Ha Moo Yeom mengisi surat pengunduran dirinya. Sepertinya memang telah terjadi kesepakatan antara Moo Yeom dengan Chul Gon. Setelah itu mereka berduapun keluar dari ruang interogasi dimana para tim tampak penasaran akan apa yang telah terjadi. Sebelum meninggalkan kantornya, Moo Yeom mengambil buku kuning yang berisi data-data korban Gap Dong terdahulu.
Seorang rekan Moo Yeom bertanya apa benar Moo Yeom mengundurkan diri? Hyeon Nyeon terlihat sedih mendengar suaminya itu tak bekerja sebagai detektif lagi. Hyeon Nyeon tak menjawab dia hanya mengucapkan terima kasih pada semua yang sudah membantunya selama ini.
Young Ae dan Do Hyuk juga tak kalah sedihnya dari Hyeon Nyeon.
Baru saja Moo Yeom melangkahkan kakinya. Chul Gon memanggil nama Moo Yeom. Moo Yeom berbalik, dan Chul Gon berkata sambil tetap membelakangi Moo Yeom
“Dengarkan aku untuk terakhir kalinya. ”
Chul Gon kemudian menatap Moo Yeom sambil melanjutkan kalimatnya
“Kau tidak pernah bisa menyembunyikan wujud sebenarnya dari monster itu. Kali ini aku pastikan akan bisa menangkapmu lagi. Anak monster.”
Kalimat terakhir itu diucapkan Chul Gon dengan geram pada Moo Yeom. Sementara Moo Yeom, hatinya selalu panas mendapat julukan anak monster. Dia bukanlah anak monster. Moo Yeom pun mendekati Chul Gon, dia mengingatkan Chul Gon kalau Chul Gon punya satu hutang padanya.
Chul Gon menjawab santai kalau dia ga mungkin punya hutang pada Moo Yeom. Moo Yeom pun mengingatkan kalau Chul Gon sudah kalah taruhan dengannya. Chul Gon dengan tanpa takut mengacungkan jari telunjuknya dihadapan Moo Yeom. Dia akhirnya ingat akan janji itu. Janji bahwa satu jarinya harus dia berikan pada Moo Yeom, jika Moo Yeom memang terbukti bukanlah Gap Dong.
Moo Yeom pun tak kalah takut. Dia berkata kalau janji adalah janji. Dengan penuh emosi Moo Yeom mengambil tangan Chul Gon dan menaruhnya diatas meja. Diapun mengeluarkan kapak dari balik jaketnya yang entah dari mana dia dapatkan. Semua tim tentu takut dan mencoba untuk menghentikan. Tapi mereka pun hanya maju sedikit dan kembali menjadi penonton yang menantikan ketegangan selanjutnya. Bahkan Do Hyuk seolah tak berani untuk mendekat. Mereka semu seolah tahu Chul Gon dan Moo Yeom memang ga bisa dihentikan.
Mereka berdua saling menatap dalam diam. Tak tampak sinar ketakutan di mata Chul Gon ketika dia menatap Kapak yang dipegang Moo Yeom. Sementara Moo Yeom, semakin siap untuk mengayunkan kapak itu pada satu jari milik Chul Gon.
Oh Maria sudah datang dan kini ada di depan intercom rumah Tae Oh. Dia menunggu Tae Oh membuka pintu. Sementara Tae Oh menatap penuh senyum ketika tahu bahwa Maroa memenuhi permintaannya untuk datang. Tampak di meja Tae Oh, bertebaran butir-butir pil yang entah gunanya untuk apa.
Semua tim tegang menanti apakah Moo Yeom benar-benar berani memotong jari Chul Gon atau tidak? Young Ae bahkan tak sempat menutup mulutnya saking dia terkejut melihat aksi ekstrim Moo Yeom. Sempat terdiam beberapa detik, akhirnya Moo Yeom melayangkan kapak itu ke jari Chul Gon. Benarkah ke jari Chul Gon? Lalu putuskan jari yang menjadi taruhan itu?
Oh Maria melakukan tugasnya sebagai dokter. Dia memeriksa Tae Oh. Tae Oh tiba-tiba berkata maaf padanya. Dia bilang kalau hanya Maria lah yang bisa dia telepon dan dia minta untuk datang. Maria dengan santai menjawab kalau Tae Oh ga akan mati kok. Jika memang Tae Oh ingin mati, maka Tae Oh pasti sudah meminum semua pil itu, tapi nyatanya tidak kan?
Maria pun menatap Tae Oh lalu berkata
“Kau bisa meminjam bahuku untuk menangis…tapi jangan pernah melakukan ini lagi jika itu hanya agar aku datang menemuimu.”
Tae Oh tiba-tiba menangis. Mungkin ini juga sebagai aktingnya. Dia pun berkata kalau para detektif mengiranya Gap Dong. Ada detektif datang dan berkata kalau ada seorang peniru Gap Dong di pusat rehab, tapi dia punya alibi, dan juga tak ada bukti yang bisa membuktikan jika dia adalah Gap Dong.
“Apa kautahu bagaimana mereka memandangku? Seolah sekali penjahat tetaplah penjahat.”
Maria menjawab bukan hanya Tae Oh yang mengalami hal itu. Bahkan seorang detektif juga tengah diperiksa. Tae Oh pun membenarkan dia pun penasaran bagaimana kabar detektif yang dipenjara itu. Dia dengar kabar katanya detektif itu akan dikirim ke pusat rehab. Maria tak menjawab, dia seolah memikirkan kalimat Tae Oh tadi, benarkah Moo Yeom akan dikirim ke pusat rehab?
Maria kemudian berkata agar pengobatan Tae Oh dilanjutkan. Tae Oh pun tak menolak, dia menatap Maria yang sedang membungkukkan sedikit tubuhnya, dan Tae Oh melihat kalung peluit Maria.
Diapun seolah memiliki rencana baru.
Sebuah ambulans tengah membawa Chul Gon. Di dalamnya pra tim medis tengah berusaha menghentikan pendarahan dan luka di jari Chul Gon yang hampir putus. Chul Gon menahan rasa sakitnya, tapi tak tampak kemarahan di raut wajahnya. Dia seolah tak geram atas apa yang Moo Yeom telah lakukan padanya tadi.
Sementara di kantor polisi, Moo Yeom kembali dimasukkan ke penjara. Do Hyuk yang menemani Moo Yeom sempat meminta agar Moo Yeom ga melakukan hal seperti itu lagi. Moo Yeom tak menatap Do Hyuk yang masih melanjutkan kalimatnya. Do Hyuk berkata agar Moo Yeom tak merusak hidup Moo Yeom seperti ayah Moo Yeom dulu hanya karena Gap Dong. Moo Yeom tak menjawab, dia memilih masuk ke dalam selnya.
Do Hyuk tak bisa berbuat apapun, dia kemudian pergi meninggalkan Moo Yeom.
Ha Moo Yeom merenung di balik selnya. Dia kemudian teringat akan apa yang dia dan Chul Gon bincangkan di ruang interogasi tadi.
Flashback
Moo Yeom tersentak kaget begitu mengetahui keinginan Chul Gon. Itu gila menurutnya. Chul Gon tak mempedulikan keterkejutan Moo Yeom. Dia mengacungkan jari telunjuknya sambil berkata agar Moo Yeom memotong jarinya ini lalu pergilah ke pusat rehab itu. Moo Yeom tentu menolak, tapi Chul Gon dengan santainya berkata
“Jika kau ingin menangkap Gap Dong, maka kau harus melakukan hal gila untuk bisa diakui sebagai orang gila.”
Moo Yeom benar-benar tak ingin melakukan hal itu, tapi Chul Gon langsung bertanya apa sekarang Moo Yeom takut? Moo Yeom menjawab kalau dia bukanlah psikopat. Mana bisa dia melakukan hal semengerikan itu.
“Bagaimana bisa manusia melakukan hal seperti itu pada manusia lain?”
Chul Gon menjawab jika Moo Yeom ga mau, maka dia ga bisa melakukan apapun. Dia akan membiarkan Moo Yeom pergi dengan surat pengunduran diri yang sudah Moo Yeom tanda tangani tadi. Dia juga berharap semoga Moo Yeom beruntung tanpa lencana detektif.
“Tanpa lencana detektif, kau tak akan pernah bisa menangkap Gap Dong.”
Moo Yeom mulai gamang, dia kemudian bertanya satu hal pada Chul Gon. Dia bertanya kenapa Chul Gon memberikan penawaran semacam ini padanya? Chul Gon tampak bingung. Bagaimana dia harus menjelaskannya pada Moo Yeom. Dia sendiri seolah tak menyangka kalau dia akan bersikap seperti ini pada Moo Yeom. Seolah mengajak Moo Yeom untuk bekerja sama dalam menangkap Gap Dong.
Tapi kemudian Chul Gon menjawab kalau dia sepertinya memang perlu melakukan hal gila saat ini.
“Bukti DNA yang selama 20 tahun aku percayai, ternyata sia-sia belaka. Sayangnya kau dan aku…mempunyai tujuan yang sama.”
Flashback End
Di RS, Chul Gon terlihat sedang bicara dengan seorang wanita ditelepon. Dia kemudian berkata kalau dia ingin bicara dengan Sun Joo. Wanita itu pun mendekatkan ponsel ke telinga seorang gadis yang dipanggil Chul Gon dengan nama Sun Joo.
Sun Joo adalah gadis yang terlihat lemah, dan tampak seolah pikirannya kosong. Gadis itupun duduk diatas kursi roda. Dia adalah putri Chul Gon. Entah Sun Joo mendengar kalimat ayahnya atau tidak, dia sama sekali tak memberi respon.
Diseberang sana Chul Gon berkata
“Sun Joo..ini ayah. Maaf karena sudah lama tak menelponmu. Apa kau mendnegarkan ayah, Sun Joo? Berapa umurmu sekarang? 24 atau 25? Kau sudah cukup umur untuk menikah ternyata. Pria macam apa yang kau suka, Sun Joo? Akhir-akhir ini para gadis menyukai idol.”
Sun Joo hanya diam. Dia tak memberikan tanggapan apapun. Tatapan matanya kosong. Sementara Chul Gon tampak menahan tangisnya ketika berbicara dengan putrinya kali ini. Dia melanjutkan kalimatnya pada Sun Joo.
“Kau mendengarkan ayah kan Sun Joo? Kau selalu bilang ingin menikahi seorang detektif sepertiku. Jangan Sun Joo, karena detektif terlalu menghargai sesuatu melebihi keluarga mereka sendiri. Itulah kenapa kau tak boleh.”
Ma Ji Wool tengah asik menggambar. Menambah sedikit coretan di sketsa yang dibuatnya. Dia tampak serius sekali. Komiknya kali ini bercerita tentang seorang wanita yang mati setelah membeli sepatu baru. Cerita itu mirip sekali dengan kasus kematian Jung Mi Ra.
Sebulan kemudian
Ha Moo Yeom dipindahkan ke pusat rehabilitasi kejiwaan Iltan.
Sementara itu, di sebuah tempat tampak sepatu Jung Mi Ra tergeletak diatas kursi. Dimana tempat itu banyak dilalui oleh pendaki. Para pendaki yang lewat sama sekali tak memperhtikan sepatu merah Jung Mi Ra.
Di pusat rehabilitasi kejiwaan Iltan. Ha Moo Yeom sudah diantar kesana. Para pasien tengah bermain di lapangan dan tentu melihat kedatangan Moo Yeom. Mereka yang melihat bergumam bukankah pria itu polisi yang menangani kasus Gap Dong. Entah mengapa begitu mendengar nama Gap Dong, pria berkacamata langsung menoleh seolah merasa tertarik dengan kalimat itu.
Soerang lelaki yang tampak idiot ikut melihat kearah Moo Yeom dan bertanya pada kedua temannya.
“Apa Gap itu nama marga di Korea?” tanya pria idiot itu.
Temannya kesal dan memilih ga menjawab pertanyaan bodoh itu.
Si pria idiot kembali berkata
“Bukankah kalian bilang dia polisi Gap Dong? Kenapa masih ga bisa menangkapnya padahal sudah tahu namanya. Jika itu aku, aku pasti menangkapnya dengan mudah.”
Si pria berkacamata yang sedari tadi ikut mendengarkan menyunggingkan senyumnya. Senyum misterius, seolah dia tahu maksud dari kalimat pria idiot tadi.
Begitu Moo Yeom melewati pria idiot dan kedua temannya, Moo Yeom tersenyum pada mereka bertiga.
Salah seorang pria berbalik diikuti teman-temannya lalu bertanya apa benar polisi Gap Dong tadi tersenyum pada mereka? Apa benar si polisi Gap Dong itu gila?
Seorang ahjussi yang sedang turun dari pendakian memilih beristirahat di kursi yang ada sepatu merah milik Jung Mi Ra. Dia datang mendaki bersama istrinya yang masih tertinggal sedikit di belakangnya. Ahjussi meminta sang istri untuk berjalan lebih cepat lagi. Sementara menunggu sang istri, ahjussi itu duduk bersantai.
Saat sedang duduk bersantai itulah tanpa sengaja sang ahjussi melihat sepatu merah tergeletak di kursi. Ahjussi itu bergumam kalau rasanya aneh ada septum high heels di tempat seperti ini. Dia pun membalikkan sepatu itu dengan tongkatnya membuat sepatu itu terjatuh dan ternyata ada ponsel juga disana.
Ahjussi semakin penasaran. Dia memungut ponsel itu, kemudian menghidupkan ponsel dan terlihatlah foto seorang wanita yang tampak tak bernyawa. Si ahjussi jelas saja kaget. Dia pun menghubungi pihak berwajib.
Polisi dan tim langsung berburu mencari mayat si gadis. Anjing pelacak juga diikut sertakan dalam pencarian ini. Yang Chul Gon jelas saja ada di pencarian itu. Dia harap-harap cemas akan korban ketiga ini. Semua sibuk mencari, sampai akhrnya terdengar sebuah suara yang berkata kalau dia berhasil menemukan mayat gadis itu. Chul Gon adalah orang pertama yang langsung merespon. Dia bergegas menuju TKP.
Tampak di TKP, tubuh yang sudah terbujur kaku namun ditutupi oleh dedaunan dan ranting pohon. Chul Gon memejamkan mta, seolah tahu ini memang ulah Gap Dong.
TKP itu disterilkan. Garis polisi pun sudah dipasang. Tim forensic juga sudah mulai mengidentifiaksi mayat gadis itu. Mereka mencari siapa tahu ada DNA pelaku di kasus ketiga ini. Tim sepakat kalau korban ketiga ini mirip dengan kasus ketiga Gap Dong dijaman lampau.
Chul Gon yang ada bersama Do Hyuk berkata kalau semua memang mirip dengan kasus ketiga, tapi ada satu yang beda. Do Hyuk bertanya, apa sesuatu yang beda itu? Chul Gon menjawab kalau sesuatu yang beda itu adalah tidak adanya DNA Gap Dong. Di kasus ketiga terdahulu, Gap Dong meninggalkan sesuatu. Tapi kali ini mengapa tidak?
“Jika dia peniru..kenapa kali ini dia tak meninggalkan sesuatu?”
Do Hyuk berkata kalau sepatu dan telepon itu sepertinya sudah disimpan selama sebulan, sebelum akhirnya ditaruh di kursi itu.Chul Gon bertanya lalu bagaimana dengan transportasi yang ada? Do Hyuk menjawab kalau korban sepertinya ga memakai transportasi umum. Chul Gon kemudian bertanya kenapa pelaku melakukan kejahatan ketiga dengan resiko bisa tertangkap? Itulah yang harus mereka cari tahu. Do Hyuk menjawab pelaku melakukan kejahatan ketiga sebagai batu loncatan untuk kejahatan keempat.
“Tak akan ada kejahatan keempat..jika kejahatan ketiga tak terjadi.”
Do Hyuk merasa seolah itu benar. Dia menambahkan kalimatnya kalau yang membuatnya heran adalah kenapa terungkapnya kasus ketiga ini bertepatan dengan hari dimana Ha Moo Yeom dimasukkan ke pusat rehabilitasi?
Tim yang memeriksa menemukan sesuatu yang mengejutkan, itu adalah sehelai rambut di dress korban. Tentu saja tim langsung memberitahu Chul Gon. Chul Gon bergegas mendekat, karena akhirnya DNA ditemukan.
Jaksa Park menemui Sang Hoon di tempat kerja Sang Hoon. Mereka menyebut Gap Dong sebagai tukang kredit yang datang kembali seolah meminta bayaran pada mereka. Kemudian Jaksa Park bertanya apa menurut Sang Hoon kasus keempat akan terjadi?
Lalu tiba-tiba istri Sang Hoon datang. Sang Hoon terkejut, begitu pula Kim Young Mi. Dia tak menyangka suaminya sedang ada tamu. Jaksa park memuji istri Sang Hoon yang terlihat cantik. Dia bertanya bukankah setahu dia Sang Hoon single? Sang Hoon menjawab sambil bercanda kalau dia beruntung bisa menikah walau terlambat. Jaksa Park tiba-tiba berkata kalau wajah istri Sang Hoon begitu familiar menurutnya. Sang Hoon menjawab kalau istrinya memang tampak seperti Judith light. Banyak yang bilang begitu. Young Mi berdebar, dia takut sekali Jaksa Park tahu bahwa dia dalah ibu dari salah satu korban selamat. Korban Gap Dong. Putrinya Oh Maria…adalah korban yang selamat malam itu.
Ha Moo Yeom sedang menikmati masanya di pusat rehabilitasi itu. Dia kemudian melihat si pria berkacamata sedang asik beraktifitas. Dia pun mendekati sang pria.
Pria itu mengacuhkan Moo Yeom. Moo Yeom kemudian berkata kalau dia dengar pria ini mirip dengan sketsa Gap Dong, tapi dia dengar juga bahwa pria ini bahkan ga bisa membunuh seekor lalatpun.
Pria berkacamata memilih kembali diam. Tapi kemudian Moo Yeom bertanya apa pria berkacamata mau jadi mata-matanya? Sang pria tampak menunjukkan reaksi walau samar. Dia kemudian menatap Moo Yeom. Moo Yeom pun menyodorkan permen karet kearah pria itu lalu meminta sang pria memakan permen karet ini.
Pria itu hanya tersenyum menanggapi permintaan Moo Yeom.
Bersambung ke part 3
KOMENTAR :
Mungkinkah si pria berkacamata adalah Gap Dong? Atau mungkin si pria berkacamata tahu siapa Gap Dong yang diduga bersembunyi di pusat Rehabilitasi Jiwa Iltan itu?
pena5aran aBiz
ReplyDeletetegang bacanya ternyata,,,,,,
ReplyDeletehmmm bkin tegang nii drama
ReplyDelete