Monday, 14 April 2014

Bride Of The Century Episode 15 Part 2

[Episode Sebelumnya]


Doo Rim ada di kamar Kang Ju. Wajah mereka terlihat sedih atas penolakan Myung Hee. Terlebih Doo Rim, dia merasa semua ini adalah karena kesalahannya. Kang Ju juga sama sedihnya seperti Doo Rim, dia kemudian menenangkan Doo Rim, dan meminta agar Doo Rim ga menyalahkan diri sendiri. Doo Rim kemudian berkata

“Jika Eomonim sampai meninggalkan rumah ini, maka aku juga akan bisa masuk lagi. Tanpa Eomonim, bagaimana bisa aku masuk ke rumah ini?” Doo Rim sedih sekali.

Kang Ju meminta agar Doo Rim ga usah memikirkan itu. Biar urusan ayah dan ibunya, diselesaikan oleh kedua orang tuanya sendiri. Mereka hanya perlu mengamati saja.
Doo Rim tak menjawab, dia hanya menunduk sedih.






Myung Hee meminta pada Ahjumma Ahn untuk membereskan semua barang yang ada di ruang sembahyang. Ahjumma Ahn tentu saja heran. Tapi, Myung Hee ga peduli, dan meminta Ahjumma Ahn untuk mematuhi saja perintahnya. Sepertinya, Myung Hee ingin mengakhiri mitos terkait kutukan itu, dengan menyimpan semua barang-barang di ruang sembahyang ini.

Setelah mengosongkan ruang sembahyang, Myung Hee menggembok ruang tersebut. Tanda agar ruangan ini tak usah lagi digunakan. Tapi saat Myung Hee berbalik, suaminya sudah berdiri dan menatapnya.
Myung Hee pun mendekati Il Doo, dan kini mereka saling menatap.

Il Doo bertanya, apa yang sedang Myung Hee lakukan sekarang ini? Myung Hee tak menjawab, dia malah balik bertanya kenapa memangnya? Bukankah sedari awal Il Doo juga ingin menghancurkan tempat ini? Sebelum dia pergi, dia ingin menghancurkan ruangan ini dengan tangannya sendiri.

Il Doo kesal, Myung Hee pun bertanya apa menurut Il Doo yang dia ucapkan hanya angin lalu saja? Dia serius dengan ucapannya. Myung Hee berlalu, tapi Il Doo kemudian berkata kalau seperti ini memang terasa seperti sifat Myung Hee.
Myung Hee terhenti begitu mendengar kalimat tersebut.

Il Doo melanjutkan kata-katanya

“Kau sama sekali tak ingin meninggalkan setitikpun noda. Meninggalkan kesan yang sempurna. Jika kau memang ingin melakukan itu, maka lakukan semua sesuai kehendakmu. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Maafkan aku.”





Myung Hee pun pergi meninggalkan kediaman ini, tempat dimana dia hidup bersama suami yang tak pernah bisa melupakan cinta pertamanya. Ahjumma Ahn dan pelayan lainnya, mengikuti Myung Hee dan Ahjumma Ahn bertanya heran Myung Hee mau kemana? Setidaknya beritahu dia. Myung Hee tak peduli, dan tetap pada keputusannya untuk meninggalkan rumah ini.

Tak diduga Kang Ju datang, dia melihat ibunya yang berniat pergi. Kang Ju pun bertanya kenapa ibunya harus seperti ini?
Myung Hee dengan santai berkata kalau dia ga suka rumah ini, dan ga suka Doo Rim. Dia ga suka semuanya. Kang Ju kecewa mendengar kalimat ibunya, dia kemudian bertanya kenapa ibu selalu menolak Doo Rim?
Karena apa? Apa karena latar belakang Doo Rim? Pendidikan Doo Rim, atau karena apa?

“Tidak. Bukan karena itu. Tapi setiap melihatnya, aku teringat pada diriku yang terlalu mempercayai kutukan di keluarga ini. Ini membuatku menderita. Sekuat apapun aku mencoba melupakannya, tapi begitu melihat anak itu..bisa jadi malah anak itu yang diselimuti oleh kutukan. Gara-gara dia seorang, hidup semua menjadi menderita.”



Di restoran Doo Rim, terlihat orang ramai berkumpul. Doo Rim terlihat takut melihat banyaknya orang yang menyalahkannya. Bahkan para wartawan menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan menuduh.
Salah seorang ahjumma maju dan langsung melempar telur kearah Doo Rim. Telur tersebut pecah ketika mengenai kepala Doo Rim. Doo Rim sama sekali tak bisa berkutik. Sang Ahjumma bahkan menyebutnya sebagai pembohong.
Ahjumma satunya berteriak memaki Doo Rim yang merupakan perebut pasangan orang lain.
Bahkan Ahjumma itu menyuruh Doo Rim dan semua keluarag Doo Rim enyah dari kota ini. Doo Rim terluka mendengarnya.





Lalu datanglah Kang Ju, dan para reporter tentu langsung berkerumun untuk mengambil gambar Kang Ju, dan menunggu pernyataan dari Kang Ju. Kang Ju dengan tegas memperingatkan mereka semua untuk tak menyentuh Doo Rim. Jika sampai ada yang berani melakukannya, maka dia ga akan tinggal diam.



Di dalam restoran, Kang Ju menyuruh Doo Rim untuk menutup toko saja. Doo Rim menolak, dia beralasan kalau itu hanya akan membuat orang-orang semakin salah paham padanya. Jika dia melarikan diri, maka orang-orang akan semakin berfikir bahwa dia memang orang bersalah. Dia ga mau itu.

Kang Ju bertanya, apa Doo Rim ga melihat yang terjadi barusan? Kemarahan Orang-orang ga akan mereda dengan begitu mudah. Doo Rim hanya bisa menunduk sedih. Kang Ju memegang tangan Doo Rim dan berkata agar Doo Rim melakukan saja apa yang dia minta.



Doo Rim memutuskan menengok Doo Rim. Yi Hyun menemani Doo Rim ke kamar Yi Kyung, dan mengabarkan pada adiknya itu kalau ada Doo Rim.
Yi Kyung diam saja. Dia terlihat sedang merebahkan diri di kasur, dan sama sekali tak menoleh. Doo Rim memilih mendekati Yi Kyung. Dia menggenggam tangan Yi Kyung dan menitikkan air mata melihat kondisi Yi Kyung. Yi Kyung yang merasakan sentuhan ditangannya, melihat siapa yang mengusap lembut tangannya. Tapi ketika dia melihat wajah Doo Rim, Yi Kyung terkejut, dan langsung menarik tangannya dari genggaman Doo Rim. Dia bahkan berbalik memunggungi Doo Rim, seolah dia sangat tak ingin melihat Doo Rim. Itu membuatnya takut.
Doo Rim jelas saja semakin sedih.





Kini, Doo Rim tengah merenung. Dia memikirkan semua yang terjadi, dan merasa ini memang karena ulahnya. Doo Rim pun berkata kalau seumur hidupnya, dia bahkan ga pernah serakah. Dia juga ga pernah menginginkan sesuatu yang itu bukan miliknya.

“Aku hanya ingin tinggal di sisi orang yang aku cintai. Tapi kenapa ga boleh?”

Lalu datanglah arwah Byul yang berkata kalau Doo Rim pasti sangat membenci dunia ini kan? Doo Rim pasti kesal pada orang-orang yang ga bisa memahami ketulusan hati Doo Rim.

“Kau memang harus menyalahkan mereka, dan membenci mereka, sama seperti yang aku lakukan dulu. Yang satu adalah matahari yang bersinar cerah, sementara yang satu adalah bayangan karena adanya sinar matahari. Selama kau berada di sisi orang itu, maka anak itu akan selalu terkurung dalam kegelapan. Tidak sanggup berkomunikasi, dan dikucilkan. Sama seperti aku yang harus mati tanpa sanggup mengucap sepatah katapun.”

Arwah Byul mendekati Doo Rim, dia seolah berbisik di telinga Doo Rim.

“Jika kau cinta, maka jangan pikirkan ketidak beruntungan orang lain. Lakukan sesuai dengan keinginanmu, dan miliki orang itu.”

Doo Rim menangis mendengar kalimat itu, dia menggeleng pelan, tanda bahwa dia tak setuju dengan usul si hantu. Itu bukan dirinya. Dirinya tak mungkin berbahagia diatas penderitaan orang lain. Sudah terlalu banyak kekacauan yang dia timbulkan.




Malam ini, Doo Rim dan neneknya tidur bersama. Sebelum terpejam, Doo Rim bertanya apa neneknya ga rindu melihat laut? Nenek tak menjawab dan balik bertanya, kenapa memangnya? Apa Doo Rim ingin melihat laut? Doo Rim mengangguk, dia kemudian menambahkan kalau dia rindu aroma laut, dan juga rindu ayah ibu. Nenek tahu kegalauan putrinya. Doo Rim melanjutkan kalimatnya kalau ternyata tinggal di Namhae jauh lebih tenang dan nyaman. Hatinya pun ikut tenang.

Kemudian Doo Rim merapatkan kepalanya ke tubuh nenek, dan membenamkan wajahnya di bahu sang nenek, mencari ketenangan sambil bertanya apa nenek mau untuk pindah ke Namhae? Nenek belum menjawab, dia bertanya apa Doo Rim bisa melupakan Kang Ju? Doo Rim pun menitikkan air matanya, dia sedih jika teringat akan Kang Ju, pria yang sangat dicintainya. Doo Rim pun menjawab tidak.

“Tanpa Kang Ju, bagaimana aku bisa hidup? Tapi, aku juga tidak bisa bahagia diatas penderitaan orang lain. Apa yang harus aku lakukan, Halmeoni?”

Doo Rim tak sanggup, akhirnya dia menangis. Nenek tentu ikut merasa sedih dengan beban berat yang kini dirasakan Doo Rim, tanpa dia bisa membantu apapun. Nenek pun hanya bisa memeluk Doo Rim. Berharap Doo Rim baik-baik saja, dan bisa melewati ini semua.




Doo Rim pagi ini bertemu dengan Ayah Kang Ju. Disana Doo Rim berkata alangkah baiknya jika Aboenim dan Eomonim bisa kembali bersama. Dia tahu mungkin dia lancang mengatakan itu, tapi dia ingin yang terbaik untuk Aboenim dan Eomonim. Doo Rim bahkan meminta agar Aboenim menyediakan tempat agar Eomonim bisa kembali.


Malam harinya, Kang Ju dan Doo Rim sedang bercengkarama di telepon. Kang Ju. Kang Ju berkata kalau dia rindu pada Doo Rim. Doo Rim di tempatnya terlihat sangat sedih. Dia sudah mengambil keputusan. Namun, sanggupkah dia memberitahu Kang Ju? Atau lebih baik memang seperti ini?

Kang Ju bertanya kenapa Doo Rim diam saja? Kang Ju pun meminta Doo Rim menyanyikan sebuah lagu untuknya. Lagu yang sering Doo Rim nyanyikan. Doo Rim malah bertanya tentang kabar Eomonim? Dia dengar Eomonim tinggal di rumah bibi? Kang Ju menjawab kalau ibunya baik-baik saja kok.
Kang Ju kemudian mengajak Doo Rim menengok ibunya? Dia yakin kali ini Doo Rim ga akan diusir?

Doo Rim setuju, dengan tangis tertahan dia berkata jika Eomonin mengusirnya lagi, maka dia akan terus datang. Kang Ju tersenyum dan menyebut, kalau seperti itulah memang sifat Doo Rim yang dia kenal.
Doo Rim menyuruh Kang Ju segera tidur. Tapi Kang Ju ga mau, dia kan tadi meminta Doo Rim untuk nyanyi.

Akhirnya Doo Rim mau menyanyikan satu lagu untuk Kang Ju. Air mata menetes di pipinya, setiap bait dari lagu itu keluar di bibirnya. Inikah perpisahan yang menyakitkan itu? Doo Rim mengingat kembali kenangannya bersama Kang Ju, kenangan dimana dia sudah bukang Jang Yi Kyung palsu lagi.

Doo Rim terisak, di sela-sela nyanyiannya.Sementara Kang Ju menikmati merdunya suara Doo Rim sambil memejamkan mata.Kang Ju tertidur pulas, tanpa tahu mungkin ini terakhir kalinya dia mendengar suara wanita pujaannya itu.

Aku hanya menanti…menanti dirimu..
Selamanya menanti orang yang kucintai…




Pagi harinya Kang Ju datang tergesa-gesa ke restoran Doo Rim. Dia menemukan sepucuk surat untuknya yang ditinggalkan Doo Rim. Ada Jin Joo disana. Jin Joo lah sepertinya yang memberitahu kalau Doo Rim menghilang.
Kang Ju membaca surat itu

“Kang Ju..Kang Ju ku.. Aku harap semoga hal ini bukan sesuatu yang membuatmu sedih, karena cinta kita belumlah berakhir. Sekalipun kau rindu dan rindu itu terasa tak tertahankan, aku mohon bertahanlah, supaya aku bisa melindungimu. Aku bukan ingin melarikan diri, aku hanya merasa di sebuah tempat, dimana kau tak bisa menemukanmu. Aku akan semakin mencintaimu. Juga mencintai orang-orang yang pernah mencintaiku. Aku cinta padamu Kang Ju..sampai jumpa ”

Sementara itu, terlihat Doo Rim tengah menikmati perjalanannya menuju Namhae. Dia yakin Kang Ju sudah membaca suratnya.



Kang Ju tentu sedih, sangat sedih. Berapa lama dia harus menunggu? Berapa lama dia harus menahan rasa rindunya kelak? Sanggupkah ia?


Jang Yi Kyung pun mendapat kabar tentang kepergian Doo Rim. Doo Rim mengiriminya SMS. SMS itu berbunyi.

“Sekarang ini aku dan Halmeoni sudah meninggalkan Seoul. Aku tak tahu apakah dengan kepergianku, semua akan kembali seperti semula. Pada posisi yang telah kukosongkan itu, janganlah diisi dengan kemarahan dan air mata. Tapi isilah dengan kegembiraan dan juga senyuman. Maka kau akan bisa melepaskan kemarahanmu dan kekecewaanmu itu. Semua akan berubah menjadi tenang dan damai. Dengan tulus, aku berharap kesehatan tubuh dan pikiranmu. Aku juga berharap kau bisa menjalani kehidupanmu dengan baik.”

Yi Kyung juga mengingat semua kenangannya bersama Doo Rim, wanita yang wajahnya sangat mirip dengannya.
Setelah selesai membaca SMS Doo Rim, Yi Kyung berjalan mendekati jendela kamarnya, sinar mentari pagi ini menyilaukannya.



Jang Yi Kyung ke kamar ibunya, terlihat Jae Ran sedang tidur. Yi Kyung mengusap lembut rambut Jae Ran. Jae Ran bangun, dia terkejut melihat putrinya. Jae Ran langsung bertanya apa Yi Kyung sakit? Dia terlihat khawatir, dan langsung memegang kedua pipi Yi Kyung. Yi Kyung pun akhirnya bersuara. Dia mengucap kalimat ibu untuk pertama kalinya semenjak dia afasia.

Jae Ran senang, dia terharu sekali melihat putrinya sembuh dan bisa bicara lagi. Dengan wajah sedih, Yi Kyung bertanya kenapa ibunya melakukan hal-hal seperti itu?

“Na Doo Rim, dia sama sekali tak bersalah. Kitalah yang salah. Ibu, sejauh apa kau berniat melangkah, sudahi sampai disini saja. Apa ibu pikir asal Doo Rim lenyap, maka aku akan bahagia? Sama sekali tidak.”

Jae Ran tak menyangka putrinya akan seperti ini, dia mencoba mengingatkan Yi Kyung akan apa yang sudah terjadi pada Yi Kyung dan itu adalah ulah Doo Rim. Doo Rim lah yang sudah membuat Yi Kyung gila. Yi Kyung menjawab bukan dia yang gila, tapi ibunyalah yang gila.

“Beberapa hari ini aku tidak ingin mendengar apapun. Makanya aku menulikan kupingku, dan membisukan mulutku, agar aku bisa berfikir jernih. Kemudian aku jadi mengerti, kenapa semua ini terjadi. Hal yang tidak boleh dilakukan oleh manusia.”

Jae Ran syok, tak menyangka anaknya malah menyalahkannya. Jae Ran berteriak di depan putrinya dan berkata memangnya karena siapa dia melakukan semua sejauh ini? Apa Yi Kyung ga sadar, semua dia lakukan demi Yi Kyung? Yi Kyung membentak sang ibu, dan menjawab kalau itu semua bukan demi dia.

“Demi memuaskan keinginanmu, ibu membutuhkan aku.”




Entah kenapa, Jae Ran jadi melihat wajah putrinya bergantian dengan wajah Doo Rim. Dia seolah melihat Doo Rim yang kini tersenyum padanya. Jae Ran kemudian berteriak, dan menyebut kalau yang didepannya bukanlah Yi Kyung. Jae Ran langsung mencekik leher Yi Kyung. Dia seolah berhalusinasi, bahwa Doo Rim lah yang tengah dicekiknya.

Yi Kyung susah bernafas, dia berusaha melepas kedua tangan ibunya yang kini tengah mencekiknya kuat. Sampai akhirnya cekikan itu terlepas, dan Yi Kyung menatap tak percaya pada sang ibu. Dia terluka sekali.
Sedetik kemudian, Jae Ran sadar. Setelah tadi mengamuk, kini dia merasa bersalah pada Yi Kyung, dan dengan sedih bertanya apa memangnya yang dia lakukan tadi? Jae Ran bersikap sangat aneh, setelah tadi dia bahkan berniat membunuh Yi Kyung karena halusinasinya.




Saat itu, lagi-lagi wajah Yi Kyung berubah di mata Jae Ran. Kali ini Jae Ran melihat Arwah Byul. Jae Ran pun takut. Dia mundur menjauh, dan meminta agar arwah itu tak mendekatinya. Yi Kyung tentu heran dengan sikap aneh sang ibu. Dia pun memanggil-manggil ibunya. Yi Kyung mencoba mendekati Jae Ran, tapi Jae Ran yang kini sudah sadar bahwa dia hanya berhalusinasi kemudian meminta Yi Kyung tak mendekatinya.

Dia takut akan mencelakai Yi Kyung. Sepertinya Jae Ran tahu, pikirannya sedang kacau dan itu berbahaya untuk Yi Kyung.
Dia ga mau Yi Kyung terluka di tangannya. Jae Ran menjauh dan menutup telinganya, dia ga mau mendengar. Namun Yi Kyung terus memanggil ibunya. Dia sedih dengan kondisi sang ibu.

“Ibu aku adalah Jang Yi Kyung.”

“Jangan mendekat..jangan mendekat.”




Ma Jae Ran akhirnya masuk RSJ, Yi Kyung dan Yi Hyun datang menengok. Kali ini, Yi Kyung berniat menyuapi Jae Ran. Saat melihat wajah Yi Kyung, Jae Ran langsung menepis sendok yang tengah disodorkan Yi Kyung padanya. Dia mengira yang di depannya bukanlah Yi Kyung, sehingga dia bertanya

“Memangnya siapa ibumu? Dimana putriku Yi Kyung?”

Yi Hyun menenagkan ibunya, begitu melihat wajah Yi Hyun, Jae Ran langsung bertanya dimana Yi Kyung? Dimana putrinya? Yi Kyung sedih sekali, ibunya bahkan tak mengenali dia.

“Bantu aku cari Yi Kyung, aku rindu pada Yi Kyung.” Rengek Jae Ran pada putranya.

Yi Kyung langsung menarik tangan Jae Ran, dan membuat Jae Ran menatapnya. Setelah itu Yi Kyung berkata, dialah Yi Kyung. Dia putri Jae Ran. Tiba-tiba Jae Ran tersadar, dia langsung memegang kedua pipi Yi Kyung, dan dengan sedih bertanya Yi Kyung dari mana saja, dari tadi dia mencari Yi Kyung? Dia sangat merindukan Yi Kyung. Yi Kyung hanya bisa menangis, tak tahan melihat kondisi ibunya yang seperti ini.





Jae Ran memeluk Yi Kyung erat,kemudian Yi Kyung berkata kalau dia tahu ibunya berada dalam penjara yang ibunya bangun sendiri. Tapi, tenang saja, dia akan melindungi ibu.

“Aku yakin, ibu bisa mengatasi semua ini.”


Sementara Kang Ju, dengan menahan rasa rindunya pada Doo Rim, dia hanya bisa menatap foto-foto Doo Rim yang ada di ponselnya.
Dalam hati Kang Ju berkata

“Aku benci pada dirimu yang meninggalkanku, juga benci pada dunia yang memaksamu untuk pergi. Jika memang kau harus pergi, kenapa harus muncul dan ada di sisiku?”


Kang Ju tertidur, tidurnya Nampak tak nyenyak, dia mimpi tentang semua keturunan keluarga Taeyang, mulai dari masa 100 tahun lalu itu, sampai dimasa ayahnya yang kehilangan Sun Hwa. Tiba-tiba sinar putih menyilaukan mata Kang Ju. Dia melihat kearah seseorang yang tangan orang itu tengah mengusap lembut rambutnya. Dia melihat arwah Byul. Kang Ju kemudian berujar.

“Tolong..setidaknya biarkan dia..”

Setelah itu Kang Ju kembali terpejam.




Pagi ini Kang Ju terbangun, dia teringat akan mimpinya yang aneh. Akhirnya Kang Ju memutuskan mendatangi ruang sembahyang. Dia membuka gembok itu dan kini sudah berdiri di dalamnya. Dia menaruh tangannya diatas meja lalu mengusap lembut kain yang ada di atas meja, dan kemudian berkata dalam hati

“Awalnya aku tidak mengerti kenapa aku bisa berada di dunia ini. Tapi setelah kepergiannya aku baru mengerti. Demi seseorang..demi bertemu orang itu..sekalipun kita berada di sebuah sudut dunia, dan menjalani hidup kita sambil merindukan satu sama lain. Penantian yang panjang ini akan berbuah rasa cinta kan? Sekalipun kita berdua terpisahkan, tapi kita akan selalu saling menemani.”




Na Doo Rim, di tempatnya tengah berdiri dan menatap apa yang terhampar luas di depannya. Diapun tengah merindukan Kang Ju. Doo Rim memejamkan mata, dan entah kenapa bayangan Boon muncul diotaknya. Menggambarkan kilasan masa 100 tahun lalu.




Flashback

Boon sedang bersama Byul, dan Boon berkata kalau hanya dengan menatap mata Byul, dia bisa mengerti apa yang Byul rasakan. Byul tersenyum, dan Boon menambahkan kalau tatapan mata Byul itu sebulat bulan purnama.

“Di dalam matamu, dipenuhi perasaan cinta dan rindu.”

Lahi-lagi Byul hanya tersenyum. Boon pun bertanya heran kenapa kalau rindu dan cinta ga dikatakan. Bagaimana orang itu bisa tahu jika kita mencintai dan merindukan orang tersebut? Boon bahkan bertanya heran, bagaimana bisa Tn Choi ga tahu perasaan Byul, padahal mata Byul sudah menjelaskan segalanya.
Byul membelai lembut rambut Boon, dan Boon berkata nanti jika Tn Choi sudah pulang dari Tokyo, dia yang akan beritahu semuanya. Byul sedikit terkejut.

“Aku akan memberitahu Tuan, betapa kau sangat mencintainya, dan berharap kepulangannya. ”

Akhirnya Byul tersenyum dia kemudian mengusap lembut perutnya yang tengah membuncit. Di dalamnya ada buah cinta dia dan Tn Choi.
Boon penasaran dan mendekatkan telinganya ke perut Byul untuk mendnegar adakah suara di dalamnya? Apakah janin Byul bergerak?





Lalu kilasan dimana Boon menyelamatkan bayi Byul kembali muncul. Boon setelah berhasil mencegah ibunya mencekik bayi Byul segera berlari sambil menggendong si bayi. Terdengar suara Byul yang berterima kasih pada Boon.

“Boon…terima kasih. Kau telah melindungi anakku. Aku sangat berterima kasih padamu. Budimu memang tak dapat kubalas sekarang, tapi di kehidupan yang datang pasti akan kubalas.”



Flashback End

Doo Rim memengang perutnya. Dia mengusap lembut perutnya. Kini, di dalam perutanya tumbuh janin buah cinta dia dengan Kang Ju. Lalu sebuah tangan muncul dan ikut memegang tangan Doo Rim. Dia adalah arwah Byul. Arwah yang terlihat cantik. Byul tersenyum pada Doo Rim, lalu berkata

“Ini bukanlah akhir, tapi ini adalah sebuah awal.”




KOMENTAR :

Byul…dia cantik juga. Tapi bukankah merebut Tn Choi, dari istrinya juga sebuah kesalahan? Entahlah.
Kenapa arwah Byul saat memakai gaun hitam dan menemui Doo Rim yang galau menyarankan sesuatu yang buruk pada Doo Rim?
Apakah benar itu hanya trik saja agar Doo Rim melakukan sebaliknya.?
Yang jelas, tanpa mendengar saran dari Arwah Byul pun Doo Rim tetap ga mungkin tega menyakit orang-orang disekitarnya hanya agar dia bahagia.
Itu bukanlah sifatnya.

9 comments:

  1. waaaah Do rim hamil...!!! g sabaar pengen cepat2 liat klanjutannya..:)))
    mksih sinopnya eonni,, fighting^^

    ReplyDelete
  2. Dari pagi bolak balik buka blog ini,mksh dah di post..di tunggu lnjutan'a..gomawo..

    ReplyDelete
  3. terima kasih untuk sinopsisnya y
    ditunggu lanjutannya...
    jangan lama2 y onnie...

    ReplyDelete
  4. cieeeeeeeeeeeeeeeee.. keren bingit critanyaaa... makasih mbak... Nadine

    ReplyDelete
  5. Ayo oenni ditunggu episode 16 nya..yg terakhrir ya oenni??
    Hwatting!!!!! ;)

    ReplyDelete
  6. Sungguh mengharukan saat nyanyian doo rim,tulusx Doo rim hingga buat YK trsadar....Aigoo Doo rim hamil...benar akan ada awal yg indah....
    Gomawo author ayu,tggl 1 eps lg....im wait....keep healthy n fight

    ReplyDelete
  7. dorim hamil dorim hamil.. happy ending niech.. hantunya cantik ternyata... kang ju kang ju ganteng bingit

    ReplyDelete
  8. Wah doo rim hamil....syg nya kang ju blm tau....jgn2 pas nti ktemu lg ama kang ju ,doo rim udh gendong baby nya....hihi....ga sabarrrr.....

    ReplyDelete
  9. gomawo oenni sudah posting sinopsis nya botc ... :) :)

    ReplyDelete

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^