Monday, 20 May 2013

Sinopsis Ad Genius Lee Tae Baek Episode 5 Part 3

Tae Baek yang kecewa karena Ji Yoon membohonginya menceritakan semua pada Bos Ma, dan Bos Ma langsung menarik kesimpulan kalau ini adalah cara BK untuk menelan perusahaan Presdir Nam. Tae Baek tidak ingin mundur dan akan terus berjuang, begitu juga Bos Ma. Dan jiuka Geumsan membuat iklan dengan artis sebagai modelnya, maka mereka harus mencari warga biasa yang akan dijadikan iklan termos nanti. Bos Ma sudah memiliki pandangan, tapi rasanya sulit. Namun, Tae Baek berkata biar dia yang membujuk orang itu, karena membujuk adalah keahliannya.

Siapakah orang yang di maksud Bos Ma?



Part 3

Ternyata orang yang dimaksud adalah Presdir Nam. Maka pagi harinya Tae Baek langsung mengerahkan kemampuannya untuk membujuk Presdir Nam agar mau mmebiuntangi iklannya sendiri. Awalnya Presdir Nam tentu menolak, dan berkata ini tidak masuk akal. Tapi Tae Baek tidak menyerah, dia berkata kalau saat ini banyak pengusaha yang juga muncul dalam iklannya sendiri, apa Presdir Nam tidak pernah melihatnya? Presdir Nam berkata, baiklah mungkin dia mau menjadi model di iklan itu, tapi anaknya belum tentu. Tae Baek menenangkan hal itu, asal Presdir Nam setuju semua pasti bisa, Tae Baek segera berbalik dan akan meninggalkan ruangan Presdir Nam. Namun Presdir Nam memnaggilnya dan bertanya mau kemana?
Tae Baek menjawab bukankah kata Presdir Nam waktu adalah uang, jadi tentu saat ini dia akan segera bekerja,



Anak Presdir Nam sedang asik olahraga, dan karena dia suka marathon tentu olahraga itu yang dia lakukan. Tiba-tiba Tae Baek muncul di sampingnya dan berkata kalau hari ini sangat indah. Anak Presdir Nam kaget karena kemunculan Tae Baek. Dia bertanya ada apa dengan Tae Baek? Tae Baek memperkenalkan dirinya sebagai sekretaris Presdir Nam, dan mereka pernah bertemu sebelumnya.

Tae Baek menjelaskan kalau tema iklan yang akan mereka buat adalah yang menyentuh hati, dan itu hanya datang dari ketulusan. Tae Baek kemudia berkata kalau iklan ini tentang ayah dan anak, kalau ayahnya asli, tapi anaknya bukan anak kandung, pasti iklan itu tidak akan berhasil sempurna. Anak Presdir Nam bertanya apa Tae Baek tidak tahu dimana dia bekerja, dia kerja di BK. Jadi mana mungkin dia akan membantu. Ini tidak mungkin. Tae Baek menjawab kalau dia tahu tentang itu, tapi karena itulah dia ingin agar Anak Presdir Nam mau bergabung, agar BK tidak menekan terlalu jauh. Anak Presdir Nam berkata kalau Tae Baek dan ayahnya benar-benar gila.
Tae Baek tersenyum dan membenarkan hal itu. Presdir Nam gila akan termos, sedangkan dia gila akan iklan, dan dia akan mengejar terus Anak Presdir Nam, sampai menyetujui untuk ikut membintangi iklan ini.

“Coba saja kalau kau bisa”

Anak Presdir Nam kemudian mempercepat larinya, dan Tae Baek berkata kalau dia juga pelari yang hebat, jadi tunggu saja, dia akan mengejar.




Anak Presdir Nam berlari sangat cepat, sedang Tae Baek sudah terengah-engah mengejarnya, dia berteriak kenapa Anak Presdir Nam berlari begitu cepat? Tae Baek pun terjatuh karena tidak sanggup lagi berlari.



Keesokan harinya, Tae Baek masih belum menyerah, diwaktu yang sama dia kembali mengikuti Anak Presdir Nam yang sedang marathon, dan menyapanya. Anak Presdir Nam mengeluh, kenapa ada Tae Baek lagi? Tae Baek dengan senyum menjawab, bukan waktu yang tepat kan melihat dia lagi. Tapi karena Tae Baek tidak memperhatikan jalan, dia tersenggol orang yang juga sedaqng berlari dengan arah berlawanan, sehiongga keseimbangan tubuh Tae Baek hilang, dan dia pun jatuh terjengkang. Haha



Hari berikutnya, Tae Baek masih berusaha membujuk Anak Presdir Nam. Tae Baek berkata kalau dia menang lari hari ini, maka Anak Presdir Nam harus setuju untuk ikut, tapi kalau dia kalah, maka dia tidak akan ganggu-ganggu Anak Presdir Nam lagi. Tapi sudah sangat jelas, kalau Tae Baek akan kalah, belum seberapa aja kakinya udah letoy.



Tae Baek mengaduh kesakitan, ternyata kakinya sedang diobati oleh staf GRC lainnya. Hassan , Ma Yi Cha mengoleskan obat di kaki Tae Baek yang terluka karena capek berlari berhari-hari ini untuk mengejar Anak Presdir Nam, tanpa hasil positif yang didapat. Sun Hye juga ada disana. Dua kaki Tae Baek selonjor diatas meja, di meja itu juga ada buah yang tersedia, mungkin memang ditujukan untuk Tae Baek.



Sun Hye mengambil buah, dan menyerahkannya pada Ma Yi Cha. Yi Cha dengan senang menerimanya, tapi ternyata dia tidak memakannya melainkan menyerahkan buat itu pada Hassan, Hassan senang sekali menerimanya, dan ternyata buah itu juga tidak dimakan oleh Hassan melainkan diberikan pada Tae Baek yang langsung membuka mulut untuk menerima buah itu. Jadi buahnya estafet untuk sampai ke mulut Tae Baek.
Haha.Konyol

Sun Hye mngambil apel yang sudah diiris, dan memberikannya dengan penuh senyum pada Yi Cha, Yi Cha lagi-lagi menerimanya dengan senang, tapi kejadian tadi terulang kembali. Buah itu akhirnya masuk juga ke mulut Tae Baek, dan Bos Ma tersenyum melihat itu.



Bos Ma seolah mendapat ide, dan berseru senang. Tae Baek bertanya kenapa? Dengan lucunya Bos Ma berkata bukankah mereka semua setuju kalau dia adalah orang yang jenius? Yang lain hanya tersenyum aneh untuk pertanyaan narsis Bos Ma itu. Tae Baek meminta agar Bos Ma segera mengatakan apa yang melintas di otaknya. Bos Ma hanya tersenyum penuh arti. (Aslii suka liat gaya Bos Ma..^^)



Kali ini, Anak Presdir Nam tidak diikuti oleh Tae Baek, melainkan Mantan Bos Tae Baek dulu. Dia yang dengan tampang lucu, berlari-lari kecil menjejeri Anak Presdir Nam.
Dia memperkenalkan diri kalau namanya Kim Man So. Dan dia yang jatuh dari lift waktu Anak Presdir Nam datang ke Bok Nyeon. Man So menceritakan tentang dirinya yang sebagai tunawisma, dan beruntung ada Presdir Nam yang mau mempekerjakannya sehingga kehidupannya bisa lebih layak lagi sekarang.



Setelah Kim Man So, ada lagi karyawan Bok Nyeon yang ikut lari di samping Anak Presdir Nam. Namanya Song Jin So, dia telah bekerja di perusahaan termos Presdir Nam selama 12 tahun. Anak Presdir Nam heran kenapa mereka Jin So melakukan ini padanya. Jin So menjawab karena dia bersyukur. Dengan catatan criminal yang dia miliki, dia mungkin tidak akan pernah diterima bekerja di perusahaan manapun, tapi Presdir Nam sangat baik, dan memberinya kesempatan itu.



Setelah Jin So, ada lagi yang lainnya, seorang pria muda yang bercerita, “Saat ayahku meninggal, dia berkata pada ayahmu kalau dia biusa beristirahat dengan damai, dia bisa percaya ayahmu akan mengurusku, sejak itu, aku telah mengikuti ayahmu sesuai dengan keinginanku.”

Orang selanjutnya adalah Bos Ma, dia lari di samping Anak presiden Nam dengan gayanya yang lucu. Anak Presiden Nam bertanya Bos Ma ini siapa, dan cerita hidup seperti apa yang akan Bos Ma ceritakan?
Haha.

Bos Ma masih belum bicara apapun. Dia masih dengan tampang lucunya berlari-lari menyeimbangi Anak Presdir Nam.
Anak Presdir Nam masih menunggu cerita apa yang akan dikatakan Bos Ma, dan akhirnya Bos Ma berkata kalau dia adalah Presdirnya GRC, dan dia bekerja untuk iklan Termos Seratus tahun. Sama seperti Presdir Nam, dia akan menaruh pikiran dan kekuatannya untuk iklan ini.
Anak Presdir Nam sepertinya mulai merasa lelah, sehingga di berhenti berlari, dan dengan tampang lucunya Bos Ma ikut berhenti juga.



Tiba-tiba saat itu terulurlah sebuah tangan yang memberikan termos kepada Anak Presdir Nam. Anak Presdir Nam tentu kaget, dan ternyata sang ayahlah yang memberikan minum itu pada putranya. (Lihat tampang Bos Ma, lucu ya?^^)

Presdir Nam berkata pada anaknya kalau mereka hanya perlu berlari untuk iklan ini. Bos Ma sendiri masih anteng saja, tidak sedikitpun merubah posisinya. Sang anak bertanya apa ayahnya masih bisa berlari dengan usia setua itu? Presdir Nam menjawab apa anaknya lupa, kalau dia masih punya rekor terbaiknya masih lebih unggul dari sang anak?



Anak Presdir Nam mengambil termos yang diberikan sang ayah, dan meminum isinya. Melegakan sekali. Bos Ma melirik kejadian itu, Presdir Nam sendiri senang melihat anaknya menerima pemberiannya. Anak Presdir Nam berkata kalau dia menuntut bayaran yang tinggi untuk iklan ini. Dia mengatakan itu hanya untuk menutupi malunya, karena dia menerima tawaran sang ayah, dan Presdir Nam tentu sangat senang, karena dia bisa mengulang kembali moment itu, dimana dia dan putranya berlari bersama, dengan penuh bahagia.



Mereka pun akhirnya berlari bersama, dengan Tae Baek dan Bos Ma yang mengikuti dengan mobil di belakang mereka sambil tetap merekam.



Setelah kejadian membahagiakan itu, Presdir Nam mentraktir semua karyawannya. Hal yang tidak biasa dia lakukan mungkin, mengingat dia sangat menghemat pundi-pundi uang yang dia miliki. Tapi, dia bersyukur karena dia bisa memiliki lagi kenangan manis bersama putranya itu.
Presdir Nam mengingatkan semuanya, agar tidak meninggalkan sebutir nasipun, kalau sampai dia melihat sisa itu, maka mereka harus membersihkan kamar mandi selama seminggu.

Saat mereka sedang dalam masa penuh kebahagiaan, di televisi ditayangkan sesuatu yang membuat mereka Semua tercengang, termasuk Presdir Nam.
Di televisi ditayangkan tentang uji coba termos antara BK dan Termos Bok Nyeon, dan disana tercatat bahwa Produk BK lebih unggul dari Bok Nyeon, dengan ketahanan panas yang lebih lama, dan bahkan Bok Nyeon dikatakan Termos yang airnya merembes ke samping.



Presdir Nam tentu geram dengan fitnah yang disiarkan itu. Seluruh masyarakat akan tahu, padahal produknya tidak mungkin seperti yang dikatakan media. Ini adalah kebohongan terang-terangan. Sepertinya suap Ah Ri terhadap media berhasil dilakukan. Ingat kan Ah Ri pernah ketemu sama PD nya EBC, salah satu media TV itu?

Addie sendiri di ruangannya melihat dengan penuh senyum, dia bahagia rencananya sejauh ini berhasil. Bok Nyeon pasti akan menjual perusahaannya ke BK sesuai dengan harapannya. Kemudian Addie dan Ah Ri berbicara di telepon, Addie berkata kalau ini sudah disiarkan dan merupakan kerja yang sangat bagus.

Ah Ri yang sedang mengendarai mobilnya pun tersenyum, dan berkata kalau mulai hari ini pasti akan banyak ulasan negative di internet mengenai Termos Bok Nyeon. Addie berkata kalau dia sudah bicara Dengan direktur untuk mengembalikan Ah Ri ke posisi semula. Ah Ri tersenyum senang dan mengucapkan terima kasih. (Bener-bener deh mereka liciknya.)



Bos Ma dan Kepala Park yang merupakan staf Bok Nyeon pergi ke stasiun TV itu untuk protes. Kepala Park berkata kalau termos Bok Nyeon bahkan sudah diverifikasi oleh pemerintah, jadi bagaimana bisa mereka menyiarkan kepalsuan seperti ini? Datanya bahkan jelas. Ada Tae Baek juuga disana.

Staf Media menjawab kalau uji coba yang mereka lakukan memiliki hasil yang berbeda. Tae Baek berkata kalau begitu uji coba lagi, pasti ada kekeliruan. Staf Media menjawab memang Tae Baek pernah lihat ada siaran ulang tentang hal seperti ini, dengan konten yang sama pula? Saat ini dia sibuk, jadi mereka lebih baik segera pergi. Tae Baek kesal dan ingin mengejarnya, tapi, Bos Ma menahan Tae Baek dan berkata saat ini, tidak ada gunanya bertindak seperti itu.
Terpampanglah di TV iklan Termos BK, yang akhirnya mengguncang seluruh elemen masyarakat.



Sambil melihat iklan BK itu, Bos Ma berkata kalau apa yang dia katakan benar, bahwa kehancuran mereka itu 99%.
Tae Baek menjawab kalau mereka masih punya kesempatan menang 1%, baginya 1% itu sama dengan 100%.



Di salah satu supermarket, termos Bok Nyeon yang masih nyaman di tempatnya, akhirnya disingkirkan oleh karyawan supermarket itu, lalu mereka menggantinya dengan Termos BK.



Tim iklan Geumsan senang melihat grafik penjualan BK meningkat. Ji Yoon ada diantara mereka, dia terlihat biasa saja. Malah terkesan sedih.



Ah Ri yang datang kembali ke Geumsan, disambut Dengan penuh senyum oleh mereka semua. Para staf mengucapkan selamat datang kembali pada Ah Ri. Ah Ri juga mmeuji semua staf yang sudah berhasil membuat iklan yang hebat. Lee Eun Hye berkata kalau Ketua Tim Go sepertinya kerasukan, karena tidak biasa memuji jadi, memuji. Ah Ri menjawab kalau berada jauh dari Geumsan, membuatnya sedikit sadar, kalau ternyata disini jauh lebih nyaman untuknya. Staf lainnya meminta agar Ah Ri mentraktir mereka. Ah Ri menyetujuinya, dan Ji Yoon berniat akan pergi untuk membelinya, tapi Ah Ri menolak, dan berkata biar dia saja yang membelinya. Semua terkejut, karena itu memang terasa bukan Ah Ri. Ah Ri pun berkata maaf pada Ji Yoon untuk smeua yang dia lakukan.



Ah Ri yang siap membeli kopi, bertemu dengan sekretaris direktur Hwang, yang kemarin mengusirnya dari Geumsan.
Ah Ri dengan sinis berkata “Aku kira, aku tidak mengambil tali yang busuk”



Staf Geumsan masih merasa heran dengan perubahan Ah Ri, dan mereka masih bergosip tentang itu. Tiba-tiba mereka berganti topic, dengan membahas termos seratus tahun (Bok Nyeon).
Lee Eun Hye bertanya pada Shin Dong Hoon, apakah termos Bok Nyeon jadi bangkrut karena iklan yang Geumsan buat?
Dong Hoon hanya diam saja, membuat Eun Hye terkejut dan bertanya benarkah berita kebangkrutan itu? Dong Hon menjelaskan kalau memang ada iklan juga untuk termos Bok Nyeon, tapi BK mencekik iklan itu, dimulai dengan Bank yang tidak mau meminjamkan uang pada Bok Nyeon. Ji Yoon yang mendengar itu, langsung kaget dan bertanya apa maksud Shin Dong Hoon? Dong Hoon menjawab, kalau BK menginginkan lokasi Bok Nyeon, dan melakukan segala cara untuk mendapatkannya, termasuk membuat penjualan Bok Nyeon menurun drastis dengan gagalnya iklan.



Presdir Nam diruangannya, masih melihat sketsa konsep iklan yang GRC buat, dia cukup terharu dan senang dengan konsep ini, walaupun gagal. Presdir Nam tentu sedih Dengan semua yang terjadi. Lalu masuklah karyawan Presdir Nam. Presdir Nam bertanya bagaimana dengan media?
Mereka menjawab, kalau media menegaskan bahwa data Bok Nyeon benar, dan mereka akan melakukan siaran ulang pada minggu depan untuk memperbaiki hal itu. Presdir Nam bangkit berdiri, dan kesal karena itu semua saja bohong, Media sudah menodai Bok Nyeon dengan berita palsu, dan memblokir semua jalur penjualan Bok Nyeon. Jadi apa gunanya koreksi siaran itu?

Karyawan itupun juga memberitahu kalau pemasukan mereka benar-benar berkurang, mungkin bulan ini masih bisa ditutupi dengan keuntungan tetapi tagihan bulan depan adalah yang akan jadi masalah, apalagi Bank Woo Jin juga menolak memberi pinjaman. Berita ini semakin membuat Presdir Nam syok.



Addie dan Presdir Baek bertemu.Presdir Baek berkata kalau ini untuk pertama kalinya Hometech BK memimpim penjualan sejak pertama kali diluncurkan. Presdir Baek senang karenanya, dan Addie mengucapkan terima kasih karena sudah memberi kepercayaan pada Geumsan. Presdir Baek yang pintar itu bertanya apa sebenarnya maksuda Addie dengan semua ini, karena pasti tujuan Addi bukan hanya iklan termos ini saja kan? Addie menjawab dan menjelaskan kalau dia sudah mendengra berit bahwa BK akan segera mendapat agen iklan yang baru, dan Addie berharap BK memilih Geumsan sebagai agen iklan itu.
Presdir Baek sedikit terkejut tapi berkata kalau terlalu berambisi bisa saja menuai masalah, dan tentu tidak terlalu bagus.
Addie menjawab kalau lebih baik adalah adalah memiliki ambisi yang banyak. Presdir Baek tersenyum dan berkata kalau sekarang dia jadi bertanya-tanya seberapa besar ambisi Addie?

Lalu tiba-tiba ada telepon di ponsel CEO Baek, sepertinya dari Ji Yoon. Presdir Baekpun menerimanya. Presdir Baek berkata ada apa? Tidak biasanya Ji Yoon menelpon. Ji Yoon bertanya apa Presdir Baek sudah makan malam? Dia ingin mentraktir. Addie yang tahu itu dari Ji Yoon merasa tertarik.
Presdir Baek menjawab benarkah Ji Yoon akan mentraktirnya?



Sementara itu, Bos Ma dan staf GRC lainnya sedang galau dengan semua ini. Mereka gagal lagi sepertinya. Bos Ma berkata kalau Bok Nyeon tidak memberi mereka uang, jadi mereka tidak bisa bekerja untuk saat ini. Tae Baek menjawab kalau Presdir Nam pasti sedang berusaha keras saat ini, jadi lebih baik mereka sabar.

Kemudian tiba-tiba Presdir Nam masuk mengejutkan Semuanya, Bos Ma langsung menyambut Presdir Nam dan bertanya apa yang membuat Presdir Nam datang ke GRC. Presdir Nam tidak menjawab dan malah memberikan oleh-oleh yang dibawanya.



Hassan, Ma Yi Cha dan Sun Hye menikmati oleh-oleh Presdir Nam itu. Bos Ma yang akan memakannya terlihat ragu-ragu, karena firasatnya ada hal buruk yang akan dikatakan Presdir Nam. Presdir Nam yang melihat Tae Baek dan Bos Ma diam saja, tanpa ikut memakan oleh-olehnya bertanya ada apa dengan mereka? Bos Ma menjawab, kalau dia merasa Presdir Nam datang ke GRC karena ingin mengatakan sesuatu, jadi dia akan makan setelah Presdir Nam selesai menyampaikan maksudnya.



Presdir Nam meminta maaf pada mereka semua. Karena sepertinya kesepakatan iklan mereka harus dibatalkan. Ini tentu membuat semua yang mendengar terkejut. Tae Baek bertanya apa maksudnya ini? Presdir Nam tersenyum dan menjawab kalau semua dana bahkan tidak masuk. Bukan saja untuk iklan, dia bahkan tidak bisa membayar gaji karyawannya. Bos Ma berkata kalau Presdir Nam tidak bisa membatalkannya. Meskipun harus memotong anggaran, tapi iklan tetap harus berjalan. Presdir Nam sambil tersenyum berkata itu tidak mungkin.

Presdir Nam pun mengeluarkan amplop di balik jaketnya dan menaruh diatas meja. Dia berkata kalau ini memang tidak banyak. Mereka sudah bekerja untuk membantu perusahaannya yang menyedihkan, dan dia berterima kasih untuk itu. Bahkan mereka juga sudah membuat kenangan yang baik untuknya. (Aslii….sedih akunya..)

Tae Baek berkata ini pasti ulah BK kan? Presdir Nam lagi-lagi tersenyum dan berkata siapa yang bisa aku salahkan? Ini Semua memang kekurangannya dalam berbisnis.



Tae Baek mengejar Presdir Nam yang sudah keluar dari ruangan. Tae Baek berkata kalau dia tidak akan menyerah untuk ini. “Kekuatan iklan..aku bahkan belum menunjukkannya padamu”

Presdir Nam menaruh tangannya di pundak Tae Baek dan menjawab kalau dia sudah melihatnya, dan hatinya cukup tergerak untuk itu. Presdir Nam berpesan agar Tae Baek bisa menjaga bakatnya, sehingga bisa digunakan di perusahaan yang lebih baik.

(Aku sedih banget, kasian Presdir Nam, perusahaan yang dibangunnya dari awal, harus berakhir begitu saja. Dunia bisnis sepertinya terlalu kejam, jika ada orang-orang licik seperti BK dan Geumsan)



Tae Baek melihat dari atas, suasana malam yang dipenuhi kendaraan berlalu lalang. Diatas jembatan dia berteriak sekencang-kencangnya meluapkan semua kekecewaan yang dia rasakan. Kesedihan dan semua rasa tidak enak di hatinya.



Ji Yoon dan Presdir Baek akhirnya jadi makan malam bersama. Dan Presdir Baek masih heran kenapa Ji Yoon tiba-tiba mengajaknya? Ji Yoon tidak menjawab, hanya berkata kalau restoran ini telah dijalankan oleh 3 generasi. Ibunya sangat menyukai tempai ini, karena kuenya enak. Presdir Baek seolah tahu ada sesuatu yang ingin dikatakan putrinya itu, sehingga dia menyuruh Ji Yoon jujur saja padanya.

“Aku ingin menunjukkan padamu Presdir, bahwa ada banyak orang yang ingin melindungi hal-hal kecil”

Ji Yoon meminta agar Presdir Baek membiarkan saja perusahaan Presdir Nam. Presdir Baekmenjawab kalau ini bukan urusan Ji Yoon. “mengelola bisnis adalah seleksi alam, perusahaan yang gagal berarti akan punah dalam kompetisi. ”

Ji Yoon membantah hal itu dan berkata kalau itu bukan masalah kalah atau menang dalam kompetisi. Namun, mereka tercekik oleh tirani raksasa. Ji Yoon kemudian bercerita tentang sahabatnya semasa SMA, bernama Sun Mee. Dia adalah putrid presdir Kim Yong In, perusahaannya bangkrut karena BK mencuri hak paten mereka dan memotong dana mereka.

Presdir Baekberkata kalau Ji Yoon selalu mengulang cerita it uterus menerus.

“Karena kau Presiden, ayah sahabatku bunuh diri. Aku masih melihat dalam mimpiku sekarang dan nanti. ”

Presdir Baek membela diri dan berkata kalau bukan dia yang menciptakan dunia yang seperti ini. Dia hanya beradaptasi dengan dunia, mencoba menguasai hukum yang memang sudah mengatur semua itu. “Ada orang-orang yang terlambat beradaptasi dengan dunia. Itu bukan masalahku, tapi masalah mereka.”

Ji Yoon benar-benar kecewa mendengar jawaban ayahnya. Dia hampir menangis dan berkata “Aku..satu-satunya orang yang terlambat. Aku kira semua nasib sialku, bukan karenamu Presdir, tapi paling tidak kau bisa mengurangi jumlah kesialan nasibku.”



Ji Yoon pun pulang. Di atas bis dia merenungi semua. Dia kecewa tentu saja, dia benar-benar tidak menyangka, ayahnya benar-benar sekejam itu terhadap orang lemah hanya demi kelancaran bisnisnya. Ini menyakitkan, jelas.
Tiba-tiba terputar kembali memori menyakitkan semasa SMA itu.
Saat itu Ji Yoon menghadiri pemakaman ayah sahabatnya, Sun Mee. Saat itu dia benar-benar menyesal dengan apa yang sudah dilakukan ayahnya, tapi tentu Sun Mee tidak mau menerimanya. Dia benar-benar menatap Ji Yoon dengan perasaan terluka.



Ji Yoon kembali menangis mengingat itu. kenangan itu benar-benar membuatnya ikut terluka, kenangan itu membuatnya merasa seolah malu, menjadi anak seorang ayah yang licik seperti Presdir Baek.

Di dalam mobilnya saat perjalanan pulang, Presdir Baek hanya terdiam. Mungkin dia memikirkan kata-kata putrinya, tapi mungkin juga dia hanya mengangap angin lalu saja. Dia teringat kata-kata terakhir Ji Yoon bahwa dia bisa mencegah nasib sial yang diterima putrinya itu. Sekretaris Pribadi Presdir Baek bertanya apa yang akan mereka lakukan terhadap perusahaan Presdir Nam? Presdir Baek menjawab kalau lakukan sesuai rencana awal.



Di GRC, Bos Ma menonton rekaman video tentang kegiatan Nam,saat Tae Baek menjadi sekretaris pribadi walau hanya sebentar. Cahaya yang ada memang hanya berasal dari layar TV yang menyala. Bos Ma Terlihat lesu, dan tanpa gairah. Masuklah Tae Baek dan langsung duduk di dekat Bos Ma. Tae Baek juga terlihat lesu. Bos Ma bertanya ada apa Dengan Tae Baek saat ini? Tae Baek bukannya menjawab, malah balik bertanyayang lainnya bagaimana?
Bos Ma menjawab kalau yang lain sedang sedih saat ini, jadi dia menyuruh mereka ke karaoke.



Bos Ma menawarkan minum pada Tae Baek, dan Tae Baek menerimanya, mereka semua masih terpuruk dengan pembatalan kontrak Presdir Nam karena ulah BK. Tae Baek mengalihkan pandangannya pada Video rekaman Presdir Nam yang sempat diambilnya saat masih bersama dulu, dan kesedihan itu semakin terasa.
Tae Baek bercerita kalau Presdir Nam menamai Perusahaannya Termos Seratus Tahun (Bok Nyeon) Dengan harapan agar perusahaan itu benar-benar berusia panjang.
Iklan ini pasti akan menjadi yang paling mengagumkan. Bos Ma menjawab dia juga tahu itu, tapi entah iklan itu jadi atau tidak Presdir Nam dan anaknya pasti yang paling ingin melihatnya.

Tae Baek berkata kalau dia benar-benar tidak mengerti, kenapa orang tidak melihat barangnya, buhan hal lain? Mereka tidak perlu melihat filosofi bisnis atau semacamnya, cukup lihat produknya saja. Setidaknya mereka harus mengetahui etika perusahaan itu, apakah bermoral atau tidak. Atau ahnya tergiula-gila pada uang saja.

Bos Ma menjawab tentu saja harus seperti itu. tapi kata-kata seperti itu tidak keluar begitu saja, tapi masuk ke dalam hati. “Orang-orang yang berkata kasar dan mengkritik mereka hanyalah pengkritik. Tapi, kita ini adalah orang-orang iklan. Keluhan tentang ketidak adilan itu harus dituangkan kedalam iklan secara halus. Lalu menunjukkan kepada dunia, itulah misi iklan. Tetap diingat, keluhan itu adalah sumber kreativitas.”



Tae Baek membenarkan kata-kata Bos Ma, dan Bos Ma dengan wajah lucunya menjawab kalau dia jadi malu. Tae Baek kemudian dengan mantap berkata kalau ayo mereka membuat itu. Bos Ma terkejut dan bertanya buat apa? Tae Baek menjawab singkat “Iklan”
Bos Ma mengeluh, apa harus sekarang membuatnya? Tae Baek menunjuk ke rekaman video Presdir Nam, dan berkata kalau itu adalah sumber iklan yang akan mereka buat. Mereka mungkin tidak bisa membuat iklan secara penuh, tapi cukup Video Klip saja. Bos Ma masih menyuruh Tae Baek untuk minum soju dulu, dan jangan terburu-terburu.
Tae Baek yang sudah penuh tekad, menolaknya dan berkata kalau mereka harus menunjukkan pada semua orang, kalau bisnis semacam itu ada. Gunakan kekuatan iklan dan tentu media.
Bos Ma beralasan kalau dia ngantuk, dan akan tidur sekarang. Tae Baek mencegah itu dan mengingatkan Bos Ma tentang misi iklan yang tadi Bos Ma bilang, masak sudah langsung lupa?
Bos Ma berkata kalau dia tidak punya keluhan untuk dunia saat ini.

Masuklah Yi Cha dan lainnya yang langsung menghidupkan lampu. Yi Cha protes kenapa lampu harus mati, apa ayahnya mengikuti jejak Presdir Nam yang pelit? Tae Baek langsung berdiri dan berkata pada mereka semua kalau mereka datang disaat yang tepat, karena sekarang mereka akan membuat iklan lagi.
Bos Ma setres sendiri dengan Tae Baek dan berkata kalau Tae Baek benar-benar membuat ketegaran hidupnya kembali lagi, walau dengan sedikit mengeluh sih Bos Ma ngomongnya. Haha.



Bos Ma mengalah dan akhirnya menyuruh semua bekerja, dan Hassan diminta untuk pergi membeli camilan. Bos Ma berkata kalau dia sudah mendapat judil dari iklan ini. Tae Baek antusias dan bertanya apa judulnya? Bos Ma menjawab judulnya adalah “Sehari dalam kehidupan Presdir Nam.”
Bos Ma mengingatkan Sun Hye untuk jangan lupa menulis kredit title di akhir iklan dibuat oleh GRC.
Bos Ma juga menginstruksikan agar membuatnya dalam versi pertama dengan durasi 5 menit, lalau disisipi lagu yang menyentuh.

Tae Baek senang karena semua semangat kembali, dan semoga ini bisa membantu Presdir Nam.



Keesokan harinya, Presdir Nam masuk ke kantin karyawan. Dimana mereka semua makan bersama ditempat ini. Presdir Nam membetulkan letak kursi yang kurang rapi, melihat sekeliling, merasa sedih karena mungkin ini terakhir kalinya dia melihat Perusahaan kesayangannya. Belahan jiwanya. Sumber kehidupan para karyawannya.

Tidak berhenti disana, Presdir Nam juga ke kamar mandi, membersihkan ruangan itu, dan mengganti lap untuk mengeringkan tangan. Memutar keran agar tertutup sehingga air tidak terus menetes, karena biaya mahal.
Setelah itu Presdir Nam mengepelnya. Luar biasa sekali, dia benar-benar mencintai perusahaannya. Dia mau melakukan pekerjaan ini, karena rasa cintanya.



Setelah itu Presdir Nam berjalan keluar, mungkinkah dia menuju BK untuk menyetujui menjual perusahaan ini? Kim Man So mantan bos Tae Baek dulu, berlari menyusul dan memanggil Presdir Nam. Dengan wajah sedih Man So bertanya akan pergi kemana Presdir Nam?
Presdir Nam menepuk pundak Man So dan hanya berkata agar Man So menjaga perusahaan dengan baik.

Kim Man So benar-benar sedih, dia bahkan memberi hormat pada Presdir Nam dengan mengangkat tangannya. Dia hormat karena Presdir Nam lah yang menyelamatkan kehidupannya dari seorang tunawisma.



Di GRC semua senang karena di internet pencarian teratas adalah untuk iklan Video Klip mereka. “Sehari Dalam Kehidupan Presdir Nam”

Lalu telpon di GRC bordering, dan Bos Ma menerimanya, ternyata dari PD EBC Park Jung Min, dia menghubungi GRC karena melihat video di internet itu. Orang dari EBC itu ingin mengundang Presdir Nam dalam acara mereka, apa GRC bisa mengusahakannya?

Saat itu, Tae Baek juga mendapat telepon, sepertinya dari Kim Man So yang mengabarkan kalau saat ini Presdir Nam menuju BK. Man So menjelaskan kalau sepertinya Presdir Nam akan menjual perusahaannya.



Tanpa pikir panjang, Tae Baek dengan mobil pick up nya meluncur ke kantor BK.



KOMENTAR :

Sedikit lama, maaf ya.
Aku jujur kasihan banget sama Presdir Nam, apakah Tae Baek berhasil menggagalkan niat Presdir Nam untuk menjual perusahaannya ke BK? Cara apa yang akan dilakukan Tae Baek? Aku sungguh penasaran..

Next Episode secepatnya aku usahakan, sabar ya..^^
Terima kasih..

3 comments:

Terimakasih untuk yang mau berkunjung dan memberikan
komentar di blogku ini ya,
walau aku jarang membalas tapi aku membaca semua komentar kok,
dan sangat senang.^^