Episode 15
Flashback
Di jaman dahulu kala. Kediaman keluarga Choi, 100 tahun yang lalu.
Seorang gadis muda, memnaggil majikan perempuannya dan berteriak senang kalau Tuan sudah datang. Wanita muda itu mirip sekali dengan Doo Rim. Nama gadis muda itu adalah Boon.
Semua penghuni rumah, entah itu pembantu dan petugas di sana, segera menyambut si empunya rumah.
Tuan Choi, mendekat dan memuji Boon yang bertambah cantik, dan meminta pada ibu Boon agar Boon segera dinikahkan. Ibu Boon yang dimasa kini mirip sekali dengan Ma Jae Ran berkata dengan bercanda kalau siapa laki-laki yang mau dengan putrinya itu. Boon menggerutu karena ibunya selalu mengejek dia. Boon pun berkata kalau dia ga mau menikah, dia mau hidup bersama ibu dan Unni nya saja. Sambil berkata seperti itu,Boon menggandeng tangan seorang wanita yang hanya menunduk saja.
Tuan Choi mendekati wanita yang digandeng Boon tersebut sambil bertanya siapa nama wanita ini? Dia merasa ga pernah kenal sebelumnya. Wanita itu tak menjawab dan hanya diam saja.
Di dalam kamarnya, Tuan dan Ny. Choi sedang bercengkarama. Ny. Choi menceritakan asal mula kenapa wanita tadi ada di kediaman mereka. Wanita itu pernah menyelamatkannya saat dia berada di tengah pegunungan, sehabis dari kuil untuk sembahyang. Saat itu peritnya sakit, dan dia tak bergerak. Lalu lewatlah wanita itu. Wanita itu tuli dan juga gagu, takdirlah yang membawa wanita tersebut ke rumah mereka ini. Tn. Choi sepertinya tak marah. Dia memaklumi kondisi si wanita.
Lalu, saat wanita tuli dan gagu itu sedang mengangkat air, tiba-tiba Tn Choi lewat dan tak sengaja tertabrak olehnya. Air pun tumpah dan mengenai pakaian Tn Choi, jelas saja wanita tersebut takut, dan segera membersihkan pakaian majikannya. Tn Choi berkata, taka pa-apa. Dia tanpa sengaja memegang tangan wanita tuli tersebut. Perasaan sang wanita tak nyaman berada di genggaman tangan majikannya, diapun melepaskan tangannya langsung. Tn Choi berkata pada si wanita kalau wanita itu seperti kelinci yang ketakutan.
Tn Choi kemudian berlalu, tapi tiba-tiba si wanita mencegah Tn Choi pergi, dengan menahan tangan majikannya tersebut.
Lalu, si wanita tuli membuka telapak tangan Tn Choi, dan mengamatinya dengan serius, tertnyata si wanita sedang memeriksa kesehatan Tn Choi, dan wanita itu langsung tahu kalau Tn Choi menderita sakit kepala. Tn Choi bahkan memuji si wanita yang benar-benar ajaib, karena bisa tahu sakit yang di deritanya, bahkan kini tengah mengobatinya. Tn Choi kemudian berkata
“Sebuah jarum perak, bisa digunakan untuk menolong orang tapi juga bisa untuk membunuh orang. Sepasang tanganmu ini benar-benar tangan ajaib yang dapat menyembuhkan orang.”
Wanita itu tersenyum manis ketika Tn Choi mengatakan hal tersebut. Diapun kembali melanjutkan pengobatannya untuk Tn Choi, dengan menggunakan jarum perak tersebut. Tn Choi berkata kalau dia harus membalas kebaikan si wanita. Wanita itu kembali tersenyum kemudian menggeleng, pertanda kalau dia ikhlas kok melakukan ini.
“Byeol…mulai sekarang namamu Byeol. Bagaimana? Kau suka?” Ucap Tn Choi tiba-tiba.
Wanita itu terkaget, dia terpana menatap Tn Choi. Tapi, meskipun dia kaget, dia tersenyum, tanda bahwa dia suka dengan namamu itu.
Byeol menjalani hari-harinya dengan senang, dia sedang menjemur kain dan terlihat selalu tersenyum. Dia menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajahnya. Menikmati sinar mentari yang menghangatkan wajahnya.
Tapi, tiba-tiba muncullah Tn Choi, menyingkap kain jemuran Byeol, membuat Byeol kaget. Byeol hanya terdiam, sensasi aneh menjalari hatinya, terlebih tatapan Tn Choi sangat intens padanya. Tn Choi mendekatkan wajahnya kearah Byeol, membuat Byeol hanya bisa menikmati debar aneh di hatinya. Dia bahkan menutup mata, seolah menanti kecupan Tn Choi di bibirnya. Dan di tengah hembusan angin yang menyejukkan, kecupan dua insan tersebut menambah damai hati keduanya.
Setelah ciuman itu, mereka saling menatap bahagia. Byeol tak menyesal, walaupun tahu Tn Choi sudah beristri. Tn Choi pun juga begitu, dia merasakan cinta nya begitu dalam pada Byeol. Wanita tuli dan sedikit gagu itu.
Tn Choi menggenggam tangan Byeol, yang terlihat memakai gelang. Gelang yang sama seperti gelang milik Na Doo Rim, di masa kini.
Byeol tersenyum bahagia. Perasaannya membuncah. Dia menatap langit, seolah bersyukur pada Tuhan, karena dia dipertemukan dengan laki-laki seperti Tn Choi.
Saking bahagianya, Byeolpun menitikkan air mata. Syukurnya tak terhingga.
Sementara itu, Ny Choi dan ibu Boon melihat dari kejauhan. Tentu saja hati Ny Choi terluka melihat suaminya main hati dengan Byeol, seorang yang tak lebih dari sekedar babu di kediaman ini.
Ny Choi bahkan tak sanggup menahan air matanya kekesalannya. Dia menangis tanda hatinya terluka melihat pengkhianatan ini.
Mala mini Byeol tidur bersama Tn Choi, mungkinkah dia sudah jadi selir di rumah ini? Entahlah, tapi yang jelas, disamping Byeol, Tn Choi menikmati tidurnya. Byeol terbangun dan menatap tajam pada Tn Choi, dalam hati dia berkata
“Ayah..ibu..aku akan membunuh anak dari musuh kita, dan memutus garis keturunan keluarga ini.”
Selagi berkata seperti itu, Byeol mengeluarkan senjata yang dia sembunyikan di bawah bantalnya. Senjata yang sepertinya sudah dia siapkan sedari tadi.
Lalu Byeol melanjutkan kalimat yang dia ucapkan dalam hati.
“Setelah ini, putrimu akan menemui ayah dan ibu.”
Senjata milik Byeol, hanya sebuah jarum perak. Tapi, dia tahu dimana dia harus menusukkan jarum itu untuk membuat Tn Choi meninggalkan dunia ini. Hanya sekali tusuk saja, dia yakin Tn Choi tak terselamatkan.
Tapi, ketika tinggal sejengkal saja Byeol bisa menusukkan jarum itu, tangan Byeol bergetar. Dia merasa tak sanggup. Mungkinkah karena rasa cinta yang mulai bersemayam di hatinya untuk musuh keluarganya ini?
Byeol menangis, dia merasa mengkhianati orang tuanya karena tak bisa melakukan ini. Padahal dia bisa sejauh ini adalah untuk membalaskan dendam orang tuanya. Tapi mengapa? Mengapa dia harus merasakan perasaan ini? Sambil menangis, Byeol meminta maaf pada ayahnya walau itu hanya terucap dalam hati.
“Ayah…maafkan aku.. Orang ini, memperlakukan ku dengan baik, walau aku seperti batu kerikil di pinggir jalan. Dia mengasihiku bagai aku sekuntum bunga yang indah. Aku tidak berdaya untuk tak jatuh cinta padanya. Maafkan aku, Ayah…”
Ibu Boon, yang berenkarnasi jadi Ma Jae Ran di kehidupan masa kini, memberitahu Tn Choi perihal Byeol yang merupakan keluarga dari musuh Tn Choi. Dia menyelediki latar belakang Byeol, secara diam-diam. Tn Choi tentu terkejut.
“Byeol… anak itu merupakan putri saudagar obat dari desa Yangjoon. Beberapa tahun lalu, keluarganya terlibat dalam skandal huru hara, dan semuanya tewas. Dia menyembunyikan identitasnya dan sengaja mendekati Ny untuk bisa masuk ke rumah ini.”
Tn Choi berkata kalau ini sulit untuk dipercaya, Tapi Ibu Boon meminta agar tn Choi percaya. Dia bahkan berkata kalau sesuatu yang buruk hampir saja menimpa Tn Choi. Ibu Boon lalu mengeluarkan barang bukti dan menyerahkannya pada Tn Choi.
Ada dua benda yang diberikan Ibu Boon pada Tn Choi, dan salah satunya adalah racun. Racun itu sangat berbahaya, hanya dengan dosis kecil saja bisa membunuh orang dengan mengalami muntah darah. Tn Choi terlihat sangat geram. Dia memegang bungkus racun itu dengan erat dan mengepalkan tangannya.
Dengan amarah memuncak, Tn Choi menemui Byeol sambil membawa sebilah pedang. Dia masuk ke kamar Byeol seraya mengeluarkan pedang itu lalu mengarahkannya pada Byeol yang terlihat heran.
Tn Choi dengan geram berkata
“Aku begitu mencintaimu, sampai mengikrar janji cinta denganmu. Tapi kau, gadis yang tulus aku sayangi malah berniat menusukkan pisau ke jantungku. Kau benar berniat memutuskan garis keturunan keluargaku? Kau benar ingin membunuhku? ”
Byeol menggeleng cepat. Dia tahu Tn Choi kecewa padanya. Dia dalam hati berkata bukan seperti itu.
“walaupun aku memang awalnya berniat ingin membunuhmu, tapi hatiku telah jadi milikmu” ucap Byeol dalam hati sambil menatap ke dalam mata Tn Choi. Dia menangis dan berharap Tn Choi percaya padanya.
Tapi, Tn Choi tak mengerti apa yang ada di dalam hati Byeol, sehingga dia berkata kalau Byeol sudah menipunya selama ini. Jadi, dia ga bisa memaafkan Byeol. Byeol menunduk sambil terisak dan kemudian berkata dalam hati kalau Tn Choi bisa membunuhnya sekarang juga.
“Asalkan demi engkau..nyawaku tidak ada harganya. Tapi perasaanku benar-benar tulus padamu.” Ujar Byeol dalam hati.
Byeol memejamkan mata, dan Tn Choi siap mengarahkan pedangnya untuk menebas Byeol, gadis yang begitu dia cintai.
Tapi, ternyata Tn Choi tak sanggup melayangkan tebasan pedang itu ke tubuh Byeol, dia tahu perasaan cinta yang dia miliki sangat besar untuk Byeol.
Tiba-tiba lampu padam, dan ternyata pedang Tn Choi menebas batang lilin, membuat ruang semakin temaram. Byeol membuka matanya, dia yang tadi sudah siap dieksekusi menatap kearah Tn Choi. Pedang Tn Choi jatuh ke lantai, dan dengan memalingkan wajahnya dia menyuruh Byeol segera meninggalkan kediamannya ini, karena untuknya Byeol sama saja sudah dia bunuh. Byeol menangis.
“Aku tidak kenal denganmu, dan tidak tahu namamu. Anggap kita sama sekali tak pernah bertemu. Aku akan melupakan semua ini. Kata-kata penuh cinta, dan kenangan manis yang tercipta antara kita, aku akan melupakan semuanya.”
Setelah mengucapkan itu, Tn Choi berlalu meninggalkan Byeol yang masih menangis. Dia tak berani mengejar Tn Choi untuk menerangkan segalanya. Dia hanya terdiam di tempatnya tanpa berhenti menitikkan air mata.
Tiba-tiba Byeol merasa mual dan ingin muntah. Dia pun menutup mulutnya, wajahnya tampak kaget, sepertinya Byeol tahu kalau kini dia tengah mengandung anak Tn Choi.
Berita kehamilan Byeol sampai ditelinga Ny Choi. Dia bertanya pada Ibu Boon bagaimana jika Byeol sampai melahirkan seorang putra? Walaupun sekarang Byeol diusir pergi, tapi jika suaminya tahu Byeol hamil, maka suaminya tentu ga akan tega membiarkan Byeol meninggalkan rumah ini.
Ibu Boon mendengarkan curhatan sang majikannya dengan tatapan geram. Dia kesal pada Byeol. Dia kasihan melihat nasib Ny majikannya ini yang tentu sangat terluka.
Ibu Boon pun menatap majikannya dan berkata kalau dia punya cara.
Kini, adalah hari dimana Byeol akan melahirkan. Boon dan ibunya memabantu proses persalinan. Byeol melahirkan di ruang belakang rumah. Boon dan ibunya meminta agar Byeol untuk lebih mengeluarkan tenaga agar jabang bayi segera keluar. Byeol pun berusaha semampunya. Keringat mulai bercucuran, sampai akhirnya anak Byeol lahir. Boon senang, dan Byeol merasa sangat lega.
Boon berkata kalau anak Byeol seorang pangeran.
Hanya ibu Boon saja yang menatap tak senang pada bayi yang masih suci itu. Ketakutan Nyonya nya menjadi kenyataan. Ibu Boon pun menyuruh putrinya untuk mengambil sebaskom air hangat. Boon yang tak curiga tentu patuh menuruti perintah ibunya.
Ibu Boon mendekati Byeol, dia menepis tangan Byeol yang meminta bantuan padanya. Byeol terkejut. Dia bertambah kaget ketika ibu Boon berkata akan membunuhnya bersama bayinya. Byeol yang masih lemah tak berani melawan ketika tangan ibu Boon mencekik lehernya.
Byeol menatap penuh iba pada ibu Boon, namun Ibu Boon tak peduli. Dia semakin mengencangkan cekikannya di leher Byeol. Dalam hati Byeol memohon agar anaknya tidak dibunuh.
“Ampuni anakku, setidaknya jangan anakku. Kumohon.”
Boon masuk dan terkejut, baskom berisi air hangat yang dipegangnya terlepas lalu jatuh. Dia tak menyangka ibunya akan membunuh Byeol. Saat sang ibu mendekati putra Byeol, dan berniat mencekik bayi tak berdosa itu, Boon mendekat dan langsung merebut bayi tersebut, kemudian mendekapnya erat.
Boon yang syok, menggendong bayi tersebut dan segera pergi.
Ibu Boon menemui Ny Choi, dia berlutut dengan tangan bergetar. Ny. Choi dengan liciknya menyuruh Ibu Boon membuang mayat Byeol, dan anak Byeol biar dia yang merawat. Dia akan anggap ini hadiah dari TUHAN karena dia yang tak bisa meneruskan keturunan.
“Sehelai rambutpun, tak boleh ada yang tertinggal. Semua yang berhubungan dengan Byeol harus kau buang.”
Ny Choi bahkan mengusir Ibu Boon, membuat Ibu Boon tak menyangka akan mendapat perlakuan seperti ini. Dia menatap kearah Ny Choi, Majikan yang bahkan dibelanya sampai sejauh ini. Tapi Ny Choi ga peduli.
Ibu Boon frustasi sekali, dia dihantui perasaan bersalah akibat perbuatan kejinya tadi pada Byeol. Padahal dia melakukan itu, adalah untuk membantu Ny Choi, sang majikan. Dia selalu terbayang tubuh Byeol yang terbujur kaku dengan seluruh tubuh ditutupi kain. Ibu Boon menjerit sekerasnya. Dia takut. Sangat takut.
Flashback End
Jae Ran syok, dia seolah melihat kilas balik 100 tahun lalu. Dia seolah melihat apa yang dia lakukan. Hantu wanita yang ternyata adalah Byeol berkata kalau perasaan bersalah, akan terus menghantui Jae Ran.
“Jangan harap kau bisa lolos tanpa bisa membayar perbuatan dosamu.”
Jae Ran menggeleng, dia mencoba tak percaya. Pasti ini halunasinya. Diapun memilih pergi. Dengan sempoyongan dia meninggalkan restoran Doo Rim.
Setelah Jae Ran berlalu, hantu wanita berubah menjadi Doo Rim. Tubuh Doo Rim seketika lemas, dan langsung pingsan. Sepertinya hantu Byeol merasuki tubuh Doo Rim, agar bisa berinteraksi dengan Jae Ran.
Kang Ju terbangun, begitu sadar, dia langsung teringat akan Doo Rim. Kang Ju pun bergegas masuk ke restoran. Kang Ju semakin kaget begitu melihat kacaunya kondisi restoran Doo Rim. Dia pun semakin ke dalam, dan mendapati tubuh Doo Rim tergeletak di lantai. Kang Ju mendekat dan langsung memeluk Doo Rim, dan meminta Doo Rim segera sadar.
Doo Rim akhirnya membuka mata dan menyebut nama Kang Ju dengan nada lemah. Kang Ju lega melihat Doo Rim sadar, dia memeluk Doo Rim erat.
Ma Jae Ran pulang ke rumahnya, dia masuk ke kamar dan masih merasa syok dengan apa yang baru saja dia alami. Dia kemudian berkata
“Mau itu 100 tahun lalu, atau sekarang aku hanya mematuhi kehendakku sendiri. Yang namanya manusia pasti akan melakukan kesalahan, tanpa melakukan perbuatan dosa, manusia tidak sanggup hidup. Jadi demi kelangsungan hidup, manusia harus melakukan dosa.”
Jang Yi Kyung sudah sadar. Begitu dia sadar sampai saat ini, dia hanya mengunci mulutnya. Yi Hyun menemani Yi Kyung dan berkata kenapa Yi Kyung harus mengunci mulut dan hati Yi Kyung. Dia juga minta maaf.
“Maafkan Oppa, yang tak bisa memahami hatimu dan malah semakin membuat hatimu yang terluka menjadi tambah hancur lebur.”
Yi Kyung memejamkan matanya, dia merasa tak ingin mendengar apapun. Yi Hyun tahu apa yang dipendam hati adiknya, diapun menggengam tangan Yi Kyung, seolah menyalurkan kekuatan untuk adiknya. Dia juga berkata kalau dia akan berada di pihak Yi Kyung.
Ma Jae Ran menikmati makanannya seorang diri, dia seolah sudah bisa santai menanggapi kejadian yang terjadi padanya. Yi Hyun heran dan mendekati sang ibu. Jae Ran menyuruh Yi Hyun segera makan malam. Yi Hyun heran kemudian berkata kalau ini belum waktunya makan malam. Jae Ran tak peduli, dan tetap menyuruh putranya untuk makan. Dia juga berkata sekalipun Yi Kyung memilih hanya diam dikamar, toh mereka tetap harus melanjutkan hidup kan? Jadi makan sajalah.
“Semakin situasi seperti ini, kita harusnya semakin semangat. Jangan sampai kita kehilangan semangat kita.”
Setelah mengucap itu, Jae Ran memotong daging steaknya dengan cepat, membuat Yi Hyun bertambah heran. Jae Ran kesal, karena daging itu terlalu alot, sehingga tak bisa dipotongnya, membuat Jae Ran kalap. Dia mengambil daging itu menggunakan tangan dan langsung memakannya dengan lahap, seolah besok dia tak bisa menikmati makanan mewah ini lagi.
Yi Hyun semakin heran menatap sang ibu, yang menurutnya sangat aneh. Jae Ran berkata sepertinya dia kerasukan setan rakus, makanya dia makan seperti ini.
“Walaupun aku makan, entah mengapa aku terus merasa lapar.”
Jae Ran berteriak dan bilang kalau dia hampir mati kelaparan.
Mengetahui Yi Hyun heran menatapnya, Jae Ran dengan anggun membersihkan sisa makanan yang menempel di mulutnya.
Tangan Jae Ran bergetar ketika dia mengambil gelas yang berisi wine. Dia menggoyangkan gelas itu sebentar, sebelum memutuskan menyesapnya. Lalu Jae Ran berkata
“Orang-orang yang membuat Yi Kyung menjadi seperti sekarang, aku akan mengubur mereka selamanya. Aku mau mereka semua membusuk di dalam kegelapan.”
Berita tentang percobaan bunuh diri mantan menantu keluarga Taeyang sudah menyebar di internet. Bahkan disana juga ada nama Na Doo Rim yang dituding sebagai barang palsu, dan menyebabkan Jang Yi Kyung berniat bunuh diri.
Tentu saja Choi Kang Ju sudah melihat berita yang tersiar dan di ruangannya sudah ada Ru Mi bersama Sek. Kim. Ru Mi berkata pada Kang Ju kalau ini adalah ibu Yi Kyung. Sek. Kim memberitahu kalau di Homepage Dept. Store Taeyang sudah dipenuhi postingan caci maki. Dia menambahkan kalau pembelaan untuk kasus ini sudah tak ada gunanya, karena mengingat kejadian sudah separah ini.
Kang Ju pun menyuruh kedua staf kepercayaannya tersebut, untuk segera mengadakan konferensi pers. Tapi Ru Mi melarang, Ru Mi berkata waktunya tidak tepat jika mereka mengadakannya sekarang.
Ru Mi menambahkan kalau opini masyarakat sekarang ini sedang memojokkan mereka dan memihak pada Jang Yi Kyung. Terlebih Yi Kyung diduga mengidap afasia, sehingga sama sekali tak mau bicara pada siapapun. Orang-orang tak akan percaya sekalipun mereka memberitahu yang sebenarnya. Bisa-bisa ini malah merugikan mereka. Kang Ju tahu yang diucapkan Ru Mi benar adanya, diapun jadi bingung apa yang harus dia perbuat.
Kang Ju berniat menemui Yi Kyung, tapi Jae Ran melarang anaknya ditemui Kang Ju. Jae Ran berkata kalau Yi Kyung bahkan sudah terlihat seperti bukan manusia. Yi Kyung ga mau bicara apapun, jadi apa gunanya Kang Ju menemui Yi Kyung?
“Kau datang kesini, bukan karena khwatir dengan Yi Kyung kan? Tapi karena Na Doo Rim.”
Jae Ran bertanya, apa imbalan untuknya, jika dia mencabut semua pemberitaan yang tersebar di media? Kang Ju menjawab dia akan memberikan dukungan penuh pada Oh Seong konstruksi. Kang Ju teringat akan permintaan Yi Kyung malam itu yang meminta agar perusahaannya diselamatkan.
Jae Ran tertawa sinis, dia berdiri mendekati Kang Ju dan menjawab meskipun Taeyang Grup diberikan Kang Ju padanya, maka semua sudah tak berarti lagi. Dengan kesal Jae Ran melanjutkan kalimatnya.
“Melihat Yi Kyung berjuang melawan kematian, membuatku tak bisa melupakan semua yang dilakukan orang-orang yang membuat Yi Kyung seperti itu. Sekalipun sampai ke akhirat,dan harus berubah menjadi setan, aku tak akan berhenti. Aku akan beberkan semuanya.”
Kang Ju memilih tak menanggapinya, dia hanya berkata lain kali dia akan datang lali. Setelah itu Kang Ju melangkah pergi.
Dia bahkan tak berkata apapun, meski dia berpapasan dengan Yi Hyun.
Yi Hyun mendekati ibunya, dan Jae Ran memperingatkan putranya itu untuk tak membantu Doo Rim. Jika sampai Yi Hyun membantu Doo Rim, sama saja Yi Hyun menyuruh Yi Kyung mati dua kali. Yi Hyun hanya diam, Jae Ran kemudian menambahkan.
“Jika kau tidak ingin memutuskan hubungan dengan kami, maka jangan kemana-mana.”
Yi Hyun tak menjawab, dia hanya terdiam. Hatinya menolak semua ini.
Kang Ju membawa Doo Rim ke rumahnya. Myung Hee menerima Doo Rim, dan mereka berada di ruang tamu bersama. Myung Hee berkata kalau sekarang ini keluarga Taeyang menjadi olok-olok oleh berita yang sedang tersiar. Jadi, menerima Doo Rim sebagai menantu akan susah untuknya.
Kang Ju mencoba membela Doo Rim, dengan berkata bahwa ini juga bukan kesalahan Doo Rim. Ibunya bahkan tahu hal itu, jadi kenapa masih menyalahkan Doo Rim?
Myung Hee tak peduli, dia berkata sekalipun hanya karena pandangan masyarakat, dia sendiri tak bisa menerima Doo Rim sebagai menantu Taeyang. Doo Rim berkata kalau dia akan berusaha sebaik mungkin menjadi menantu yang baik. Tapi Myung Hee langsung menukas dan menyuruh Doo Rim tak usah repot-repot melakukan itu.
“Jangan harap kau bisa mendapatkan persetujuanku!!”
Bersambung ke part 2
KOMENTAR :
Ternyata masa lalunya seperti itu, tapi Ny Choi di jaman 100 tahun yang lalu pun juga bukan orang baik. Ibu Boon sebenarnya hanya membantu Ny Choi, yang ga suka sama Byeol. Dia ga mau Nyonya terluka karena Tn Choi memilih gadis tuli dan gagu seperti Byeol untuk menjadi pendamping.
Bukankah seharusnya Ny Choi di jaman 100 tahun lalu, juga perlu dihukum?
Atau karena Ny Choi merawat putra Byeol, makanya Ny Choi tak dihantui?
Entahlah.
Tapi, di reinkarnasinya sekarang, Jae Ran benar-benar seperti iblis.
Aku kira, darah jahat memang mengalir di tubuhnya. Hihihi.
Masih belum ada penghubung, tentang apa hubungan nenek Doo Rim dengan sepatu merah yang selalu disimpannya.?
Myung Hee..aku juga ga tahu kenapa dia ga bisa menerima Doo Rim sebagai menantu. Mungkinkah ada alas an tersembunyi? Aku kira dia sudah insaf..
Oya, di dua episode terakhir ini, sengaja aku bagi jadi dua part yaaa...
Biar lebih mengena..
jangan2 kang ju reinkarnasi anaknya hantu itu ya....makanya dia sayang banget sama kang ju...
ReplyDelete^_^
Apakah doo rim reinkarnasi dari boon? Dan nenek doo rim adalah kel. dari pengantin wanita yg jatuh kejurang?
ReplyDeleteIka
terima kasih sinopsisnya mba :)
ReplyDeleteAneh juga ya , kalo diliat dr flashbacknya yang jahat itu bukan jaeran. Jelas2 dia itu menyesali perbuatannya , jelas2 dia itu nangis sedih . Itu artinya kan dia menyesal sudah melakukan hal itu , bener kata mba ayu harusnya Ny.Choi dimasa lalu itu juga dihukum , karna jelas2 dia yang kejam. Terus menurutku byeol juga bukan wanita baik , dia juga merebut suami orang kan . Ini sudah mau tamat tapi masih banyak teka teki ya , kayaknya harus ditambah lagi episodenya :D
ReplyDeleteMakasih mb..ditunggu part 2nya..
ReplyDeletewaaaah mkin pnasaran dgn apa yg trjadi..>_<
ReplyDeletegomawo eonni sinopny,, fighting^^
Gomawo onnie sinopnya krn
ReplyDeletehwaiting...ditunggu part 2nya:-)
mkshhh sukaaa bgt,mna part2????
ReplyDelete