[Episode Sebelumnya]
Kim Seok Joo datang menemui sang ayah, dia membawa alat pancing dan kemudian bertanya pada ayahnya apa ayahnya mau memancing bersamanya. Shin Il yang sedari tadi sibuk membaca langsung mengangkat kepalanya heran dengan ajakan Seok Joo. Seok Joo bahkan menunjukkan alat pancing yang dibawanya pada sang ayah.
Melihat ayahnya keheranan dan ga menjawab ajakannya membuat Seok Joo bertanya apa ayahnya ga suka memancing? Shin Il semakin heran dengan pertanyaan Seok Joo, wajahnya terlihat lucu karena bingung menatap tingkah anaknya yang aneh ini.
Karena ayahnya belum juga menjawab Seok Joo mengira ayahnya ga suka memancing,dan diapun berkata pada sang ayah kalau dia akan bekerja saja.
Jeon Ji Won keluar dari ruang kerjanya dan berniat pulang. Dia kemudian melihat Ji Yoon yang terlihat masih sibuk bekerja padahal hari sudah larut malam. Ji Won pun mendekati Ji Yoon dan bertanya kenapa Ji Yoon belum pulang? Ji Yoon menjawab kalau dia akan menyelesaikan semua tugasnya baru setelah itu pulang. Ji Won menjawab kalau masih ada banyak waktu sebelum sidang Mahkamah Agung nanti. Jadi Ji Yoon ga usah tergesa-gesa.
Ji Yoon hanya menjawab kalau semua akna segera dia selesaikan. Ji Won pun brakata kalau sikap Ji Yoon menunjukkan seolah-olah Ji Yoon akan mengundurkan diri. Ji Yoon pun seolah tak membantah, dia hanya menjawab kalau sebelum itu dia memang harus menyelesaikan tugasnya yang masih tersisa.
Akhirnya Ji Yoon dan Ji Won memutuskan melanjutkan perbincangan mereka dengan lebih santai. Kini mereka duduk berhadapan, dan Ji Won berkata sepertinya Ji Yoon merasa dikhianati karena tugas penyelidikan pada waktu itu. Ji Yoon menjawab kalau dia lebih merasa dikhianati oleh dirinya sendiri.
“Aku tahu, saat itu aku hanya digunakan untuk kepentingan kalian. Bukannya aku tidak tahu. Dari awalpun aku sudah tahu. Jika aku berkata aku tidak tahu bukankah itu artinya aku seorang pengecut?”
Ji Won tersenyum mendengar kalimat Ji Yoon lalu berkata kalau mereka ga akan mungkin bisa merubah semua sekaligus sesuai dengan yang mereka mau. “Jika kau maju 10 langkah lalu kemudian muncur 9 langkah, itu memang tidak terlihat seperti ada perubahan. Tapi sebenarnya tetap ada kemajuan.”
Ji Yoon tersenyum mendengar penjelasan Ji Won, dia kemudian berkata kalau Ji Won lebih cocok jadi Hakim. Ji Won kemudian bertanya bagaimana menurut Ji Yoon pekerjaan seorang Hakim? Baguskah dimata Ji Yoon?
Ji Yoon menjawab kalau pekerjaan seorang Hakim adalah pekerjaan yang menyangkut keadilan independen. Seorang Hakim bisa menggunakan keyakinan sendiri saat menjatuhkan vonis. Itu sangat keren menurutnya.
Tapi Ji Won langsung memotong perkataan Ji Yoon yang masih akan berlanjut memuji pekerjaan Hakim. Ji Won berkata kalau menjadi seorang Hakim akan membuat kehidupan kita terbatas. Semua kenalan akan menganggap kita sibuk bekerja untuk pemerintah. Dulu, dia bahkan ga bisa ikut reuni sekolahnya atau terlibat pembicaraan dengan teman lama untuk sekedar mengenang masa lalu. Lalu temannya otomatis akan berkurang setiap tahunnya.
“Aku hanya bisa berkumpul dengan orang yang tidak menimbulkan kecurigaan. Dan akhirnya hanya bisa bersosialisasi dengan pengacara yang aku kenal saja. Itu sepadan sebenarnya dengan hasil yang didapat.Masa depan Hakim adalah menjadi Hakim Mahkmah Agung. Itu adalah puncaknya. Berbeda dengan pengacara. Pengacara bisa memiliki banyak pilihan.”
Ji Yoon tersenyum mendengarnya. Ji Won lalu bertanya apa setelah ini Ji Yoon akan bekerja di tempat Seok Joo? Ji Yoon menjawab kalau dia mau tapi dia yakin Seok Joo ga akan menerimanya. Ji Won berkata dengan yakin kalau Seok Joo pasti akan menerima Ji Yoon. Jadi Ji Yoon tenang saja.
Ji Yoon tersenyum dan sebelum mereka mengakhiri pembicaraan, dia meminta maaf pada Ji Won. Ji Won menjawab itu bukanlah masalah.
Keesokan paginya, Ji Yoon sudah menyerahkan surat pengunduran diri dan mulai berkemas. Teman-temannya bertanya dengan sedih apa Ji Yoon memang akan berhenti? Ji Yoon membenarkan pertanyaan tersebut.
Setelah Ji Yoon selesai berkemas, Ji Yoon pun melangkah pergi. Dia diantar teman-temannya saat akan menuju lift.
CEO Cha ditemani Ji Yoon dan wakil CEO sedang rapat bersama membahas kasus Mahkamah Agung yang harus bisa mereka menangkan kali ini. Kasus kali ini masih berkaitan dengan BANK dan perusahaan kecil. CEO Cha bertanya pada Ji Won kira-kira manakah kasus yang memiliki dampak paling sedikit terhadap BANK. Ji Won menjawab kalau dia akan segera mencari tahu.
Wakil CEO memperlihatkan para Hakim yang menjadi periset data UU, dan melihat wajah-wajah tersebut CEO Cha berkata kalau para hakim itu bisa menguntungkan mereka. Ji Won mengingatkan akan pentingnya ahli hukum di sidang nanti untuk meyakinkan Hakim MA.
CEO Cha menyarankan agar nanti mereka melakukan En Banc. En Banc artinya adalah menggunakan 13 Hakim termasuk Hakim Ketua untuk mengikuti sidang, sehingga meminimalkan pendapat berbeda nantinya. Pendapat mayoritaslah yang harus mereka dapatkan nanti untuk menang.
Wakil CEO bertanya apakah itu tidak terlalu beresiko? Jika ada pendapat minoritas yang sangat kuat maka mereka akan kalah. CEO Cha menjawab makanya mereka harus bisa membuat itu menjadi pendapat mayoritas dan memenangkan kasus ini.
Lee Ji Yoon pagi ini datang ke kantor Seok Joo, dimana ternyata dia bertemu dengan Sang Tae dan akhirnya masuk bersama. Lee Sun Hee yang sudah ada di kantor Seok Joo tersenyum senang menyambut Ji Yoon. Sang Tae tampak sedikit salah tingkah, tampilan rambutnya berbeda kali ini. Mungkin dia ingin Sun Hee sedikit memperhatikannya.
Sun Hee tersenyum menatap Sang Tae dan bertanya bukankah Sang Tae bisa bahasa Jerman? Sang Tae terkejut mendengarnya, dan berkata kalau ternyata Sun Hee masih ingat tentang kepandaiannya itu. Dia merasa senang sekali dan sedikit terkejut.
Sun Hee tak menanggapi kekonyolan Sang Tae dan langsung menyerahkan sebuah berkas pada Sang Tae dan meminta Sang Tae bisa menerjemahkanny karena berkas tersebut berbahasa Jerman. Berkas itu berisi kasus yang sama dengan kasus yang sedang mereka hadapi sekarang ini.
Sang Tae langsung menemui Seok Joo dan bertanya kenapa Sun Hee ada disini terus? Apa Sun Hee berhenti kerja? Seok Joo ga menjawab dan menyuruh Sang Tae untuk menerjemahkan berkas yang diberi Sun Hee tadi saja. Sang Tae tak membantah, dia kemudian duduk di sofa ruang itu, dan mulai asik menerjemahkan berkas bahasa Jerman tadi ke bahasa Korea yang mana ternyata putusan MA di Jerman pun memenangkan Perusahaan kecil,dan BANK harus membayar kerugian perusahaan kecil tersebut.
Seok Joo tiba-tiba berkata kalau Sang Tae tampaknya bersemangat sekali hari ini? Apa itu karena Sang Tae memang mau memabantunya atau karena ingin bertemu Sun Hee? Sang Tae menjawab tentu saja karena dia ingin membantu Seok Joo.
Lee Ji Yoon kemudian mendekat menyapa Seok Joo dengan tersenyum ramah. Seok Joo menatap heran akan kedatangn Ji Yoon. Tapi kemudian Seok Joo bertanya apa Ji Won yang menyuruh Ji Yoon kesini, sama seperti Ji Yoon menanyai para pemilik perusahaan kecil yang ternyata hanya untuk menggunakan data penyelidikan dan menggunakan itu untuk melawannya? Ji Yoon ga menjawab. Dia heran. Tapi Seok Joo ga peduli. Seok Joo langsung memberikan beberapa kartu nama milik Ji Yoon yang sempat Ji Yoon berikan pada kliennya dulu. Pada para pemilik perusahaan kecil.
Ji Yoon menerima kartu nama itu dan Seok Joo berkata kalau kliennya benar-benar terluka dengan sikap Ji Yoon yang tampak baik di depan, tapi ternyata sama saja. Memangnya apa lagi yang disuruh Ji Won sehingga Ji Yoon harus mengorek informasi sampai ke kantornya? Ji Yoon cemberut. Dia terluka mendengar tuduhan Seok Joo.
Ji Yoon pergi setelah menyebut Seok Joo kejam.
Seok Joo tentu cuek saja.
Seok Joo mengira Ji Yoon akan pergi, tapi ternyata Ji Yoon kembali duduk semeja dengan Sun Hee. Seok Joo langsung menyuruh Sun Hee membereskan semua dokumen yang berserakan di meja Sun Hee.
“Orang Cha Young Woo, ga boleh melhat dokumen rahasia kita.”
Ji Yoon tentu merasa kalimat itu ditujukan padanya, sehingga dia pun berkata akan pergi jika kedatangannya memang mengganggu. Seok Joo dengan santai menjawab kalau itu keputusan yang tepat, karena Ji Yoon memang sebaiknya pergi.
Lee Sun Hee memutuskan menyusul Ji Yoon yang pergi karena pengusiran halu Seok Joo tadi. Kini mereka nampak minum bersama di sebuah kafe. Mereka pun berbincang disana. Sun Hee bertanya apa Ji Yoon ingin jadi seorang jaksa? Ji Yoon dengan semangat membenarkan hal itu. Sun Hee lalu memberitahu Ji Yoon kalau Jaksa punya batasan. Ketika atasan memindah tugaskan Jaksa, maka kasus yang sedang ditangani Jaksa tak akan bisa dilanjutkan lagi,. Bagaimanapun inginnya, Jaksa ga akan bisa berkutik jika atasan sudah memutuskan.
“Berbeda dengan pengacara. Pengacara bisa terus menyelidiki sebanyak mereka mau. Itulah salah satu alasan yang membuatku ingin berhenti.”
Ji Yoon berkata kalau menurutnya menjadi Jaksa cocok untuk Sun Hee. Sun Hee menjawab dia tahu itu. Dia juga merasa cocok menjadi Jaksa, tapi selalu saja ada yang menghalangi tugas seorang Jaksa.
Tiba-tiba datanglah Sang Tae yang seketika langsung ikut bergabung dengan Sun Hee dan Ji Yoon. Sang Tae juga ikut duduk di samping Sun Hee. Dia meyakinkan Ji Yoon kalau Seok Joo pasti akan menerima Ji Yoon, jadi Ji Yoon tenang saja.
Staf MA menelpon Seok Joo untuk mengabarkan kalau sidang kali ini akan menjadi sidang terbuka dan disiarkan di TV kabel. Staf MA meminta Seok Joo datang untuk membahas secara detail, dan Seok Joo menyanggupinya.
Tepat setelah telepon itu berakhir, Seok Joo melihat Ji Yoon datang lagi bersama Sun Hee. Diapun langsung bertanya kenapa Ji Yoon kembali lagi? Sun Hee yang menjelaskan kalau Ji Yoon sudah berhenti dari Firma CYW, dan dia rasa Seok Joo butuh bantuan untuk kasus ini. Ji Yoon bisa kerja disini sampai Ji Yoon menemukan pekerjaan lain.
Seok Joo masih ga mau dengan berkata kalau staf magang dengan nilai payah ga ada gunanya. Dia akan meminta Sang Tae untuk membatalkan surat pengunduran diri Ji Yoon gara Ji Yoon bisa kembali bekerja. Ji Yoon yang kali ini ga tersinggung lagi hanya tersenyum sambil menjawab kalau dia sudah berpamitan dengan CEO Cha, jadi pengunduran dirinya ga bisa dibatalkan lagi.
Ji Yoon juga berkata kalau dia akan bekerja sebaik mungkin dan dia ga akan memberitahu siapapun tentang apa yang terjadi di hari itu. Seok Joo kaget, dia tahu maksud Ji Yoon adalah hari dimana mereka mabuk bersama dan dia ada di rumah Ji Yoon. Seok Joo pun terpaksa menerima Ji Yoon dengan ancaman konyol tadi. Sun Hee yang penasaran bertanya memangnya apa yang terjadi di hari itu? Seok Joo langsung pergi, dia pasti akan malu kalau sampai Sun Hee tahu kejadian hari itu.
Seok Joo dan Ji Won sama-sama menemui staf MA untuk membahas detail sidang nanti. Sidang akan dilakukan di akhir juni, dan mereka hanya boleh menggunakan satu saksi ahli sebagai referensi, dan hanya saksi ahli hukum saja yang diperbolehkan.
Staf MA juga memberikan dokumen yang berisi tiga argument utama dan Ji Won serta Seok Joo harus menyiapkan balasan dokumen itu untuk presentasi di sidang nanti.
Ji Won dan seorang ahli hukum rapat bersama. Mereka membahas tentang tiga argument utama yang diberikan staf MA tadi. Ahli hukum itu menyarankan agar nanti di sidang Ji Won tidak membahas poin pertama dan kedua, karena poin-poin tersebut hanya akan menyulitkan mereka. Jadi langsung saja melincat pada poin ketiga.
Hal yang sama dilakukan Seok Joo dan tim kecilnya. Ji Yoon datang membawakan kopi untuk semua dan kemudian mengajukan satu pertanyaan. Apa benar BANK akan bangkrut jika membayar kompenasasi? Seok Joo menjelaskan kalau itu ga benar. Walau BANK membayar kompenasasi sebesar 70%, BANK tetap ga akan bangkrut.
Sun Hee pun mendapat idel. Dia berkata bagaimana kalau mereka juga melakukan analisa untuk keuntungan tahunan setiap BANK sehingga mereka bisa membuktikan bahwa BANK ga akan bangkrut walau membayar kompenasi.
Ji Yoon ikut mengemukakan pendapatnya, dia berkata bagaimana jika mereka menyebutkan efek pengangguran yang akan banyak jika perusahan kecil bangkrut karena masalah ini.
“Mereka sebenarnya kan perusahaan sehat dengan ribuan karyawan. Jadi merekalah yang sebenarnya berisko bangkrut dan akhirnya menimbulkan banyaknya pengangguran.”
Malam ini Seok Joo ada bersama ayahnya, tadi para pemilik perusahaan kecil juga datang dan Seok Joo sudah menjelaskan tentang sidang MA nanti. Sidang yang akan di hadiri 13 Hakim termasuk Hakim Ketua, dan biasaya putusan akan diberitahu setelah pemeriksaan dokumen dan diskusi internal.
Kini, saat tengah berdua dengan ayahnya, Seok Joo tengah melihat profil para ke 13 Hakim untuk sidang MA nanti. Dia melihat beberapa keputusan besar kasus ke 13 Hakim itu dan hampir semuanya sama. Tidak ada banyak perbedaan, dan ke 13 Hakim kebanyakan berpihak pada Perusahaan besar.
Shin Il bercerita kalau dulu semuanya berbeda. Bahkan warga pun dulu sangat taat pada Hukum. Para Hakim tidak takut pada firma-firma besar saat membuat keputusan. Tapi sekarang semua berbeda.
Seok Joo membenarkan kemudian dia kembali mengajak ayahnya untuk pergi memancing setelah kasus ini selesai. Shin Il tentu saja heran. Dia lalu mengingat beberapa kejanggalan sikap Seok Joo akhir-akhir ini.
Dia ingat kalau Seok Joo pernah sakit kepala dan itu bukan hanya sekali saja. Mengingat semua itu membuat Shin Il akhirnya bertanya sebenarnya ada apa dengan Seok Joo? Seok Joo bingung dan Shin Il menjelaskan kalau akhir-akhir ini Seok Joo terus mengajaknya memancing. Ada apa sebenarnya?
“Ayah ga ngerti kenapa kau terus mengajak memancing? Lalu kau juga meninggalkan Firma CYW bahkan kau juga mengerjakan kasus ini. Ini terlalu aneh. Apa terjadi sesuatu?”
Seok Joo bingung bagaimana harus menjelaskan, tapi kemudian dia menjawab kalau nanti setelah sidang dia akan beritahu semuanya pada ayah.
Sidang terbuka pun dimulai. Tim Seok Joo, dan Tim Ji Won sudah datang, dan pengadilan juga sudah penuh oleh orang-orang yang ingin melihat. Hakim ketua menjelaskan kalai sidang ini akan disiarkan secara langsung.
Seok Joo pun memulai presentasinya untuk membela perusahaan kecil yang akan tergilas oleh BANK.
Shin Il dengan tegang melihatnya jalannya sidang di TV rumahnya. Dia berharap kasus ini dimenangkan Seok Joo.
Bantahan demi bantahan dilakukan Ji Won dengan baik karena dia membela BANK yang sebenarnya jelas-jelas salah. Seok Joo dengan tegas berkata kalau ini tetap dinamakan penipuan. UU tentang itu tidak hanya ada di Korea saja, tapi juga di Negara asing. Keputusan MA di Negara luarpun memutuskan hal yang sama. Ji Yoon selalu tersenyum setiap mendengar penjelasan Seok Joo. Dia berharap Seok Joo memenangkan kasus ini.
Ji Won berdiri setelah Seok Joo menjelaskan dan tentu menyiapkan pembelaannya, dia bahkan menggunakan embel-embel dengan berkata kalau dia berharap Hakim yang ada di sidang ini benar-benar bisa memutuskan semua secara adil. (Adil apanya? Kamu itu lo licik..beserta firmamu..Arrggghh geregetan aku.)
Setelah Ji Won dan Seok Joo melakukan presentasi masing-masing kini giliran para Hakim bertanya. Hanya ada satu Hakim yang pertanyaannya memihak perusahaan kecil, sementara kedua belas Hakim lainnya benar-benar menunjukkan pembelaan pada pihak BANK.
**
Bersambung ke part 2
Firma2 besar trnyata menakutkan,jgn² di Indo juga sprti ini(udh ngtren skrg) hehehee
ReplyDeleteD tggu part 2 nya mbak Iu