[Sebelumnya di episode 21 part 1]
Jang Joo Ha dan Hwa Young duduk berhadapan di ruang keluarga. Joo Ha mulai bercerita ketika dia sekolah dulu, saat guru bertanya siapa orang yang paling dia kagumi di dunia ini, maka dia akan selalu menyebut satu nama, Yoon Hwa Young.
Lalu teman-temannya pun akan bertanya, siapa Yoon Hwa Young itu? Bukankah tidak ada nama Yoon Hwa Young dalam buku biografi orang-orang hebat? Meskipun teman-teman selalu menggodanya karena dia tinggal dengan ibu tiri, tapi dia selalu memberitahu teman-temannya bahwa ibu tirinya sangat baik. “Ibu tiriku seperti bidadari. Dia seorang ibu tiri pengacara yang selalu membantu orang-orang tak berdaya. Aku menyukai ibu yang datang ke sekolahku. Bahkan daripada ibuku sendiri, aku lebih menyukai ibu tiriku.”
Hwa Young mengatakan, dia tahu ini pasti mengejutkan Joo Ha. Dia juga mengerti bahwa sekarang Joo Ha merasa dikhianati olehnya.
Joo Ha menjawab bahwa Hwa Young ga mengerti yang dia rasakan.
“Betapa besarnya kemarahanku..perasaanku yang putus asa. Kau tidak akan pernah mengerti. Aku..hampir saja menyukai putramu.!! Aku bahkan tidak tahu kalau dia adalah adikku. Ha Eun Joong, aku bahkan tidak tahu kalau dia adalah saudaraku.”
Joo Ha menangis saat mengatakan apa yang dia rasakan, dia mengaku mulai menyukai Ha Eun Joong. Jika saja Eun Joong mengatakan bahwa Eun Joong benar-benar menyukainya, maka mungkin saja saat itu hatinya semakin tertambat jauh pada Ha Eun Joong, pada putra Hwa Young. Adik tirinya.
Hwa Young juga tak kuasa menahan tangis, dia memejamkan matanya, dan air mata mulai berjatuhan membasahi pipinya. Kembali terdengar suara Joo Ha yang bergetar karena air mata sudah luruh dan dia tak mampu menahannya “Hatiku..ingin menyayanginya untuk waktu yang lama. Meskipun kami putus, meskiupun kami tak bisa bersama-sama, tapi aku selalu ingin menyayanginya. Tidak hanya ayah, yang sudah menyarangkan peluru di hatinya. Ibu pun juga telah menembaknya.”
Kalimat terakhir itu mengagetkan Hwa Young, dia menatap Joo Ha, dia juga tak menyadari hal itu. Bahwa dia juga telah melukai hati putranya. Luka yang mungkin lebih sakit dari peluru yang ditembakkan Tae Ha malam itu pada Eun Joong nya.
Jang Tae Ha, mendapatkan hasil tes DNA yang mengatakan dengan pasti bahwa Ha Eun Joong memang putranya. Kang Joo Pil lah yang memberikan hasil tes itu pada Tae Ha, dan Tae Ha semakin dihantui perasaan menyesal luar biasa.
Joo Pil bertanya kenapa Tae Ha ga pernah melakukan tes DNA dari awal, jika Tae Ha melakukannya makan petaka ini ga akan terjadi. Joo Pil tidak tahu, jika dia juga sudah melakukan tes DNa itu dulu, pada bocah yang dibawa Hwa Young, yang dia kira sebagai Eun Joong nya. Tae Ha mengingat kejadian saat itu, kejadian saat tes DNA Geum Man Bok , positive mengatakan Man Bok adalah Eun Joong nya yang hilang. Lalu apakah tes saat itu palsu?
Tae Ha pun geram karena yakin, Hwa Young lah yang menipunya.
Joo Pil berkata dengan yakin kalau semua kasus yang ditangani Ha Eun Joong, akan berakhir, karena jika Ha Eun Joong tahu kebenaran ini, tentu Ha Eun Joong akan melindungi Tae Ha, dan ga akan menjatuhkan Tae Ha. Tae Ha memikirkan kalimat Joo Pil itu, dan tahu apa yang dikatakan Joo Pil benar adanya.
Di dalam rumah, Joo Ha kembali bertanya sejak kapan ibunya tahu tentang semua ini? Sejak kapan ibunya tahu dan hanya membiarkan saja, sampai semua menjadi seburuk ini? Dengan jujur Hwa Young menjawab, dia baru saja tahu. Dia tahu saat Eun Joong datang ke kantor dan bertanya tentang kotak hitam mobilnya, saat itulah dia tahu Eun Joong adalah putra aslinya.
“Bukan aku yang menemukan dia. Tapi, Eun Joong lah yang menemukanku. Putraku yang menemukanku.”
“Tapi, apa ibu ga bisa mengatakan ini, karena khawatir putra ibu yang lain?”
Hwa Young mengangguk, dan Joo Ha kembali bertanya lalu sejak kapan ibu tahu jika Eun Joong-Bok bukan putra kandung ibu? Untuk pertanyaan kali ini, Hwa Young terpana mendengarnya. Bagaimana reaksi Joo Ha jika dia menjawab sudah tahu Eun Joong-Bok palsu, dari awal dia menemukan bocah itu.
Diam-diam Tae Ha mendengar dari balik tembok, dan Joo Ha berkata akan sangat ga masuk akal, jika dari awal ibu ga tahu Eun Joong-Bok palsu, mengingat ibu adalah orang yang ga pernah berbuat kesalahan dan selalu terlihat sempurna. Apakah tebakanya salah?
“Apakah ibu yang dibodohi, atau apakah kami yang dibodohi sejak awal. Jawab aku Bu..!!”
Joo Ha bahkan berteriak pada ibunya, menuntut penjelasan. Sementara Tae Ha sudah yakin jika memang Hwa Young membohonginya sejak awal. Dia sangat marah mengetahui ini.
Joo Ha bertanya lagi, apa alasan ibu melakukan semua ini? Menganggap anak yatim sebagai putra ayah, apakah itu karena di dan ibunya? Apa karena Hwa Young takut, dia dan ibunya mengambil posisi Eun Joong? Atau mengambil grup Tae Ha?
Hwa Young terus menangis, dan tak mampu menjawab. Semua yang dikatakan Joo Ha adalah kebenarannya.
Hwa Young akhirnya berkata kalau dia ga pernah menganggap Man Bok adalah palsu. Dia menyayangi Man Bok seperti putranya. “Mereka berdua adalah putraku…anak-anakku”
Joo Ha membantah itu dengan tegas. Fakta bahwa ibu membodohi mereka semua adalah hal yang ga bisa dielakkan, jadi jangan coba berkata kalau ibu menganggap Eun Joong-Bok juga sebagai putra.
Eun Joong-Bok kidal, sedang Detektif Ha tidak. Hwa Young ga mungkin tidak tahu perbedaan itu.
Jang Tae Ha meluapkan kekesalannya dengan makan dan sangat lahap. Sedang keluarga lainnya, hanya diam tanpa menyentuh makanan mereka. Semua tegang, namun hanya Tae Ha saja yang tidak peduli aura di sekitarnya, karena dia juga sebenarnya sangat marah. Eun Joong-Bok kembali teringat akan penolakan ayahnya, dan itu membuat tangannya terkepal erat. Marahkah dia?
Tae Ha meminta daging lagi, dan Joo Ha mengingatkan ayahnya kalau ayahnya bisa kena gangguan pencernaan jika terus makan seperti ini.
Hwa Young berdiri dan bilang jika dia sedang ga nafsu makan, Tae Ha melarang Hwa Young pergi. Dia menyuruh Hwa Young kembali duduk.
Setelah Tae Ha merasa sangat kenyang, apalagi dia berminggu-minggu ga nafsu makan. Tae Ha bertanya pada Joo Ha, sejak kapan Joo Ha mengetahui masalah ini? Joo Ha menjawab jujur, kalau dia tahu semua ini beberapa jam lebih awal dari ayahnya.
Lalu Tae Ha beralih pada Eun Joong-Bok, dan menanyakan hal yang sama. Eun Joong-Bok hanya diam, wajahnya sangat tegang.
Jang Tae Ha tak memaksa Eun Joong-Bok, karena dia sebenarnya ingin langsung beralih ke Hwa Young. Tae Ha pun bertanya hal yang sama pada Hwa Young. Hwa Young jujur menjawab dia tahu baru-baru ini jika Ha Eun Joong adalah putra asli mereka.
Namun, ternyata Tae Ha berkata bahwa bukan fakta itu yang ingin dia tahu. Dia ingin tahu kapan Hwa Young tahu, jika Eun Joong-Bok adalah palsu?
Hwa Young tertekan sekali, terlebih Jang Tae Ha terus menuntut jawaban.
Tae Ha kesal karena Hwa Young hanya diam, dia bahkan menggebrak meja, dan meminta Hwa Young segera memberinya jawaban. Semakin takutlah Hwa Young dibuatnya.
Tae Ha bertanya lagi, apa Hwa Young juga mengubah hasil tes DNA waktu itu? Kenapa Hwa Young pergi sejauh itu untuk membohonginya?
“Kau..perempuan jalang, bagaimana bisa selama 22 tahun terakhir ini kau membodohiku, kau membohongiku. Bagaimana bisa? !!”
Dengan mengumpulkan segenap keberanian, Hwa Young menjawab, itu semua benar. Dia melakukannya.
“Kau penjarakan ayahku dan kau buat dia meninggal dunia, kau mencuri perusahaannya. Ketika ibu Joo Ha bertanya padamu kenapa kau melakukan semua itu, kau tersenyum dan bilang bahwa meskipun kau menyukai ayahku, kau tetap melakukannya karena dia bukan ayah kandungmu. Saat itu aku bersumpah akan mengambil kembali perusahaanku. Aku berjanji di depan makan ayahku.”
Mengetahui fakta itu, Tae Ha bertambah kesal. Jadi, untuk mengambil Grup Tae Ha darinya, Hwa Young melakukan semua ini? Menjadikan anak yatim piatu menjadi putra palsuku?
Hwa Young yang sudah berlinang air mata, berkata awalnya dia mengira putranya sudah meninggal.
Tae Ha bertanya lagi, apa ini artinya Hwa Young tengah melakukan balas dendam padanya? Hwa Young bertahan hidup disisinya, dengan pikiran semacam itu?
Hwa Young menjawab tanpa takut. “Bahkan sekarang aku semakin membencimu, karena kau menyarangkan peluru di jantung anakku.”
Tae Ha geram dan bertanya sinis, siapa yang Hwa Young panggil putra? “Dia adalah putraku !! Aku akan membawa putraku kembali. Seperti halnya kau merampas putraku, dan memisahkan kami selama 30 tahun, aku juga akan menjauhkan dia darimu. Seperti halnya aku tak bisa melihat putraku sendiri, selama bertahun-tahun. Akupun akan membuat kau merasakah hal itu untuk jumlah tahun yang sama.”
Hwa Young tahu Tae Ha tak pernah main-main dengan ucapannya, dia tahu Tae Ha pasti akan mencoba memisahkan dia. Hwa Young pun takut. Takut sekali.
Myung Geun, entah sudah berapa kali membuka pintu depan rumahnya, hanya untuk melihat apakah Eun Joong nya sudah kembali. Dia mengaharapkan kehadiran putra yang disayanginya itu. Tapi Eun Joong memang tidak pernah datang.
Myung Geun pun sengaja tak mengunci pintu depan, agar saat Eun Joong kembali, putranya bisa langsung masuk.
Lalu Myung Geun menatap samsak tinju yang biasa digunakan Eun Joong. Diapun meninju samsak itu berkali-kali. Hanya pukulan kecil.
Flashback
Saat itu, Myung Geun sedang memukul samsak tinju dengan sekuat tenaganya, lalu Eun Joong datang dan bertanya apa itu, dan untuk apa? Myung Geun hanya menjawab tinjulah. Anggap samsak ini sebagai dia atau Eun Joong, lalu tinjulah dengan keras. Sampai mereka merasa memar.
“Aku tidak mau, aku sudah punya banyak luka memar.”
Saat Eun Joong akan pergi, tiba-tiba dia menghentikan langkah dan tanpa berbalik bertanya pada ayahnya. “Ayah, akan tiba saatnya memar itu hilang kan? Luka memarku, apakah tidak akan pernah bisa hilang?”
Ha Myung Geun tak mampu menjawab, dan hanya mampu menatap punggung Eun Joong yang mulai menjauh.
Flashback End
Woo Ah Mi masuk ke kamar Ha Eun Joong, dan menatap kamar itu yang kini terasa hampa. Diapun beralih ke meja, dan mendapati ponsel Eun Joong, lalu mengambilnya. Ponsel itu mati. Ah Mi langsung mengisi daya ponsel itu di kamarnya.
Sambil mentap ponsel Eun Joong, Ah Mi bergumam kalau sekarang Eun Joong sedang memutuskan hubungan fisik dan emosi dengan keluarga Eun Joong. Dimana sebenarnya Eun Joong berada sekarang? Apakah Eun Joong sendirian saja?
“ketika pikiranmu sudah jernih, ketika hatimu sudah bersih, kau harus kembali.”
Pagi ini, Jang Tae Ha sudah berdiam menunggu di depan rumah Ha Eun Joong. Diapun memutuskan untuk masuk kedalam. Tapi langkahnya terhenti, dan dia memutuskan berbalik pergi.
Tapi ada yang keluar, sehingga Tae Ha menoleh untuk melihat siapa itu.
Tae Ha mengira itu Eun Joong, tapi ternyata yang keluar dari rumah Myung Geun adalah, Woo Ah Mi.
Ah Mi menatap kesal pada Jang Tae Ha, diapun berdiri di depan Tae Ha yang langsung menanyakan siapa nama Ah Mi.
Mendengar nama Woo Ah Mi, Tae Ha tahu wanita ini adalah istri Gong Gi Chan, seseorang yang sudah dibunuhnya. Tae Ha tak merasa bersalah sedikitpun, dan bertanya bagaimana bisa Ah Mi tinggal di rumah ini? Ah Mi menjawab karena rumahnya yang dulu sudha diledakkan. Tae Ha jelas merasa tersindir, dengan jawaban Ah Mi itu.
Tae Ha berkata akan memberikan Ah Mi apartemen elit di Gangnam. Dia merasa kasihan dengan Ah Mi yang menjadi janda di usia semuda ini. Tawaran itu tentu ada imbalannya, dia mau Ah Mi membatalkan tuntutan Zeus, karena bagaimanapun itu akan menjadi sia-sia karena Ah Mi ga punya pengacara.
Ah Mi menatap tajam Jang Tae Ha, dan mendapat tatapan seperti itu, dia tahu tawarannya di tolak oleh Ah Mi. Tae Ha pun mengejek Ah Mi yang sama seperti anak-anak muda jaman sekarang. Melakukan sesuatu tanpa pengalaman, dan menatap orang tua dengan tatapan tajam saat diberitahu hal yang baik.
Tae Ha kemudian menanyakan kabar Eun Joong. Apakah Eun Joong nya bisa makan dengan baik? Dia dengar Eun Joong kena afasia. Lalu apakah sekarang Eun Joong sudah bisa bicara? Tae Ha pun berkata kalau dia membawa gingseng untuk Eun Joong.
Tae Ha pun menuju mobil dan akan mengambilkan gingseng yang dia sebutkan tadi.
Saat Tae Ha datang dengan dua bungkusan di tangannya dan senyum yang mengembang. Ah Mi menjadi sangat tidak suka. Tae Ha menjelaskan kalau dia bawa tanduk rusa dan gingseng yang terkenal bagus untuk tubuh. Ah Mi yang membawa sampah sayuran di tangannya, membuang sampah itu diatas kepala Tae Ha.
Tae Ha pun menatap tajam pada Ah Mi yang begitu berani padanya.
“Suamiku..adalah putra kesayangan bagi seseorang juga. Ketika Anda menembak detektif Ha, dia adalah juga putra kesayangan seseorang. Seperti halnya nyawa anak anda yang berharga, nyawa orang lain juga sama berharganya.!”
Menariknya lagi, Ah Mi mengeluarka tiga lembar uang nya dan memberikan itu pada Tae Ha, sambil berkata kalau uang ini untuk biaya laundry pakaian Tae Ha.
*jadi inget sama Geum Jan Di yaa…
Go Joo Ran datang ke kantor Jin Woong dengan perasaan kesal. Jin Woong langsung tahu jika Joo Ran datang kesini karena marah dia memindahkan Joo Ha ke divisi lain. Jin Woong beralasan kalau pasar bisnis baru Joo Ha sangat bagus sekarang ini. Dia yakin Joo Ha bisa mengembangkan bisnis ini dengan baik, makanya dia menaruh Joo Ha di divisi baru itu.
Joo Ran pun membenarkannya, dan berkata putrinya memang selalu sukses dalam melakukan hal apapun. Jin Woong pun kembali berkata, jika Joo Ha bisa sukses dan menuai simpati banyak orang,maka itu akan baik untuk imej Joo Ha. Maka orang-orang akan mengira Joo Ha tak mendapat perlakuan khusus.
Joo Ran tetap ga bisa menerima penjelasan Jin Woong dan Jin Woong kembali menerangkan, apa salahnya dengan posisi Joo Ha sekarang? Jika Joo Ha bisa menjauh sedikit, maka orang ga akan memperhatikan Joo Ha, dan membuat saingan Joo Ha tidak akan menghancurkan Joo Ha. Bukankah itu bagus?
Dia juga yakin, kalau Ketua Jang belum memikirkan pengganti saat ini, karena dia lihat Ketua Jang masih sangat sehat.
Jin Woong juga meyakinkan Joo Ran kalau dialah yang akan berperang menggantikan Joo Ha, jadi jika ada apa-apa, maka dialah yang akan bertanggung jawab, bukan Joo Ha.
“Setelah perang selesai, dan kita menyingkirkan prajurit yang sudah mati, Joo Ha akan masuk sebagai perawat Bulbul, dan menyembuhkan luka.”
Joo Ran sebenarnya ga mengerti dengan semua perumpamaan Jin Woong tadi, dia pun bertanya, intinya Jin Woong akan membantu Joo Ha kan?
Jin Woong menjawab itu benar, dia disini sebagai prajurit.
Bagaimanapun dia adalah orang luar, dan selamanya ga akan bisa menjadi raja, tapi dia cukup puas dengan posisi suami Ratu.
Joo Ran tersenyum puas, tanpa tahu rencana licik Jin Woong sebenarnya.
Yoon Hwa Young bertanya cemas pada Ah Mi tentang Eun Joong. Sudah dua hari ga ada kabar dari Eun Joong, dan dia cemas sekali.
Ah Mi juga bercerita tentang kejadian pagi tadi saat Tae Ha datang.
Hwa Young membelalak kaget. Ah Mi kemudian berkata bahwa hubungan antara Myung Geun dan Eun Joong adalah hubungan ayah dan anak yang sangat dekat. “Mereka sangat saling menyayangi, seolah-olah mereka adalah satu tubuh.”
Ah Mi meminta biar Myung Geun saja yang memberitahu kebenaran itu pada Eun Joong, jadi dia harap Hwa Young mau menunggu.
Woo Ah Mi kembali ke meja kerjanya, dia juga cemas memikirkan dimana keberadaan Eun Joong sekarang. Ah Mi menelpon Myung Geun, dan berkata Eun Joong juga ga mungkin mengubunginya, jika Eun Joong bahkan belum menghubungi Myung Geun.
Ah Mi yang bersiap akan pulang, mengira ada SMS masuk di ponselnya, tapi ternyata tidak. Dia pun heran, dan ingat kalau dia juga membawa ponsel Ha Eun Joong. Segera Ah Mi mengecek ponsel Eun Joong, dan ternyata ada SMS disana. SMS dari Bank Daehan, dimana tertera kalau nomer rekening ini menarik sebesar 300 ribu won dengan lokasi di Incheon Jung-gu Mueui-do.
Ah Mi bergumam, pulau Mueui? Diapun tahu jika disanalah Eun Joong berada. Ah Mi jelas bergegas menuju pulau sebelum Eun Joong kembali menghilang.
Di sebuah tempat, Ha Eun Joong memang terlihat menarik sejumlah uang. Wajahnya pun masih terlihat tanpa ekspresi.
Setelah mengambil sejumlah uang, dia pergi ke mini market, dan membeli beberapa barang yang dia perlukan.
Ha Eun Joong terus melangkahkan kakinya, ke tempat dimana dia bermukim dua hari ini. Jalan itu melewati sebuah aliran air yang luas.
(Laut apa sungai? Atau apa sih..aku kurang paham deh..maaf..^^ kayaknya laut, ada kapalnya nih. Kenapa saya jadi rempong tentang laut dan sungai yak? *garuk-garuk kepala.)
Woo Ah Mi sudah sampai di pulau itu, dia turun dari kapal, dan mulai mencari dimana Eun Joong. Ah Mi mulai bertanya di sebuah mini market, dengan menunjukkan foto Eun Joong pada Ahjumma di mini market itu.
Ahjumma menyebut Eun Joong, si pria pucat. Dia sangat yakin itu pria di foto, karena ga ada orang sepucat itu di pulau ini. Lagian, pria pucat itu sering datang kesini, mengambil barang yang diperlukan dan langsung membayar. Pria itu tak pernah bicara sepatah katapun.
Ah Mi pun bertanya apa Ahjumma tahu dimana Pria itu tinggal? Ahjumma menjawab dia dengar pria pucat itu memasang tenda di pulau Slimi.
Ah Mi pun mengucap terima kasih, dan bergegas pergi ke tempt yang diberitahukan Ahjumma tersebut.
Ah Mi berjalan cukup jauh, menuju Pulau Slimi. Setelah melewati perairan tadi, Ah Mi sampai di tempat yang dipenuhi pepohonan, untung saja hari masih senja, sinar mentari masih tersisa sedikit sebelum akhirnya tenggelam, dan itu cukup membantu langkah kaki Ah Mi agar tak tersesat.
Lalu, terlihatlah tenda itu. Tenda dimana Ha Eun Joong berdiam disana, selama dua hari ini. Ah Mi terdiam, tapi segera melanjutkan langkah kakinya.
Ah Mi mendekati Eun Joong yang tengah sibuk bermain dan memanggang. Dia memanggil Ha Eun Joong. Eun Joong kaget dan menoleh tak percaya, karena Ah Mi menemukannya.
Tapi, akhirnya Eun Joong tersenyum saat melihat Ah Mi.
Ah Mi pun bertanya heran melihat Eun Joong tersenyum. Dia mengira, Eun Joong akan bertanya kenapa dia datang?
Eun Joong tak menjawab dan mengambil satu tempat duduk lagi untuk Ah Mi.
Ah Mi melihat Eun Joong asik bermain kartu. Setiap apa yang ditanyakan Ah Mi, Eun Joong hanya menjawab dengan anggukan, jika itu memang sebuah pembenaran. Tapi Eun Joong tetap tak mengeluarkan suaranya.
Eun Joong yang sedang menyiapkan makan malamnya, mencicipi sedikit kuah sayur yang dia buat. Dia mengangguk, tanda bahwa kuah itu terasa enak di lidahnya. Dia pun menyuruh Ah Mi untuk mencicipi, namun Ah Mi malah meminta Eun Joong segera pulang.
Eun Joong tak menjawab, dia kembali menyodorkan sendok yang dia pegang, supaya Ah Mi mencicipi masakan yang dia buat. Namun, lagi-lagi Ah Mi meminta Eun Joong pulang bersamanya. Dia menceritakan Ahjussi Ha yang tak bisa tidur semenit pun selama dua hari ini.
Raut wajah Eun Joong berubah begitu mendengar nama Myung Geun. Ah Mi pun menjelaskan kalau Myung Geun bahkan ga bisa makan dua hari ini.
Eun Joong jelas menunjukkan ketidak sukaannya pada semua yang Ah Mi ceritakan saat ini. Jika Ah Mi bilang, Myung Geun sangat terpukul. Lalu bagaimana dia? Hatinya bahkan hancur.
Melihat tak ada reaksi dari Eun Joong, Ah Mi pun memutuskan akan menelpon Myung Geun. Eun Joong mendengarnya, dan langsung tahu jika Ah Mi akan memberi tahu Myung Geun keberadaannya disini. Eun Joong pun langsung merebut ponsel Ah Mi dan mematikan panggilan itu.
Ah Mi berkata, biarkan dia memberitahu Myung Geun, kalau dia sudah menemukan Eun Joong. Dia hanya ingin memberitahu kondisi Eun Joong yang baik-baik saja, jika dia tidak memberitahu Myung Geun, maka malam ini Myung Geun akan kembali tidak tidur ataupun makan.
“Jika aku bilang, jangan lakukan. Maka jangan lakukan.”
Ah Mi terkejut, mendengar akhirnya Eun Joong bersuara. Walau itu kalimat pertama yang penuh kekesalan, tapi Ah Mi cukup lega mendengarnya.
Eun Joong menatap marah pada Ah Mi dan bilang “Aku menyuruhmu untuk tidak melakukannya. Aku menyuruhmu untuk tidak menghubungi orang itu!!”
Ah Mi terpana, mendengar nada kebencian Eun Joong pada Myung Geun. Sedalam itukah sakit hati Eun Joong pada pria yang sudah membesarkan Eun Joong selama ini?
lanjutt teruss ya.. makin seru ceritanya.. kira kira apa eun joong bs memaafkan kedua ayahnya.. dan kira kira ia akan memilih tinggal dgn sapa..
ReplyDelete#penasaran
semangat ya!!!
makin menarik critanya, d tunggu sinopsis selanjutnya..
ReplyDelete*Hayy*
ReplyDeleteSebenarnya aq udh liat versi video di viu..
Susah paham mah yg bagian ini..
Thank you yaa sudah bikinin sinopsisnya..
♡♡♡♡♡♡♡