Di
episode 3, Nam Soon menyerang Jung Hoo dengan membabi buta, penuh emosi. Mencoba melindungi Heung Soo yang akan dilempar batu oleh Jung Hoo. In Jae yang mendapat kabar dari Ji Hoon meluncur secepat kilat ke tempat kejadian bersama Se Chan, dan saat mobil polisi datang, Nam Soon baru tersadar akan yang telah dilakukannya. Bukan hanya Nam Soon, In Jae dan Se Chan pun bahkan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat kalau Nam Soon yang selalu lemah bisa membuat Jung Hoo tergeletak tidak berdaya. Sedangkan Heung Soo, seolah tersenyum puas dengan yang disaksikannya. Di episode ini smeoga semua pertanyaan kita tentang Nam Soon dan Heung Soo bisa terjawab ya..^^
Episode 5
Mereka akhirnya digiring di kantor polisi, Se Chan bertanya siapa diantara mereka yang menang?
Polisi bertanya berapa nomor telepon wali mereka?
Dan In Jae langsung berkata kalau dialah wali mereka, wali kelas tepatnya. Jadi urusan ini serahkan saja padanya. Polisi pun menyetujuinya dan akan segera menulis laporannya.
Jung Hoo berkata kalau mereka telah berdamai. Mungkin Jung Hoo berfikir, lebih baik mengatakan berdamai, daripada semuanya menjadi semakin panjang. Polisi tetap akan menulis laporannya walaupun mereka telah berdamai. Polisi meminta mereka menyebutkan identitas mereka, dan polisi memulainya dari arah Nam Soon. Nam Soon mengatakan namanya.
“Berapa nomer identitasmu?”
Di korea no identitas juga menunjukkan tahun kelahiran si pemilik.
Nam Soon terdiam, karena pasti akan ketahuan kalau dia lebih tua dari Jung Hoo. Heung Soo juga sedikit kaget. Polisi bahkan mengulangi seklai lagi pertanyaannya pada Nam Soon, karena Nam Soon belum menjawab.
“941224”
Ji Hoon kaget dan bertanya “94? Kau lebih tua dari kami?”
Polisi mencatat semuanya.
Se Chan keluar ruangan, dan In jae mengikutinya. In Jae bertanya Se Chan mau kemana, dan Se Chan menjawab kalau dia akan segera pulang. In Jae bingung kenapa Se Chan harus pulang, lalu bagaimana dengan anak-anak?
Se Chan berkata, kalau wali mereka yang tentunya akan mengurus mereka, dan jelas-jelas itu bukan dia.
In Jae menjelaskan kalau tidak masalah kalau Se Chan ga mau jadi wali mereka, tapi In Jae meminta agar Se Chan melupakan semuanya. Se Chan bertanya lalu bagaiman dengan sekolah?
In Jae menjawab kalau polisi tidak akan memberitahu kejadian yang terjadi di luar sekolah.
“Kau benar-benar ingin membantu mereka?”
“Aku mohon padamu..tolong biarkan sekali saja..”
Di dalam kantor polisi, anak-anak sudah memberikan cap jempol mereka. Polisi menanyakan tentang korban, apakah benar korbannya Oh Jung Hoo, dan biang keladinya adalah Park Heung Soo? Polisi lalu menanyakan tentang keberadaan Nam Soon dan Ji Hoon, benarkah mereka hanya ingin mencoba menghentikan perkelahian? Polisi pun menyuruh In Jae sebagai wali mereka untuk tanda tangan.
Urusan merekapun selesai di kantor polisi. Di luar In Jae mengatakan kalau seperti yang mereka tahu, bahwa mulai hari ini In Jae adalah wali mereka. Jadi mulai dari sekarang mereka harus mendengarkan kata-kata In Jae. In Jae mengancam mereka, kalau akan membawa masalah ini ke komite kekerasan sekolah. In Jae menjelaskan kalau meskipun mereka telah berdamai, tapi jika sampai sekolah tahu, maka komite akan memanggil orang tua kalian. Itu akan berdampak pada mereka yang harus memulai dari awal. In Jae juga bilang, kalau mulai hari ini dialah yang akan bertanggung jawab atas mereka.
In Jae menyuruh mereka mengikutinya.
Ternyata In jae membawa mereka ke warung makan malam hari, dan membelikan mereka makanan. Ji hoon mengatakan kalau dia benci sup dan nasi. Ji Hoon bahkan bilang kalau harusnya In Jae mentraktir mereka Pizza atau yang lain. Ji Hoon meninta perndapat Jung Hoo. Jung Hoo hanya berkata “Makan Saja.”
Jung Hoo segera mengambil sumpitnya, dan mulai makan. Jung Hoo makan dnegan lahap.(Jelaslah, habis dihajar sedemikian rupa oleh Nam Soon)
Ji Hoon yang awanya menolak juga makan dengan lahap,dia ga menyangkan kalau sup dan nasi di kedai ini begitu luar bisasa mantapnya. In Jae melihat dengan tatapan heran pada mereka berdua.
Nam Soon sendiri sama sekali belum menyentuh makannannya. In Jae yang melihat menyuruh Nam Soon untuk segera makan. Nam Soon pun menurut.
Heung Soo juga sama, dia belum menyentuh makanannya. In Jae bahkan menaruh tangan Heung soo keatas meja, dan menaruh sendok di sela-sela jemarinya, agar ia segera menyendok nasi nya. Tapi Heung Soo tetap diam, membuat In Jae mengangkat tangan Heung Soo mendekati mangkuk dan menyuruhnya segera makan.
Mereka sudah selesai makan, Ji Hoon mengatakan pada Jung Hoo kalau kapan-kapan mereka makan disini lagi dan juga mengajak Yi kyung. (Haha..tadi mintanya pizza.^^)
In Jae yang sudah selesai membayar, mendekati mereka, dan berkata kalau dia memang ga tahu siapa yang menang, tapi paling tidak masalah siapa yang berkuasa sudah selesai saat ini, dan In Jae meminta agar mereka tidak pernah kembali lagi ke kantor polisi dan menandatangani surat pernyataan seperti tadi.
In Jae juga meminta maaf, karena dia tidak akan menyerah pada mereka. Jadi lebih baik mereka saja yang menyerah. In Jae menyuruh mereka segera pulang.
Heung Soo berjalan pulang, dan seperti biasa Nam Soon mengikutinya. Heung tahu dia diikuti Nam Soon, langsung meminta agar Nam Soon berhenti mengikutinya. Heung Soo membalikkan badannya, menatap Nam Soon.
Heung Soo bekata kalau Nam Soon sudah menggunakan tinjunya lagi meskipun sudah berhenti. Heung Soo juga bertanya apa enak hidup dalam kebohongan?
“Inilah hidupku sekarang”
“Benarkah? Kalau begitu,kita tidak saling mengenal.”
Heung Soo membalikkan badannya dan melangkah pergi. Nam Soon hanya melihatnya dari jauh.
Keesokan paginya di SMA Seungri.
Guru-guru sedang berkumpul, karena ada rapat, dan dipimpin oleh Wakil Kepala Sekolah Woo Soo Chul. Rapat membahas tentang ujian tengan semester yang akan segera tiba. Soo Chul marah karena hanya ada beberapa yang mendaftar sesi belajar mandiri. Dari kelas dua bahkan hanya ada tujuh orang.
Soo Chul bilang kalau kepala sekolah, ingin sesi belajar mandiri dijadikan sebagai kelas wajib saat ujian tengah semester selesai. Jadi Soo Chul meminta mereka mengingat itu semua, dan bekerja dengan baik dengan siswa.
Soo Chul menanyakan kalau kelas dua tentu juga akan mengikutinya kan? In Jae dan Se Chan kompak menjawab tidak. Soo Chul heran, bagaimana mereka bisa sependapat, padahal biasanya mereka selalu bertengkar.
In Jae beralasan karena dalam sesi belajar mandiri, In Jae merasa mereka tak perlu menghadirinya jika mereka tidak mau.
Se Chan juga beralasan dengan memaksa siswa mengikuti sesi belajar mandiri, nantinya hanya akan membuat mereka mengganggu siswa yang ingin serius belajar.
Soo Chul menyuruh mereka untuk mengatakannya pada kepala sekolah. Jika kepala sekolah mengijinkan maka mereka bisa melakukannya. Soo Chul juga berpesan agar mereka segera menyiapkan soal ujian dan menyerahkan padanya tepat waktu.
Nan Hee mengeluh, karena dia selalu merasa tidak suka jika disuruh membuat soal ujian. Melelahkan menurutnya.
Di kelas 2-2, semua siswa sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ki Deok sang biang gossip, berkata kalau sepertinya Jung Hoo dan Heung soo jadi berkelahi, ki Deok bertanya, kira-kira siapa yang menang diantara mereka?
Mereka menjawab, kalau pasti bukan Go Nam soo, karena wajahnya yang babak belur.(belum tahuu mereka..^^)
Gosip semakin memanas, karena Ki Deok dan teman-temannya berkata tentang siapa akhirnya yang berkuasa. Mereka berharap kelas akan menjadi damai. Ki Deok berkata ibi bukannya damai, tapi awal dari neraka, karena sebentar lagi mereka akan melalu Ujian Tengah Semester.
Di ruang kepala sekolah, In Jae dan Se Chan menyampaikan keputusan mereka untuk tidak memaksa siswa kelas dua mengikuti sesi belajar mandiri. Kepala Sekolah Im Jung Soo, membenarkan kalau sesi tersebut merupakan pilihan siswa. Tapi Jung Soo mengingatkan tentang kelas dua yang merupakan kelas dengan nilai terendah. Jung Soo bilang kalau bukan hanya itu saja, bahkan kelas dua merupakan kelas, yang menurunkan nilai indeks prestasi rata-rata seluruh sekolah. Jung Soo bertanya, apa menurut mereka sekolah tidak perlu mengambil tindakan untuk itu? Jung Soo juga bilang meskipun untuk sekarang dia mengikuti keinginan mereka sebagai wali kelas. Tapi kalau kelas mereka kembali menjadi yang terbawah di ujian tengah semester, mereka harus berjanji pada Jung Soo, kalau kelas mereka wajib datang ke semua sesi belajar mandiri selama sisa semester. Dan untuk guru yang mengajar mereka, tentu saja Se Chan dan In Jae yang harus bergantian mengajar mereka.
Setelah urusan dengan kepala sekolah selseai. Se Chan menanyakan tentang berapa nilai rata-rata yang harus kelas mereka dapatkan agar tidak berada di urutan terakhir?
In Jae menjawab setidaknya sekitar 3,9.
Kembali ke kelas 2-2, Se Chan menatap siswanya dengan sedikit frustasi. Mengingat besarnya nilai rata-rata yang harus kelas 2-2 capai pada ujian tengah semester ini.
Se Chan menjelaskan keadaan kelas mereka sekaran, dan juga menjelaskan tentang konsekuensinya kalau mereka tidak bisa mendapatkan nilai yang baik. Ki Deok menjawab semangat sekali, kalau mereka pasti mampu untuk mednapatkan nilai rata-rata yang bagus, sehingga tidak perlu berada di urutan terakhir lagi.
Se Chan bilang ketika mereka harus meningkatkan nilai rata-rata sekitar 4 poin, berarti mereka harus bisa menjawab benar 2 pertanyaan per mata pelajaran.
Seorang siswi berkata apa susahnya itu, dan siswi satunya lagi membantah kalau IQnya bahkan tidak bisa untuk mencapainya.
In Jae juga merasa fustasi dengan keadaan siswanya.
Seorang siswa dengan lantang dan penuh percaya diri berkata, kalau dia akan mendapatkan 4 poin, dan akan meningkatkan 8 lagi.
Se Chan mengatakan kalau sampai mereka mendapatkan urutan terakhir lagi, mereka wajib datang ke sesi belajar mandiri selama sisa semester.
Seorang siswi bertanya kenapa guru Kang tidak mempercayainya?
In Jae akhirnya ikut bicara kalau pendapat mereka diterima untuk tidak mengikuti sesi belajar wajib. Anak-anak senang sekali. In Jae melanjutkan kata-katanya “Sebagai gantinya mereka harus belajar dengan baik.”
Anak-anak serempak menjawab Ya. In Jae juga memuji mereka yang hari ini masuk semua, dan meminta agar mereka bisa mempertahankan kehadiran mereka dengan sempurna.
Jung Hoo mengajak Nam Soon bertemu di tempat sepi, dan disana Jung Hoo berkata kalau sepertinya Nam Soon dan Heung Soo dulunya berasal dari sekolah yang sama. Yi Kyung bahkan sudah memerikasa buku tahunan, tapi kenapa Nam Soon hanya ada di foto kelas, bukan di foto kelulusan? Jung Hoo bertanya apa Nam Soon dikeluarkan? Nam Soon menjawab, urus saja urusanmu sendiri. Jung Hoo menolak, karena dia merasakan sesuatu saat dia dan Nam Soon berkelahi.
Nam Soon tidak ingin memperpanjang obrolan dan ingin meninggalkan Jung Hoo. Tapi tiba-tiba Jung Hoo memanggilnya “Hai Tsunami”
(Nah, tu kan..tu kan..ternyata..semakin penasaran saya..^^)
Nam Soon berhenti mendengar sebutan itu. Jung Hoo berkata kalau sepertinya Nam Soon telah menahan diri sepanjang waktu utnuk tidak menggunakan tinju atau semacanya guna membela diri. Jung Hoo bahkan mendekati Nam Soon dan memegang pundaknya “Petarung nomer satu di Gyunggi.Itu kau kan?”
Jung Hoo kembali bertanya, kenapa bisa seorang nomer satu bertekuk lutut dibawah Park Heung soo?Apakah Heung soo mengetahui kelemahan Nam Soon? Jung Hoo pun langsung meninggalkan Nam Soon, yang bingung kenapa bisa bocor informasi itu, dan mungkin takut kalau nanti akan terjadi sesuatu pada Heung Soo.
In Jae sedang membagikan hasil anak-anak kelas 2-2. Mereka dipanggil kedepan untuk mengambil hasilnya. Saat giliran Gang Joo, In Jae berkata kalau untuk ujian ini Gang Joo mendapat nilai tertinggi. Min Ki bahkan tidak percaya dengan hasil yang didapatnya. Bahkan tidak percaya kalau Gang Joo yang mendapat nilai terbaik, Ha Gyung juga sepertinya syok mengetahui ini. Ha Gyung memeriksa lagi lembar jawabannya.
Ha Gyung menemui In Jae langsung di ruang guru, saat pelajaran selesai. Ha Gyung bilang kalau terjadi kesalahan dalam nilainya. Sepertinya In Jae salah dalam memberikan nilai padanya. In Jae tidak yakin, dan menerima kertas Ha Gyung untuk mengeceknya kembali. In Jae menjawab tidak ada yang salah. Ha Gyung bilang, dia sudah mengisinya dengan tepat. Pendahuluan, isi dan kesimpulan.
In Jae menjelaskan kalau pada esai, Ha Gyung harus menuliskan pikirannya sendiri, tapi di kertas jawaban Ha Gyung itu tidak ada.
Ha Gyung masi mencoba menjelaskan kalau esai bukan menulis apa yang ingin kutulis. Tapi menulis apa yang disuruh untuk ditulis, itu yang diajarkan padanya selama ini.
Masuklah Kang Se Chan ke ruangan itu, dan Ha Gyung menyerahkan lembar jawabannya untuk dikoreksi ulang oleh Se Chan. Se Chan sudah hendak memriksanya, tapi In Jae mengambilnya, dan berkata “Tidak..kali ini, ini nilai ujianmu.”
In Jae mengatakan klau dia tidak mungkin memberikan Ha Gyung nilai karena menulis jawaban persis seperti yang seharusnya. In Jae menyuruh Ha Gyung membawa kembali lembar jawabnya.
Ha Gyung bertanya, kalau begitu kenapa harus ada contoh jawaban? Setelah mengatakan itu Ha Gyung keluar dari ruang guru.
Kali ini guru Uhm yang mengajar di kelas 2-2, mengajar matematika. Guru Uhm berkeliling, dan sampai di meja Heung soo yang sama seklai tidak ada buku diatas mejanya. Guru Uhm bertanya dimana buku matematika Heung Soo?
“Aku belum membelinya”
Guru Uhm mengingatkan kesepakatan mereka untuk tidak mengganggu satu sama lain, atau membuat marah. Tapi sekarang Heung Soo sudah membuatnya marah. Guru Uhm memegang pundak Heung Soo, dan berkata kalau Heung Soo harus bersikap baik mulai sekarang.
Guru Uhm berdiri di belakang Nam Soon, dan menyuruh Nam Soon membaca soal di depan. Nam Soon kebingungan, dan akhirnya menjawab dengan sedikit asal-asalan. Asal bunyi gitu.^^
Ha Gyung yang mendegar juga merasa frustasi atas jawaban yang dikeluarkan Nam Soon.
Guru Uhm akhirnya yang membenarkan jawaban Nam Soon, dan berkata kalau Nam Soon tidak bisa mengerjakan soal, bahkan tidak bisa membacanya. Anak-anak yang lainpun akhirnya menertawakan lucunya jawaban Nam Soon tadi. (Ga apa-apa..yang penting sudah usaha.^^)
Nam Soon tertidur saat jam istirahat, dan Ha Gyung datang membawakan beberapa buku untuk Nam Soon. Ha Gyung meminta agar Nam Soon belajar sedikit.
Nam Soon memandang buku catatan yang dipinjamkan Ha Gyung. Nam Soon berkata, lupakan saja. Ha Gyung meminta agar Nam Soon melakukan itu, selagi dia masih meminta baik-baik.
Nam Soon dengan tampangnya yang lucu menurutku, bertanya kenapa? Apa Ha Gyung takut, kalau dia nantinya akan menurunkan nilai rata-rata kelas. Ha Gyung menggeleng dan berkata kalau Nam Soon begitu memalukan. Ha Gyung malu ketua kelas mereka sangat bodoh.
Lalu datanglah Heung Soo yang ingin masuk kelas tapi tertahan karena melihat ada Nam Soon dan Ha Gyung di dalam. Heung Soo mendengar perkataan Ha Gyung yang meminta agar Nam Soon belajar dan berusaha lebih keras lagi.
Na Ri dan temannya sedang memperhatikan jam, sebentar lagi menunjukkan jam Sembilan. Lalu terlihatlah Min Ki sedang bersiap-siap membereskan buku-bukunya. Teman Na Ri, tiba-tiba melongok ke jendela, dan mengatakan kalau kereta labu telah tiba. Lalu melihat lagi kearah Min Ki, dan berkata kalau Min Ki benar-benar seperti Cinderella, yang setiap jam Sembilan harus menghilang, tidak peduli apapun yang terjadi.
Benar, Min Ki pun keluar dari ruangan itu, dan Na Ri serta temannya masih melihat Min Ki serta membicarakannya.
Na Ri berkata kalau dia tidak punya ibu yang seorang manager atau mempunyai uang? Temannya menambahkan kalau Na Ri bahkan juga tidak memiliki motivasi.
Min Ki segera menemui ibunya yang sudah menunggu di mobil. Min Ki terlihat capek, dan saat sudah masuk mobil. Ibu Min Ki bukannya membiarkan anaknya istirahat, tapi malah menyodorkan tumpukan contoh pertanyaan SMA Seungri yang sudah dikumpulkan ibu Min Ki selama 5 tahun ini. Ibu Min Ki juga bilang kalau dia sudah menandai pertanyaan yang ada di ujian, jadi dia meminta agar Min Ki bisa membacaya lebih dari dua kali. Ibu Min Ki juga mengingatkan agar min Ki mengikuti smeua kelas tambahan selama persiapan ujian tengan semester ini. Ibu Min Ki bilang bahkan lembaga bimbingan belajar di Gangnam, tidak akan mamu bersaing dengan sekolah lokal dalam hal ini.
Min Ki tidak menjawab apapun, hanya mengangguk, dia asik melihat contoh soal yang dibawa ibunya. Ibu Min Ki tetap berceloteh, kalau di Seungri semua guru mengkhususkan dirinya dalam kelas dan mata pelajaran, dan bahkan mengetahui cara merumuskan pertanyaan ujian.
Lalu tiba-tiba Ibu Min Ki bertanya tentang nilai evaluasi Min Ki. Min Ki terkejut, dan berkata kalau nilainya tidak terlalu bagus. Ibu Min Ki juga kaget, dan bertanya mata pelajaran apa?Dan seburuk apakh nilai Min Ki?
Nam Soon sedang ada di toko buku, memilih bebrapa buku, lalu membawanya ke kasir. Nam Soon bertanya kira-kira berapa harga semuanya?
Setelah membeli buku Nam Soon berjalan ke rumah Heung Soo, memencet bel rumahnya. Keluarlah seorang perempuan, dan dia adalah kakaknya Heung Soo. Kakak Heung Soo kaget melihat Nam Soon di depan rumahnya. Nam Soon tersenyum dan member hormat. Kakak perempuan Heung Soo berkata kalau benar-benar sudah sangat lama tidak bertemu Nam Soon.
“Bagaiman kau tahu tempat ini?”
Nam Soon menjelaskan kalau dia dan Heung Soo sekelas. Kakak perempuan Nam Soon tersenyum dan berkata kalau ini tidak bisa dipercaya. Kakak perempuan Heung Soo juga bilang kalau ternyata karena Nam Soon adiknya minta pindah sekolah lagi.
“Dengarkan baik-baik, aku tidak akan memindahkan Heung Soo ke sekolah lain. Dia harus lulus dari sekolah ini. Heung Soo juga sudah berjanji untuk lulus. Jadi jangan ganggu dia. Tidak..bahkan jangan berpura-pura kau mengenalnya. ”
Saat kakak perempuan Heung Soo ingin meninggalkan Nam Soon, Nam Soon mencegahnya dan memberikan buku-buku yang tadi dibelinya. Heung Soo yang baru datang juga melihat mereka. Nam Soon menjelaskan kalau itu isinya buku pelajaran. Nam Soon meminta agar kakak perempuan Heung Soo mau memberikannya pada Heung Soo.
Kakak perempuan Heung Soo sedikit tercengang, dia berkata tentang kedekatan Heung Soo dan Nam Soon dulu. Lalu mereka menyadari kehadiran Heung Soo. Heung Soo meminta agar kakaknya segera mausk ke dalam. Sebelum masuk kakak perempuan Heung Soo mengancam Nam Soon untuk tidak mengganggu adiknya lagi, karena dia tidak akan tinggal diam. Dia juga mengancam adiknya, agar lulus tahun ini, karena jika dia tidak lulus maka kakaknya akan bunuh diri.
Saat Heung Soo juga ingin masuk, Nam Soon memanggilnya.
“Maafkan aku.”
“Diam”
Heung Soo langsung menutup pagar rumahnya, dan meninggalkan Nam Soon.
Di ruang guru, Ibu Min Ki datang dan In Jae kaget melihatnya. In Jae bertanya kenapa ibu min Ki datang tanpa memberitahu terlebih dulu. Ibu Min Ki membawa hasil ujian evaluasi anaknya, dan langsung ke pokok pembicaraan.
Ibu Min Ki bilang dia sudah meminta pendapat ahli di bidang ini, dan ibu min Ki bilang ada banyak kesalahan dalam pertanyaan ujian ini, karena penulis pertanyaan terlalu banyak memasukkan pendapatnya sendiri. Jadi tidak bisa memberikan penilaian yang akurat.
Ibu Min Ki juga bilang kalau In Jae tidak bisa menilai kemampuan siswa dengan akurat,dan itu akan membuat In Jae memberikan nilai dengan tidak adil.
Jadi maksud ibu Min Ki, In Jae tidak memberikan pertanyaan yang tepat saat ujian.
Ibu Min Ki menyarankan pada In Jae untuk mengadakan ujian evaluasi ulang.
“Menguji siswa adalah hak guru. Aku menilai ujian sesuai dengan system standart yang ada”
Saat itu tiba-tiba Min Ki datang dan melihat ibunya.
Ibu Min Ki bertanya agar In Jae menjelaskan padanya dimana letak kelemahan Min Ki.
Min Ki mendengar pertanyaan itu, dan Ibu Min Ki menyadari kehadiran anaknya.
Min Ki tidak jadi masuk, dan berbalik kembali. Ibu Min Ki juga terkejut, dan malah mengatakan kalau In Jae ternyata tidak bisa diajak berbicara. Jadi tidak ada yang bisa dilakukannya.
Ibu Min Ki pun meninggalkan ruang guru.
Nan Hee dan In Jae sedang berjalan-jalan. Nan Hee bertanya “Ini berat kan?”
Nan Hee juga bertanya apa In Jae tahu kenapa ibu Min Ki punya semua kekuasaan? Nan Hee menjelaskan kalau Ibu Min Ki adalah seorang legenda. Cara itu pula yang dia gunakan untuk mengirim kakak Min Ki yaitu Min Kyung ke perguruan tinggi. Perguruan tinggi top di Amerika.
In Jae bertanya apa Min Kyung juga berasal dari Seungri?
Nan Hee mengiyakan dan menjelaskan kalau Min Kyung anak yang popular di Seungri, dan ibu Min Ki mengirimnya ke Amerika saat tahun pertama. Nan Hee juga bilang kalau diantara ibu-ibu kata Ibu Min Ki tidak mungkin salah.
“Terima saja permintaannya.”
“Bagaimana bisa aku melakukan itu?”
Nan Hee bertanya kalau begitu apa yang akan In Jae lakukan? Bahkan Nan Hee juga bilang, guru mana yang bisa menang melawan orang tua murid sekarang ini.
In Jae tiba-tiba bertanya apa menurut Nan Hee ini suatu keadaan yang normal?
“Tentu saja tidak normal.”
In Jae heran saja, tidak normal tapi masih dilakukan.
In Jae sedang menikmati makan siangnya, dan Se Chan datang menghampiri. Se Chan menanyakan apa In Jae sudah memyelesaikan semua soal ujian kelas sastra.?
In Jae menjawab hampir. Se Chan ingin melihatnya.
In Jae menjawab kalau Se Chan bisa melihatnya setelah In Jae selesai. Gantian In Jae yang bertanya apa Se Chan sudah menyelesaikannya?
Se Chan bicara serius, dia mengatakan kalau Se Chan yang akan mengerjakan semua ujian sastra kali ini. Se Chan bilang ini adalah perintah khusus dari kepala sekolah (Ibu Min Ki nih biang keladinya.)
In Jae kaget dan bertanya kenapa? Se Chan menjawab kalau mungkin kepala sekolah khawatir, metode mereka kan berbeda, dan nanti membingungkan anak-anak.
“Tunggu..maksudmu..aku mengajukan soal yang aneh pada ujian?”
“Bukan begitu..tapi tampaknya dia memutuskan mulai sekarang keterampilan ujian lebih penting disbanding kemampuan analisis. Aku juga setuju dengannya.”
In Jae berkata ini tidak bisa dipercaya. Se Chan bilang kalau dia yang akan menyusun semua soal ujian kelas sastra. Se Chan beralasan waktu yang sempit membuat anak-anak tidak mungkin belajar dua hal yang berbeda.
In Jae menolak, dia akan tetap membuat pertanyaan ujiannya sendiri. In Jae bilang terserah kalau Se Chan menentangnya.
In Jae menemui kepala sekolah Im. Jung Soo yang tahu kalau In Jae akan berdebat dengannya tentang soal ujian langsug menolak membicarakan hal itu. Tapi Im Jung Soo tetap pada keputusannya untuk menyerahkan semuanya pada Kang Se Chan. In Jae menjelaskan kalau dia lebih berpengetahuan di dalam bagian yang kuajarkan. Im Jung Soo menyela kalau dia tahu In Jae terampil, tapi ada masalah dengan soal-soal ujian sekarang ini. Im Jung Soo bilang kalau dia hanya ingin mencegah masalah yang lebih lagi karena hal ini.
Im Jung Soo juga mengatakan kalau semua orang tua murid percaya pada kemampuan guru Kang.
Im Jung Soo tetap meningkatkan, kalau In Jae tetap harus meningkatkan nilai siswa di kelas tambahan In Jae. Kalau sampai In Jae menurunkan nilai rata-rata siswa, itu akan menyebabkan masalah. In Jae juga harus memastikan kehadiran atau absen mereka. Im Jung Soo langsung pergi meninggalkan In Jae.
Di ruang guru, In Jae sedikit ragu akan menyerahkan soal-soal ujiannya. Tapi akhirnya dia tetap meminta Se Chan menyertakan soal-soalnya pada ujian kelas sastra.
Se Chan mengambilnya. In Jae beralasan kalau topik ini selalu dia tekankan pada anak-anak. Bahkan In Jae juga memberi anak-anak tugas tertulis.
Se Chan melihat soal-soal In Jae, dan bertanya apa masih ada soal-soal tentang moral di saat sekarang ini? Se Chan bertanya apa In Jae ga tahu tren? In Jae tertawa dan berkata kalau anak-anak harus tahu dasarnya. In Jae mengatakan kalau dia akan melihat pertanyaan hebat milik Se Chan.
Se Chan menjawab, kalau tentu dia akan lebih baik daripada In Jae. Se Chan bilang kalau memikirkan tentang pertanyaan yang berkualitas untuk kelas pasti bukan hal yang mudah. Se Chan menjelaskan kalau di bimbingan belajar ada tim khusus yang akan menyiapkan soal ujian., dan mereka mendapat bayaran ratusan ribu won dalam setahun serta wajib untuk merahasiakannya.
In Jae bertanya jadi apa keran itu Se Chan akan menyuruh Lembaga Bimbingan Belajar untuk menyiapkan pertanyaannya?
Se Chan mengelak dan mengatakan kalau dia sendiri yang akan melakukannya. Se Chan juga bilang kalau dia akan mem[erbaiki soal-soal In Jae sebanyak yang In Jae mau. In Jae pura-pura tersenyum dan setelah itu memalingkan wajahnya dari Se Chan karena kesal.
In Jae sibuk menulis soal-soal ujian untuk kelas sastra. Dia benar-benar serius mengerjakannya. In Jae menemukan soal yang mirip dengn contoh soal Seungri dulu, dan In Jae kesal bagaimana bisa ada banyak pertanyaan yang sama. Kalau seperti itu mana bisa ada pertanyan baru. In Jae frustasi banget.
Menjelang ujian, soal-soal sudah mulai dicetak. Anak-anak ada yang belajar serius, ada yang masih bermain-main. In Jae juga masih dengan tugasnya mengajar sastra.
Saat ujian kurang 10 hari lagi, anak-anak bukannya semakin giat, malah semakin asik bercanda di kelas. Bahkan Nam Gyung Min mengeluh karena suara kapur yang In Jae gunakan terlalu berisik, apa In Jae tidak bisa menggunakan yang lain selain kapur. In Jae menjawa, apa ada yang lainnya?
Ujian kurang tujuh hari lagi, Gang Joo bahkan mulai tertidur di mejanya. Bukan hanya Gang Joo, siswa lainnya juga mulai tertidur saat sedang pelajaran. In Jae memarahi mereka, berteriak menyuruh mereka bangun dan memperhatikan pelajaran. (saat-saat ujian memang melelahkan ya?)
Di ruang guru, Kang Se Chan senang dengan pertanyaan yang dibuatnya, dia menyebut kalau itu adalah karya seni. In Jae melihatnya, dan bertanya apa pertanyaan yang Se Chan buat tidak terlalu panjang? Karena anak-anak tidak akan bisa mengerjakannya tepat waktu.
Se Chan beralasan kalau mengerjakan dengan cepat juga merupakan sebuah keterampilan.
Se Chan bahkan menjelaskan, kalau saat ujian kelulusan anak-anak bahkan tidak akan memiliki waktu 5 menit untu setiap pertanyaan, tapi karena ada pertanyaan yang lebih mudah, mereka hanya perlu mengerjakan 7-8 menit di masing-masing pertanyaan.
In Jae kembali bertanya, lalu bagaimana dengan siswa yang memiliki kemampuan rata-rata? Mereka tentu akan kewalahan dan susah menjawabnya.
Datanglah seorang guru yang mengeluh dengan keadaan anak-anak di kelas 2, yang bahkan masih bisa bermain saat ujian akan segera berlangsung. Bahkan anak-anak kelas 2 sama seklai tidak gugu dengan datangnya ujian. Mereka bertingkah seperti akan mengadakan piknik kelas.
Guru Uhm yang dari tadi diam ikut berkomentar, kalau kenapa mereka harus membuat pertanyaan yang tepat untuk anak-anak kelas 2, karena anak-anak itu bahkan tidak membaca atau melihat soalnya, dan hanya tidur saja.
Di kelas 2-2 In Jae sedang membagikan lembar kerja pada siswanya. In Jae bertanya apa mereka sudah belajar untuk ujian?
Eun Hye mengangkat tangannya dan bertanya, apa tidak bisa mereka belajar sendiri, karena banyak yang harus mereka pelajari. In Jae menjawab tegas kalau tentu tidak bisa, karena mereka belum bisa mngejar ketertinggalan. Lalu seorang siswi bertanya, kenapa mereka tidak bisa melakukannya?Bukankah guru Jung tidak ikut dalam menyusun soal ujian? Gang Joo akhirnya ikut bertanya benarkah guru Jung tidak ikut membuat soal?
“Siapa yang mengatakan itu?”
Min Ki merasa bersalah, karena sepertinya di atahu itu ulah ibunya.
In Jae mengatakan terlepas dari hal dia mengerjakan soal atau tidak, mereka tetap harus belajar, bahkan jika pertanyaan itu tidak muncul saat ujian.
In Jae menyuruh mereka memperhatikan lembar kerja yang sudah dia bagikan tadi, karena disana ada hal-hal yang harus mereka ketahui untuk ujian nanti.
Na Ri bertanya tidak bisakah mereka belajar sendiri?
In Jae akhirnya mengalah, dia mengatakan siapa saja yang ingin belajar sendiri diperbolehkan belajar sendiri. Tapi In Jae juga mengancam mereka, kalau sampai mereka ternyata tidak belajar dan tidak datang ke kelas tambahan, maka mereka akan dalam masalah. In Jae juga menekankan bagi mereka yang membutuhkan bantuan, bener-bener harus datang ke sesi tambahan hari ini.
Ada Nam Soon dan yang lucu Han Young Woo (gemes liat wajahnya)
Mereka sepertinya yang membutuhkan tambahan pelajaran dari in Jae, dan In Jae membagikan soal latihan untuk mereka kerjakan. In jae tiba-tiba pergi dan mneyuruh mereka untuk tetap disini dan membaca. Nam Soon dan Young Woo hanya saling pandang. Nam Soon bertanya “Mau pergi?”
In Jae menelpon Jung Hoo, dan meminta Jung Hoo membawa Yi Jyung dan Ji Hoon sekarang juga ke perpustakaan. Jung Hoo menjawab kalau dia tidak mau. In Jae mengancam, kalau sampai Jung Hoo, dan kawan-kawannya tidak datang dalam 5 menit, maka In Jae akan datang ke rumahnya, karena In Jae tahu dimana rumah Jung Hoo.
Bersambung ke part 2 ya.