar dari misi itu, Jae Hee meminta pada PM Seok Joo agar kau dan ibumu tetap aman.”

Hoon langsung bertanya lalu bagaimana dengan Jae Hee? Tae Sool menjawab kalau Jae Hee akan bergabung dalam tim Jae Joon. Hoon menjawab dia ga bisa menerima ini. Dia harus iktu bersama Jae Hee. Tiba-tiba Tae Sool meminta Hoon memeriksa ponsel Hoon, dan memang ada pesan suara di akun LINE nya dan itu dari Jae Hee.


Hoon langsung mendengarkan pesan suara itu. Sementara itu di sela-sela suara Jae Hee terlihat ketika Jae Hee merekam suaranya untuk dikirimkan ke akun LINE milik Hoon.

“Hoon..ini aku. Aku akan mengurus tim bedah. Jadi tunggulah sebentar. Seperti apa yang mereka katakan. Mereka juga memastikan agar kau dan ibumu tetap aman.”

Saat merekam suaranya itu, Jae Hee tampak berusaha semaksimal mungkin untuk tak menangis. Kemudian Jae Hee melanjutkan kalimatnya “Aku tidak bisa melupakan setiap waktu yang sebulan ini aku habiskan bersamamu. Aku juga tidak bisa melupakan ketika kau memelukku erat di kantor waktu itu. Saat itu aku merasa sangat senang. Bahkan kalau aku ga memberitahumu, dan tidak peduli berapa kali aku menolakmu, aku bisa merasakan bahwa kau tahu siapa aku sebenarnya. Hoon, alasan aku melakukan ini sendiri adalah karena ibumu. Jika kau yang melakukan operasi dan ada sesuatu yang ga beres maka ga akan ada yang merawat ibumu nanti. Jadi kau tidak usah mengkhawatirkan aku. Rawatlah saja ibumu. Saat kau bertemu dengannya nanti, aku juga akan menemuimu. Aku berjanji padamu, Hoon. Jadi berhati-hatilah sampai kita bertemu lagi nanti. Maafkan aku Hoon, aku ga mau jadi bebanmu lagi.”


Hoon berniat pergi, dia harus menemui Jae Hee, tapi Tae Sool menahan Hoon dengan berkata kalau dia bisa pastikan ibu Hoon aman. Hoon menoleh menatap Tae Sool lalu bertanya apa dia bisa percaya pada Tae Sool? Tae Sool menjawab kalau dia ga peduli Hoon percaya padanya atau tidak, tapi apa pernah Hoon tahu siapa yang membantu Hoon selamat dari Jin Soo di jembatan Budapest?

Hoon pun ingat ketika itu dia juga nyaris saja mati, tapi tiba-tiba ada tembakan lain yang melumpuhkan Jin Soo beserta anak buah Jin Soo sehingga dia bisa selamat. Dia tak menyangka jika saat itu Tae Sool yang membantunya.
Tae Sool juga memberitahu kalau selama 20 tahun ini dialah yang mengurus ibu Hoon. Hoon ga percaya dan menuduh Jin Soo hanya mau mengancamnya saja.

Tae Sool kemudian berkata kalau dia tahu Hoon terluka karena Hoon berfikir bahwa Hoon membuat Jae Hee dalam bahaya, tapi Hoon harus tahu kalau Jae Hee bukanlah wanita yang lemah.

“Kau seperti rumah yang aman baginya. Dimana dia bisa kembali dan beristirahat. Itulah yang selama ini menguatkannya.”

Tae Sool mendekat, dia mengembalikan ponsel Hoon karena dia tadi sempat mengambil ponsel Hoon. Lalu Tae Sool berkata kalau saat ini Hoon bebas memilih. Apa Hoon mau mematuhi semua rencana yang ada atau membuat Jae Hee, ibu Hoon dan Hoon sendiri dalam bahaya?
Hoon dilemma dibuatnya.

**

Chang Yi yang tengah bertugas mengantar gallon ke RS, tiba-tiba teringat Hoon. Dia berkali-kali menghubungi Hoon namun selalu saja ga bisa. Ponsel Hoon ga aktif, dan itu membuat Chang Yi cemas. Lalu Kim Chi Gyu datang mendekat sambil menempelkan ponsel miliknya di telinga dan pura-pura berkata halo seolah menjawab telepon Chang Yi.

Chang Yi menoleh menatap Chi Gyu. Dia ga suka dengan Chi Gyu karena Chi Gyu selalu mengganggunya. Tapi Chi Gyu ga peduli, dia malah dengan santai bertanya apa Chang Yi mau makan malam dengannya? Chang Yi hanya menghela nafas, dia bersiap mengambil gallon air dan akan memukulkannya ke kepala Chi Gyu. Tapi Chi Gyu menghentikan itu dengan menaruh sepatu kets yang bagus di atas gallon. Ternyata sepatu itu diberikan Chi Gyu pada Chang Yi agar mereka memakai sepatu yang sama. Chang Yi jelas saja ga tertarik.


Saat Chang Yi bersiap menghajar Chi Gyu dengan gallon air, tiba-tiba sudah ada perempuan muda yang memukul kepala Chi Gyu dengan tas. Gadis itu marah-mara pada Chi Gyu yang kerjanya hanya menggoda gadis-gadis padahal orang tua mereka banting tulang agar Chi Gyu bisa jadi dokter. Gadis itu ternyata adik Chi Gyu yang bernama Kim Ah Young.

Chi Gyu meminta adiknya memanggil dia dengan hormat karena bagaimanapun dia kan kakaknya Ah Young. Chi Gyu sebenarnya malu karena di depan Chang Yi adiknya malah memukulnya seperti tadi. Tapi Ah Young mana mau, dia malah terus memukul Chi Gyu membuat Chi Gyu langsung berlari menghindar. Chang Yi tersenyum geli melihat tingkah keduanya.


Bong Hyun dan Min Se menemui Jae Joon untuk mengabarkan kalau mereka akan menikah. Min Se menjelaskan baha Bong Hyun ga mau menunggu lebih lama lagi. Tampak sekali raut kebahagian di wajah pasangan itu. Jae Joon mengucapkan selamat pada Min Se dan Bong Hyun.

Min Se kemudian berkata kalau sepertinya dia akan sibuk mempersiapkan pernikahannya. Jadi sepertinya dia harus cuti mulai sekarang. Jae Joon tersenyum dan ga marah, dia lalu berkata bagaimana kalau dia mengganti dokter anestesi di tim mereka agar Min Se ga terbebani dengan tugas di RS. Min Se jelas saja senang mendengarnya.


Joon Gyu menyuruh Soo Hyun untuk pindah ke RS cabang saja, agar setidaknya Soo Hyun berlibur dan menikmati waktu sampai operasi utama selesai. Soo Hyun menolak, tapi Joon Gyu memaksa. Saat perdebatan itu, masuklah Jae Joon. Jae Joon bertanya ada apa Joon Gyu menyuruhna datang. Joon Gyu langsung memarahi Jae Joon yang bisa lengh sehingga Soo Hyun suka dengan gelandangan seperti Park Hoon.

Soo Hyun menyela dan memberitahu ayahnya kalau ini ga ada sangkut pautnya dengan Jae Joon. Jae Joo kemudian berkata kalau mulai sekarang dia yang akan mengurus Soo Hyun, jadi Joon Gyu tenang saja. Joon Gyu meminta Jae Joon menepati kata-kata Jae Joon barusan. Jae Joon mengangguk mantap.


Setelah Soo Hyun dan Jae Joon keluar, Jae Joon mencekal tangan Soo Hyun membuat Soo Hyun berhenti melangkah. Soo Hyun menatap Jae Joon dan dengan kesal berkata kalau dia kan sudah bilang bahwa hubungan mereka sudah berakhir. Jae Joon menjawab dia tahu. Tapi dia hanya ingin Soo Hyun mendengarkan kata-katanya.

“Tolong, dengarkan saja. Maafkan aku atas semua yang mungkin akan aku lakukan. Jangan pernah lupakan kalau aku sangat mencintaimu dengan sepenuh hatiku Soo Hyun. Walau aku yakin kau pasti akan melupakannya. Aku akan menerima kenyataan kalau kau menyukai orang lain. Tapi tolong jangan Park Hoon.”

Soo Hyun hanya diam dan ga mengerti akan apa maksud larangan Jae Joon padanya agar dia ga mencintai Hoon.


Tiba-tiba Jae Joon mendapat panggilan dari UGD kalau ada pasien yang gawat. Dia langsung bergegas ke UGD dimana sudah ada Bong Hyun dan Chi Gyu disana. Pasien itu ternyata pasien dengan MI dan Ceptal Rupture dan butuh untuk segera dioperasi. Jae Joon tersenyum melihat pasien tersebut, dan meminta Bong Hyun serta Chi Gyu untuk langsung membawa pasien ini keruang operasi. Tentu saja Bong Hyun dan Chi Gyu kaget karena hari ini Jae Joon sudah ada jadwal operasi pasien lain walau dengan penyakit yang sama dengan pasien ini. Jika kedua pasien dioperasi, maka siapa dokter yang akan mengoperasi? Sementara Hoon ga kelihatan dari tadi.
Jae Joon ga peduli, membuat Boong Hyun dan Chi Gyu hanya bisa mematuhi perintah tersebut.


Han Jae Joon ga menyiakan kesempatan, dia langsung menemui Joon Gyu dan memberitahu Joon Gyu kalau dia sudah punya pasien untuk babak terakhir kompetisinya bersama Hoon. Jae Joon sudah memperlihatkan kedua pasien yang memiliki penyakit sama. Jadi ini cukup adil untuk babak terakhir kompetisi.

Jae Joon juga dengan yakin memberitahu Joon Gyu kalau Hoon pasti ga akan datang ke RS. Joon Gyu bingung dan Jae Joon menjelaskan tentang pertemuannya dengan PM Seok Joo kemarin. Joon Gyu heran kenapa PM Seok Joo sampai mengajak Jae Joon bertemu. Jae Joon berkata kalau sepertinya PM Seok Joo ingin segera menyelesaikan kompetisi ini.

Jae Joon kemudian bilang kalau Dr Moon ga tim ga akan bisa menyelesaikan operasi sulit ini jika tanpa adanya Hoon. Joon Gyu berkata itu artinya akan ada pasien yang mati di meja operasi. Jae Joon menjawab sekarang yang terpenting bukanlah itu, tapi tentang pemenang kompetisi ini. Jika Hoon ga ada maka dialah pemenangnya.
Joon Gyu tersenyum tipis, dia merasa senang dengan kalimat Jae Joon barusan. Joon Gyu bahkan memuji Jae Joon yang mulai pintar.


Moon Hyun Wook yang ada di ruangannya tengah asik mencabut bulu hidungnya yang dia rasa mulai mengganggu. Keasikannya terganggu karena ada panggilan masuk di ponselnya dari Joon Gyu. Joon Gyu menyuruhnya untuk segera datang. Hyung Wook jelas tak membantah dan segera meluncur ke ruangannya Joon Gyu.


Setelah Hyung Wook datang, Joon Gyu langsung menjelaskan kalau hari ini adalah babak terakhir dari kompetisi, dan babak ini akan menentukan siapa pemenangnya. Hyung Wook cukup terkejut begitu tahu kalau babak terakhir dilakukan hari ini.

Hyung Wook ga takut dengan babak terakhir ini karena setelah dia tahu pasien yang dioperasi seperti apa, dia merasa tenang, karena yakin Hoon pasti bisa. Sebelum Hyung Wook pergi, Joon Gyu memberitahu Hyung Wook klau hukuman Hyung Wook sudah selesai. Hyung Wook bisa bertugas lagi menjadi dokter.


Hyung Wook sangat senang. Ketika di kantornya dia hanya terus-terusan tersenyum dan tertawa terbahak-bahak karena yakin tim nya akan menang. Jung Han ada disana, dan berkata kalau dia ikut senang jika tim mereka menang. Moon Hyung Wook menyuruh Jung Han menghubungi Hoon agar Hoon segera datang.

Jung Ha mematuhi perintah itu, tapi ternyata Hoon ga menerima panggilannya dan malah menolak panggilannya tersebut. Jung Han pun heran dan memberitahu Hyung Wook. Hyung Wook mulai panik, dia pun mencoba menghubungi Hoon dengan ponselnya sendiri. Tapi ternyata hasil yang dia dapatkan tetap sama.


Sementara itu, Park Hoon tengan termenung di sebuah tempat dengan pemandangan yang cukup indah. Di depannya dia bisa melihat danau..dengan air yang tenang. (Danau atau sungai…terserahlah..hihihi)

Hoon tampak berfikir, dan dia benar-benar tak menerima panggilan Hyung Wook yang berkali-kali menghubunginya. Dia butuh ketenangan. Apakah dia harus menerima rencana Jae Hee atau tidak? Dia bimbang dengan semua ini.


Bersambung ke part 3

Celotehanku :

Chi Gyu cocok juga sih sama Chang Yi. Mungkin Chang Yi yang bisa merubah sifat playboynya Chi Gyu. Hahaha

1 comment:

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^