Episode 4
kemarin berakhir, saat CEO Baek datang ke acara amal Presdir Nam. Addie dan yang lain merasa terkejut dengan CEO Baek yang langsung menghampiri Presdir Nam.
Episode 5
CEO Baek menyapa Presdir Nam yang sedang sibuk, dan Presdir Nam akhirnya mengajak CEO Baek untuk bicara berdua di suatu ruangan.
CEO Baek yang sudah menyeruput minumannya bertanya kalau sepertinya perusahaan Presdir Nam sedang memiliki masalah keuangan, tapi rasanya Presdir masih dermawan sehingga bisa melakukan amal seperti ini?
Presdir Nam menjawab dengan santai kalau dia masih memiliki uang yang cukup untuk amal.
CEO Baek berkata untuk orang seperti Presdir Nam yang terus beramal, mungkin tidak terlalu butuh sumber uang yang berlebih.
Presdir Nam langsung paham dengan berkata apa ini artinya CEO Baek menyuruhnya untuk menjual perusahaan dan hanya santai menikmati uangnya?
CEO Baek berkata entah itu merupakan produk untuk pemasaran,tentu ada waktu untuk harga jual yang optimal.
Presdir Nam tanpa basa-basi juga menjawab “termos Bok Nyeon, mengandung aku dan jiwa karyawanku..Apa ada di dunia ini yang mau menjual jiwanya untuk sejumlah uang?”
CEO Baek tersenyum dengan perdebatan kecil mereka dan berkata sepertinya Presdir Nam sudah tahu maksud kujungannya hari ini? Jadi dia berharap Presdir Nam bisa berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk menyelamatkan perusahaan Presdir Nam ini.
Presdir Nam yang sudah malas berbicara panjang lebar dnegan CEO Baek, langsung mengusirnya dengan halus, sehingga CEO Baekpun tidak punya pilihan lain, selain pergi meninggalkan Presdir Nam.
Saat melangkah keluar, Addie dan Ah Ri ternyata sudah menunggu CEO Baek. Mereka membungkuk hormat saat CEO Baek lewat, dan CEO Baek terkejut melihat kehadiran mereka. Karena CEO Baek orang yang pintar dia langsung paham kalau mereka datang mencegatnya untuk berbicara sesuatu, dan langsung menanyakan apa yang ingin Addie dan Ah Ri sampaikan padanya?
Addie menjawab singkat kalau ini tentang Termos Bok Nyeon.
Tae baek yang sudah selesai dengan kegiatan sosialnya, termenung di mejanya seorang diri. Ji Yoon dan Bos Ma menghampiri meja Tae Baek dan ikut duduk disana. Tae Baek langsung berkata kalau dia sepertinya tahu maksud dan tujuan CEO Baek mneyumbang untuk acara ini?
Bos Ma yang bingung bertanya tujuan apa?
Tae baek masih dengan tanpa ekspresi menjawab, kalau grup BK akan menelan perusahaan Presdir Nam. Kali ini giliran Ji Yoon yang bingung. Apa maksud Tae Baek? Tae Baek menoleh menghadap Ji Yoon dan berkata kalau dia sudah pernah ketemu dengan karyawan BK saat menemui Presdir Nam dulu, dan saat itu grup BK berusaha untuk mengambil alih perusahaan termos Bok Nyeon (Seratus Tahun)
Bos Ma kaget dan berkata jika perusahaan diambil alih, tidak akan ada iklan apapun, karena Geumsan pasti yang akan mengambilnya.
Tae Baek menenangkan dan berkata itu tidak akan terjadi. Menurutnya Presdir Nam bukanlah tipe orang yang akan menjual perusahaannya pada BK.
Bos Ma berkata “Segala sesuatu tunduk pada uang. Kau tak akan pernah tahu yang akan terjadi.”
Keluarlah CEO Baek dengan asistennya diikuti pula oleh Addie dan Ah Ri, Tae Baek yang dari tadi tahu, menatap mereka terus, sedangkan Ji Yoon yang merasa heran dengan tatapan Tae Baek ikut menoleh ke belakang dan kaget saat menyadari siapa yang sedang berjalan keluar saat itu. Ji Yoon segera menundukkan kepalanya dengan posisi membelakangi CEO Baek yang sedang lewat. Sehingga CEO Baek tidak tahu ada Ji Yoon disana.
CEO Baek mendnegarkan penjelasan Addie tentang rencananya menyingkirkan perusahaan presdir Nam, tanpa menimbulkan masalah apapun.
Addie menjelaskan bahwa Termos Seratus Tahun bergantung pada penjualan produk, jika penjualan rendah maka itu adalah sebuah pukulan mematikan untuk Presdir Nam.
Ah Ri menyerahkan sesuatu yang sudah dia siapkan pada CEO Baek. Sebuah konsep iklan yang akan membuat Hometech BK mendapat peringkat pertama jika BK mempekerjakan Geumsan Ad.
CEO Baek bertanya berarti Addie ingin menjatuhkan Presdir Nam dengan iklan yang Addie buat? Sepertinya Addie terlalu percaya diri terhadap kekuatan iklan.
Addie dengan santai menjawab, kalau ini hanya pukulan kecil saja. CEO Baek harus siap dengan topan yang lebih besar dari pukulan itu nantinya, yang akan menjatuhkan termos Seratus Tahun.
CEO Baek memandang Addie dengan perasaan ingin tahu.
Sepertinya rencana yang sangat licik akan mereka lakukan deh.
Di mobilnya sebelum pulang, CEO Baek mengingatkan Addie agar jangan mengecewakannya. Addie dengan penuh percaya diri menjawab kalau dia akan mengingat selalu kata-kata itu
Setelah CEO Baek pergi dnegan mobilnya, tinggallah Addie dan Ah Ri yang juga akan meninggalkan tempat itu. Ah Ri bertanya bagaimana Addie bisa tahu kalau CEO Baek akan mempekerjakan mereka? Addie menjawab kalau hal ini sangat sederhana untuk konglomerat seperti BK dalam menjatuhkan perusahaan kecil. Masalahnya disini adalah opini masyarakat.
Ah Ri berkata “Untuk menjatuhkan Termos Seratus Tahun..dengan membuatnya seperti hal yang wajar, karena persaingan perusahaan.”
Addie membenarkan dan berkata kalau iklan mereka nanti adalah alasan dibalik rencana ini. (Iihh gregetan aku. Kasihan Presdir Nam..-_-)
Ah Ri tersenyum dan dia bilang kalau ini sepertinya mudah, tapi bukankah sulit untuk merubah peringkat di pangsa pasar dalam waktu singkat.
Addie menjawab kalau dia akan memanfaatkan semua metode yang bisa digunakan. Apa Ah Ri tidak setuju?
Ah Ri hanya diam dan berkata kalau dia selama ini sudah bertanya-tanya seperti apa Addie sebenarnya?
Addie seolah kaget, dan Ah Ri melanjutkan kalau dia senang bisa bekerja dengan Addie.
Addie tersenyum dan menjawab “Aku juga begitu.”
Tae Baek diam saja saat perjalanan pulang, dan Bos Ma yang sedang menyetir tiba-tiba berseru kalau dia sudah tahu gambarannya seperti apa. Tae Baek menoleh dan bertanya apa maksudnya? Bos Ma menjawab kalau BK akan menelan Termos Seratus Tahun, dan Geumsan mengambil iklannya. Bos Ma pun mengibaratkan kalau ini seperti Buaya dan Burung Buaya.
Tae Baek bertanya pada Ji Yoon tentang iklan yang akan dibuat Geumsan pada BK, apakah benar tentang ini? Ji Yoon sedikit gugup dan menjawab sepertinya bukan. Padahal dia juga sudah ketar-ketir.
Bos Ma bilang kalau dia hanya khawatir kalau ini akan menjadi akhir yang menyedihkan untuk perusahaan termos itu.
Tae Baek bingung dengan maksud perkataan Bos Ma. Bos Ma bertanya apa Tae Baek tidak tahu juga. Bos Ma pun berkata “Menurutmu apa yang akan mereka lakukan terlebih dulu setelah perusahaan besar menelan perusahaan kecil? Mereka akan merestrukturisasi terlebih dulu, kemudian karyawan akan protes, dan langsung saja mereka menutup pabrik. Apapun yang perusahaan besar katakan dengan manis, itu sama saja dengan sebuah kehancuran!”
Tae Baek berkata ayo kita selamatkan termos Seratus tahun dengan membuat iklan yang bagus. Bos Ma bertanya memangnya menurut Tae Baek iklan itu seperti Superman?
Tae Baek dengan santai menjawab, kalau mereka memiliki Ma Jing Ga, sang legendaris.Bos Ma tersenyum dan berkata Tae Baek sangat pintar ternyata.
Bos Ma beralih topik dengan bertanya apa yang akan Ji Yoon dan Tae Baek lakukan? Tae Baek lagi-lagi bingung.
Bos Ma menjelaskan kalau ternyata Tae Baek tidak beruntung dan kalah pada proyek ini, maka Geumsan akan bekerja pada Hometech BK, bukankah itu tandanya Ji Yoon dan Tae Baek akan menjadi musuh bebuyutan?
Ji Yoon dnegan bercanda menjawab kalau hubungannya dengan Tae Baek memang seperti kisah Romeo dan Juliet.
Tae Baek bertanya meskipun begitu Ji Yoon nantinya akan memberikan informasi tentang Geumsan kan, karena Ji Yoon mata-mata untuknya? Ji Yoon menjawab kalau Tae Baek sedang bermimpi.
Tae Baek berkata kenapa Ji Yoon tidak bekerja untuk GRC saja, gaya Ji Yoon cocok untuk jadi staf GRC? Ji Yoon bertanya memang seperti apa gayanya?
“Kepribadian baik, cantik, dan tidak enak dilihat.”
Haha..
Bos Ma pun ikut tertawa mendengarnya, Ji Yoon kesal karena diejek terus oleh Tae Baek. Dia memukul Tae Baek, dan Tae Baek hanya menganggapi denga terus tertawa. Bos Ma sendiri ikut tertawa melihat tingkah konyol mereka. Bos Ma berkata kalau dia jdi merasa kesepian, Tae Baek sudah punya Ji Yoon, lalu dia dnegan siapa? Haha LOL
Staf Geumsan sedang rapat, ada direktur Hwang juga disana. Ayah Addie lah yang memimpin. Terlihat ada dua kubu disana, kubu direktur Hwang dan Kubunya Addie. Direktur Hwang sedang melihat konsep Grup BK yang dipilih Addie sehingga tidak mau bekerja sama dengan Geumsan Konstruksi. Menurut Direktur Hwang ini omong kosong. Addie menjawab kalau ini hanya awalnya saja, dan dia merasa ini bukan omong kosong. Addie bertanya apa Presiden tidak menulis Memorandum untuk ini? Hwang Joen Mo bertanya apa yang membuat Addie begitu yakin? Addie hanya menatap direktur Hwang.
Kang Han Chul ayah Addie meminta mereka untuk tidak saling mendebat, bagaimanapun BK menyewa mereka untuk membuat iklan Hometech BK.
Hwang Joen Mo meandang sinis pada Han Chul dan berkata kalau dia tahu pasti Han Chul akan memihak anaknya. Tapi atasan tidak akan setuju hal ini. Kembali ke keadaan semula, kalau tidak, tanggung semua resiko yang terjadi nantinya.
Setelah itu kubu Direktur Hwang Joen Mo pun meninggalkan ruangan.
Addie memberikan konsep Hometech BK pada Lee Eun Hye, dan berkata pada semua tim AE kalau mulai hari ini Hometech BK akan dimulai. Salah satu tuntutan BK adalah ketepatan waktu, jadi bekerja dengan baik.
Bos Ma sendiri di GRC sedang menjelaskan pada semua stafnya di sebuah White Board. Pertama dia menggambar bunga. Dia berkata kalau bunga adalah produk. Untuk membuat bunga menjadi segar yang dibutuhkan adalah sinar matahari, pot, tanah, pupuk dan juga air. Nah, untuk membuat Produk paling indah dan harum itu adalah iklan.
Dengansantainya Gong Sun Hye menunjuk ke suatu tempat, dan berkata pada Bos Ma, agar Bos Ma merawat yang itu dulu. Dan Bos Ma mengikutiu telunjuk Sun Hye yang mengarah pada pot bunganya yang tidak terurus. Yang lain tentu tertawa dengan keisengan Sun Hye. Bos Ma berkata kalau dia sedang serius sekarang, jadi jangan main-main.
Bos ma kembali menjelaskan tentang USP.
Unic, Sale And Proposisi. Itu artinya apa karakteristik produk itu, fitur apa yang berbeda dan bagaimana kekuatannya?
Bos Ma bertanya pada Tae Baek, apa kekuatan termos?
Tae Baek yang memang sedang memegang termos menjawab kalau kekuatannya ada di air panas yang tahan lama, begitu juga dengan air dinginnya dan tentu harus ringan saat dibawa.
Sun Hye yang sedang asik merapikan kuku berkata itu terlalu rumit menurutnya. Sun Hye berkata kenapa tidak sederhana saja, dengan mengeluarkan artis Jang Dong Gun, lalu mengajaknya bermain ke salju, kemudian dia mengambil cangkir dan menuangkan kopi dari termos.
Bos Ma yang menahan rasa gregetannya pada Sun Hye hanya berkata agar Sun Hye fokus pada kukunya saja.
Ma Yi Cha berkata kayaknya itu lumayan bagus, dan apakah dia tidak bisa menambahkan musik hip hopnya di iklan itu (Iklan Sun Hye tadi )
Bos Ma yang kadung gemes sama semua yang tidak pernah serius itu, berkata Tidak buruk sambil sedikit berjoget ala rapper. Tae Baek jadi setres melihat kegilaan mereka semua. Tae Baek kemudian berdiri dan berkata kalau ini tidak akan berhasil walau mereka menghabiskan 100 hari disini. Lalu Bos Ma bertanya apa yang akan Tae Baek lakukan? Tae Baek menjawab kalau dia akan pergi ke perusahaan termos itu.
Bos Ma dengan gayanya yang lucu berkata “Ah..itu benar. aku lupa pada prinsip.”
Tae Baek heran dan bertanya prinsip apa?
Bos Ma menjelaskan “Siapa pembeli? Konsumen. Siapa yang membeli ikla? Ya pengiklan kan? Ah, apa aku keluar lapangan terllau lama ya?”
Tae Baek semakin bingung dan bertanya sebenarnya apa sih yang Bos Ma katakan?
Bos Ma dengan santai menjawab kalau mereka semua akan menampilkan kekuatan iklan Termos Serataus Tahun.
Dan inilah mereka berlima berdiri dengan pandangan serius di kantor Presdir Nam. Bos Ma berkata mereka semua akan tinggal disini untuk mendapatkan ide yang hidup dalam membuat iklan Termos itu.
Presdir Nam berkata kalau dia tentu saja senang karena dia mendapatkan karyawan tambahan secara gratis. Kemudian presdir Nam berkata pada Yi Cha dan Hassan kalau tugas mereka adalah diu gudang. Sun Hye karena perempuan ditempatkan di kantor, dan Sun Hye senang mendegranya.
Sedangkan Bos Ma ditugaskan membersihkan kamar mandi, Bos Ma langsung kaget, dan presdir Nam bertanya kenapa kaget? Tugas itu cocok kok untuk Bos Ma.
Bos ma berkata meskipun dia terlihat seperti ini, ibunya dulu membesarkannya dengan sangat lembut. Haha..LOL
Presdir Nam tersenyum dan mengangguk, lalu berkata setelah kamar mandi, tugas Bos Ma di dapur.
Presdir Nam beralih ke Tae Baek, sebelum Presdir Nam berkata tentang posisi apa yang pas untuk Tae Baek, Tae Baek langsung berkata kalau dia sudah punya posisi yang pas untuknya. Presdir Nam bertanya menurut siapa posisi itu cocok untuk Tae Baek? Tae Baek tidak menjawab tapi langsung membungkuk dalam dan berkata “Halo, aku lee Tae Baek yang akan bekerja sebagai sekretaris pribadimu.”
Presdir Nam heran dan Tae Baek menjelaskan sambil menunjukkan kameranya, kalau dia akan mengikuti Presdir Nam dari dekat dan mencuri hati Presdir Nam.
Presdir Nam tersenyum malu dan menyebut Tae Baek gila. Lalu kembali serius dan memerintahkan mereka smeua untuk segera bekerja. Mereka semuapun langsung pergi ke pos masing-masing, sedang Tae Baek sudah siap dengan kameranya yang terarah pada Presdir Nam.
Bos Ma di dapur sedang mengupas bawang Bombay, dan dia sampai mengeluarkan air mata. Hassan dan Yi Cha juga sibuk dnegan tugasnya memindahkan barang-barang. Sun Hye sendiri di kantor dengan permen karet di bibirnya sibuk di depan laptop untuk membuat konsep yang pas di iklan termos kali ini. Cewek di ruangan itu merasa kesal dengan tingkah Sun Hye yang terlihat sok.
Sementara itu Tae Baek masih dengan kameranya merekam setiap kegiatan presdir Nam. Presdir Nam mendengar ada yang menghidupkan kran air di kamar mandi terlalu lama, dan dia langsung menegur orang itu.
Addie dan Ah Ri bertemu untuk membicarakan termos Seratus Tahun. Addie bertanya bagaimana untuk perlindungan termos itu? Ah Ri menjawab mereka juga akan memasang iklan. Addie bertanya dengan perusahaan apa? Ah Ri menjawab bukan perusahaan besar kok, namanya GRC. Presdirnya adalah Ma Jing Ga. Orang yang sangat legendaries di dunia periklanan, dan dulu pernah bekerja di Geumsan. Ada satu hal lagi, Ah Ri menyebut kalau Tae Baek bekerja disana. Lee Tae Baek dan Ji Yoon terlihat sangat dekat, tidakkah lebih baik jika Addie mengeluarkan Ji Yoon dari proyek ini.
Addie mantap menjawab kalau yang itu bagiannya. Terserah dia apa yang nanti akan dia lakukan.
Sebelum diskusi mereka selesai, Ah Ri juga mengatakan kalau Tae Baek lah yang membuat iklan fasilitas umum itu (Iklan gambar selimut itu lo.) Ah Ri menyarankan agar Addie melihatnya. Addie dengan santai menjawab kalau dia tidak berminat. Ah Ri menjelaskan kalau karena iklan itu, dana untuk tunawisma pun meningkat. Kalimat terakhir itu membuat Addie sedikit berfikir dalam diamnya.
Addie di ruang kerjanya melihat iklan yang disebut Ah Ri tadi, dan dia terpana karenanya. Iklan itu sungguh menakjubbkan. Dia terngiang akan kata-kata Ah Ri yang menyuruhnya untuk tidak mengabaikan hal-hal kecil seperti iklan Tae baek.
Tiba-tiba masuklah Ji Yoon, membawa setumpuk berkas yang mungkin diminta oleh Addie. Addie menyuruh Ji Yoon menaruhnya di meja sebelah sana, dan Ji Yoon tentu mematuhinya.
Addie pun mendekati Ji Yoon, dan membentangkan iklan Tae Baek yang dilihatnya, lalu bertanya pada Ji Yoon apa iklan ini merupakan kerjasama antara Tae Baek dengan Ji Yoon, seperti yang dulu itu?
Ji Yoon membantah dan mengatakan kalau itu semua murni Tae Baek yang membuat, bahkan untuk salinan atau tagline itu juga Tae Baek yang menulisnya.
Addie memandang iklan itu seksama dan berkata kalau iklan ini lebih terlihat bagus daripada yang dia sangka, sepertinya Tae Baek mengalami kemajuan dan ini membuatnya terkejut.
Ji Yoon tersenyum dan berkata kalau Tae Baek bahkan mencoba hidup sebagai tunawisma agar bisa menghasilkan ide yang nyata untuk konsep iklan ini. Ji Yoon terlihat sangat senang menceritakannya didepan Addie. Addie berkata kalau dia benar-benar penasaran dnegan jenis iklan apa yang akan Tae Baek buat untuk perusahaan saingan mereka. Addie juga berpesan agar Ji Yoon jangan pernah pergi dari sampingnya sampai selesaiunya iklan untuk Hometech BK, dan jangan pernah bertemu Tae Baek untuk sementara waktu. Bayangkan kalau Ji Yoon adalah sekretaris pribadinya. Ji Yoon jelas terkejut mendengar permintaan Addie, tapi dia tetap menyanggupinya.
Mantan Bos Tae Baek ternyata bekerja menjadi satpam di Perusahaan Termos sertaus Tahun. Dia senang melihat Tae Baek, dan memanggilnya. Tae Baek tersenyum melihat sang mantan bos dan bertanya apa enak kerja disini? Mantan Bos Tae Baek menjawab tentu saja enak, daripada harus menjadi tunawisma.
Lalu masuklah seorang pria, yang melewati mereka dan langsung menuju lift. Mantan Bos Tae Baek tentu mencegah orang itu. Dia berdiri di depan si pria, dan bertanya apa yang akan dia lakukan. Disini lift hanya untuk orang-orang yang berkebutuhan khusus saja.(Aku tidak suka memakai kata cacat..jadi semoga kalian mengerti ya..^^)
Lagipula tampaknya kaki pria ini cukup sehat, jadi lebih baik mengikuti peraturan dengan menaiki tangga. Mantan Bos Tae Baek menyuruhnya dnegan sopan, tapi si pria tidak terima, dan tetap masuk saat lift membuka, dia bahkan mendorong mantan bos Tae Baek sehingga jatuh tersungkur. Tae Baek yang melihat itu tentu langsung menolongnya.
Saat itulah Tae Baek melihat bahwa laki-laki itu juga merupakan orang BK, terlihat dari pin yang dikenakan dikerah jasnya.
Tae Baek yang tahu kemana laki-laki itu akan pergi, segera menyusul, dan Tae Baek tidak menggunakan lift, tapi menaiki tangga. Dia tampak begitu lelah, sehingga berhenti untuk mengambil nafas dan berkata kalau rasanya seperti akan sekarat. Hehe.
Sampailah Tae Baek di depan pintu Presdir Nam, dan saat Tae Baek mencoba mengumpulkan nafasnya yang terengah-engah, terdengar perdebatan antara laki-laki itu dengan Presdir Nam.
Laki-laki itu meminta Presdir Nam untuk mengalah, apalagi mengingat kondisi perusahaan juga sedang buruk.
Presdir Nam marah dan meminta laki-laki itu untuk diam, dan jika laki-laki itu hanya ingin mengatakan hal seperti ini, lebih baik jangan datang lagi.
Tae Baek pun akhirnya masuk, dan pertengkaran mereka pun terhenti sejenak. Tae Baek langsung mendekati si pria, dan si pria bertanya siapa dia? Tae Baek menjawab kalau dia adalah sekretaris Presdir Nam. Tae Baek langsung menarik jas si laki-laki untuk mendekat dan bicara dengannya, tapi si laki-laki menolak, dan menepis tangan Tae Baek. Dia bahkan menyebut Tae Baek sepertiu gangster, dan beralih ke Presdir Nam. Laki-laki itu berkata agar Presdir Nam tidak membawa orang yang aneh-aneh seperti Tae Baek. “Apa membawa orang-orang aneh seperti ini membuat hidupmu lebih bahagia ayah?”
Tae Baek jelas kaget karena laki-laki itu memanggil Presdir Nam dengan sebutan ayah.
Laki-laki itu mulai berteriak “Aku bertanya padamu, apa kau senang menghalangi jalan putramu satu-satunya ini? ”
Presdir Nam mungkin sangat sedih tapi dia menjawab bahwa dia tidak berniat menghalangi jalan putranya dan bahkan dia tidak berniat mengajak putranya untuk terlibat dalam hidupnya yang susah.
Anak presdir Nam masih memaksa agar Presdir Nam mau menjual perusahaan ini. “Hanya menjual, apa susahnya? Kau bisa ambil uang itu dan beristirahat dengan nyaman.”
Tae Baek yang daritadi Cuma diam, berkata maaf jika dia harus ikut campur. Tapi apa ada di dunia ini seorang anak yang menyuruh ayahnya menjual perusahaan yang merupakan pekerjaan hidup ayahnya?
Anak presdir Nam menjawab kalau dia adalah karyawan BK, apa Tae Baek tahu betapa setres dirinya karena ini?
Presdir Nam tidak tahan dan menyuruh anaknya untuk segera pergi. Anaknya berkata kalau ayahnya terus menolak, apa BK akan tinggal diam?
“Sebagai putaku satu-satunya..apakah kau tidak tahu orang macam apa ayahmu ini?Pergilah.”
Presdir Nam hanya ingin menegaskan kalau dia akan tetap berusaha sampai titik darah penghabisan untuk perusahaannya ini.
Anak presdir Nam tidak bisa berbuat apapun, sehingga dia akhirnya memutuskan pergi. Setelah hanya berdua, Tae Baek mencoba melihat pigura di atas meja Presdir Nam yang ternyata fotonya dengan anak laki-lakinya itu saat mengenakan pakaian olahraga dan sepertinya mereka menyukai olahraga marathon.
Presdir Nam hanya terdiam di tempatnya.
Tae Baek dan Presdir Nam berjalan-jalan. Tae Baek bertanya mengapa putra Presdir Nam meninggalkan sebuah perusahaan yang baik, dan malah bergabung di BK?
“Jika itu kau, akankah kau mau bekerja di bawah seorang ayah yang gagal?”
“Jika itu aku, aku rasa aku juga ikut merasa gagal.”
Presdir Nam berkata kalau ini adalah kesalahannya. Dia hanya focus pada menolong orang lain, sehingga melupakan putranya. Dia tidak menaruh perhatian yang cukup pada putranya itu.
Lalu ada seseorang yang melintas di depan Presdir Nam sambil berlari-lari kecil. Presdir Nam tersenyum dan bertanya pada Tae Baek apa Tae Baek suka marathon?
Tae Baek menjawab jujur, kalau dia tidak suka.
Presdir Nam berkata kalau dia adalah pecinta marathon. Dia telah menyelesaikan 10 pertandingan marathon. Hobbi putranya juga sama, marathon. Putranya belajar banyak darinya. Tae Baek mengangguk dan berkata kalau dia tahu, karena melihat foto dimeja Presdir Nam.
Presdir Nam kembali bercerita kalau saat putranya kuliah dulu, mereka mengikuti lomba marathon bersama-sama. Hanya sekali. Presdir Nam seolah bertanya pada dirinya sendiri, apakah masa itu bisa terulang lagi?
Lalu terlihatlah seorang ayah dengan akannya yang sedang berlari bersama dengan sangat senang. Presdir Nam sedih melihat itu. teringat kembali putra yang disayanginya.
Addie sedang sibuk dikantornya dengan Ji Yoon, mereka mengerjakan proyek ini sampai malam. Ji Yoon terlihat sudah lelah, sehingga mengucek-ngucek matanya. Addie yang melihat itu bertanya apa Ji Yoon sudah capek? Ji Yoon menjawab kalau matanya hanya terasa kering. Addie berkata apa lebih baik mereka istirahat sebentar sambil minum kopi. Ji Yoon langsung bangkit dan berkata akan segera membeli kopi. Tapi Addie menolak dan bilang kalau dia akan membuatkan kopi yang special untuk Ji Yoon.
Addie pun segera ke ruangan dapur, dengan Ji Yoon yang juga ada disana. Addie memasukkan biji kopi, ke tempat penggilingan, dan benar-benar menggilingnya sendiri dengan tangannya. Ji Yoon melihat itu dari tempatnya duduk, Ji Yoon seperti terpesona dengan keahlian Addie.
Addie yang sudah selesai dengan membuat kopinya langsung meminta Ji Yoon untuk mencobanya, diapun duduk di dekat Ji Yoon. Ji Yoon menerima gelas kopi itu dengan senyum dan menyeruputnya. Ji Yoon memuji rasanya yang enak. Addie menjelaskan kalau ini kopi Yaman Moka. Namanya Endower, karena memiliki warna yang gelap, dan aroma yang kuat. Ji Yoon berkata kalau Addie pasti penikmat kopi? Addie membenarkan hal itu dan berkata kalau menikmati kopi baginya sama dengan menikmati bekerja di dunia iklan. Menurutnya antara kopi dan periklanan memiliki kesamaan.
Ji Yoon heran dan bertanya apa itu?
“Ini membuatmu kecanduan, dan membuatmu terjaga di malam hari”
Addie kemudia bertanya apa Hobi Ji Yoon? Ji Yoon menjawab kalau dia suka memanjat.
Addie bertanya apakah panjat tebing? Ji Yoon membenarkan dan bercerita kalau karena hobinya itu dia bisa memasang secara vertikal papan iklan mobil Dae Sung.
Addie tersenyum dan berkata kalau sepertinya dia harus belajar itu dari Ji Yoon. Ji Yoon menjawab baiklah, untuk secangkir kopi dia pasti akan mengajarkan Addie.
Addie kemudian bertanya apakah saat ini Jiu Yoon sedang menjalin hubungan dengan seorang pria? Pertanyaan ini membuat Ji Yoon cukup terkejut. Ji Yoon menggeleng, dan menjawab tidak ada satupun.
Addie berkata itu cukup melegakan. Ji Yoon jadi salah tingkah karenanya.
Addie kemudian bertanya lagi apa Ji Yoon ga mau tahu tentang dia? Apakah dia punya pacar atau tidak saat ini?
JUi Yoon yang sedang menyeruput kopinya, langsung tersedak karena kaget. Addie masih santai menikmati Ji Yoon yang salah tingkah karenanya.
Addi berkata kalu dia tidak memiliki pacar tapi saat ini ada seseorang yang dia sukai. Ji Yoon tidak bisa berkata apa-apa saat mendengarnya.
KOMENTAR :
Mengasikkan ternyata drama ini, bener-bener berbeda dari drama lainnya. Aku suka, jujur saja. Penasaran dengan setiap episodenya.
Aku suka karakter Presdir Nam, aku berharap BK tidak mengambil perusahaannya, walaupun aku sudah melihat sekilas akhir drama di episode ini,yang mana BK memang akan main licik sama Perusahaan Presdir Nam.
Apakah Tae Baek dan Bos Ma berhasil menyelamatkan perusahaan Presdir Nam seperti mereka dulu berhasil membangun kembali restoran jepang itu?
Part 2 aku usahakan secepatnya ya.
Tq mba
ReplyDeletethanks blog
ReplyDelete